Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Mekanisme penguatan pada meterial logam merupakan hubungan antar pergerakan


dislokasi dan sifat mekanik dari logam. Kemampuan suatu material logam untuk di ubah
secara plastis tergantung pada kemampuan dislokasi untuk dapat bergerak. Dengan
mengurangi pergerakan dislokasi, kekuatan mekanik dapat di tingkatkan, dimana sebabkan
energi mekanik yang di butuhkan untuk membuat deformasi plastik akan semakin besar.
Sebaliknya apa bila pergerakan dislokasi tidak ada yang menahan. Logam akan lebih mudah
untuk terdeformasi. Secara umum mekanisme penguatan yang digunakan pada material
logam akan lebih mudah untuk terdeformasi. Secara umum mekanisme penguatan larutan
padat, penguatan prespitasi dan penguatan batas butir.

Mekanisme penguatan memiliki 3 metode yaitu pengerasan tegangan (strain


hardening), penguatan larutan padat (solid soluction strengthening), penghalusan butin (grain
size reduction).

15567765433jjj
Jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
BAB II
PEMBAHASAN
Pengerasan tegangan (strain hardening)
Strain hardening (pengerasan regangan) adalah penguatan logam untuk deformasi plastik
(perubahan bentuk secara permanen atau tidak dapat kembali secara semula). Penguatan ini
terjadi karena dislokasi gerakan dalam struktur kristral dari material. Deformasi bahan
disebabkan oleh slip pada bidang kristal tertentu. Jika gaya yang menyebabkan slip
ditentukan dengan pengandaian bahwa seluruh atom pada bidang slip kristal serempak
bergeser, maka gaya tersebut akan besar sekali. Dalam kristal terdapat cacat kisi yang
dinamakan dislokasi. Dengan pergerakan dislokasi pada bidang slip yang menyebabkan
deformasi dengan memerlukan tegangan yang sangat kecil.
Kalu kristal di potong menjadi plat tipis dan di poles secara elektrolisa, maka akan terlihat di
bawah mikroskop elektron sejumlah cacat yang disebut dislokasi dislokasi merupakan cacat
kisi yang menentukan kekuatan bahan berkristal. Kerna adanya tegangan dari luars, dislokasi
akan bergerak kepermukaan luar, sehingga terjadi deformasi selama bergerak dislokasi
bereaksi satu sama lain. Hasil reaksi ada yang sulit bergerak. Yang sulit bergerak berfungsi
sebagai sumber dislokasi baru sehingga kerapatan dislokasi semakin tinggi semakin tinggi
kecepatan dislokasi semakin tinggi. Dislokasi semakin tinggi kerapatan dislokasi maka
semakin sulit dislokasi bergerak sehingga kekuatan logam akan naik.
Strain heardening(pengerasan regangan) terjadi selama pengujian tarik pada proses uji tarik
regangan akan bertambah sehingga kekuatan tarik. Kekuatan mulur dan kekersanya akan
meningkat pula sedangkan masa jenis dan hantaran listriknya akan menurun hal ini akan
mengakibatkan menurunnya keuletan.
Kristal logam mempunyai kekhasan dalam keliatan yang lebih besar dan pengutan yang luar
biasa sebagai contoh kekuatan mulur baja lunak sekitar 180 Mpa dan dapat ditingkatkan
sampai kira-kira 900 Mpa oleh pengerasan regangan. Inilah yang melatar belakangi mengapa
mekanisme pengerasan logam merupakan sesutu yang berguna. Tengangan di daerah elastis
samapai sekitar titik mulur dapat dengan jalan membagi beban oleh luas penamapang asal
batang uji, biasanya di pakai pada perancangan mesin-mesin. Tengan ini dinamakan tegangan
teknis atau tegangan nominal.
Ketika deformasi tambahan, maka luas penampang batang uji akan lebih kecil sehingga
tengangan dapat dinyatakan dalam tegangan sebenarnya. Kekuatan tarik atau kekuatan
maksmimum yang dinyatakan dalam tegangan teknis atau tengangan nominal sering dipakai
dalam bidang teknik, yaitu tengan dalam ordinat. Dinyatakan dalam tegangan nominal. Kalau
teganagan dinyatakan dalam tegangan sebenarnya

Dan dengan regangan teknik


Hubungan antara tegangan sebenarnya dan regangan sebenarnya didekati oleh persamaan

Dengan : n = eksponen pengerasan regangan (ukuran pengerasan)


l = koefisien kekuatan
K = konstanta
n = konstanta
K dan n adalah konstanta yang ditentukan oleh jenis bahan dan keadaan deformasi tertentu.
Gambar diatas menyatakan perbandingan antara kurva tegangan – rergangan teknis dan kurva
tegangan – regangan sebenarnya. Dan persamaan dapat dirumuskan :

Jadi kalau tegangan sebenarnya dan regangan sebenarnya diplot pada kertas grafik logaritma,
daerah deformasi plastis merupakan garis lurus, sedangkan gradiennya merupakan harga n.
Kalau keadaan deformasi tertentu diperhitungkan, regangan sebenarnya sama dengan
regangan memanjang dan melintang, atau regangan dari tarikan tekanan. Selanjutnya
regangan e’neck pada permulaan pengecilan setempat dari pengujuian tarik sama dengan
harga n.
Berikut adalah nilainK dan n :
Hubungan antara elastisitas dan strain hardening

Kemudian setelah melewati titik luluh Y akan mengalami deformasi plastis. Seperti yang
gtelah dijelaskan, deformasi berlanjut jika tegangan bertambah sehingga K lebih besar dari Y
dan n lebih dari 0. Flow curve biasanya dinyatakan dalam sebagai fungsi linear dengan
sumbu logaritma. Kebanyakan logam ulet (duclite) bersifat sebagai berikut :
Faktor yang memperngaruhi ;
Dengan diskolasi ;
Dengan perlakuan panas ;
Contoh pengerjaannya d roll ;
Data yang mendukungh contohnya material apa, kekuatannya berapa, dll.

Logam ulet akan lebih kuat ketika mereka terdeformasi plastis pada temperatur dibawah titik
leleh (<7230 C).
Alasan untuk pengerasdan regangan (strain hardening) adalah meningkatkan kerapatan
diskolasi dengan deformasi plastik. Jarak rata-rata antara penurunan diskolasi dan diskolasi
muilai memblokir gerakan satu sama lain.
Presentase cold work (%CW) sering digunakan untuk menyatakan tingkat deformasi plastis.’
Gambar 6. Grafik Stress dan Strain terhadap deformasi plastis dan pengerjaan dingin.
Ini adalaah alasan ujntuk pengaruh terhadap strain hardening. Yield strength dan hardness
akan meningkat sebagai akibat strain tetapi ductility (keuletan) akan menurun (material
menjadi lebih brittle(getas)). Efek Strain Hardening dapat dihilangkan dengan perlakuan
panas annealing
Fjgy
Grafik percent cold work terhadap yield strength. Tensile Strength, dan Ductility pada 1040
Steel Brass, dan Copper.
Yerr6
Pengerasan Endapan (Precepitation Hardeningh)
Pengerasan presipitasi, atau usia pengerasan, menyediakan salah satu mekanisme yang paling
banyak digunakan untuk penguatan paduan logam. Pemahaman dasar dan dasar untuk teknik
ini didirikan pada awal bekerja di US Bureau of Standars on Duralumin.
Pentingfnya saran teoritis untuk pengembangan paduan baru jelas dari catatan sejarah. Pada
akhir abad ke-19, besi cor adalah satu-satunya paduan komersial yang penting belum
diketahui teknologi barat pada zaman Romawi. Ketika usia pengerasan alumunium
ditemukan secara tidak sengaja oleh Wilm, selama tahun-tahun 1903-1911, dengan cepat
menjadi paduan komersial yang penting dibawah nama dagang Duralium.
Kekuatan dan kekerasan dari beberapa paduan logam dapat ditingkatkan dengan
pembentukan seragam tersebar sangat kecil pratikel fasa kedua dalam fase matriks asli dalam
proses yang dikenal sebagai presipitasi atau usia pengerasan. Pratikel endapan bertindak
sebagai hambatan untuk gerak dislokasi dan dengan demikian memperkuat paduan
dipanaskan. Banyak paduan alumunium berbasis, tembaga-timah, baja tertentu, nikel berbasis
super-paduan dan padua titanium dapat diperkuat dengan proses pengerasan usia.
Agar sistem paduan untuk dapat menjadi presipitasi-diperkuat, harus ada solusi yang solid
teminal yang meiliki kelarutan padat menurun karena penurunan suhu. Al-Cu (Duralium
adalah paduan alumunium kelompok 2XXX) diagram fasa ditunjukan pada gambar 1
menunjukkan jenis penurunan sepanjang solvus antara a dan a+0 daerah. Pertimbangan 96wt
% Al-paduan Cu 4wt% yang dipilih karena ada degrease besar dikelarutan padat larutan a
padat dalam mengurangi suhu dari 550 derajat C sampai 75 derajat C.
Ytt77it
Gambar 1 : The end kaya akan alumunium dari diagram fasa Al-Cu menunjukkan tiga
langkah dalam perlakuan panas usian pengerasan dan mikro yang dihasilkan.
Dlam upaya untuk memahami penguatan dramatis paduan ini, Paul D. Merican dan rekan-
rekannya mempelajari kedua pengaruh berbagai perlakuan pansa pada kekerasaan alloy dan
pengaruh komposisi kimia pada kekerasan. Di antara yang paling penting dari temuan mereka
adalah pengamatan bahwa kelarutan CuAl2 dalam alumuniuim meningkat dengan
meningkatnya suhu.
Meskipun fase tertentu yang bertanggung jawab untuk pengerasan ternyata terlalu kecil untuk
diamati secara lamngsung, pemeriksaan optik mikro memberikan identifikasi beberapa
tahapan lain yang hadir. Para penulois melanjutkan untuk mengembangkan penjelasan
mendalam untuk perilaku pengerasan Duralium yang cepat menjadi model yang tak terhitung
yang modern paduan kekuatan tinggi telah dikembangkan.
Mereka meringkus empat fitur utama dari teori Duralim asli :
Usia-pengerasan ini dimungkinkan karena hubungan-suhu kelarutan konstituen pengerasan
dalam alimunium ;
Konstituen pengerasan adalah CuAl2 ;
Pengerasan disebabkan oleh pengendapan konstituen dalam bentuk lain daripada depresi
atom, dan mungkin dalam bentuk molekul, koloid, atau kristal halus ;
Efek pengerasan CuAl2 dalam alumunium dianggap berkaitan dengan ukuran pratikelnya.
Proses presipitasi – pengerasan melinatkan tiga langkah dasar :
Solusi pengobatan, atau Solutionizing, adalah langkah pertama dalam proses presipitasi –
pengerasan dimana paduan dipanaskan atas suhu solvus dan direndam disana sampai larutan
padat homogen ( a ) diproduksi. Presipitat 0 dilarutkan dalam langkah ini dan setiap segregasi
hadir dalam paduan asli berkurang.
Quenching adalah langkah kedua dimana a padat didinginkan secara cepat membentuk
larutan padat jenuh dari aSS yang berisi kelebihan tembaga dan bukan merupakan struktur
keseimbangan. atom tidak punya waktu untuk berdifusi ke situs nukleasi potensial dan
dengan demikian presipitat 0 tidak membentuk.
Aging adalah langkah ketiga dimana a jenuh, aSS, dipanaskan dibawah suhu solvus untuk
menghasilkan endapan terdispresi halus. Atom berdifusi hanya jarak pendek pada suhu
penemuan ini. Karena a jenuh tidak stabil, atom tembaga ekstra menyebar ke berbagai situs
nuklesai dan presipitat tumbuh. Pembentukan endapan terdispresi halus dalam paduan adalah
tujuan darinproses presipitasi - pengerasan. Presipitat baik dalam paduan menghambat
pergerakan dislokasi dengan memaksa dislokasi baik meotong melalui pratikel yang
diendapkan atau pergi di sekitar mereka. Dengan membatasi gerakan dislokasi selama
deformasi, paduan diperkuat.
Umur pengerasan – hujan. Paduan alumunium terkuat (2xxx, 6xxx 7xxx dan) yang
diproduksi oleh usia pengerasan. Sebuah despresi halus endapan dapat dibentuk dengan
perlakuan panas yang tepat.
Model umum untuk dikomposisi diberikan, diikuti dengan rincian dari urutan curah hujan di
4. Sistem paduan khusus : Al - Cu, Al - Cu - Mg - Si dan Al - Zn - Mg. Sistem Al – Cu
digunakan sebagai contoh utama dari dekomposisi, yaitu :
Gambar
Umur pengerasan penguatan, 3 mekanisme utamanya adalah
Koherensi pengerasan regangan ;
Pengerasan kimia ;
Dispersi pengerasan.
Hasil koherensi pengerasan regangan dari interaksi antara dislokasi dan medan regangan di
sekitar zona GP / atau endapan yang koheren.
Hasil peningkatan kimia dari oeningkatan stress diterapkan diperlukan untuk dislokasi untuk
memotong melalui koheren (atau semi-koheren) mengendap. Hal ini pada gilirannya
tergantung pada sejumlah faktor, termasuk :
Daerah ekstra antarmuka dan karenanya energi-antara endapan dan matriks ;
Kemungkinan penciptann anti-batas fase (APB) dalam suhu endapan memerintahkan dan
perubahan pemisahan jarak antara dislokasi disosiasi karena energi susun berbeda dari
matriks dan mengendap ;
Dispresi pengerasan terjadi pada paduan yang mengandung presipitat koheren atau pratikel-
yaitu biasanya mereka yang telah overged. Pengerasan ini hasil dari tengangan geser
meningkat diperlukan untuk dislokasi oleh-melewati rintangan ini.
Sebagaimana duisebutkan diatas, reaksi curah hujan di Al-Cu yang cukup kompleks. Tetap
kesetimbangan CuAl2 sulit untuk nukleasi sehingga pe,bentukannya didahului oleh
serangkaian endapan metastabil. Guinier dan Preston pertama kali menemukan banyak
fenomena pengerasan usia. Dua endapan pertama yang terbentuk di urutan, oleh karena itu,
yang dikenal sebagai zona GP. GPI terdiri dari 10 piring-kaya tembaga diameter nm pada
(100) Al pesawat. Ini berkembang menjadi zona GP2 yang jugha piringh kohoren 10 mm
tebal dan diameter 150nm. Ibi menyebabkan pengerasan maksimal. Theta ‘0’ endapan
kemudian mengganti zona GP sebagai pratikel semi-koheren, tahap yang dikenal sebagai
over-penuaan karena kekerasan mulai menurun. Fase kesetimbangan CuAl2 memiliki
struktur kristal tetragonal dan akan memberikan kontribusi sedikit kekerasan.
Dalam bidang 6000 paduan seri pengerasan presipitasi alumunium, misalnya, model proses
telah mampu memnjelaskan pengaruh memuaskan diinduksi curah hujan pada cacat
struktural pada potensi pengerasan selama isotermal suhu rendah paduan.
The ketangguhan retak 7000 paduan seri telah terkait dengan beberapa unsur mikro yang
dihasilkan dalam perlakua thermo-mekanis dalam model fenomenologis. Strategi umum
pemodelan proses adalah dengan menggunakan persamaan individu yangh telah
dikembangkan untuk eksperimen didefinisikan dengan baik dan mencvoba untuk
menintegrasikan mereka dengan cara yabg terintegrasi untuk situasi praktis yang telah lebih
kompleks dimana efek ditambah beroperasi.
Namun, penjelasan yang baik amsih kurang ketika beberapa fenomena ini secara bersasmaan
operasi. Pemahaman presipitasi kompetitif beberapa fase (metastabil dan stabil) dibeberapa
situs nukleasi ( misalnya homogen dan cacat struktual) sangat terbatas, serta pemahaman
geser tersebut/oleh-melewati transisi menuju kenkuatan maksimum untuk pengerasan
presipitasi bahan. Perilaku pengerasan regangan bahan yang mengandung endapan ( dan
dengan demikian tentu larutan padat) kurang dipahami, dan memprediksi ketangguhan patah
dalam kasus dimana beberapa mode fraktur secara bersamaan operasi tidak mungkin dalam
kondisi sekarang ini.
Penguatan Larutan Padat (Solid Solutir Strengthening)
Paduan umumnya logam paduan lebih kuat dibandingkan dengan logam murni, karena
impuritas atom yang masuk kedalam larutan padat memaksakan tegangan kisi disekeliling
atom induknya.
Interstisial atau impuritas substitusi dalkam sebuah larutan akan mengakibatkan regangan
kisi. Dan hasilnya impuritas ini nakan berinteraksi dengan bidang dislokasi regangan dan
menghambat pergerakan dislokasi.
Impuritas cenderung menyebar dan memisahkan disekitar inti (core) dislokasi untuk
menemukan atom yang sesuai dengan radiusnya. hal ini akan menurunkan tegangan energi
keseluruhan dan “jangkar” dislokasi.
Eurtuiy
Gambar 3. Pergerakan inti dislokasi menjauh dari gerakan impuritas ke daerah kisi dimana
tegangan atom lebih besar (daerah tegangan dislokasi yang tidak terkompensasi oleh
impuritas atom).
Ugtutu
Gambar 4. Impuritas penyebab dislokasi.
Impuritas substitutional lebih kecil dan lebih besar cenderung untuk menyuebar ke area
tegangan sekitar dislokasi yang menyebabkan penghapusan impuritas dislokasi tegangan kisi.
Fuytiug
Gambar 5. Grafik perbandingan konsentrasi Nikel terhadap Tensile Strength dan Elongation.

Anda mungkin juga menyukai