Anda di halaman 1dari 5

Ujian Ilmu bahan dap eng.

Korosi

Sifat buku tertutup, 90 menit ; tgl 26/3-‘10

1. a) Bagaimana membedakan bahan yang ulet dengan bahan yang tangguh,


Uraikan.

Keuletan merupakan kemampuan bahan untuk mengalami deformasi/pertambahan


panjang ketika diberi beban/gaya tarik. Bahan yang ulet akan mengalami deformasi
plastis/regangan permanen yang lebih tinggi sebelum patah. Pada bahan yang ulet, jika
tarikan bertambah maka regangan juga akan bertambah dan pada suatu keadaan, kekuatan
tarik maksimum/ ultimate strength dicapai. Lewat dari tegangan ini, penampang logam
makin mengecil dan mencapai neck, dan logam akan putus/ fracture.
a. Bahan tidak ulet, tidak ada deformasi plastis (contoh : besi cor)
b. Bahan ulet dengan titik luluh (contoh : baja karbon rendah)
c. Bahan dengan titik luluh yang tidak jelas (contoh : alumunium)
d. Kurva dengan tegangan sesungguhnya

Sedangkan, bahan dengan ketangguhan tinggi memiliki keuletan dan kekuatan tinggi.
Pengukuran ketangguhan dapat pula dilakukan dengan uji impak. Pada uji impak, bahan
yang tangguh akan membutuhkan energi yang lebih tinggi dalam mematahkan benda
tersebut dengan pendulum, di mana energi yang dibutuhkan diukur dari perbedaan
ketinggian ayunan sebelum dan sesudah mematahkan benda uji. Sifat ketahanan impak
ini sangat dipengaruhi oleh temperatur pengujian. Bahan-bahan yang memiliki
ketangguhan baik pada temperatur ruang, seringkali britel pada temperatur rendah.

b) Bagaimana caranya mendapatkan bahan yang berketangguhan tinggi, uraikan.

a. Proses Pemaduan
Dengan menambahkan elemen-elemen pemadu dalam logam tersebut, maka
kekuatan logam tersebut dapat ditingkatkan. Dalam hal ini atom-atom elemen
pemadu dapat menaikkan efek rintangan terhadap pergeseran atom-atom dalam
kristal karena elemen pemadu tersebut menempati rongga dari logam murni.
Rongga yang semakin kecil juga menyebakan kerapatan logam menjadi semakin
besar dan logam semakin tangguh dalam menahan beban.

b. Proses Penguatan dari Batas Kristal


Logam dibuat mempunyai kristal majemuk melalui perbaikan batas kristal
sehingga batas kristal tersebut dapat berperan sebagai penghalang terhadap
pergerakan dislokasi sehingga kekuatan bahan menjadi lebih tinggi.

c. Proses Penguatan dengan Efek Pengerjaan Dingin


Untuk meningkatkan kekuatan logam lebih jauh, setelah proses pengerjaan panas,
biasanya dilanjutkan dengan proses pengerjaan dingin (cold work). Misalnya
pada pembuatan baja, setelah pelat baja dihasilkan dari pengerolan panas biasanya
dilanjutkan dengan pengerolan dingin. Hasil pengerolan panas belum memberikan
kekuatan yang tinggi terhadap pelat, tetapi setelah diberikan pengerolan dingin,
maka pelat tersebut akan mengalami peningkatan kekuatan. Efek ini sering
disebut efek strain hardening atau efek penguatan/ pengerasan karena regangan.

d. Pengerasan dengan Struktur Martensit


Untuk mengeraskan baja sering dilakukan dengan membentuk struktur martensit.
Hal ini dicapai dengan memanaskan baja hingga mencapai fasa austenit dan
kemudian didinginkan dengan cepat melalui pencelupan kedalam air atau media
pendingin lainnya. Kekerasan martensit dalam baja sangat dipengaruhi oleh kadar
karbon. Dan struktur martensit memberikan penghalang yang sangat kuat
terhadap pergerakan dislokasi.

e. Penguatan dengan Partikel Halus dalam Kristal


Pembentukan partikel halus dapat dicapai melalui pengubahan tingkat kelarutan
dari suatu unsur atau senyawa dari suatu paduan atau menambahkan partikel-
partikel yang keras seperti oksida atau karbida ke dalam logam. Cara yang
pertama menghasilkan precipitation hardening atau age hardening, sedangkan
cara yang kedua menghasilkan dispersion hardening.

c). Apa yang menyebabkan dinding kapal Titanic lancur lebur karena menabrak
gumpalan es.

Pada umumnya logam – logam memiliki ketangguhan yang baik pada temperatur ruang,
namun seringkali mengalami perubahan struktur dan menjadi britel/rapuh pada
temperatur rendah. Pada kasus kapal Titanic, para engineer tidak melakukan uji
ketangguhan logam pada temperatur rendah. Karena para engineer tidak mengantisipasi
bahwa logam badan kapal akan berada pada kondisi dengan temperatur sangat rendah,
sehingga badan kapal Titanic hancur lebur ketika menabrak gunung es di laut Antartika.

2. Sebagai bahan untuk peralatan industri teknik kimia perlu diperhatikan sifat2
mekanisnya.Uraikan dengan jelas sifat2 tersebut..

Pengertian umum dari sifat mekanis adalah kemampuan bahan untuk memberikan
respons terhadap gaya-gaya yang bekerja dari luar. Diantara sifat mekanis yang
terpenting adalah elastisitas dan modulus Young, deformasi plastis dan kurva stress-strain
dll, sampai sifat ketahanan creep/pemuluran.
• modulus elastisitas:
Material yang memiliki elastisitas, salah satu contohnya adalah logam, apabila diberikan
gaya tarik, maka akan mengalami pertambahan panjang. Modulus Young (E), yang
menyatakan besarnya tegangan(gaya per satuan luas penampang) yang diperlukan untuk
menimbulkan regangan(pertambahan panjang) sebesar 100% (satu satuan regangan).
• Sifat Fatigue
menyatakan ketahanan logam terhadap siklus pembebanan berulang atau dinamis. Pada
tahap kelelahan/fatigue, material akan mengalami kerusakan pada tegangan yang jauh
lebih rendah dibanding yang dibutuhkan pada pembebanan statis.
• Keuletan: Besarnya deformasi plastis /regangan permanen sebelum patah
• Kekuatan luluh: Ketahanan terhadap deformasi mula (elastis)
• Keausan
• Kuat Tarik: Kekuatan maksimum (pascal)
• Kekerasan: ketahanan bahan terhadap indetansi plastis.
• Ketangguhan: Jumlah energi yang diserap sampai terjadi perpatahan (joule)
• Creep: Gejala pemuluran bahan, terutama teramati pada temperatur tinggi,
ketahanan pemuluran sangat dibutuhkan.

3.a) Bagaimana ciri2 bahan yang mengalami fatique dan bagaimana proses
terjadinya.

Ciri-ciri bahan yang mengalami fatique: bahan mengalami kerusakan tanpa petunjuk
awal, bahan patah dan terlihat rapuh tanpa deformasi pada patahan tersebut, material
mengalami kerusakan pada tegangan yang jauh lebih rendah dibanding yang dibutuhkan
pada pembebanan statis, terdapat “garis-garis pantai” yang merupakan tanda penjalaran
retakan akibat tidak mampu lagi menahan beban yang bekerja.

Proses terjadinya: adanya siklus pembebanan yang berulang atau dinamis secara terus
menerus, misalnya pada kompresor, turbin atau rangka bangunan yang sering mengalami
getaran dll → pembentukan awal retak atau dalam bentuk neck → penjalaran retak →
komponen mengalami patah.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan fatigue adalah :


• Adanya siklus pembebanan yang berulang atau dinamis secara terus menerus
• Tegangan dinamis maksimum yang bekerja cukup besar
• Desain konstruksi yang rentan terhadap fatigue

b)Dan bagaimana pula proses Creep terjadi dan juga ciri2nya.

Gejala pemuluran bahan, terutama teramati pada temperatur tinggi, ketahanan


pemuluran sangat dibutuhkan. Hal ini diharapkan agar umur dari peralatan tersebut lebih
panjang. Dan dapat juga dikatakan bahwa logam mengalami pembebanan pada waktu
yang lama pada suhu yang tinggi sehingga terjadi perpanjangan awal, lalu diikuti oleh
daerah yang laju pertumbuhan panjangnya menurun terhadap waktu.
Creep I:
• Regangan mula-mula, terjadi pengurangan laju creep
• Ketahanan terhadap creep masih tinggi
Creep II:
• Laju creep konstan
• Terjadi dalam kurun waktu yang lama
Creep III:
• Percepatan laju creep
• Necking terbentuk, pengurangan luas penampang, meningkatkan laju regangan

4.a) Sebut pula cirri logam Non ferro

Bukan merupakan besi, bisa berupa Al, Pb, Mg, Sn, Zn, Ni

b).Dan bagaimana memperbaiki sifat mekanik logam Non Ferro

Tidak digunakan dalam kondisi murni, namun digunakan sebagai paduan (alloy) dari
bahan lain, umumnya baja. Kecuali emas, perak, dan platina karena sudah memiliki sifat
yang baik

c).Namun logam ini sangat baik dalam dua hal ,uraikan.

Ketahanan kimia yang baik (tahan karat)

Daya hantar listrik yang baik

5. Apa yang dimaksud dengan proses difusi dari suatu logam dan tuliskan juga persa-
maan yang digunakan dan jelaskan,
Bila atom mengisi kekosongan, maka terjadi lubang baru. Kekosongan baru dapat
diisi atom lain secara acak dari tetangga mana saja biasa disebut sebagai Gradien
Consentrasi (GC). Hasil bersih aliran atom/ molekul disebut difusi.

J = -D (dC/ dX)

Dengan :

• J = Flux Atom

GC = (C2 – C1)/ (X2 – X1) = Gradien Konsentrasi

D = Koefisien Difusi = Difusifitas

(tanda negatif jika flux bergerak arah berlawanan arah gradien)

C = Konsentrasi

X = Jarak yang ditempuh

• Difusifitas tergantung pada jenis atom yang larut, struktur padat dan perubahan
suhu. Perbedaan nilai difusifitas disebabkan oleh :Suhu naik, difusifitas naik

#usahakan bekerja sendiri#

Anda mungkin juga menyukai