deformasi, dalam skala mikroskopis. Dislokasi dibedaka atas 2 jenis, secara model ekstrem :
1. dislokasi sisi, (garis dislokasi tegak lurus terhadap vektor slipnya, dan arah gerakan dislokasi
searah dengan vektor Burgernya).
2. dislokasi ulir, (garis dislokasi searah dengan vektor Burger, arah gerakan dislokasi tegak lurus
terhadap vektor Burger).
Pengaruh pengerjaan dingin terhadap sifat logam adalah, deformasi akan menyebabkan naiknya
kekerasan, naiknya kekuatan, tatapi disertai dengan turunyanya keuletan. Untuk mengembalikan
logam kesifat semula (lunak dan ulet) perlu dilakukan proses pemanasan terhadap benda kerja
yang telah mengalami pengerjaan dingin.
Pengaruh pemanasan setalah pegerjaan dingin, perubahan sifat akibat pemanasan tergantung
pada temperatur dan waktu pemanasan. Prinsip dasarnya ialah bahawa pemanasan terhadap
benda kerja yang telah mengalami deformasi akan menurunkan kerapatan dislokasinya.
Pemanasan pada daerah yang dibawah temperatur rekristalisasai akan menyebabkan dua hal :
1. terjadinya gerakan dislokasi difusi yang disebut gerakan memanjat (climb).
2. adanya pengaturan kembali susunan dislokasi yang tadinya kurang teratur menajdi lebih
teratur. Peristiwa ini disebut poligonisasi.
Pengaruh deformasi terhadap temperatur rekristalisasi. Temperatur rekristalisasi, yaitu pada
mulai terjadinya nukleasi inti-inti baru, bukanlah suatu titik yang tetap sebagimana halnya titik
cair logam. Deformasi menyebabkan kenaikan energi dalam pada logam, yaitu dalam bentuk
kerapatan dislokasi yang lebih tinggi.
*Proses pembentukan selalu diberikan gaya pembentukan agar deformasi plastic terjadi. Gaya
apa saja yang menghasilkan deformasi plastic dan berikan contohnya !
Dalam grafik tegangan-regangan terdapat yang namanya batas luluh (yield strength). Deformasi
elastis berada dibawah batas luluh, sedangkan untuk deformasi plastis berada/melawati batas
luluh suatu material. Sedangkan pengertian batas luluh (Titik Luluh/Yield Point) adalah batas
dimana material akan terus mengalami deformasi tanpa adanya penambahan beban. Gaya yang
menghasilkan deformasi plastis adalah dilakukannya pembakaran dengan temperature
pengerjaan, baik panas maupun dingin serta perlakuan terhadap material dengan gaya tarik, dan
gaya tekan. Pipa jenis API 5L dimana yield strengthnya (kekuatan luluh) adalah 52000 psi yang
artinya karakter elastis pada material tersebut adalah 52000 psi.
*Mekanisme deformasi logam dalam kaitannya dengan teknik pembentukan logam, Deformasi
dapat dilihat sebagai perubahan bentuk dan ukuran, secara makroskopis. Perubahan tersebut
dibedakan atas deformasi elastis dan deformasi plastis. Sedangkan, hakekat proses pembentukan
logam adalah menggusahakan deformasi plastis yang terkontrol, namun dalam berbagai hal
pengaruh deformasi elastis cukup besar sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja. Dari
penjelasan awal diatas, dapat dijelaskan mekanisme deformasi logam dalam kaitannya dengan
teknik pembentukan logam, yaitu : Perubahan bentuk, secara mikro, baik deformasi elastis
maupun deformasi plastis, disebabkan oleh bergesernya kedudukan atom-atom dari tempatnya
yang semula.
*Pengaruh temperatur terhadap sifat mekanik material dalam proses pengerjaan panas,
dikarenakan temperatur dan waktu pemanasannya. Kekuatan dan keuletan logam yang telah
dideformasi dapat diukur dengan mengubah kondisi pemanasannya. Logam yang dikerjakan
dengan pengerjaan dingin, akan bersifat keras dan kuat, tetapi relatif getas. Sedangkan
pengerjaan panas pada logam akan bersifat lunak dan ulet, proses ini disebut dengan fully
annealed.
*Hubungan deformasi dengan dislokasi :
a. Akibat adanya tegangan, maka dislokasi akan bergerak menuju permukaan luar, sehingga
terjadi deformasi.
b. Selama bergerak, dislokasi dislokasi tersebut bereaksi satu dengan yang lainnya. Hasil
reaksinya ada yang mudah bergerak dan ada pula yang sukar bergerak.
c. Hasil reaksi yang sukar bergerak justru akan berfungsi sebagai sumber dislokasi baru,
sehingga kecepatan dislokasi akan bertambah (dari 106 : 108 dislokasi per cm2 dapat naik
menjadi 1010 :1011 dislokasi per cm2 ).
d. Akibat naiknya kerapatan dislokasi, maka gerakan dislokasi akan lebih sulit akibat makin
banyaknya hasil reaksi yang sukar bergerak.
e. Akibat nyata dari sukarnya gerakan dislokasi adalah naiknya kekuatan logam.
1. Kenapa proses penempaan logam sangat banyak diaplikasikan di Industri, dikarenakan logam
memiliki ketangguhan (tough) serta sifat bahan yang ulet (ductile) sehingga dapat dibentuk
melalui proses penempaan. Proses tempa juga memiliki keunggulan berupa kekuatan dan
ketangguhan yang lebih baik dibanding dengan proses lainnya, sehingga sangat cocok untuk
membuat komponen yang aplikasinya handal terhadap tegangan yang tinggi ( highly stress ).
Keuntungan dari operasi penempaan lainnya yaitu struktur kristal yang halus dari logam, tertutup
lubang-lubang, waktu pemesinan yang menyebabkan meningkatnya sifat-sifat fisis.
Bagaimana proses penempaan digunakan di Industri, proses penempaan dilakukan dengan cara
menaikkan temperature dan tekanan yang bertujuan untuk menambah kekuatan ikatan antar
benda yang akan digabungkan.
2. Perbedaan antara penempaan dengan cetakan terbuka dan cetakan tertutup :
Penempaan dengan cetakan terbuka, dilakukan diantara dua cetakan datar atau cetakan yang
bentuknya sangat sederhana. Penempaan cetakan terbuka digunakan pada pembentukan awal
benda kerja untuk penempaan cetakan tertutup.
Sedangkan penempaan dengan cetakan tertutup, benda kerja dibentuk diantara dua pasang
cetakan yang akan menghasilkan bentuk akhir yang diinginkan. Benda kerja dibentuk dibawah
tekanan tinggi dalam suatu rongga tertutup, dan demikian dapat dihasilkan produk yang
mempunyai dimensi yang ketat. Pada penempaan cetakan tertutup, semula bilet-bilet tempa
diatur pinggirannya agar dapat diletakkan di tempat yang tepat untuk proses penenmpaan
berikutnya.
3. Pemahaman saya tentang penempaan metalurgi serbuk,, adalah penempaan yang
menggunakan serbuk metal (powder) yang dimana logam lebih tercampur secara homogeny
dalam pemaduaan beberapa material yang tidak sama dan lebih mampu untuk mengendalikan
porositas.
4. Mengapa proses pengerolan sangat banyak digunakan di Industri.
Rolling adalah proses pembentukan logam dengan cara menggiling logam tersebut di antara dua
atau lebih rol-rol penggiling yang berputar. Penggunaan rolling dalam dunia Industri
dikarenakan, sebuah kemudahan dalam proses pengerjaan untuk mengurangi ketebalan logam
dan kemudahan dalam membentuk suatu logam. Rolling Mill bisa dilakukan dengan pengerjaan
panas maupun pengerjaan dingin. Mesin pembentukan rol terdiri dari pasangan rol yang secara
progresif memberi bentuk pada lembaran logam yang diumpankan secara continue. Salah satu
akibat dari proses dari pengolahan adalah penghalusan butir yang disebabkan rekristalisasi.
Struktur yang kasar, kembali menjadi struktur memanjang akibat pengaruh penggilingan. Pada
proses pengerolan suatu logam, ketebalan logam mengalami deformasi terbanyak. Adapun
lebarnya hanya bertambah sedikit. Pada operasi pengerolan, keseragaman suhu sangat penting
karena berpengaruh pada aliran logam dan plastisitas. Proses pengerjaan panas dengan
pengerolan ini biasanya digunakan untuk membuat rel, bentuk profil, pelat dan batang.
Keuntungan dari pengerolan adalah benda kerja memiliki strength tinggi, biaya cost produksi
lebih rendah dan laju produksi lebih tinggi dibanding dengan proses cuttin
5. Perbedaan antara pengerolan panas dan pengerolan dingin.
Pengerjaan panas ialah proses pembentukan logam di atas dari suhu rekristalisasi. Pada proses
pengerjaan ini tidak terjadi kenaikan tegangan lulur, kekerasan dan penurunan keuletan bahan,
contohnya Shape Rolling dan Rolling Forging Shape Rolling yang umumnya mengerjakan
bagian-bagian yang kecil, misalnya ulir dan dikerjakan pada pengerjaan panas. Sedangkan
pengerolan dingin logam berada dibawah suhu rekristalisasi, pengerolan logam dengan proses
seperti ini menggunakan gaya yang lebih besar dari pengerolan panas. Biasanya, pengerolan
dingin dilakukan pada baja karbon rendah, contoh Rolling Forging yang dikhususkan pada
pengerjaan dingin dan bagian yang besar.
Roll Bending biasanya digunakan untuk membentuk silinder. Bentuk-bentuk lengkung atau
lingkaran dari pelat logam.
1. Kriteria Luluh :
Suatu logam terdeformasi merupakan hal yang penting dari proses pembentukan logam, menuju
deformasi plastis. Secara umum, titik luluh tergantung pada material berhubungan dengan
mobilitas geser dari atom-atom.
Kriteria luluh dalam proses pembentukan logam, secara umum adalah peristiwa penyusunan
kembali atom-atom atau molekul secara permanen. Penyusunan kembali atom-atom ditandai
dengan adanya tegangan luluh, (yield) yaitu tegangan dimana logam mulai terdeformasi plastis,
yang merupakan salah satu sifat material yang sensitive terhadap mikrostruktur. Pada logam
khususnya, kekuatan luluh tergantung pada susunan-susunan atom di dalam Kristal dan
mekanisme deformasi geser yang terjadi.
Fakta penting dari kriteria luluh, adalah tidak boleh tergantungnya sumbu atau orientasi bidang
terhadap bahan isotropis. Artinya, kriteria luluh haruslah merupakan fungsi invariant tegangan
yang tidak tergantun pada pilihan sumbu atau bidang orientasi yang kita pilih. Untuk logam ulet
(ductile) terdapat dua buah kriteria luluh yang penting, yaitu Kriteria Von Mises dan Kriteria
Tresca.
2. Kriterial luluh Tresca :
Teori Tegangan Geser Maksimum, atau Tresca berisi bahwa luluh akan terjadi pada saat tegangan
geser maksimum (terbesar) mencapai nilai kritisnya. Criteria luluh tresca tidak semata-mata
tergantung pada nilai tegangan normal, tetapi tergantung pada tegangan geser maksimum yang
dihasilkan oleh suatu system tegangan tertentu.
Kriteria luluh tresca dengan mudah dijelaskan menggunakan lingkaran Mohr dari suatu system
tegangan. Peluluhan akan tergantun pada ukuran dari lingkaran Mohr, tidak pada posisinya.
3. Kriteria luluh Von Mises :
Pada tahun 1913 Von Mises mengajukan pendapatnya bahwa luluh pada system tegangan yang
kompleks akan terjadi pada saat deviator kedua dari invariant tegangannya melewati suatu nilai
kritis tertentu. Persamaan ini adalah persamaan matematis yang ternyata konsisten dengan fakta
empiris. Hasil percobaan menunjukkan bahwa material yang bersifat anisotropis, kriteria luluh
tidak tergantung pada sumbu atau orientasi bidang, atau dengan kata lain merupakan suatu fungsi
invarian dari tegangan.
Sedangkan, Hencky (1924) memberikan tafsir persamaan matematis yang telah diajukan oleh
Von Mises tersebut. Hencky mengajukan pendapatnya bahwa luluh akan terjadi pada saat energi
distorsi atau energi regangan geser dari material mencapai suatu nilai kritis tertentu. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa energi distorsi adalah bagian dari energi regangan total per unit
volume yang terlibat di dalam perubahan bentuk. Bagian lain adalah bagian yang berhubungan
dengan perubahan volume.
4. Perbedaan Antara Kriteria Luluh Tresca Dengan Kriteria Von Mises :
Perbandingan/perbedaan keduanya secara umum dapat dilihat dari superposisi lokus luluh untuk
kedua kriteria tersebut. Walaupun pada beberapa titik kedua kurva tersebut saling berhimpit,
tampak bahwa titik-titik luluh untuk Tresca lebih kecil nilainya pada titiktitik yang lain jika
dibandingkan dengan Von Mises. Dengan selisih terbesar pada keadaan tegangan geser murni,
yaitu sebesar 115.5%.
Secara umum di dalam konteks desain, dapat dikatakan bahwa kriteria Tresca lebih bersifat
konservatif, karena memprediksi luluh pada nilai yang sama atau lebih rendah dari pada criteria
Von Mises. Atau dengan kata lain, di dalam desain, di mana tidak diharapkan terjadi luluh,
kriteria Tresca lebih memberikan jaminan. Namun sebaliknya, di dalam proses pembentukan
logam, di mana yang diharapkan adalah deformasi plastis, terlihat bahwa kriteria Von Mises akan
lebih memberikan kepastian.
Pengolahan Logam (Metal Working) dan Pembentukan Logam (Metal
Manufacturing)
Pengolahan logam (metal working) merupakan seni mengolah logam unuk membuat perkakas
atau suku cadang mesin. Istilah metal working mencakup semua pekerjaan logam yang luas,
mulai dari pembuatan kapal-kapal besar dengan koponen baja yang besar dan keras,
pembuatan kilang minyak lepas pantai atau pengeboran sampai pembuatan instrumen mesin
yang presisi dan pembuatan perhiasan yang kecil dan halus. Maka dalam bidang metal working
mencakup banyak keahlian, keterampilan dan penggunaan berbagai macam peralatan.
Sejarah Pengolahan Logam
Proses pengolahan logam telah dimulai sejak sekitar 6000 tahun Sebelum Masehi. Logam awal
ditemukan adalah Emas (6000 SM) dan tembaga (4200 SM). Tujuh logam purbakala adalah:
Emas (6000 SM), Tembaga (4200 SM), Perak (4000 SM), Timbal (3500 SM), Timah (1750 SM),
Peleburan Besi (1500 SM) dan Air Raksa (750 SM). Antara tahun 5000 SM lembaran tembaga
dibuat dengan cara dipukul. Artefak tembaga lebur dari tahun 3600 SM ditemukan di lembah
sungai Nil.
Sepanjang sejarahnya, metal working mencakup perdagangan, seni, hobi, dan industri yang
berkaitan dengan metalurgi. Sebuah seni dan karya yang diperdagangkan dan sebagai industri
yang sudah mengakar sejak zaman dahulu. Menyebar luas ke seluruh kebudayaan peradaban.
Menilik dari periode sejarah Firaun di Mesir, raja Vedic di India, sampai peradaban Maya di
Amerika Utara yang merupakan populasi yang tertua, logam mulia memiliki nilai penting dan
terkadang menjadi awal mula terbentuknya hukum kepemilikan, distribusi, dan perdagangan
yang dipegang teguh dan disetujui oleh masyarakat pada saat itu.
Seiring berjalannya waktu, logam menjadi hal yang biasa dan menjadi lebih kompleks.
Pengolahan logam sangat tergantung pada ekstraksi dari logam yang kemudian diaplikasikan
untuk membuat perhiasan, membuat mesin elektronik yang lebih efisien, dan untuk kebutuhan
industri dan aplikasi teknologi mulai dari konstruksi sampai kontainer, rel dan alat transportasi
udara. Tanpa logam, barang-barang dan jasa akan berhenti bergerak di seluruh dunia.
Metal Manufacturing
Proses pembentukan logam atau lebih sering disebut dengan metal manufacturing pun
berkembang pesat. Tujuan utama pembentukan logam adalah untuk membuat komponen dari
material logam yang memenuhi persyaratan bentuk dan ukuran, serta struktur yang mampu
melayani kondisi alat atau mesin tertentu. Ada beberapa metoda pembentukan geometri
(bentuk dan ukuran) dari logam yang dikelompokan menjadi beberapa kelompok dasar proses
pembuatan (manufacturing proces) yaitu: proses pengecoran (casting), proses pemesinan
(machining), proses pembentukan logam (metal forming), proses pengelasan (welding),
perlakuan panas (heat treatment), dan proses perlakuan untuk mengubah sifat karakteristik
logam pada bagian permukaan logam (surface treatment).
1. Proses pengecoran (casting)
Casting merupakan suatu teknik pembuatan perkakas/produk dimana logam dicairkan dengan
pemanasan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang
serupa dengan bentuk asli dari perkakas/produk cor yang akan dibuat.
2. Proses pemesinan (machining)
Proses pemotongan logam atau yang lebih dikenal sebagai proses pemesinan adalah proses
pembuatan dengan cara membuang beberapa bagian material yang tidak diinginkan pada
benda kerja sehingga diperoleh geometri produk dengan bentuk, ukuran, dan permukaan
sesuai dengan yang diinginkan.
3.Proses pembentukan logam (metal forming)
Proses metal forming adalah melakukan perubahan bentuk pada benda kerja dengan cara
memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi pada logam. Untuk memudahkan
pembentukan biasanya metal forming dilakukan dengan memanaskan logam.
4.Proses pengelasan (welding)
Proses penyambungan antara dua bagian logam dengan jalan pencairan sebagian dari daerah
yang akan disambung. Adanya pencairan dan pembekuan didaerah tersebut akan
menyebabkan terjadinya ikatan antara dua logam.
5. Proses perlakuan panas (heat treatment)
Perlakuan panas adalah proses untuk meningkatkan kekuatan material dengan cara
memberikan panas. Dengan memanaskan logam maka akan diperoleh struktur dengan ikatan
yang lebih kuat. Perlakuan panas pada logam biasanya melibatkan berbagai jenis pendingin
yang disesuaikan dengan tujuan perlakuan panas yang dilakukan.
6. Perlakuan pada permukaan logam (Surface treatment)
Proses surface treatment adalah proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat
karakteristik logam pada bagian permukaan logam dengan cara proses thermokimia ataupun
metal spraying. Surface threatment pada umumnya bertujuan untuk melindungi logam dari
korosi akibat kondisi lingkungan.
Secara umum logam bisa dibedakan atas dua yaitu : logam- logam
besi (ferous) dan logam-logam bukan besi (non feorus). Sesuai dengan
namanya logam-logam besi adalah logam atau paduan yang mengandung
besi sebagai unsur utamanya, sedangkan logam-logam bukan besi adalah
logam yang tidak atau sedikit sekali mengandung besi. Logam-logam besi
terdiri atas :
- besi tuang (cast iron)
- baja karbon (carbon steel)
- baja paduan (alloy steel)
- baja spesial (specialty steel)
Keempat kelompok besi diatas terbagi lagi atas pengelompokan yang
lebih kecil yang diperlihatkan pada tabel 1. Untuk logam bukan besi
contohnya adalah logam dan paduan seperti : aluminium, tembaga, timah,
emas, magnesium dsb.
Tabel 1: Pembagian Paduan Besi dan Baja Menurut Komposisinya.
duler
duan
____________________________________________________________
__________
No. Paduan besi dan Baja
Komposisi kimia (dalam %)
____________________________________________________________
________
1.
Besi tuang
logam-logam lainnya.
2 . Baja karbon :
- Baja karbon rendah
0,08-0,35 %C
| 0,25-1,50 %Mn
0,55-1,7 %C
| 0,04 %P (maks)
| 0,05 %S (maks)
3. Baja paduan :
- Baja paduan rendah
edium
Die steels
High speed steels (0,85-1,25 %C, 1,50-20%W, 4-9,5 %Mo, 3-4,5 %Cr, 1-4
%V, 5-12 %Co)
_________________________________________________________
dari
penambangan
biasanya
masih
bercampur
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Atom besi biasa mempunyai 56 ganda jisim atom hidrogen biasa. Besi
adalah logam paling banyak, dan dipercayai unsur kimia kesepuluh paling
banyak di alam sejagat. Besi juga merupakan unsur paling banyak
(menurut jisim, 34.6%) membentuk Bumi; penumpuan besi pada lapisan
berlainan di Bumi berbeza antara tinggi peratusannya pada lapisan dalam
sehingga 5% pada kerak bumi; terdapat kemungkinan bahawa teras dalam
Bumi mengandungi hablur besi tunggal walaupun ia berkemungkinan
sebatian besi dan nikel; jumlah besar besi dalam Bumi dijangka
menyumbang kepada medan magnet Bumi. Simbolnya adalah Fe ringkasan
kepada ferrum, perkataan Latin bagi besi.
Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai
dalam keadaan unsur bebas. Untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain
mesti disingkir melalui pengurangan kimia. Besi digunakan dalam
penghasilan besi waja, yang bukannya unsur tetapi aloi, sebatian logam
berlainan (dan sebahagian bukan-logam, terutamanya karbon).
Nukleus besi adalah antara nukleus-nukleus yang mempunyai tenaga
pengikat tertinggi per nukleon, dan hanya diatasi oleh isotop nikel 62Ni.
Nukleid stabil yang paling banyak di dalam alam semesta adalah 56Fe. Ini
merupakan hasil daripada pelakuran nuklear pada bintang. Walaupun
perolehan tenaga yang lebih tinggi boleh didapati dengan mensintesis 62Ni,
namun proses ini tidak digemari kerana keadaan yang kurang sesuai pada
bintang-bintang. Apabila bintang gergasi mengecut pada penghujung
BAB III
PROSES PEMBUATAN
3.1 BAHAN BAKU
Secara umum logam bisa dibedakan atas dua yaitu : logam- logam
besi (ferous) dan logam-logam bukan besi (non feorus). Sesuai dengan
uang
____________________________________________________________
__________
No. Paduan besi dan Baja
Komposisi kimia (dalam
%)
____________________________________________________________
________
2-4 %C, 1-3 %Si, 0,80 %Mn (maks)
0,10 %P (maks), 0,05% S (maks).
- Besi tuang kelabu
duler
duan
edium
0,08-0,35 %C
| 0,25-1,50 %Mn
0,55-1,7 %C
| 0,04 %P (maks)
| 0,05 %S (maks)
3. Baja paduan :
- Baja paduan rendah
Die steels
High speed steels (0,85-1,25 %C, 1,50-20%W, 4-9,5 %Mo, 3-4,5 %Cr, 1-4
%V, 5-12 %Co)
_____________________________________________________
ini
dilakukan
dengan
metode
: crushing,
screening,
lainnya.
- Serbuk biji besi selanjutnya dibentuk menjadi pellet berupa bola-bola
kecil berdiameter antara 12,5 - 20 mm.
- Terakhir, pellet biji besi dipanaskan melalui proses sinter/pemanasan
hingga temperatur 1300 C agar pellet tersebut menjadi keras dan kuat
sehingga tidak mudah rontok.
3.3 REAKSI
atau gas karbon monoksida (CO). Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu
proses reduksi langsung dan proses reduksi tidak langsung.
a. Proses Reduksi Langsung
Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi besi
spons (sponge iron) atau sering disebut: besi hasil reduksi langsung (direct
reduced iron). Gas reduktor yang dipakai biasanya berupa gas hidrogen
atau gas CO yang dapat dihasilkan melalui pemanasan gas alam cair
(LNG) dengan uap air didalam suatu reaktor yaitu melalui reaksi kimia
berikut :
CH4 + H 2 O
(gas hidro
(uap air-
karbon)
panas)
CO + 3H 2
(gas reduktor)
(gas hidrogen)
2Fe + 3H 2 O
(Besi-
(uap air)
spons)
atau
Fe2 O 3 + 3CO
2Fe + 3CO 2
2C + O2
2CO + Panas
Reaksi kimia
dengan trifenilfosfin
oksida,
Besi(III)
klorida
bereaksi
lainnya
Dalam
alkali bereaksi
[Fe(C2O4)3]3.
juga
mengubah
besi(III)
klorida
BAB IV
KEGUNAAN
Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua logam,
iaitu merangkumi sebanyak 95 peratus daripada semua tan logam yang
dihasilkan di seluruh dunia. Gabungan harganya yang murah dengan
kekuatannya menjadikan ia amat diperlukan, terutamanya dalam
penggunaan seperti kereta, badan kapal bagi kapal besar, dan komponen
struktur bagi bangunan. Besi waja merupakan aloi besi paling dikenali, dan
sebahagian dari bentuk yang dibentuk oleh besi termasuk:
sejumlah
Kepentingannya
bendasing
adalah
ia
merupakan
perantaraan
daripada bijih
dan
juga
logam-logam
lain,
Besi
oksida
(III) digunakan
dalam
penghasilan storan
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Hari Amanto dan Daryanto, Ilmu Bahan, Cetakan Kedua, PT. Bumi
Aksara, Jakarta, 2003.
www.dinomarket.com
09DEC2013 7 Comments
I.
Metode Fabrikasi
a.
Forging
Forging merupakan suatu proses dimana sebuah logam dipanaskan
plastic dengan
mengaplikasikan gaya
tekan yang sesuai dengan sifat logam tersebut. Biasanya gaya tekan tersebut
dilakukan dengan menggunakan palu yang bertenaga (penempaan) atau
dengan sebuah alat penekan (pressing
Proses
forging ini
machine ).
menghaluskan
struktur
butiran
dan
mengembangkan sifat fisik dari logam yang diproses. Dengan desain yang
tepat, aliran butiran (grain
flow)
flow)
proses
deformasi
plastic.
Sifat
fisik
(seperti
kekuatan
(strength ),
baik
setelah
atau
logam dasar yang memiliki arah kristal yang masih berantakan. Logam dapat
di-forging dengan suhuyang panas (di atas suhu rekristalisasi) ataupun
dingin.
Forging menghasilkan suatu bagian logam menjadi memiliki kekuatan
yang tinggi per rasio beratnya, sehingga sering digunakan untuk mendesain
kerangka pesawat terbang. Logam yang di-forging akan :
Bertambah panjang,
b.
Casting
Casting adalah proses manufaktur di mana solid dilebur, dipanaskan
(seperti
baling-baling
Castingtelah
menandai
besar
dan
keuntungan
frame
dalam
buritan
kapal
produksi
bentuk
c.
Machining
Proses machining adalah sebuah proses pembentukan benda kerja dengan cara
me-remove sejumlah material dari benda kerja dengan cara dipotong secara
mekanis menggunakan alat potong (cutting tools) sesuai dengan dimensi dan bentuk
yang kita inginkan. Secara garis besar proses machining dibagi kedalam 2 kategori
utama yang dibedakan dari bagian yang berputar.
Proses Turning
Proses Milling
Proses milling secara prinsip adalah sebuah proses machining yang dilakukan
dimana yang berputar adalah cutting toolnya bergerak melakukan gerak potong
(feeding) untuk me-remove sejumlah material dari benda kerja dalam hampir
semua arah sesuai bentuk dan dimensi yang diinginkan. Proses milling ini
menggerakan pergerakan relatif antara benda kerja terhadap alat potong ( cutting
tool) yang berputar. Untuk cutting tool pada proses milling ini bentuknya
bervariasi dari mata potong tunggal hingga yang bermata potong banyak. Berikut
contoh-contoh operAsi yang bisa dilakukan pada proses milling.
Cutting Parameter
Cutting parameter adalah perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam
proses machining ini. Perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam proses
machining ini antara lain :
Cutting speed
Cutting speed adalah kecepatan potong pheriperal linear yang dihasilkan dari
mata potong yang berputar atau pada bubut dari kecepatan benda kerja yang
berputar terhadap mata potong yang sedang diam.
Pada turning maupun milling rumus untuk menghitung
sama.
Feed rate adalah kecepatan makan benda kerja oleh cutting tool dalam suatu
proses machining . Satuan dari feed rate ini adalah mm/mnt. Rumus dari feed
rate sendiri adalah,
Feed rate = Spindle rpm x Feeding
Feeding dalam istilah machining adalah gerak makan dalamkecepatan tertentu.
Satuan dari feeding ini adalah feed/rev dan dilambangka Fn. Untuk
proses turning karena umumnya hanya memiliki 1 mata potong
maka feeding sama dengan feed per tooth . Sedangkan untuk
proses milling dimana cutting tool bisa memiliki lebih dari satu mata potong
maka,
Kondisi mesin
Ukuran, kekuatan dan rigiditas dari benda kerja dan sistem clampingnya
tool
maker membuat mereka berlomba dalam menciptakan gradegrade material cutting tool baru. Setiap maker memiliki grade tersendiri, namun
yang akan kita bahas adalah material cutting tool yang umum digunakan pada
proses machining antara lain,
Tungsten Carbide
PCD (Polycrystalline
PCD (Polycrystalline
Carbide )
diamond sehingga memiliki kekerasan yang sangat luar biasa dan cenderung getas
serta tingkat ketahanan terhadap keausan yang sangat tinggi bahkan
pada cuttingparameter (cuttingspeed ) yang sangat tinggi sehingga sangat cocok
untuk high
d. Soldering
Soldering merupakan penyambungan dari logam (besi, baja,tembaga, kuningan,
seng dan baja paduan) dengan pengikatan oleh bahan tambah yang dicairkan,
dimana titik cair bahan tambah lebih rendah dari titik cair logam yang
disambungkan. Untuk sambungan yang membutuhkan kekuatan, kerapatan dan
ketahanan terhadap korosi maka permukaan logam yang akan disolder harus benarbenar dibersihkan. Pada permukaan logam juga ditambahkan bahan pengalir untuk
membantu pengaliran bahan tambah ke seluruh permukaan bidang yang disolder.
Jenis-jenis Solder
Penyolderan lunak digunakan pada semua logam terutama untuk logam-logam tipis
dengan beban ringan serta kedap udara dan air.
Contoh pemakaian:
Tangki air/minyak
Wadah/kotak peralatan
Sambungan kabel
Penyolderan Keras
Tangki uap
Jumlah.
Tetapi pada prinsipnya semua teknik dapat digunakan untuk penyolderan lunak dan
penyolderan keras. Jenis-jenis teknik penyolderan adalah sebagai berikut.
Penyolderan Batang/Kawat
Bahan tambah dicairkan dengan busur api dari peralatan solder atau gas asetilen.
Membutuhkan bahan pengalir. Pemakaian pada penyolderan lunak dan keras, serta
sesuai untuk pekerjaan tunggal.
Penyolderan Celup
Untuk penyolderan lunak atau keras. Bahan tambah dalam bentuk cair ditempatkan
pada sebuah bak. Bisa juga bahan tambahnya berupa larutan garam yang
dipanaskan. Logam yang akan disolder dicelupkan kedalam bak.
Bagian logam yang akan disolder dipersiapkan, demikian pula bak garamnya.
Kemudian dilewatkan kedalam oven yang memberi panas terus-menerus dengan
pengurangan gas disekelilingnya, tanpa penambahan bahan pengalir.
Bagian bahan yang akan disolder bersama bahan tambah dan bahan pengalir
dipanaskan dengan gulungan induksi listrik. Sangat sesuai dan menghemat waktu
untuk pengerjaan masal dengan ban berjalan.
Penyolderan Sinar
Panas dipanaskan dari sinar lampu Halogen (Daya sekitar 150-4000W) yang
difokuskan lensa cekung. Daerah panas yang dihasilkan mencapai diameter 15 mm.
Metode ini sangat cocok untuk penyolderan benda-benda teknik yang presisi dan
peralatan listrik.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kerugian
1.
2.
e.
Brazing
Brazing adalah penyambungan dua buah logam atau lebih, baik itu logam sejenis
maupun tidak sejenis dengan menggunakan bahan tambah yang titik cairnya jauh
lebih rendah dibanding dengan titik cair logam yang akan disambung dengan
menggunakan temperatur yang rendah. Brazing dapat pula
disebut soldering. Welding adalah penyambungan dua buah logam atau lebih baik
itu logam sejenis maupun yang tidak sejenis dengan menggunakan alat pemanas
yang temperaturnya sangat tinggi sehingga dapat mencairkan kedua logam tersebut
dan dapat menyatukan kedua logam tersebut.
Perlengkapan untuk brasing maupun untuk welding pada dasarnya sama, hanya
berbeda pada proses pengerjaannya saja, karena yang banyak dihadapi dalam
pekerjaan mesin pendingin adalah pekerjaan brasing maka untuk kesempatan ini
kita mencoba membahas bagaimana cara-cara melakukan proses brazing tersebut.
Dimana cara penyambungan pipa dengan system brasing ini akan relatif lebih
murah jika dibandingkan dengan sistem flaring, terlebih jika pipa yang akan
dikerjakan/disambung berdiameter di atas , dimana untuk ukuran ini
sistem flaring sudah tidak praktis lagi untuk digunakan.
Pada umumnya sumber panas yang digunakan
untuk brazing maupun
f.
Fusion Welding
diperoleh dari dalam material itu sendiri). Disamping itu pengelasan dapat
dilakukan tanpa logam pengisi dan dengan logam pengisi.
Pengelasan pada umumnya dilakukan dalam penyambungan logam, tetapi juga
sering digunakan untuk menyambung plastik. Pengelasan merupakan proses yang
penting baik ditinjau secara komersial maupun teknologi, karena :
Sambungan las dapat lebih kuat daripada logam induknya, bila digunakan
logam pengisi yang memiliki kekuatan lebih besar dari pada logam induknya;
Sambungan las dapat menimbulkan bahaya akibat adanya cacat yang sulit
dideteksi. Cacat ini dapat mengurangi kekuatan sambungannya.
Mekanik
Listrik
Kimia
Fusion Welding
Welding )
Oxyacetylene Welding
Plasma Welding
Welding, RW)
Dalam proses pengelasan ini permukaan lembaran logam yang disambung ditekan
satu sama lain dan arus yang cukup besar dialirkan melalui sambungan tersebut.
Pada saat arus mengalir dalam logam, panas tertinggi timbul di daerah yang
memiliki resistansi listrik terbesar, yaitu pada permukaan kontak kedua logam
(faying
surfaces );
Dalam pengelasan ini sumber panas diperoleh dari hasil pembakaran gas dengan
oksigen sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan
logam induk dan logam pengisi. Gas yang lazim digunakan adalah gas alam, asetilen,
dan hidrogen. Dari ketiga gas ini yang paling sering dipakai adalah gas asetilen,
sehingga las gas diartikan sebagai las oksi-asetilen.
Hampir semua logam dapat dilas oleh EBW, dan ketebalan benda kerja dapat
berkisar dari foil sampai plat. Energi besar juga mampu menghasilkan lubang pada
benda kerja. Secara umum, tidak ada gas pelindung, fluks, atau pengisi logam
diperlukan. Kapasitas pistol elektron jangkauan hingga 100 kW.
Proses ini memiliki kemampuan membuat pengelasan berkualitas tinggi, yang
dalam dan sempit, dan memiliki zona panas yang kecil. Rasio tingkatan terhadap
lebar berkisar antara 10 dan 30. Ukuran pengelasan yang dibuat oleh EBW jauh
lebih kecil daripada lasan dibuat oleh proses konvensional. Menggunakan
otomatisasi dan kontrol servo, parameter dapat dikontrol secara akurat pada
kecepatan pengelasan setinggi 12 m/min.
Hampir semua logam dapat dibuat las butt joint atau lap joint dengan proses pada
ketebalan hingga 150 mm. Distorsi dan penyusutan di daerah pengelasan adalah
minim. Kualitas pengelasan yang baik dan kemurnian sangat tinggi. Aplikasi yang
umum termasuk pengelasan pesawat, rudal, nuklir dan komponen elektronik, dan
roda gigi, dan poros bagi industri otomotif. peralatan Electron
beam
welding pada umumnya x-ray, maka pemantauan dan perawatan berkala sangat
penting.
pada berbagai bahan dengan ketebalan sampai 25 mm, melainkan efektif terutama
pada benda kerja tipis. Perajutan las logam lembaran kosong disambung terutama
oleh las laser-beam menggunakan robot untuk kontrol ketelitian pada berkas selama
pengelasan.
Tipe logam dan paduan yang dilas antara lain aluminium, titanium, logam besi,
tembaga, superalloy , dan logam refraktori. kecepatan pengelasan berkisar dari 2,5
m/menit hingga 80 m/menit untuk logam tipis. Karena tabiat sifat prosesnya,
pengelasan dapat dilakukan pada lokasi yang tidak dapat di jangkau. Seperti pada
yang lainnya dapat dilakukan dengan sistem pengelasan otomatis, penggunaan
kemampuan operator menjadi minim. Keselamatan khusus penting dalam
pengelasan berkas laser karena bahaya ekstrim untuk mata serta kulit; solid-
Udara vakum tidak diperlukan, dan berkas dapat merambat melalui udara.
sebuah kawat (wire) dengan penarikan ini, maka diameter penampang kawat atau
batang logam akan berkuran sesuai dengan yang diinginkan.
Proses penempaaan (foreging ) merupakan proses pembentukkan logam dengan
jalan memberikan beban/tekanan (pressure) secara berulang-ulang dan terputusputus (intermitten). Hal ini berlawanan dengan proses pengerolan dimana beban
yang diberikan cenderung berlangsung secara terus menerus ( continuous ).
Proses ekstrusi (extruding ), proses ektrusi dilaksanakan dengan jalan
mengkompresikan logam yang dipanaskan sampai diatas batas elastisitas dan
menekannya melalui sebuah ide yang sesuai dengan bentuk yang kehendaki.
Proses squeezing merupakan proses pembentukkan logam sesuai dengan bentukbentuk yang dikehendaki dengan jalan menekan dan mendorong paksa agar logam
mengalir melalui sebuah cetakan.
Proses drawing
II.
a.
Sambungan las adalah pertemuan dua tepi atau permukaan benda yang disambung
dengan proses pengelasan.
b.
Jenis sambungan
Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk menyatukan dua bagian
benda logam, seperti dapat dilihat dalam Gambar 15.
joint )
Kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan pada bidang datar yang sama
dan disambung pada kedua ujungnya. Sambungan sebidang dipakai terutama untuk
menyambung ujung-ujung plat datar dengan ketebalan yang sama atau hampir
sarna. Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah menghilangkan eksentrisitas
yang timbul pada sambungan lewatan tunggal seperti dalam Gambar 15(a). Bila
digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full
penetration
joint)
Merupakan sambungan las yang dibentuk bila dua anggota sambungan diposisikan
saling menumpuk satu sama lain. Sambungan ini lebih kuat dibandingkan dengan
sambungan tumpul, tetapi mengakibatkan terjadinya penambahan berat. Umumnya
digunakan selama proses perbaikan dan untuk menambah panjang material standar
ke panjang yang diperlukan.
Sambungan tumpang pada Gambar 18, 19, dan 20 merupakan jenis yang paling
umum. Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama:
Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan
ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain.
Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam
pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.
Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan
persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran.
Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk pengelasan
di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung dalam banyak hal
hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang khusus. Kadang-kadang
potongan-potongan diletakkan ke posisinya dengan beberapa baut pemasangan
yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali setelah dilas.
Sambungan T (tee
joint)
joint )
joint )
Sisi-sisi yang ditekuk dari ke dua bagian yang akan disambung sejajar, dan
sambungan dibuat pada kedua ujung bagian tekukan yang sejajar tersebut.
Sambungan tekuk umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk
menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk
mempertahankan kesejajaran (alignment) awal. Merupakan sambungan las yang
dibentuk bila sisi dua anggota sambungan akan disambung. Sisi yang dilas selalu
dalam bentuk sejajar satu sama lain. Jenis pengelasan ini sering dipakai dalam
menyambung struktur penopang dan struktur baja yang pendek.
Seperti yang dapat disimpulkan dari pembahasan di muka, variasi dan kombinasi
kelima jenis sambungan las dasar sebenarriya sangat banyak. Karena biasanya
terdapat lebih dari satu cara untuk menyambung sebuah batang struktural dengan
lainnya, perencana harus dapat memilih sambungan (atau kombinasi sambungan)
terbaik dalam setiap persoalan.
C.
Jenis las-an
Setiap jenis sambungan yang disebutkan di atas dapat dibuat dengan pengelasan.
Proses penyambungan yang lain dapat juga digunakan, tetapi pengelasan
merupakan metode penyambungan yang paling universal. Berdasarkan
geometrinya, las-an dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Las-an jalur (fillet weld ); digunakan untuk mengisi tepi pelat pada sambungan
sudut, sambungan tumpang, dan sambungan T dalam gambar 16. Logam pengisi
digunakan untuk menyambung sisi melintang bagian yang membentuk segitiga sikusiku;
Las-an alur (groove welds ); ujung bagian yang akan disambung dibuat
alur dalam bentuk persegi, serong (bevel), V, U, dan J pada sisi tunggal atau
ganda, seperti dapat dilihat dalam gambar 17. Logam pengisi digunakan untuk
mengisi sambungan, yang biasanya dilakukan dengan pengelasan busur dan
pengelasan gas;
Las-an sumbat dan las-an slot (plug and slot welds ); digunakan
untuk menyambung pelat datar seperti dapat dilihat dalam gambar 18, dengan
membuat satu lubang atau lebih atau slot pada bagian pelat yang diletakkan
paling atas, dan kemudian mengisi lubang tersebut dengan logam pengisi
sehingga kedua bagian pelat melumer menjadi satu;
d.
metal
Daerah lebur
Terdiri dari campuran antara logam pengisi dengan logam dasar yang telah melebur
secara keseluruhan. Daerah ini memiliki derajat homogenitas yang paling tinggi
diantara daerah-daerah lainnya. Struktur yang dihasilkan pada daerah ini
berbentuk butir kolumnar yang kasar seperti ditunjukkan dalam gambar 33.
Merupakan daerah sempit berbentuk pita (band) yang memisahkan antara daerah
lebur dengan Haz. Daerah ini terdiri dari logam dasar yang melebur secara
keseluruhan atau sebagian, yang segera menjadi padat kembali sebelum terjadi
proses pencampuran.
Haz
Logam pada daerah ini mendapat pengaruh panas dengan suhu di bawah titik lebur,
tetapi cukup tinggi untuk merubah mikrostruktur logam padat. Komposisi kimia
pada haz sama dengan logam dasar, tetapi akibat panas yang dialami telah merubah
mikrostrukturnya, sehingga sifat mekaniknya mengalami perubahan pula dan pada
umumnya merupakan pengaruh yang negatif karena pada daerah ini sering terjadi
kerusakan.
Part Net
Choudry, H. Mannufacturing
Cook, R. Sheet
Technology .
Metal Working.
Pengelasan .
Welding Processes .
a)
b)
c)
a)
b)
c)
Jenis-Jenis Pengelasan
Harsono & Thoshie (2000:212) Dalam konstruksi baja umumnya las yang digunakan
biasanya adala las busur listrik dengan elektroda terbungkus, las busur listrik dengan pelindung
gas CO2 dan las busur listrik terendam. Dari masing-masing jenis pengelasan mempunyai
keunggulan dan kelemahan, untuk itu perlunya suatu pertimbangan dalam menentukan proses
pengelasan yang akan digunakan.
1)
SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau Las elektroda terbungkus adalah proses
pengelasan dengan mencairkan material dasar yang menggunakan panas dari listrik melalui
ujung elektroda dengan pelindung berupa flux atau slag yang ikut mencair ketika pengelasan.
Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung
elektroda dan benda kerja (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang
mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat. Busur listrik
yang terjadi dibangkitkan oleh mesin las. Elektroda yang dipakai berupa kawat yang dibungkus
oleh pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh
logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku
maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag).
Bagian yang sangat penting dalam las elektroda terbungkus adalah elektroda. Jenis
elektroda yang digunakan akan sangat menetukan hasil pengelasan.
Kelebihan dari jenis pengelasan SMAW adalah:
1. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel dan didalam air
2. Dapat mengelas berbagai macam tipe dari material
3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur
4. Dapat dipakai mengelas semua posisi
5. Elektroda mudah didapat dalam banyak ukuran dan diameter
6. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa kemana-mana.
7. Kebisingan rendah (rectifier)
8. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi,oli dan gemuk
Kekurangan dari jenis pengelasan SMAW adalah:
1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non- ferrous.
4. Mudah terjadi oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari fluks.
5. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan.
2)
Las MIG ( Metal Inert Gas ) yaitu merupakan proses penyambungan dua material
logam atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat, dengan menggunakan
elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya (base metal) dan
menggunakan gas pelindung ( inert gas ).
Las MIG (Metal Inert Gas) merupakan las busur gas yang menggunakan kawat las
sekaligus sebagai elektroda. Elektroda tersebut berupa gulungan kawat ( rol ) yang gerakannya
diatur oleh motor listrik. Las ini menggunakan gas argon dan helium sebagai pelindung busur
dan logam yang mencair dari pengaruh atmosfir.
Proses pengelasan MIG ( metal inert gas ), panas dari proses pengelasan ini dihasilkan
oleh busur las yang terbentuk diantara elektroda kawat (wire electrode) dengan benda kerja.
Selama proses las MIG elektroda akan meleleh kemudian menjadi deposit logam las dan
membentuk butiran las (weld beads). Gas pelindung digunakan untuk mencegah oksidasi dan
melindungi hasil las selama masa pembekuan (solidification).
Proses pengelasan MIG beroperasi menggunakan arus searah (DC), biasanya
menggunakan elektroda kawat positif. Ini dikenal sebagai polaritas terbalik (reverse polarity).
Polaritas searah sangat jarang digunakan karena transfer logam yang kurang baik dari
elektroda kawat ke benda kerja. Hal ini karena polaritas searah, panas terletak pada elektroda.
Proses pengelasan MIG menggunakan arus sekitar 50 A hingga mencapai 600 A, biasanya
digunakan untuk tegangan las 15 volt hingga 32 volt. Adapun proses las MIG dapat dilihat pada
gambar 10.
f. Proses pengelasan MIG ( metal inert gas ) sangat cocok untuk pekerjaan konstruksi
g. Membutuhkan sedikit pembersihan post-weld
Pada proses pengelasan MIG ( Metal Inert Gas ) memiliki beberapa kelemahan , antara
lain :
a. Wire-feeder yang memerlukan pengontrolan yang kontinu
b. Sewaktu waktu dapat terjadi Burnback
c. Cacat las porositi sering terjadi akibat pengunaan kualitas gas pelindung yang tidak baik.
d. Busur yang tidak stabil, akibat ketrampilan operator yang kurang baik.
e. Pada awalnya set-up pengelasan merupakan permulaan yang sulit
3)
FCAW adalah Las busur listrik fluk inti tengah / pelindunginti tengah. FCAW merupakan
kombinasi antara proses SMAW, GMAW dan SAW. Sumber energi pengelasan : menggunakan
arus listrik AC atau DC dari pembangkit listrik atau melalui trafo dan atau rectifier. Dalam hal ini
dapat menggunakan DCRP atau DCSP.
FCAW adalah salah satu jenis las listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis
terus ke dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal induk.
Elektroda pada FCAW terbuat dari metal tipis yang digulung cylindrical , diisi dengan
flux sesuai kegunaannya.
Pelindung proses pengelasan ini dari kemungkinan kontaminasi dari luar, terlaksana dengan :
a. Gas yang dihasilkan pada proses pengelasan
b. Terak yang dihasilkan cukup banyak karena berada pada inti elektroda.
c. Tambahan gas pelindung dari luar jika diinginkan
Proses FCAW pada dasarnya sama dengan GMAW dan yang menjadi pembeda
utamanya adalah elektrodanya yang berbentuk tubular yang berisi fluks. Berdasarkan metode
pelindung, FCAW dibedakan :
a. Self shielding FCAW (Pelindungan sendiri) , yaitu melindungi las yang mencair dengan gas dari
hasil penguapan dan reaksi inti fluks.
b. Gas shielding FCAW (perlindungan gas) adalah dual gas, yaitu melindungi las yang mencair
selain dengan gas sendiri juga ditambah gas pelindung dari luar sistem.
Kedua jenis pelindung di atas sama-sama menghasilkan terak las yang memadai untuk
melindungi metal las yang akan beku. Perbedaannya terletak pada tambahan sistem pemasok
gas dan welding torch (welding gun). Berdasarkan cara pengoperasiannya, FCAW dibedakan
menjadi :
1.
2.
1.
2.
3.
Pembentukan manik las yang cair dapat ditopang oleh slag yang tebal dan kuat
Pelindung gas umumnya menggunakan gas CO2 atau campuran CO2 dengan Argon.
Namun dengan keberadaan oksigen kadang akan menimbulkan problem baru yaitu dengan
porosity yang dihasilkan reaksi CO2 dan oxygen yang ada di udara sekitar lasan, sehingga
perlu memilih fluks yang mengandung zat yang bersifat pengikat oxygen atau deoxydizer.
Alasan self shielding populer digunakan di luar ruangan (FIELD WORK), yaitu :
1.
Menggunakan keluaran elektroda (Electrode extension) yang panjang, antara s/d 3 (12
s/d 95 mm)
2.
Dengan electrode extension yang tinggi akan menghindari hambatan pengaruh pemanasan
elektroda (seperti preheat) yang dapat menstabilkan tegangan listrik (V) serta menurunkan arus
lsitrik (A).
3.
Penetrasi hasil pengelasan dangkal dan menyempit yang baik untuk proses build up pada gap
yang melebar
4.
Apabila sistem pengendalian Voltage dan amperage pada power station dapat dipertahankan,
maka deposition ratemeningkat pesat, sehingga meningkatkan produktivity
5.
Penetrasi dapat disesuaikan dan untuk menghasilkan penetrasi dangkal, pemakaian arus
dan polarity harus DCRP dan penetrasi dalam dengan DCSP
Penggunaan utama FCAW :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Lay out mesin otomatik FCAW dioperasikan dengan arus DC constant dengan voltage
100% duty cycle.
Umumnya penggunaan side shielding ialah untuk pengelasan yang sempit, penetrasi kampuh
yang dalam dan mengurangi spatter dan nozzle dapat dengan pendinginan gas atau air.
Pendinginan air apabila menggunakan arus di atas. 600 A Penggunaan nozle secara tandem,
untuk deposition rate yang tinggi dengan pelindung gas dapat dilakukan.
Gas pelindung pada FCAW adalah CO2, dengan keuntungan :
1.
2.
Harga murah
Meningkatkan daya penetrasi, walaupun dapat meningkatkan transfer globular mode
mechanism
Jika komposisi CO2 pada material rendah makapengelasan yang mencair akan
mengambilnya dari udara sekitarnya, sehingga hasil lasan baik dan tanpa porosity.
Jika komposisi karbon tinggi akan cenderung menghasilkan lasan yang banyak porosity,
sehingga pemilihan fluks yang mempunyai daya antioksidasi (oxidizer) perlu dipertimbangkan,
sehingga mutu lasan dapat memenuhi tanpa porosity. Base metal (metal dasar) yang dilas
dengan FCAW ialah secara umum seluruh material yang dapat dilas dengan SMAW, GMAW
atau SAW dapat dilakukan dengan baik.
b.
dapat dibuat dalam empat posisi pengelasan yang berbeda, yaitu posisi flat (datar),
vertical, horizontal, dan diatas kepala seperti ditunjukkan pada gambar 12.
Dalam pemilihan jenis bentuk alur harus menuju kepada penurunan masukan panas dan
penurunan logam las sampai kepada harga terendah yang tidak menurunkan mutu pengelasan.
Untuk itu perlunya kemampuan dan pengalaman yang luas dalam pemilihan bentuk alur.
Dalam penyambungan sudut sering terjadinya retak lamel hal ini disebabkan terjadinya
penyusutan dalam arah tebal pelat. Hal tersebut dapat dihindari dengan membuat alur pada
pelat tegak seperti terlihat pada gambar 16.
Sambungan sisi dibagi dalam sambungan las dengan alur dengan ujung. Jenis
sambungan las ini hanya dipakai untuk pengelasan tambahan atau sementara pada
pengelasan pelat-pelat yang tebal.
d.
e.
1) Tanda pengelasan pada dasarnya harus menunjukkan macam pengelasan dari bagian yang
disambung, kecuali dalam hal pengelasan lapisan.
2) Tanda pengelasan harus ditempatkan pada garis tanda lengkap dengan ukuranya
3) Garis tanda harus terdiri dari dua garis yaitu garis lurus datar tempat tanda dan garis penunjuk
dengan panah yang menunjukkan bagian dari sambungan dan membuat sudut 60oterhadap
garis tempat tanda seperti ditunjukkan gambar 22.
4) Tanda gambar dan ukuran harus ditempatkan sedekat mungkin dengan garis tanda dan
diletakkan dibawah garis bila sisi yang dilas adalah sisi yang ditunjukkan oleh panah dan harus
diletakkan diatas garis bila yang dilas adalah sisi sebaliknya.
5) Tanda-tanda pelengkap untuk pengelasan di lapangan harus diletakkan pada pertemuan dari
garis tanda dan garis penunjuk
6) Pengelasan-pengelasan khusus yang perlu harus ditempatkan pada ujung akhir garis tanda.
manusia
mengenal
logam
sebagai
pembuat
alat-alat
yang
dikenal
manusia,
yang
kemudian
disusul
dengan
proses-proses
kwalitas
produksi,
dan
dan
yang
faktor-faktor
tidak
kalah
lainnya
seperti
pentingnya
fasilitas
adalah
adanya
hasil
yang
penguasaan
pengetahuan
paling
ekonomis.
teknologi
Untuk
pembuatan
ini
diperlukan
bagi
pe1aksana
produksi.
Kwalitas produk ditentukan oleh fungsi dari komponen tersebut.
Sudah barang tentu produk yang akan dibuat ini kwalitas yang
dituntut harus mempertimbangkan kemampuan dari fasilitas produksi
yang tersedia. Dengan demikian akan di dapat keseimbangan antara
perencana dan pembuat, yaitu fasilitas produksi yang ada mampu
membuat
produk
dengan
kwalitas
yang
sesuai
dengan
fungsi
(standarisasi)
produk,
terutama
produk
yang
batas-batas
tertentu
perencanaan
dasar
dari
produk
yang
ekonomis
paling
yang
ekonomis.
sesuai
dengan
Untuk
dapat
pemilihan
mencapai
proses
tadi
seperti
ilmu
manajemen,
perencanaan
logam
dan
dan
pengetahuan
pengontrolan
material,
produksi, kontrol
dipotong,
dihaluskan,
disambung
atau
dirubah
sifat
kerja
logam
dapat
dasarnya,
proses
pembuatan
benda
dikelompokkan menjadi :
1.
Proses pengecoran.
2.
Proses pembentukan.
3.
Proses pemotongan.
4.
5.
6.
1.2.1.Proses Pengecoran.
Proses pengecoran adalah suatu proses pembuatan yang pada
dasarnya merubah bentuk logam dengan cara mencairkan logam,
kemudian dimasukkan kedalam suatu cetakan dengan dtuang atau
ditekan. Di dalam cetakan ini logam cair akan membeku dan
menyusut.
berat,
menghasilkan
kekuatan
tambahan,
cocok
untuk
Proses
pemotongan
menggunakan
logam
mesin-mesin
adalah
perkakas
proses
potong
pembuatan
untuk
yang
mendapatkan
Dalam
proses
pemotongan
logam
pemotongan seperti :
1. Proses Sekrap (Shaping, Planing)
2. Proses Bubut (Turning) .
3. Proses Gurdi (Drilling)
dikenal
beberapa
proses
adalah
ongkos
produksi
terutama
menyangkut
merupakan
bagian
dari
proses
penyambungan.
Pada
disambung
sudah
melalui
tahapan-tahapan
proses
yang
mengalami
perubahan
yang
berarti.
Kondisi
permukaan
dari
perubahan
unsur
serta
bentuk
Material
Material teknik adalah jenis material yang banyak dipakai dalam prosesrekayasa
dan industri.Material teknik dikelompokkan menjadi 6 golongan:
Logam
Polimer
Karet
Gelas
Keramik
Hibrida
Pengertian Logam
Adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat :
Dapat ditempa atau diubah bentuk.
Sifat Logam
Contoh :
Tembaga ( Cu)
Manggan (Mn)
Nikel (Ni)
Uranium (U)
Almunium (Al)
Khrom (Cr)
Magnesium (mG)
Kobal ( (Co)
: Pembungkus makanan
Wolfram (W)
1.
Logam Ferro
Logam yang mengandung unsur besi (Fe) dalam susunan unsur dasarnya
a.
Besi
b.
rantai
jangkar,
kait
keran
Baja
Baja Karbon Rendah (BCR)
Kadar karbon : 0 0,3% sifat:dapat ditempa, liat
penggunaan: mur, sekrup
Baja Karbon Sedang (BCS)
Kadar karbon : 0,3 0,45% sifat: lebih kenyal dan keras
penggunaan: benda kerja tempa berat, poros
Baja Karbon Tinggi (BCT)
kadar karbon : 0,45 1,7% sifat: dapat ditempa, dapat disepuh keras
penggunaan: kikir, pahat, gergaji
Baja Karbon Tinggi dengan Campuran
Baja karbon tinggi ditambah Nikel, Kobal,Krom atau tungsten
sifat: rapuh tetapi tahan terhadap suhu tinggi penggunaan: mesin bubut dan alatalat permesinan lainnya
2.
Dikelompokkan menjadi :
o Logam berat: Ni,Zn,Cu,Sn,Pb
o Logam mulia/murni : emas,perak,platina.
o Logam ringan : Al, Ba, K
o Logam refraktori/tahan api : Ti, Mo, W, Zr
Logam radioaktif : radium,uranium.
3.
Metaloid
Suatu bahan yang menyerupai logam
Sifat-sifat metaloid:
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Grafit adalah zat bukan logam berwarna hitam yang mampu menghantarkan panas
dengan baik, buram, licin, tahan panas
Arang dibuat dari kayu atau serbuk gergaji dengan pemanasan pada suhu tinggi
tanpa udara. Digunakan untuk pelapis kampas kopling
bentuk dan ukuran, serta struktur yang mampu melayani kondisi lingkungan
tertentu.
2.
3.
4.
Continuous casting
5.
Shell moulding
6.
Investment casting
Secara sederhana cetakan pasir ini dapat diartikan sebagai rongga hasil
pembentukan dengan cara mengikis berbagai bentuk benda pada bongkahan dari
pasir yang kemudian rongga tersebut diisi dengan logam yang telah dicairkan
melalui pemanasan (molten metals). Bagian-bagian dari cetakan pasir ini antara
lain meliputi:
1)
Pola, mal atau model (pattern), yaitu sebuah bentuk dan ukuran benda yang sama
dengan bentuk asli benda yang dikehendaki, pola ini dapat dibuat dari kayu atau
plastik yang nantinya akan dibentuk pada cetakan pasir dalam bentuk rongga atau
yang disebut mold jika model ini dikeluarkan yang kedalamnya akan dituangkan
logam cair.
2)
Inti (core), inti ini merupakan bagian khusus untuk yang berfungsi sebagai bingkai
untuk melindungi struktur model yang akan dibentuk, dengan demikian keadaan
ketebalan dinding, lubang dan bentuk-bentuk khusus dari benda tuangan
(casting) tidak akan terjadi perubahan.
3)
Cope, yaitu setangah bagian dari bagian atas dari cetakan pasir.
4)
5)
Gate ialah lubang terbuka dimana dituangkannya logam cair kedalam cetakan
diatara core dan drag
6)
Riser ialah lubang pengeluaran yang disediakan untuk mengalirnya sisa lelehan
logam cair dari dalam cetakan serta sedikit reserve larutan logam cair.
Contoh :
Untuk pengecoran sederhana yakni akan dibuat sebuah silinder padat. Untuk proses
ini dapat kita lakukan dengan petimbangkan langkahlangkah sebagai berikut :
Kita siapkan pola atau model dengan dimensi yang sama dengan dimensi yang
sama dengan dimensi benda yang dikehendaki, pola dibuat dari bahan kayu dengan
memberikan sedikit kelebihan ukuran untuk penyusutan serta sedikit ketirusan
untuk memudahkan mengeluarkan pola dari dalam cetakan pasir terutama jika
akan dilakukan pengecoran dengan posisi vertikal, Apabila lubang kiri di dalam pasir
telah terisi dengan besi, maka silinder padat dari besi tuang dapat dihasilkan.
Cara yang lain untuk pembuatan benda tuangan seperti ini yaitu dengan membuat
cetakan dalam dua bagian cetakan dimana setengah bagian cetakan (cope dan
drag) merupakan bentuk dari setengah bagian dari benda yang dibentuk dari
setengah bagian pola, kedua bagian dari cetakan yakni cope dan drag yang masingmasing memiliki bentuk setengah silinder ini akan digabungkan dengan
menggunakan pin agar posisi keduanya sesuai dan memiliki rongga dengan bentuk
silinder sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Sebelum drag dan cope ini dirakit
terlebih dahulu dibuat alur untuk saluran pengisian dan pengeluaran udara. Setelah
dirakit maka cetakan ini siap untuk diisi dengan logam yang telah dicairkan.
Cetakan 1
Cetakan 2
1.
1.
Pasir kering yaitu jenis pasir tanah liat dimana setelah dibentuk menjadi cetakan
harus dikeringkan terlebih dahulu. Pasir ini sangat cocok digunakan untuk
pengecoran bendabenda yang kecil maupun yang besar.
Pasir basah ialah jenis pasir tanah liat yang telah dibentuk menjadi cetakan
tidak perlu dilakukan pengeringan atau.Pasir ini hanya digunakan untuk
pengecoran benda-benda yang kecil.
2.
Pasir minyak
Pasir minyak ialah pasir kwarsa yang dalam pemakaiannya dicampur dengan
minyak sebagai bahan pengikatnya, sifatnya yang sangat baik dan cocok digunakan
dalam
pembuatan
teras
baik
ukuran
kecil
maupun
besar,
setelah
pembentukan, teras dikeringkan dan dipoles dengan cairan serbuk batu bara. Teras
dengan bahan pasir minyak ini dimana pengikatnya adalah minyak setelah
penuangan minyak akan terbakar sehingga teras mudah untuk dikeluarkan.
3.
4.
5.
Pasir semen
Pasir semen merupakan campuran pasir kwarsa dengan kurang lebih 9% semen
serta air kurang lebih 6 %. Pemadatannya tidak perlu ditumbuk dan sifatnya sangat
baik setellah mengeras walupun proses pengerasannya lambat. Setelah kering juga
dihitamkan. Pasir ini digunakan sebagai bahan teras dan cetakan yang berat.
2.
Jenis-jenis pola :
2. Pola belah
Terdiri dari dua bagian yang disesuaikan dengan garis pemisah (belahan)
cetakannya. Biasanya digunakan untuk benda coran yang memiliki geometri yang
lebih rumit dengan jumlah produksi menengah. Proses pembuatan cetakannya lebih
mudah dibandingkan dengan memakai pola padat.
4.
2. Permeabilitas, kemampuan cetakan untuk membebaskan udara panas dan gas dari
dalam cetakan selama operasi pengecoran melalui celah-celah pasir cetak.
3. Stabilitas termal, kemampuan pasir pada permukaan rongga cetak untuk menahan
keretakan dan pembengkokan akibat sentuhan logam cair.
5.
Beberapa jenis dapur peleburan yang sering digunakan dalam bengkel cor
adalah:
1. Kupola,
2. Dapur pembakaran langsung (direct fuel-fired furnance),
3. Dapur krusibel (crusibel furnance),
4. Dapur busur listrik (electrical-arc furnance),
5. Dapur induksi (induction furnance).
Pemilihan dapur tergantung pada beberapa faktor, seperti :
biaya investasi,
pengoperasian,
pemeliharaan,
a.
Kupola
Kupola adalah dapur yang digunakan untuk melebur besi tuang. Dapur ini
berbentuk silindrik tegak, terbuat dari baja dan bagian dalamnya dilapisi dengan
batu tahan api sebagai bahan bakar digunakan kokas (coke), dan batu kapur
digunakan sebagai fluks, sedang bahan bakunya adalah besi bekas dan seringkali
ditambahkan besi kasar.
c.
lagsung
dengan
bahan
e.
Dapur Induksi
Dapur induksi dalam gambar menggunakan arus bolak-balik yang dialirkan ke
suatu kumparan untuk menghasilkan medan magnit dalam logam, dan dihasilkan
arus induksi sehingga terjadi pemanasan dan peleburan logam yang sangat cepat.
6.
3. Shell Moulding
Shell Moulding merupakan salah satu bentuk cetakan pasir dimana cetakan tipis
bentuk benda yang terbagi atas dua bagian dan dibuat dari pasir dengan
perekat resin-bond, cetakan dihasilkan melalui pemanasan model yang diperoleh
dari proses pengerasan kimiawi bahan resinoid, dengan demikian maka akan
diperoleh bentuk dan ukuran yang akurat dari cetakan yang diinginkan, namun
dalam pembuatannya memerlukan teknik serta biaya yang relatif mahal.
4. Die Casting
metoda penuangan pada dies casting ini dibedakan menjadi dua selain metoda
sentrifugal yang telah diuraikan diatas, antara lain :
Pressure die casting
Pressure die casting merupakan salah satu proses pengecoran yang cepat, dimana
proses pengecoran dilakukan pada mesin penekan yang akan menekan logam cair
kedalam cetakan, mesin ini juga dilengkapi dengan bagian yang dapat membuka
dan menutup cetakan untuk memudahkan dalam melepaskan hasil cetakan dari
benda tuangan.
Gravity die Casting (Penuangan Curah)
proses penuangan logam cair kedalam cetakan dengan cara dicurahkan melalui
saluran-saluran cetakan yang telah disediakan pada cetakan dengan menggunakan
panci tuang (ladle). Proses penuangan ini dilakukan sebagaimana dijelaskan pada
contoh dalam pengecoran bahan roda gigi.
5. Investment casting
Proses pembentukan cetakan dimana cetakan dibuat dari pasir cetak (sand
casting) diawali dengan pembuatan model (pattern) dan untuk model yang dipakai
dalam proses ini ialah dipilih dari bahan-bahan yang memiliki titik cair sangat
rendah misalnya lilin (wax), ini digunakan dalam berbagai pembuatan model
dengan bentuk yang sangat rumit, dalam proses ini model dibentuk dengan bahan
lilin, selanjutnya dilapisi dengan bahan pelapis seperti ethil atau sodium silikat
untuk menghaluskan permukaan model. Kemudian model ini ditempatkan
(invested) didalam bahan cetakan seperti resin yang, selanjutnya investment
dikeringkan melalui pemanasan, proses pengeringan dengan pemanasan dari
1000sampai 1100 C ini akan mengakibatkan lilin sebagai model (pattern) ini menjadi
lumer dan mengalir melalui pori-pori bahan cetakan sehingga membentuk rongga
sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan, kemudian pemanasan dilanjutkan
sampai 10000 C untuk mengeraskan cetakan tersebut.
B.
Macam-macam Landasan
Selanjutnya ada proses tekuk/lipat, secara mekanika proses penekukan ini terdiri
dari dua komponen gaya yakni: tarik dan tekan
C. PENGEROLAN
1.
Proses
ini memiliki beberapa
kelebihan
dibandingkan
dengan
proses
pres.peralatan lebih murah, produk baru dapat dihasilkan lebih dini dan untuk
produk yang sangat besar jauh lebih murah. Kerugiannya : upah tenaga terlatih
yang lebih tinggi dan laju produksi lebih rendah.
2.
Porositas dalam logam dapat dikurangi. Batangan hasil cor biasanya memiliki
banyak lubang berisi udara. Lubang tersebut akan tertekan dan hilang akibat gaya
kerja yang tinggi.
Sifat fisis logam akan meningkat, diakibatkan adanya penghalusan butir logam.
Jumlah energi untuk menghasilkan kerja dalam mengubah bentuk baja lebih
sedikit ketimbang proses pembentukan dingin.
Butir yang kasar dan butir berbentuk kolum di perhalus.karena hal ini berlangsung
di daerah rekristalisasi,pengerjaan panas berlangsung terus sampai limit bawah
tercapai dan menghasilkan struktur butir yang halus.
Pengerolan
Suatu proses pengubahan baja setengah jadi misal: bloom,billet,slab menjadi
pelat,lembaran batangan,bentuk profil atau lembaran tipis.
Mesin bertingkat empat dengan rol pendukung untuk lembaran yang lebar.
C.
Penempaan
Adalah suatu proses pengerjaan baja dengan cara ditekan atau dipress dalam
mesin tempa. Proses Penempaan terbagi menjadi beberapa bagian :
Penempaan palu
Pada proses penempaan ini logam yang di panaskan di tempa dengan mesin tempa
uap diantara perkakas tangan atau die datar.
Penempaan timpa
Prosesnya sama seperti Penempaan Palu,hanya berbeda pada Die nya saja
Penempaan tekan
Pada penempaan tekan, deformasi plastik logam melalui penekanan berlangsung
dengan lambat, yang berbeda dengan impak palu yang berlangsung dengan cepat.
Umumnya mesin tempa tekan berbentuk simetris dengan permukaan die yang
halus sehingga toleransi lebih ketat.
Penempaan upset
Pada penempaan upset batang berpenampang rata dijepit dalam die dan ujung
yang dipanaskan ditekan sehingga mengalami perubahan bentuk.
Penempaan roll
Batang bulat yang pendek dikecilkan penampangnya atau dibentuk tirus dengan
mesin tempa rol.
dikerjakan dengan mesin bubut, bahkan dari benda-benda yang tidak beraturan
bentuk bentuk tersebut dapat tercapai melalui berbagai metoda pemasangan
benda kerja pada mesin bubut.
2.
a)
b)
c)
3.