Anda di halaman 1dari 14

Bab 3.

Puntir (Torsion) dan Lengkung (Bending)

Poros bisa mendapatkan beban Puntir dan beban lengkung secara


bersamaan,

Beban puntir terjadi pada batang yang mendapat gaya kopel pada bidang
penampang parallelnya,

Beban lengkung diakibatkan gaya satu arah pada bidang penampangnya.

1. Beban Torsi pada batang

= tegangan geser maksimum (ditepi poros)


r = radius poros
T = momen torsi
J = momen inersia polar
C = modulus kekenyalan bahan
l = panjang poros
= sudut puntir persatuan panjang (radian)
Untuk poros pejal penampang lingkaran

Torsi yang terjadi adalah

Untuk poros penampang lingkaran berlubang

dan
Hubungan antara daya Poros Dan Torsi Poros adalah

P = Daya poros (Watt)


T = Torsi yang diteruskan (N.m)
= kecepatan sudut (rad/s)
N = RPM poros

Contoh 5.1. Poros meneruskan daya 100 kW pada 160 r.p.m. Hitung
diameter poros jika torsi yang diteruskan 125 % dari torsi rata-rata.
Tegangan geser yang diijinkan bahan 70 MPa.

Diketahui : P = 100 kW = 100 x 103 W


N = 160 r.p.m
Tmax = 1.25 T mean
= 70 MPa = 70 N/mm2

Cari Tmean dan d

100 x 103 = (2 N. Tmean )/60 =( 2. .160. Tmean )/60 = 16.76 Tmean

Tmean = 5966.6 N.m

Tmax = 1.25 x 5966.6 = 7458 N m = 7458 x 103 N.mm

7458 x 103 = ( . . d3 ) /16 = 13.75 d3

d3 = (7458 x 103 )/13.75 = 542.4 x 103

d = 81.5 mm
2. Beban Lengkung pada batang

Beban mengakibatkan batang terkena momen bending seperti diatas


Maka pada penampang akan mendapat tegangan yang besarnya sesuai
dengan posisinya dari sumbu netral. Tegangan tertinggi terletak di bagian
yang terjauh dari sumbu netral.

Hubungan antara Moment dan besarnya tegangan memiliki rumus

M = besar momen pada batang


= tegangan lenkung
I = momen inersia luasan terhadap sumbu netral
y = jarak dari sumbu netral ke titik tinjauan
E = modulus young bahan
R = Radius kurva kelengkungan batang

Z = modulus tampang
Contoh 5.6. Batang poros pompa seperti gambar dibawah ini. Dengan beban
pada bagian kiri 25 kN dan kanan 35 kN, pada jarak seperti pada gambar.
Hitung diameter poros pada bagian tengah jika tegangan yang terjadi tidak
boleh lebih 100 MPa.

Diketahui b = 100 MPa = 100 N/mm2


Dicari moment terbesar, hitung dulu RA dan RB

Persamaan momen di A adalah


RB x 950 = (35 x 750) + (25 x 150) = 30 000
RB = 30 000/950 = 31.58 kN = 31.58 x 103 N
RA = (25 + 35) -31.58 = 28.42 kN = 28.42 x 103 N

Momen lengkung di
C = RA x 150 = 4.263 x 106 N.mm
D = RB x 200 = 6.316 x 106 N.mm

Momen bending terbesar terletak di D dengan besar 6.316 x 106 N.mm

Modulus tampang Z = (/32) x d3 = 0.0982 d3

100 = M/Z
= 6.316 x 106/ 0.0982 d3 = 64.32 106/ d3
d3 = 643.2 x 103
d = 86.3 di bulatkan 90 mm
3. Bi-Axial Stress pada batang

Batang bila mendapat beban tarik atau tekan, geser serta lengkung,
mengakibatkan terjadi resultante tegangan yang cukup komplek di dalam
batang. Untuk menyederhanakan biasa di lakukan dengan peninjauan pada
suatu bidang dua dimensi yang menderita gaya tarik atau tekan dan geser,
seperti gambar dibawah ini.

Besar tegangan dan regangan pada suatu garis EF bersudut terhadap garis
vertikal adalah

Tegangan :

Regangan :

Daerah tegangan tarik maksimum atau minimum (principal planes) terdapat


di daerah dengan tegangan geser nol ( 1 = 0), dengan posisi sudut adalah
Atau

Menghasilkan persamaan sudut

Dua bidang prinsipel stess saling tegak lurus 90 kearah kanan, persamaan
sudutnya adalah

Maksimum prinsipel stress


Minimum prinsipel stress

Untuk Geser maksimum terjadi 45 derajad kekanan dari bidang prinsipel


stress dengan besar tegangan

Bila tegangan tarik hanya satu arah (2 = 0) maka rumus diatas menjadi

Anda mungkin juga menyukai