Dosen pengampuh:
Tri Cahyo Wahyudi S.T.,M.T
Dibuat oleh :
Ardian Prayoga 18520003
2. Klasifikasi Komposit
Berdasarkan fase matriknya, komposit dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa macam, yaitu :
1. Komposit matrik logam (Metal Matrix Composite, MMC): yang
merupakan campuran logam dan keramik seperti karbida wolfram
(Wolfram Carbide).
2. Komposit matrik keramik (Ceramic Matrix Composite, CMC): Oksida
alumunium, karbida silikon dan fiber dapat digunakan sebagai
reinforcing agents untuk meningkatkan sifat- sifatnya, khususnya untuk
pemakain pada suhu tinggi.
3. Komposit matrik polimer (Polymer Matrix Composite, PMC):
Matriknya dapat berupa resin thermosetting epoxy dan polyesther
dengan reinforcing agents berupa fiber. Misalnya: Phenolik
dipadukan dengan serbuk kayu, Thermoplastik dipadukan dengan
serbuk dan bahan elastomer atau grafit, dsb.
3. Komposit Serat
Komposit serat merupakan salah satu jenis dari komposit matrik polimer
atau Polymer Matrix Composites (PMC). Dimana serat berfungsi sebagai
penguat atau rein forcementagents, dan polymer atau plastik berfungsi sebagai
matrik atau pengikatnya. Untuk mendapatkan komposit yang lebih baik,
dimungkinkan mengkombinasikan dua jenis serat atau lebih. Komposit tersebut
biasa disebut komposit hybrid. Komposit jenis ini memiliki kekuatan dan
kekakuan yang lebih baik, tangguh, lebih tahan terhadap beban kejut, serta lebih
ringan.
4. Serat
Prosentase jenis serat, bentuk serat, jumlah serat, dan orientasi serat yang
dipakai dalam membuat komposit menentukan karakteristik komposit yang
terbentuk.
Jenis Serat :
Berdasar jenisnya, serat yang digunakan sebagai bahan penguat
komposit dibedakan menjadi:
Serat organik: yaitu serat yang berasal dari bahan organik, misalnya
serat kelapa, serat nanas, serat rami, serat pandan alas, serat kapas, dll.
Serat anorganik: yaitu serat yang dibuat dari bahan-bahan anorganik
(seperti: serat gelas, serat karbon, dll).
Bentuk Serat :
Berdasarkan bentuk, secara umum serat penguat mempunyai
penampang lingkaran dan beberapa bentuk lain, misalnya bujur sangkar.
Kekuatan serat dapat juga dilihat dari diameter serat, diameter serat
yang semakin kecil maka pertambahan kekuatan sangat cepat,
sebaliknya jika diameter semakin besar maka kekuatan akan berkurang.
5. Prosentase Jumlah Serat
Prosentase jumlah serat mempengaruhi karakteristik dari komposit
yang dihasilkan. Prosentase dapat dihitung berdasarkan fraksi volume
maupun fraksi berat komposit. Fraksi volume merupakan rasio antara
volume komponen penyusun dengan volume total komposit. Berikut
ini adalah persamaan-persamaan perhitungan persentase serat
berdasarkan fraksi volum komposit.
Pada bahan komposit, jumlah fraksi volum komponen penyusunnya
sama dengan satu, dan dengan mengasumsikan tidak adanya rongga
udara.
Vf + Vm = 1
dengan:
Wf + Wm = 1
dengan:
komposit
merupakan
gabungan dari
massa jenis
komponen
penyusunnya:
ρc = ρ f Vf + ρ mVm
dengan:
ρ c = ρ fVf + ρ m(1-Vf)
ρ c = (ρ f -ρ m)Vf + ρ m)
dapat diketahui.
Pengujian tarik dilakukan untuk mencari tegangan dan regangan (stress strain
test). Dari pengujian ini dapat kita ketahui beberapa sifat mekanik material yang
sangat dibutuhkan dalam desain rekayasa. Hasil dari pengujian ini adalah grafik
Engineering Stress ( )
=
F
A
0
Dimana: F = Beban yang diberikan dalam arah tegak lurus terhadap penampang
spesimen (N)
pembebanan (m2 )
Engineering Strain ( )
l1 l0 L
=
l0 l0
L = Pertambahan panjang
Pengujian dilakukan dengan pengujian tarik matrik (jenis plastik resin) dan
gambar :
E. Radius of fillets 60 mm
F. Thickness 1-10 mm
Hasil uji tarik serat yang dilakukan dengan serat nilon yang mempunyai
1 9,35 6,4
2 9,10 7,3
3 9,29 6,8
4 9,41 6,7
5 9,02 7,1
Kimia Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dengan mesin uji tarik TENSO 300
tipe 168 E buatan Salo Italy. Pengujian tari serat ini menggunakan standar pengujian
ASTM D 3379-75. Karena nilainya gaya yang diperoleh dari pengujian hampir sama,
maka dapat diambil rata- rata gayanya yaitu sebesar 9,23 kg.
Dari pengujian di atas dapat dicari tegangan yang terjadi yaitu F
Maka
= F/A
Pengujian dilakukan dengan membuat spesimen pull out fiber tests dengan
Tabel 4.2. Pengujian pull out fiber tests dan microbond tests
Dari hasil pengujian tarik pull out fiber tests didapat hasil, pada kedalaman serat
5 mm ternyata serat tercabut, setelah dilakukan bererapa kali hasilnya sama dan serat
tarik serat-matrik yang kedua dengan kedalaman serat 7 mm, setelah dilakukan
beberapa kali ternyata serat tidak dapat tercabut dan mengalami putus dibagian luar
matrik. Maka hasil tersebut dijadikan sebagai bahan mencari panjang kritis.
= P/ d x l
Dari hasil pengujian pull out fiber tests dengan diameter 0,5 mm didapat
kedalaman rata-rata 5 mm serat dapat tercabut dengan gaya rata-ratanya 6,13 kg.
= 12,05 mm
Jadi sebagai bahan pengisi komposit serat harus dipotong melebihi panjang kritisnya
P.L. Momen rata-rata pada komposit dengan fraksi volume 40 % mempunyai nilai
sebesar 19093 Nmm lebih rendah dari pada komposit dengan fraksi volume 50 %
yaitu sebesar 21306 Nmm sedangkan untuk komposit dengan fraksi volume 60 %
lebih tinggi lagi dibanding komposit volume 50 % dan komposit fraksi volume 40 %
yaitu sebesar 23038 Nmm. Komposit dengan fraksi volume 40 % lebih mudah retak,
hal ini disebabkan banyaknya resin yang serat tersebut mengikat sehingga pada
volume komposit ini mudah retak dibanding komposit yang mempunyai fraksi
disebabkan adanya ikatan serat dan resin yang seimbang sehingga komposit tersebut
seratnya maka tegangan semakin tinggi, hal ini dituntukkan pada fraksi volume 40 %
besarnya tengangan bending yaitu 47,14 MPa, lebih kecil dibanding fraksi volume 50
% yang sebesar 52,60 MPa. Sedangkan untuk fraksi volume 60 % besarnya tegangan
56,88 MPa, yang lebih tinggi dari fraksi volume 40 % dan fraksi volume 50 %. Dari
hasil diatas menunjukkan bila serat semakin banyak serat maka tegangan bendingnya
komposit yang semakin besar. Semakin banyak serat yang digunakan, dimensi
komposit akan semakin besar pula. Hal ini disebabkan komposit yang semakin
bertumpu pada serat saja, bila semakin bertambahnya serat, secara otomatis
pengikat tersebut.
MODULUS ELASTISITAS (P Ma)
serat nilon dan resin epoksi dengan variasi fraksi volume 40 %, fraksi folume 50 %
Dari grafik hubungan antara modulus elastisitas (GPa) serat nilon dan resin
epoksi diatas, dapat diketahui bahwa pada komposit tersebut dengan fraksi volume
volume 50 % menpunyai modulus elastisitas rata-rata sebesar 1,085 GPa, dan fraksi
Secara umum dari grafik hubungan antara modulus elastisitas (GPa) dengan
fraksi volume (%) serta berbagai uraian diatas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa
besarnya nilai modulus elastisitas pada komposit serat nilon dan resin epoksi dengan
KESIMPULAN
Berdasar pada analisa dan perhitungan dari data-data yang diperoleh dari hasil
pengujian tentang pengaruh penambahan variasi fraksi volume serat nilon pada
matrik resin epoksi maka dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut :
kenaikan tegangan tarik komposit sebesar 48,45 %. Dari pengujian didapat regangan
variasi fraksi volume 60% yaitu sebesar 57,95 MPa. Kekuatan bending komposit
meningkat pada variasi fraksi volume 40 %, 50%, 60 % sebesar 11,7 %, yaitu 46,21-
DAFTAR PUSTAKA
Annual Book of ASTM Standards, D 3379- 75, “Standard Test Method for Tensile
Strength and Young’s Modulus Single-Filament Materials”, ASTM Standards
and Literature References for Composite Materials, 2nd ed., 34-37, American
Society for Testing and Material, Philadelphia, PA (1990).
Annual Book of JIS Standards, K 7113, 396-407, “Testing Method for Tensile
Properties of Plastik”, Japanese Industrial Standard (1981).
Callister, W.D., 1997, ”Material Science And Engineering”, Jhon Wiley & Sons,
New York.
Crawford, R.J., 1989, “Plastik Engineering”, 2nd Edition, Pergamon Press, UK.
Gibson, F.R., 1994, “Principles of Composite material Mechanis”, International
Purwanto, 2006. Studi Sifat Bending dan Impact Komposit Serat Kenaf Acak-
Polyester. Unnes. Semarang.
Surdia, T, dan Saito S. 1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Dainippon Gita Karya
Printing. Jakarta.
Van Vlack, L. H., 1992, “ Ilmu dan Teknologi Bahan”, Edisi ke-5, Erlangga,
Bandung.
https://www.google.com/search?q=makalah+tentang+tegangan+tarik+komposit&oq
=&aqs=chrome.1.69i59i450l2.2304354142j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf=ALeKk00Gu80l8xrrLD1fF6preiuh
BZfACw%3A1610441947110&ei=22T9X5OTBunSz7sPxPm7qAE&q=makalah+tenta
ng+fraksi+volume+komposit&oq=makalah+tentang+fraksi+volume+komposit&gs_
l cp=CgZwc3ktYWIQAzIICCEQFhAdEB46BAgAEEc6BAgjECc6AggAOgUIABCxAzo
GCAAQFhAeOgUIIRCgAToECCEQFToHCCEQChCgAVDBiwtYhf4LYJiCDGgAcAJ
4BYABsxCIAZB9kgETMC44LjcuMS4xLjEuMi43LjAuMZgBAKABAaoBB2d3cy13aX
r IAQXAAQE&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwjT7MDhg5buAhVp6XMBHcT8DhUQ4dUDCAw&uact=5