Nama
NIM
Angkatan
M. Faris Abdurrachman
( 155060207111003)
2015
(155060201111011)
2015
(155060200111002)
2015
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur yang sedalam kepada Allah
Swt. karena berkat rahmat dan bantuan-Nya kami bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul ilmu material engineering. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Material Teknik yang telah diberikan. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................
Daftar isi........................................................................................................
BAB 1. Metalurgi fisik..................................................................................
1.1 Sifat Mekanik........................................................................................
1.2 Kondisi Fisik Logam............................................................................
1.3 Ketidaksempurnaan pada logam...........................................................
BAB 2. Klasifikasi material.........................................................................
2.1 Logam...................................................................................................
A. Logam Ferrous
1.Steel
2. Cast iron
B. Logam Non-Ferrous
2.2 Non-Logam.........................................................................................
A Polimer
B. Keramik
C. Komposit
D. Refraktori
Daftar Pustaka.............................................................................................
BAB 1
METALURGI FISIK
Ilmu yang mempelajari tentang rekayasa bahan atau material adalah
Material Engineering. Ilmu material mempelajari mulai dari pemrosesan bahan,
karakterisasi bahan, struktur bahan, sifat bahan dan performance bahan. semua
memiliki saling keterkaitan, dan berhubungan satu sama lain yang akan
menentukan kondisi akhir dari material tersebut. Dengan memiliki pengetahuan
akan proses diatas, profesional dibidang teknik material bisa dengan bebas
Punya sifat-sifat:
Mekanik (focus
disini dulu)
Elektrik
Fisik
merekayasa material yang ada untuk memiliki sifat dan performance yang di
inginkan. Material engineering secara umum dibagi menjadi 4, yaitu:
1.1.
Metalic material
Non-metalic material
Composite material
Sifat Mekanik
Sifat mekanik merupakan sifat yang menyatakan kamampuan suatu logam
dalam menerima suatu beban atau gaya tanpa mengalami kerusakan pada logam
tersebut. Sifat-sifat mekanik logam antara lain:
1. Kekuatan (strength)
Yaitu kemampuan material logam dalam menerima gaya berupa tegangan
tanpa mengalami patah. Ada beberapa jenis kekuatan tergantung jenis bahan
yang dipakai diantaranya: kekuatan tekan, tarik, kerja dan geser.
2. Kekerasan (hardness)
Merupakan ketahanan material terhadap penekanan atau indentasi /
penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance) yaitu
ketahanan material terhadap penggoresan atau pengikisan.
3. keuletan (ductility)
Kemampuan material dalam mempertahankan bentuk setelah mendapat
gaya dari arah tertentu
4. kerapuhan (britleness)
Merupakan suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan
keuletan. Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material
dengan sedikit pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi
sasaran pada beban regang, tanpa memberi keregangan yang terlalu besar.
5. Ketangguhan (toughtness)
Merupakan kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi tanpa
mengakibatkan terjadinya kerusakan.
6. Kelelahan (fatigue)
Merupakan kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila
menerima beban bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh di
bawah batas kekakuan elastiknya.
7. Mulur (creep)
1.2.
yang
umumnya
menyangkut
segi-segi
pengembangan
atau
Semua metalurgi fisik / kondisi fisik logam diatas kecuali jenis atom,
dapat dimodifikasi dengan cara perlakuan panas dan deformasi lapis
A. Unit Cell / Molekul / Kumpulan Atom
Merupakan susunan dari beberapa atom yang teratur dan mempunyai
pola yang berulang. Sel satuan terdiri dari kubus (BCC, FCC, dan
HCP), hexagonal, tetragonal, triklin, monoklin, dan sebagainya.
Jumlah atom tetangga yang mengelilingi setiap atom dalam
struktur kristal FCC yang nilainya sama untuk setiap atom disebut
dengan bilangan koordinasi (coordination number)
Bilangan kordinasi 12
Kebanyakan logan adalah terjejal (close packed) - yakni, struktur
tersebut memuat atom sebanyak mungkin pada volum yang tersedia.
Setiap atom pada struktur mengalami 12 sentuhan dari atom
B. Butir (Grain)
Merupakan kumpulan dari sel satuan yang memiliki arah dan
orientasi sama dalam 2 dimensi.
C. Kristal
Merupakan kumpulan dari sel satuan yang memiliki arah dan
orientasi sama dalam 3 dimensi.
1.3.
1. Point Defect
Cacat titik yaitu adanya atom yang hilang atau terdapat sisipan atom asing
dalam kisi. Cacat titik ini terdiri dari :
1) Vacancy
Hal ini terjadi ketika temperature Kristal cukup tinggi dimana
atom-atom bergetar dengan frekuensi tertentu dan secara acak dapat
meninggalkan kisi, lokasi kisi yang ditinggalkan disebut vacancy atau
kekosongan. Dalam kebanyakan kasus difusi atau transportasi massa
oleh gerak atom juga dapat disebabkan oleh kekosongan. Semakin
tinggi suhu, semakin banyak atom yang dapat meninggalkan posisi
kesetimbangannya dan semakin banyak kekosongan yang dapat
dijumpai pada Kristal
yang
Voids
cacat ini berupa rongga-rongga kecil dalam bahan yang mungkin
disebabkan oleh sejumlah mekanisme, seperti terjebaknya udara,
pelepasan gas selama proses penuangan ke dalam cetakan, Voids
juga dapat ditimbulkan akibat pengerutan antardendritik selama
pembekuan
4.2.
Cracks ( retak )
cacat ini jauh lebih parah dibanding hanya sekedar ketidaksesuaian
pada batas-batas bulir karena memungkinkan peresapan agen-agen
penyebab korosi dalam skala makroskopik.
4.3.
Inclusion (Inklusi)
terjebaknya partikel-partikel bahan asing dalam padatan yang tentu
saja bukan bagian dari struktur kisi kristal logam itu sendiri
1.4.
1.5.
Deformasi
Perubahan bentuk pada bahan/logam dapat dibedakan menjadi dua yaitu
1.6.
F//Ao
Dimana:
= Perpindahan transverse
= Panjang awal
Pengujian lengkung
Pengujian ini merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan
yang diletakkan terhadap specimen dan bahan, baik bahan yang akan
digunakan pada kontraksi atau komponen yang akan menerima
pembebanan terhadap suatu bahan pada satu titik tengah dari bahan yang
ditahan diatas dua tumpuan
Uji impact
Uji impact dilakukan untuk menentukan kekuatan material sebagai
sebuah metode uji impct digunakan dalam dunia industry khususnya uji
impact charpy dan uji impact izod. Dasar pengujian ini adalah penyerapan
energy potensial
ENGINEERING
MATERIAL
METAL
NON-METAL
FERROUS
NONFERROUS
BAB II
STEELS
CAST-IRON
Cu, etc
REFRACTORY
BASED ON
METAL OR NONMETAL
POLYMER
CERAMIC
CARBON
STEELS
STEEL
ALLOY
COMPOSITE
2.1.
Metal / Logam
Alam kimia, sebuah logam atau metal (bahasa yunani: metallon) adalah
sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam,
dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron.
Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, besi, timah, perak,
titanium, uranium, dan zink. Berdasarkan ikatan kimianya logam dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu logam ferro dan logam non-ferro.
Metal
Carbon steels
Steels alloys
A. Logam Ferrous
Logam ferro adalah suatu logam yang terdiri dari campuran unsur karbon
dengan besi, serta ada pula yang memiliki campuran unsur lain untuk menambah
sifat logam tersebut. Logam ferro adalah logam yang mudah untuk divariasikan.
Karena logam ferro sangat bergantung pada unsur unsur yang membentuknya
sendiri. Logam ferro juga diklasifikan menjadi dua bentuk, yaitu Steels (Baja) dan
Cast Iron (Baja cor)
1. Steels (Baja)
Baja paling banyak dipakai sebagai bahan industry yang
merupakan sumber yang sangat besar, dimana sebagian ditentukan oleh
nilai ekonominya, tetapi yang paling penting karena sifat yang sangat
bervariasi, mulai dari yang paling lunak sampai yang paling keras dan
tajampun atau apa saja dengan bentuk apapun dapat dibuat dengan
pengecoran. Unsur paduan utama besi dan baja adalah carbon.
Contoh pembacaan :
AISI SAE 3395 adalah baja karbon dengan paduan nikel chrom, dengan campuran
b) A53 / A53M-10 Pipa, Baja, Black dan Hot-dicelup, ZincCoated Welded / Seamless
c) A242 / A242M-04 (R2009) Tinggi Kekuatan Rendah-Alloy
Baja Struktural
i.
CaSiO3
oksida
emperat
(P2O5), untuk
Ca3(PO4)2
mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi
tuang.
8) Proses Dapur Cawan
Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas
dan besi kasar dalam cawan,
kemudian dapur ditutup rapat. Kemudian dimasukkan gas-gas
panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam
cawan akan mencair. Baja cair tersebut siap dituang untuk
dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan unsur-unsur
paduan yang diperlukan
ii.
Carbon steels
Gambar berikut menunjukan diagram keseimbangan besikarbon sebagai dasar dari bahan yang berupa besi baja. Selain
karbon pada besi dan baja terkandung kira kira 0,25% Si,0,3-1,5%
Mn dan unsur pengotornya seperti P, S, dsb.
Lunak
Struktur = BCC
Ferrit [] 300-723 C
-
Perlit [+CM][+Fe3C]
-
Austenit [] 1140 C
-
Kandungan C maksimum = 2%
Strukturnya = FCC
Paramagnetic
Ledeburit [+ CM][+Fe3C]
-
Kandungan C = 2% - 6.67%
Ledeburit [+ CM][+Fe3C]
Bainit []
-
Martensit []
-
Widmanstaetten
-
Dendrit
-
4. Ferrit []
Carbon steels
Steels alloys
disebut
Baja
Eutectoid,
Baja
yang
Baja eutectoid
Baja eutectoid ialah baja yang memiliki 0,8% C. Menurut diagram
besi karbon,sebuah paduan dengan kandungan 0,8%C pada suhu
723 C (pada pendinginan yang sangat lambat ), pada reaksi
eutectoid akan membentuk ferrit dan sementit. Adapun ferritnya
berjumlah lebih banyak dibaningkan dengan sementit . Sementit
menempatkan diri diantara ferrit dengan bentuk lamellar. Baja
eutectoid memiliki komposisi full pearlit karena memiliki
kandungan C yang tidak lebih dan tidak kurang dari 0,8%.
Komposisi didalamnya terdapat 88% ferrit dan hanya 12%
sementit hal ini menjadikan baja eutectoid menjadi full perlit.
sehingga
Fe3C
membentuk
bulatan
dan
Baja Hypo-eutectoid
Baja karbon rendah yang mengandung 0,022 0,3 %
C yang dibagi menjadi empat bagian menurut
kandungannya yaitu:
Baja Hyper-eutectoid
Baja yang mengandung lebih dari 0,77 persen
C. Baja Hypereutectoid memiliki struktur pearlit dan
sementit pada suhu kamar.
Gambar shringkage
Ferrit
Jumlah
Kekerasan
Kekuatan
Tarik
Ductility
Hypoeutect
oid
>
>
<
>
Eutectoid
>
>
<
>
Hypereutect
oid
iii.
Steel alloy
Suatu paduan (alloy) adalah campuran bahan yang
memiliki sifat-sifat logam, terdiri dari dua atau lebih komponen
(unsur), dan sedikitnya satu komponen utamanya adalah logam.
Sebagainya yang bertujuan memperbaiki kualitas dan
kemampuannya. Penambahan unsur-unsur lain dalam baja karbon
dapat dilakukan satu atau lebih unsur, tergantung dari karakteristik
atau sifat khusus yang dikehendaki.
Unsur-unsur paduan untuk baja ini dibagi dalam dua
golongan yaitu adalah 1) Unsur yang membuat baja menjadi kuat
dan ulet, dengan menguraikannya ke dalam ferrite (misalnya Ni,
Mn, sedikit Cr dan Mo). Unsur ini terutama digunakan untuk
pembuatan baja konstruksi. 2) Unsur yang bereaksi dengan karbon
dalam baja dan membentuk karbida yang lebih keras dari sementit
(misalnya unsure Cr, W, Mo, dan V). unsur ini terutama digunakan
untuk baja perkakas.
unsur
chromium
biasanya
diikuti
dengan
penambahan nikel.
e. Molybdenum (42Mo) dengan penambahan molybdenum akan
memperbaiki baja karbon menjadi tahan terhadap suhu tinggi,
liat, dan kuat. Baja paduan ini biasanya digunakan sebagai
bahan untuk membuat alat-alat potong misalnya pahat.
f. Wolfram (74W) dengan penambahan unsur ini memberikan
pengaruh yang sama seperti pada penambahan molybdenum dan
biasanya juga dicampur dengan unsur nikel (28Ni) dan
chromium (24Cr). Baja paduan ini memiliki sifat tahan terhadap
suhu tinggi. Oleh sebab itu, banyak digunakan untuk membuat
pahat potong yang lebih dikenal dengan nama baja potong cepat
(HSS/High Speed Steel).
g. Vanadium (23V) dengan penambahan unsur ini akan
memperbaiki struktur Kristal baja menjadi halus dan tahan aus,
terlebih bila dicampur dengan chromium. Baja paduan ini
digunakan untuk membuat roda gigi, dan sebagainya.
h. Cobalt (27Co) dengan penambahan unsur ini akan memperbaiki
sifat kekerasan baja meningkat dan tahan aus serta tetap keras
pada suhu yang tinggi. Baja paduan ini banyak digunakan untuk
konstruksi pesawat terbang atau konstruksi yang tahan panas
dan tahan aus.
i. Tembaga (29Cu) baja paduan yang memiliki ketahanan korosi
yang besar diperoleh dengan penambahan tembaga berkisar 0,5
1,5% tembaga pada 99,95 99,85% Fe. Baja paduan ini
disebut Armco yang digunakan untuk membuat konstruksi
jembatan, menara-menara, dan lain-lain.
Klasifikasi Baja Paduan
Baja paduan dibagi menjadi 3 yaitu ;
1) Low alloy steel
(baja
paduan
rendah),
jika
elemen
paduannya 2,5 %
2) Medium alloy steel (baja paduan sedang), jika elemen
paduannya 2,5 10 %
3) High alloy steel
paduannya > 10 %
Klasifikasi Baja Paduan Berdasarkan strukturnya:
1) Baja pearlit (sorbit dan troostit)
Unsur-unsur paduan relatif kecil maximum 5% Baja ini mampu
dimesin, sifat mekaniknya meningkat oleh heat treatment
(hardening &tempering)
2) Baja Martensit
4) Baja Ferrit
Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi
karbonnya rendah. Tidak dapat dikeraskan.
5) Karbid atau Ledeburit
lagi
menjadi
tiga
golongan
tergantung
yang terdiri dari 23-27% Cr, 18-21% Ni, 2-3% Si, ada yang
terdiri dari 13-15% Cr, 13-15% Ni, yang lainnya terdiri dari 22,7% W, 0,25-0,4% Mo, 0,4-0,5% C).
4) Baja paduan istimewa
Baja paduan istimewa lainnya terdiri 35-44% Ni dan 0,35%
C, memiliki koefisien muai yang rendah yaitu :
a) Invar : memiliki koefisien muai sama dengan nol pada
suhu 0 100 C, digunakan untuk alat ukur presisi.
b) Platinite : memiliki koefisien muai seperti glass, sebagai
pengganti platina.
c) Elinvar : memiliki modulus elastisitet tak berubah pada
suhu 50C sampai 100C. Digunakan untuk pegas arloji
dan berbagai alat ukur fisika.
5) Baja Paduan dengan Sifat Khusus
Kromium
untuk
mencegah
proses
korosi
berwarna putih disebut besi cor putih. Pada besi cor, berbentuknya
grafit atau terbentuknya sementit tergantung dari laju pendinginan
dan juga pengaruh dari komposisi kimia. Adanya unsur-unsur pada
besi cor, sangat mempengaruhi kecepatan penggrafitan pada waktu
pembekuan .
Unsur-unsur yang mempercepat penggrafitan :
Si, Ti, Ni, Al, Al, Co, Au, Pt
Unsur-unsur yang menghambat penggrafitan :
Cr, Te, S, V, Mn, Mo, P, W, Mg, B, O, H, N
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
B. Logam Non-ferrous
Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak
mengandung unsur besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak
digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan logam lain, karena biasanya
sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan. Kecuali logam non
ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah memiliki
sifat yang baik
Logam non ferro adalah suatu bahan yang tidak mengandung besi, yang
dapat digolongkan menjadi :
logam berat : nikel, seng, tembaga, timah putih dan timah hitam
a. Tembaga (Cu)
Warna cokelat kemerah-merahan, sifatnya dapat ditempa, liat, baik
untuk penghantar panas, listrik, dan kukuh. Tembaga digunakan untuk
membuat suku cadang bagian listrik, radio penerangan, dan alat-alat
dekorasi.
b. Seng (Zn)
Seng (Zn) ialah logam yang berwarna putih kebiruan memiliki titik cair
419C, sangat lunak dan lembek tetapi akan menjadi rapuh ketika
dilakukan pembentukan dengan temperature pengerjaan antara 100C
sampai 150C tetapi sampai temperature ini masih baik dan mudah untuk
dikerjakan
f. Emas
Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek,
mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi
dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia.
i. Alumunium (Al)
Warna biru putih, sifatnya dapat ditempa, liat, bobot ringan,
penghantar panas dan listrik yang baik, mampu dituang. Alumunium
digunakan untuk membuat peralatan masak, elektronik, industri mobil, dan
pesawat terbang.
j. Barium (Ba)
Barium adalah logam putih berwarna perak yang ditemukan di
alam. Senyawa barium dapat diproduksi oleh industri, seperti industri
minyak dan gas untuk membuat lumpur pengeboran. Barium juga
digunakan untuk membuat cat, batu bata, ubin, kaca, dan karet dari barium
sulfat. Selain itu, barium digunakan oleh dokter dalam melakukan tes
medis dan pengambilan foto sinar-x. Barium masuk ke dalam udara
selama proses pertambangan, pemurnian, produksi senyawa barium, dan
dari pembakaran batubara serta minyak. Beberapa senyawa barium mudah
larut dalam air dan ditemukan di danau atau sungai.
k. Molybdenum
Molibdenum merupakan logam transisi berwarna putih keperakan dan
lebih lunak dibandingkan tungsten. Molibdenum memiliki modulus
elastisitas tinggi, dengan hanya tungsten dan tantalum yang terdapat lebih
melimpah, memiliki titik leleh lebih tinggi. Molibdenum adalah agen
paduan logam penting karena memberi kontribusi terhadap kekerasan baja.
Molibdenum mampu meningkatkan kekuatan baja pada suhu tinggi.
Molibdenum digunakan pula dalam aplikasi energi nuklir, rudal, dan
bagian pesawat terbang.
l. Titanium
Unsur ini merupakan logam transisi yang ringan, kuat, berkilau,
tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut, aqua regia, dan klorin)
dengan warna putih-metalik-keperakan.
3400C dan titk didih 5900C, dapat digilas menjadi lembaran dan bila
dipadu dalam baja perkakas, akan memperbaiki ketahanan ausnya dan sifat
tahan hangatnya. Kegunaannya dalam bidang elektronika seperti katoda
tabung electron dan bidang kelistrikan, seperti kawat pijar dalam lampu,
elektroda, pegas, unsure pemanas dan tabung sinar X.
n. Zirconium (Zr)
Zirkonium adalah logam putih keabuan yang jarang dijumpai di
alam bebas, Logam zirkonium digunakan dalam teras reaktor nuklir karena
tahan korosi dan tidak menyerap neutron. Zircaloy merupakan aliase
zirkonium yang penting untuk penyerapan nuklir, seperti menyalut bagianbagian bahan bakar. Logam zirconium merupakan salah satu logam
terkeras didunia.
o. Radium
Radium berwarna hampir putih bersih, namun akan teroksidasi jika
terekspos kepada udara dan berubah menjadi hitam. Radium mempunyai
tingkat radioaktivitas yang tinggi. Isotopnya yang paling stabil, Ra-226,
p. Uranium
Sifat-sifat uranium adalah BD 18,7, uranium murni malleable /liat
dan ductile mudah di bentuk dan menstabilkan carbide keras.
Kegunaannya untuk bahan amunisi dan persenjataan.
2.2.
Non- Logam
A. .Polimer.
Polimer (makromolekul) merupakan molekul besar yang terbentuk dari
unit unit berulang sederhana. Nama ini diturunkan dari bahasa yunani,
yaitu : Poly yang berarti banyak, dan mer yang berarti bagian (Malcom
Steven, 2004). Dan polimer juga merupakan bahan yang penting dalam
pembuatan komposit. Polimer berfungsi sebagai matriks yang berfungsi
mengikat penguat yang digunakan pada komposit. Beberapa contoh bahan
polimer yaitu resin phenolformaldehyde, urea formaldehyde, poliester,
sebagai
bahan
penguat
seperti:
serat
(fiber),
partikel
(particulate), lapisan (lamina) dan serpihan (flakes). Pada saat ini berbagai
industri telah menggunakan komposit yang diperkuat oleh serat mulai dari
industri perabot rumah tangga (panel, kursi, meja), industri kimia (pipa,
tangki, selang), alat-alat olah raga, bagian-bagian mobil yang salah
satunya bumper mobil, alat-alat listrik, industri pesawat terbang (badan
pesawat, roda pendarat, sayap dan baling baling helikopter) dan industri
perkapalan (salah satunya body speed boat).
1.
Chain Linearity
Bentuk paling sederhana dari molekul polimer adalah rantai
lurus atau disebut juga sebagai polimer linear yang terdiri dari satu
d.
Branched Polymer
rantai
bercabang
cendrung
menurunkan
tingkat
menyebabkan
keseluruhan
molekulnya
mempunyai
bentuk
spherical.
e. Cross-Linking
Cross-linking dalam polymer terjadi ketika ikatan valensi
primer terbentuk antara moleku-molekul rantai polymer yang
terpisah. Selain ikatan dimana monomer membentuk rantai
polymer, ikatan polymer yang lain terbentuk diantara polymer
tetangganya. Ikatan ini dapat terbentuk secara langsung diantara
rantai tetangganya, atau dua rantai dapat terikat menjadi rantai
yang lain. Walupun tidak sekuat ikatan pada rantai, cross-links
mempunyai peran yang sangat pentin pada polymer. Polymer
mempunyai ikatan cross-links yang banyak mempunyai "memory."
Ketika polymer diregangkan, ikatan cross-links mencegah rantai
untuk berpisah. Ikatan ini memperkuat, namun ketika tegangan
dihilangkan maka struktur akan kembali ke bentuk semula dan
objek pun demikian.
4. Ukuran Rantai (Chain Size)
Sifat jenuh polimer sangat bergantung pada ukuran dari rantai
polimer. Seperti kebanyakan molekul, ukuran molekul polimer dapat
digambarkan melalui berat molekul Pada polimer, berat molekul dapat
digambarkan oleh derajat polimerisasi, yaitu jumlah monomer yang
membentuk
polimer.
Untuk
polimer
sintetik,
berat
molekul
distribusi
ukuran
rantai
polimer.
Contoh
dari
yang
berbeda
arsitekturnya
mewakili
isomer
c. Geometric isomerism
Sebagai contoh, polimerisasi dari 1,3-diena mempunyai dua
ikatan rangkap yang berbeda yang dapat mengalami tiga isomer
geometri.
d. Tacticity
Klasifikasi Polimer
Berdasarkan sumbernya
I.
Polimer alami :
Seperti benda :kayu, kulit binatang, kapas, karet alam,
rambut
II.
Polimer sintetis
Tidak
terdapat
secara
alami:
nylon,
poliester,
polipropilen, polistiren
Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet
sintetis.
III.
TERMOPLASTIK:
Berupa material padatan pada temperatur ruang tetapi berubah
menjadi cairan kental ketika dipanaskan pada temperatur
beberapa ratus derajat saja.
Karakteristik ini menyebabkan termoplastik mudah dan
ekonomis difabrikasi menjadi beragam bentuk.
Dapat diberikan siklus pemanasan-pendinginan berulang kali
tanpa degradasi berarti.
Contoh:
Polyethylene
(PE),
polyvinylchloride
(PVC),
II.3.1.2. Elongation
Semua jenis kekuatan memberitahu kita berapa tegangan yang
dibutuhkan untuk mematahkan sesuatu, tetapi tidak memberitahu kita
tentang apa yang terjadi pada sampel kita saat kita mencoba untuk
mematahkannya, itulah kenapa kita mempelajari elongation dari
polimer. Elongasi merupakan salah satu jenis deformasi. Deformasi
merupakan perubahan ukuran yang terjadi saat material di beri gaya.
% Elongasi adalah panjang polimer setelah di beri gaya (L) dibagi
dengan panjang sampel sebelum diberi gaya (Lo) kemudian dikalikan
100:
Elongation-to-break (ultimate elongation) adalah regangan pada
sampel pada saat sampel patah. Elastomer memiliki ultimate
terdapat
beberapa
polimer
yang
cocok
untuk
Time-Temperature Superposition
Sifat mekanis dari polimer ditentukan oleh prinsip time-temperature
superposition. Prinsip ini mampu menunjukkan bahwa waktu dan
temperatur dapat memiliki sifat yang sama namun berlawanan.
Kekuatan polimer pada pembebanan high-rate dan temperatur rendah
dapat secara efektif menyerupai kekuatannya pada pembebanan lowrate dan temperatur tinggi.
Hal ini dapat berarti jika dilakukan pengujian pada temperatur tinggi
dan pembebanan fast-rate, hasil pengujian dapat digunakan untuk
memperkirakan kekuatan polimer pada temperatur rendah dan rate
pembebanan yang lebih rendah. Namun, hal ini dapat pula berarti
temperatur aplikasi polimer dapat bervariasi tergantung pada rate
pembebanan pada aplikasi tersebut, dimana beban kecil pada
temperatur tinggi dapat berakibat yang sama dengan beban besar pada
temperatur rendah.
Untuk aplikasi pada temperatur tinggi, material yang paling cocok
adalah :
PTFE : 260oC
PFA : 260oC
PEEK : 260oC
FEP : 200oC
PEI : 180oC
PET/PBT : 170oC
Polimer-polimer tersebut mampu mengcover wide-range temperatures
dan dapat digunakan dengan baik pada temperatur tinggi. Selain itu,
polimer-polimer ini juga tidak membutuhkan pemrosesan khusus
(selain PTFE karena koefisien friksinya rendah) bila dibandingkan
dengan commodity polymers. Hal ini berarti proses ekstrusi yang
digunakan pada commodity polymers dapat pula digunakan untuk
membuat polimer yang cocok untuk aplikasi pada suhu tinggi.
Di bawah ini adalah beberapa aplikasi dari polimer pada temperatur
tinggi :
Interior pesawat udara / pesawat ulang-alik
Komponen elektrik pesawat udara / pesawat ulang-alik
Industri otomotif (under-hood)
Insulator kabel untuk aplikasi pada extremely high temperature,
coupling kabel, dan connectors
Industri elektrik / elektronik pada temperatur aplikasi tinggi
Medical tubing atau produk lain yang memerlukan sterilisasi
Monofilament untuk proses produksi filter, belting, serta meshes
jika polimer itu didinginkan, rantai tersebut akan menempel satu sama
lain dan tidak dapat meregang lagi. Polimer tersebut akan menjadi
kaku dan melewati temperatur transisi gelas menjadi material yang
keras dan rapuh. Temperatur transisi gelas biasanya tidak memiliki
transisi yang jelas antara rubbery state dan glass regions. Temperatur
transisi gelas biasanya berkisar antara 10-50oC. Jika polimer
didinginkan di bawah Tg, polimer menjadi stabil dan tidak terjadi
transisi lagi. Dengan demikian, temperatur rendah pada polimer dapat
didefinisikan sebagai suhu di bawah Tg.
Nilai sesunguhnya dari Tg bervariasi bergantung kepada struktur
molekul spesifik dari polimer dasarnya, berat molekul, distribusi berat
molekul dari polimer tersebut, aditif yang ditambahkan ke dalam
formula, serta beberapa faktor lain. Polimer dengan Tg di atas suhu
ruang akan mengalami glassy state pada suhu ruang dan akan memiliki
kecenderungan untuk rapuh dan rusak pada suhu ruang. Contohnya
adalah PS, PMMA, dan PET. Polimer dengan Tg di bawah suhu ruang
akan mengalami rubbery state pada suhu ruang sehingga akan
cenderung fleksibel dan sulit dihancurkan pada suhu ruang. Contohnya
adalah PP, PE, dan PTFE.
Pada temperatur yang sangat rendah, beberapa aplikasi mengharuskan
adanya kontak dengan Liquid Oxygen (LOX) dimana pada umumnya
plastik tidak kompatibel dan akan terbakar. Namun, beberapa polimer
yang tergabung dalam keluarga flourocarbon (PTFE, PCTFE, FEP,
dll.) memiliki resistansi yang baik terhadap LOX. Selain itu, kelompok
ini juga merupakan insulator yang baik, dan memiliki keuletan yang
dapat dihitung (sebesar 1%) pada temperatur mendekatiabsolute zero (269oC). Dapat dilihat pada tabel berikut7:
CH2=CH-Cl
CH2=CH-Cl
Vinilklorida
Vinilklorida
Cl
Cl
Cl
Cl
KOMPOSIT
2. Material Komposit
2.1. Defenisi dan Klasifikasi Material Komposit
Material komposit di definisikan sebagai kombinasi antara dua
material atau lebih unsur unsur penyusun yang berbeda satu sama
lain, baik dalam bentuk komposisinya, dimana material yang satu
berperan sebagai penguat dan yang lainnya sebagai pengikat. Bahan
komposit memiliki sifat sifat yang lebih baik dan mempunyai
keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan komponen komponen
penyusunnya. Menurut keberadaannya komposit ada dua macam yaitu
komposit alam (kayu, gigi, tulang) dan komposit buatan (semen, beton,
metal).
Komposit disusun dari dua komponen yaitu matriks atau resin,
danreinforcement atau penguat dan ada juga yang menyebut dengan
filler. Filler ini nantinya berfungsi sebagai penguat dimana distribusi
tegangan yang diterima oleh komposit akan diteruskan ke filler. Filler
ini dapat berupa serat atau partikel.serat dapat berupa dari alam
maupun sintetis. Serat alam dapat disebut juga dengan biokomposit,
contohnya dalah serat jerami, serat eceng gondok. Dan yang sintetis
misalnya adalah serat E-glass ( fiber glass).
Material komposit mempunyai beberapa keuntungan diantaranya :
1.
Bobot ringan
2.
3.
4.
Tahan korosi
penggunaan
resin.
Beberapa
syarat
untuk
dapat
Daun padi
Terdiri dari serat daun yang dibungkus oleh matrik yaitu lychin
-
Batang bambu
Batangnya terdiri dari bahan serat yang diikat dengan matrik dengan
kuat sehingga kaku dan ringan.
-
Secara garis besar bahan komposit dapat dibagi atas dua, yaitu
komponen
logam
untuk
mengalami
kakisan
e. Industri Pembinaan
- Jembatan
- Terowongan
- Rumah
- Dan lain-lain
f. Kesehatan
- Kaki palsu
- Sambungan sendi pada pinggang
- Dan lain-lain
g. Marine / Kelautan
- Kapal layar
- Kayak
- Dan lain-lain
KERAMIK
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi.
Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik
lelehnya yang tinggi, membuat keramik merupakan material struktural
yang menarik. Aplikasi struktural keramik maju termasuk komponen
untuk mesin mobil dan struktur pesawat. Misalnya, TiC mempunyai
kekerasan 4 kali kekerasan baja. Jadi, kawat baja dalam struktur
pesawat dapat diganti dengan kawat TiC yang mampu menahan beban
yang sama hanya dengan diameter separuhnya dan 31 persen berat.
Semen dan tanah liat adalah contoh yang lain, keduanya dapat
utama
keramik
adalah
kerapuhannya,
yakni
struktural.
terdelokalisasi
Dalam
memungkinkan
logam,
elektron-elektron
atom-atomnya
yang
berubah-ubah
tradisional
keramik
dapat
diperlakukan
sebagai
dimana
akan
sangat
menguntungkan
dan
mempunyai
organik)
dengan
menempatkan
dan/atau
pemisahan
permulaan
dalam diagram
kecil dari kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh
adalah silikat yang merupakan bahan baku penting bagi keramik.
yang
tinggi.
Keterbatasan
utama
keramik
adalah
konduktivitasmeningkat
kenaikan suhu.
(hambatan
menurun)
dengan
Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar
dan dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida logam
dipanaskan pada kira-kira 500 C, permukaannya menjadi bersifat asam
material
anorganik
dan non-metal.
Umumnya
mendapatkan
sifat-sifat
keramik
biasanya
diperoleh
Untuk
dengan
konvensional.
Metode
konvensional
misalnya
kalsinasi;
yaitu
Uniaxial
cairan.
d. Sintering
Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu
material ( biaasnya dalam bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik
lelehnya sehingga menjadi bentuk padatan . Serbuk berubah menjadi
padatan karena pada suhu tersebut partikel-partikel akan saling
melekat. Setelah disintering bentuk porositas berubah cenderung
berbrntuk bola. Selain itu semakin lama dipanaskan bentuk pori akan
semakin kecil. Karena itu ukuran sampel yang telah disinter akan
semakin kecil juga.
Sintering terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase
cair selama proses sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase
cair disebut sintering fase cair, dan sintering yang terjadi tanpa fase
cair disebut sintering padat.
Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang
sudah dicetak dan dikeringkan dengan suhu tinggi.
e. Anneling dan Aging
Anealing adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari sebelumnya.
Dengan maksud agar parameter dan sifat yang diinginkan mencapai
optimum. Sedangkan aging adalah proses pendinginan selama
beberapa waktu tertentu.
f. Tahap akhir
Pada tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan akhir
sehingga sipa dipalikasika sesuai dengan sifat bahan yang diinginkan.
Perlakuan tersebut misalnya mengasah, memoles, memberi lapisan
logam, memberi mantel untuk perlindungan dan lain-lain.
Secara bagan proses pembuatan bahan keramik adalah :
Proses
pembubukan
atau
penghalusan
>
Pembentukan
Pengeringan > sintering > anealing dan aging > Aplikasi akhir.
>
Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau
lebih yang tetap terpisah dan berbeda dalam level makroskopik selagi
membentuk komponen tunggal.
Komposit adalah material yang satu tahap berlaku sebagai sebuah
penguatan terhadap tahap kedua. Tahap kedua disebut matriks.
Tantangannya adalah untuk mengkombinasikan serat dan matriks ke
bentuk
material
yang
dimaksudkan
Gambar
paling
efisien
untuk
atau
2.1.
penerapan
yang
diinginkan.
Media
Multiphase
polimer.
Konsep
Material
Komposit
digunakan.
tiga
kelompok
utama
(Kevlar)
sebagai
penguatannya.
berkembang
pada
industri
otomotif,
bahan
ini
penguatnya
dengan
serat
seperti
silikon
karbida.
atau
boron
nitride.
Klasifikasi
Komposit
antara
1.Material
serat
komposit
lain
(Fibrous
composites
:
materials)
Terdiri dari dua komponen penyusun yaitu matriks dan serat. Skema
penyusunan
Gambar
serat
2.3.
dapat
dibagi
Skema
menjadi
Penyusunan
tiga.
Serat
yang
ditentukan
yang
disebut
lamina.
Bimetals
Cladmetals
Laminated
Glass
Plastic-Based
Laminates
matriks.
Kombinasi
Secara
umum,
dari
ketiga
sifat-sifat
tipe
komposit
di
ditentukan
atas
oleh
1.Sifat-sifat
serat
2.Sifat-sifat
resin
Volume
Geometri
dan
orientasi
Fraction)
serat
pada
komposit
2.2
Serat
digolongkan
menjadi
1.
2.
(1).Serat
dua
jenis
Serat
Serat
Sintetis
(serat
yaitu
Alami
buatan
manusia)
mineral
Serat jenis ini terbagi kedalam tiga kelompok serat, antara lain :
Serat Kaca atau serat gelas adalah suatu bahan sintetis yang terdiri
dari Lime, Alumina, dan Borosilicate. Sering diterjemahkan menjadi
kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar
0,005 mm - 0,01 mm. Bahan cair serat gelas ditekan melalui suatu
lobang kecil dari suatu dapur listrik dan ditarik menjadi sehelai serat.
Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain,
yang kemudian diresapi dengan resin/matriks sehingga menjadi bahan
yang kuat dan tahan korosi untuk diaplikasikan.. Untuk membuat serat
gelas ini mudah melekat jika diberi resin/matriks, maka dilakukan
pelapisan awal serat ini dengan resin/matriks. Tujuan dari pelapisan
awal ini selain nantinya resin mudah melekat juga agar air dan udara
tidak terserap kedalam serat gelas. Serat gelas yang umum dipasaran
terdiri dari beberapa macam antara lain Cloth, Woven roving, Mat.
Serat gelas yang paling kuat dan paling mahal harganya adalah cloth
kemudian berturut-turut moven roving dan yang paling lemah serat
jenis
mat.
Serat
Logam.
Serat
Karbon.
(2).Serat
polimer
Serat jenis ini dibuat melalui proses kimia. Bahan yang umum
digunakan
untuk
membuat
serat
polimer,
Polyamida
yaitu
nilon,
Fenol-formaldehid
Serat
polivinyl
Serat
polivinyl
Poliolefin
*
*
*
(PF),
alkohol
(PP
khlorida
(PVC),
dan
PE),
Polyethylene
Elastomer;
digunakan
untuk
(PVOH),
(PE),
membuat
spandex,
Poliuretan.
Jenis-jenis
Serat
(1987).
Serat
thermal
(CTE)
axis
serat
(longitudinal).
Material
Matriks
225
(437
F).
resisten
terhadap
cahaya
lingkungan
- Epoxies, lebih mahal tapi lebih tahan terhadap kelembaban dan lebih
mudah menyusut. Suhu maksimum yang digunakan pada suhu sekitar
175
(347F).
lebih
sulit
untuk
Sistem
dibuat.
Matriks
sifat-sifat
Sifat-sifat
mekanis
Sifat-sifat
daya
Sifat-sifat
Ketahanan
berikut
rekat
ketangguhan
terhadap
Sifat-sifat
degradasi
mekanis
yang
yang
yang
lingkungan
yang
:
bagus
bagus
bagus
bagus
bagus
akan
mengalami
kegagalan
getas.
tersebut
untuk
mencapai
sifat
tarik
yang
maksimum.
(2).
Sifat-sifat
daya
rekat
yang
bagus
Daya rekat yang tinggi antara matriks dan serat penguat diperlukan
untuk apapun jenis sistem matriks. Hal ini akan menjamin bahwa
beban dipindahkan secara efisiensi dan akan menjaga pecahnya atau
lepasnya
ikatan
(3).
Sifat-sifat
serat
dan
matriks
ketangguhan
ketika
ditegangkan.
yang
bagus
dimana
Ketahanan
retak
terhadap
dapat
degradasi
mudah
lingkungan
terjadi.
bagus
dibawah
beberapa
kondisi
seperti
tegangan
mekanik
kata
lain
refraktori
adalah
material
yang
dapat
mempunyai
kandungan
alumino-silikat
yang
tinggi.
Alumina.
sebagai
bahan
baku
refraktori.
property
yang
sesuai
dengan
aplikasinya.
prima
terhadap
abrasi
dan
korosi.
Sangat keras.
Fused silica dibuat dengan melebur pasir murni, hampir sama dengan
cara membuat fused alumina, dengan sedikit perbedaan yaitu disertai
quenching
terhadap
material.
Produknya
bersifat
amorf
dan
Bila terkena uap air dalam waktu yang lama dapat menyebabkan hancur
(crumbling).
Daftar pustaka:
https://materialsminded.wordpress.com/teknologi-material/
davis.edu/Physical_Chemistry/Physical_Properties_of_Matter/Phases_of_Matter/
Solids/Crystal_Lattice/Closest_Pack_Structures
http://www.infometrik.com/2011/08/perlakuan-panas-logam-1-diagram-fasa/
https://hapli.wordpress.com/foundry/perlakuan-panas-pada-proses-pengecoranlogam/
https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor/
http://rezafadhil.blogspot.co.id/2014/03/cacat-material.html