Anda di halaman 1dari 23

MEKANIKA

TERPAKAI

ABDUL KHALIQ / 032 2014 0045


032

BALANCE MASSA
BALANCE • Balance adalah keadaan seimbang, berat sama,
setimbang, atau sebanding.
MASSA • Secara teoritis suatu sistem massa berputar dapat
dibalance secara sempurna dengan pembahan
atau mengurangi massa pada batang dengan
analisa matematis.
• Akibat yang terjadi jika sistem tidak balance
a. Getaran yang cukup tinggi
b. Suara bising
c. Tengangan dan regangan
d. Kerusakan yang cepat pada bantalan
e. Longgarnya engsel
Macam-macam balance massa
• Balance statis, adalah balans yang pada kondisi diam dari suatu sistem, dimana
jumlah gaya berat dari masing-masing eksentrik sama dengan nol.

• Balace dinamis, adalah balance yang pada kondisinya bergerak dari suatu
sistem. Cara membalans dilakukan dengan bantuan mesin.
Contoh Penerapan Balance Massa
• Power streing

• Balancing

• Flywheel

• Dongkrak
Metodologi • Alat dan Bahan
a. Alat uji balance massa
Penelitian b. Massa eksentrik
c. Kunci L dan Tang
d. Bola-bola baja (0.001 Kg)
e. Wadah
• Prosedur percobaan
a. Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Memasang massa eksentrik pada poros sesuai gambar
yang diberikan.
c. Memasang wadah pada poros, mengatur keseimbangan
wadah.
d. Masukan bola-bola baja secara perlahan kedalam wadah,
hingga poros berputar.
e. Hitung berapa banyak bola baja yang ada didalam wadah,
kemudian catat.
f. Ulang percobaan ini untuk posisi massa yang lain.
g. Rapikan alat.
Analisa • Dari grafik dapat dilihat bahwa pada θ1 =153⁰ dengan
panjang garis 15.7 cmpada gaya 1.54 N, dan pada θ4
=92⁰ dengan panjang garis gaya 16.4 cm pada gaya
1.604 N sehingga terbentuk sudut θ2 =272⁰ dan θ3
=373⁰ . Hal ini menunjukan perubahan sudut
dipengaruhi oleh besar sudut yang lainnya
berdasarkan banyaknya bola bajayang digunakan
untuk membalance massa yang ditunjukan pada tabel
berikut.
Blok Rata-rata boal baja Sudut (θ⁰)

I 160 153⁰
II 112 272⁰
III 130.75 337⁰
IV 117 92⁰
Massa eksentrik banlans massa

x w4 w1
• Momen arah vertical
 

y
w3 w2
• Momen arah horizontal
L
 
Kesimpulan • Benda yang mengalami balance ketika
momen vertical dan horizontal = 0
• Semakin banyak bola baja yang digunakan
maka semakin besar banlance massa dari blok
• Keadan balance dicapai jika gaya berat
masing masing eksentrik = 0
032

LENTURAN
BATANG
Tujuan • Menghitung reaksi pada tumpuan
• Menghitung lenturan batang pada beberapa
jenis tumpuan.
• Mempelajari jenis-jenis tumpuan
• Membandingkan hasil perhitungan denga
hasil pengamatan yang di peroleh.
Jenis-jenis • Tumpuan sendi, tumpuan ini meberi reaksi
kearah vertical dan horizontal. Tumpuan ini
Tumpuan tidak dapat menahan momen yang terjadi.

• Tumpuan roll, tumpuan yang dapat bergerak


kearah horizontal. Pada tumpuan ini terdapat
roda yang dapat bergeser berfungsi untuk
mengakomodasi pemuaian yang terjadi
sehinggan konstruksi tidak rusak.
• Tumpuan jepit, tumpuan yang dapat
menerima reaksi dari arah vertical dan
horizontal serta dapat menerima momen.
Momen • Momen,
  gaya dikali dengan jarak tegak lurus dengan
titik tinjau. .

Inersia • Momen inersia pada penampang segi empat dapat


dilihat pada gambar A,B,C, dan D pada gambar berikur
ini.

• Jiak : b= panjang penampang, dan d= lebar penampang


•Untuk
  mencari momen inersia terhadap sumbu x – x, maka penampang dibagi menjadi beberapa elemen,
panjang = dy, luas penampang (A) = b ∙ dy. Maka momen inersia (I)

Maka momen inersia keseluruhan penmapang


 
dari ke adalah :
Defleksi Pada Beberapa Tumpuan
•  Tumpuan sederhana satu beban • Tumpuan
  jepit dua beban
untuk untuk

• Tumpuan sedehana dua beban • Tumpuan kantilever beban di tengah


untuk untuk

• Tumpuan jepit satu beban • Tumpuan kantilever beban di ujung


untuk untuk
Metodologi • Alat dan bahan
a. Alat uji lendutan
b. Dial indikator test
c. Roll meter
d. Jangka sorong
e. Pengait beban
f. Beban (50, 150, 200, 250) g
g. Batangan kuningan dan tembaga
• Prosedur percobaan
a. Menyiapkan alat dan spesimen yang akan di gunakan.
b. Ukur dimensi dari spesimen.
c. Buat tumpuan sesuai gambar. Dan pasang spesimen pada alat uji.
d. Atur posisi dial indikator sesuai instruksi yang diberikan, (sesuai dengan jarak yang
ditentukan).
e. Pesang pengait beban pada spesimen sesai dengan jarak yang ditentukan. Kemudian
berikan beban yang telah ditentukan.
f. Baca hasil pengukuran pada dial indikator kemudian catat pada tabel.
g. Tambahkan beban pada pengait sesuai instruksi. Ulangi prosedur c s/d f untuk jenis
tumpuan yang lain.
h. Ulangi prosedur c s/d g untuk spesimen berikutnya
Analisa dan Pembahasan

Grafik 4.3
Grafik 4.4
Dari grafik 4.3 dan 4.4 tumpuan sederhana dua beban pada spesimen kuningan dan tembaga
menunjukkan bahwa semakin besar beban maka defleksi yang terjadi akan semakin besar .

KUNINGAN TEMBAGA
BEBAN LENDUTAN (mm) X 0,01 BEBAN LENDUTAN (mm) X 0,01
(gram) δ₁ δ Max δ₂ (gram) δ₁ δ Max δ₂
  ekx teo ekx teo ekx teo   ekx teo ekx teo ekx teo
50 0.29 0.40 0.39 0.48 0.30 0.40 50 0.17 0.21 0.23 0.25 0.18 0.21
100 0.56 0.81 0.77 0.97 0.57 0.81 100 0.32 0.42 0.43 0.50 0.33 0.42
150 0.84 1.21 1.14 1.45 0.85 1.21 150 0.45 0.62 0.60 0.75 0.45 0.62
200 1.11 1.61 1.52 1.94 1.12 1.61 200 0.59 0.83 0.80 1.00 0.60 0.83
250 1.38 2.02 1.89 2.42 1.39 2.02 250 0.73 1.04 0.99 1.25 0.74 1.04

Dari data tabel diatas dapat kita liahat semakin besar beban maka defleksi yang terjadi semakin
besar dan dari kedua spesimen dapat pula kita peroleh bahwa spesimen kuningan lebih lentur
dibandingkan dengan spesimen tembaga dikarenakan defleksi yang terjadi pada tembaga lebih kecil
dibandingkan pada kuningan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai