Anda di halaman 1dari 6

PEMBIASAN CAHAYA PADA BALOK KACA

A. Dasar Teori

Bila berkas cahaya didatangkan pada salah satu sisi balok kaca/kaca plan paralel (sinar
datang AB), maka sinar tersebut akan keluar lagi pada sisi lain setelah mengalami pembiasan
(sinar CD) seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.1. Dalam model ini, jika ditinjau untuk satu
bidang batas maka sinar datang AB (sudut i1 = i ) dan dibiaskan menjadi BC (sudat bias r1 = r
). Menurut Snellius, pembiasan antara sinus datang dengan sinus sudut bias pada medium
udara adalah :

B. Tujuan Praktikum
1) Menentukan indeks bias balok kaca
2) Menentukan hubungan sin i dengan sin r
3) Menentukan besar pergeseran antara perpindahan sinar masuk dengan sinar keluar.

C. Langkah kerja
 Alat dan Bahan :
1. Balok kaca
2. Jarum pentul
3. Busur derajat
4. Papan triplek/sterofoam
5. Paku payung
6. Kertas
 Langkah Percobaan :
1. Letakkan balok kaca pada kertas kemudian letakkan kertas tersebut diatas meja
kayu/papan triplek/sterofoam seperti pada gambar! Tancapkan jarum pentul pada A
dan B
2. Amati kedua jaum pentuk disisi lain balok (berseberangan). Kemudian tancapkan dua
buah jrum pentul C dan D,sehingga keempat jarum pentul tersebut terlihat dalam
satu garis lurus.
3. Tariklah garis lurus yang melalui AB sampai batas balok kaca,begitu pula garis yang
melalui CD sampai batas balok kaca. Hubungkan kedua titik ujung CD dan AB pada
balok kaca sehingga membentuk garis. Ukurlah sudut datang dan sudut biasnya!
Informasi : Garis yang melalui B merupakan sinar datang,sehingga sudut datang
merupakan sudut antara garis B dengan garis normal.
Garis yang menghubungkan dua titik perpanjangan garis AB dan CD adalah sinar bias
sehingga sudut antara garis tersebut dengan garis normal merupakan sudut bias.
4. Lakukan percobaan beberapa kali sehingga diperoleh sudut datang yang berbeda.
Masukkan data hasil percobaan ke dalam tabel data.

D. Data Hasil Percobaan

No. Sudut Sudut bias Sin i Sin r sin i t


= nkaca
Datang (i) (r) sin r

1. 15 10 0.258 0.173 1.49 6 mm

2. 20 13 0.342 0.224 1.52 8 mm

3. 25 16 0.422 0.275 1.53 9 mm

4. 30 19 0.5 0.325 1.53 15 mm

6.07
r = = 1.5175
4

PERCOBAAN AYUNAN SEDERHANA

C. Tujuan Penelitian

1. Menentukan hubungan antara waktu getar dan panjang ayunan.


2. Menentukan percepatan gravitasi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dilihat dari dua aspek yaitu sumbangan bagi pengembangan ilmu
(aspek teoritis) dan manfaat bagi penerapannya di masyarakat ( aspek praktis ). Manfaat penelitian
pengamatan ini yaitu :

1. Mengetahui hubungan antara waktu getar dan panjang ayunan.


2. Mengetahui percepatan gravitasi (g) yang terjadi

E LANDASAN TEORI

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda akan diam di titik
kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu
kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada
ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana. Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang
terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Amplitudo adalah
pengukuran skalar yang nonnegatif dari besar osilasi suatu gelombang.
Alat dan Bahan

A. Beban 5 gram
B. Benang 1 meter
C. Mistar panjang
D. Stopwatch
E. Kertas Grafik
F. Statip

B. Langkah Kerja

a) Gantungkan tali sepanjang 120 cm pada statip


b) Ayunkan beben dengan simpangan 5 cm, tentukan waktu untuk 20 getaran. Catat dan
masukkan ke dalam table data, pada lembar data yang telah tersedia. Ambil massa beban 50
gr
c) Ulangi langkah no.1 dengan mengubah panjang tali 110 cm, 100 cm, 90 cm, dan 80 cm. catat
pula hasilnya ke dalam data pada lembaran data Anda
d) Ulangi langkah no.1 dan no.2 dengan mengubah massa beban menjadi 100 gr.
e) Jika titik O adalah titik keseimbangan ayunan dan titik P adalah simpangan terjauh beban,
maka perhitungan 1 getaran adalah diawali dari P melalui O ketitik yang lain Q (misalnya)
kembali melalui O dan berakhir di titik P lagi )lihat gambar diatas).

f) Massa beban 50 gr, jumlah getaran = 10 x ayunan

Panjang Waktu untuk 10 Periode g


No. T2 1/T2
Tali (cm) ayunan (detik) (T) (m/s2)

1. 120 22 2,2 4,84 1 /4,84 9,76


2. 110 21 2,1 4,41 1 /4,41 9,83

3. 100 20 2,0 4,0 1 /4 9,85

4. 90 19 1,9 3,61 1 /3,61 9,80

5. 80 18 1,8 3,24 1 /3,24 9,736

g) Massa beban 100 gr, jumlah getaran = 10 x ayunan

Panjang Waktu untuk 10 Periode g


No. T2 1/T2
Tali (cm) ayunan (detik) (T) (m/s2)

1. 120 22 2,2 4,84 1 /4,84 9,76


2. 110 21 2,1 4,41 1 /4,41 9,83

3. 100 20 2,0 4,0 1 /4 9,85

4. 90 19 1,9 3,61 1 /3,61 9,80


5. 80 18 1,8 3,24 1 /3,24 9,736

PERCOBAAN PEGAS

TUJUAN

1) Mempelajari hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas


2) Menentukan besar konstanta elastisitas pegas

TEORI

Posisi pegas sebelum ditarik atau ditekan oleh beban massa berada pada titik kesetimbangan.
Apabila pegas ditarik ke bawah dengan simpangan sebesar x kemudian dilepaskan, maka pegas
akan bergerak naik – turun di sekitar titik kesetimbangannya secara berulang (periodik) selama
simpangan tidak terlalu besar. Dengan kata lain, pegas melakukan getaran. Getaran ini disebut gerak
harmonis sederhana. Pegas dapat melakukan gerak harmonik sederhana karena adanya gaya pegas
yang berfungsi sebagai gaya pemulih yang selalu melawan arah simpangan. Besarnya gaya pemulih
ini dinyatakan sebagai hukum Hooke :

F = - k . ∆x dengan :

F = Gaya pegas (N)

k = Konstanta pegas (N/m)

∆x = Pertambahan panjang pegas (m)

Tanda minus pada hukum hooke timbul karena gaya pegas berlawanan arah dengan simpangan.

Alat dan bahan

Alat
Neraca ohauss 311 gram  1 buah
Penggantung                  2 buah
Pegas                              2 buah
Statif dan klem 1 buah
Mistar 100 cm                1 buah
Mistar 30 cm                  1 buah

Bahan
Beban                             7 buah
Beban penggantung 1 buah

PROSEDUR
Pegas digantung pada tempat yang telah dipersiapkan. Kemudian beban mditempatkan pada pegas,
dimulai dari massa beban yang paling kecil. Lalu bebandisimpangkan dari posisi setimbangnya dan
dilepaskan, maka sistem massa pegasakan berosilasi. Setelah itu dicatat waktu untuk 15 kali osilasi dan
diulangsebanyak 5 kali. Terakhir percobaan diulangi dengan menggunakan 5 massa yang berbeda
KESIMPULAN

PERCOBAAN GELOMBANG STASIONER

TUJUAN

1) Memahami prinsip kerja percobaan gelombang tali.).


2) Memahami hubungan antara tegangan tali dengan cepat rambat gelombang pada tali.

DASAR TEORI

ALAT BAHAN

1. Menimbang massa beban yang digunakan sebanyak lima macam dengan alat ukur neraca Ohauss
310 gram.
2. Mengambil sepotong benang atau tali lalu diikatkan salah satu ujungnya pada vibrator lalu
dipentalkan pada katrol dan diberi beban sebesar M1
3. Setelah menyusun berdasarkan gambar di atas, maka nyalakan Power Supply sehingga vibrator
bergetar.
4. Mengatur panjang tali sambil menggeser-geser vibrator sehingga terbentuk gelombang
stasioner.
5. Mengukur panjang tali dari vibrator sampai katrol pada saat terbentuk gelombang stasioner.
6. Menentukan jumlah simpul kemudian hitung panjang gelombang.
7. Mengulangi kegiatan a sampai e sebanyak 5 kali dengan massa beban yang berbeda.
8. Mencatat seluruh hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang tersedia.
9. Menghitung kecepatan rambat gelombang setiap percobaan.

Simpulan

Simpulan berdasarkan rumusan masalah yang diajukan adalah,

Prinsip kerja percobaan gelombang tali adalah prinsip percobaan yaitu dengan jenis tali dengan
massa beban tertentu yang diberikan getaran dari vibrator akan menimbulkan gelombang
stsioner dengan jumlah dan panjang gelombang yang berbeda. Seutas tali dengan salah satu
ujungnya diikat pada suatu penggetar (vibrator) di A, sedangkan pada ujung yang lain
dipentalkan pada sebuah katrol dan diberi beban yang bermassa M. Besar tegangan tali adalah
besar gaya berat dari massa beban yang digantungkan. Jika vibrator digetarkan listrik dengan
frekuensi f, maka energi gelombang melalui akan bergerak dari A ke B, energi gelombang ini
menyebabkan terbentuknya gelombang stasioner
Hubungan antara cepat rambat gelombang tali dengan gaya tegangan tali yaitu cepat rambat
gelombang tali berbanding lurus dengan akar gaya tegangan tali v ~ √F. Jika cepat rambat
gelombang talinya besar maka akar gaya tegangan talinya juga besar begitu pula sebaliknya.
Hubungan cepat rambat gelombang tali dengan rapat massa persatuan panjang tali yaitu cepat
rambat gelombang berbanding terbalik dengan akar rapat massa persatuan panjang tali v ~
√(1/μ). Semakin kecil cepat rambat gelombang maka akar massa persatuan panjang talinya
semakin besar dan begitu pula sebaliknya.
Dari kegiatan 1 dan 2 yaitu hubungan antara cepat rambat gelombang tali dengan gaya
tegangan tali v ~ √F dan hubungan antara cepat rambat gelombang tali dengan rapat massa tali
v ~ √(1/μ) setelah digabungkan diperoleh persamaan v = √(F/μ) .

Anda mungkin juga menyukai