Anda di halaman 1dari 25

Laboraturium Fisika Dasar

STT MIGAS Balikpapan


Jl.Soekarno Hatta KM 8

Nama Mahasiswa :
NIM :
No.Kelompok : 1 (Satu)
Program Studi : Fisika Dasar 2

Semester/kelas :II / T. Industri B 2014


Tgl Praktikum : 4 Juli 2015
Nama Dosen : Rubana Edison, S.Si
Nama Asisten :
Teman Kerja :
AYUNAN MATEMATIS

A. Tujuan Praktikum
Memahami asas ayunan matematis dan gerak harmonis sederhana
Memahami percepatan gravitasi bumi
Menentukan percepatan gravitasi bumi di tempat percobaan yang di lakukan

B. Alat yang digunakan

Alat alat yang dibutuhkan dalam proses percobaan Ayunan Matematis yaitu :
1. Alat ayunan matematis
2. Stopwatch
3. Mistar

C. Dasar Teori

Benda yang dilepas dari suatu tempat di atas tanah akan jatuh. Hambatan udara
akan mempengaruhi percepatan dari benda yang jatuh. Percepatan yang dialami oleh
benda yang jatuh disebabkan oleh gaya gravitasi bumi atau gaya tarik bumi disebut
percepatan gravitasi.
Berat adalah besar dari gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda. Berat suatu
benda akan berbeda harganya dari satu tempat ke tempat lain pada permukaan bumi.
Berat benda ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain massa dan percepatan
gravitasi. Massa tidak tergantung pada tempat di permukaan bumi maka dapat dikatakan
bahwa percepatan gravitasi bumilah yang berubah antara tempat yang satu dengan yang
lain di permukaan bumi.
Gravitasi Bumi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan gravitasi
menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum gravitasi
universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam
kebanyakan kasus.

Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya
gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk
hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda
yang ada di luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya,
termasuk satelit buatan manusia.

Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi
timbul karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.
Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut:
Setiap massa menarik massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang
menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian
kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa
titik tersebut.

= , (konstanta gravitasi umum) (M-2.1)

Dengan menggunakan hokum II Newton,dan menganggap bumi sebagai bola berjejari R,akan
diperoleh percepatan gravitasi di permukaan bumi (go) adalah :


= (M-2.2)

Dengan M: massa bumi

Sedangkan percepatan gravitasi bumi pada ketinggian h dari permukaan bumi adalah :

= ( + ) (M-2.3)

Jika h<<R persamaan (M-2.3) dapat di dekati dengan :


= (

) (M-2.4)

Ayunan Matematis
Ayunan matematis merupakan suatu partikel massa yang tergantung pada suatu
titik tetap pada seutas tali, di mana massa tali dapat diabaikan dan tali tidak dapat
bertambah panjang. Dari gambar tersebut, terdapat sebuah beban bermassa tergantung
pada seutas kawat halus sepanjang dan massanya dapat diabaikan.
Pada gerak harmonis sederhana persamaan simpangnan dapat dinyatakan:
= (M-2.6)
Dan menurut hokum II newton gaya pemulih pada GHS tersebut :
2
= = 2 = 2 (M.-2.7)


Untuk sudut y Ang sangat kecil, sin = = ( dalam radiant), dengan

mensubtitusikan ke persamaan (M-2.5) dan dengan enggunakan persamaan periode


ayunan matematis yakni:


Dengan rumus 2

Dimana :
T = periode ayunan (detik)
L = panjang tali (cm)
g = percepatan gravitasi bumi (cm/dt2)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa percepatan gravitasi dipengaruhi oleh jarak


suatu tempat dengan pusat bumi dan kemasifan susunan bumi di tempat tersebut. Ini
berarti bahwa besar percepatan gravitasi tidak sama di setiap tempat.
Faktor yang mempengaruhi gravitasi
Ada dua faktor yan mempengaruhi Gravitasi yaitu Variasi Temporal (terhadap
waktu) dan Variasi Jarak (spatial).
1. Variasi Berdasarkan Waktu (Temporal) adalah perubahan didalam percepatan
gravitasi yang diamati terhadap waktu. Koreksi dari variasi ini yaitu : Koreksi
Waktu. Kita harus membuat stasiun dasar dan dimulai pada hari itu juga untuk
sebagai titk pertama. Pengaruh pasang surut berubah sangat lambat terhadap
waktu.Instrumen Drift adalah perubahan percepatan yang diamati dan
dipengaruhi oleh Gravimeter. Pengaruh pasang surut disebabkan oleh gaya tarik
gravitasi antara matahari dan bulan.
2. Variasi Berdasarkan Jarak (Spatial)
Perubahan harga Gravitasi diamati tergantung ruang. Disini artinya, perubahan
percepatan gravitasi terjadi dari satu tempat ke tempat lain seperti pengaruh
geologi tetapi tidak berhubungan dengan geologi seperti pengaruh lintang,
ketinggian, slab atau pertambahan massa, topografi dan bathimetri. Koreksi-
koreksi dari variasi ini diantaranya :
Koreksi Lintang
Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)
Koreksi Bouger
Koreksi Terrain (Koreksi Medan)

D. Prosedur Kerja
A. Ditetapkan panjnag tali ayunan yakni jarak antara penjepit tali sampai pangkal
bola adalah 100cm,110cm,120cm,..
B. Disimpangkan ayunan dengan sudut ayunan antara 5o sampai 10o kemudian
dilepas
C. Diukur waktu untuk minimal 20 kali ayunan dengan mulai menghidupkan
stopwatch ketika benda melalui titik setimbangnya dan mematikannya setelah
melalui titik setimbang sebanyak 41 kali.
D. Dilakukan variasi data untuk : panjang tali,massa beban,simpangan.
E. Tugas Pendahuluan
1. Persamaan

=

Dengan go adalah percepatan gravitasi bumi.

Selanjutnya dalam mencari nilai g kita akan mengaplikasikan rumus di atas dengan
menggunakan nilai tetapan-tetapan dari bumi, lebih jelasnya sebagai berikut :

G = 6,67 x 10 -11 Nm2 / kg2

2. Percobaan Ayunan sistematis mnggunakan sudut ayunan kecil karena Ayunan


matematis (bandul sederhana) merupakan Gerak harmonik sederhana yang di
sebabkan oleh gaya pemulih (restoring force). Gaya pemulih ini besarnya
sebanding dengan simpangan dan arahnya selalu menuju titik kesetimbangan.
Untuk mendapatkan gaya pemulih ini, maka sudut simpangannya harus kecil
3. Batas maksimal sudut simpangan addalah 10o
4. Percobaan untuk menemukan percepatan gravitasi selain menggunakan ayunan
matematis adalah dengan menggunakan metode pegas
F. Data Percobaan / Hasil Pengamatan

1. Percobaan pertama pada jarak 100cm sebanyak 5 kali percoban


(T=gravitasi/20kali ayunan)

No Panjang tali Simpangan Waktu (t) Periode (T)


(l) sudut
1 100cm 100 38,40 s 1,92
2 100cm 100 41,36 s 2,068
3 100cm 100 40,25 s 2,012
4 100cm 100 40,13 s 2,006
5 100cm 100 40,37 s 2,018

2. Percobaan kedua pada jarak 110cm sebanyak 5 laki percobaan


(T=gravitasi/20kali ayunan)

No Panjang tali Simpangan Waktu (t) Periode (T)


(l) sudut
1 110cm 100 42,02 s 2,101
2 110cm 100 41,65 s 2,082
3 110cm 100 42,24 s 2,112
4 110cm 100 42,16 s 2,108
5 110cm 100 42,31 s 2,115

3. Percobaan ketiga pada jarak 120cm sebanyak 5 kali percobaan


(T=gravitasi/20kali ayunan)

No Panjang tali Simpangan Waktu (t) Periode (T)


(l) sudut
1 120cm 100 43,50 s 2,175
2 120cm 100 43,90 s 2,195
3 120cm 100 44,31 s 2,215
4 120cm 100 44,17 s 2,208
5 120cm 100 44,10 s 2,205
G. Tugas Akhir
1. Perhitungan Percobaan
a) Percobaan pertama pada jarak 100cm sebanyak 5 kali percoban
(T=gravitasi/20kali ayunan)
T = 2,0048
l = 100cm = 1 m
42 4.(3,14)2 .1
= =
2 (2,0048)2
4. (9,8596). 1
=
(4,01922)

39,4384
=
4,01922

= 9,81245 m/s
b) Percobaan kedua pada jarak 110cm sebanyak 5 laki percobaan
(T=gravitasi/20kali ayunan)
T = 2,1996
l = 110 cm = 1,1 m
42 4.(3,14)2 .1,1
= =
2 (2,1036)2

4.(9,8596).1,1
= (4,42513)
43,38224
= 4,01922
= 9,80361 m/s
c) Percobaan ketiga pada jarak 120cm sebanyak 5 kali percobaan
(T=gravitasi/20kali ayunan)
T = 2,1996
l = 120 cm = 1,2 m
42 4.(3,14)2 .1,2
= =
2 (2,1996)2
4.(9,8596).1,2
= (4,83824)
47,32608
= 4,83824
= 9,78167 m/s
2. Analisis Hasil Perhitungan
Dari hasil perhitungan percepatan gravitasi yang kami dapat pada percobaan
pertama dan kedua kami mendapat hasil yang sesuai dengan nilai percepatan
gravitasi bumi yaitu 9,8 m/s.
Namun pada percobaan ketiga dengan menggunakan panjang tali 120 cm
kami hanya mendapatkan hasil percepatan gravitasi bumi 9,7 m/s. Mungkin
ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, salah satunya adalah
gerak bandul, gerak bandul pada percobaan kami sedikit memutar (tidak satu
arah). Dan pada saaat kami melakukan praktikum ada angin yang
mempengaruhi gerak bandul.
3. Kesimpulan analisis
Ada banyak factor yang mempengaruhi periode pada ayunan matematis
antara lain:
a) Banyak ayunan bergetar
b) Waktu
c) Sudut getaran/simpangan saat diayunkan
d) Panjang tali
e) Gravitasi bumi di tempat tersebut
f) Massa bandul
g) Angina

H. Kesimpulan
Dari eksperimen yang telah dilakukan, teramati adanya pengaruh pengurangan
panjang benang penahan beban terhadap osilasi. Pengurangan pada panjang tali menyeb
abkan berubahnya nilai periode bandul yang berbanding lurus dengan panjang tali
Ayunan matematis adalah suatu titik benda yang digantungkan pada suatu titik tetap
dengan tali.
Semakin penjang tali maka semakin besar pula periodenya
Percepatan gravitasi bergantung pada besarnya periode dan panjang tali
I. Daftar Pustaka
Edison, Rubana.2015.Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar.Balikpapam
Bambang Purwandi,dkk.2002.Panduan Praktikum Fisika Dasar.Yogyakarta: Lab.
Fisika Dasar FMIPA Universitas Gajah Mada
Pramono, Hadi.2013.Buku Panduan Praktikum Kimia dasar, Biologi Dasar dan
Fisika Dasar.Cirebon: Pusat Laboratorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Haliday dan Resink.1998.Fisika Jilid 1 (terjemahan).Jakarta: Erlangga
Tippler. 1999.Fisika Jilid 1 (terjemahan). Jakarta : Erlangga
http://www.blogspot.com/2013/03/laporan-praktikum-ayunan-matematis.html
https://www.academia.edu/6449383/Laporan_Penelitian_Menghitung_Percepatan_Gr
avitasi_dengan_Menggunakan_Bandul_Matematis_dengan_Metode_Kuadrat_Terkeci
l
VISKOSITAS
A. Tujuan Praktikum
Mengukur viskositas fluida
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas

B. Alat yang digunakan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses percobaan Viskositas yaitu :
Gelas ukur 1 liter 1 buah
Bola 1 buah
Stopwatch 1 buah
Micrometer sekrup, mistar, timbangan
Oli

C. Dasar Teori

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas/berbeda antara satu zat cair dengan
zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cairdapat kita lihat lebih kental
daripada minyak kelapa. Kekentalan adalah suatusifat cairan yang berhubungan erat
dengan hambatan untuk mengalir, dimanamakin tinggi kekentalan maka makin besar
hambatannya. Kekentalandidefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati
permukaan datar lain dalamkondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan
tersebut diisi dengancairan yang akan ditentukan kekentalannya. Satuan dasar yang
digunakan adalah poise ( 1 poise = 100 sentipoise ).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkanoleh fluida
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnyagesekan ini biasa
juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar
viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zatcair tersebut.
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat
cair.Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yangmerupakan gesekan
antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yangrendah
dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memilikiviskositas tinggi.
Sebagai contoh,airmemiliki viskositas rendah, sedangkanminyak sayurmemiliki viskositas
yang lebih tinggi.

Secara formal, viskositas (diwakili oleh symbol "eta") adalah rasio daritegangan
geser (F / A) dengan gradien kecepatan (v x / z atau x dv /dz) dalamfluida. Satuan SI
untuk viskositas adalah yang kedua pascal [Pa s], yang tidakmemiliki nama
khusus.Viskositas juga adalah sebuah ukuran penolakan
sebuahfluida terhadap perubahan bentuk di bawahtekanan shear. Biasanya diterima
sebagai"kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas
menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah
carauntuk mengukur gesekanfluida. Yang paling umum unit viskositas adalah yangkedua
dyne per sentimeter persegi dyne s [/ cm2],yang diberi nama poise [P]setelah fisiologi
Perancis Jean Louis Poiseuille (1799-1869). Sepuluh poise pascal sama dengan
satu detik [Pa s] membuat sentipoise [cP] dan [MPa keduamillipascal s] identik.

1 pascal detik = 10 poise = 1,000 millipascal detik


1 sentipoise = 1 millipascal detik
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatanalir cairan.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yangmelalui tabung
berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat
digunakan baik untuk cairan maupun gas.
Menurut hokum polsscuille, jumlah volume cairan yang mengalirmelalui pipa persatuan
waktu rumus dengan persamaan:

=

Dimana:

: viskositas cairan
v : volume total cairan
t : waktu yang dibutuhkan cairan dengan v mengalir melaluiviscometer.
P : tekanan yang bekerja pada cairan
R : jari-jari tabung
L : panjang pipa
(Catatan: Persamaan diatas juga berlaku untuk fluida gas)

Didalam fluida yang mengalir terdapat gesekan internal yang dinamakan viskositas atau
kekentalan yang diberi symbol . Sebuah bola dengan jari-jari r dan massa jenis bila di
jatuhkan ke dalam fluida yang memiliki viskositas dan massa jenis o akan mendapatkan
gaya gesekan sebesar
F = -6 r vi (M-4.1)
Dimana v adalah kecepatan relatif bola terhadap fluida. Pada suatu saat akan terjadi
keseimbangan antara gaya berat bola dan gaya gesekan sehingga menyebabkan bola bergerak
dengan kecepatan tetap sebesar
2 2 ( 0 )
V= (M-4.2)
9

Atau
9
t= (M-4.3)
2 2 ( 0 )

dengan : t : waktu tempuh bola jarak d

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas:


1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel
cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin
tinggi pula
3. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya
solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga
manaikkan viskositas.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

D. Prosedur Kerja
Disiapkan peralatan yang akan digunakan.
Dihitunglah massa jenis bola dengan cara mengukur diameter dan massanya.
Diaturlah jarak antara penanda pada gelas ukur.
Dijatuhkan bola ke dalam oli dengan kecepatan awal nol.
Diamati dan catat waktu yang diperlukan oleh bola untuk menempuh jarak tersebut.
Diambilah bola yang ada di dasar gelas ukur dan ulangi langkah 5 dan sebanyak 5
kali.
Diulangi langkah 4-7 untuk jarak yang berbeda
9
Dibuatlah grafik hubungan antara waktu tempuh sebagai fungsi dari 2 2 ( 0 )
Diukurlah kemiringan grafik dan hitunglah koefisien kekentalan oli.
E. Tugas Pendahuluan
F. Data Percobaan / Hasil Pengamatan

Data percobaan Viskositas


a. Jarak pertama : 10cm
t1A = 0,575
t2A = 0, 475
t3A = 0,505
t4A = 0,465
t5A = 0,515
tA = 0,505
b. Jarak kedua : 20cm
t1B = 0,685
t2B = 0,635
t3B = 0,735
t4B = 0,655
t5B = 0,765
tB = 0,695

c. Jarak ketiga : 30cm


t1C = o,815
t2C = 0,935
t3C = 0,795
t4C = 0,815
t5C = 0, 825
tC = 0,835

d. Jarak keempat : 40cm


t1D = 1,175
t2D = 1,085
t3D = 1,175
t4D = 1,105
t5D = 1,185
tD = 1,145

4
VK = 3,14 (0,8)2
3
==
2,68 cm3
5,55
= = 2,68 = 2,07 3

9 9
YA = YB =
2 2 ( 0 ) 2 2 ( 0 )

9 (10) 9 (20)
= =
2 . . 8 (0,8)2 ( 2,07 0,8) 2 . . 8 (0,8)2 ( 2,07 0,8)

YA = 5,65 YB = 11,30

9 9
YC = YD =
2 2 ( 0 ) 2 2 ( 0 )
9 (30) 9 (40)
= 2. = 2.
. 8 (0,8)2 ( 2,07 0,8) . 8 (0,8)2 ( 2,07 0,8)

YC = 16,95 YD = 22,6
5,65 6,95
tanA = = 0,50 = 11,3 tanC = = 0,83 = 20,42

11,30 22,6
tanB = = = 16,37 tanD = = 1,14 = 19,82
0,69

2 2 ( 0 )
V= 9

Koefisien kekentalan oli 2 2 ( 0 )


=

10
= = 20cm
0,505

2 (0,8)2 . 9.8 (2,070,8)


= = 0,088
9 .20

20
= = = 28,98cm
0,695

2 (0,8)2 . 9.8 (2,070,8)


= = 0,076
9 . 28,98

30
= = = 36,14cm
0,835

2 (0,8)2 . 9.8 (2,070,8)


= = 0,048
9 . 36,14

40
= = = 35,08cm
1,145

2 (0,8)2 . 9.8 (2,070,8)


= = 0,050
9 . 35,08

G. Tugas Akhir
H. Kesimpulan
Viskositas zat cair berpengaruh dengan massa beban yang masuk di cairan tersebut.
Semakin beban massa beban, maka kecepatan beban dan nilai konstan viskositas zat
cair tersebut semakin besar
Bila bola yang memiliki jenis dilepaskan tanpa kecepatan awal di
atas permukaan fluida kental, maka bola tersebut bergerak ke bawah dengankecepatan
konstan.
I. Daftar Pustaka
Giancoli,C.Dauglas,Physics,Prentice Hall
Edison, Rubana.2015.Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar.Balikpapan
http://nscienceeducation.blogspot.com/2014/05/bab-ii-dasar-teori-praktikum-suhu-
dan.html
http://www.academia.edu/5123485/VISKOSITAS_I
HUKUM OHM
A. Tujuan Praktikum
Memperagakan pengukuran tegangan listrik dan arus listrik
Menginterpretasikan grafik tegangan dan arus.
Menentukan besar hambatan suatu pengantar.
B. Alat yang digunakan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses percobaan Hukum OHM yaitu :
1. Catu Daya/baterai
2. Volt meter
3. Amperemeter
4. Resistor
5. Kabel Penghubung
6. Papan Rangkaian

C. Dasar Teori
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensialyang
diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial
yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk
semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan
sejarah.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
Dimana :
1.adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
2.adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan volt.
3.adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar
dalamsatuan ohm.

Berdasarkan hukum Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan yang


digunakan dalamsuatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 Ampere dengan
beda potensial 1 Volt.Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian
hambatan yaitu perbandinganantara beda potensial dan kuat arus. Semakin besar
sumber tegangan maka semakin besararus yang dihasilkan. Jadi, besar kecilnya
hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besartegangan dan arus listrik tetapi
dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampangdan jenis bahan. Hambatan
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.Hambatan berbading
lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin besarhambatan suatu
benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas penampang benda,semakin
luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya. Inilah alasan mengapakabel
yang ada pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil
hambatan sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah. Hambatan juga
berbandinglurus dengan jenis benda (hambatan jenis) semakin besar hambatan
jenisnya makasemakin besar hambatan benda itu.Kalau antara dua kutub positip dan
kutub negatip dari sebuah sumber tegangan kitahubungkan dengan sepotong kawat
penghantar, maka akan mengalir arus listrik darikutub positip ke kutub negatip. Arus
ini mendapat hambatan dalam penghantar itu.
Dari peristiwa di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan antara arus yang
mengalir dalamhambatan kawat dan adanya sumber tegangan. Besarnya arus listrik
yang mengalir tergantung dari besarnya hambatan kawat. Semakin besar hambatan
kawat, makasemakin kecil arus yang mengalir. Apabila sumber listrik bertegangan 1
voltdihubungkan dengan hambatan sebesar 1 Ohm, maka arus yang mengalir
sebesar 1amper.Dalam penyelidikannya George Simon Ohm (ahli ilmu fisika dari
Jerman)menemukan bahwa arus listrik yang mengalir dalam hambatan akan bertam
bah besar jika tegangandinaikkan, sementara nilai hambatannya tetap.
Dari uraian diatas dapat dituliskan rumus hukum Ohm, yaitu:
dimana:


I=

Atau

V = I . R ( hokum Ohm)
dimana:

I = Kuat arus yang mengalir dalam penghantar (Ampere)


R = Tahanan atau hambatan (Ohm)
V = Beda potensial kedua ujung penghantar (Volt)

D. Prosedur Kerja
Set alat seperti dibawah ini :

BUAT BAGAN

Kuat arus tetap


1. Dipasang rangkaian listriknya seperti gambar diatas dan beritahukan kepada
Assisten lebih dahulu untuk diperiksa sebelum rangkaian tersebut dihubungkan
dengan sumber tegangan.
2. Diaturlah potensio pada catu daya?baterai sehingga Amperemeter menunjukkan
pada Angka tertentu (I1), catatlah angka pada Amperemeter dan voltmeter serta
besarnya resistor yang digunakan.
3. Diulangi langkah 2-3 dengan mengganti resistor.
4. Dengan mengubah nlai Arus menjadi (I2) lakukan langkah 2-4 dan ulangi hingga 5
variasi Arus.

Hambatan tetap
1. Dipasang rangkaian listrik seperti gambar diatas dan beritahukan kepada Assisten
lebih dahulu untuk diperiksa sebelum rangkaian tersebut dihubungkan dengan
sumber tegangan.
2. Diatur ujung Voltmeter pada hambatana hambatan nilai tertentu (R1) dan catatlah
besarnya arus dan tegangan.
3. Pada resistor yang sama ulangi untuk Voltase yang berbeda-beda.
4. Diulangi langkah 2-4 dengan mangganti resistor (R2) dan ulangi hingga 5 variasi
Hambatan.

E. Tugas Pendahuluan
F. Data Percobaan / Hasil Pengamatan
Data percobaan Hukum Ohm
Percobaan I V R (Ohm)
1 2,3 A 1,26 V 22.000
2 2,3 A 1,22 V 5.600
3 2,3 A 0,99 V 220

G. Tugas Akhir
H. Kesimpulan
I. Daftar Pustaka
Halliday dan Resnick (1984), fisika jilid II, Erlangga, Jakarta
http://www.academia.edu/8053995/LAPORAN_HUKUM_OHM
PENGUKURAN DASAR
A. Tujuan Praktikum
Memahami cara menggunakan alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup yang
benar
Memahami cara melaporkan hasil pengukuran yang benar
Mencari massa jenis benda
.
B. Alat yang digunakan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses percobaan Pengukuran Dasar yaitu :
Jangka Sorong
Mikrometer sekrup
Mistar
Neraca
Balok kayu/logam

C. Dasar Teori
Kegiatan mengukur merupakan suatu proses membandingkan suatu besaran
dengan besaran lain yang sudah disepakati bersama oleh pengukur dan pengguna.
Hasil dari pengukuran adalah pemberian angka atas obyek atau kejadian sesuai
dengan aturan.
Semua besaran fisik yang diperoleh dari observasi eksperimen selalu
mempunyai tingkat ketidakpastian. Ketidakpastian ini disebabkan oleh beberapa hal
antara lain: dari peralatan, dari cara melakukan pengukuran, dari cara membaca, dan
dari lingkungan. Semua hal tersebut mempengaruhi kualitas pengukuran yang
akhirnya dapat dikatakan sebagai faktor yang menyebabkan munculnya
ketidakpastian dalam pengukuran.
Indikasi ketelitian dari hasil pengukuran diperoleh dengan melihat banyaknya
angka penting yang dilaporkan. Angka penting mencerminkan informasi yang
sesungguhnya tentang ketelitian pengukuran. Semakin banyak angka penting yang
dilaporkan, semakin teliti proses pengukurannya.
Besaran dan Satuan
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai
besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan
sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan
hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran.
Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan
besaran turunan.
Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas,
artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain.
Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran
pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang
berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan
dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda
kurung persegi.

Berdasarkan table bahwa dapat diketahui dimensi tertentu dari suatu benda, misalkan
untuk mengetahui Volume zat padat jika bentuknya beraturan, maka akan memiliki panjang,
lebar, tinggi, diameter dan sebagainya.

PENGUKURAN CARA STATIS


Untuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya (kontinu) dapat pula
dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur perubah (variabel) yang membangunnya.
Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan tinggi dari
balok itu sehingga :

Vbalok = p x l x t
Dengan;
p = panjang balok
l = lebar balok
t = tinggi balok
Dalam menentukan massa jenis suatu benda pada percobaan ini, akan menerapkan
Hukum Archimmides :setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida,
akan mendapat gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu.Melalui
pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang dihitung secara
konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan hukum Archimides.

PENGUKURAN CARA DINAMIS


Untuk mengukur benda dengan cara dinamis, maka benda harus dicari dahulu masa di
udara dan masa di air dengan menggunakan neraca teknis.Massa jenis (rapat massa) suatu zat
adalah massa tiap satuan volume atau dapat dirumuskan:V = Mu Ma
Dengan ;
Mu = Massa udara
Ma = Massa air
Dengan ;
= massa jenis (g/cm3)
M = massa zat (g)
V = volume zat (cm3)
Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan
timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat
ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan memasukkan
zat padat itu ke dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya
maka perubahan penunjukan volume itu dari zat padat tersebut.
Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur langsung
seperti itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil dari zat cair sehingga
kalau zat padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair akan mengapung atau melayang ( tidak
tenggelam seluruhnya).
1. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
millimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian
keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya
tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorong dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang
diatas 30cm.
Kegunaan jangka sorong adalah:
Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit:
Untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan
bagian pengukur. Baikan pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi
pemegang.
Mengukur Diameter Luar benda cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:
putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong,
geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan. Mengukur Diameter
Dalam Benda cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung. Putarlah
pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda, geser agar rahang tepat pada benda,
putar pengunci ke kanan. Mengukur Kedalaman Benda Cara mengukur kedalaman benda,
putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung,
putar pengunci ke kanan. Skala Utama Dan Skala Nonius.Jangka sorong memiliki batas
ketelitian 0,1 mm, artinya ketepatan pengukuran dengan alat ini sampai 0,1 mm terdekat.
Cara Membaca jangka Sorong
Mula-mula perhatikan skala nonius yang berlimpit dengan salah satu skala utama. Hitunglah
berapa skala hingga ke angka nol. Pada gambar, skala nonius yang berimpit dengan skala
utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm. selanjutnya perhatikan skala utama.
Pada skala utama, setelah angka nol mundur ke belakang menunjukkan angka 4.7 cm.
sehingga diameter yang diukur sama dengan 4,7 cm + 0,4 mm=4,74cm
2. Mikrometer Skrup
Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali
Lebih teliti dari pada jangka sorong
.Ketelitiannya sampai 0,01 mm. Mikrometer
Terdiri dari :
- Poros tetap
Poros geser/putar
Skala utama
Skala nonius
Pemutar
Pengunci
Cara menggunakan micrometer :
1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
2. Bukalah rahang dengan cara memutar kekiri pada skala putar hingga benda dapat
dimasukkan ke rahang.
3. Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.
4. Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar bunyi
klik.
D. Prosedur Kerja
Diukur panjang balok menggunakan mistar,jangka sorong,dan micrometer sekrup
sebanyak masing-masing 5 kali.
Diukur jari-jari luar dan ring logam menggunakan jangka sorong
Diukur kedalaman tabung silinder menggunakan jangka sorong
Dimasukkan hasil pengukuran kedalam table.
Dilaporkan hasil pengukuran tersebut dan bandingkan ketelitin masing-masing alat ukur.

E. Tugas Pendahuluan
F. Data Percobaan / Hasil Pengamatan
1.Data Percobaan
1.1 Kubus

Benda Mistar Mikrometer Sekrup Jangka Sorong


Besi 2 cm 19,54 19,55
Kuningan 2 cm 19,54 19,55
Lembaga 2 cm 19,79 19,65
Aluminium 2 cm 19,69 19,88
Kayu 2 cm 19,66 19.66

1.2 Silinder

Benda Jangka Sorong Mikrometer Sekrup Mistar


Tembaga 1,30 1,75 1
Kuningan 1,10 1,53 1
Aluminium 1,30 1,74 1
Kayu 1,05 1,46 1

G. Tugas Akhir
H. Kesimpulan
Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang terbatas.
Beberapa kali melakukan pengukuran terhadap suatu benda menyebabkan timbulnya
suatu ketidakpastian.
I. Daftar Pustaka
Edison, Rubana.2015.Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar.Balikpapam

http://geoscienceworld.blogspot.com/2013/07/laporan-pengukuran-dasar.html

Anda mungkin juga menyukai