Anda di halaman 1dari 26

PERPINDAHAN PANAS

Heat and Mass Transfer: A Practical Approach


Third Edition
Yunus A. Cengel
McGraw-Hill

Chapter 8
KONVEKSI PAKSA
DALAM

ALIRAN

Tujuan :

Mendapatkan kecepatan rata-rata dari profil kecepatan dan


temperatur rata-rata dari profil temperatur pada aliran dalam.

Memahami pengertian visual terhadap berbagai daerah aliran


yang berbeda pada aliran internal dan menghitung panjang
pemasukan hydrodynamic dan termal.

Menganalisa proses heating dan cooling terhadap fluida yang


mengalir di dalam sebuah pipa pada kondisi temperatur
permukaan dan heat flux konstan, dan menggunakan logarithmic
mean temperature difference.

Mendapatkan berbagai hubungan analitis untuk profil kecepatan,


pressure drop, faktor gesek dan bilangan Nusselt dalam aliran
laminar yang berkembang penuh.

Menentukan faktor gesek dam bilangan Nusselt dalam aliran


turbulen berkembang penuh menggunakan hubungan empiris
dan menghitung laju perpindahan panas.
2

PENGANTAR

Aliran cairan atau gas yang melewati pipa atau saluran biasanya digunakan
untuk aplikasi proses heating dan cooling serta jaringan distribusi fluida.
Pada aplikasi tersebut, fluida biasanya dipaksa untuk mengalir dengan fan atau
pompa.
Walaupun teori aliran fluida dapat dipahami dengan baik dan mudah, namun
penyelesaian yang bersifat teori ini hanya diperoleh untuk kasus-kasus
sederhana seperti aliran laminar yang berkembang penuh di dalam pipa
sirkular.
Dengan demikian, hasil eksperimen dan hubungan empiris harus diyakini lebih
mendekati nilai yang sebenarnya dibanding penyelesaian secara analitis untuk
sebagian besar permasalahan aliran fluida yang ada .
Untuk luas permukaan
yang tetap, tabung
sirkular memberikan
perpindahan panas
yang tinggi dengan
pressure drop yang
paling rendah.
Pipa sirkular dapat menahan perbedaan tekanan yang besar antara sisi luar
dan dalam tanpa mengalami distorsi yang signifikan, sementara pipa non
sirkular tidak.

Kecepatan fluida di dalam sebuah pipa


berubah dari nol di permukaan karena
dalam no-slip condition ke maksimum di
pusat pipa.
Pada aliran fluida, lebih tepat
menggunakan kecepatan rata-rata Vavg,
dimana dipertahankan konstan dalam aliran
incompressible ketika luas cross-sectional
pipa konstan.
Kecepatan rata-rata di dalam aplikasi
proses heating dan cooling mungkin sedikit
berubah karena perubahan density
terhadap temperatur.
Tetapi, di dalam penerapannya, kita
mengevaluasi sifat-sifat fluida di temperatur
rata-rata dan memberlakukannya konstan.
4

KECEPATAN DAN TEMPERATUR RATA-RATA


Nilai rata-rata kecepatan Vavg di cross-section
Kecepatan rata-rata untuk aliran incompressible
pada sebuah pipa sirkular dengan radius R

Di dalam aliran fluida, lebih tepat menggunakan


temperatur rata-rata Tm yang dipertahankan
konstan pada suatu cross section. Temperatur
rata-rata Tm berubah dalam aliran ketika fluida
dipanaskan atau didinginkan.

Aliran Laminar dan Turbulen dalam Pipa


Aliran dalam pipa dapat laminar atau turbulen, tergantung kepada kondisi
aliran.
Aliran fluida yang streamline dan kemudian menjadi laminar pada
kecepatan rendah, tetapi sebaliknya akan turbulen ketika kecepatan
ditingkatkan melebihi nilai kritisnya.
Perubahan dari aliran laminar ke turbulen tidak terjadi secara tiba-tiba;
terjadi pada batas kecepatan tertentu dimana aliran berfluktuasi diantara
aliran laminar dan turbulen sebelum turbulent berkembang penuh (fully
turbulent).
Umumnya aliran dalam pipa yang banyak ditemui di lapangan bersifat
turbulen.
Aliran laminar terjadi pada fluida dengan viscous yang tinggi seperti aliran
minyak dalam pipa berdiameter kecil atau dengan celah yang sempit.
Perubahan dari aliran laminar ke turbulen tergantung kepada bilangan
tingkat gangguan aliran dari kekasaran permukaan, getaran pipa, dan
fluktuasi dalam aliran.
Aliran dalam pipa adalah laminar untuk Re < 2300, fully turbulent untuk
Re > 10,000, dan transisi diantaranya.

Bilangan Reynolds untuk aliran dalam pipa sirkular :

Untuk aliran pipa nonsirkular, bilangan


Reynolds dan Nusselt, serta faktor
gesek didasarkan kepada hydraulic
diameter Dh

Umumnya pada kondisi


praktis, aliran dalam
sebuah pipa adalah
laminar untuk Re < 2300,
fully turbulent untuk Re >
10,000, dan transisi
diantaranya.

DAERAH PEMASUKAN
Lapisan batas kecepatan (boundary layer): daerah aliran dimana pengaruh dari gaya geser
viskos (viscous shearing forces) masih dirasakan akibat adanya viskositas fluida.
Lapisan batas terbagi dalam dua daerah:
Daerah lapisan batas: pengaruh viskos dan perubahan kecepatan adalah significant.
Daerah aliran Irrotational (core) : pengaruh gesekan diabaikan dan kecepatan konstan
dalam arah radial.
Daerah pemasukan hydrodynamic : daerah dari masuk pipa ke titik dimana profil kecepatan
berkembang penuh.
Panjang pemasukan hydrodynamic Lh: panjang dari daerah pemasukan hydrodinamik.
Daerah berkembang penuh hydrodynamic: daerah yang melebihi daerah pemasukan
dimana profil kecepatannya telah berkembang penuh dan tetap tidak berubah (stabil).
Aliran di daerah masuk disebut
aliran sedang berkembang penuh
secara hydrodinamik
(hydrodynamically developing flow)
karena daerah ini profil kecepatan
masih dalam keadaan berkembang.

Sifat fluida pada aliran dalam biasanya dievaluasi pada temperatur fluida rata
-rata, yang merupakan temperatur rata-rata dari inlet dan exit: Tb = (Tm, i + Tm, e)/2
Daerah pemasukan termal: daerah aliran dimana lapisan batas termal berkembang
dan mencapai tengah tabung.
Panjang pemasukan termal: panjang dari daerah pemasukan termal.
Aliran sedang berkembang penuh secara termal: aliran dalam daerah pemasukan
termal dimana daerah profil temperatur sedang berkembang.
Daerah yang telah berkembang penuh secara termal: daerah yang melewati daerah
pemasukan termal dimana profil temperatur sudah stabil (tidak berubah).
Aliran yang telah berkembang penuh: daerah dimana aliran secara hydrodynamic dan
termal telah berkembang.

Perkembangan
lapisan batas
termal dalam
tabung.
9

Hydrodynamically fully developed :

Thermally fully developed :

Variasi dari faktor gesek


dan koefisien
perpindahan panas
konveksi dalam arah
aliran untuk aliran dalam
tabung (Pr>1).

Heat flux permukaan

Pada daerah thermally fully developed dari


sebuah tabung, koefisien konveksi lokal adalah
konstan (tidak berubah terhadap x).
Sehingga, pada sebuah tabung dimana gesekan
(yang berhubungan dengan tegangan geser
dinding) dan koefisien konveksi tetap konstan
dalam daerah yang telah berkembang penuh.
Pressure drop dan heat flux adalah lebih tinggi
pada daerah pemasukan dari sebuah tabung,
dan pengaruh daerah pemasukan selalu untuk
meningkatkan faktor gesek rata-rata dan kefisien
perpindahan panas pada tabung tersebut.

10

Panjang
Pemasukan

Bilangan Nusselt dan nilai h lebih besar pada daerah pemasukan.


Bilangan Nusselt mencapai nilai konstan pada jarak kurang dari 10 diameter, dan
kemudian aliran dapat diasumsikan menjadi fully developed untuk x > 10D.

Bilangan Nusselt untuk


temperatur permukaan
seragam dan heat flux
permukaan seragam adalah
identik pada daerah fully
developed, dan hampir
identik pada daerah
pemasukan.
Variasi dari bilangan Nusselt lokal
sepanjang sebuah tabung dalam
aliran turbulen untuk temperatur
permukaan seragam dan heat flux
permukaan seragam.

11

ANALISIS TERMAL ( UMUM )


Laju perpindahan panas

Heat flux permukaan

Kondisi termal pada permukaan dapat


didekati melalui :
Temperatur permukaan konstan (Ts= const)
Heat flux permukaan konstan (qs = const)

hx koefisien perpindahan panas lokal

Perpindahan panas terhadap aliran fluida


dalam suatu tabung adalah sama untuk
meningkatkan energi fluida tersebut.

Pada sebuah permukaan tabung boleh


mempunyai Ts = constant atau qs =
constant, tetapi tidak untuk keduanya
(simultan).

12

Heat Flux Permukaan Konstan (qs = konstan)


Laju perpindahan panas:

Temperatur fluida rata-rata di pipa


bagian luar:

Temperatur permukaan:

Variasi temperatur permukaan pipa dan


fluida rata-rata sepanjang pipa untuk kasus
heat flux permukaan konstan.

13

Temperatur Permukaan Konstan (Ts = constant)


Laju perpindahan panas ke atau dari aliran fluida dalam tabung/pipa :

Dua cara untuk menyatakan Tavg

arithmetic mean temperature difference

logarithmic mean temperature difference

Arithmetic mean temperature difference

Bulk mean fluid temperature: Tb = (Ti + Te)/2


Dengan arithmetic mean temperature difference, dapat diasumsikan bahwa
temperatur fluida rata-rata bervariasi secara linear sepanjang tabung pada kasus
ketika Ts = constant.
Pendekatan sederhana ini sering memberikan hasil yang dapat diterima, akan
tetapi tidak selai. Sehingga dibutuhkan cara yang lebih baik untuk mengevaluasi
Tavg.
14

Pengintergrasian dari x = 0 (tube inlet,


Tm = Ti) ke x = L (tube exit, Tm = Te)

Variasi dari temperatur fluida rata-rata


sepanjang pipa untuk kasus temperatur
konstan.
Interaksi energi untuk suatu
differential control volume dalam
tabung.

15

log mean
temperature
difference
NTU: Number of transfer units. A
measure of the effectiveness of the
heat transfer systems.
For NTU = 5, Te = Ts, and the limit for
heat transfer is reached.
A small value of NTU indicates more
opportunities for heat transfer.
Tln is an exact representation of the
average temperature difference
between the fluid and the surface.
When Te differs from Ti by no more
than 40 percent, the error in using the
arithmetic mean temperature
difference is less than 1 percent.
An NTU greater than 5 indicates that
the fluid flowing in a tube will reach the
surface temperature at the exit
regardless of the inlet temperature.

16

A quantity of interest in the analysis of pipe flow is the pressure drop P since
it is directly related to the power requirements of the fan or pump to maintain flow.

Pressure
Drop

In laminar flow, the friction factor is a function of


the Reynolds number only and is independent of
the roughness of the pipe surface.

head loss
Pressure losses are
commonly expressed
in terms of the equivalent
fluid column height, called
the head loss hL.

17

The head loss hL represents the additional height that the fluid
needs to be raised by a pump in order to overcome the frictional
losses in the pipe. The head loss is caused by viscosity, and it is
directly related to the wall shear stress.

The required pumping power to


overcome the pressure loss:
The average
velocity for
laminar flow

Poiseuilles
law
For a specified flow rate, the pressure drop and
thus the required pumping power is proportional
to the length of the pipe and the viscosity of the
fluid, but it is inversely proportional to the fourth
power of the radius (or diameter) of the pipe.

18

Constant Surface Temperature

The thermal conductivity k for use in the Nu relations should be evaluated


at the bulk mean fluid temperature.
For laminar flow, the effect of surface roughness on the friction factor and
the heat transfer coefficient is negligible.

Laminar Flow in Noncircular


Tubes
Nusselt number relations are given in
Table 8-1 for fully developed laminar
flow in tubes of various cross sections.

In laminar flow in a tube with constant


surface temperature, both the friction
factor and the heat transfer coefficient
remain constant in the fully developed
region.

The Reynolds and Nusselt numbers


for flow in these tubes are based on
the hydraulic diameter Dh = 4Ac/p,
Once the Nusselt number is available,
the convection heat transfer coefficient
is determined from h = kNu/Dh.
19

20

Developing Laminar Flow in the Entrance Region


For a circular tube of length L subjected to constant surface temperature,
the average Nusselt number for the thermal entrance region:

The average Nusselt number is larger at the entrance region, and it


approaches asymptotically to the fully developed value of 3.66 as L .
When the difference between the surface and the fluid temperatures is large,
it may be necessary to account for the variation of viscosity with temperature:
All properties are evaluated at the bulk
mean fluid temperature, except for s, which
is evaluated at the surface temperature.
The average Nusselt number for the thermal entrance region of
flow between isothermal parallel plates of length L is

21

22

TURBULENT FLOW IN TUBES


ChiltonColburn
analogy

First Petukhov equation

Colburn
equation
DittusBoelter equation

When the variation in properties is large due to a large temperature difference

All properties are evaluated at Tb except s, which is evaluated at Ts.


23

Second
Petukhov
equation
Gnielinski
relation

The relations above are not very sensitive to the thermal conditions at the
tube surfaces and can be used for both Ts = constant and qs = constant.

24

Flow through Tube Annulus


The hydraulic
diameter of annulus

For laminar flow, the convection coefficients for the


inner and the outer surfaces are determined from

For fully developed turbulent flow, hi and ho


are approximately equal to each other, and the
tube annulus can be treated as a noncircular
duct with a hydraulic diameter of Dh = Do Di.

Tube surfaces are often


roughened, corrugated, or
finned in order to enhance
convection heat transfer.

The Nusselt number can be determined from a


suitable turbulent flow relation such as the
Gnielinski equation. To improve the accuracy,
Nusselt number can be multiplied by the
following correction factors when one of the
tube walls is adiabatic and heat transfer is
through the other wall:

25

Heat Transfer Enhancement


Tubes with rough surfaces have much
higher heat transfer coefficients than
tubes with smooth surfaces.
Heat transfer in turbulent flow in a tube
has been increased by as much as 400
percent by roughening the surface.
Roughening the surface, of course,
also increases the friction factor and
thus the power requirement for the
pump or the fan.
The convection heat transfer
coefficient can also be increased by
inducing pulsating flow by pulse
generators, by inducing swirl by
inserting a twisted tape into the tube,
or by inducing secondary flows by
coiling the tube.
26

Anda mungkin juga menyukai