Anda di halaman 1dari 41

DIAGRAM FASE DAN SOLIDIFIKASI

3.1. Membuat Diagram Fase


 Salah satu metode untuk mempelajari logam, dilakukan melalui
pengamatan sifat-sifatnya selama pemanasan atau pendinginan.
Analisis termal ini untuk mengetahui titik lebur dan juga untuk
menginformasikan perubahan struktur kristal (transformasi fase)
 Sebelum dijelaskan lebih lanjut mengenai proses pembuatan
diagram fase maka disini dijelaskan pengertian dasar mengenai
paduan dan fase terlebih dahulu.
 Paduan adalah susunan dari beberapa fase larutan padat,
senyawa antar logam dan logam murni.
 Fase adalah bagian dari material yang homogen komposisi
kimia dan strukturnya dapat dibedakan secara fisik, dapat
dibedakan secara mekanik dari bagian lain material itu.
3.2. Kesimbangan Diagram Fase
 Sifat suatu bahan banyak tergantung pada jenis,
jumlah/banyaknya dan bentuk dari fasa yang terjadi, maka sifat
akan berubah bila hal-hal diatas berubah.
 Diagram fasa, idealnya akan menggambarkan hubungan antara
fasa, komposisi dan temperature, pada kondisi keseimbangan
(ekuilibrasi, yaitu konsisi dimana tidak terjadi perubahan yang
tergantung pada waktu)
 Diagram fasa ada berbagai macam :
- Untuk suatu system paduan yang terdiri dari dua komponen
dinamakan diagram biner
- Tiga paduan dinamakan tersier
- Empat paduan dinamakan kwarter
 Yang biasa digunakan adalah diagram biner, diagram tersier
jarang digunakan, karena datang sulit didapat dan diagramnya
sulit untuk dapat digunakan.
 Perubahan fasa (transformasi) dapat terjadi dari fasa cair ke
padat atau sebaliknya dari fasa padat ke padat.
 Yang akan dibahas disini adalah system paduan untuk
komponen yang dapat saling melarutkan secara tak terbatas pada
keadaan cair.
 Pada transformasi cair – padat ada beberapa kemungkinan yang
dapat terjadi pada paduan :
1. Kedua komponennya tetap larut tak terbatas pada keadaan
padat.
2. Kedua komponen saling tidak melarutkan pada keadaan padat
(tidak membentuk larutan padat) terjadi reaksi enfetoik
3. Kedua komponen dapat saling melarutkan secara terbatas
pada keadaan padat.
4. Kedua komponen mengalami reaksi peritektik
 Pada keadaan padat mungkin juga sudah tidak ada lagi
perubahan fasa, tetapi pada beberapa system paduan dapat
terjadi transformasi padat-padat, antara lain :
1. Transformasi allotropik
2. Reaksi enfektoid
3. Reaksi peritektoid
3.2.1
1. Diagram fasa dua komponen yang larut padat tak terbatas
(kelarutan sempurna dalam keadaan padat)
 Dalam hal ini kedua komponen paduan bisa membentuk larutan
baik pada fasa cair maupun padat dengan segala komposisi.
 Larutan padatnya adalah larutan padat substitusional. Kedua
komponen harus memiliki bentuk larutan Kristal yang sama,
jari2 atomnya juga hamper sama (bedanya tidak lebih dari 8%)
 Untuk membuat diagram fasenya diambil satu seri paduan dari
kedua komponen tersebut yaitu :
 mulai dari A 100%, b 0 % ( A murni) sampai A 0 %, B
100 % (B murni). Semua contoh paduan masing-masing
dipanaskan sampai mencair.
 Paduan 1, A 100 %, B 0 %, diambil dan didinginkan
sangat lambat serta diamati perubahan fasa yang terjadi
selama pendinginan. Ternyata paduan 1 ini mulai
membeku pada temperature TA dan pembekuan selesai
pada temperature yang sama, dikenal sebagi titik beku
logam A.
 Paduan 2, A 80 %, B 20 %, mulai membeku pada
temperature T1 dan selesai membeku pada temperature T2.
 Pengamatan dilanjutkan pada paduan yang lain dan dicatat
temperature awal dan akhir pembekuan (pembekuan
merupakan salah satu perubahan fasa dari cair ke padat)
Semua data tersebut kemudian digambarkan dalam suatu
grafik dengan temperature sebagai ordinat dan waktu
sebagai obsinya (gambar bawah )

 Gambar diatas menunjukkan bahwa, elemen murni mulai


dan selesai membeku pada temperature yang sama, sedang
larutan padat mulai membeku dan selesai membeku pada
temperature yang berbeda-beda. Grafik yang lebih banyak
gunanya yaitu diagram fasa, diturunkan dari grafik diatas.
 Garis awal terjadinya pembekuan dinamakan garis liquidus
dan garis akhir pembekuan dinamakan garis solidus
gambar-gambar diatas
 Di atas garis liquidus fasa larutan cair
 Dibawah garis solidus adalah larutan padat
 Diantara kedua jenis adalah daerah dua fasa yaitu
larutan cair dan padat.
 Larutan padat biasanya diberi nama dengan huruf
yunani £,  dst.
Transformasi selama pendinginan ekuilibrium
- Contoh suatu paduan 70 % A , 30 % B yang didinginkan
sangat lambat.
- Pada temperature T0 paduan ini terdiri dari satu fase, fasa
cair, dan akan tetap demikian sampai temperature turun
mencapai T1.
- Pada T1 yang terletak pada garis liquidus, mulai terjadi
pembekuan, mulai terbentuk inti Kristal larutan padat £. Inti
larutan padat ini banyak logam A yang bertitik lebur lebih
tinggi, dengan komposisi yang ditunjukkan oleh £, yaitu 95 %
A, 5 % B.
- Dengan menurunyya temperature, makin banyak larutan
padat yang berbentuk dan komposisi larutan cair makin kaya
B, larutan padat juga makin kaya B, pada temperature T2
ditunjukkan oleh £2 dan £2.
- Selanjutnya temperature terus menurun hingga T4 pada garis
solidus dan sisa larutan cair terakhir sudah sangat kaya B dan
akan membeku pada batas butir yang telah ada.
- Difusi akan membuat Kristal menjadi homogeny, tidak
tampak adanya perbedaan komposisi pada butiran Kristal
seperti terlihat pada gambar :
Pendinginan Non – Ekuilibrium
 Dengan pendinginan yang lebih cepat, maka perubahan akan
terjadi pada temperature yang lebih rendah daripada temperature
ekuilibrium.

 Pembekuan mulai T1 membentuk larutan padat berkompisi £1


 Pada T2 komposisi larutan cair adalah L2 dan larutan padat
yang terbentuk seharusnya memiliki komposisi £2.
 Karena difusi tidak cukup cepat untuk mengimbangi
pertumbuhan butir, maka butir tidak akan dapat mencapai
komposisi yang homogeny. Komposisi rata-rata akan berada
diantara L1 dan L2 misalnya saja L½.
 Pada T3 komposisi rata-rata larutan padatnya adalah L 1/3
bukan L3.
 Pada T4 masih terdapat larutan cair, tetapi kalau kondisi
ekuilibrium T4 pembekuan sudah selesai.
 Pendinginan non ekuilibrium akan mengakibatkan meleburnya
daerah temperature pembekuan, temperature akhir pembekuan
makin rendah. Sehingga akan mengakibatkan terjadi perbedaan
komposisi antara bagian dalam dengan bagian luar butir Kristal
(caring).
 Caring sering dijumpai pada benda-benda tuangan.
 Caring menyebabkan tidak teraturnya sifat mekanik/fisik
material dan dapat menimbulkan kreasi linier yang sangat
berbahaya.
 Caring dapat dihilangkan dengan melakukan pembekuan yang
lebih lambat dan difusi yang berjalan bisa homogen.

3.2.2. Diagram fase untuk dua komopnen yang saling tidak melarut
padatkan.
 Hukum Raoult menyatakan bahwa, titik beku suatu zat murni
akan menurun bila ditambahkan zat lain, asalkan zat lain itu
dapat larut dalam keadaan cair, tetapi tidak larut dalam keadaan
padat (tidak larut padat)
- Diagram fasa untuk system paduan untuk dua komponen yang
saling melarutkan dalam keadaan cair, tetapi sama sekali tidak
saling melarutkan dalam keadaan padat dilihat pada gambar
diatas (kurva pendinginan serta gambar struktur mikronya pada
temp. kamar dapat dilihat)
- Dalam keadaan murni logam A dan B membeku pada satu
temperature (lihat kurve menunjukkan garis datar)
- Bila B ditambahkan pada logam A, tidak awal pembekuan juga
turun.
- Karena masing-masing saling menyebabkan penurunan titik
awal pembekuan, maka garis yang menunjukkan awal
pembekuan (garis liquidus) akan memperlihatkan suatu
minimum yaitu pada titik E, yang disebut titik Eutektik. Paduan
dengan komposisi ini dinamakan paduan dengan komposisi
entektik.
- Pembekuan akan berlangsung turun bersama dengan turunnya
temperature akhir pembekuan terjadi pada temperature yang
sama untuk semua komposisi paduan, temperature ini
dinamakan temperature Eutektik.
- Tampak bahwa garis solidus berupa suatu garis lurus mendatar.
- Dengan menghubungkan titik-titik awal pembekuan didapat
garis liquidus dan menghubungkan titik-titik akhir didapat garis
solidus (gambar atas)

- Diagram fasa ini terdiri dari 4 daerah yaitu :


 Diatas liquidus fasa tunggal larutan cair. (karena dalam keadaan
cair kedua logam dapat membentuk larutan ).
 Tiga daerah yang lain adalah daerah dua fase
 Paduan ini tidak dapat membentuk larutan padat, maka jelaslah
bahwa bila pembekuan mulai terjadi maka satu-satunya solid
yang dapat terbentuk adalah logam murni padat, juga setiap
paduan yang membeku pastilah merupakan campuran (mixture)
kedua logam murni itu.
- Paduan yang disebelah kiri komposisi entektik dinamakan
paduan hipoentektik dan disebelah kanan dinamakan paduan
hiperentektik.

 Pada gambar bawah (paduan 1), paduan dengan komposisi


entektik didinginkan dari temperature T0 akan tetap berupa
larutan cair sampai temperature TE, yaitu temperature entektik.
- Karena tetap ini terletak pada garis liquidus maka mulailah
terjadi pembekuan dan pembekuan ini juga akan selesai
pada temperature ini, karena temperature ini juga terletak
pada garis solidus.
- Liquid akan membeku menjadi komponen dan fasa, yaitu
fasa yang terdapat pada ujung-ujung garis mendatar
temperature entektik, dalam hal ini ujung sebelah kiri
adalah titik E yang menunjukkan solid A dan ujung
sebelah kanan titik G yang menunjukkan solid B.
- Misal pada awal proses pembekuan terbentuk sejumlah
kecil solid A, maka sisa liquid akan menjadi kaya B.
- Perubahan dari liquid dengan komposisi entektik menjadi
dua fasa solid pada temperature tetap seperti diatas disebut
reaksi entektik
Liquid Cooling Solid A + Solid B
heating
 Paduan 2, terdiri dari 80 A – 20 B akan mulai membeku pada
temperature T1 dengan terbentuknya solid A.
- Pembekuan akan terus berlanjut bersama dengan
menurunnya temperature
- Dengan mengunakan temperature tersebut dapat sihitung
jumlah solid A yang sudah terbentuk pada temperature T2
yaitu X2L2 / T2 L2 = 10/30 = 1/3 bagian dari berat mula-
mula.
- Komposisi liquid pada temperature ini adalah 70 A – 30 B
(struktur mikro lihat gambar 5.14.a)
- Tepat pada muat temperature dan mulai mencapai
temperature TE (struktur mikro gambar 5.14.b)
- Sisa liquid akan mengalami reaksi entektik dan membeku
sebagai entectic mictune (gambar 5.14c)
 Paduan 3 , paduan hyperenrektik akan membeku dengan cara
yang mirip/sama dengan paduan 2.
- Hubungan antara komposisi paduan dengan fraksi struktur
mikro dapat digambarkan dengan suatu diagram seperti
dibawah ini.

- Contoh diagram fasa jenis ini adalah diagram fasa untuk


system paduan aluminium silicon
- Gambar struktur mikro dari beberapa paduan dari system ini
ditunjukkan gambar bawah

- Eutektik berada disela dendrite AC (gambar b)


- Eutektik merupakan campuran yang sangat halus (gambar
c)
- Pada hyperektektik silicon primer (hitam) makin banyak
dengan makin tingginya kadar Si (d dan c).
3.2.3 Diagram fasa untuk dua komponen dengan kelarut padatan
terbatas.

- Dari gambar terlihat bahwa diatas garis liquidus adalah daerah


fasa tanggal larutan cair (liquid)
- Daerah dibawah garis solidus TAF adalah daerah fasa tunggal
larutan padat L
- Daerah dibawah garis solidus TBG juga daerah fasa tunggal
larutan padat .
- Daerah yang terletak diantara dua fasa akan terdiri dari fasa-fasa
yang berada dilini kanannya
- Garis yang membatasi antara daerah fasa tunggal larutan padat
dengan daerah campuran larutan padat dinamakan garis solvus,
yang juga menunjukkan batas kelarutan logam B pada logam A
dan batas kelarutan logam A pada logam B (larutan padat )
- Paduan 1, 95A – 5B akan mengalami perubahan sama seperti
perubahan selama pembekuan system larutan padat.
- T1 mulai pembekuan larutan padat £ sangat kaya A
- T4 pembekuan selesai dengan tumbuhnya Kristal larutan padat £
- Pada temperature kamar diperoleh larutan padat £ dengan 5 % 
- Proses pembekuan dan pendinginan lihat gambar bawah 5.20
- Paduan 2, 30 A – 70  adalah komposisi eutektik
- Pembekuan eutektik ini terjadi bukan antara logam\A dan B
seperti didepan, tetapi pembekuan larutan padat £ dan larutan
padat 
- Paduan 3, 60 A – 40 B, pembekuan mulai terjadi pada T3
dengan larutan padat £
- Pada TE komposisi £ mencapai titik F dan komposisi liquid
mencapai titik E
- Struktur mikro pada temperature eutektik setelah selesai
pembekuan lihat gambar 5-21 (eutektik £ dan )

- Paduan 4, 85 A -15 B, sampai ke temperature dititik N


mengalami proses yang sama dengan paduan 1
- Pada gambar 5-23, terlihat  sekunder ini berupa jaringan
(network) yang mengelilingi £ secara tiga dimensi membungkus
setiap butir Kristal £.
- Diagram ekuilibrium Pb –Sl dan struktur mikro dari system
paduan ini bisa dilihat dibawah ini
Kekerasan
Ketangguhan Menyerap Energi Kekerasan
Sifat mekanik bahan
Elastisitas Kekerasan
Kekuatan
Kelelahan/fatigue

Kelelahan
o Kelelahan terjadi karena yang berulang dibawah tegangan luluh
o Diawali dengan pertumbuhan inti dan penyebaran sebuah retak
Tegangan = F – tekanan – getaran
A -- luas tekanan
kontak gedung

regangan = ∆ l siklus thermet


l tarikan besar
terlalu/tertutup

Batas lelah – tegangan dibawah dimana setelah retak dapat


menumbuhkan inti tetapi tidak menyebabkan retakan.

SELINGI MENGENAI ROKET


 Keuletan – kemampuan suatu bahan untuk menahan beban pada
daerah plastis tanpa terjadi perpatahan.
- Menunjukkan perpanjangan dimana suatu logam dapat
berdeformasi tanpa terjadi patah dalam suatu proses
pembentukan logam
Pengelolaan – ekstiksi
Bikin mie ayam – laku martabak
 Kekerasan adalah ketahanan bahan terhadap deformasi tekan
- Uji brinell – uji Vickers – uji rockwell
4. Reaksi Peritektik

- Reaksi periteknik adalah dua fasa yang berbeda (liquid dan suatu
solid) beraksi menjadi satu solid baru.

Liquid + Solid coaling New solid


Hating
- Reaksi ini berlangsung pada temperature konstan ( isathektik)
- Gambar 5.26 menunjukkan diagram fasa reaksi peritektik
- Reaksi peritektik terjadi pada temp Tp, temperature peritektik pada
paduan dengan kandungan  tidak lebih dari 40 % (terjadi reaksi
dapat terjadi di sepanjang garis peritektik TpD )
- Paduan 1 90 A – 10 B
- Sampai T1 tetap berupa liquid dan mulai membentuk Kristal logam
- Sedikit di atas temp peritektikk Tp komposisi liquid mencapai
komposisi B, 60 A – 40 B.
- Dibawah temepartur peritektik sudah tidak ada lagi liquid
- Gambar 5.27 (atas) atom-atom yang akan bereaksi harus berdifusi
melintasi hasil reaksi peritektik
- Gambar 5. 28 (atas) tampak struktur mikro butir solid A dikelilingi
oleh senyawa An Bn
- Paduan 2, 65 A – 35 B
- Mulai membentuk solid A pada temperature T2 dan tepat sebelum
titik H komposisi liquid 60 A- 40 B.
- Pada reaksi peritektik yang terjadi di titik H semua solid A ini akan
habis, sedang liquid masih tersisa
- Liquid ini akan makin berkurang dengan menurunnya temperature
dan akan habis setelah terjadinya reaksi eutektik di titik k menjadi
An Bn +  (gambar 5.29(bawah))
- Reaksi peritektik biasanya menghasilkan senyawa, tetapi ada juga
larutan padat (gambar 5.30 bawah)
- Pada kenyataannya pendinginannya tidak cukup lambat, seng tidak
cukup waktu untuk berdifusi
- Pada gambar 5.30 bawah paduan yang 60 Ag – 40 Pt, di temperatus
kamar seharusnya adalah larutan padat  fasa tunggal.
- Tetapi kalau kita lihat struktur mikronya gambar 5.31 bawah
menunjukkan adanya lebih dari satu fasa
- Yang putih adalah £ prima, yang dikelilingi oleh larutan padat 
berwarna gelap (dua warna)
- Hal ini menunjukkan bahwa reaksi peritektik belum tuntas, hal ini
akan berpengaruh terhadap sifat dari bahan tersebut.
5. Transformasi alkotropik
Dalam pembahasan terdahulu telah dikatakan bahwa ada beberapa
logam tertentu yang dapat memiliki struktur Kristal yang berebeda
tergantung pada temperaturnya, dikatakan memiliki sifat ailotropi,
seperti halnya besi, timah, mangan, cobalt dan lain-lain. Perubahan
dari satu bentuk Kristal ke bentuk Kristal lain pada keadaan padat ini
dinamakan transformasi allotropic. Contoh diagram fase yang
memperlihatkan adanya perubahan allotropic dapat dilihat pada
gambar 5.32. pada diagram itu larutan pada Y dibatasi coop. jadi
logam murni A dan paduan kaya A akan mengalami dua kali
perubahan (transformasi) allotropic. Banyak diagram fase yang
memperlihatkan hal seperti diatas, termasuk system paduan Fe – Si,
FE-Mo, dan Fe –CR. Karena larutan padat yang dikelilingi loop ini
adalah larutan padat y, maka daerah ini dinamakan gamma loop. Pada
penerapan system paduan gamma loopnya tidak tertutup, seperti
halnya pada system paduan Fe – Ni (gambar 5.33)
6. Transformasi Order - Disorder

 Biasanya pada pembentukan larutan padat substitusional atom-


atom yang larut tidak menempati suatu posisi tertentu yang
spesifik, tetapi akan tersebar secara acak pada struktur lattice
pelarut. Paduan semacam ini dikatakan berada pada kondisi
disordered (tidak beraturan). Ada beberapa paduan yang
disordered ini yang bila didinginkan akan mengalami
pengaturan kembali (rearrangement) letak atom-atom yang
terlarut sehingga atom-atom terlarut akan menem[ati posisi-
posisi tertentu pada lattice pelarut. Struktur se[erti ini
dinamakan : ordered solid solution (lihat gambar 5.34).
 Ordering biasa terjadi pada system paduan dengan kelarut-
padatan tak terbatas. Pada diagram keseimbangan ordered
solution biasanya dinyatakan dengan £ ‘’ dsb. Dan daerah
dimana larutan semacam ini diperoleh, dibatsai dengan garis
bertitik (lihat gambar 5.35)
7. Reaksi Eutektoid

 Reaksi ini mirip sekali dengan Reaksi Eutektik, hanya saja


reaksi eutectoid sama sekali tidak melibatkan fase cair
seluruhnya pada fase padat. Dalam hal ini suatu larutan padat
pada pendinginannya mengalami transformasi menjadi dua
solid baru yang bercampur dengan sangat halus, dinamakan
Eutectoid Mixture.
Secara umum reaksi itu dapat ditulis sebagai berikut :
Solid1 colling solid 2 + solid 3
Heating Eutectoid Mixture

Diagram keseimbangan pda gambar 5.36. memperlihatkan adanya


reaksi eutectoid, yang berlangsung pada garis temperature OP.
 Eutectoid Mixture terdiri dari fase yang ada pada ujung –
ujung garis temperature Eutectoid (OP), yaitu larutan padat
£ (titik O) dan larutan padat  (titik P).
Titik M menunjukkan temperature perubahan Allotropik
pada logam A murni. Sedang garis solvus MN
menunjukkan bahwa paduan yang berkadar B lebih tinggi
akan mengalami perubahan allotropic pada temperature
yang lebih rendah, mencapai minimum pada titik N. garis
solvus FN menunjukkan batas kelarut padatan B pada Y,
kelarutannya makin rendah dengan menurunnya
temperature. Titik N disebut Titik Eutektoid. Komposisinya
adalah komposisi Eutektoid. Paduan dengan kombinasi di
sebelah kiri komposisi eutectoid dinamakan : paduan
Hipoeutektoid dan yang disebelah kanannya dinamakan :
Paduan Hipereutektoid
 Paduan 1 bila didinginkan dengan sangat lambat akan mulai
membeku pada X1 dan selesai membeku pada X2 dengan
terbentuknya larutan pada y (gamma)
Selanjutnya akan tetap berupa larutan padat y yang homogeny
sampai temperature X3. Disini akan mulai terjadi transformasi
autrofik dari y menjadi £. Perlu diperhatikan bahwa £
melarutkan B jauh lebih sedikit daripada y, sebab itu untuk
membentuk £ maka sebagian atom B yang tadinya berada pada
daerah yang akan menjadi £harus berdifusi ke daerah lain pada y
sehingga sisa larutan pada y akan menjadi lebih kaya B
(mengikuti garis solvus MN)
Pada saat paduan mencapai temperature eutectoid X4 komposisi
sisa y akan mencapai komposisi eutectoid (titik N) dan sisa Y
akan mengalami reaksi eutectoid, bertransformasi menjadi
eutectoid mixture, berupa lapisan tipis λ dan  berselang seling
(lihat gambar 5.37).
Perubahan yang terjadi pendinginan lambat paduan 2 dan 3 tentu
akan mudah dipelajari, karena peristiwanya hamper sama saja,
hanya perlu diingat bahwa pada paduan hipereutektoid batas
kelarut padatan B dalam y akan mengikuti garis solvus FN,
sehingga aka nada B yang keluar dari y berupa .
8. Reaksi Peritektoid
 Seperti halnya reaksi eutectoid, suatu reaksi semacam reaksi
eutectoid tetapi tidak menyangkut fase cair, maka reaksi
peritektoid juga mirip reaksi peritektorid tetapi tidak
menyangkut fase cair. Secara umum reaksi ini dapat
dituliskan sebagai berikut :
Solid 1 + Solid 2 cooling New Solid 3
Heating
Bila pada reaksi peritektik seringkali didapatkan reaksi yang
tidak selesai karena tidak cukupnya waktu untuk berdifusi,
pada reaksi peritektoid tuntasnya reaksi akan lebih sulit lagi,
karena seluruhnya adalah fase pdat dimana tentunya difusi
akan lebih sulit terjadi.

9. Diagram Kompleks

Banyak system paduan cukup rewet, yang memiliki diagram fasa


tidak sederhana, tetapi kompleks. Diagram itu merupakan kumpulan
dari beberapa diagram/reaksi sederhana seperti yang telah dijelaskan
di atas. Sehingga untuk mempelajari tidaklah terlalu sulit, semua
prinsip yang berlaku pada diagram sederhana juga berlaku pada
diagram kompleks ini.
Dengan demikian tidaklah selit untuk memulai label pada semua
daerah pada suatu diagram fase, memberi penjelasan apa arti titik,
garis, dan daerah pada diagram itu, menentukan berbagai reaksi yang
mungkin terjadi pada suatu garis mendatar, menjelaskan perubahan-
perubahan yang terjadi pada pendinginan struktur mikro suatu paduan
pada tempetarur tertentu dan lain-lain.
3.3 Diagram – diagram fase yang penting
Diagram fase sebagian besar system paduan memiliki
karakteristik yang merupakan kombinasi karakteristik-
karakteristik yang telah dibahas diatas. Sehingga konsep dasar
yang telah dijelaskan diatas harus betul-betul dipahami dan
dimengerti baik diagram fase untuk logam ferus dan non
ferrous.
Pada gambar diagram fase dibawah ini untuk system Fe – C
yang salah satu paduannya adalah baja.
Perubahan polimorfi yang terjadi pada besi murni
menyebabkan pembentukan tiga daerah fasa tunggal yang
berbeda dalam paduan dengan kadar Fe tinggi : besi £ atau ferit
(b.c.c), besi j atau austerity (f.c.c) dan besi δ (b.c.c)
Selain terbentuknya tiga daerah fasa tunggal, maka dapat
dijelaskan juga sedikit yaitu :
- Besi karbon (baja) dalam keadaan cair dapat membentuk
larutan padat.
- Dalam keadaan padat kelarutan karbon dalam besi akan
terbatas dapat membentuk :
 Larutan padat yang terbatas
 Besi dan karbon dapat membentuk senyawa
 Dapat membentuk peritektik, eutektik, eutectoid
 Dapat juga karbon akan terpisah dan akan
membentuk grafik.
 Mengetahui jenis-jenis fasa yang akan terjadi pada
suatu temperature dan komposisi tertentu
 Menunjukkan titik cair dan daerah transformasi fasa
 Pada 6,67 % C ini terbentuk senyawa Fe dengan C
menjadi Fe3C
 Berat %C = Berat atom C x 100%
Berat molekul Fe3C

= 12 x 100% = 6,67%
(3x56)+12

 Memiliki 5 fase utama : L, j, j, £ dan Fe3C


 Terdapat 3 jenis reaksi fasa , peritektik, eutektik dan
eutectoid.
Secara garis besar system paduan basi-karbon dapat dibedakan
menjadi dua yaitu baja dan besi keamp. Dari diagram tampak
bahwa baja tidak mengandung struktur eutektik, karena itu
dapat dimengerti mengapa sifatnya berbeda sama sekali dengan
besi tuang (yang mengandung eutektik).
Nama / istilah yang terdapat pada diagram fasa besi-karbida
besi adalah sebagai berikut :
1. Cumertik adalah karbida besi Fe3C, merupakan senyawa
yang mengandung 6,67 %C
2. Autektik adalah larutan padat karbon dalam besi j
3. Ledeberite adalah campuran eutektik dari austesit dan
camortite
4. Ferrite adalah larutan padat karbon dalam besi £
5. Pearlite adalah campuran eutectoid dari semortit dan territ
6. Temperature kritis bawah (A1), pada temperature ini terjadi
reaksi eutektik
Austerit ferrit + semtid peadit
7. Temperatur kritis atas (A3) adalah awa temperaturnya
perubahan allotrafik dari j £ atau akhir perubahan
allofoid dari £ j (pada pemanasan)
8. Garis solvus Acm merupakan batas melarutkan karbon
dalam auterid
3.4. Pendinginan lanjut konstitusional
Dalam proses pembekuan sejumlah kecil unsure terlarut akan
mempengaruhi pembekuan logam.
Lapisan cairan dimana temperature actual T lebih rendah dari
temperature beku TL , cairan tersebut dikatakan mengalami
pendinginan lanjut secara konstitusional.
Hukum difusi fich kedua ditentukan penurunan

CL = Co 1 + 1 – k exp (- R x)
k D
 Reaksi Peritektoid adalah dua fasa yang berbeda (liguid dan
suatu solid) bereaksi menjadi satu solid baru

liquid + solid cooling New Solid


Heating

Berlangsung pada temperature konstan dan pada transformasi


cair ke padat
 Reaksi eutektik adalah suatu paduan dengan komposisi tertentu
yang menunjukkan awal dari suatu pembekuan dan akhir dari
suatu pembekuan.
Hal ini terjadi pada transformasi cair ke padat.
 Reaksi Eutektoid adalah larutan padat (solid) pada transformasi
pendinginan menjadi dua solid baru yang bercampur dengan
sangat halus.
Solid 1 cooling solid 2 + solid 3
Heating
Reaksi Eutektoid tidak melibatkan fasa cair.

Anda mungkin juga menyukai