Anda di halaman 1dari 18

FLANGE

Flanges adalah suatu komponen yang digunakan untuk menggabungkan antara dua element pipa
dengan valve atau pipa dengan equipment lainnya menjadi satu kesatuan yang utuh dengan menggunakan
baut sebagai perekatnya.

Flange untuk pipa memiliki jenis dan ukuran yang sangat bervariasi tergantung spesifikasi dan desain
pemipaan yang akan digunakan.

Fungsi Flanges adalah sebagai komponen sambungan perpipaan untuk memudahkan pekerjaan,
perawatan, perbaikan ataupun untuk penggantian equipment lain tanpa merusak komponen yang
bersangkutan.

Jenis-jenis flange pipa bisa dibedakan,antara lain


1. Jenis flange berdasarkan ukuran (dimensi) ANSI, contohnya: ANSI#150,ANSI#300,ANSI#600 dan
seterusnya.
2. Jenis flange berdasarkan scedule, contohnya: sch 30,sch 40,sch 80,sch XS (extra strong) dan lain-lain.
3. Jenis flange berdasarkan tipe face pada pipa, contohnya:type flat face,type raised face dan ring type
joint.
4. Jenis flange berdasarkan bentuknya menurut ANSI.

Berdasarkan ANSI (American National Standards Institute),flange dibedakan jenisnya menjadi :


1. Socket Flanges (Flange tipe soket)

yaitu flange yang mempunyai lubang yang bertingkat, agar pipa masuk sesuai dengan kedalamannya.

2. Slip On Flanges (Flange tipe slip on)

Dalam slip on, flange hanya masuk sebagain, sisi luar dan dalamnya akan di las. Oleh karena
itu diametar inside flange slip on harus lebih besar daripada diameter outside pipa.
3. Lap Joint Flanges

yaitu jenis flange yang bisa diputar posisi lubang bautnya. Jenis flange ini tidak disarankan
untuk tekanan yang tinggi.

4. Weldneck Flanges (Flange tipe weldneck)

yaitu jenis flange paling banyak digunakan dalam sebuah plant, karena sifatnya mudah untuk
disambungkan dengan pipa. Dapat digunakan untuk tekanan dan temperatur yang rendah maupun
tinggi.

5. Threaded Flanges (Flange tipe Ulir)

yaitu jenis flange yang memiliki tipe penyambungan mengunakan ulir. Biasanya digunakan
untuk system yang sangat rawan kebakaran kalau mengunakan las.

6. Blind Flanges

yaitu flange yang berfungsi untuk menutup aliran. Jenis flange ini rata, tidak berlubang karena
fungsinya yaitu untuk menutup.

Selain jenis-jenis flanges di atas,ada juga flanges yang termasuk jenis khusus (special flanges) antara
lain;
 Orifice Flanges:
- Orifice Slip-On Flange
- Orifice Socket Flange
- Orifice Threaded Flange
- Orifice Weld Neck Flange

 Standard Connections:
- Long Weld Neck Flange
- Heavy Barrel Flange
- Full Barrel Flange

 Ring Type Joint Flanges:


- RTJ Blind Flange
- RTJ Slip-On Flange
- RTJ Threaded Flange
- RTJ Weld Neck Flange

 Expander Flange

 Reducing Flange

 Studding Outlet:
- Flat Bottom Mount
- Shell/Head Mount
- Tangential Mount

 Weldoflange / Nipoflange

 Orifice plate (part for orifice flange)

 Spectacle blind (part for flange)


FITTING

Fitting adalah salah satu komponen pemipaan yang memiliki fungsi untuk merubah aliran,
menyebarkan aliran, membesar atau mengecilkan aliran.

Fitting merupakan nama yang digunakan untuk pengelompokan, karena di dalam fitting terdapat
berbagai macam komponen lain pemipaan.

Adapun jenis dari fitting antara lain adalah:


1. Elbow

Fungsi dari elbow / ells adalah untuk untuk membelokan arah aliran. Dalam praktek pemipaan
sering ditemui perubahan arah pipa dan itu merupakan hal yang sering terdapat dalam sebuah
instalasi, umumnya elbow tersedia dengan ukuran sudut 45 dan 90 derajat. Untuk elbow jenis PVC
koneksi menggunakan lem dan tidak jarang juga kita jumpai dengan sistem ulir/drat. Untuk elbow
jenis besi maupun galvanis koneksi menggunakan sistem ulir/drat dan las.

2. Fitting Tee

Tee dalam fitting adalah koneksi fitting yang memiliki cabang yang bertugas untuk membagi
aliran. Biasanya cabang ini ukurannya sama dengan ukuran pipa utamanya atau biasa disebut dengan
straight tee. Sedangkan kalau berbeda, kita menyebutnya dengan reducing tee. Tidak semua jenis tee
tegak lurus, ada juga yang tidak tegak lurus atau biasa disebut lateral Tee, yang penggunaanya
biasanya untuk pressure yang rendah.

3. Fitting Reducer

Fitting jenis ini bertugas untuk me-reduce/mengurangi aliran fluida. Mengurangi disini bukan
seperti valve, tapi ukuran pipanya saja yang berkurang. Jadi reducer ini akan bertugas untuk
mengabungkan diameter yang lebih besar ke yang kecil, atau sebaliknya. Terdapat dua jenis reducer
yaitu concentrik reducer dan eccentrik reducer.
4. Stub-in

Stub-in adalah jenis fitting yang fungsinya yaitu membagi aliran sama seperti Tee. Bedanya
dengan tee, kalau tee adalah item yang terpisah, ia mengabungkan beberapa pipa. Namun kalau stub-
in, percabangan langsung dari pipa utamanya yang berfungsi mengantikan reducing tee.

5. Fitting Cap

Fitting cap berfungsi untuk menghentikan aliran pada ujung pipa, fitting ini di las langsung
pada pipa utama. Ada penutup aliran fluida yang dapat di bongkar dan dilepas, namun biasanya
menggunakan sambungan flange atau lebih tepatnya blind flange.

6. Coupling dan Union

Coupling dan union terdapat dalam berbagai ukuran tergantung desain instalasi yang akan di
kerjakan. Fungsi utamanya untuk menyambungkan dua pipa atau tubing. Perbedaan antara coupling
dan union adalah: kopling dirancang untuk sebuah koneksi instalasi pipa semi permanen dengan
sambungan pengelasan di tempat, dan ada juga yang menggunakan penyambungan dengan mur
baut, sementara union dibuat untuk penyambungan yang mudah di lepas

7. Fitting Kompresi

Pada fitting kompresi terdapat bagian: bodi, nut, dan gasket ring ( ferule). Dengan
menggunakan tekanan untuk memperkuat koneksi sehingga mencegah kebocoran. Fitting kompresi
banyak digunakan dalam bidang industri maupun perumahan.
VALVE

Valve/katup adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu
cairan (gas, cairan, padatan terfluidisasi) dengan cara membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan
alirannya.

Katup berperan penting dalam aplikasi industri mulai dari transportasi air minum dan juga untuk
mengontrol pengapian di mesin roket.

Valve/Katup dapat dioperasikan secara manual dan otomatis. Secara manual dapat menggunakan
pegangan , tuas pedal, dan lain-lain. Secara otomatis dapat menggunakan prinsip perubahan aliran tekanan,
suhu, dan lain-lain. Perubahan ini dapat mempengaruhi diafragma, pegas atau piston yang dapat
mengaktifkan katup secara otomatis.

Jenis – jenis Valve yang sering digunakan :


1. Gate valve

Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan cara
mengangkat gerbang penutup yang berbentuk bulat atau persegi panjang. Jnis valve ini didesain
untuk membuka dan menutup aliran dengan posisi gate pada valve ini harus benar benar terbuka
(fully open) atau benar-benar tertutup (fully close). Valve ini tidak cocok untuk mengatur debit aliran
karena kurang akurat dalam hal mengontrol volume aliran di dalam pipa.

2. Globe valve

Global Valve berfungsi untuk mengatur besar kecilnya laju aliran fluida dalam pipa (throttling).
Jenis valve ini cukup penting apabila digunakan untuk penutupan yang rapat terutama pada pipa
aliran gas.
3. Angle Valve

Angle valve juga digunakan pada situasi dimana pengaturan besar kecil aliran diperlukan
(throttling) sama seperti globe valve. Angle valve di buat dengan sudut 90° yang bertujuan untuk
mengurangi pemakaian elbow 90° dan fitting tambahan. Valve ini bisa juga digunakan sebagai
pengganti elbow.

4. Ball Valve

Ball Valve adalah sebuah Valve dengan pengontrol aliran berbentuk disc bulat (seperti
bola/belahan). Ball valve hanya memerlukan 1/4 putaran dari posisi tertutup penuh ke terbuka penuh.
Jenis ini dapat dioperasikan pada fluida dengan temperatur -450°F hingga -500°F.

5. Plug Valve

Kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open (terbuka penuh) dan fully close (tertutup
penuh). Plug valve hanya digunakan untuk mengontrol aliran gas, seperti transportasi gas melalui
pipa.

6. Check Valve

Check valve adalah sebuah katup yang berfungsi untuk membuat aliran fluida hanya mengalir
ke satu arah saja agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Jenis valve ini terdiri dari beberapa jenis,
seperti lift check, swing check, dan ball check.
7. Butterfly Valve

Butterfly menggunakan plat bundar atau disk yang dioperasikan dengan ankel untuk posisi
membuka penuh atau menutup penuh dengan sudut 90°. Valve ini hanya digunakan untuk aliran
bertekanan rendah.

8. Diaphragm Valve

Diaphragm valve dapat digunakan untuk mengatur aliran (trhottling) dan juga sebagai on/off
valve. Diaphgram valve bisa digunakan dalam penanganan material kasar seperti fluida yang
mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta fluida yang mempunyai sifat korosif.

9. Pinch valve

Pinch valve berfungsi untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan, dan yang mempunyai
partikel-partikel solid yang banyak serta fluida yang mempunyai kecenderungan untuk terjadi
kebocoran (leak).

10. Safety/Relief valve


Safety/Relief ini didesain khusus untuk melepas tekanan berlebih yang ada di equipment dan
sistem perpipaan. Untuk mencegah kerusakan pada equipment, relief valve dapat mencegah
terjadinya tekanan berlebihan pada sistem proses piping. Terdapat dua jenis safety valve, yaitu relief
valve dan pop valve.
PERALATAN MENGULIR

Standar ulir pipa pada pekerjaan instalasi pipa adalah bentuk V dengan sudut 60°. Perbedaan tinggi
antara ulir awal dan ulir akhir yaitu 1/32” per inchi panjang ulir, dimana perbedaan tinggi itu akan memberi
sambungan kedap air. Yang perlu diperhatikan adalah jumlah ulir agar sempurna. Ulir pertama berjumlah 7
uliran dari ujung pipa merupakan ulir sempurna, yaitu memiliki sudut tajam pada bagian atas dan bawah.
Kebocoran sangat mudah terjadi jika ulir tersebut rusak atau tumpul.

Jumlah ulir per inchi untuk setiap ukuran pipa:


Diameter Pipa (inchi) Jumlah Ulir per Inchi
1/8 27
1/4 – 3/8 18
2 1/2 – 12 8

Apabila ulir pipa masuk ke dalam alat sambung dalam keadaan rapat sempurna dan tersisa 2 uliran,
dapat dikatakan bahwa hasil uliran tersebut sempurna. Rapat sempurna berbeda dengan rapat sekali, jika
terlalu rapat dapat menyebabkan diameter pipa berkurang dan uliran akan membekas pada pipa bagian dalam
sehingga pipa menjadi longgar dan hasil ulir akan dangkal dan menyebabkan kebocoran mudah terjadi.

Alat dan bahan yang digunakan pada proses ulir adalah:


a. Alat :
 Gergaji besi
 Ragum
 Meteran
 Penggores
 Kikir
 Snay
 Kuas
 Kunci pipa
 Selotip pipa
b. Bahan :
 Pipa galvanis ½”
 Elbow 900
 Oli
POMPA

Pompa adalah mesin untuk menggerakan fluida dari tempat bertekanan rendah ke tempat dengan
tekanan yang lebih tinggi dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus. Pada prinsipnya, pompa mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga
(penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan) yang berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi
hambatan yang ada sepanjang pengaliran. Hambatan-hambatan yang ada sepanjang pengaliran itu dapat
berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.

Secara umum, pompa dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif (positive
displacement pump) dan pompa sentrifugal(Dynamic Pump / Sentrifugal Pump)

1. Pompa Sentrifugal (Dynamic Pump / Sentrifugal Pump)

Merupakan suatu pompa yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan
menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.

Bagian-bagian utama pompa sentrifugal terdiri dari:

A. Stuffing Box

Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada poros pompa apabila
menembus casing.

B. Packing
Packing digunakan untuk mencegah serta mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Packing tersebut biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

C. Shaft (poros)

Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama proses
berlangsung dan tempat kedudukan impeller, serta bagian-bagian berputar lainnya.

D. Shaft sleeve

Shaft sleeve berfungsi sebagai pelindung poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat berfungsi sebagai leakage joint, internal bearing
dan interstage atau distance sleever.

E. Vane

Merupakan sudu dari impeller sebagai tempat mengalirnya cairan pada impeller.

F. Casing

Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi untuk melindungi elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan tersebut
menjadi energi dinamis (single stage).

G. Eye of Impeller

Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

H. Impeller

Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu atau terus-menerus sehingga cairan
pada sisi isap akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk
sebelumnya.

I. Wearing Ring

Fungsi dari wearing ring yaitu mengurangi kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller dengan cara memperkecil celah antara
casing dengan impeller.

J. Bearing

Beraing (bantalan) berfungsi sebagai penumpu dan penahan beban dari poros agar
dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan
poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tidak berubah tempat, sehingga kerugian gesek
menjadi kecil.

2. Pompa Kerja Positif (Positive Displacement Pump)

Jenis-jenis pompa Pompa Kerja Positif (Positive Displacement Pump) terdiri dari:
a. Pompa Putar (Rotary)

Komponen pompa ini terdiri dari sebuah rumah pompa dengan sambungan saluran isap
(suction) dan sambungan saluran kempa (discharge) dan didalam rumah pompa tersebut terdapat
komponen yang berputar.

Prinsip kerja rotary pumps adalah sebagai berikut: elemen berputar dalam rumah pompa
yang akan menyebabkan penurunan tekanan pada saluran isap, sehingga terjadi aliran cairan dari
sumber masuk ke rumah pompa. Cairan tersebut akan mengisi ruang kosong yang ditimbulkan
oleh elemen-elemen yang berputar dalam rumah pompa tersebut, maka cairan terperangkap dan
ikut berputar. Pada saluran kempa akan terjadi pengecilan rongga, sehingga cairan terkempakan
ke luar.

b. Pompa Torak

Pompa torak mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas selama pergerakan
piston selama proses berlangsung.

Menurut cara kerjanya, pompa torak dapat dibagi menjadi kerja tunggal dan kerja
ganda. Sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan, pompa torak dapat dibagi
menjadi pompa torak sinder tunggal dan pompa torak silinder banyak.

Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal, aliran cairan terjadi bila batang
torak dan torak bergerak ke atas, zat cair akan terisap oleh katup isap di bagian bawah dan
pada saat yang sama cairan yang ada di bagian atas torak akan terkempakan ke luar. Jika
torak bergerak ke bawah, katup isap akan tertutup dan katup kempa akan terbuka sehingga
cairan tertekan ke atas torak melalui katup kempa, sehingga akan terjadi kerja isap dan kerja
kempa secara bergantian. Aliran cairan yang dihasilkan pun terputus-putus. Cara kerja pompa
torak kerja ganda hampir sama dengan cara kerja pompa torak kerja tunggal, tetapi pada
pompa torak kerja ganda terdapat dua katup isap dan dua katup kempa yang masing-masing
bekerja secara bergantian, sehingga pada saat yang sama akan terjadi kerja isap dan kerja
kempa. Maka dari itu, aliran zat cair menjadi relatif lebih teratur.

Komponen-komponen dari pompa torak adalah sebagai berikut:

- Torak

Torak mengatur perpindahan tempat zat cair yang terdiri dari sejumlah cakra
yang biasanya terbuat dari besi tuang dan diantaranya dipasang gelang perapat,
yang bertugas merapatkan ruang antara antara torak dan silinder. Biasanya torak
dibuat lebih panjang dan disekelilingnya diberi alur labirin untuk mengurangi rugi
bocor.

- Silinder

Silinder biasanya dilapisi dengan perunggu atau lapisan lain yang bisa diganti.

- Katup

Katup berfungsi untuk membuka dan menutup lubang pemasukkan dan


lubang pengeluaran ke dan dari silinder pada saat yang tepat dan bekerja secara
otomatis karena adanya perbedaan tekanan di atas dan di bawah katup.
- Mekanik engkol dan mekanik batang penggerak

Mekanik engkol dan mekanik batang penggerak mengatur agar gerak putar
motor diubah menjadi gerak bolak-balik torak.

- Lemari roda gigi

Lemari roda gigi harus diisi minyak hingga ketinggian tertentu. Minyak
tersebut tidak hanya mengatur pelumasan roda gigi tetapi juga mengatur
pelumasan mekanik engkol.

- Satu sungkup udara atau lebih.

Sungkup udara berfungsi agar aliran zat cair tetap stabil. Sungkup udara
terbagi menjadi dua, yaitu sungkup udara isap dan sungkup udara kempa.
KOMPRESOR

Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida atau
memampatkan fluida gas atau udara. tujuan meningkatkan tekanan tersebut yaitu untuk mengalirkan atau
kebutuhan proses dalam suatu system proses yang lebih besar.

Prinsip kerja kompresor mirip seperti paru-paru manusia. Contohnya ketika seorang mengambil napas
dalam – dalam untuk meniup api lilin, maka ia akan meningkatkan tekanan udara di dalam paru-paru,
sehingga menghasilkan udara bertekanan yang kemudian digunakan atau dihembuskan untuk meniup api lilin
tersebut.

Secara umum, kompresor dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu dinamik dan perpindahan positif.

1. Kompresor dinamis dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kompresor sentrifugal dan kompresor
aksial.

a. Kompresor sentrifugal

Kompresor sentrifugal merupakan kompresor yang memanfaatkan gaya sentrifugal yang


dihasilkan oleh impeller yang berfungsi untuk mempercepat aliran fluida udara (gaya kinetik),
kemudian diubah menjadi peningkatan potensi tekanan (gaya tekan) dengan memperlambat aliran
melalui diffuser.

b. Kompresor aksial
Kompresor aksial adalah kompresor yang berputar dinamis yang menggunakan kipas
airfoil untuk semakin menekan aliran fluida. Aliran udara yang masuk akan mengalir keluar dengan
cepat tanpa perlu dilemparkan ke samping seperti yang dilakukan pada kompresor sentrifugal.
Kompresor aksial biasanya digunakan dalam turbin gas/udara seperti mesin jet, mesin kapal
kecepatan tinggi, dan pembangkit listrik skala kecil.

2. Kompresor perpindahan positif dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kompresor piston (reciprocating
compressor) dan kompresor putar (rotary compressor).

a. Kompresor piston/torak (Reciprocating)

 Kompresor piston kerja tunggal

Kompresor piston kerja tunggal adalah kompresor yang memanfaatkan perpindahan


piston, dengan menggunakan piston yang didorong oleh poros engkol (crankshaft) untuk
memampatkan udara/ gas. Udara akan masuk ke silinder kompresi pada saat piston bergerak
pada posisi awal dan udara akan keluar saat piston/torak bergerak pada posisi akhir.

 Kompresor piston kerja ganda


Cara kerja kompresor piston kerja ganda sama persis dengan kerja tunggal, hanya
saja yang menjadi perbedaan adalah pada kompresor kerja ganda, silinder kompresi memiliki
port inlet dan outlet pada kedua sisinya sehingga dapat meningkatkan kinerja kompresor dan
menghasilkan udara bertekanan yang lebih tinggi dari pada kerja tunggal.

 Kompresor diafragma

Kompresor diafragma adalah jenis klasik dari kompresor piston dan mempunyai
kesamaan dengan kompresor piston, hanya yang membedakan adalah jika pada kompresor
piston menggunakan piston untuk memampatkan udara, sedangkan pada kompresor
diafragma menggunakan membran fleksible atau difragma.

b. Kompresor putar (Rotary)

 Kompresor screw (Rotary screw compressor)


Kompresor screw merupakan jenis kompresor dengan mekanisme putar perpindahan
positif, yang biasanya digunakan sebagai pengganti kompresor piston, apabila diperlukan
udara bertekanan tinggi dengan volume yang lebih besar.

 Lobe
 Vane
 Liquid ring
 Scroll

Anda mungkin juga menyukai