Anda di halaman 1dari 18

Kelompok Keahlian : Produksi

ANALISIS SIFAT MEKANIK KOMPOSIT MENGGUNAKAN SERAT


BATANG POHON PISANG DENGAN MATRIK RESIN EPOXY

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Diajukan untuk menempuh Tugas Akhir
Program Studi Teknik Mesin Program Strata Satu

Disusun oleh :
ARIF YUDI PRATAMA
2113181029

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI MANUFAKTUR
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2021
Kelompok Keahlian : Produksi

LEMBAR PERSETUJUAN CALON PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Arif Yudi Pratama


NIM : 2113181029
Judul Tugas Akhir : Analisis Sifat Mekanik Komposit Menggunakan Serat
Batang Pohon Pisang Dengan Matrik Resin Epoxy
Kelompok Keahlian : Produksi Dan Material

Bandung, 12 Oktober 2021

Calon Pembingbing

Martijanti,S.T.,M.T.
NID. 412145272
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... I


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. II
DAFTAR TABEL ............................................................................................... III
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4
2.1 Material ......................................................................................................... 4
2.2 Serat Alam .................................................................................................... 5
2.3 Resin Epoxy .................................................................................................. 6
2.4 Katalis Hardener............................................................................................ 7
2.5 Proses Pengujian ........................................................................................... 8
3. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 10
3.1Diagram alir ................................................................................................. 10
3.2Penjelasan Diagram Alir ............................... Error! Bookmark not defined.
4. JADWAL PELAKSANAAN TUGAS AKHIR............................................. 12
5. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

I
`

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Papan Serat Batang Pisang .................................................................. 2


Gambar 2.1 Serat Batang Pisang ............................................................................ 6
Gambar 2.3 Resin Epoxy ....................................................................................... 7
Gambar 2.4 Hardener ............................................................................................. 7
Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Penelitian ...................................................... 10

II
`

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir .......................................................... 12

III
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan konstruksi yang sangat maju di Indonesia memberi dampak
tertentu bagi ketersediaan bahan baku penunjang pembangunan di Indonesia.
Salah satu bahan dasar yang mengalami tahap kritisnya adalah ketersediaan
bahan dasar kayu. Penebangan kayu (pohon) secara besar-besaran
menyebabkan berkurangnya ketersediaan kayu dari alam. Kayu dapat
dimanfaatkan sebagai penunjang pembangunan konstruksi, selain itu kayu
juga digunakan sebagai bahan dasar pembuat perabot atau properti pada
rumah tinggal. Banyak tipe kayu yang digunakan untuk perabotan, lantai, dan
konstruksi diambil dari hutan tropis di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan
(Tekan et al., 2015)
Kebutuhan akan papan yang diperoleh dari kayu-kayu hasil hutan saat ini
mengalami peningkatan secara signifikan. kebutuhan perkayuan di Indonesia
diperkirakan 70 juta m3 pertahun dengan kenaikan rata-rata sebesar 14,2%
per tahun. Peningkatan kebutuhan papan ini mengakibatkan sumber daya
hutan semakin hari semakin berkurang. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya dalam mengurangi ketergantungan terhadap hasil hutan seperti
efisiensi pemanfaatan kayu atau mencari pengganti kayu. Salah satu material
yang banyak dikembangkan saat ini adalah material komposit seperti papan
serat, papan laminat dan papan partikel yang merupakan paduan dari dua atau
lebih material penyusun. Salah satu keuntungan dari material komposit ini
yaitu dapat mengurangi eksploitasi kayu hasil hutan dan menggantinya
dengan bahan-bahan alam lain seperti batang pisang, ampas tebu, sekam padi,
dan cangkang kelapa sawit yang banyak tersedia (Malau et al., 2015)
Papan partikel merupakan salah satu papan yang dihasilkan dari partikel-
partikel kayu dan diikat menggunakan zat perekat. Secara umum, pembuatan
papan partikel menggunakan bahan yang mengandung hemiselulosa, selulosa,
dan lignin Bahan berlignoselulosa yang dapat dimodifikasi menjadi papan
partikel

1
`

atang pisang dijadikan sebagai bahan dasar yang diharapkan mampu menjadi
pengganti serat kayu pada papan serat. Bahan dasar tersebut merupakan limbah
yang berasal dari perkebunan dan dapat mencemari lingkungan jika tidak ada
pengolahan lebih lanjut. Perekat mengunakan matrik resin epoxy yaitu kelas
sistem ikatan kimia organik yang digunakan dalam preparat lapisan khusus atau
perekat. Epoxy merupakan salah satu variasi resin yang paling banyak digunakan.
Waktu cetak dan pengeringan yang sangat singkat juga menjadikan bahan ini
sangat disukai. Resin yang terbuat dari bahan epoxy juga aman untuk digunakan,
tidak beracun apabila terhirup dan Anda tidak membutuhkan masker khusus untuk
mengerjakannya.(Juniardi et al., 2012)

Gambar 1.1 Papan Serat Batang Pisang

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah pengaruh serat batang
pisang pada papan serat dengan matrik Epoxy, untuk itu hal ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh campuran serat batang pisang dengan campuran
matrik resin epoxy
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pada penggabungan serat batang
pisang dengan matrik resin epoxy

2
`

1.3 Tujuan
Nilai kekuatan dengan paduan batang pisang dengan matrik resin epoxy
merupakan faktor yang dicari pada penelitian ini, diharapkan dengan
pencampuran kedua bahan tersebut mendapatkan hasil yang maksimal pada
saat pengujian.

3
`

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material
Polimer merupakan bahan yang sangat bermanfaat dalam dunia teknik,
khususnya dalam industri. Polimer sebagai bahan kontruksi bangunan dapat
digunakan baik berdiri sendiri, misalnya sebagai perekat, pelapis, cat, dan
sebagai glazur maupun bergabung dengan bahan lain membentuk komposit.
Untuk aplikasi struktur yang memerlukan kekuatan dan ketegaran, diperlukan
perbaikan sifat mekanik polimer agar memenuhi syarat. Untuk kebutuhan
tersebut, berkembanglah komposit polimer yang disertai penguat oleh berbagai
filler serat. Bahan polimer yang biasa digunakan dalam pembuatan komposit
adalah polimer jenis termoset. Pemilihan bahan ini didasarkan bahwa polimer
termoset memiliki ketahanan terhadap suhu dan bahan kimia atau pelarut yang
disebabkan wujudnya yang cair dan kekentalannya tidak terlalu tinggi sehingga
mampu membasahi permukaan serat. Epoksi dan poliester Pembuatan dan
Karakterisasi Komposit Polimer Berpenguat Serat Alam merupakan polimer
termoset yang biasa digunakan dalam pembuatan komposit polimer. Sifat
bahan komposit sangat dipengaruhi oleh sifat dan distribusi unsur penyusun,
serta interaksi antara keduanya. Parameter penting lain yang mungkin
mempengaruhi sifat bahan komposit adalah bentuk, ukuran, orientasi dan
disribusi dari penguat (filler) dan berbagai ciri-ciri dari matriks. Sifat mekanik
merupakan salah satu sifat bahan komposit yang sangat penting untuk
dipelajari. Untuk aplikasi struktur, sifat mekanik ditentukan oleh pemilihan
bahan.Sifat mekanik bahan komposit bergantung pada sifat bahan
penyusunnya. Peran utama dalam komposit berpenguat serat alam adalah untuk
memindahkan tegangan (stress) antara serat, memberikan ketahanan terhadap
lingkungan yang merugikan dan menjaga permukaan serat dari efek mekanik
dan kimia. Sementara kontribusi serat sebagian besar berpengaruh pada
kekuatan tarik bahan komposit. Secara umum serat yang sering digunakan
sebagai filler adalah Pemakaian serat alam yaitu dan serat batang pisang
sebagai pengganti serat buatan akan menurunkan biaya produksi. Hal ini dapat

4
`

dicapai karena murahnya biaya yang diperlukan bagi pengolahan serat alam
dibandingkan dengan serat buatan. Walaupun sifat-sifatnya kalah dari segi
keunggulan dengan serat buatan, namun harus diingat bahwa serat alam lebih
murah dalam hal biaya pengolahan dan sumber dayanya dapat terus
diperbaharui. Dalam penelitian ini akan dibuat komposit polimer yang
diperkuat serat alam berupa serat batang pisang. Setelahitu akan dilihat
pengaruh penambahan lapisan serat ke dalam matriks polimer terhadap sifat
mekanik dan struktur mikro. (Kartini et al., 2002)

2.2 Serat Alam


Komposit sudah lama diaplikasikan pada peralatan guna mempermudah
kehidupan manusia. Bagian dari pesawat terbang, kendaraan bermotor, kapal
laut dan perabotan rumah tangga merupakan aplikasi dari komposit. Komposit
merupakan kombinasi antara dua atau lebih material untuk mendapat sifat
antara kedua atau lebih material tersebut. Komposit memiliki kelebihan antara
lain ringan, kaku dan tahan lama. Unsur pembentuk komposit adalah matrik
dan penguat. Matrik yang umum digunakan adalah polimer berbahan resin dan
penguat serat sintetis berbahan dasar serat karbon. Namun, penggunaan kedua
jenis material diatas akan mengakibatkan masalah bagi lingkungan karena
sulitnya terdegradasi oleh alam. Penggunaan serat alami merupakan usaha yang
dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan karena mudahnya terurai di
lingkungan secara alami. Selain itu penggunaan serat alam ini mempunyai
beberapa kelebihan antara lain: mudah didapat, jumlahnya berlimpah dan dapat
diperbaharui. Berlimpahnya jumlah serat batang pisan pada kehidupan sehari
hari menjadi pertimbangan dalam penelitian ini. Perlakuan terhadap serat
sebelum di cetak juga dilakukan guna mendapatkan sifat maksimum yang
dapat di hasilkan dari komposit.. Penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai
maksimum terhadap sifat-sifat komposit dengan matrik epoxy. (Rodiawan et
al., 2017)

5
`

Gambar 2.2 Serat Batang Pisang

2.3 Resin Epoxy


Resin epoxy tidak bisa dikatakan sebagai pilihan yang baik dari segi
ekonomis karena harga yang relatif mahal dan bisa 4 kali lipat dibanding
harga resin polyester tetapi sangat mudah dalam hal penggunaan dan sangat
tahan dalam hal kekuatan tentunya harga barang berbahan epoxy lebih mahal
4 kali lipat dibanding barang berbahan polyester resin..
Resin epoxy yang banyak berwarna bening kekuningan merekat dengan
baik dan kuat pada permukaan kayu dan tidak akan memerlukan lapisan akhir
(finishing) tidak seperti resin polyester. Tidak hanya pada kayu, resin epoxy
ini juga merekat kuat hampir disemua permukaan termasuk permukaan resin
polyester sehingga cocok untuk bahan finishing. Sifat tahan banting dan
elastisitas resin epoxy yang melebihi resin-resin lain ini membuatnya populer
dalam bidang pertahanan seperti pembuatan kevlar bahkan kaca-kaca anti
peluru dan lebih poluper lagi dalam industri-industri perkapalan sekarang.
Bayak forum-forum yang membahas masalah penggunaan resin epoxy
sebagai hal yang paling utama dalam perkapalan meskipun masih banyak
yang memilih meggunakan resin polyester dan tentunya semua kembali
kepada masing-masing individu sejauh itu tidak berdampak negatif pada
penggunanya dan penggunaan resin polyester juga sudah teruji sejak lama.

6
`

Tetapi ada baiknya menggunakan resin epoxy karena lebih aman dan praktis
tentunya dengan biaya yang tidak sedikit. (Putri et al., 2020)

Gambar 2.3 Resin Epoxy

2.4 Katalise atau Hardener


Katalis digunakan sebagai campuran resin, katalis memiliki karakter
berwarna bening dan memiliki bau yang menyengat. Fungsi katalis seperti
halnya semen. Semakin banyak campuran katalis yang digunakan maka
semakin cepat proses pengerasan resin. Maka katalis berfungsi sebagai
pengeras. Dengan campuran yang sudah di anjurkan pada keterangan yang
diberikan pada resin. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada saat
proses pembuatan (Malau et al., 2015)

Gambar 2.4 Hardener

7
`

2.5 Proses Pengujian


2.5.1 Pengujian Tarik

Kekuatan tarik adalah salah satu sifat mekanik yang sangat penting
dan dominan dalam suatu perancangan konstruksi dan proses
manufaktur. Setiap material atau bahan memiliki sifat (kekerasan,
kelenturan, dan lain lain) yang berbeda-beda. Untuk dapat mengetahui
sifat mekanik dari suatu material maka diperlukan suatu pengujian, salah
satu pengujian yang paling sering dilakukan yaitu uji tarik (tensile test).
Pengujian ini memiliki fungsi untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu
material dan untuk mengenali karakteristik pada material tersebut.

Terdapat beberapa spesimen pada uji tarik. Uji Tarik (Tensile Test)
adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan (tensile
strength) suatu material/bahan dengan cara memberikan beban (gaya
statis) yang sesumbu dan diberikan secara lambat atau cepat. Diperoleh
hasil sifat mekanik dari pengujian ini berupa kekuatan dan elastisitas dari
material/bahan.

Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari kurva
hasil uji tarik. Selain kekuatan dan elastisitas, sifat lain yang dapat
diketahui adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan luluh dari material.


2. Keuletan dari material.
3. Kelentingan dari suatu material

2.5.2 Pengujian Kekerasan

Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical


properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus
diketahui khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan
mangalami pergesekan (frictional force) dan deformasi plastis.

8
`

Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika


material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material
tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk asal artinya material
tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya semula. Lebih ringkasnya
kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk
menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan).

Uji kekerasan adalah pengujian yang paling efektif untuk menguji


kekerasan dari suatu material, karena dengan pengujian ini kita dapat
dengan mudah mengetahui gambaaran sifat mekanis suatu material.
Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah
tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan
suatu material. Dengan melakukan uji keras, material dapat dengan
mudah di golongkan sebagai material ulet atau getas.

2.5.3 Pengujian Impact


Uji impak merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mengetahui kekuatan, kekerasan, serta keuletan material. ...
Ketangguhan (impak) merupakan ketahanan bahan terhadap beban
kejut. Inilah yang membedakan pengujian impak dengan pengujian
tarik dan kekerasan dimana pembebanan dilakukan secara perlahan-
lahan.

9
`

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Persiapan Bahan

Proses Pembuatan
Persiapan
KompositBahan

Pembentukan Spesimen
Uji

Proses pengujian

Pembahasan

Analisa

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Penelitian

10
`

3.2 Penjelasan diagram alir tahapan penelitian :


1. Mulai
2. Persiapan Bahan
Mengumpulkan Bahan bahan yang akan digunakan pada saat proses
pembuatan benda. Bahan bahan utama yang digunakan diantara lain batang
pohon pisang, resin epoxy dan hardener serta alat alat pendukung lainnya.
3. Proses Pembuatan Komposit
Mempersiapakan serat alam yang akan digunakan, pada penelitian kali ini
menggunakan batang pisang yang akan di olah menjadi serat, karna hanya
serat batang pisang tersebut yang akan digunakan
4. Pembentukan Spesimen Uji
Membentuk specimen yang akan di uji dengan campuran yang sudah di
tetapkan antara serat alam dengan matrik resin yang akan digunakan.
5. Proses Pengujian
Dilakukkan untuk mengetahui hasil percampuran antara bahan yang di
buat dan mengetahui karakteristik dari bahan bahan yang digunakan pada
pengujian.
6. Pembahasan
Melakukkan hasil analisa setelah proses pengujian selesai, serta
mengamati dampak yang terjadi pada saat pengujian sebelumnya.
7. Analisa
Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada percampuran kedua bahan
yang sudah dilakukkan, serta mengamati proses yang terjadi pada saat
pengujian.
8. Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membahas hasil akhir yang
didapatkan. Dan menyimpulkan hasil dari pengujian yang sudah dilakukkan
9. Selesai

11
`

4. JADWAL PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

Adapun jadwal perencanaan kegiatan tugas akhir yang dilakukan penulis


sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jadwal Rencana Kegiatan Tugas Akhir


Bulan ke-
No Nama kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Studi pendahuluan
2 Melakukan metode penelitian
3 Menentukanmetode Perancangan
4 Pengumpulan data
5 Pengolahan data
6 Menentukan varian yang digunakan
7 Penyusunan draft seminar tugas akhir
8 Menyusun hasil dan pembahasan penelitian
9 Menyusun simpulan
10 Penyusunan draft tugas akhir

12
`

5. DAFTAR PUSTAKA

Malau, J. C., Sucipto, T., Iswanto, A. H., Kehutanan, P. S., Pertanian,


F., Sumatera, U., Jl, U., No, U., & Usu, K. (2015). Kualitas
Papan Partikel Batang Pisang Barangan Berdasarkan Variasi
Kadar Perekat Phenol Formaldehida ( Particle Board Quality
from Barangan Banana Stem Variation Based On Phenol
Formaldehyde Resin Levels ). November 2014, 1–9.
Putri, M. R., Faryuni, I. D., & Nurhasanah, N. (2020). Pabrikasi Papan
Komposit Berbahan Dasar Sabut Pinang (Areca catechu L.) dan
Sabut Kelapa (Cocos nucifera L.). Prisma Fisika, 7(3), 223.
https://doi.org/10.26418/pf.v7i3.36780
Rahayu, S., & Siahaan, M. (2018). Karakteristik Raw Material Epoxy
Resin Tipe Bqtn-Ex 157 Yang Digunakan Sebagai Matrik Pada
Komposit (the Characteristics of Raw Material Bqtn-Ex 157
Epoxy Resin Used As Composites Matrix). Jurnal Teknologi
Dirgantara, 15(2), 151.
https://doi.org/10.30536/j.jtd.2017.v0.a2526

13

Anda mungkin juga menyukai