Anda di halaman 1dari 10

INDEPT, Vol. 9, No.

1 Februari – Mei 2020 ISSN 2087 – 9245

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK KOMPOSIT RAMI/EPOKSI DAN


HIBRID RAMI-E-GLASS/EPOKSI
Lies Banowati, Herry Hartopo, Gina Octariyus, , Joko Suprihanto,
Program Studi Teknik Penerbangan Fakultas Teknik
Universitas Nurtanio Bandung
Jl. Pajajaran no 219 Bandung 40174
Email: liesbano@gmail.com

ABSTRAK
Seiring perkembangan teknologi, para ilmuan melakuakan penelitian untuk menciptakan
material baru yang lebih kuat, ringan, ramah lingkungan, tahan terhadap korosi, serta mudah
dalam proses manufaktur. Material komposit dinilai lebih ringan, kuat, dan tahan terhadap korosi
dibandingkan material logam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dari
struktur komposit hibrid rami-e-glass/epoksi dan komposit serat rami/epoksi yang mengacu pada
standar ASTM (American Society for Testing Material) D3039/D3039M. Material komposit
tersebut menggunakan manufaktur dengan metode hand lay-up dan vacuum bagging. Hasil dari
analisis pengujian tarik menunjukkan kekuatan tarik rata-rata komposit hibrid rami-e-glass/epoksi
Unidirectional 0° sebesar 216,14 MPa, dan untuk komposit serat rami/epoksi Unidirectional 0°
sebesar 81,67 MPa. Densitas rata-rata komposit hibrid rami-e-glass/epoksi sebesar 1,3 gr/cm3,
dan komposit serat rami/epoksi sebesar 1,245 gr/cm3.
Kata kunci: Komposit, Hibrid, E-glass, Rami, Kekuatan Tarik

seperti: serat glass, serat karbon, kevlar,


1. Pendahuluan
nylon, dan lain-lain. Pada penelitian ini,
Perkembangan teknologi material logam
peneliti menggunakan serat glass (e-glass).
yang biasa digunakan sebagai material pada
Serat e-glass memiliki densitas 2,54 gr/cm3,
struktur pesawat terbang sebagian mulai
tensile strength 3.445 MPa, dan modulus
tergantikan oleh material-material baru,
young 72,3 GPa. Adapun serat alami adalah
seperti komposit. Material komposit dinilai
serat yang dapat langsung diperoleh dari
lebih ringan, kuat, dan tahan terhadap korosi
tumbuh-tumbuhan dan binatang, salah
dibandingkan material logam.
satunya adalah serat rami. Serat rami
Komposit adalah suatu jenis bahan baru
banyak ditemukan di Indonesia. Serat rami
yang dibuat dari gabungan dua atau lebih
memiliki densitas 1,5 gr/cm3, tensile strength
bahan yang berbeda secara makroskopik
400-1050 MPa, dan modulus young 61,5
[1]. Gabungan dua material tersebut
GPa. Penelitian ini menggunakan matriks
mempunyai fungsi masing-masing, matrik
polimer jenis thermoset (epoksi). Resin
berfungsi sebagai pengikat sedangkan serat
epoksi memiliki densitas 1,17 ± 0,01 gr/cm3,
berfungsi sebagai penguat, sehingga
dan tensile strength 30-90 MPa.
komposit tersebut menghasilkan material
Manufaktur komposit hibrid adalah
baru yang ringan dan kuat.
gabungan dari dua atau lebih material
Serat pada komposit terdiri dari serat
komposit yang berbeda yang disusun pada
alam dan juga serat sintetis. Serat sintetis
suatu urutan tertentu. Untuk mendapatkan
adalah serat yang dibuat dari bahan-bahan
kekuatan yang tinggi dilakukan
anorganik dengan komposisi kimia tertentu,

80
INDEPT, Vol. 9, No.1 Februari – Mei 2020 ISSN 2087 – 9245

penggabungan antara serat alam dan serat komposit yang digunakan yaitu dari serat
sintetis. alam dan serat sintetis. Komposit dapat
Keberadaan serat rami yang cukup diklasifikasikan menjadi tiga kategori
melimpah di Indonesia menjadi salah satu berdasarkan penguatnya, yaitu: Particulate
faktor dalam penelitian ini, serta serat rami Composite, Fibrous Composite, Structural
mempunyai karakteristik yang kuat, ringan, Composite.
tahan terhadap jamur, serangga, bakteri, Dalam struktur komposit, besarnya
dan mampu mejaga suhu agar tidak kekuatan menahan beban dan kekuatan
terpengaruh oleh suhu lingkungan. Serat e- ikatan struktur ditentukan oleh persentase
glass memiliki kekuatan tarik yang cukup dari material penyusunnya. Persentase yang
tinggi serta lebih ekonomis dan mudah dimaksud adalah fraksi volume. Dalam
ditemukan. penelitian ini, fraksi volume yang digunakan
Penelitian ini membandingkan kekuatan untuk manufaktur struktur komposit adalah
tarik antara komposit serat rami/epoksi dan 50%. Adapun persamaan fraksi volume serat
komposit hibrid rami-e-glass/epoksi, yang sebagai berikut [3]:
೘೑
mana nanti akan diaplikasikan pada struktur
ഐ೑
fuselage pesawat UAV Aer0-73 k yang ܸ௙ = ೘೑ ೘೘ × 100%

ഐ೑ ഐ೘
memiliki misi mengangkut plasma darah.
(1)
2. Kajian Teori Dimana:
Bahan komposit merupakan bahan ܸ௙ = Fraksi volume serat (%)
gabungan secara makro yang didefinisikan
݉ ௙ = Massa serat (g)
sebagai suatu sistem material yang tersusun
ߩ௙ = Massa jenis serat (g/cm3)
dari campuran atau kombinasi dua atau lebih
݉ ௠ = Massa matriks (g)
unsur-unsur utama yang secara makro
berbeda dalam bentuk dan atau komposisi ߩ௠ = Massa jenis matriks (g/cm3)
material yang tidak dapat dipisahkan [2]. Dalam proses pembuatan komposit
Material komposit dibentuk dari dua jenis terdapat beberapa metode manufaktur,
material yang berbeda, yaitu: Matriks dan salah satunya adalah dengan menggunakan
reinforcement (penguat). Matriks, umumnya metode vacuum bagging. Proses vacuum
lebih ductile tetapi mempunyai kekuatan dan bagging merupakan penyempurnaan dari
kekakuan yang lebih rendah. Matriks hand lay-up. Dengan menggunakan metode
berfungsi sebagai pengikat serat, melindungi vacuum bagging dapat meminimalisir
serat dari kerusakan akibat kondisi terjadinya void dan juga control yang lebih
lingkungan, serta mentransfer dan terhadap rasio resin/fiber.
mendistribusikan beban ke serat. Matriks
yang digunakan pada komposit dapat a. Uji Tarik
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: Metal Uji tarik merupakan salah satu metode
Matrix Composite (MMC), Ceramic Matrix untuk mengetahui sifat mekanik suatu
Composite (CMC), dan Polymer Matrix bahan. Dalam hal ini yang diukur adalah
Composite (PMC). Penguat (reinforcement), kekuatan tarik bahan. Kekuatan tarik
yang mempunyai sifat kurang ductile tetapi material adalah gaya per satuan luas
lebih rigid serta lebih kuat yang berfungsi penampang yang mampu menahan
untuk menahan beban utama pada tegangan hingga batas kekuatan tarik
komposit, dalam laporan ini penguat tercapai, maka bahan akan mengalami

81
INDEPT, Vol. 9, No.1 Februari – Mei 2020 ISSN 2087 – 9245

deformasi atau kegagalan. Hal tersebut Keterangan:


mengikuti aturan Hukum Hooke yang ߩ = densitas, gr/cm3;
berbunyi “besarnya gaya yang bekerja pada
benda sebanding dengan pertambahan ܽ = massa spesimen di udara, gr;
panjang bendanya.” [4]: ܾ = massa spesimen di air, gr;
‫ݔ߂݇ = ܨ‬ (2) ߩwater = densitas water, gr/cm3
Dimana:
F = besarnya gaya yang diberikan atau c. Distribusi Weibull
gaya tarik Distribusi Weibull adalah distribusi yang
(N) paling banyak digunakan untuk waktu hidup
k = konstanta benda (N/m) dalam teknik ketahanan. Distribusi ini adalah
߂‫ = ݔ‬perubahan panjang benda (m) distribusi serbaguna yang dapat mengambil
Sehingga rumus kekuatan tarik suatu karakteristik dari jenis distribusi lain,
benda adalah [4]: berdasarkan pada nilai dari bentuk
‫ܨ‬௧௨ = ܲ௠ ௔௫/ ‫ܣ‬ parameter [6]:
(3) ௫ ௖
ܴ(‫ܾ ;ݔ‬, ܿ) = exp {− ቀ ቁ }
ߪ௜ = ܲ௜/‫ܣ‬ ௕
(4) (7)
Keterangan: Dengan ܾ ≥ 0, ܿ ≥ 0
‫ܨ‬௧௨ = ultimate tensile strength, MPA [psi]; Dimana:
ܲ௠ ௔௫ = maximum load before failure, N [lbf]; b = Skala parameter
ߪ௜ = tensile stress at ith data point, MPa c = Bentuk parameter
[psi];
ܲ௜ = load at ith data point, N [lbf]; d. Modus Kegagalan
‫ܣ‬ = average cross-sectional area from, ݉ ݉ ଶ Struktur dapat dikatakan gagal apabila
[݅݊.ଶ]. struktur tersebut tidak lagi dapat berfungsi
dengan baik. Parameter kegagalan yang
b. Uji Densitas dimaksud bervariasi menurut tujuan
Tujuan dari pengujian densitas ini adalah dibuatnya struktur tersebut. Pada penerapan
untuk mengetahui nilai massa jenis suatu struktur tertentu, deformasi yang relative
material dari beberapa spesimen yang kecil dapat dianggap gagal, sedang pada
menjadi sampel percobaan. Massa jenis struktur lain kegagalan terjadi apabila terjadi
material perlu diketahui guna kerusakan total pada struktur. Pada Gambar
membandingkan kekuatan suatu material 1 menunjukkan jenis-jenis patahan pada
terhadap massa jenis tersebut. Mengacu
pada ASTM 792-07 [5], didapatkan nilai
specific gravity atau relative density sebagai
berikut:

Specific gravity = (5)
(௔ି௕)
Setelah specific gravity didapat,
maka massa jenis ρ dari spesimen dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
ρ = ρwater X specific gravity (6) komposit.

82
INDEPT, Vol. 9, No.1 Februari – Mei 2020 ISSN 2087 – 9245

Setelah rami sudah tersusun pada kaca,


selanjutnya tempelkan masking tip pada
Gambar 1. Jenis-Jenis Patahan pada
kedua sisi rami yang sudah tersusun pada
Komposit [4].
kaca. Lalu lepaskan anyaman dari kaca
Pada bahan komposit, jenis kerusakan
setelah masking tip sudah selesai terpasang
internal mikroskopis (yang tak terlihat oleh
pada rami. Buat kembali anyaman layer
mata), dapat terjadi jauh sebelum kerusakan
serat rami dan e-glass sesuai jumlah layer
makroskopis (yang terlihat oleh mata).
yang dibutuhkan untuk proses manufaktur.
Berikut (Gambar 2.12) jenis-jenis patahan
 Proses Manufaktur Komposit
pada komposit berdasarkan ASTM D 3039
Pertama, siapkan alat dan bahan.
Kemudian timbang berat serat yang akan
3. Metode Penelitian
digunakan pada saat proses laminasi.
a. Alur Penelitian
Selanjutnya hitung berat matriks Bakelite
Adapun alur penelitian menganalisa
EPR 174 (bisphenol A-epichlorhydrin) yang
kekuatan tarik dari komposit Rami/Epoksi
akan digunakan pada proses manufaktur
dan Hibrid Rami-E-glass/Epoksi. Mulai dari
dengan menggunakan rumus fraksi volum,
studi literatur, persiapan dan bahan, proses
perbandingan resin dan
manufaktur, melakukan uji tarik uji dan
hardener 2:1 dan fraksi
densitas.
volume yang digunakan
adalah 50%. Pada
b. Peralatan dan Bahan
Gambar 2 menunjukkan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
arah serat
dalam penelitian ini yaitu: cetakan dari bahan
kaca, wax, resin epoksi Bakelite EPR 174,
serat e-glass dan rami, mesin vakum, plastik
vakum, kain sponbon, timbangan digital,
penggaris, vernier caliper, sarung tangan
karet, masker, kain lap/majun, spidol,
gunting, kuas, masking tip, steel brush, dan
larutan NaOH. (a) (b)
Gambar 3. Layer arah serat; (a). rami 0º, (b)
c. Metode Manufaktur e-glass 0º
Pada penelitian ini, proses manufaktur Setelah berat matriks diketahui maka
spesimen dengan cara hand lay-up selanjutnya siapkan timbangan dan
kemudian dilakukan vacuum bagging. mangkuk/gelas untuk wadah matriks
Spesimen yang dibuat dalam penelitian tersebut. Selanjutnya, tuangkan matriks
ini ada dua jenis yaitu: komposit serat Rami tersebut kedalam mangkuk/gelas yang
arah 00 serta komposit hibrid serat Rami-E- sudah disediakan di atas alat ukur
glass arah 00 dengan menggunakan resin timbangan digital dan tuangkan dengan
Epoksi. jumlah matriks yang sudah ditentukan.
 Proses Pembuatan Layer Serat Rami Setelah resin dan hardener dituangkan
dan E-Glass aduklah sampai merata. Selanjutnya,
Pertama siapkan cetakan. Kemudian siapkan cetakan. Kemudian lap permukan
susun serat rami satu demi satu diatas kaca. kaca yang akan digunakan saat proses
Proses ini untuk menyusun arah serat 0o. manufaktur mengunakan majun guna

83
INDEPT, Vol. 9, No.1 Februari – Mei 2020 ISSN 2087 – 9245

memperhalus pemukaan kaca. Lalu lapisi


kaca dengan plastik mika.
Selanjutnya lakukan proses waxing pada
permukaan mika yang akan digunakan
dengan menggunakan lap/majun bersih.
Diamkan terlebih dahulu ±10 menit setelah
proses waxing, hal ini dilakukan agar wax
yang telah dioleskan pada kaca benar-benar
menempel dan mengering.
Selanjutnya oleskan resin yang sudah
disiapkan di atas permuakan mika yang
sudah di waxing sampai merata. Setelah itu
tempatkan serat E-glass arah 00 pada layer
pertama di atas mika yang sudah dioleskan
resin, rapikan terlebih dahulu. Lalu oleskan
kembali resin pada permukan serat sampai
merata dengan menggunakan kuas.
Kemudian tempatkan serat rami arah 00 di
layer kedua, rapikan dan oleskan resin
Gambar 3. Proses pembuatan spesimen
kembali.
dengan metode Vacuum bagging
Selanjutnya letakkan plastik mika di atas
spesimen. Setelah itu letakkan kaca di atas
plastik mika. Kemudian bungkus spesimen
menggunakan kain sponbon. Selanjutnya
masukkan spesimen yang telah dibungkus
kain sponbon ke dalam plastik vakum.
Lubangi plastik vakum di dua sisi. Satu sisi
untuk menghubungkan selang antara plastik
(a) (b)
dengan mesin vakum, dan satu sisi lainnya
Gambar 4. Spesimen: (a) Komposit Hibrid
untuk menghubungkan plastik vakum
Serat Rami-e-Glass/Epoksi 0º, (b) Komposit
dengan vacum gauge.
Serat Rami/Epoksi 0
Setelah divakum bagging seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3 selama 10 jam, d. Proses Pengujian
matikan mesin vakum, kemudian lepaskan Pertama dilakukan pengujian tarik
spesimen dari cetakan. Langkah selanjutnya dengan menggunakan mesin uji tarik
mengukur spesimen mengunakan vernier universal seperti yang ditunjukkan pada
caliper untuk mengetahui tebal speciment. Gambar 5. Hasil yang didapat adalah grafik
Ketebalan tersebut disesuaikan dengan load vs clamp displacement. Dari grafik
ASTM D3039/D3039M. Terakhir, potong tersebut didapatkan nilai ultimate load.
spesimen sesuai dengan ukuran yang
disyaratkan oleh ASTM D3039/D3039M
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.

84
INDEPT, Vol. 9, No.1 Februari – Mei 2020 ISSN 2087 – 9245

Rata-Rata
Tabel 2. Lebar dan Ketebalan rata-rata spesimen
Spesimen Panjang Lebar Tebal R
(mm) (mm) (mm)
Hb-1 250 Rata-Rata
14,91 1,08
Spesimen
Hb-2 250 15,58 1,13 Berikut adalah kode designation
Panjang Lebar Tebal
Hb-3 250
(mm) 15,00
(mm) 1,13
(mm) (pelabelan) pada spesimen:
R-1 250 14,8 1,18 Hb = komposit hibrid serat rami-e-
R-2 250 15,38 1,08 glass/epoksi (00)
R-3 250 15,7 0,89 R = komposit serat rami/epoksi (00)

5. Analisis
a. Analisis Uji Tarik
Dari hasil pengujian tarik, didapat nilai
beban maksimum dan besar kekuatan tarik
pada masing-masing spesimen, dan didapat
rata-rata beban maksimum serta rata-rata
kekuatan tarik pada komposit hibrid serat
rami-e-glass/epoksi. Berikut pada Tabel 1
dan Gambar 7 masing-masing menunjukkan
maksimum load dan tensile strength dan
Gambar 5. Proses uji tarik komposit hibrid elongation komposit hibrid serat rami-e-
serat rami-e-glass/epksi dan komposit serat glass/epoksi dan komposit serat rami/epoksi:
rami/epoksi Tabel 3. Rata-Rata Maksimum Load dan
Kemudian dilakukan pengujian densitas Tensile Str ngth Komposit Hibrid Rami-e-
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Glass arah 0º
Tensile
Spesimen Maksimum Elongation
Gambar 6. Proses uji densitas komposit Strength
Uji Load (N) (%)
hibrid serat rami-e-glass/epoksi dan (MPa)
komposit serat rami/epoksi. Hb-1 3.969 246,51 3,48
Hb-2 3.421 194,3 2,8
4. Pengolahan Data Hb-3 3.519 207,6 3,0
Pembuatan spesimen komposit dalam Rata-rata 3.636,33 216,14
penelitian ini mengacu pada ASTM D3039/
D3039M. Spesimen yang diuji sebanyak 3
sampel pada masing-masing tipe komposit.
Pertama hasil pengukuran dimensi
spesimen, hal ini penting untuk memperoleh
luas cross section dari spesimen uji. Pada
Tabel 1 sampai dengan Tabel 2
menunjukkan ketebalan rata-rata spesimen
uji.

Tabel 1. Lebar dan Ketebalan rata-rata spesimen


Hb

85
INDEPT, Vol. 9, No.1 Februari – Mei 2020 ISSN 2087 – 9245

Tabel 4. Rata-Rata Maksimum Load dan Tensile


Strength Komposit Serat Rami arah 00
Gambar 7. Grafik perbandingan Tensile Tensile
Spesimen Maksimum Elongation
Strength dan Elongation Komposit Hibrid Strength
Uji Load (N) (%)
Rami-e-Glass arah 00 (MPa)
R-1 1.303 74,62 3,5
R-2 1.504 90,55 2,43
Dari Gambar 7 menunjukkan bahwa
R-3 1.116 79,85 1,86
pada spesimen Hb-1 untuk komposit hibrid Rata-rata 1.307,66 81,68
rami-e-glass/epoksi memiliki nilai tensile
strength 246,51 MPa dengan elongation Gambar 8. Grafik perbandingan Tensile Strength
3,48%. Untuk spesimen Hb-2 memiliki nilai dan Elongation Komposit Serat Rami arah 0º
tensile strength 194,3 MPa dengan
elongation 2,8%, dan untuk spesimen Hb-3 Dari Gambar 8 menunjukkan bahwa
memiliki tensile strength 207,6 MPa dengan pada spesimen R-1 untuk komposit
elongation 3%. Sehingga dapat disimpulkan rami/epoksi memiliki nilai tensile strength
untuk komposit hibrid rami-e-glass/epoksi 74,62 MPa dengan elongation 3,5%. Untuk
nilai tensile strength tertinggi yaitu 246,51 spesimen R-2 memiliki nilai tensile strength
MPa dan yang terendah 194,3 MPa. Hal ini 90,55 MPa dengan elongation 2,43%, dan
dikarenakan resin pada spesimen Hb 1 untuk spesimen R-3 memiliki tensile strength
diserap sempurna oleh serat sehingga resin 79,85 MPa dengan elongation 1,86%.
mengikat serat dengan baik yang Sehingga dapat disimpulkan untuk komposit
mengakibatkan tidak ada serat yang terlepas rami/epoksi nilai tensile strength tertinggi
(delamination). Berbeda dengan spesimen yaitu 90,55 MPa dan yang terendah 74,62
Hb-2 dan Hb-3, dimana terjadi delamination MPa. Hal ini dikarenakan tidak terdapat
yang mengakibatkan terlepasnya lapisan kekosongan serat pada spesimen R-2,
satu dengan yang lainnya sehingga sehingga gaya terdistribusi sempurna pada
menurunkan nilai kekuatan tarik komposit serat. Berbeda dengan spesimen R-1 dan R-
tersebut. Pada Tabel 4 dan Gambar 8 3 yang mana pada spesimen tersebut
masing-masing menunjukkan maksimul load terdapat kekosongan serat sehingga gaya
tidak terdistribusi secara sempurna.
Tensile Strength vs Elongation
Tensile Strength (MPa)

300 Regression Linear Plot Hb


200
1
100
Y=ln(ln(1/(1-Rm)))

y = 7,4295x - 40,361
Tensile
0 Strength vs Elongation 0
100 0 0,4 0,8 1,2 1,6 2 2,4 2,8 3,2 3,6 5,2 5,3 5,4 5,5 5,6
Tensile Strength

Elongation (%) -1
(MPa)

50 Hb-1 Hb-2 Hb-3


-2
0 X=ln(strength ordered)
0 0,4 0,8 1,2 1,6 2 2,4 2,8 3,2 3,6
Elongation (%)
R-1 R-2 R-3
b. Analisis Distribusi Weibull
dan tensile strength komposit serat rami Sebelumnya telah dijelaskan bahwa
arah 0º. dalam analisis kekuatan mekanik komosit

86
INDEPT, Vol. 9, No.1 Februari – Mei 2020 ISSN 2087 – 9245

mempunyai hasil bervariasi, dibutuhkan Tabel 6. Hasil Perhitungan Distribusi Weibull


suatu pendekatan statistik untuk Spesimen Komposit Hibrid Rami-e-Glass
mendapatkan nilai keandalan dari material arah 00
tersebut. Pendekatan yang digunakan Tensile
Reliability
adalah pendekatan distribusi weibull dua Strength
parameter menggunakan model persamaan 10 1
regresi liniear. Pada Gambar 9 menunjukkan
hasil perhitungan untuk spesimen uji tarik
Grafik 10. Grafik distribusi keandalan spesimen
komposit hibrid serat rami-e-glass/epoksi 0º.
komposit hibrid rami-e-Glass arah 0º

Weibull Reliability Distribution Hb


1,2
1
Reliability

0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 100 200 300 400
Tensile Strength (MPa)

Gambar 9. Grafik plot model regresi linear Gambar 11. Grafik distribusi keandalan spesimen
spesimen komposit hibrid rami-e-Glass arah 0º komposit serat rami arah 0º

Pada Tabel 5. menunjukkan data plot titik Dari Gambar 10 menunjukkan bahwa
model regresi linear Spesimen Komposit Hibrid besarnya nilai dari reliability kekuatan
arah 0º. komposit hibrid serat rami-e-glass/epoksi
(Hb) adalah 170 MPa pada keandalan 90%
Tabel 5. Data Plot Titik Model Regresi Linear dan 220 MPa pada keandalan 50%. Dapat
Spesimen Komposit Hibrid Rami-e-Glass arah 0º
kita simpulkan bahwa reliability berbanding
Median
i ordered x y terbalik dengan kekuatan tarik dari suatu
rank spesimen. Semakin tinggi kekuatan tarik
1 194,3 0,205 5,269 -1,467 suatu spesimen maka reliability-nya semakin
2 207,6 0,5 5,335 -0,366 menurun. Sedangkan pada Gambar 11
menunjukkan bahwa besarnya nilai dari
3 246,5 0,794 5,507 0,457
reliability kekuatan komposit serat
rami/epoksi (R) adalah 68 MPa pada
Dari tabel tersebut, diperoleh persamaan
keandalan 90% dan 82 MPa pada keandalan
garis regresi linear y=7,429x-40,361.
50%. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa
Sehingga didapat Tabel 6 dan Gambar 10.
reliability berbanding terbalik dengan
yaitu grafik distribusi Weibull sebagai berikut:
kekuatan tarik dari suatu spesimen. Semakin
tinggi kekuatan tarik suatu spesimen maka
reliability-nya semakin menurun.

87
INDEPT, Vol. 9, No.1 Februari – Mei 2020 ISSN 2087 – 9245

c. Analisis Uji Densitas


Hasil data pengujian densitas dilakukan
dengan menggunakan Persamaan (4) untuk
mendapatkan nilai densitas dari spesimen
dan kemudian dirata-ratakan sehingga
hasilnya akan lebih akurat. Perhitungan
secara menyeluruh dari 4 sampel yang diuji, (b)
hasilnya sebagai berikut: Gambar 12. Patahan Spesimen Komposit :
(a). Hibrid Rami-e-Glass arah 0º, (b). Serat
Tabel 9. Hasil Pengujian Densitas Spesimen Rami arah 0º (R-1)
Komposit Hibrid Rami-E-Glass/Epoksi
Massa Massa Massa Air
Densitas
No Benda Air + + Pikno +
Spesimen Berdasarkan ASTM D3039/D3039M,
Uji Pikno Spesimen jenis patahan yang terjadi pada spesimen
(gr/cm3)
(gram) (gram) (gram)
1 3,058 45,454 46,245 1,35
komposit hibrid serat rami-e-Glass/epoksi
yaitu XGM (Explosive Gage Middle). Modus
2 3,113 45,549 46,147 1,24
kegagalan yang terdapat pada spesimen Hb-
Rata-Rata 1,30 2 adalah brush type, dimana patahan serat
terjadi di sembarang tempat, diiringi dengan
Tabel 10. Hasil Pengujian Densitas Spesimen kerusakan matriks. Pada ujung patahan
Komposit Serat Rami/Epoksi terlihat bahwa matriks tidak mampu
Massa Massa Massa Air menahan konsentrasi yang timbul di ujung
Densitas
No Benda Air + + Pikno +
Spesimen serat yang patah, sehingga serat dapat
Uji Pikno Spesimen
(gr/cm3) terlepas dari matriks (debonding), dan juga
(gram) (gram) (gram)
1 2,565 45,551 46,069 1,25 mengakibatkan fiber pullout. Juga terjadi
2 2,503 45,557 46,037 1,24 delamination pada serat yang patah.
Sedangkan jenis patahan yang terjadi
Rata-Rata 1,245
pada spesimen komposit rami/epoksi yaitu
AGM2 (Angled Gage Middle). Modus
d. Analisis Kegagalan
kegagalan yang terdapat pada spesimen R-
Setelah melakukan pengujian tarik pada
1 adalah debonding dan fiber pull out,
spesimen komposit hibrid rami-e-
dimana matriks tidak mampu menahan
glass/epoksi dan serat rami/epoksi pada
konsentrasi beban yang timbul di ujung serat
arah serat unidirectional 0°, selanjutnya akan
yang patah sehingga serat terlepas dari
dilakukan analisis modus kegagalan pada
matriks serta kondisi serat tercabut dari
masing-masing arah serat.
matriksnya.

6. Kesimpulan dan Saran


Dari hasil pengolahan dan analisis data,
dapat ditarik beberapa kesimpulan dalam
(a) penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Kekuatan tarik tertinggi untuk komposit
hibrid rami-e-glass/epoksi yaitu 246,51
MPa dan yang terendah yaitu 194,3
MPa, dan kekuatan tarik tertinggi untuk

88
INDEPT, Vol. 9, No.1 Februari – Mei 2020 ISSN 2087 – 9245

komposit serat rami/epoksi yaitu 90,55 dan juga resin dapat meresap secara
MPa dan yang terendah yaitu 74,62 sempurna pada serat.
MPa. Perbedaan kekuatan tarik ini c. Untuk pengembangan kedepan
disebabkan oleh perbedaan tekanan sebaiknya serat yang digunakan dalam
pada saat proses laminasi sehingga bentuk anyaman, serta proses
kadar resin yang meresap ke dalam serat manufaktur dengan menggunakan mesin
berdeda-beda. Juga kerapatan serat press dan oven supaya tingkat void
pada saat proses pembuatan layer serat (gelembung udara yang terperangkap
sehingga mempengaruhi kekuatan tarik. pada komposit) pada spesimen tidak
b. Densitas rata-rata komposit hibrid rami- terlalu banyak, dan mendapatkan tebal
e-glass/epoksi sebesar 1,3 gr/cm3, dan dan kekuatan yang diinginkan.
komposit serat rami/epoksi sebesar
1,245 gr/cm3. Komposit hibrid rami-e- Referensi
glass/epoksi lebih berat dari pada
komposit serat rami/epoksi. [1]. Jones, M. Robert. 1998. Mechanics of
c. Perbedaan nilai densitas komposit hibrid Composite Materials. Virginia, USA.
rami-e-glass/epoksi dan komposit serat
rami/epoksi tidak terlalu signifikan, tetapi [2]. Schwartz, M. M. 1984. Composite
menghasilkan perbedaan kekuatan tarik Material Handbook. McGraw-Hill Book
yang sangat signifikan. Company, New York USA.
d. Pada penelitian ini modus kegagalan
yang terjadi pada komposit adalah [3] Berthelot, Jean Marie.1999. Composite
debonding (terkelupasnya serat dari Material: Mechanical Behavior and
matriks), fiber pull out (serat tercabut dari Structural Analysis. Newyork: Springer.
matriks pada ujung patahan), delaminasi [4]. ASTM D 3039/3039 M. 2002. Standart
(terlepasnya lamina satu dengan lamina Test Method for Tensile Properties of
lainnya), dan brush type (ujung patahan Polymer Matrix Composite Materials.
yang terjadi berbentuk seperti sikat). Annual Book of ASTM Standards. United
Serta jenis patahan yang terjadi yaitu: States: ASTM International.
XGM (Explosive Gage Middle) dan LGM
(Lateral Gage Middle). [5]. ASTM 792-07. Standard Test Methods
Agar mendapatkan hasil komposit yang for Density and Specific Gravity (Relative
bagus maka perlu diperhatikan beberapa Density) of Plastics by Displacement.
saran sebagai berikut: Annual Book of ASTM Standards. United
a. Perhatikan kerapian dalam penyususnan States: ASTM International.
serat pada pembuatan layer dan tekanan
pada saat proses laminasi, karena
kerapatan serat pada saat penyusunan
layer serta dapat mempengaruhi
kekuatan tarik komposit.
b. Perhatikan tekanan pada setiap layer
dalam proses laminasi, agar didapatkan
ketebalan yang seragam pada spesimen

89

Anda mungkin juga menyukai