Anda di halaman 1dari 32

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Komposit
Komposit adalah gabungan dua material atau lebih yang
memiliki sifat tidak sama dengan sifat bahan aslinya
(Rusnoto, 2011). Material komposit memiliki sifat dari
material konvensional pada umumnya dari proses
pembuatannya melalui proses pencampuran yang tidak
homogen, sehingga kita leluasa merencanakan kekuatan
komposit yang kita inginkan dengan mengatur komposisi
dari material pembentuknya. Komposit merupakan sejumlah
sistem multi fasa sifat dengan gabungan, yaitu gabungan
antara bahan matrik atau pengikat dengan penguat.
Menurut Adjiantoro dan Sriyono (2012) dalam
penelitiannya yang berjudul “Pembuatan material komposit
matriks paduan Al–6,2% Mg/Al2O3 dengan proses stirr-
casting”, komposit adalah penggabungan dua atau lebih dari
matriks dan penguatnya (reinforce) sehingga menghasilkan
sifat yang lebih baik bila dibandingkan dengan material dari
matriks atau penguatnya. Matriks adalah material pengikat
yang berfungsi sebagai media transfer beban ke penguat,
menahan penyebaran retakan dan melindungi penguat dari
lingkungan.
Menurut Muhajir (2016) dalam penelitiannya yang
berjudul “Analisis kekuatan tarik bahan komposit matriks
resin berpenguat serat alam dengan berbagai varian tata
letak” , Komposit merupakan sejumlah sistem multi fasa sifat
gabungan, yaitu gabungan antara bahan matriks atau
pengikat dengan penguat. Dari penggabungan tersebut akan
menghasilkan material komposit yang mempunyai sifat
mekanis dan karakteristik yang berbeda dari material

5
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA

pembentuknya, sehingga dapat direncanakan suatu material


komposit yang diinginkan
1. Bahan Penyusun Komposit
Material komposit tersusun atas dua tipe material
yakni filler dan matrik. Keduanya memiliki fungsi yang
berbeda. Berikut adalah penjelasan tentang masing-
masing material penyusun komposit.
a. Filler adalah bahan pengisi dan penguat dari matriks
pembuat komposit. Filler yang biasa digunakan untuk
pembuatan komposit adalah carbon,E-glass,aramid dan
sebagainya. Bisa juga dari serat alam antara lain serat
kenaf, jute, rami, cantula dan lain sebagainya. Untuk
bahan serat digunakan bahan yang kuat, kaku dan
getas.
b. Matriks, menurut Rodiawan (2016) dalam
penelitiannya yang berjudul “Analisa sifat-sifat serat
alam sebagai penguat komposit ditinjau dari kekuatan
mekanik”, matrik yang biasa digunakan dalam
pembuatan komposit adalah polimer berbahan resin
dan penguat serat berbahan dasar serat carbon. Matriks
secara umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi
satu struktur komposit. Bahan matrik dipilih dari
bahan yang liat, lunak dan tahan terhadap perlakuan
kimia. Matriks memiliki fungsi sebagai berikut :
1) Melindungi serat dari gesekan mekanik
2) Mentransfer tegangan ke serat secara merata
3) Memegang dan mempertahankan serat pada
posisinya
4) Tetap stabil setelah proses manufaktur
5) Melindungi dari lingkungan yang merugikan

Klasifikasi matriks dalam struktur komposit dapat


dibedakan menjadi 4 yaitu :

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA

1) Matriks polimer merupakan bahan matrik yang


paling sering digunakan. Adapun jenis polimernya
yaitu :
a) Thermoset adalah plastik atau resin yang tidak
bisa berubah karena panas (tidak bisa didaur
ulang). Misalnya epoxy, polyester, phenolic
b) Termoplastik adalah plastik atau resin yang
dapat dilunakkan terus menerus dengan
pemanasan atau dikeraskan dengan
pendinginan dan bisa berubah karena panas
(bisa didaur ulang). Misalnya Polyamid, nylon,
polysurface
2) Matriks keramik
Pembuatan komposit dengan bahan keramik yaitu
keramik dituangkan pada serat yang telah diatur
orientasinya dan merupakan matriks yang tahan
pada temperatur tinggi. Misalnya SiC dan SiN
yang sampai tahan pada temperatur 1650°C
3) Matriks logam
Matriks cair dialirkan sekeliling sistem fiber yang
telah diatur dengan perekatan difusi atau
pemanasan

4) Matriks carbon
Fiber direkatkan dengan karbon sehingga terjadi
karbonisasi, pemilihan matriks harus didasarkan
pada kemampuan elongisasi saat patahyang lebih
besar dibandingkan dengan filler. Perlu
diperhatikan berat jenis, viskositas, kemampuan
membasahi filler
Salah satu keunggulan material komposit bila
dibandingkan dengan material lainnya adalah

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA

penggabungan unsur-unsur yang unggul dari masing-


masing unsur pembentuknya tersebut. Sifat material
gabungan dari komposit dapat menutup kelemahan
dari sifat material sebelum digabungkan, diantaranya :
1) Ketahan Korosi, membuat material tahan lebih
lama terhadap laju korosi yang terjadi dan
membuat life time suatu material lebih panjang
2) Kekuatan, merupakan kemampuan suatu material
menahan beban tanpa mengalami kerusakan
3) Kekakuan, Banyak material yang kaku memiki
kepadatan yang rendah untuk menahan deformasi
dari pemasangan, grafitasi, dan vibrasi pada saat
pengoperasiannya
4) Meningkatkan Konduktivitas Panas, yaitu
menambah laju perambatan panas pada padatan
dengan aliran yang mengalir dari temperatur
tinggi ke temperatur rendah.

Pada umumnya sifat-sifat komposit ditentukan oleh


beberapa faktor antara lain:

1) Jenis bahan-bahan penyusun, yaitu bahan serat


yang akan digunakan seperti serat sabut kelapa,
ijuk, serat nanas, serat pisang,serat kersen dan lain-
lain.
2) Bentuk geometrisnya dan struktur penyusunnya
yaitu bentuk dari serat, dan struktur bahan-bahan
penyusun dalam pembuatan material 3komposit
3) Rasio perbandingan bahan-bahan penyusun, yaitu
perbandingan bahan yang akan digunakan untuk
menghasilkan material komposit yang baru dan
baik

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA

4) Daya lekat antar bahan-bahan penyusun,


merupakan kemampuan serat untuk saling
mengikat antar bahan penyusunnya

2. Klasifikasi Komposit
Komposit terbentuk dari berbagai macam sifat
material yang berbeda sehingga membuat banyak
klasifikasi terhadap komposit.
a. Klasifikasi Komposit Secara Umum
1) Komposit serat (Fiber Composite)
Komposit serat merupakan jenis komposit
yang menggunakan serat sebagai penguat atau
komposit yang terdiri dari fiber dan matriks
sebagai pengikat. Menurut Basyarahil (2017),
Fungsi utama dari serat adalah sebagai penopang
kekuatan dari komposit, sehingga tinggi
rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung
dari serat yang digunakan, karena tegangan yang
dikenakan pada komposit mulanya diterima oleh
matrik akan diteruskan kepada serat, sehingga
serat akan menahan beban sampai beban
maksimum. Berdasarkan jenisnya, serat penguat
untuk komposit dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a) Serat buatan (Sintetic fiber), merupakan serat
penguat untuk bahan komposit yang dibuat
dari bahan-bahan kimia. Contohnya serat gelas
(fiber glass), serat optik (fiber optic), serat
poliester (polyester fiber) dan lain-lain.
b) Serat alami (Natural fiber), merupakan serat
penguat untuk bahan komposit yang
merupakan serat alami dari hasil alam. Pada

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA

dasarnya pembagian serat alami dikategorikan


menjadi tiga kategori yaitu serat tumbuhan,
hewan dan mineral (Pickering, 2016).

Adapun parameter serat pada komposit, yaitu :


a) Distribusi
b) Konsentrasi
c) Orientasi
d) Bentuk
e) Ukuran

Gambar 2.1 Parameter serat pada komposit


(sumber: Callister ,2001)
2) Sturktur komposit
Komposit struktural merupakan srtuktur
yang terdiri dari dua material atau lebih dengan
sifat yang berbeda dan membentuk satu kesatuan
sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih
baik. Menurut Basyarahil (2017) dalam
penelitiannya yang berjudul “karakteristik dan
proses manufaktur komposit polyproplyne
berpenguat serat dendrocalamus asper untuk
aplikasi ruang otomotif”, sifat struktural komposit
tak hanya bergantung pada konstituen
Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA

materialnya saja, namun juga bergantung pada


desain geometrinya dari struktur elemen.
Menurut Callistre (2001) Jenis ini dapat dibagi
lagi, yaitu :
a) Laminar composite
Terdiri dari two-dimensional sheet yang
memiliki arah high-strength seperti yang
ditemukan pada kayu . Lapisan ditumpuk
dan kemudian ditempel secara bersamaan
sehingga orientasi arah high-strength nya
bervariasi.

Gambar 2.2 Laminar composite


(Sumber : Callistre, 2001 )

b) Sandwich Panels
Terdiri dari dua lembar luar yang kuat,
atau wajah, dipisahkan oleh lapisan bahan
yang kurang padat, atau inti, yang memiliki
kekakuan yang lebih rendah dan kekuatan
yang lebih rendah. Bagian wajah
menanggung sebagian besar in-plane
loading, dan juga bending stress yang
melintang (Callister, 2001)

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Gambar 2.3. Sandwich panels


( sumber: Callistre, 2001 )

c) Komposit partikel (Particulate composite)


Komposit partikel yaitu komposit dengan
penguat berupa partikel atau serbuk yang
tersebar pada semua luasan dan segala arah
dari komposit dan partikel yang tersuspensi
di dalam matriks. Komposit yang disusun
oleh reinforcement berbentuk partikel,
dimana interaksi antara partikel dan matriks
terjadi tidak dalam skala atomik atau
molekular. Menggunakan penguat berbentuk
partikel. Peran partikel dalam komposit
partikel adalah membagi beban agar
terdistribusi merata dalam material dan
menghambat deformasi plastik matriks yang
ada di sela-sela partikel (Basyarahil, 2017).

b. Berdasarkan matriks yang digunakan


1) Metal Matrix Composite
Komposit jenis ini menggunakan logam yang ulet
sebagai matriksnya. Komposit jenis ini sering di
sebut komposit isotropik yang artinya semua arah
penguat memiliki nilai yang sama dan komposit
dengan penguat jenis partikel juga mudah diproses.
MMC dimanfaatkan pada temperatur yang lebih

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA

tinggi. Beberapa keuntungannya dibanding PMC


yaitu temperatur operasinya yang lebih tinggi, non-
flammable, dan juga lebih tahan akan degradasi oleh
fluida organik. Kelebihan MMC adalah
a) Transfer tegangan dan regangan yang baik
b) Tidak menyerap kelembapan
c) Tidak mudah terbakar
d) Ketahanan terhadap temperatur tinggi
e) Kekuatan tekan dan geser yang baik
f) Ketahanan aus dan muai termal yang baik

Kekurangan dari MMC adalah


a) Biaya mahal
b) Standarisasi material dan proses yang sedikit

2) Ceramic Matriks Composite (menggunakan matriks


keramik)
CMC merupakan material dua fasa dengan satu fasa
berfungsi sebagai penguat dan satu fasa sebagai
matriks dimana matriksnya terbuat dari keramik.
Penguat yang umum digunakan pada CMC adalah
oksida, carbide,dan nitride. Salah satu proses
pembuatan dari CMC yaitu dengan proses DIMOX,
proses pembentukan komposit dengan reaksi
oksidasi leburan logam untuk pertumbuhan matriks
keramik di sekeliling daerah filler (wahyudi , 2018)
Keuntungan dari CMC :
a) Dimensinya stabil bahkan lebih stabil dari
logam
b) Sangat tangguh
c) Karakter permukaan yang tahun aus
d) Tahan terhadap temperatur tinggi

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kerugian dari CMC :


a) Sulit di produksi dalam jumlah besar
b) Biaya yang tidak sedikit
c) Hanya untuk aplikasi tertentu

3) Polymer Matriks Composite


Komposit jenis ini menggunakan polimer sebagai
matriksnya, dengan fibres sebagai reinforcednya.
PMC memiliki sifat materuak yang lebih tahan
terhadap laju korosi dan lebih ringan. Matriks
polimer terbagi 2 yaitu thermoset dan termoplastic.
Berikut adalah penjelasan dari 2 matriks polimer
tersebut, yaitu :
a) Thermoplastic , plastik yang dapat dilunakkan
berulang kali (recycle) dengan menggunakan
panas. Thermoplastic merupakan polimer yang
akan menjadi keras apabila didinginkan.
Contoh dari thermoplastic yaitu Poliester, Nylon,
PP, PET, Poliieter Sulfon
b) Thermoset , Plastik jenis thermoset tidak begitu
menarik dalam proses daur ulang karena sulit
penanganannya juga volumenya jauh lebih
sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik
yang bersifat thermoplastic. Contoh dari
thermoset yaitu Epoksi, Bismaleimida (BMI), dan
Poli-ilmida (PI).

Sifat material dari PMC adalah sebagai berikut :


a) Kemampuan cetak cukup baik
b) Biaya pembuatan lebih rendah
c) Dapat diproduksi dalam jumlah banyak
d) Ketangguhan yang cukup baik
e) Kemampuan mengikuti bentuk

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA

f) Lebih ringan
g) Kurang tahan terhadap temperatur tinggi

3. Pembuatan Komposit
Dalam pembuatan komposit, cetakan harus bersih dan
rata. Cetakan dapat terbuat dari logam, kayu, gips, silicone,
plastik, dan kaca.
Menurut wahyudi (2018) ada tiga metode yang sering
digunakan dalam pembuatan komposit, yaitu :
a. Hand lay up
metode yang paling sederhana dan merupakan proses
dengan metode terbuka dari proses fabrikasi
komposit. Adapun proses dari pembuatan dengan
metode ini adalah dengan cara menuangkan resin
dengan tangan kedalam serat berbentuk anyaman,
rajuan atau kain, kemudian memberi takanan
sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas.
Proses tersebut dilakukan berulang-ulang hingga
ketebalan yang diinginkan tercapai.

Gambar 2.4 Metode hand lay up


(Sumber : Gibson, 1994)

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA

b. Spray Up
metode pembuataan material komposit dimana bahan
penguat (fiber) bersamaan dengan resin yang sudah
terkatalisasi di spray-kan kepada cetakan dengan
menggunakan spray gun. Dalam proses spray-up,
spraygun digunakan untuk menerapkan bahan resin
dan serat ( wahyudi, 2018 )

Gambar 2.5 Spray Up


(Sumber : Gibson, 1994)

c. Injection molding
Injection molding merupakan metode yang paling
sering digunakan dalam manufaktur komposi resin
termoplastic. Metode ini dilakukan dengan cara
memberikan tekanan injeksi (injection pressure)
dengan besar tertentu pada material plastik yang telah
dilelehkan oleh sejumlah energi panas untuk
dimasukkan ke dalam cetakan sehingga didapatkan
bentuk yang diinginkan

Gambar 2.6 Injection Molding

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Matriks
Matriks dapat diartikan sebagai material pengikat antara
serat tapi tidak mengalami reaksi kimia dengan filler di dalam
komposit tersebut (Muhajir, 2016). Secara umum matrik
berfungsi sebagai pengikat bahan pengisi, sebagai penahan
dan pelindung serat dari efek lingkungan dari kerusakan baik
kerusakan secara mekanik maupun kerusakan akibat reaksi
kimia, serta untuk mentransfer beban dari luar ke bahan
pengisi. Untuk memilih matriks harus diperhatikan sifat-
sifatnya antara lain seperti tahan terhadap panas, tahan cuaca
yang buruk dan tahan terhadap goncangan yang biasanya
menjadi pertimbangan dalam pemilihan material matriks.
C. Matriks Resin Epoxy
Menurut Rahayu (2017), Resin Epoxy adalah suatu ikatan
kimia organik yang digunakan dalam preparat lapisan
khusus atau perekat. Resin epoxy mempunyai kegunaan yang
luas dalam industri aerospace¸otomotif, listrik, konstruksi dan
benda-benda cetakan.
Resin Epoxy memilki beberapa kelebihan diantaranya
kekuatan yang tinggi, stabil dan elastisitas yang baik. Resin
Epoxy memiliki tingkat ketahanan yang tinggi, hal ini
membuat resin epoxy banyak digunakan untuk melapisi
material, seperti logam, kayu, plastik dan lain-lain. Dalam
penerapannya, Epoxy sendiri sering dicampurkan dengan
bahan hardener atau bahan pengeras, agar merubah sifat cair
epoxy menjadi padat, dan membuatnya menjadi semakin
kuat, tahan terhadap suhu tinggi, serta memiliki tahanan
terhadap reaksi kimia yang cukup tinggi.

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tabel 2.1 Spesifikasi matriks epoxy


Sifat- sifat Satuan Nilai Tipikal

Massa jenis Gram/cm3 1.17

Penyerapan air (suhu ruang) 0C 0,2

Kekuatan tarik Kgf/mm2 5,95

Kekuatan tekan Kgf/mm2 14

Kekuatan lentur Kgf/mm2 12

Temperatur pencetakan 0C 90

(Sumber : Pengetahuan Bahan Teknik, 1985)

Resin epoxy memiliki sifat yang tahan terhadap aus dan


beban kejut, hal ini membuat resin jenis ini banyak digunakan
untuk membuat cetakan tekan untuk pembentukan logam,
pengecoran ,pelapisan dan pelindungan bagian kelistrikan
(Wahyudi, 2018).
D. Katalis
Penggunaan katalis dalam penelitian kali ini berfungsi
untuk mempercepat waktu pengeringan serat dan resin
komposit. Penelitian ini menggunakan katalis Methyl Ethyl
Keton Peroxide (MEKPO) dengan bentuk cair, berwarna
bening.
Takaran penggunaan katalis pada umumnya kurang
dari 1% dari takaran resin yang dibutuhkan, jika melebih
takaran akan berpengaruh terhadap tingkat kegetasan suatu
spesimen komposit dan bila digunakan terlalu sedikit
spesimen komposit tidak kering secara merata (Munif, 2016).

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
19
BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Perlakuan Kimia Terhadap Serat


Menurut Abrido dan Leonard (2012) dalam jurnalnya
yang berjudul “Pengaruh penggunaan larutan alkali dalam
kekuatan bentur dan uji degradasi pada komposit
termoplastik berpengisi serbuk serabut kelapa” mengatakan
bahwa alkali NaOH berpengaruh terhadap serat alam untuk
mengurangi lignin yang bersifat non polar sehingga tingkat
kenonpolaran serat alam tersebut berkurang.
Perlakuan alkali dapat diterapkan terhadap berbagai
jenis serat tumbuhan dan akan meningkatkan nilai kelenturan
serat (Sood, 18). Penelitian ini menggunakan sodium hydroxide
(NaOH) sebagai bahan kimia yang digunakan untuk
melakukan perlakuan alkali.
Tabel 2.2 Jenis Perlakuan kimia
Perlakuan Larutan kimia Strukrur kimia Kekuatan
kimia

Cyclohexane Ethanol C2H6O 1:1 vol/vol


modification

Alkali Sodium NaOH 5%, 10%, 15%


treatment Hydroxide

Treatment with Flexible epoxy - 1 g resin:200


flexible epoxy resin ml acetone
resin

Sulfuric acid Sulfuric acid H2SO4 1.0% (wt/vol)


treatment

( Sumber : Sood, 18 )

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
20
BAB II KAJIAN PUSTAKA

F. Serat
Serat adalah salah satu unsur dari pembentuk komposit.
Serat sangat menentukan bagaimana sifat dari komposit yang
dibentuknya dan menentukan bagaimana karakteristik
komposit itu sendiri, besar atau kecilnya kekuatan suatu
material komposit ditentukan oleh serat pembentuknya
(Pickering, 2016)..
Serat dapat digolongkan menjadi dua yaitu serat alami
dan serat sintetis. Serat alam adalah serat yang bisa kita
dapatkan disekitar kita seperti pada tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Serat alam memiliki keuntungan secara umum yaitu
mudah diperoleh, berlimpah di alam dan dapat
diperbaharui. Penggunaan serat alam dalam kehidupan
sehari-hari sudah banyak seperti penggunaan kapas, sabut
kelapa, wol, sutera dan goni. Dalam industri, material dengan
komposit penguat serat alam telah diaplikasikan oleh para
produsen mobil sebagai bahan penguat panel mobil, tempat
duduk belakang ( Septiyanto, 2016 )
Kelebihan dari penggunaan serat alam untuk filler
komposit adalah hal yang lebih terjangkau, densitas rendah,
ramah lingkungan, dan tidak mengandung beracun.
Kelemahan dari serat alam yaitu ukuran serat yang tidak
sama persis dan kekuatan serat sangat di pengaruhi oleh usia
dari serat itu sendiri. Serat alam merupakan material yang
ramah terhadap lingkungan, hal ini membuat penelitian
tentang serat alam terus dikembangkan untuk ( Septiyanto,
2016)
Serat sintetis adalah serat yang dibuat dari material-
material dengan komposisi kimia tertentu di dalamnya. Serat
sintetis memiliki beberapa keunggulan yaitu sifat dan
ukurannya yang sama, kekuatan serat sama sepanjang
seratnya. Serat sintetis yang telah banyak digunakan antara

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
21
BAB II KAJIAN PUSTAKA

lain serat gelas, serat carbon, kevlar, nylon, dan lain-lain.


Komposit dengan penguat serat (fibrous composite) sangat
baik, karena bahan dalam bentuk serat jauh lebih kuat
dibanding bahan yang sama dalam bentuk padat (bulk). Serat
juga dapat menghemat resin yang terpakai dalam pembuatan
suatu komposit.
Jumlah serat alam disekitar kita sangat berlimpah dan
dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, salah satunya
pembuatan komposit. Kekuatan serat alam yang tinggi
berbanding lurus dengan tingkat selulosa yang terdapat
dalam serat tersebut. Pemilihan serat alam juga bergantung
dengan lokasi geografis disekitarnya, Negara agraris akan
lebih banyak menggunakan serat tumbuhan daripada serat
hewani. Sifat dari serat alam sangat bergantung dari
komposisi kimia, struktur serat, bentuk serat, kondisi
lingkungan dan cara pengambilan (Pickering, 2016).
Penggunaan serat pada komposit memilki tujuan untuk
memperbaiki sifat yang tidak dimilikinya. Juga diharapkan
mampu menjadi penguat suatu komposit untuk menahan
gaya yang terjadi pada material tersebut. Serat alam (natural
fibre) adalah jenis-jenis serat yang diperoleh langsung dari
alam. Serat Sintetis (synthetic fibers) ini sering digunakan
sebagai bahan dasar industri. Penggunaan serat alam sangat
ramah terhadap lingkungan hal ini dikarenakan serat alam
dapat terdegradasi secara alami dan juga harga serat alam
lebih murah bila dibandingkan dengan serat sintetis
(Rahman, 2016)
Kersen adalah sejenis pohon dan buahnya yang kecil dan
rasanya manis. Di beberapa daerah, kersen memiliki nama
lain seperti di Jakarta, buah ini dinamai ceri. Tetapi di dalam
Bahasa Indonesia ini diambil dengan nama Kersen. Menurut
ilmiah kersen memiliki nama Muntingia Calabura. Kersen

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
22
BAB II KAJIAN PUSTAKA

memiliki berbagai manfaat dalam bidang kesehatan,


pembuatan material dan lain-lain.
Kayu kersen memiliki karekteristik yang mudah
kering,elastis dan lunak (Erlangga, 2019). Karena
karekteristiknya itu kayu kersen dapat dimanfaatkan untuk
penguat material komposit. Kulit kayu kersen dapat
dipergunakan untuk bahan baku pembuatan tali dan kain
pada pembalut. Daunnyapun dapat diolah menjadi olahan
sejenis teh. Hal inilah yang mendasari penelitian ini untuk
menggunakan serat dari kersen karena dapat dimanfaatkan
dengan baik.

G. Faktor yang Mempengaruhi Komposit


Menurut Pickering (2016) faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas dan performance dari Fiber-Matrik
Composites antara lain:
1. Faktor Serat
Jenis serat yang dipilih dalam pembentukan
komposit akan sangat berpengaruh terhadap
karakteristik dan sifat material dari komposit
tersebut. Serat adalah bagian isi dari matriks yang
bertujuan untuk memperbaiki sifat pembentuknya
dan juga mampu diharapkan untuk menjadi bahan
penguat matriks pada komposit sehingga memiliki
kemampuan untuk menahan gaya yang terjadi.
Pengaruh lignin yang terdapat di dalam serat juga
mempengaruhi performa dari suatu komposit, hal ini
dikarenakan lignin adalah suatu material yang
terkuat di dalam biomassa. Komposit yang diperkuat
dengan serat harus mengandung lignin dengan
konsentrasi yang rendah bila ingin memilki kekuatan

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
23
BAB II KAJIAN PUSTAKA

dan sifat fisik yang baik, hal ini di dasari oleh sifat
dari lignin itu sendiri yang rapuh dan kaku.
2. Fraksi Volume Serat
Fraksi volume memainkan peran yang besar
dalam pembentukan komposit. Kekuatan material
dapat ditentukan dari fraksi volume yang terdapat
pada komposit. Semakin tinggi fraksi volume serat
yang diberikan akan berbanding lurus terhadap
kekuatan material kompositnya.
3. Perlakuan Kimia Terhadap Serat
Perlakuan kimia terhadap serat dapat
mempengaruhi kekuatan material dari komposit.
Berbagai macam perlakuan kimia terhadap serat
memiliki dampak yang bermacam-macam. Perlakuan
kimia pada serat dapat membersihkan serat dari
getah tanaman dan dapat mengurangi sifat non polar
serat alam.
4. Waktu Perendaman Serat Pada Saat Perlakuan Kimia
Waktu perendaman serat pada perlakuan kimia
memiliki perlakuan yang beragam tergantung dari
perlakuan kimia yang diberikan. Waktu perendaman
yang tepat dapat membuat serat menjadi lebih kuat
dan lebih bersih dari sebelumnya. Jika waktu
perendaman kurang atau lebih makan serat akan
menjadi getas atau kaku sehingga berdampak
langsung terhadap kekuatan material komposit.
5. Faktor Matriks
Matrik di dalam sebuah komposit memiliki fungsi
sebagai pengikat serat menjadi unit struktur,
melindungi dari perusakan eksternal, meneruskan
atau memindahkan beban eksternal pada bidang
geser antara serat dan matrik, sehingga matrik dan

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
24
BAB II KAJIAN PUSTAKA

serat saling berhubungan. Pembuatan komposit serat


membutuhkan ikatan permukaan yang kuat antara
serat dengan matrik. Polimer yang sering digunakan
adalah thermoset dan thermoplastic.
6. Faktor Ikatan Fiber-Matriks
Hal yang dapat memberikan pengaruh ikatan
antara serat dan matriks adalah void, yaitu adanya
celah pada serat atau bentuk serat yang kurang
sempurna yang dapat menyebabkan matriks tidak
akan mampu mengisi ruang kosong pada cetakan.
Bila komposit tersebut menerima beban, maka daerah
tegangan akan berpindah ke daerah void sehingga
akan mengurangi kekuatan komposit tersebut.
7. Katalis
Katalis digunakan ketika proses pengeringan
resin dan serat dalam komposit. Proses berubahnya
resin menjadi plastik membutuhkan waktu yang
tidak tentu tergantung jumlah katalis yang
digunakan. Semakin banyak katalis yang digunakan
maka proses curring nya akan lebih cepat. Tetapi, jika
penggunaan katalis yang berlebihan dapat membuat
material menjadi getas dan mudah terbakar.
H. Kelebihan Sifat Komposit
Mengingat komposi adalah gabungan dari dua material
yang berbeda sehingga kelebihan dan kekurangan dari sifat
pembentuknya akan terbawa dan tergabung didalam
material komposit yang dibentuknya. Berikut adalah uraian
mengenai kelebihan dan kekurangan dari material komposit
jika diliat dari aspek sifat mekanikal dan fisikal, keupayaan
(reliability), proses dan biaya.
1. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal jadi faktor utama
dalam pembentukan sifat mekanik dan sifat

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
25
BAB II KAJIAN PUSTAKA

komposit. Gabungan matriks dan serat dapat


membuat kekuatan dan kekakuan yang lebih baik
dari bahan pembentuknya.
2. Beberapa industri sekarang ini sudah mulai beralih
dari logam dengan menggunakan material komposit
karena telah terbukti komposit mempunyai rintangan
terhadap fatigue yang baik terutama komposit yang
terbuat dari carbon.
3. Tahan terhadap korosi
Komposit bisa tahan terhadap korosi karena material
membawa sifat baik material dari material
pembentuknya sehingga laju korosi agak berjalan
dengan sangat lambat.
4. Massa jenis rendah
5. Lebih kuat, ulet dan tidak getas
6. Tahan terhadap cuaca
7. Mudah diproses jika dibandingkan dengan logam
8. Koefisien pemuain yang rendah

I. Papan Skateboard
Skateboard merupakan olahraga extreme yang banyak
diminatin
banyak golongan mulai dari anak-anak sampai orang
dewasa. Event Asian Games 2018 yang diadakan di Jakarta dan
Palembang menjadi bukti bahwa pemerintah mulai
memberikan perhatian khusus terhadap olahraga ini. Seiring
berjalannya waktu membuat meningkatnya permintaan
papan skateboard yang memiliki kualitas yang baik.
Papan skateboard yang berkembang sejauh ini tersusun
dari 7 sampai 9 lapis kayu maple yang diberikan perekat dan
pada lapisan ke- 4 atau 5 disisipkan fiberglass . Papan

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
26
BAB II KAJIAN PUSTAKA

skateboard yang baik adalah papan yang memiliki kekuatan


yang elastis, kuat dan ringan.
Penambahan komposit kedalam lapisan papan skateboard
akan membuat papan tersebut menjadi lebih ringan , elastis
dan kuat. Elastisitas pada benda (padat) dapat dilihat secara
langsung dengan cara memberi gaya (tekanan) pada benda
tersebut (Vlack, 1995).

J. Kekuatan Tarik Serat Alam


Tabel 2.3 Perbandingan kekuatan tarik serat alam
Nama serat Densitas (g/cm3) Kekuatan Tarik
(Mpa)
Kapas 1.5 287-800
Wol 1.3 50-315
E-glass 2.5 2000-3000
Sutra 1.3 100-1500
Rami 1.5 400-938
(Sumber : Pickering, 2016)
Tabel 2.4 Kekuatan tarik serat alam dengan matriks epoxy
Nama serat Kadar Serat Kekuatan
(%) tarik (Mpa)
Sisal 77 330
Rami 72 321
Kenaf 80 220
E-glass 41 695

(Sumber : Pickering, 2016)

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
27
BAB II KAJIAN PUSTAKA

K. Metode Taguchi
Metode Taguchi merupakan metode pengumpulan data
yang dapat meminimalisir penyimpangan karakter material
dari nilai targetnya (Zulfah. 2016). Penggunaan metode
taguchi dapat menekan biaya karena efisiensi desain
eksperimen lebih tinggi sehingga biaya untuk eksperimen
dapat ditekan.
Metode Taguchi menggunakan matrik khusus yang
digunakan untuk menentukan jumlah eksperimen minimal
yang dapat memberikan informasi sebanyak mungkin
mengenai semua faktor yang mempengaruhi penelitian
(Zulfah, 2016). Matrik khusus tersebut disebut sebagai
Orthogonal Array (OA). Orthogonal Array bertujuan untuk
mengefisiensikan dan meminimalkan biaya eksperimen serta
memperhatikan faktor noise. Dalam orthogonal array,
elemen-elemennya disusun menurut baris dan kolom. Bagian
terpenting dalam matriks ortogonal ini adalah pemelihan
kombinasi level variabel-variabel input masing-masing
eksperimen.
Dalam memilih matriks orotogonal yang sesuai
diperlukan suatu persamaan dari matriks ortogonal tersebut
yang mempresentasikan jumlah faktor, jumlah level dan
jumlah pengamanatan. Bentuk umum dari matriks ortogonal
adalah

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
28
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tabel 2.5 Matriks Ortogonal Standar Tiap Level


Lev L4(23 L8(27) L12(211) L16(2 L32(231) L64(263)
el 2 ) 15)

Lev L9(34 L27(313) L81(340) - - -


el 3 )
Lev L16(4 L64(421) - - - -
el 4 5)

Lev L25(5 - - - - -
el 5 6)

Mix L18(2 L32(21x4 L36(211x3 L36(2 L54(21x L50(21x511


1x37) 9) 12) 3x313 325) )
)
LA (bc)
L = Rancang Bujursangkar Latin
A = Banyak Baris/Eksperimen
B = Banyak Level
C = Banyak Kolom
Matriks ortogonal memiliki standar level mulai dari 2
level, 3 level, 4 level, 5 level dan level gabungan. Pada setiap
standard memiliki persamaan matriks ortogonal yang
berbeda-beda.
Pemilihan penggunaan standar matriks ortogonal dipilih
dengan menentukan level yang digunakan dalam penelitian
dan menghitung derajat kebebasan. Derajat kebebasan adalah
suatu konsep yang mendiskripsikan seberapa besar
eksperimen yang harus dilakukan dan seberapa banyak data
yang bisa di dapat dari eksperimen tersebut. Rumus
menghitung derajat kebebasan (VOA)

(VOA) = (Banyaknya faktor) x (banyaknya level – 1)

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
29
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Keuntungan yang di dapat dalam penggunaan metode


taguchi adalah metode ini memungkinkan untuk
memperoleh suatu proses yang menghasilkan produk yang
konsisten dan kokoh terhadap faktor ganguan yaitu faktor
yang tidak dapat dikontrol (Suwarno, 2017). Menurut
Suwarno (2017) kualitas yang dapat terukut menggunakan
metode taguchi adalah :
1. Nominal is the best
Karakteristik kualitas yang menuju suatu nilai target
yang tepat pada suatu nilai tertentu.
2. Smaller the better
Pencapaian karakteristik apabila semakin kecil
(mendekati nol ; nol adalah nilai ideal dalam hal ini)
semakin baik.
3. Larger the better
Pencapaian karakteristik kualitas semakin besar
semakin baik
L. S/N Ratio
Metode taguchi telah mengembangkan konsep S/N Ratio
(ration signal to noise) untuk eksperimen yang melibatkan
banyak faktor. S/N ration diformulasikan sedemikian rupa
sehingga dapat menentukan level faktor terbesar untuk
mengoptimalkan karakteristik kualitas dari eksperimen.
Metode penghitungan S/N Ratio bergantung terhadap
karakteristik kualitas, apakah respon semakin kecil semakin
baik; semakin besar semakin baik ; atau tertuju pada nilai
tertentu.
Untuk memvalidasi kondisi optimal dilakukan prediksi
kinerja rancangan dan pengaturan optimal dari faktor kontrol.
Kemudian dilakukan eksperimen dan hasilnya akan
dibandingkan dengan prediksi. Jika hasilnya baik. Maka, hasil
dapat diimplementasikan.

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
30
BAB II KAJIAN PUSTAKA

M. Mekanisme kegagalan
Suatu material komposit dapat dikatakan gagal
bilamana tidak sesuai dengan dengan fungsi utama yang
dikehendaki. Masing-masing cara dapat saja terjadi pada
waktu yang berlainan dan dapat juga terjadi secara bersamaan
pada lokasi kegagalan. Faktor utama bahan mengalami
kegagalan ialah beban maksimum yang bekerja melebihi dari
kekuatan bahan atau tegangan patah bahan.
Tidak semua bahan akan mengalami kegagalan dengan
cara yang sama hal ini ditentukan oleh faktor kekuatan,
kemuluran, dan kerapuhan ini merupakan faktor-faktor yang
menerangkan perilaku bahan atau mekanisme gagal suatu
bahan. Penyebab kegagalan adalah keretakan sebagian atau
sepenuhnya, pembengkokan, ukuran yang berubah terhadap
waktu, akibat proses korosi, aus atau perubahan sifat dan ciri
akibat perubahan waktu, faktor lingkungan dan lain
sebagainya.
Kegagalan juga sangat tergantung pada tegangan atau
beban yang terjadi, arah beban, suhu atau temperatur,
pengaruh lingkungan atau gabungan dari keadaan tersebut.
N. Uji Bending
Untuk mengetahui kekuatan bending pada suatu material
dapat dilakukan dengan cara pengujian bending terhadap
material komposit tersebut. Kekuatan bending atau kekuatan
lengkung adalah tegangan bending terbesar yang dapat
diterima akibat pembebanan luar tanpa mengalami deformasi
yang besar atau kegagalan. Besar kekuatan bending
tergantung pada jenis material dan pembebanan. Akibat
Pengujian bending, bagian atas spesimen mengalami tekanan,
sedangkan bagian bawah akan mengalami tegangan tarik.
Dalam material komposit kekuatan tekannya lebih tinggi dari
pada kekuatan tariknya. Karena tidak mampu menahan

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
31
BAB II KAJIAN PUSTAKA

tegangan tarik yang diterima, spesimen tersebut akan patah,


hal tersebut mengakibatkan kegagalan pada pengujian
komposit. Kekuatan bending pada sisi bagian atas sama nilai
dengan kekuatan bending pada sisi bagian bawah. Pengujian
dilakukan three point bending.

Gambar 2.7 Pemasangan Benda Uji


Kekuatan bending dapat dirumuskan sebagai berikut :
12𝑃𝐿𝑑
𝜎b =
8𝑏𝑑 3
3𝑃𝐿
𝜎b =
2𝑏𝑑 2
Pada perhitungan kekuatan bending ini, digunakan persamaan
yang ada pada standar ASTM D790, sama seperti pada
persamaan di atas, yaitu:
3𝑃𝐿
𝜎b =
2𝑏𝑑 2
Dimana :
𝜎b = Tegangan bending (MPa)
P = Beban /Load (N)
L = Panjang Span / Support span(mm)
b = Lebar/ Width (mm)
d = Tebal / Depth (mm)

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
32
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Sedangkan untuk mencari modulus elastisitas bending


mengunakan rumus :
1
𝑀 = 𝑃. 𝐿
4
Dimana :
M = Momen Lentur (Nmm)
P = Beban Maksimal (N)
L = Panjang Span (mm)
O. Uji Tarik
Pengujian tarik adalah pengujian mekanik dengan cara
manarik spesimen uji dengan memberikan pembebanan di
kedua sisinya dimana beban gaya tarik yang diberikan
sebesar P (Newton). Tujuan dari ui tarik ini adalah untuk
mengetahui kekuatan tarik dari suatu materijal. Pertambahan
panjang (Δl) akibat gaya tarikan yang diberikan pada sampel
uji disebut deformasi. Kekuatan tarik diukur dengan menarik
sekeping sampel dengan dimensi yang seragam. Rumus dari
regangan tarik ialah :
𝐹
σ=
𝐴
Dimana :
σ = Tegangan tarik (MPa)
F = Beban yang diberikan dalam arah tegak lurus terhadap
penampang spesimen (N)
A = Luas penampang spesimen diberikan pembebanan (mm2)

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
33
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Nilai dari regangan adalah akumulasi jumlah


pertambahan panjang karena pembebanan dibandingkan
dengan panjang daerah ukur (gage length). Sedangkan nilai
regangan adalah regangan proporsional yang di dapat dari
garis proporsional pada grafik tegangan – regangan hasil uji
tarik komposit

∆ℓ
𝜀=
ℓ0
Dimana :
ΔL = pertambahan panjang (m)
L0 = panjang mula-mula (m)
ε = regangan (%)
Nilai dari modulus elastisitas komposit juga merupakan
perbandingan antara tegangan dan regangan pada daerah
proporsional dapat dihitung menggunakan rumus :

σ
E=
𝜀
Dimana :
E = modulus elastisitas tarik ( Mpa )
σ = kekuatan tarik ( Mpa )
ε = regangan (%)
P. Penelitian yang relevan
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Yudha Y.P., Hari
S., dan Ilham P. (2014). Judul “Pengaruh Alkali, Fraksi
Volume Serat, dan Panjang Serat Terhadap Kekuatan Tarik
Komposit Serat Sabut Kelapa-Polyester”. Dalam penelitian ini
perlakuan lama perendaman NaOH selama 60 menit, 120
menit dan 180 menit. Kekuatan tarik tertinggi komposit di
peroleh pada perlakuan perendaman NaOH 120 menit,
panjang serat 10mm

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
34
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Prasetyo (2015).


Judul “Pengaruh Waktu Rendam Bahan Kimia Naoh
Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanis Komposit Serat Bulu
Kambing Sebagai Fiber Dengan Matrik Polyester”. Dalam
penelitian ini waktu optimal perendaman serat pada alkali
NaOH adalah 60 menit dan menunjukan bahwa semakin
tinggi konsentrasi NaOH maka semakin menurunkan
kekuatan material, pada penelitian ini NaOH yang optimal
berada pada 4% dan 5%.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Wahyudi (2018).
Judul “Pengaruh Fraksi Volume Serat Kulit Kersen Terhadap
Kekuatan Tekuk dan Tarik Komposit Dengan Matrik Epoksi”.
Dalam penelitian ini menunjukan volume matrik dengan
fraksi volume serat yang lebih sedikit ditunjang dengan sifat
matrik yang getas atau brittle sehingga memungkinkan
tingkat kekuatan tarik komposit kecil.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Zulfa (2016).
Judul “Penerapan Metode Taguchi Untuk Meningkatkan
Kualitas Tenun Pada Sentra Industri Kain Tenun Kabupaten
Pemalang”. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa metode
taguchi memberikan informasi material textile mana yang
paling berpengaruh terhadap kualitas tenun dan membuat
urutan material textile dari yang paling berpengaruh dan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Triyono (2015).
Judul “Penentuan setting level optimal bending strength gypsum
interior berpenguat serat cantula menggunakan desain
eksperimen taguchi”. Dalam penelitian ini menunjukan
faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap bending
strength adalah fraksi volume serat dan fraksi berat semen
putih.

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
35
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penelitian sebelumnya yang dilakukan khotimah (2015).


Judul “Penerapan Metode Optimasi Multirespon
Menggunakan Hybrid PCA-Taguchi dan PCR- Topsis Taguchi
pada penggurdian komposit”. Dalam penelitian ini
menunjukan faktor A (kecepatan putaran spindel)
memberikan pengaruh tertinggi pada level 3, B (Gerak
makan) memberikan pengaruh tertinggi pada level 1 dan C
(Sudut Ujung Pahat) memberikan pengaruh tertinggi pada
level 3.

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”
36
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Halaman ini sengaja dikosongkan

Proposal Skripsi “Optimasi Komposit Serat Kersen Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Kekuatan Bending Dengan Menggunakan Metode Taguchi”

Anda mungkin juga menyukai