Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Universitas Pancasila Journal
Jurnal ASIIMETRIK: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi
Volume 1.1, JANUARI 2019
p-ISSN 772655-186002
Website : http://teknik.univpancasila.ac.id/asiimetrik/
Email : jurnal.asiimetrik@univpancasila.ac.id

ANALISIS KOMPARASI KUALITAS PRODUK KAMPAS REM CAKRAM


ANTARA ORIGINAL DENGAN AFTER MARKET
Comparative Analysis of Product Quality Between Original and After Market
Brake Disc Pad

Nafsan Upara1*, Taufik Bayu Laksono1


1
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Srengsesng Sawah Jagakarsa, Jakarta, Indonesia

Informasi artikel Abstrak


Diterima: 23/02/2019 Penelitian ini membahas analisis perbandingan kualitas produk
Direvisi : 27/02/2019 kampas rem jenis cakram (disc brake) antara original dengan
Disetujui: 27/02/2019 aftermarket . Analisis dilakukan pada hasil uji tribologi (uji friksi dan
keausan), uji kekerasan, komposisi kimia dan struktur mikro untuk
mengetahui ketahanan gesekan dan aus serta bahan yang digunakan.
Dari hasil uji diperoleh perbandingan kualitas kampas rem original dan
aftermarket yang lebih baik adalah original dimana nilai koefisien
friksi 0,14 dibanding 0,11, sedangkan keausan (kondisi normal) 1.35 x
10-7 g/mm2.detik dan 1.22 x 10-6 g/mm2.detik. Dari uji kekerasan
diperoleh kampas rem original kekerasan rata-rata 65.567 HVN dan
untuk aftermarket adalah 13.983 HVN, untuk hasil uji komposisi kimia
dan struktur mikro menunjukan bahwa material kampas rem original
menggunakan serat penguat berbahan karbon (C), tembaga (Cu), Besi
(Fe) dan Alumunium (Al). Sedangkan bahan serat penguat yang
terdapat pada kampas rem aftermarket adalah asbes, karbon (C),
alumunium (Al) dan besi (Fe).
Kata Kunci: kampas rem cakram, uji tribilogi, uji kekerasaan, uji komposisi
kimia, struktur mikro

Abstract
The current research addresses the comparative analysis of product
quality between original and aftermarket brake disc pads. Analysis
was carried out on the results of tribology tests (friction and wear
tests), hardness test, chemical composition and microstructure to
determine friction and wear resistance and the materials used. From
the test results obtained a comparison of the quality of original and
aftermarket brake pad was better is the original, value is a friction
coefficient of 0.14 compared to 0.11, while wear is 1.35 x 10-7 g/mm2s
and 1.22 x 10- 6 g/mm2s at normal conditions. From the hardness test
the original brake pad obtained an average hardness of 65,567 HVN
and for the aftermarket was 13,983 HVN, for the results of testing
the chemical composition and microstructure showed that the
original brake pad material used reinforcing fibers made from carbon
(C), copper (Cu), Iron (Fe) and Aluminum (Al). While reinforcing fiber
materials found in aftermarket brake pad are asbestos, carbon (C),
aluminum (Al) and iron (Fe).
Keywords: disc brake pad, tribology test, hardness test, chemical
composition check, micro structure.

*Penulis Korespondensi: +62 811 440 927


email : nafsan@univpancasila.ac.id

- 26 -
Analisis Komparasi Kualitas Produk Kampas Rem Cakram antara Original dengan After Market

1. PENDAHULUAN gesekan meliputi gaya gesekan yang stabil,


kekuatan yang andal dan ketahanan aus yang
Rem merupakan piranti keselamatan baik pada berbagai kondisi pengereman.
yang berfungsi untuk memperlambat atau Selain itu, bahan gesekan harus kompatibel
menghentikan laju pada kendaraan bermotor dengan rem cakram komposit saat
yang dikatagori sebagai komponen kritis bagi membentuk film gesekan yang dapat
kendaraan bermotor sehingga dikenai diandalkan (lapisan yang stabil) pada
persyaratan aturan yang ketat (Breuer et al. permukaan gesekan (Osterle, 2009; Wirth,
2008). Terdapat dua tipe rem pada 1994). Semua persyaratan tersebut harus
kendaraan bermotor yakni rem tipe tromol dicapai dengan biaya dan beban lingkungan
dan rem tipe cakram. Saat ini hampir seluruh minimum. Beberapa penelitian telah
kendaraan bermotor keluaran terbaru menyelidiki komposisi baru untuk
khususnya sepeda motor sudah menggunakan meningkatkan kinerja tribologi kampas rem
rem cakram pada bagian roda depannya. (Liew, 2013; Maleque, 2012; Singh,2015).
Kelebihan rem cakram dibandingkan dengan Konstituen kampas rem sering mengandung
rem tromol adalah daya pengeremannya yang aditif gesekan, pengisi, serat pengikat dan
lebih maksimal. penguat (Chan et al. 2004). Setiap konstituen
Kampas rem dianggap sebagai salah satu memainkan peran penting dalam kinerja
komponen dasar dalam sistem rem kendaraan kampas rem yaitu :
bermotor ditempatkan pada rem cakram, a. Aditif gesekan menentukan sifat gesekan
terdiri dari pelat baja dengan bahan gesekan kampas rem, yang merupakan campuran
yang diikat ke permukaan yang menghadap dari abrasive dan pelumas.
ke cakram rem (Aigbodion, et al. 2010). b. Pengisi mengurangi biaya keseluruhan dan
meningkatkan manufakturabilitas kampas
rem rem.
c. Resin pengikat menyatukan komponen-
komponen kampas rem.
d. Serat penguat memberikan kekuatan
mekanis (mis. Logam, keramik, kaca,
akrilik, dan lain lain.). Biasanya, bahan
gesekan komersial terdiri dari 5–25% vol
dari bahan serat.
Sebagian besar produsen tidak
mengungkapkan komposisi kampas rem,
komposisi kampas rem hanya dapat
Gambar 1. Kampas pada rem cakram ditemukan dalam makalah penelitian dan
(Aigbodin, et al. 2010) kantor paten. Chan (Chan et al. 2004)
menemukan bahwa persentase subkomponen
Kampas rem memiliki peranan yang dalam komposisi kampas rem dapat
sangat penting sebagai pencengkeram bervariasi secara dramatis dari satu produk
piringan cakram agar laju kendaraan dapat ke produk lainnya. Selanjutnya, setiap
dikurangi atau berhenti. Gesekan yang subkomponen mengandung bahan dan
terjadi antara kampas dengan piringan komponen yang berbeda. Dari penelitian
cakram saat proses pengereman Nagesh (Nagesh et al. 2014), menyatakan
mengharuskan kampas rem memiliki kualitas bahwa koefisien gesek yang konstan pada
yang baik agar daya pengeremannya optimal berbagai kondisi operasi dapat dicapai
dan umur pemakaiannya tahan lama. dengan mengubah jenis dan persentase berat
Komposisi kampas rem telah berubah dengan bahan dalam formulasi.
cepat, sebagai akibat dari larangan Tergantung pada operasi kendaraan
penggunaan asbes berdasarkan peraturan bermotor pada kondisi medan atau jalan
menteri Tenaga Kerja Republik indonesia No. serta jenis bahan kampas, akan mengalami
Per.03/Men/Tahun 1985. Kampas rem hasil kerusakan, kampas rem harus diganti.
produksi industri biasanya mengandung Pemilik kendaraan bermotor memiliki opsi
sejumlah besar konstituen yang berbeda, dan untuk mengganti kampas Original Equipment
masing-masing konstituen memainkan peran Manufacturer (OEM) atau after-market
penting dalam kinerja pengereman (Keskin et (pengganti atau aftermarket). Dengan
al. 2011). Menurut Anderson (Anderson adanya beragamnya produk kampas rem yang
1992), persyaratan untuk desain material beredar di masyarakat baik yang original

- 27 -
Upara dan Laksono/ Jurnal ASIIMETRIK: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi ; 1.1 (2019) : 26-33

(OEM) hingga produk after market dalam air selama 7 hari dan pengujian
(pengganti) mengharuskan pengguna dengan kondisi kampas rem di rendam
kendaraan bermotor jeli dalam memilih terlebih dahulu di dalam minyak rem selama
produk kampas rem berkualitas yang akan 2 hari.
digunakan. Kualitas suatu produk dapat
diketahui dari sifat mekanik dan komposisi
dari material yang digunakan pada produk
tersebut. Beberapa sifat mekanik yang perlu
diperhatikan pada suatu produk kampas rem
diantaranya adalah kekuatan, kekerasan,
ketangguhan, keausan dan beberapa sifat
mekanik lainnya (Anderson,1992). Sifat
mekanik dan komposisi dari suatu produk
kampas rem dapat diketahui dengan
melakukan pengujian pada produk tersebut
di laboratorium.
Meskipun komposisi kampas rem telah
dibahas, ada sedikit diskusi tentang
hubungan komposisi dengan sifat mekanik
merupakan ukuran kualitas kampas rem.
Namun belum ada informasi mengenai
kualitas kampas rem antara produk original
dan after market, sehingga tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menentukan
perbandingan kualitas kampas rem cakram
antara original dan aftermarket digunakan
pada sepeda motor honda yang ada di
Indonesia.

2. METODOLOGI
Kampas rem yang akan diteliti adalah
kampas rem cakram yang digunakan untuk
sepeda motor honda skutik didapati dari Gambar 2 Diagram alir penelitian
dealer resmi untuk kampas original dan toko Tiap spesimen dilakukan di empat titik
menjual suku cadang untuk after market di permukaan kampas rem. Masing-masing dari
Jakarta. Alir penelitian diperlihatkan pada keempat titik tersebut dilakukan pengujian
gambar 2. Persiapan bahan kampas rem selama 5 menit.
original dan after market untuk dibuat
spesimen uji sebagaimana diperlihatkan pada
gambar 3.

Gambar 4 Titik pengukuran tribologi


Laju keausan dihitung dengan rumus (Ian,
et al, 2017):
#$ %#&
Gambar 3 Spesimen uji kampas rem != (1)
'.)
Pengujian tribologi yaitu uji keausan dan Dimana:
friksi dilakukan terhadap spesimen uji
W : Laju keausan (g/mm2.detik)
dengan tiga kondisi yakni pengujian dengan
kondisi normal, pengujian dengan kondisi Wo : Berat awal spesimen sebelum aus (g)
kampas rem di rendam terlebih dahulu di Wi : Berat akhir spesimen setelah aus (g)
A : Luas bidang kontak aus (mm2)

- 28 -
Analisis Komparasi Kualitas Produk Kampas Rem Cakram antara Original dengan After Market

Uji friksi untuk mengetahui koefisien Tabel 2 Hasil Uji Keausan Kondisi Terendam
gesekan/friksi dapat dihitung dengan rumus Air
(Ian, et al, 2017):
+ .
* = ,- / (2)

Dimana :
µ : Koefisien friksi Tabel 3 Hasil Uji Keausan Kondisi Terendam
m : Massa pada roda (kg) Minyak
V : Kecepatan kendaran (km/jam)
F : Gaya tekan pada kampas rem (N)
X :Jarak luncur atau jarak saat
pengereman sampai berhenti (m)
Untuk mengetahui kampas rem tahan Dari hasil uji tribologi dilakukan
terhadap deformasi plastik dilakukan uji perhitungan laju keausan (W) untuk tiap
kekerasan,uji kekerasan disini menggunakan
spesimen :
metode vickers.
Uji mortofologis untuk mengetahui 1) Laju Keausan
melihat struktur terkecil dan komposisi a. Kampas rem original kondisi normal
kimia. Pengamatan struktur mikro WO = 80.47 g
memberikan informasi tentang bentuk WI = 80.46 g
struktur, ukuran butir dan perbedaan A = 38.465 mm2
komposisi suatu bahan serta serta penguat. t = 1920 detik
Alat yang digunakan pada pengujian ini
W=(80,47-80,46)/38,465x1920
adalah menggunakan SEM.
Semua pengujian dilakukan pada W = 1.35 x 10-7 g/mm2.detik
Laboratorium Teknik Mesin Universitas Atau W = 3,846 x10-3 mm2/kg.
Pancasila. Adapun kriteria persyaratan tekni
dari kampas rem sesuai standar SAE J661 b. Kampas rem aftermarket kondisi
(SAE, 1997) adalah sebagai berikut : normal
1. Untuk nilai kekerasan sesuai standar WO = 65.37 g
keamanan 68 – 105 (Rockwell R)
2. Ketahanan panas 360oC, untuk pemakaian WI = 65.28 g
terus menerus sampai dengan 250oC. A = 38.465 mm2
3. Nilai keausan kampas rem adalah 5x10-4 t = 1920 detik
– 5x10-3 mm2/kg (kondisi Normal) W=(65.37-65.28)/38,465x1920
4. Koefisien gesek 0.14 – 0.27 W = 1.22 x 10-6 g/mm2.detik
5. Massa jenis kampas rem adalah 1.5 – = 0,4273 mm2/kg
2.4 g/cm3
6. Konduktifitas thermal 0.12 – 0.8 W.moK
7. Tekanan spesifiknya adalah 0.17 – 0.98 Dari hasil perhitungan laju keausan
J/goC terlihat bahwa laju keausan kampas
8. Kekuatan geser 1300 – 3500 N/cm2 aftermarket lebih besar ( 1.22 x10-6
9. Kekuatan perpatahan 480 – 1500 N/cm2 g/mm2.detik = 0,4274 0,4273 mm2/kg )
dibandingkan kampas rem original (1.35
x10-7 g/mm2.detik = 3,846 x10-3 mm2/kg),
3. HASIL DAN PEMBAHASAN artinya bahwa kampas rem aftermarket
Uji Tribologi keausan lebih besar dari original. Artinya
Data uji keausan kampas rem untuk kampas rem original keausan gesek lebih
keadaan kering (Normal), kondisi terendam kecil dari kampas rem pengganti
air, dan terendam minyak diperlihatkan pada (aftermarket) dan memenuhi standar SAE
tabel 1 sampai dengan tabel 3. J661.

Tabel 1 Hasil Uji Keausan Kondisi Normal c. Kampas rem original kondisi
terendam air

- 29 -
Upara dan Laksono/ Jurnal ASIIMETRIK: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi ; 1.1 (2019) : 26-33

Wo = 82.39 g Tabel 4 Hasil Uji Friksi


Wi = 82.36 g
A = 38.465 mm2
t = 1920 detik
W=(82.39-82.36)/38,465x1920
W = 4.06 x 10-7 g/mm2.detik

d. Kampas rem aftermarket kondisi


terendam air
Wo = 65.82 g Dari hasil uji friksi, dapat dihitung
Wi = 65.74 g koefisien friksi untuk tiap spesimen berdasar
A = 38.465 mm2 rumus (2) diperoleh:
t = 1920 detik a. Kampas rem original
W=(65.82-65.74)/38,465x1920 m = 2.4 kg
W = 1.08 x 10-6 g/mm2.detik V = 40 km/jam
F = 14.715 N
Dari hasil perhitungan laju keausan X = 23.2 m
terlihat bahwa laju keausan kampas ,,1213
aftermarket lebih besar ( 1.08 x10-6
*=
,241,5462,7,,
g/mm2.detik) dibandingkan kampas rem µ = 0.14
original (4.06 x10-7 g/mm2.detik), artinya
bahwa kampas rem aftermarket keausan b. Kampas rem after market
lebih besar dari original untuk kondisi kampas m = 2.4 kg
rem cakram dilakukan perendaman di dalam V = 40 km/jam
air. F = 14.715 N
e. Kampas rem original kondisi X = 28.6 m
terendam minyak 2,4:40
Wo = 73.62 g *=
Wi = 73.57 g
2:14,715:28,6
A = 38.465 mm2 µ = 0.11
t = 1920 detik
W=(73.62-73.57)/38,465x1920 Dari hasil perhitungan uji koefisien
W = 6.77 x 10-7 g/mm2.detik friksi disimpulkan bahwa koefisien friksi
kampas rem original lebih baik yakni 0.14
f. Kampas rem aftermarket kondisi dibanding dengan kampas rem cakram
terendam minyak aftermarket yakni 0.11 dan memenuhi
Wo = 59.01 g standar SEA J661 yaitu 0.14 – 0.27.
Wi = 58.90 g
A = 38.465 mm2 Uji Kekerasan
t = 1920 detik
Tabel 5 memperlihatkan hasil uji
W=(59,01-58.90)/38,465x1920
kekerasan dari spesimen produk original dan
W = 1.49 x 10-6 g/mm2.detik
after market.
Dari hasil perhitungan laju keausan
Tabel 5 Hasil Uji Kekerasan
terlihat bahwa laju keausan kampas rem
aftermarket lebih besar ( 1.49 x10-6
g/mm2.detik) dibandingkan kampas rem
original (6.77 x10-7 g/mm2.detik), artinya
bahwa kampas rem after market keausan
lebih besar dari original untuk kondisi kampas Dari hasil uji kekerasan yang
rem dilakukan perendaman di dalam minyak diperlihatkan pada tabel 6. Bahwa kampas
rem. rem original lebih keras (kekerasan rata rata
65,567 HVN atau unggul 4x dari after market
2) Uji Friksi
(13,983 HVN).
Tabel 4 memperlihatkan hasil uji friksi
yang dilakukan untuk kedua produk uji
original dan after market.

- 30 -
Analisis Komparasi Kualitas Produk Kampas Rem Cakram antara Original dengan After Market

Pengamatan Struktur Mikro dan Komposisi aftermarket adalah asbes, karbon (C),
alumunium (Al) dan besi (Fe).
Dengan menggunakan SEM diperoleh
data struktur mikro dan komposisi kimia.
Tabel 6 Unsur Kimia pada Kampas Original
Hasil pengamatan SEM dengan pembesaran
500x di titik/lokasi 2 diperlihatkan pada
gambar 5 dan 6.

Tabel 7 Unsur Kimia pada Kampas


aftermarket
Gambar 5 Struktur mikro kampas rem
original 500x (titik 2)

Berdasarkan hal tersebut, dapat


terlihat perbedaannya yang terletak pada
Gambar 6 Struktur mikro kampas rem after
serat penguatnya yakni kampas rem original
market 500x (titik 2)
menggunakan serat penguat tembaga (Cu)
Pengukuran komposisi kimia yang sedangkan kampas rem aftermarket
terdapat pada kampas rem original dan menggunakan serat penguat asbes. Pada
aftermarket diperlihatkan pada tabel 6 dan kampas rem original, tembaga membuat
7. Berdasarkan hasil pengamatan struktur kampas rem cakram original memiliki sifat
mikro maka dapat diketahui unsur yang keausan yang lebih baik dibanding kampas
terkandung pada kampas rem. Dengan unsur rem aftermarket karena unsur tembaga (Cu)
ini pula dapat mengetahui karakterisitik memiliki sifat redaman yang baik terhadap
kampas rem berdasarkan unsur gesekan. Sedangkan kampas rem cakram
pembentuknya. Dari hasil uji komposisi kimia aftermarket menggunakan asbes pada serat
menunjukan bahwa unsur yang paling penguatnya dimana asbes hanya bisa
dominan pada kampas rem original adalah bertahan sampai dengan suhu 200oC
karbon (C) sedangkan pada kampas rem selebihnya akan terjadi blong (fading) pada
aftermarket adalah oksigen (O). Unsur temperatur 250oC, hal inilah yang membuat
karbon yang dominan pada kampas rem kampas rem aftermarket lebih cepat aus
original mengakibatkan kampas rem original dibandingkan kampas rem original. Adanya
memiliki nilai kekerasan lebih dibandingkan unsur oksigen yang lebih banyak pada kampas
dengan kampas rem cakram aftermarket. rem aftermarket 37.26% dibanding dengan
Dari hasil uji komposisi kimia juga kampas rem original 14.51% juga
menunjukan bahwa material kampas rem menyebabkan sifat tahan korosi pada kampas
original menggunakan serat penguat rem aftermarket berkurang sehingga
berbahan karbon (C), tembaga (Cu), besi (Fe) menyebabkan kampas rem aftermarket lebih
dan alumunium (Al). Sedangkan Bahan serat cepat aus dibandingkan kampas rem original.
penguat yang terdapat pada kampas rem

- 31 -
Upara dan Laksono/ Jurnal ASIIMETRIK: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi ; 1.1 (2019) : 26-33

4. SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil uji kekerasan Aigbodion, V.S. Et al., 2010. Development of
didapatkan hasil untuk kampas rem original asbestos-free brake pad using bagasse,
memiliki angka kekerasan rata-rata 65.567 Tribology in industry, Volume 32, (1), ,
HVN sedangkan untuk kampas rem pp. 12–18.
aftermarket memiliki angka kekerasan rata-
A.E. Anderson,1992. Friction and Wear of
rata 13.983 HVN. Dari nilai kekerasan ini
terlihat kampas rem aftermarket tidak tahan Automotive Brakes, in ASM Handbook,
terhadap keausan. Friction Lubrication and Wear
Kampas rem original memiliki tingkat Technology, Vol. 18. ASM International,
kekerasan yang lebih baik. Hal itu disebabkan Materials Park, OH, pp. 569–577.
karena pengaruh komposisi unsur karbon Breuer.B & Bill.K.,2008. Brake Technology
yang lebih dominan, sehingga memiliki
Handbook. SAE International,
tingkat kekerasan yang lebih.
Kampas rem aftermarket memiliki Pennsylvania, PA.
kekerasan yang kurang baik. Hal itu Chan.D., Et al. 2004., Review of automotive
disebabkan karena komposisi unsur oksigen brake friction materials, Proceeding
yang lebih dominan. Institution Mechanical Engineers Vol 218
Hasil perhitungan hasil uji keausan Part D: J. Automobile Eng.
didapatkan hasil untuk kampas rem original Ian Hutchings & Philip Shipway.,2017.
memiliki nilai keausan 1.35 x 10-7
Tribology, Friction and Wear of
g/mm2.detik (kondisi normal), 4.06 x 10-7
g/mm2.detik (kondisi dilakukan perendaman Engineering Material, second edition
air) dan 6.77 x 10-7 g/mm2.detik (kondisi Butterworth-Heinemann an imprint of
dilakukan perendaman minyak rem) Elsevier
sedangkan untuk kampas rem aftermarket Keskin.A,.2011. Investigation of using
memliki nilai keausan 1.22 x 10-6 natural zeolite in brake pad, Scientific
g/mm2.detik (kondisi normal), 1.08 x 10-6 Research and Essays Vol. 6(23), pp.
g/mm2.detik (kondisi dilakukan perendaman
air) dan 1.49 x 10-6 g/mm2.detik (kondisi 4893-4904.
dilakukan perendaman minyak rem). Dari Liew. K.W., Et al,.2013., Frictional
hasil perhitungan laju keausan terlihat performance evaluation of newly
bahwa laju keausan kampas aftermarket designed brake pad materials, Materail
lebih besar dibandingkan kampas rem and Design. 48, pp. 25–33.
original, artinya bahwa kampas rem Maleque M.A,Et al,. 2012. New natural fibre
Peraturan Menteri Tenga Kerja Republik
reinforced aluminium composite for
Indonesia No. Per.03/Men/Tahun 1985
keausan lebih besar dari original. automotive brake pad, International
Dari hasil uji koefisien friksi didapatkan Jurnal Mechanical & Material
hasil untuk kampas rem original memiliki Engineering. 7.
nilai koefisien friksi 0.14 sedangkan untuk Nagesh S.N., C. Siddaraju, S.V.Prakash, and
kampas rem cakram aftermarket memiliki M.R. Ramesh,.2014., Characterization
nilai koefisien friksi 0.11. Dari nilai koefisien of brake pads by variation in
friksi ini terlihat kampas rem original lebih
composition of friction materials,
baik nilai koefisien friksinya dan memenuhi
standar SAE J661. Procedia Mat. Sci. 5, pp. 295–302.
Dari hasil uji komposisi kimia juga Osterle.W, Et al,.2009. A comprehensive
menunjukan bahwa material kampas rem microscopic study of third body
original menggunakan serat penguat formation at the interface between a
berbahan karbon (C), tembaga (Cu), Besi (Fe) brake pad and brake disc during the
dan Alumunium (Al). Sedangkan bahan serat final stage of a pin-on-disc test, Wear
penguat yang terdapat pada kampas rem
aftermarket adalah asbes, karbon (C) 267 , pp. 781–788.
alumunium (Al) dan besi (Fe), dimana Peraturan Menteri Tenga Kerja Republik
berdasarkan Peraturan Menteri Tenga Kerja Indonesia No. Per.03/Men/Tahun 1985
Republik Indonesia No. Per.03/Men/Tahun Tentang Keselamatan dan Kesehatan
1985, bahan asbes sudah dilarang diguanakan Kerja Pemakaian Asbes
karena menimbulkan masalah kesehatan.

- 32 -
Analisis Komparasi Kualitas Produk Kampas Rem Cakram antara Original dengan After Market

SAE J661, 1997. Brake Lining Quality Test


Procedure. Society of Automotive
Engineers Internastional
Singh.T, Et all,. 2015, Assessment of braking
performance of lapinus-wollasotnite
fibre reinforced friction composite
materials, Journal of King Saud
University – Engineering Sciences, pp. 1–
8. http://dx.doi. org/10.1016/j.jksues.
SNI 09-2663-1992, Cara Uji Ketahanan
Terhadap Air, Larutan Garam, Minyak
Pelumas dan Cairan Rem Untuk Kampas
Rem Kendaraan Bermotor
Wirth.A, Et al,. 1994. A fundamental tribo
chemical study of the third body layer
formed during automotive friction
braking, Wear 179, pp. 75–81.

- 33 -

Anda mungkin juga menyukai