id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Dasar-dasar Komposit
a. Pengertian Komposit
Material komposit adalah material yang terbuat dari dua buah
bahan atau lebih yang tetap terpisah dan berbeda dalam level
makroskopis selagi membentuk komponen tunggal (Pratama, 2011). Jadi,
secara sederhana bahan komposit dapat diartikan sebagai bahan
gabungan dari dua atau lebih bahan yang berbeda karakteristik dan
sifatnya. Pada umumnya bentuk dasar suatu bahan komposit adalah
tunggal dimana merupakan susunan dari paling tidak terdapat dua unsur
yang bekerja bersama untuk menghasilkan sifat-sifat bahan yang berbeda
terhadap sifat-sifat unsur bahan penyusunnya.
Material komposit terdiri dari lebih dari satu tipe material dan
dirancang agar menghasilkan suatu kombinasi karakteristik terbaik dari
setiap komponen penyusunnya. Bahan komposit memiliki banyak
keunggulan, antara lain dalam hal berat yang lebih ringan, kekuatan dan
ketahanan yang lebih tinggi serta tahan terhadap korosi dan ketahanan
aus.
Maka dapat disimpulkan bahwa bahan komposit adalah suatu
jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari setidaknya dua atau lebih
bahan dimana sifat antara bahan berbeda, baik itu sifat kimia maupun
fisika dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut. Jika perpaduan
ini terjadi dalam skala makroskopis, maka disebut sebagai komposit. Jika
perpaduan ini bersifat mikroskopis (molecular level), maka disebut
sebagai paduan (alloy).
7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
d. Klasifikasi Komposit
1) Berdasarkan struktur penyusunnya
Komposit dibedakan menjadi 5 kelompok menurut bentuk
struktur dari penyusunnya (Rianto, 2011), yaitu:
a) Komposit Serat (Fiber Composite)
Komposit serat merupakan salah satu jenis komposit
yang menggunakan serat sebagai bahan penguatnya. Dalam
pembuatan komposit, serat dapat diatur memanjang
(unidirectional composites) atau dapat dipotong kemudian
didudun secara acak (random fibers) serta juga dapat dianyam
(cross-plylaminate). Jenis ini sering digunakan dalam industri
otomotif dan pesawat terbang.
11
12
2) Berdasarkan Matriksnya
Berdasarkan bentuk dari matriksnya komposit dibedakan
menjadi sebagai berikut (Rianto, 2011):
a) Komposit Matriks Polimer (Polymer Matrix Composites-
PMC)
Komposit jenis ini terdiri dari polimer sebagai
matriks baik itu thermoplastic maupun jenis thermosetting.
Thermoplastic adalah plastik yang dapat dilunakkan berulang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
14
15
16
2. Rem
a. Pengertian Rem
Rem adalah suatu alat untuk memperlambat atau menghentikan
kendaraan. Tujuan utama dipasang rem pada kendaraan adalah untuk
mengontrol kecepatan kendaraan untuk menghindari kecelakaan dan
merupakan alat pengaman untuk menghentikan kendaraan secara
berkala. Oleh karena itu baik tidaknya kemampuan rem secara
langsung menjadi persoalan yang sangat penting bagi pengemudi saat
mengendarai kendaraan. Jadi fungsi rem harus dapat mengatasi
kecepatan kendaraan yang meningkat. Syarat rem yang baik adalah :
1) Dapat bekerja dengan baik dan cepat
2) Beban pada roda yang satu dengan roda yang lain pasti sama
3) Mempunyai daya tahan yang cukup tinggi
4) Mudah disetel dan diperbaiki
Rem bekerja dengan berdasar gaya gesek antara disk atau drum
dengan kampas rem. Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro
antar kedua permukaan yang saling bersentuhan.
Utomo (2013), menyebutkan jenis rem yang biasa digunakan
dalam kendaraan yaitu:
1) Menurut Penggeraknya:
a) Rem hidrolik, yaitu rem yang bekerja karena adanya fluida
yang bergerak menurut hukum pascal.
b) Rem mekanik, yaitu gerakan pengereman disalurkan ke roda
melalui komponen-komponen mekanis.
2) Menurut Konstruksinya:
a) Rem tromol, yaitu tenaga pegereman disalurkan ke tromol
(tromol sebagai alat pengereman).
b) Rem piringan (cakram), yaitu tenaga pengereman yang
dihasilkan disalurkan ke cakram sebagai alat pengereman.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
18
19
20
21
3. Digital Counter
22
4. Digital Micrometer
23
24
lebih tinggi sedikit dari bahan kampas rem pasaran yaitu sebesar 0,0032
mm²/kg.
Priyanto (2015), meneliti tentang kaji eksperimental performansi
pengereman kampas rem komposit serbuk bonggol jagung sebagai suplemen
materi kajian mata kuliah komposit di Prodi PTM JPTK FKIP Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa komposisi
yang paling optimal yang mendekati nilai koefisien gesek dari kampas rem
pembanding merk Indoparts dengan nilai koefisien gesek sebesar 0,368
dengan komposisi 30% serbuk bonggol jagung, 30% serbuk kuningan, 20%
MgO dan 20% resin polyester. Kampas rem yang diteliti adalah kampas rem
sepeda motor.
Wicaksono (2016), meneliti tentang kaji eksperimental performansi
pengereman kampas rem serat bonggol jagung sebagai bahan alternatif
kampas rem mobil. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa komposisi
kampas rem paling optimal yang mempunyai nilai koefisien tertinggi adalah
komposisi 30% serbuk bonggol jagung, 30% serbuk kuningan, 20% MgO,
dan 20% resin polyester dengan nilai koefisien sebesar 0,395 dengan kampas
rem pembanding merk Nissin.
Penelitian-penelitian di atas pada prinsipnya bertujuan untuk
mengembangkan kampas rem dengan memanfaatkan serat alam sebagai
alternatif pengganti kampas rem yang terbuat dari bahan asbestos. Relevansi
penelitian-penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan tentang
pengujian keausan kampas rem sepeda motor yaitu pada pemanfaatan serat
alam yang berada di lingkungan sekitar sebagai alternatif pengganti kampas
rem dari bahan asbestos. Pembuatan kampas rem sepeda motor diarahkan
akan menggunakan serbuk bonggol jagung sebagai serat penguat kampas rem
yang akan dibuat. Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan di atas,
penelitian yang dilakukan akan menggunakan bahan dan proses pembuatan
kampas sebagai berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
26
bahan selulosa yang bisa menyerap air namun mempunyai sifat cukup
kesat (Purboputro, 2014). Serbuk dari bonggol jagung mempunyai
bentuk yang halus dan lembut. Serbuk ini sifatnya mudah terbakar dan
biasanya berfungsi sebagai serat penguat dari sebuah adonan
fiberglass ketika akan dicetak, agar hasilnya menjadi lebih kuat dan
tidak mudah terjadi retakan pada bahan (Sarwanto, 2010).
b. Magnesium Oksida (MgO)
27
28
29
d. Resin Epoxy
30
1) Kekuatan tinggi.
2) Viskositas dan tingkat alirannya rendah, yang memungkinkan
membasahi serat dengan baik dan mencegah ketidakberaturan serat
selama pemrosesan.
3) Ketidakstabilan rendah.
4) Tingkat penyusutan rendah yang mengurangi kecenderungan
mendapatkan tegangan geser yang besar ikatan antara epoxy dan
penguatnya.
5) Tersedia lebih dari 20 tingkatan untuk memenuhi sifat spesifik dan
kebutuhan pengolahan.
e. Proses Kompaksi
Proses kompaksi adalah proses pemampatan serbuk dengan
tujuan untuk melekatkan dan mengeluarkan rongga udara antar partikel.
Semakin besar tekanan kompaksi jumlah udara (porositas) di antara
partikel akan semakin sedikit, namun porositas tidak mungkin
mencapai nilai nol. Hasil kompaksi biasa disebut Green Body. Proses
pemampatan adalah suatu proses mesin kompaksi yang memberikan
gaya penekanan uniaksial (Sarwanto, 2010). Pemberian tekanan yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
32
f. Proses Sintering
Istilah sintering berasal dari bahasa jerman, “sinter” dalam
bahasa inggris seasal dengan kata “cinder” yang berarti bara. Sintering
merupakan metode pembuatan material dari serbuk dengan pemanasan
sehingga terbentuk ikatan partikel. Sintering adalah pengikatan bersama
antar partikel pada suhu tinggi. Sintering dapat terjadi di bawah suhu
leleh (melting point) dengan melibatkan transfer atomic pada kondisi
padat. Selama proses sinter akan terjadi penggabungan antar partikel,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
34
B. Kerangka Berpikir
Kampas rem merupakan bagian dari mekanisme pengereman yang
bersentuhan langsung dengan cakram atau piringan. Bahan kampas rem
yang terdapat di pasaran biasanya bahan asbestos yang berbahaya terhadap
kesehatan dan tidak ramah lingkungan. Penggunaan bahan baku bukan asbes
pada kampas rem sangat aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan,
memiliki daya cengkram kuat pada suhu pengereman di atas 300o C dan
faktor keamanan yang lebih baik.
Material komposit adalah perpaduan dari bahan yang dipilih
berdasarkan kombinasi sifat fisik masing-masing material penyusun untuk
menghasilkan material baru dengan sifat yang unik dibandingkan sifat material
dasar sebelum dicampur dan terjadi permukaan antara masing-masing material
penyusun (Purnomo, 2012). Pencampuran komposisi serat yang tepat dalam
pembuatan spesimen diduga akan menyebabkan meningkatnya sifat
mekanik dan laju keausan yang rendah. Campuran komposisi yang seimbang
diduga akan menghasilkan laju keausan yang rendah.
Pada penelitian ini, bahan penyusun utama spesimen komposit
terdiri dari resin epoxy sebagai bahan pengikat, serbuk bonggol jagung sebagai
seratnya, kuningan dan MgO sebagai bahan pengisi. Serbuk bonggol jagung
dan serbuk kuningan yang digunakan berukuran mesh 60. Komposisi resin
dibuat tetap yaitu 20% dan MgO juga dibuat tetap yaitu 20% mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2016) dengan hasil yang paling
optimal pada 30% serbuk bonggol jagung, 30% serbuk kuningan, 20% MgO
dan 20% resin.
Serbuk bonggol jagung dan serbuk kuningan mempunyai kandungan
dan karakteristik yang sangat berbeda, sehingga variasi komposisi di antara
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
X Y
Keterangan :
X : Komposisi Kampas Rem
Y : Tingkat Keausan
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas, dapat
diambil hipotesis yaitu sebagai berikut:
1. Ada pengaruh komposisi bahan kampas rem serbuk bonggol jagung,
kuningan (Cu-Zn), magnesium oksida (MgO), dan resin epoxy terhadap
tingkat keausan kampas rem apabila diaplikasikan langsung pada sepeda
motor.
2. Kampas rem dengan memanfaatkan limbah bonggol jagung memiliki laju
keausan yang mendekati kampas rem pembanding merk Indoparts.
3. Masa pakai kampas rem serbuk bonggol jagung dapat mendekati kampas rem
pembanding merk Indoparts.