Anda di halaman 1dari 18

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
a. Pembuatan spesimen kampas rem dilakukan di Laboratorium Mekanika
Tanah dan Laboratorium Universal Testing Machine (UTM), Pendidikan
Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 200
Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.
b. Pengujian Kekerasan Brinell dilakukan di Laboratorium Bahan Teknik,
Program Diploma Teknik Mesin, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah
Mada yang beralamat di Jalan Grafika No. 2 Fakultas Teknik UGM
Yogyakarta 55281.
c. Uji jalan dilakukan sejauh 1.500 km di Jalan Raya Jogja-Sragen.
d. Pengukuran keausan kampas rem spesimen dilakukan di Bengkel
Pemesinan, Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret yang beralamat di Jalan
Ahmad Yani No.200 Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Maret 2016
s/d Januari 2017. Rincian rencana pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat
sebagai berikut:
Persiapan Penelitian
a. Pengajuan Judul = Januari 2016
b. Pembuatan Proposal = Februari – April 2016
c. Seminar Proposal = April 2016
d. Revisi Proposal = April – Mei 2016
Pelaksanaan Penelitian
a. Pelaksanaan Penelitian = Juni ‒ September 2016

33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

Pelaporan
a. Penulisan Laporan = Oktober ‒ Desember 2016
b. Ujian dan Revisi = Januari 2017
c. Pengumpulan Laporan = Januari 2017

B. Desain Penelitian
Penelitian komposit kampas rem ini menggunakan metode eksperimen
yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara memanipulasi kondisi-kondisi
tertentu pada spesimen uji, serta adanya kontrol terhadap produk spesimen.
Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling
penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab
akibat (Sukmadinata, 2009). Penelitian ini biasanya mencari tahu pengaruh suatu
variabel terhadap variabel lain dengan cara eksperimental, dengan pengontrolan
kondisi yang ketat. Dalam kata lain penelitian eksperimen ini pemilihan variabel
dapat dilakukan dan variabel lain dapat di kontrol secara teliti agar tidak
mengganggu hasil penelitian yang dilakukan.
Penelitian ini diadakan untuk mengetahui laju keausan spesimen uji
dengan acuan produk pasar yaitu kampas rem merk Indoparts. Eksperimen pada
penelitian ini diawali dengan pembuatan spesimen kampas rem dengan bahan
serbuk tempurung kelapa, serbuk alumunium, dan resin epoxy. Setelah spesimen
kampas rem jadi, selanjutnya dilakukan uji jalan pada sepeda motor Yamaha
Jupiter Z. Uji jalan pada penelitian ini menempuh jarak 1.500 km dimana setiap
500 km jarak tempuh akan dilakukan pengukuran ketebalan kampas rem.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi Penelitian
Berdasarkan sumber-sumber di atas serta pengertian di atas maka
yang disebut sebagai populasi dalam penelitian yang dilakukan ini adalah
komposit kampas rem yang mempunyai komposisi berisikan serbuk
tempurung kelapa, serbuk alumunium dengan matrik penyusun komposit
berupa resin epoxy .
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

2. Sampel Penelitian
Sampel yang ditentukan pada penelitian ini adalah berupa kampas
rem serbuk tempurung kelapa, alumunium dengan matrik penyusun komposit
berupa resin epoxy yang diuji menggunakan uji jalan sejauh 1.500 km untuk
mengetahui laju keausan dari kampas tersebut. Adapun sampel yang dibuat
mempunyai komposisi sebagai berikut:
Tabel 3.1 Komposisi Kampas Rem Yang Digunakan
Prosentase Komposisi (%)
Tempurung Alumunium Resin Epoxy
Komposisi
Kelapa
30 30 40

Komposisi ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan


oleh Fredianto (2015) yaitu komposisi yang terbaik setelah di uji
menggunakan pronybrake. Komposisi kampas rem ini ditambah katalis
sebesar 1% dari berat resin. Hal ini dilakukan agar mempercepat pengerasan
komposit.

D. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang diguanakan pada penelitian ini adalah
teknik pengambilan sampel purposive sampel, yaitu teknik pengambilan sampel
bertujuan menemukan hasil yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Teknik
pengambilan sampel ini adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan didasarkan strata, random, atau daerah, tetapi
berdasarkan tujuan terntentu. Peneliti menggunakan teknik ini selain karena
peneliti meneruskan penelitian yang sudah ada juga karena ada pertimbangan
yang harus diperhatikan dalam pemilihan sampel penelitian. Pertimbangan
tersebut adalah pada saat menentukan dan menggunakan variasi komposit yang
sudah ada dan yang sudah diteliti oleh peneliti sebelumnya yaitu komposisi paling
baik yang pernah di pakai peneliti.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

E. Teknik Pengumpulan Data


Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai dua atau lebih sifat
atau nilai yang satu sama lain terpisah. Adapun variabel yang digunakan dalam
peneletian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahan atau tumbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007:59).
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel yang lain
(variabel terikat, variabel kontrol). Adapun variabel bebas dalam penelitian
ini adalah komposit kampas rem serbuk tempurung kelapa.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipenuhi atau menjadi akibat
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:59). Dalam penelitian ini yang
merupakan variabel terikat adalah laju keausan kampas rem serbuk
tempurung kelapa yang terjadi ketika dilakukan uji jalan per 500 km.
3. Variabel Kontrol
Pada penelitian ini juga perlu diperhatikan variabel kontrolnya,
variabel kontrol dalam penelitian ini adalah:
a. Jarak tempuh
Jarak yang di tempuh pada saat penelitian sama yaitu 1.500 km
dengan 3 kali pengukuran, yaitu pengukuran pertama 0-500 km dengan
lintasan dalam kota meliputi daerah dalam kota Surakarta, kedua jarak
501-1.000 km dengan lintasan luar kota meliputi Sragen, Boyolali,
Klaten, Sukoharjo, Yogyakarta dan yang ke 3 jarak 1.001-1.500 km
meliputi daerah pegunungan di Karanganyar - Boyolali.
b. Jumlah Pengereman
Untuk menghitung jumlah pengereman pada penelitian ini
menggunakan alat bantu pencacah yaitu Digital Counter. Rangkaian
pencacah yang digunakan yaitu pencacah naik, melakukan cacahan dari
kecil ke arah besar, kemudian kembali ke cacahan awal secara otomatis.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

F. Instrumen Penelitian
1. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan untuk penelitian komposit kampas
rem serbuk tempurung kelapa antara lain:
a. Serbuk Tempurung Kelapa
Serbuk tempurung kelapa didapat dengan menggunakan gerinda
dan kikir, tempurung kelapa yang dibasahi terlebih dahulu agar serbuk
kelapa ini tidak terhembus angin. Serbuk tempurung kelapa ini
digunakan sebagai serat pada komposisi bahan kampas rem.

Gambar 3.1. Serbuk Tempurung Kelapa


(Sumber: Dokumen pribadi, 2016)
b. Alumunium
Serbuk alumunium didapat dari sisa pengerjaan mesin yang sisa
tersebut masih berbentuk geram kasar. Geram ini harus dihaluskan
menjadi bentuk serbuk agar lebih baik ketika digunakan sebagai matrik
pengisi spesimen kampas rem.

Gambar 3.2 Serbuk Alumunium


(Sumber: Dokumen pribadi, 2016)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

c. Resin E p ox y
Resin ini berfungsi sebagai pengikat matriks dan filler pada
komposit kampas rem sehingga memiliki daya tarik antar molekul yang
kuat.

Gambar 3.3 Resin Epoxy


(Sumber: Dokumen pribadi, 2016)
d. Sepatu Rem

Gambar 3.4. Sepatu Rem


(Sumber: Dokumen pribadi, 2016)
Sepatu rem yang dipakai adalah sepatu rem bekas pakai,
sehingga harus dibersihkan terlebih dahulu sisa-sisa kampas rem yang
masih menempel di sepatu rem ini. Sepatu rem digunakan untuk tempat
merekatnya spesimen komposit kampas rem, sehingga dapat dipasang
pada master rem cakram yang selanjutnya digunakan untuk pengujian
performansi pengereman kampas rem pada sepeda motor dengan uji
jalan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

2. Alat Penelitian
Dalam penelitian komposit kampas rem serbuk tempurung kelapa
ini menggunakan alat-alat yang berada di laboratorium, diantaranya:
a. Timbangan

Gambar 3.5. Timbangan


(Sumber: Dokumen pribadi, 2016)
Digunakan untuk mengukur massa bahan-bahan seperti serbuk
tempurung kelapa, alumunium dan resin epoxy sehingga didapat
komposisi yang tepat sesuai dengan instruksi penelitian. Jenis timbangan
yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan digital merk Scout
Pro dengan ketelitian 0,1 gram dan dapat menerima beban maksima
l6.000 gram.
b. Penyaring

Gambar 3.6. Penyaring Tipe MBT SieveShaker AG-515


(Sumber: Dokumen pribadi, 2016)
Bekerja selayaknya ayakan yang berguna untuk menyaring
serbuk alumunium dan serbuk tempurung kelapa sehingga didapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

ukuran butiran yang diinginkan yang nantinya akan menambah daya


rekat antar molekul matriks. Ayakan yang digunakan berukuran mesh 60
dengan bukaan 250 µm.
c. Mixer
Alat elektronik yang digunakan untuk mengaduk campuran
serbuk serbuk tempurung kelapa, dan resin epoxy sehingga homogenitas
campuran akan merata.
d. Perangkat Cetakan (Dies)

Gambar 3.7. Perangkat Cetakan (Dies)


(Sumber: Dokumen pribadi, 2016)
Cetakan yang digunakan ini berpola sama dengan hasil akhir
spesimen, terdiri dari 3 lapisan yang nantinya akan di tekan dengan alat
kompaksi sehingga ikatan matriks dan filler akan saling menyatu.
e. Mesin press
Mesin yang digunakan untuk mengkompaksi dies yang berisi
spesimen, dengan diberitekanan pada atas dan bawah dies, sehingga
volume menyusut dan ikatan antar matriks semakin kuat. Mesin press
yang digunakan yaitu Control 20063 Cernusco.
f. Oven Listrik
Digunakan setelah spesimen sudah dikompaksi dengan proses
sintering yang memanaskan spesimen dengan suhu tertentu sehingga
molekul pada komposit akan melebur dan menyatu antar satu dengan
yang lain.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

g. Alat-alat Bantu
Alat-alat bantu yang digunakan dalam pembuatan spesimen dan
pengujian antara lain, wadah sebagai tempat pencampuran bahan, sendok
plastik, 1 set toolbox, gergaji, amplas, jangka sorong.
h. Sepeda Motor Yamaha Jupiter Z
Alat ini digunakan untuk melakukan uji performansi yang
bertujuan mengetahui laju keausan kampas rem dengan uji jalan
spesifikasi Yamaha Jupiter Z.
Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Spesifikasi Yamaha Jupiter Z
Panjang x Lebar x Tinggi 1.910 mm x 680mm x
1.045mm
Tinggi Tempat Duduk 760 mm
Jarak Sumbu Roda 1.230 mm
Jarak Terendah ke Tanah 1400 mm
Kapasitas Tangki Bahan 4,2 Liter
Bakar
Berat Kosong 99 kg
Tipe Rangka Pipa ‘‘Under-bone”
Suspeni Depan Telescopic
Suspensi Belakang Lengan Ayun
Rem Depan Cakram Tunggal 220 mm
Rem Belakang Tromol 130 mm
Ban Depan 70/90 - 17, 38P
Ban Belakang 80/90 – 17,44P
Tipe Mesin 2P2, 4langkah,SOHC 2klep
Perbandingan Kompresi 9.3 : 1
Kapasitas Oli 800 cc
Tipe transmisi Tipe Rotary 4 Kecepatan
Sistem Pengapian DC CDI
(Sumber: http://Yamaha-motor.co.id)
i. Counter Digital
Pengertian
Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian
logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang
diberikan pada bagian masukan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

Fungsi Counter Digital


- Counter digunakan untuk berbagai operasi aritmatika.
- Pembagi frekuensi.
- Penghitung jarak (odometer).
- Penghitung kecepatan (speedometer), yang pengembangannya
digunakan luas dalam aplikasi perhitungan pada instrumen ilmiah,
kontrol industri, komputer, perlengkapan komunikasi, dan
sebagainya.
Macam-Macam Rangkaian Pencacah
- Pencacah naik (up counter), melakukan cacahan dari kecil ke arah
besar, kemudian kembali ke cacahan awal secara otomatis.
- Pencacah menurun (down counter), pencacahan dari besar ke arah
kecil hingga cacahan terakhir kemudian kembali ke cacahan awal.
Pada penelitian ini counter yang digunakan yaitu up counter
dimana counter ini berfungsi untuk menghitung jumlah tarikan pada tuas
rem. Counter ini bekerja berdasarkan sinyal arus listrik yang mengalir
pada lampu rem, sepeda motor yang melakukan pengereman otomatis
lampu remnya akan menyala begitu juga counter ini akan menghitung
jumlah berapa kali nyala lampu rem.
Penggunaan counter digital pada penelitian ini dimaksudkan
agar dalam perhitungan frekuensi tarikan tuas rem dapat dilakukan tanpa
menggangu proses pengereman, serta data yang didapatkan dari counter
ini lebih akurat dibanding dengan perhitungan manual. Berikut ini
gambar diagram rangkaian counter digital.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

Gambar 3.8. Rangkaian Counter Digital


(Sumber: Isbullah, 2013)
Pemasangan counter digital pada sepeda motor di hubungkan
dengan switch brake dan aki sebagai sumber arusnya. Pada counter
digital terdapat 6 kabel yang mana 2 kabel yang dihubungkan ke sumber
listrik, 2 kabel sebagai input dan output yang dihubungkan ke switch
brake handle rem depan, dan 2 kabel sisanya pada switch brake pedal
rem belakang.
Untuk menghubungkan antara micro controler dan LCD perlu
adanya sebuah adapter. Adapter adalah suatu komponen yang fungsinya
untuk menghubungkan dua buah hard ware yang tidak cocok menjadi
dapat terhubung.
3. Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Penelitian
1) Persiapan alat dan bahan.
2) Tempurung kelapa yang sudah dipotong kemudian di rendam.
3) Tempurung kelapa yang sudah di rendam kemudian di haluskan
menggunakan kikir dan gerinda sampai halus agar dapat di saring
dengan mesh 60.
b. Pembuatan Spesimen
Pembuatan spesimen dilakukan dengan metode metalurgi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

serbuk, tahapannya adalah sebagai berikut:


1) Persiapan dies
2) Menyiapkan bahan berupa baja yang digunakan untuk membuat
cetakan.
3) Memotong baja sesuai ukuran cetakan.
4) Membuat cetakan yang disamakan dengan pola kampas rem
Indopart yang digunakan oleh sepeda motor Yamaha Jupiter Z.
5) Persiapan bahan komposit.
6) Persiapan bahan-bahan matriks penyusun, filler, dan perekat yang
bisa di beli dari toko atau terdapat di bengkel.
7) Mengukur bahan yang digunakan sesuai dengan instruksi penelitian
yang keseluruhan mempunyai masa total 20 gram.
8) Melakukan pencampuran matriks penyusun berupa serbuk
tempurung kelapa dan alumunium dengan rata.
9) Penambahan bahan perekat matriks berupa epoxy dan katalis sebesar
1% dari massa epoxy.
10) Melakukan pencampuran dan aduk adonan bahan komposit pada
dies lalu ratakan dengan alat perata.
c. Pencetakan kampas
1) Menempatkan adonan bahan yang sudah dicampur pada dies lalu
tekan dengan alat perata.
2) Tempatkan dies pada mesin press, lalu lakukan kompaksi beban
2.000 kg dan di tahan selama 15 menit.
3) Lepaskan spesimen setelah dilakukan kompaksi.
4) Membersihkan sisa dari press lalu lakukan proses sintering tanpa
melepas dari dies. Press dilakukan dengan menggunakan oven
listrik yang di setel pada suhu 180oC.
5) Keluarkan dies setelah dilakukan sintering lalu diamkan sampai
mencapai suhu normal, dan keluarkan spesimen komposit kampas
rem dari dies.
6) Melakukan pengamplasan spesimen agar permukaan spesimen rata.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

7) Merekatkan spesimen kampas rem dengan sepatu rem menggunakan


epoxy dan dilakukan sintering dengan suhu 180oC selama 15 menit.
8) Pemberian alur pada kampas rem menggunakan gergaji, alur dibuat
agar kampas rem mirip dengan kampas rem Indoparts.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

4. Diagram Alur Penelitian


Berikut ini merupakan diagram alur penelitian:

Mulai

Studi Lapangan dan Studi Pustaka

Persiapan Alat dan Bahan

Pembuatan Kampas Rem

Kampas Rem
Pemasangan pada Sepatu Rem Produk Indoparts

Spesimen Komposit Kampas Rem

Foto Makro

Pengujian dengan Uji Jalan

Hasil Pengujian

Analisis Data dan Pembahasan

Menyusun Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.9. Diagram Alur Penelitian


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

G. Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif. Teknik
analisis data ini merupakan analisis data dengan mengamati secara langsung
keadaan penelitian dan hasil pengujian. Adapun pengujian dilakukan melalui
beberapa pengujian performasi pengereman kampas rem. Dari beberapa pengujian
tersebut di dapat data-data yang akan digunakan untuk menghitung laju keausan
kampas rem yang di uji.
Penelitian dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan pembuatan
kampas rem dan mencari referensi sebagai acuan dan dasar penelitian. Setelah
bahan didapatkan kemudian di proses dan ditentukan komposisinya. Kemudian
bahan-bahan tersebut di campur menjadi satu dan dimasukan ke dalam cetakan
dan di press. Setelah itu dilakukan proses sintering. Setelah semua spesimen
selesai dibuat maka spesimen siap untuk dilakukan pengujian dan pengamatan,
sebagai berikut:
1. Foto Spesimen Kampas Rem
Foto yang di ambil adalah spesimen yang sudah jadi dan siap untuk
di pasang pada sepeda motor. Spesimen kampas rem melalui beberapa proses
yang telah diuraikan. Foto spesimen digunakan untuk melihat bahan hasil
kampas yang telah di lakukan uji jalan.
2. Pengujian
a. Pengujian Brinell

Uji Brinell bertujuan untuk mengetahui kekerasan kampas rem


serbuk tempurung kelapa. Pengujian kekerasan (hardness) dengan
metode Brinell di pilih karena bahan termasuk jenis komposit. Pengujian
kekerasan bertujuan untuk mengetahui ketahanan benda uji terhadap
penetrasi suatu material yang lebih keras dengan bentuk dan di bawah
pengaruh gaya tertentu sehingga akan didapatkan nilai kekerasan dari
benda uji. Alat yang digunakan adalah Brinell Hardness Terster.
Pengujian kekerasan ini dilakukan sebagai acuan untuk
mengetahui apakah spesimen kampas rem yang telah dibuat dapat
digunakan dan layak untuk pengujian langsung di lapangan. Pengujian
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

kekerasan brinell ini dilakukan pada 3 titik di setiap spesimen (atas,


tengah, bawah) bisa secara acak maupun terstruktur. Kemudian dari
pengujian 3 titik tersebut diperoleh rata-rata dari nilai kekerasan
spesimen.
Komposisi serbuk tempurung kelapa 30%, alumunium 30%,
resin Epoxy 40%. Pembuatan dan penentuan komposisi ini mengacu
pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fredianto (2015).
Kekerasan Brinell di ketahui dari alat bantu mesin Brinell.
Sementara rata-rata di hitung dari jumlah hasil kekerasan di bagi dengan
n (jumlah titik uji).
b. Pengujian Spesimen

Kampas rem yang sudah di cetak dan sudah melalui proses


finishing akan dilakukan uji spesimen. Pengujian kampas rem dilakukan
setelah spesimen sudah layak untuk dilakukan uji jalan, yaitu melalui uji
kekerasan Brinell. Pengujian spesimen dilakukan dengan pengujian
secara langsung dilapangan atau uji jalan. Pengujian yang di rencanakan
adalah sejauh 1.500 km dan setiap 500 km dilakukan pengecekan
ketebalan kampas menggunakan alat ukur mikrometer digital untuk
mengetahui laju keausannya, tetapi jika sebelum jarak itu kampas rem
sudah habis maka dilakukan perhitungan akhir dan tidak diulang lagi.
Pengujian jalan dilakukan sejauh 1.500 km. Pengujian jalan
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketahanan dari spesimen
kampas rem. Pengukuran spesimen kampas rem serbuk tempurung
kelapa menggunakan mikrometer digital sebagai alat penghitung karena
nilai toleransinya kecil, pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui
laju keausan dari spesimen kampas rem.
Penghitungan laju keausan kampas rem dilakukan setiap 500
km jarak uji jalan, dan dilakukan sebanyak 3 kali, jadi total jaraknya
1.500 km untuk keseluruhan. Untuk mengetahui analisa laju keausan
dapat mengacu pada jarak tempuh dan jumlah pengereman setiap 500 km
dan total sejauh 1.500 km. Keadaan selain dari beberapa variabel yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

telah disebutkan diatas diabaikan, seperti tekanan, berat pengendara,


cuaca, keadaan mesin dan sebagainya. Setelah menghitung dari beberapa
variabel tersebut, baru dapat diperoleh hasil dari laju keausan spesimen
kampas rem serbuk tempurung kelapa. Hasil ini dimaksudkan untuk
mengetahui berapa selisih laju keausan antara spesimen kampas rem
serbuk tempurung kelapa dan kampas yang sudah beredar dipasaran
(Indoparts). Jika selisih laju keausan dari kedua kampas tersebut kecil
maka spesimen kampas rem serbuk tempurung kelapa layak digunakan
sebagai kampas rem sepeda motor.
1) Uji Tingkat Keausan
Pengujian ini bertujuan untuk menghitung rata-rata jarak
tempuh dan ketebalan kampas rem setelah menempuh jarak 500
km. Pengujian ini dilakukan berdasarkan dari 3 jarak tempuh yaitu:
jarak tempuh pertama 0-500 km, kedua 500-1.000 km, dan ketiga
1.000-1.500 km.
2) Uji Laju Keausan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui laju keausan
kampas rem setiap kilometer. Berikut adalah rumus perhitungan laju
keausan:

Rata-Rata tingkat keausan (mm)


Jarak Tempuh (km)
3) Jumlah Pengereman
Jumlah pengereman dari kampas rem diperoleh dari
perhitungan menggunakan digital counter. Dari perhitungan digital
counter diperoleh jumlah pengereman pada pengukuran pertama 0-
500 km, kedua 500-1.000 km, dan ketiga 1.000-1.500 km.
4) Uji Performa/Umur Pakai
Pengujian ini dilakukan guna untuk mengetahui seberapa
lama kampas rem dapat digunakan atau diaplikasikan pada sepeda
motor. Tebal kampas minimal diasumsikan 0,5 mm sedangkan tebal
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

kampas mula-mula adalah 5 mm. Berikut adalah rumus perhitungan


umur pakai kampas rem:

5 mm – 0,5 mm
Ketebalan Kampas (mm/km)

Anda mungkin juga menyukai