Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

SAMPLING

DIAN ARISANDY
09320200010
C2

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi dan cadangan bahan galian yang cukup besar dan
menyebar hampir merata di seluruh wilaya yang dimaksud dengan bahan galian
adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian golongan
C dan batubara (coal).
Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation mineral processing mineral
dressing) adalah suatu prosses pengolahan dengan memanfaatkan
perbedaanperbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan
galian yang bersangkutan. Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut
dengan pencucian batubara (coal washing) atau preparasi batubara (coal
preparation). Indonesia memiliki potensi dan cadangan bahan galian yang cukup
besar dan menyebar hampir merata di seluruh wilayah Yang dimaksud dengan bahan
galian adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian
golongan C dan batubara (coal).
Sampling adalah operasi pengambilan sebagain yang banyaknya cukup untuk
dianalisis atau uji fisik dari suatu yang besar jumlahnya. Sedemikian rupa sehingga
perbandingan dan distribusi kualitas adalah sama pada keduanya. Suatu yang besar
jumlahnya seperti disebut diatas disebut lot atau populasi, misalnya produksi satu
hari atau pengiriman bijih satu kapal dan lain-lain yang kita ingin ketahui datanya
seperti kandungan logam, distribusi ukuran, kandungan air dan lain lain. Contoh
yang diperoleh harus representatif atau dapat dipercaya, artinya harus diambil
menurut teknik dan prosedur yang benar. pencucian batubara (coal washing) atau
preparasi batubara (coal preparation) untuk saat ini umumnya endapan bahan galian
yang ditemukan dialam sudah jarang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga
yang tinggi dan siap utntuk dilebur atau dimanfaatkan.
Data atau besaran tentang populasi disebut parameter (tidak pernah dikatahui
secara mutlak), sedangkan besaran yang diperoleh dari contoh disebut statistik jadi
teknik teknik sampling dan untuk menguasai data statistika yang digunakan pada
sampling dan melanjutkan penelitian tertentu atau penelitian (Anwar Hidayat, 2017).

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

1.2 Manfaat dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui dan
menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi
dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini, yaitu agar:
a. Mempelajari teknik-teknik sampling dan reduksi jumlahnya;
b. Menguasai data-data statistika yang digunakan sampling.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Riffler;
b. Alat Pelindung Diri;
c. Timbangan;
d. Alat Tulis Menulis;
e. Cawan;
f. Kuas (3 inch);
g. Mistar;
h. Sekop.
1.3.2 Bahan
a. Pasir;
b. Tabel Data Pengamatan;
c. Kantong Sampel.

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampling

Pengertian teknik sampling menurut Sugiyono (2001) merupakan teknik


pengambilan sampel (Sugiyono, 2001:56). Pengertian teknik sampling menurut
Margono (2004) adalah: Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel
yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representative.
Populasi, Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuansatuan
atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuansatuan
tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusiinstitusi,
benda-benda, dan seterusnya.
Macam-macam sampling yaitu:
1. Bulk sample, contoh meruah, yakni contoh dalam jumlah besar yang diambil
secara sistematik dalam interval tertentu. Untuk batubara, bulk sample pada
awalnya adalah contoh sebanyak satu lori (gerobak) pada interval tertentu
sepanjang lapisan batubara untuk analisa ukuran dan kotoran (abu). Tetapi
pengertian ini semakin meluas. Tambang-tambang batubara di Indonesia
dapat mengambil lebih dari 100000 ton batubara sebagai contoh meruah
terutama untuk uji bakar pada PLTU, termasuk uji penambangan, uji
pengangkutan, uji pengapalan dan uji pemasaran. Contoh meruah ini sering
disebut produksi awal atau produksi permulaan (initial production) yang
bebas bagi hasil.
2. Grab sample, contoh batubara yang biasanya terdiri dari satu potong atau
bongkah, dipilih dari lapisan atau tumpukan batubara, dari alat gali, alat
angkut ataupun dari mesin pencucian batubara.
3. Channel sampling adalah pengambilan sample dari lapisan batubara dengan
membuat torehan memanjang menurut ketebalan batubara atau endapan
bahan galian lainnya. Sampel ini mewakili penampang batubara menurut
ketebalannya. Sampel ini biasanya diambil di sekitar singkapan. Sebelum

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

melakukan penyampelan, sumuran atau parit memanjang dibuat untuk


membuka satu sisi batubara segar.
4. Chip sampling, Diambil pada batuan yang masih segar/mineralisasi
mengandung logam berharga. Banyak + 1 Kg.

2.2 Pengertian Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan
ditarik kesimpulan. Penelitian dengan menggunakan sampel lebih menguntungkan
dibandingkan dengan penelitian menggunakan populasi, karena penelitian dengan
menggunakan sampel lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam menentukan
sampel langkah awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi atau
menentukan populasi target. Sample ini mewakili penampang batubara menurut
ketebalannya. Ada beberapa kekeliruan yang mengkibatkan biasa dalam penarikan
sampel, antara lain:
a. Dalam menentukan populasi target.
b. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi
target.
c. Salah dalam menentukan wilayah.
d. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah
populasinya.
Sampel atau contoh secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari
populasi yang mewakili secara keseluruhan sifat dan karakter dari populasi. . Dalam
menentukan sampel langkah awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis
populasi atau menentukan populasi target. Sebagai gambaran sederhana sampel
dibutuhkan sebagai acuan untuk memberi gambaran sederhana seperti seseorang
yang membeli rambutan. Seorang pembeli yang pintar biasanya akan memilih secara
rambang rambutan yang dijajakan untuk menghindari kecurangan yang dilakukan
oleh pedagang. Rasa buah rambutan yang dicicipi akan menjadi alat tafsiran
mengenai rasa seluruh rambutan yang ada (Arif, A. Taufik, 2014).
Dalam penelitian pendidikan objek penelitian biasanya akan berlaku pada
peserta didik, mahasiswa, guru atau lembaga pendidikan. Kumpulan dari objek

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

biasanya memiliki volume cukup besar selanjutnya disebut populasi penelitian.


Volume yang cukup besar ini kemudian dapat diamati dengan menarik sampel yang
mewakili populasi dengan alasan yang berbagai macam tentu saja dengan tujuan
yang utama adalah terlaksana sebuah penelitian dengan benar sehingga jika desain
dari sebuah penelitian mengharuskan penggunaan populasi, maka pengambilan
sampel tidak diperbolehkan dan begitu pula sebaliknya, penelitian yang tidak
memperbolehkan melakukan treatment pada seluruh populasi maka pengambilan
sampel penelitian adalah sebuah keharusan (Arif, A. Taufik, 2014).
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik dari
populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil sebagian dengan
kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari populasi dengan kata
representatif. jumlah dari sampel tidak selalu besar dan juga tidak selalu kecil, hal ini
bergantung pada pada keterwakilan karakter dari sampel. Sebagai contoh pada
penelitian mengenai golongan darah, tentu saja tidak perlu memasukkan seluruh
darah dari seseorang ke dalam laboratorium karena 2 ml darah sudah cukup untuk
digunakan untuk mengetahui golongan darah yang ada di bagian kaki, kepala atau
tangan dari pasien (Arif, A. Taufik, 2014).
Pada beberapa bentuk penelitian kemungkinan jumlah harus terpenuhi
sehingga ada aturan baku mengenai sampel minum yang harus diambil dalam sebuah
penelitian. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kualitas dari sampel yang diambil.
Sebagai contoh sebuah penelitian mengenai daya beli di kabupaten Gowa.
mengambil lima orang sampel sebagai wakil dari populasi tidak cukup untuk
mewakili seluruh populasi. Selain dari kualitas, pada sebuah penelitian yang
membutuhkan statistik inferensi, jumlah sampel minimal harus disesuaikan dengan
jenis analisis statistik yang digunakan terutama untuk distribusi data dari sampel
(Arif, A. Taufik, 2014).
Pada dasarnya tidak ada aturan baku mengenai pengambilan ukuran dari
sampel selama sampel sudah mewakili karakteristik dari populasi. Namun dalam
penelitian yang bersifat psikologi seperti pada penelitian pendidikan, Semakin besar
jumlah akan menghasilkan data yang lebih stabil. Selain dari karakteristik peneliti
juga harus mempertimbangkan jumlah data yang dibutuhkan untuk keperluan analisis
Statistik. Sebagai contoh jika penelitian yang dilakukan bertujuan untuk

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

membandingkan dua bua grouph dengan satu variabel pembanding, analisis yang
dilakukan untuk data yang terdistribusi normal adalah untuk distribusi t
mengharuskan minimal jumlah data terdiri dari 30 data karena kurang dari itu tidak
menghasilkan analisis yang baik dan tidak lebih dari 60 data (Arif, A. Taufik, 2014).

2.3 Jenis-jenis Sampling

Cara Pengambilan Sampel bermacam-macam tergantung jenis penelitian


yang akan dilakukan. Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2
kelas besar yaitu;
1. Probability Sampling (Random Sample)
Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau
acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Metode
ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara lain.
a. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling.
teknik penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya
menggunakan nomor undian (Arif, A. Taufik, 2014).
Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana.
Pendapat pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan
lagi sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat
kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada pengambilan sampel
menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling sering digunakan adalah
Simple Random Sampling dengan pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui
standard error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan
bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang
dimaksud. Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana: Dalam suatu
penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah 100
orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama.
Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama
dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah
sampel memenuhi kebutuhan penelitian (Arif, A. Taufik, 2014).
b. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam
memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari
100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden
dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.
Contoh sampel acak sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang
ke10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30
dan seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian (Arif, A. Taufik, 2014).
c. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar
tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat
atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan
diambil dari masing-masing kelompok tersebut (Arif, A. Taufik, 2014).
d. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok/area tertentu. Tujuan metode Cluster
Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian
yang berbeda di dalam suatu instansi. Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien
di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang poli di RS A dan lain sebagainya (Arif, A.
Taufik, 2014).
e. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
bertingkat dua, tiga atau lebih. Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW –
RT (Arif, A. Taufik, 2014).
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

Jenis teknik sampling ini antara lain:


a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut (Anwar Hidayat, 2017).
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini
jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap
kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah
terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan. Teknik ini biasanya digunakan dan
didesain untuk penelitian yang menginginkan sedikit sampel (Anwar Hidayat, 2017).
c. Sampling Aksidental

Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,


yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai
sumber data (Anwar Hidayat, 2017).
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas
ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang
disesuaikan dengan kriteria tertentu yang diterapkan (Anwar Hidayat, 2017).
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel (Anwar Hidayat, 2017).
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang awal mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel. Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

banyak, makin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan
sampel purposive dan snowball (Anwar Hidayat, 2017).

2.4 Syarat Pengambilan sampel


Sampel harus memiliki seluruh kriteria dari populasi oleh karean
pertimbangan pengambilan sampel harus memiliki dua kriteria yakni:
1. Presisi
Presisi dari sampel adalah pertimbangan mengenai estimasi yang mungkin
muncul dalam pengambilan data yang diakibatkan oleh sampel. Salah satu cara untuk
estimasi data ini adalah melihat standar deviasi dari data yang ada. Sampel yang
digunakan harus baik dari segi kualitas dan kuantitas. Sebagai contoh rata-rata
penghasilan di perumahan A adalah Rp 25.500.000 yang didapatkan dari dua orang
sampel dengan penghasilan sampel X sebanyak Rp 50.000.000 dan sampel Y
sebanyak 1.000.000. Kesimpulan rata-rata dari perumahan berdasarkan operasi
matematis sudah benar namun pada kajian statistik dan kesimpulan tentu saja tidak
benar. Penambahan julah sampel adalah salah satu cara untuk mengurangi kesalahan
analisis data (Burt, R.O, 1984).
2. Akurasi
Akurasi mengacu kepada sifat dan karakter dari sampel yang digunakan.
Sebuah populasi yang homogen hanya terdapat pada kasus yang bersifat teoritik.
Sifat dan karater dari sampel yang diambil terkadang tidak sesuai dengan keadaan
populasi karena pengaruh banyak hal. Peneliti harus memiliki kemampuan untuk
mengetahui secara detail karakter setiap sampel yang digunakan dari populasi (Burt,
R.O, 1984).
Beberapa kasus mungkin saja mengurangi akurasi dari pengambilan sampel
seperti kasus penelitian terhadap pengaruh jam belajar di luar jam sekolah. Sebuah
sekolah khusus seperti proyek pemerintah tidak boleh dimasukkan karena adanya
karakter yang berbeda dari populasi secara keseluruhan (Burt, R.O, 1984).

2.5 Prosedur sampling

Prosedur pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara random maupun


dengan nonrandom. Perbedaan kedua prosedur pengambilan sampel didasarkan atas
pertimbangan diperhitungkan atau tidaknya probabilitas dalam pengambilan sampel.

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :


1) Random atau acak
Prosedur pengambilan sampel secara random atau acak dikenal pula sebagai
sampling peluang (probability sampling). Sampling peluang adalah teknik sampling
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Sampling peluang dipilih apabila sebuah sampel
yang anggotanya diambil dari populasi berdasarkan peluang yang diketahui. Dalam
prosedur sampling peluang, setiap anggota populasi memiliki peluang (probability)
yang sama untuk terambil sebagai sampel. Setiap anggota memiliki peluang yang
sama terpilih menjadi sampel karena pengambilannya dilakukan secara acak.
Pengambilan sampel secara random memiliki kelebihan dari nonrandom. Sampling
dengan prosedur ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena peluang
kesalahan pengambilan kesimpulan akibat kekeliruan dalam penarikan sampel
(pengambilan sampel yang tidak representatif terhadap populasi) dapat
diperhitungkan berdasarkan teori peluang. Randomisasi menghasilkan sampel yang
mempunyai keserupaan dengan populasi karena sampel yang ditarik secara acak
mengambil sampel dari berbagai karakter anggota populasi. Random tidak memberi
kesempatan untuk memilih sampel, sehingga sampel yang dihasilkan melalui cara ini
mempunyai representativitas yang lebih tinggi. Untuk mengambil sampel dengan
sampling peluang terdapat tiga langkah yang harus dilakukan yaitu menentukan
tingkat kesalahan sampling, menentukan ukuran sampel, dan mengambil sampel
dengan teknik yang tepat. Tingkat kesalahan ditetapkan untuk menentukan ukuran
sampel yang akan diteliti. kesalahan yang lebih kecil menuntut ukuran sampel yang
lebih besar. Makin besar ukuran sampel makin baik karena makin dekat ciri populasi
dengan sampelnya. Namun ukuran sampel yang besar tidak dapat menjadi estimator
yang baik untuk populasi bila teknik pengambilannya tidak dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk itu, sampel harus diambil dengan teknik yang tepat.

(a) Menentukan kesalahan sampling


Penelitian yang hanya dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis
data yang diambil dari sampel bisa menghasilkan kesimpulan yang menyesatkan.
Melakukan penelitian hanya atas sampel mengandung resiko kesalahan karena tidak
meneliti seluruh elemen atau individu dalam populasi. Kesalahan yang disebabkan

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

tidak meneliti seluruh populasi dan hanya meneliti sampel disebut kesalahan
sampling (sampling error). Kesalahan sampling adalah kekeliruan yang disebabkan
oleh kenyataan adanya pemeriksaan yang tidak lengkap terhadap populasi. Kekelirun
sampling adalah perbedaan antara hasil sampel dan hasil yang akan dicapai jika
prosedur yang sama digunakan dalam sensus. Kesalahan sampling tidak dapat
dihindari apabila penelitian dilakukan hanya atas sampel. Namun begitu kesimpulan
hasil penelitian sampel masih dapat diterima apabila tingkat kesalahannya masih
dalam taraf yang dapat ditoleransi (bound of errror). Misalnya taraf kesalahan 5%
maka kesimpulan hasil penelitian sampel dapat diterima tetapi mengandung
kesalahan maksimal 5% karena hanya sampel yang diteliti. Tingkat kesalahan
berhubungan dengan resiko pengambilan keputusan. Untuk mengukur,
memperhitungkan dan mengontrol kekeliruan sampling maka dilakukan upaya
memperbesar ukuran sampel dan menggunakan sampling acak. Tingkat kesalahan
yang dapat ditoleransi berhubungan dengan ukuran sampel yang akan diambil.
Apabila sampel diambil 100% dari populasi maka sampel 100% mewakili populasi
dan tidak ada kesalahan sampling. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi
maka peluang kesalahan makin kecil. Ukuran sampel ditentukan sehubungan dengan
kemampuannya meramalkan ciri-ciri populasi dalam sampel. Semakin besar ukuran
sampel maka semakin dekat sampel dengan populasi dan semakin baik sampel
meramalkan ciri populasi. Oleh karenanya, bila menerima resiko yang lebih kecil
maka ukuran sampel yang diambil harus lebih besar, dan sebaliknya. Pengambilan
sampel secara acak juga dapat mengurangi kesalahan sampling. Sampling acak
membuat terambilnya seluruh ciri anggota populasi ke dalam sampel terpilih. Sampel
yang terambil akan saling mengkompensasi satu sama lain sehingga pada
keseluruhan sampel yang terambil akan memiliki rata-rata dan simpangan deviasi
yang sama dengan populasi.
(b.) Menentukan ukuran sampel
Kesalahan sampling yang ditentukan akan mempengaruhi ukuran sampel
yang akan diteliti. Ukuran sampel merupakan jumlah tertentu dari sampel yang
dengan tingkat kesalahan sampling tertentu masih diterima sebagai sampel yang
representatif. Di samping berdasarkan toleransi tingkat kesalahan, ukuran sampel
juga sangat tergantung kepada homogenitas sampel. Sampel pada ukuran yang kecil

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

cukup diambil pada populasi yang relatif homogen, sedang sampel yang sangat
heterogen membutuhkan sampel yang lebih besar. Prinsip dalam penentuan ukuran
sampel adalah semakin besar sampel, maka semakin dekat sampel dengan populasi,
sehingga tingkat kesalahan semakin kecil. Bila sampel dekat dengan populasi maka
data yang diambil dari sampel makin akurat untuk meramalkan kesimpulan atas
populasi. Dengan kata lain, kalau diinginkan tingkat kesalahan kecil atau tingkat
kepercayaan yang besar maka dibutuhkan sampel yang jumlahnya besar. Dalam
penelitian ilmu sosial biasanya mengambil tingkat kesalahan 1% bila diinginkan
resiko kecil, dan 5% resiko besar. Semakin besar sampel, semakin besar
kemungkinan dapat mencerminkan populasinya, sebab mean dan standar deviasi
yang diperoleh pada sampel mempunyai probabilitas yang tinggi untuk menyerupai
mean dan standar deviasi populasi. Dalam hubungannya dengan pengujian hipotesis
statistik, semakin besar sampel maka semakin kecil kemungkinan untuk menerima
hipotesis nol bila sebenarnya palsu . Sebagai pedoman dalam menentukan ukuran
sampel, Krectjie menyusun tabel yang mendaftar ukuran sampel (S) minimal yang
harus diambil dari ukuran populasi tertentu (N) pada kesalahan sampling 5%.
Misalnya pada N populasi 100 maka sampelnya adalah 80. Namun untuk
menentukan berapa jumlah sampel agar mencerminkan populasi, seorang peneliti
harus pula memperhatikan penelitian, hipotesis, keterbatasan dana, kadar pentingnya
penelitian, jumlah variabel, metode pengumpulan data, akurasi yang diperlukan,
besarnya populasi, karakter populasi, dan teknik samplingnya.
(c.) Mengambil sampel dengan teknik yang tepat.
Meski rumus umumnya makin besar sampel makin baik, namun makin besar
sampel makin tinggi ongkos yang harus dikeluarkan untuk pengumpulan data.
Sampel yang besar juga tidak menjamin menjadi prediktor yang baik bagi populasi
apabila sampel yang diambil tidak mencerminkan ciri yang dimiliki oleh populasi.
Untuk itu, pengambilan sampel harus dilakukan dengan teknik yang tepat. Cara
mengambil sampel sangat tergantung pada teknik sampling yang digunakan.
Terdapat beberapa cara mengambil sampel dalam sampling random yaitu sampling
acak sederhana, sampling acak berstrata, sampling acak berkluster, dan sampling
acak bertingkat. Macam teknik sampling yang digunakan sangat tergantung kepada
karakter populasi. Sampling yang dilakukan harus mempertimbangkan karakter

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

populasi agar sampel yang ditarik mempunyai tingkat representasi yang tinggi.
Struktur sampel harus sama dengan struktur populasi untuk mencapai keterwakilan
setinggi mungkin. Teknik sampling acak sederhana (simple random sampling)
digunakan apabila populasi homogen. Populasi yang homogen memungkinkan
sampel diambil langsung dari populasinya secara acak dalam ukuran yang telah
ditentukan. Sampling sederhana dilakukan karena setiap individu homogen sehingga
sampel dapat diambil dari individu manapun. Misalnya bila semua guru sebuah
sekolah yang menjadi populasi diasumsikan homogen maka dari populasi itu
sejumlah ukuran sampel dapat langsung ditarik. Teknik sampling acak berstrata
(stratified random sampling) digunakan apabila populasinya berstrata. Oleh karena
karakter populasinya bersrata maka sampel harus pula berstrata. Untuk mendapatkan
sampel yang berstrata sebagaimana populasinya maka sampel ditarik dari populasi
induknya dengan sampling acak berstrata. Sampel diambil dari strata secara acak dan
ukuran sampel untuk tiap strata proporsional dengan ukuran strata populasi, sehingga
sampling ini dikenal sebagai sampling acak berstrata proporsional (proportional
stratified random sampling). Misalnya: populasinya adalah seluruh siswa sekolah X.
Populasinya berstrata karena sekolah X mempunyai kelas-kelas. Oleh karena
populasinya berstrata, agar sampel juga berstrata maka digunakanlah teknik sampling
acak berstrata. Bila seluruh siswa berjumlah 100 orang terdiri dari siswa kelas I: 30
orang, kelas II: 40 orang dan kelas III: 30 orang dan ukuran sampel yang akan
diambil 50 orang maka sampel yang ditarik secara acak sebanyak 15 orang dari kelas
I, 20 orang dari kelas II dan 15 orang dari kelas III. Teknik sampling acak berkluster
(cluster random sampling) digunakan apabila populasinya berkluster. Sampel yang
representatif dari populasi berkluster atau berarea juga harus berkluster, sehingga
teknik samplingnya menggunakan teknik sampling acak berkluster atau berarea (area
random sampling). Sampel diambil dari kluster secara acak dan ukuran sampel untuk
tiap kluster proporsional dengan ukuran kluster populasi sehingga sampaling ini
dikenal dengan sampling acak kluster proporsional (proportional cluster random
sampling). Beberapa populasi yang mempunyai sifat berkluster adalah penduduk
kabupaten, konsumen suatu daerah pemasaran, belanja, pembeli dalam satu tahun,
transaksi penjualan, dan sebagainya. Misalnya populasi adalah seluruh Sekolah Dasar
di jawa Tengah. Sekolah diambil dari kabupaten, kecamatan dan desa dengan

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

sampling acak berkluster. Teknik sampling acak bertingkat (multistage random


sampling) adalah sampling yang dilakukan atas populasi yang mempunyai karakter
berstrata dan berkluster. Oleh karena populasinya berstrata dan berkluster, maka
sampling yang digunakan adalah sampling acak bertingkat untuk mendapatkan
sampel yang memiliki strata dan kluster. Misalnya populasi adalah seluruh siswa
Sekolah Dasar di Jawa Tengah. Populasinya berkluster karena berada dalam tingkat-
tingkat area mulai dari kabupaten sampai desa dan sekolah berstrata karena
mempunyai kelas-kelas sebagai strata. Penarikan sampel dilakukan dalam dua
tingkat: mengambil secara acak kota/kabupaten dari Jawa Tengah sebagai populasi
induk, mengambil secara acak kecamatan dari kota/kabupaten yang terpilih sebagai
sampel, mengambil secara acak desa dari kecamatan yang terpilih sebagai sampel,
mengambil Sekolah Dasar dari desa yang terpilih sebagai sampel, semuanya dengan
sampling acak berkluster dan mengambil siswa kelas 1 sampai 6 dari sekolah yang
terpilih sebagai sampel dengan sampling acak berstrata.
2. Non-random atau tidak acak
Sampling non-random atau tidak acak adalah pengambilan sampel di mana
tidak setiap anggota populasi mempunyai peluang terpilih sebagai sampel
(nonprobability sampling). Nonprobability sampling adalah teknik sampling yang
tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Dalam prosedur sampling tidak acak, tidak terdapat kegiatan penentuan
kesalahan sampling dan ukuran sampel, sebab penarikan sampel dari populasinya
tidak memperhitungkan peluang kesesatan dalam pengambilan keputusan
berdasarkan sampel. Penarikan sampel didasarkan pertimbangan tertentu berdasarkan
kepentingan penelitian. Terdapat individu dalam populasi yang tidak dapat ditarik
menjadi sampel karena sudah tersisihkan dengan pertimbangan tertentu. Kebenaran
keputusan kesimpulan tidak dapat dipastikan dalam taraf tertentu sehingga
pertanggungjawaban kebenarannya lebih lemah dibandingkan pengambilan sampel
secara acak. Keterwakilan (representativeness) populasi oleh sampel dengan
prosedur non probability sampling ini lebih rendah karena tidak semua individu
dalam populasi mempunyai peluang yang sama terambil sebagai sampel. Sampel
ditarik dari populasi dengan tidak mengindahkan ketentuan randomisasi tetapi
dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan pertimbangan yang menjadi dasar

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

dilakukan sampling, terdapat beberapa jenis sampling yang tergolong dalam teknik
sampling tidak acak yaitu:
(a) Sampling bertujuan
Sampling bertujuan (purposive sampling) adalah pengambilan sampel yang
dilakukan dengan memilih secara sengaja menyesuaikan dengan tujuan penelitian.
Misalnya untuk melakukan penelitian tentang anak yang mempunyai masalah belajar
diambil sampel mereka yang mempunyai masalah belajar.
(b) Sampling kebetulan
Sampling kebetulan (incidental sampling) adalah sampel yang diambil karena
kebetulan ditemui. Misalnya mewawancarai orang yang kebetulan dijumpai di
terminal. Termasuk dalam sampling kebetulan adalah telepolling atau televoting di
mana yang terpilih menjadi sampel adalah mereka yang kebetulan memiliki telepon
dan berpartisipasi.
(c) Sampling kuota
Sampling kuota (quota sampling) adalah pengambilan sampel yang dilakukan
dengan mengambil sejumlah kuota sampel dari populasi dan menghentikan
pengambilan setelah kuota terpenuhi.
(d) Sampling tersedia
Sampling tersedia (availability sampling) adalah sampling yang dilakukan
karena kemampuan dalam menjangkaunya. Misalnya: populasi adalah seluruh siswa
sekolah X yang menekuni kegiatan Pramuka. Sampelnya adalah siswa pada tahun ini
mengikuti kegiatan.
(e) Sampling sistematik
Sampling sistematik (systematic sampling) adalah teknik sampling di mana
sampel ditentukan berdasarkan urutan yang diatur secara sistematik, misalnya sampel
yang diambil adalah yang mempunyai nomor dengan satuan 1 (satu) : 1, 11, 21, 31,
41 dan sebagainya.

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Prosedur kerja Sampling

1. Pertama yang dilakukan adalah mengambil material.

Gambar 3. 1 Menyiapkan sampel pasir

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

2. Kemudian masukkan sampel ke dalam alat quartering.

Gambar 3. 2 Memasukkan sampel ke dalam alat quartering


3. Setelah material tersebut keluar dari alat quartering, kemudian diambil dan
diletakkan diatas kertas, kemudian diratakan menjadi 4 bagian.

Gambar 3. 3 Membagi sampel menjadi 4 bagian

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

4. Setelah itu, membuat matriks 3x3 pada sebuah kertas. Kemudian tuangkan
sampel pada kertas tersebut dan hitung secara acak material yang berwarna
hitam (konsentrat) dan putih (tailing) pada kertas tersebut.

Gambar 3. 4 Membuat matriks 3x3 pada sebuah kertas

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan

Kotak Hitam Putih

1 21 34

2 23 22

3 43 22

4 32 15

5 23 13

Perhitungan mencari persentase sampel hitam dan putih dari hasil sampling.
1. Kotak 1:
a. Hitam + Putih = 21 + 34
= 55
21
b. Persentase Hitam = x 100 %
55

= 38,18 %
34
c. Persentase Putih = 55 x 100 %

= 61,81 %
Dari hasil perhitungan kotak 1 di atas di dapatkan hasil dari penjumlahan
hitam + putih adalah 55 persentase hitamnya 38,18 % dan persentase
putihnya 61,81 %.
2. Kotak 2:
a. Hitam + Putih = 23 + 22
= 45
23
b. Persentase Hitam = 45 x 100 %

= 51,1 %

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

22
c. Persentase Putih = 45 x 100 %

= 48,8
Dari hasil perhitungan kotak 2 di atas di dapatkan hasil dari penjumlahan
hitam + putih adalah 45 persentase hitamnya 51,1 % dan persentase putihnya
48,8 %.
3. Kotak 3:
a. Hitam + Putih = 42 + 22
= 64
42
b. Persentase Hitam = 63 x 100 %

= 65,6 %
22
c. Persentase Putih = x 100 %
64

= 34,37 %
Dari hasil perhitungan kotak 3 di atas di dapatkan hasil penjumlahan dari
hitam + putih adalah 64, persentase hitamnya 65,6 % dan persentase putihnya
34,37 %.
4. Kotak 4:
a. Hitam + Putih = 32 + 15
= 47
32
b. Persentase Hitam = 47 x 100 %

= 68,08 %
15
c. Persentase Putih = 47 x 100 %

= 31,9 %
Dari hasil perhitungan kotak 4 di atas di dapatkan hasil penjumlahan dari
hitam + putih adalah 47, persentase hitamnya 68,08 % dan persentase
putihnya 31,9 %.
5. Kotak 5:
a. Hitam + Putih = 23 + 13
= 36
23
b. Rata-rata Hitam = 36 x 100 %

= 63 %

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

13
c. Rata-rata Putih = 36 x 100 %

= 36,1 %
Dari hasil perhitungan kotak 5 di atas di dapatkan hasil dari penjumlahan
hitam + putih adalah 36 persentase hitamnya 63 % dan persentase putihnya
36,1 %.

52
51.1
51
50
48.8
49
48
47
46
45
45
44
43
42
41
Hitam + Putih Presentase Hitam Peresentase Putih

Gambar 4.1 Diagram Kotak 1

52
51.1
51
50
48.8
49
48
47
46
45
45
44
43
42
41
Hitam + Putih Presentase Hitam Peresentase Putih

Gambar 4.2 Diagram Kotak 2

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

70
63
60

50

40 36 36.1

30

20

10

0
Hitam + Putih Presentase Hitam Peresentase Putih

Gambar 4.3 Diagram Kotak 3

70
63
60

50

40 36 36.1

30

20

10

0
Hitam + Putih Presentase Hitam Peresentase Putih

Gambar 4.4 Diagram Kotak 4

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

70
63
60

50

40 36 36.1

30

20

10

0
Hitam + Putih Presentase Hitam Peresentase Putih

Gambar 4.5 Diagram Kotak 5

4.2 Pembahasan

Hasil analisis dari data pengamatan dengan menggunakan metode metode


great counting pada kotak 1 pasir hitamnya 32 dan pasir putih 24 kotak 2 pasir yang
hitamnya 24 butir dan putihnya 21 butir kota ketiga pasir hitam 21 butir dan pasir
putih 15 butir kotak 4 pasir hitamnya 19 butir dan pasir putihnya 12 butir kota ke-5
pasir hitamnya 20 butir dan pasir putihnya 14 butir dari data tersebut kemungkinan
yang dihasilkan dengan menggunakan rumus pertama yaitu jumlah pasir di setiap
kotak kedua jumlah pasir di setiap kota kedua menghitung persentase pasir hitam dan
persentase pasir putih di setiap kotak dan rumus tersebut menghasilkan nilai kotak 1
di atas di dapatkan hasil dari penjumlahan hitam + putih adalah 56 persentase
hitamnya 57,14 % dan persentase putihnya 42,85 %. Kotak 2 di atas di dapatkan
hasil dari penjumlahan hitam + putih adalah 45 persentase hitamnya 53,3 % dan
persentase putihnya 46,6 %. Kotak 3 di atas di dapatkan hasil penjumlahan dari
hitam + putih adalah 36, persentase hitamnya 58,3 % dan persentase putihnya 41,6
%. Kotak 4 di atas di dapatkan hasil penjumlahan dari hitam + putih adalah 31,
persentase hitamnya 61,29 % dan persentase putihnya 38,70 %. Kotak 5 di atas di
dapatkan hasil dari penjumlahan hitam + putih adalah 34 persentase hitamnya 58,82
% dan persentase putihnya 41,17 %. Dari data hasil analisis tersebut dapat dilihat
perbandingan antara nilai jumlah setiap kotak dan nilai persentase pasir hitam dan

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

pasir putih di setiap kotaknya itu memiliki nilai selisih yang lumayan kecil begitu
pula dengan nilai persentase dari pasir putih di setiap kotaknya jadi dapat
disimpulkan bahwa semakin kecil nilai persentase maka selisih antara setiap kotak
maka semakin akurat prosedur dan hasil analisis yang dilakukan.

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik pengambilan


sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagian dari populasi tersebut,
kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada
populasi (generalisasi). Adapun teknik-teknik sampling yang biasa digunakan yaitu
Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur atau populasi dan Nonprobability sampling
adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau populasi.
Dalam praktikum sampling ini dilakukan pemisahan material berupa pasir
berdasarkan sifat fisiknya. Pasir kemudian dipisahkan menjadi pasir hitam dan putih.
Adapun pemisahan ini dilakukan untuk membedakan material berharga (konsentrat)
dan material tidak berharga (tailing).

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium


Agar kiranya peralatan-peralatan yang digunakan saat praktikum segera
diperbaiki agar praktikan dapat melihat secara langsung proses kerja alat.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Tetap sabar dan mempertahankan keramahannya kepada praktikan dan lebih
meluangkan waktunya untuk praktikannya.

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Dahlan. 2016. Definisi mendalam tentang sampling. PT Gramedia


Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Anwar. Hidayat. 2017. Teknik sampling Dalam Penelitian. Statistikian.
Arif, A. Taufik. 2014. Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing). Buku ajar
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya,
Sumatra Selatan.
Burt, R.O. 1984. Gravity Concentration Technology, Elseiver, Amsterdam.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.
Rina, Hayati. 2019. Pengertian Teknik Sampling dan berbagai jenisnya.

MASLINA S.T. MUH. IMADUDDIN


09320200183

Anda mungkin juga menyukai