Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

SAMPLING

CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
C2

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan bahan galian merupakan metode yang dilakukan dengan tujuan


meningkatkan mutu serta kualitas bahan galian dalam hal ini bahan tambang mineral.
Pengolahan bahan galian adalah proses pemisahan mineral berharga dari mineral
yang tidak diinginkan atau tidak berharga untuk menghasilkan konsentrat yang tidak
mengubah sifat kimia mineral atau bahkan semua sifat fisiknya. Saat bahan tambang
yang baru saja diambil dari alam secara langsung belum dapat atau belum siap untuk
digunakan karena masih bercampur dengan zat pengotor (tailing). Akibatnya,
mineral atau bahan galian harus terlebih dahulu melewati proses pengolahan bahan
galian karena signifikansinya bagi penambangan sangat penting. Zat pengotor atau
tailing berasal dari material koalisi bahan tambang yang diambil. Maksudnya, zat
tersebut secara alamiah telah menempel dengan bahan tambang tersebut dalam kurun
waktu yang lama (Rakhmat Hidayat, 2014).
Sampling adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan sampel sesuai
dengan harapan si pengambil keputusan agar diperoleh sampel yang representatif dan
dapat mewakili populasi yang sebenarnya. Untuk menentukan teknik sampling, yang
selalu menjadi perhatian utama adalah bagaimana agar sampel yang diperoleh
nantinya dapat dinyatakan sebagai representasi dari populasi yang sedang diteliti.
Penentuan sampel atas setiap survey yang akan dilakukan, sering dihadapkan pada
persoalan tentang metode apa yang tepat untuk digunakan pada saat pengambilan
sampel untuk survey yang akan dilaksanakan (Djaali, 2020).
Pada Laboratorium Pengolahan Bahan Galian dilakukan praktikum mata
acara sampling. Tujuan dari praktikum sampling ini adalah mempelajari teknik-
teknik sampling dan reduksi jumlahnya dan menguasai data-data statistika yang
digunakan pada sampling. Mempelajari ilmu tentang sampling sangat berguna dalam
dunia pertambangan, sampling merupakan operasi pengambilan sebagian yang
banyaknya cukup untuk dianalisis atau diuji fisik (Syahbani CR, 2022).

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal,
mengetahui dan menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi
salah satu aplikasi dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum sampling adalah:
a. Mempelajari teknik-teknik sampling dan reduksi jumlahnya;
b. Menguasai data-data statistika yang digunakan pada sampling.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Riffler;
b. Sekop;
c. Wadah;
d. Perlengkapan safety;
e. Alat tulis menulis.
1.3.2 Bahan
a. Sampel pasir;
b. Kantong sampel;
c. Tabel data pengamatan.

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampling

Sampling adalah salah satu bagian dari proses penelitian yang mengumpulkan
data dari target penelitian yang terbatas. Bila data penelitian dikumpulkan dari
seluruh populasi target maka penelitiannya disebut sensus, sedang bila data
penelitian dikumpulkan dari sebagian saja dari populasi target maka penelitian
disebut survei. Dapat diambil kesimpulan bahwa sampling dilakukan pada jenis
penelitian survei yang mengandalkan penelitian atas data yang diambil dari sampel.
Penelitian populasi atau sensus yang dilakukan dengan mengumpulkan dan
menganalisis data dari seluruh elemen atau individu populasi seringkali mengalami
kesulitan. Kesulitan-kesulitan itu timbul dari beberapa sumber. Pertama, pada
populasi tak terhingga di mana elemennya tidak dapat ditentukan secara pasti
mustahil dapat dilakukan penelitian populasi. Kedua, pada populasi terhingga yang
walaupun jumlah elemennya dapat ditentukan namun bila jumlahnya sangat besar
seringkali pula sulit dilakukan penelitian populasi. Ketiga, pertimbangan manfaat dan
biaya juga menjadi alasan penelitian populasi tidak dilakukan. Bila biaya yang
dikorbankan untuk melakukan penelitian populasi tidak sepadan dengan manfaat
dilakukan penelitian populasi maka penelitian populasi tidak dilakukan. Keempat,
penelitian populasi juga tidak dilakukan karena pengumpulan dan analisis data yang
dilakukan atas seluruh elemen atau individu dalam populasi akan menimbulkan
kelelahan dalam proses pengumpulan yang dapat menjadikan tidak akuratnya hasil
penelitian.
Beberapa kesulitan dihadapi dalam melakukan penelitian populasi
mendorong dilakukannya penelitian atas sampel (survey). Dalam penelitian atas
sampel pengumpulan dan analisis data dilakukan atas sampel, namun kesimpulan
penelitian sampel berlaku pula untuk seluruh elemen dalam populasi karena sampel
mempunyai ciri yang sama dengan populasi. Banyak penelitian tidak selalu mungkin
atau perlu melibatkan semua individu dalam kelompok sebagai subjek penelitian.
Penelitian hanya melibatkan sebagian individu (sampel) yang dipilih dari populasi,
namun hasil penelitian terhadap sampel berlaku bagi individu lain yang termasuk
YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI
09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

dalam kelompok populasi. Statistika induktif berusaha menyimpulkan karakteristik


populasi berdasarkan data sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan.
Dalam hal penelitian tidak dilakukan atas populasi tetapi atas sebagiannya yang
mempunyai karakteristik yang sama, maka dilakukan pengambilan sampel
(sampling). Sampling adalah kegiatan mengambil sebagian dari populasi yang akan
diteliti dengan cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan supaya sebagian
yang diambil mewakili ciri populasinya. Menurut Supranto, sampling adalah cara
pengumpulan data atau penelitian kalau hanya elemen sampel (sebagian dari elemen
populasi) yang diteliti. Dalam penelitian sampling, kesimpulan didasarkan atas hasil
penelitian sampel sebagai data perkiraan, kemudian kesimpulan dibuat mengenai
karakteritik populasi dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan
kemungkinan (Susanti, 2019).
Sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif. Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan
atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Satuan-satuan tersebut
dinamakan unit analisis dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-
benda dan seterusnya. Sampling dilakukan untuk dapat mengidentifikasi populasi
(jumlah yang lebih besar). Parameter (besaran tentang populasi) tidak pernah dapat
diketahui secara mutlak, sehingga dilakukan pendekatan menggunakan statistik
(besaran yang diperoleh dari contoh). Dengan kata lain, sampling merupakan teknik
statistik yang didasarkan pada teori peluang.
2.1.1 Macam-macam sampling yaitu:
1. Bulk sample, contoh meruah yakni contoh dalam jumlah besar yang diambil
secara sistematik dalam interval tertentu. Untuk batubara, bulk sample pada
awalnya adalah contoh sebanyak satu lori (gerobak) pada interval tertentu
sepanjang lapisan batubara untuk analisa ukuran dan kotoran (abu). Tetapi
pengertian ini semakin meluas. Tambang-tambang batubara di Indonesia
dapat mengambil lebih dari 100.000 ton batubara sebagai contoh meruah
terutama untuk uji bakar pada PLTU, termasuk uji penambangan, uji
pengangkutan, uji pengapalan dan uji pemasaran. Contoh meruah ini sering

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

disebut produksi awal atau produksi permulaan (initial production) yang


bebas bagi hasil.
2. Grab sample, contoh batubara yang biasanya terdiri dari satu potong atau
bongkah, dipilih dari lapisan atau tumpukan batubara, dari alat gali, alat
angkut ataupun dari mesin pencucian batubara.
3. Channel sampling adalah pengambilan sampel dari lapisan batubara dengan
membuat torehan memanjang menurut ketebalan batubara atau endapan
bahan galian lainnya. Sample ini mewakili penampang batubara menurut
ketebalannya. Sample ini biasanya diambil di sekitar singkapan. Sebelum
melakukan penyampelan, sumuran atau parit memanjang dibuat untuk
membuka satu sisi batubara segar.
4. Chip sampling, diambil pada batuan yang masih segar atau mineralisasi
mengandung logam berharga. Banyak + 1 Kg.
2.1.2 Faktor-faktor sampling yaitu:
1. Variasi jenis mineral yang ada dalam bahan galian.
2. Distribusi yang tidak merata di dalam bahan galian.
3. Variasi ukuran dari mineral-mineral yang terdapat dalam bahan galian.
4. Variasi dari densitas masing-masing mineral.

2.2 Jenis-Jenis Sampling

Cara Pengambilan Sampel bermacam-macam tergantung jenis penelitian


yang akan dilakukan. Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2
kelas besar yaitu:
1. Probability sampling (Random sample)
Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random
atau acak. Dengan cara pengambilan sampel ini, seluruh anggota populasi
diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel
penelitian. Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik,
antara lain:
a. Pengambilan sampel acak sederhana (Simple random sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga simple random
sampling. teknik penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi


sampel penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian.
Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak
sederhana. Pendapat pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang
terpilih harus dikembalikan lagi sehingga setiap sampel memiliki
presentase kesempatan yang sama. Pendapat kedua menyatakan bahwa
tidak diperlukan pengembalian pada pengambilan sampel menggunakan
metode ini. Namun, metode yang paling sering digunakan adalah simple
random sampling dengan pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat
mengetahui standard error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu
tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat
merepresentasikan populasi yang dimaksud. Contoh pengambilan sampel
metode acak sederhana: dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel,
sedangkan populasi penelitian berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti
membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama. Setelah
mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi
agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap
sama dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan
hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.
b. Pengambilan sampel acak sistematis (Systematic random sampling)
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval
dalam memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian
membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah kelompok
intervalnya 100/10 = 10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam masing-
masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.
Contoh sampel acak sistematis adalah pengambilan sampel pada
setiap orang ke10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang
datang di urutan 10, 20, 30 dan seterusnya maka itulah dijadikan sampel
penelitian.
c. Pengambilan sampel acak berstrata (Stratified random sampling)

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

Metode pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel


berdasar tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja
pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat
bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing kelompok
tersebut.
d. Pengambilan sampel acak berdasar area (Cluster random sampling)
Cluster sampling adalah teknik sampling secara berkelompok.
Pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok/area tertentu.
Tujuan metode cluster random sampling antara lain untuk meneliti
tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu
instansi. Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat
inap, ruang IGD, ruang poli di RS A dan lain sebagainya.
e. Teknik pengambilan sampel acak bertingkat (Multi stage sampling)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik
itu bertingkat dua atau tiga lebih. Misalnya pada Kecamatan, Gugus desa,
RW dan RT.
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Jenis teknik sampling ini antara lain:
a. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan
data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi,
maka pengumpulan data dihentikan. Teknik ini biasanya digunakan dan
didesain untuk penelitian yang menginginkan sedikit sampel dimana

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

setiap kasus dipelajari secara mendalam dan bahayanya, jika sampel


terlalu sedikit, maka tidak akan dapat mewakili populasi.
c. Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
d. Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive
sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai
sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan
tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
e. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasinya relatif kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga
dengan istilah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang awal mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya
untuk dijadikan sampel dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel
makin lama makin banyak. Ibaratkan sebuah bola salju yang
menggelinding, makin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif
banyak menggunakan sampel purposive dan snowball.
Snowball sampling ialah salah satu tata cara dalam pengambilan
sample dari sesuatu populasi. Dimana snowball sampling ini merupakan
metode non probability sampling (sample dengan probabilitas yang tidak
sama). Dimana tata cara pengambilan sample semacam ini spesial
digunakan buat data-data yang bertabiat komunitas dari subjektif

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

responden/sample, ataupun dengan kata lain objek sample yang kita mau
sangat-sangat jarang serta bertabiat mengelompok pada sesuatu
himpunan. Dengan kata lain snowball sampling tata cara pengambilan
sampel dengan secara berantai (multi tingkat) (Lenaini, 2021).

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

2.3 Teknik Sampling

Teknik sampling dapat didefinisikan sebagai teknik atau metode untuk


memilih dan mengambil unsur-unsur atau anggota-anggota dari populasi untuk
digunakan sebagai sampel secara representatif. Dalam studi statistik, metode
pengambilan sampel merujuk pada bagaimana kita memilih anggota dari populasi
yang akan digunakan dalam penelitian. Jika sampel tidak dipilih secara acak,
mungkin akan bias dalam beberapa cara dan data mungkin tidak mewakili populasi.
Dengan kata lain, pengambilan sampel merupakan pemilihan subset (sampel
statistik) individu dari dalam populasi statistik untuk memperkirakan karakteristik
seluruh populasi. Dua keuntungan pengambilan sampel adalah biaya yang lebih
rendah dan pengumpulan data yang lebih cepat daripada mengukur seluruh populasi.
Sampel acak atau probability sampling adalah suatu teknik pengambilan
sampel yang menggunakan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel. Untuk
dapat menerapkan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel maka diperlukan
suatu kerangka sampel (sampling frame). Kerangka sampel adalah suatu daftar yang
berisi kumpulan elemen-elemen populasi beserta informasinya. Elemen-elemen
populasi dapat berupa benda atau makhluk hidup yang bersifat nyata dan dapat
diidentifikasi untuk dijadikan objek sampel. Pengambilan sampel acak sistematis
(systematic random sampling) ialah suatu metode pengambilan sampel, dimana
hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur
selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu. Sampel sistematis
seringkali menghasilkan kesalahan sampling (sampling error) yang lebih kecil,
disebabkan anggota sampel menyebar secara merata di seluruh provinsi. Stratified
random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang digunakan pada populasi
yang memiliki susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila
populasi memiliki anggota unsur yang tidak bersifat homogen dan berstrata secara
proporsional sehingga setiap strata harus terwakili dalam sampel.
Pengambilan sampel acak berdasarkan area atau cluster random sampling
adalah salah satu metode pengambilan sampel yang digunakan dimana populasi tidak
terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok individu atau cluster.
Sehingga unit yang terpilih menjadi sampel bukan individu, namun kelompok
individu yang telah tertata. Cluster sampel ini harus dipilih secara random dari
YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI
09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

populasi cluster juga. Multistage sampling disebut juga sebagai teknik sampling acak
bertingkat. Secara singkat, multistage sampling adalah penggunaan beberapa metode
random sampling secara bersamaan dalam suatu penelitian secara efektif dan efisien.
Kunci yang perlu diketahui adalah metode sampling berbeda yang digunakan
(Sutedi, 2019).

2.4 Pengertian Sampel

Sampel berarti contoh. Kesimpulan tentang contoh akan sama dengan


keseluruhan individu dari mana sampel diambil, karena contoh mempunyai ciri yang
sama dengan keseluruhan yang menjadi sumbernya. Sampel adalah sebagian dari
populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi. Menurut Soenarto (1987 :
2), sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili
keseluruhan kelompok populasi. Kesamaan ciri sampel dengan populasi induknya
menyebabkan sampel merupakan representasi populasi. Dengan kata lain, sampel
yang diambil dari populasi bukan semata-mata sebagian dari populasi, tetapi haruslah
representatif. Supaya sampel representatif, maka sampel diambil sebagian dari
populasi dengan cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Sampel adalah
sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Kualitas sampel sangat mempengaruhi kualitas hasil kesimpulan penelitian,
karena kesimpulan penelitian atas sampel akan digeneralisasikan kepada populasi.
Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi
sehingga sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif. Bila
sampel yang dipilih tidak representatif maka kesimpulan yang dibuat atas populasi
menjadi salah (Susanti, 2019).
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan
ditarik kesimpulan. Penelitian dengan menggunakan sampel lebih menguntungkan
dibandingkan dengan penelitian menggunakan populasi, karena penelitian dengan
menggunakan sampel lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam menentukan
sampel langkah awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi atau
menentukan populasi target. Ada beberapa kekeliruan yang mengkibatkan bias dalam
penarikan sampel, antara lain:

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

1. Dalam menentukan populasi target.


2. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi
target.
3. Salah dalam menentukan wilayah.
4. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah
populasinya.
Sampel atau contoh secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari
populasi yang mewakili secara keseluruhan sifat dan karakter dari populasi. Sebagai
gambaran sederhana sampel dibutuhkan sebagai acuan untuk memberi gambaran
sederhana seperti seseorang yang membeli rambutan. Seorang pembeli yang pintar
biasanya akan memilih secara rambang (random) dari rambutan yang dijajakan untuk
menghindari adanya kecurangan yang dilakukan oleh pedagang. Rasa buah rambutan
yang dicicipi akan menjadi alat tafsiran mengenai rasa seluruh rambutan yang ada.
Selanjutnya proses sampling dilakukan dengan menggunakan tiga metode, yaitu
Metode Riffle, Metode Coning-Quartering dan Metode Increment. Sampling ini
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode bertujuan untuk mengetahui
metode sampling yang bagaimana yang cocok dilakukan untuk campuran bijih
kasiterit dan silika. Metode sampling yang paling baik digunakan atau dengan kata
lain yang paling merepresentasikan contoh adalah metode sampling dengan selang
rataan paling kecil.
Dalam penelitian pendidikan objek penelitian biasanya akan berlaku pada
peserta didik, mahasiswa, guru atau lembaga pendidikan. Kumpulan dari objek
biasanya memiliki volume yang cukup besar selanjutnya disebut populasi penelitian.
Volume yang cukup besar ini kemudian dapat diamati dengan menarik beberapa
sampel yang mewakili populasi dengan alasan yang berbagai macam tentu saja
dengan tujuan yang utama adalah terlaksana sebuah penelitian dengan benar
sehingga jika desain dari sebuah penelitian mengharuskan penggunaan populasi,
maka pengambilan sampel tidak diperbolehkan dan begitu pula sebaliknya, sebuah
penelitian yang tidak memperbolehkan melakukan treatment pada seluruh populasi
maka pengambilan sampel penelitian adalah sebuah keharusan. Adanya error selama
praktikum sampling ini bisa disebabkan karena beberapa faktor diantaranya kurang
terampilnya praktikan terutama dalam perhitungan grain counting secara manual

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

yang memungkinkan banyaknya terjadi kesalahan. Jumlah partikel pada sekop yang
tidak merata bisa menjadi penyebab tidak akuratnya metode riffle dalam sampling.
Pada percobaan kali ini, partikel yang tidak teraduk rata juga bisa menjadi penyebab
metode riffle ini tidak seakurat yang seharusnya. Sementara pada kedua metode
lainnya yang tidak menggunakan alat, tingkat ketelitian pengamat berpengaruh pada
percobaan. Pada metode coning and quartening, pengadukan partikel sebelum
dituang ke dalam corong berperan penting untuk membuat partikel menjadi
tercampur rata. Pembagian gundukan menjadi 4 bagian juga dapat mempengaruhi
hasil pengamatan karena tidak dapat diukur secara akurat bahwa keempat bagian
yang dibagi secara manual ternyata memiliki berat dan kadar yang sama. Pada
metode increment, hal yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan yaitu pada saat
pengambilan partikel dimana dibutuhkan ketelitian yang tinggi saat mengambil
setengah tinggi gundukan menggunakan asumsi dari pengamat saja.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik dari
populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil sebagian dengan
kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari populasi dengan kata
representatif. jumlah dari sampel tidak selalu besar dan juga tidak selalu kecil, hal ini
bergantung pada keterwakilan karakter dari sampel. Sebagai contoh pada penelitian
mengenai golongan darah, tentu saja tidak perlu memasukkan seluruh darah dari
seseorang ke dalam laboratorium karena 2 ml darah sudah cukup untuk digunakan
untuk mengetahui golongan darah yang ada di bagian kaki, kepala atau tangan dari
pasien. Pada dasarnya tidak ada aturan baku mengenai pengambilan ukuran dari
sampel selama sampel sudah mewakili karakteristik dari populasi. Namun dalam
penelitian yang bersifat psikologi seperti pada penelitian pendidikan, Semakin besar
jumlah akan menghasilkan data yang lebih stabil. Selain dari karakteristik peneliti
juga harus mempertimbangkan jumlah data yang dibutuhkan untuk keperluan analisis
Statistik. Sebagai contoh jika penelitian dilakukan bertujuan untuk membandingkan
antara dua bua grouph dengan satu variabel pembanding, analisis yang dilakukan
untuk data yang terdistribusi normal adalah untuk distribusi mengharuskan minimal
jumlah data terdiri dari 30 data karena kurang dari itu tidak menghasilkan analisis
yang baik dan tidak lebih dari 10 data.

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

Faktor yang mempengaruhi banyaknya increment yang diambil antara lain


adalah bentuk dan ukuran partikel, tingkat akurasi yang diinginkan dalam sampling
dan tujuan sampling. Bentuk dan ukuran partikel mempengaruhi jumlah increment
karena semakin besar ukuran partikel maka semakin banyak pula increment yang
harus diambil agar didapatkan sampel yang heterogen. Semakin tinggi tingkat
akurasi yang diinginkan berarti sampel yang didapatkan harus representatif. Semakin
banyak sampel yang diambil, akan semakin representatif. Sehingga jika akurasi yang
diinginkan semakin tinggi, semakin banyak pula increment yang harus diambil.
Tujuan juga mempengaruhi banyak increment yang dibutuhkan. Apabila sampling
ditujukan untuk mendapatkan deskripsi secara jelas dari material, maka increment
yang diambil seharusnya juga semakin banyak digunakan (Sukandarrumidi, 2018).

2.5 Syarat Pengambilan Sampel

Sampel harus memiliki seluruh kriteria dari populasi karena itu pertimbangan
pengambilan sampel harus memiliki dua kriteria yakni:
1. Presisi
Presisi dari sampel adalah pertimbangan mengenai estimasi yang mungkin
muncul dalam pengambilan data yang diakibatkan oleh sampel. Salah satu
cara untuk estimasi data ini adalah melihat standar deviasi dari data yang ada.
Sampel yang digunakan harus baik dari segi kualitas dan kuantitas. Sebagai
contoh rata-rata penghasilan di perumahan A adalah Rp 25.500.000 yang
didapatkan dari dua orang sampel dengan penghasilan sampel X sebanyak Rp
50.000.000 dan sampel Y sebanyak 1.000.000. Kesimpulan rata-rata dari
perumahan berdasarkan operasi matematis sudah benar namun pada kajian
statistik dan kesimpulan tentu saja tidak benar.
2. Akurasi
Akurasi mengacu kepada sifat dan karakter dari sampel yang digunakan.
Sebuah populasi yang homogen hanya terdapat pada kasus yang bersifat
teoritik. Sifat dan karakter dari sampel yang diambil terkadang tidak sesuai
dengan keadaan populasi karena pengaruh banyak hal. Peneliti harus
memiliki kemampuan untuk mengetahui secara detail karakter dari setiap
sampel yang digunakan dan disesuaikan dengan karakter dari populasi.

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

Beberapa kasus mungkin saja mengurangi akurasi dari pengambilan sampel


seperti kasus penelitian terhadap pengaruh jam belajar di luar jam sekolah di
kabupaten A. Sebuah sekolah khusus seperti proyek pemerintah atau
boarding school tentu saja secara keseluruhan.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Prosedur Kerja

1. Pertama-tama masukkan material (sampel) ke alat riffler.

Gambar 3.1 Memasukkan sampel ke alat riffler

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

2. Setelah material tersebut keluar dari alat riffler, kemudian diambil dan
diletakkan di atas kertas lalu diratakan menjadi 4 bagian.

Gambar 3.2 Membagi sampel menjadi 4 bagian


3. Setelah itu, membuat matriks 3x3 pada sebuah kertas kemudian tuangkan
sampel pada kertas lalu hitung secara acak material yang berwarna hitam
(konsentrat) dan putih (tailing) pada kertas tersebut.

Gambar 3.3 Matriks 3x3

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Hasil data pengamatan sampling


Kotak Hitam Putih
1 84 70
2 67 127
3 65 85
4 75 116
5 74 143

Grafik 4.1 Grafik hasil pengolahan data kotak 1

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

Kotak 2

Grafik 4.2 Grafik hasil pengolahan data kotak 2

Kotak 3

Grafik 4.3 Grafik hasil pengolahan data kotak 3

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

Grafik 4.4 Grafik hasil pengolahan data kotak 4

Kotak 5

Grafik 4.5 Grafik hasil pengolahan data kotak 5

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kotak 1
a. Hitam + Putih = 84 + 70
= 154
84
b. Rata-rata hitam =
1 54
x 100%
= 54,55%
70
c. Rata-rata putih =
154
x 100%
= 45,45%
4.2.2 Kotak 2
a. Hitam + Putih = 67 + 127
= 194
67
b. Rata-rata hitam = 194 x 100%
= 34,54%
127
c. Rata-rata putih =
194
x 100%
= 65,46%
4.2.3 Kotak 3
a. Hitam + Putih = 65 + 85
= 150
65
b. Rata-rata hitam =
150
x 100%
= 43,33%
85
c. Rata-rata putih =
150
x 100%
= 56,67%
4.2.4 Kotak 4
a. Hitam + Putih = 75 + 116
= 191
75
b. Rata-rata hitam =
191
x 100%

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

= 39,27%
116
c. Rata-rata putih =
191
x 100%
= 60,73%
4.2.5 Kotak 5
a. Hitam + Putih = 74 + 143
= 217
74
b. Rata-rata hitam =
217
x 100%
= 34,10%
143
c. Rata-rata putih =
217
x 100%
= 65,90%

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengolahan bahan galian (mineral dressing) adalah istilah umum yang


digunakan untuk mengolah semua jenis bahan galian hasil tambang yang berupa
mineral, batuan, bijih atau bahan galian lainnya yang ditambang atau diambil dari
endapan-endapan alam pada kulit bumi. Pada praktikum pengolahan bahan galian
kita melakukan tahap sampling. Teknik sampling dapat didefinisikan sebagai teknik
atau metode untuk memilih dan mengambil unsur-unsur atau anggota-anggota dari
populasi untuk digunakan sebagai sampel secara representatif. Teknik sampling
secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu probality sampling dan non probality
sampling.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik dari
populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil sebagian dengan
kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari populasi dengan kata
representatif. Jumlah dari sampel tidak selalu besar dan juga tidak selalu kecil, hal ini
bergantung pada pada keterwakilan karakter dari sampel. Sebagai contoh pada
penelitian mengenai golongan darah, tentu tidak perlu memasukkan seluruh darah
dari seseorang ke dalam laboratorium karena 2 ml darah sudah cukup digunakan
untuk mengetahui golongan darah yang ada di bagian kaki, kepala atau tangan dari
pasien.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium


Saran saya untuk Laboratorium agar kiranya alat-alat yang ada di workshop
lebih dirawat lagi, seperti melakukan pengecetan ulang untuk alat-alat yang cat nya
sudah mulai terkelupas.
5.2.2 Saran untuk Asisten
Saran saya untuk Asisten agar kiranya bisa lebih membimbing lagi praktikan
dalam mengerjakan rumus-rumus yang ada.

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

DAFTAR PUSTAKA

Djaali. (2020). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.


Lenaini, I. (2021). ‘Teknik Pengambilan Sampel Purposive Dan Snowball Sampling’,
Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah, 6(1), pp. 33–
39.
Rakhmat Hidayat. 2014. Makalah Pengolahan Mineral. Teknik Metalurgi.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Cilegon Banten.
Sukandarrumidi. (2018). ‘Batubara dan Gambut’. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, pp. 151.
Susanti, R. (2019). ‘Sampling Dalam Penelitian Pendidikan’, Jurnal Teknodik, (16),
pp. 187–208.
Sutedi. (2019). ‘Hukum Pertambangan’, cet.2, Jakarta: Sinar Grafidi.
Tim Asisten. 2022. “Penuntun Praktikum Pengolahan Bahan Galian”. Fakultas
Teknologi Industri, Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas Muslim
Indonesia: Makassar.

YOGA PATRA ANANTA PERMANA RAMLAN CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320190226 09320200015

Anda mungkin juga menyukai