GRINDING
BAB I
PENDAHULUAN
GRINDING
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui
dan menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu
aplikasi dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum grinding ini adalah:
1. Memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat;
2. Memahami pengaruh waktu grinding terhadap halusan hasil gerus.
1.3.1 Alat
1. Ball Mill;
2. Ayakan;
3. Palu;
4. Kacamata Safety;
5. Ear Plug;
6. Masker;
7. Alat Tulis Menulis (ATM);
8. Kaos Tangan;
9. Timbangan;
10. Cawan;
11. Neraca Analitik;
12. Sieve Shaker.
1.3.2 Bahan
1. Sampel Batubara 2 Kg;
2. Tabel Data Pengamatan;
3. Kantong Sampel A3.
GRINDING
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Grinding adalah metode dalam menghaluskan suatu partkel kasar dan besar
menjadi partikel-partikel lebih halus. Operasi grinding sangat luas penggunaannya
pada proses bijih tambang dan industri semen. Sebagai contoh bijih tembaga, nikel,
kobal dan besi biasanya dilakukan proses grinding sebelum mengalami proses kimia.
Limestone, marble, gypsum dan dolomite dihancurkan untuk penggunaan sebagai
pengisi kertas, cat dan kertas.
Sizing (pengayakan) merupakan salah satu metode pemisahan partikel sesuai
dengan ukuran tertentu. Ukuran yang lolos melalui saringan biasanya disebut sebagai
undersize dan partikel yang tertahan disebut oversize.
Tujuan proses sizing adalah:
1. Menguliti bagian kasar dari produk yang akan masih dikenai perlakuan
selanjutnya, biasanya untuk proses reduksi selanjutnya.
2. Memisahkan hasil dari umpan penghancuran sehingga dapat menghemat
tenaga dan mencegah penghancuran berlebihan.
3. Membagi produk-produk yang bernilai komersil.
4. Salah satu langkah dalam proses pengkonsentrasian.
Pengayakan (screening) adalah suatu metode untuk memisahkan partikel
menurut ukuran semata-mata. Partikel yang dibawah ukuran atau yang kecil
(undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang diatas
ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus. Satu ayak tunggal
hanya dapat memisahkan menjadi dua fraksi saja setiap kali pemisahan. Kedua fraksi
disebut fraksi yang belum berukuran (unsized fraction), karena baik ukuran terbesar
maupun yang terkecil daripada yang terkandung tidak diketahui. Bahan yang lulus
melalui sederet ayak dengan bermacam-macam ukuran akan terpisah menjadi
beberapa fraksi berukuran (sized fraction) yaitu fraksi-fraksi yang ukuran partikel
maksimum dan minimumnya diketahui. Pengayakan itu kadang-kadang dilakukan
dalam keadaan basah, tetapi lebih lazim lagi dalam keadaan kering. Penggerusan
GRINDING
2.2 Kominusi
GRINDING
GRINDING
Jaw Crusher merupakan suatu mesin atau alat yang banyak digunakan dalam
industri di bidang pertambangan, bahan bangunan, kimia, metalurgi dan sebagainya.
Sangat cocok untuk penghancuran primer dan sekunder dari semua jenis mineral dan
batuan dengan kekuatan tekan 320 MPa, seperti bijih besi, tembaga, emas, mangan,
kerikil, granit, basalt, kuarsa, diabas dan bahan galian lainnya.
Jaw Crusher mempunyai keunggulan struktur sederhana, kinerja stabil,
perawatan mudah, menghasilkan partikel akhir dan rasio penghancuran tinggi. Jadi
jaw crusher merupakan salah satu mesin penghancuran paling penting dalam lini
produksi penghancuran batu. Secara umum, mesin crusher dapat digunakan untuk
mengurangi ukuran atau mengubah bentuk bahan tambang sehingga dapat diolah
lebih lanjut. Crusher sendiri merupakan alat yang digunakan dalam proses crushing.
Sedangkan crushing merupakan proses yang bertujuan untuk meliberasi
mineral yang diinginkan dari mineral pengotornya. Jaw Crusher banyak digunakan
dalam proses konstruksi misalnya dalam pembuatan jalan beton, gedung, bendungan
terutama rock fill dan filternya serta pengerjaan lainnya. Kadang diperlukan syarat
khusus untuk gradasi butiran pengisinya.
Jaw Crusher merupakan alat penghancur dengan sistem operasional paling
sederhana. Prinsip kerjanya secara awam mirip seperti rahang, material akan masuk
dan mengalami proses penghancuran seperti dikunyah untuk diubah menjadi lebih
kecil. Di dalam mesin tersebut, terdapat dua lempengan yang berfungsi melakukan
penggilasan atau pengunyahan tadi.
GRINDING
Bijih yang remuk secara leluasa akan bebas turun di antara dua kompresi.
Pada jaw crusher, peremukan bijih hanya terjadi oleh alat, yaitu saat jaw bergerak
memberi tekanan. Mekanisme peremukan ini disebut arrested crushing. ukuran
produk dinyatakan dengan P80. Arti notasi P adalah untuk produk dan 80
menyatakan delapan puluh persen dari berat produk berukuran lebih kecil dari
ukuran P80. Misal P80 = 92,0 mm, artinya delapan puluh persen berat dari produk
jaw crusher berukuran kurang dari 92,0 mm.
Jaw Crusher yang sangat ideal dan sesuai untuk gradasi yang dapat
digunakan, mendekati gradasi yang diinginkan oleh sebab itu dibutuhkan alat yang
disebut crusher sebagai alat untuk meremukkan bahan galian sesuai dengan standar
ukuran yang telah ditetapkan.
2.3.2 Roll Crusher
Roll Crusher adalah produk alat preparasi pertambangan yang berfungsi
untuk menghancurkan batuan atau sampel material seperti mineral, nikel dan batuan
tambang lainnya agar bisa menjadi serpihan yang halus dan dapat diatur sedemikian
rupa ketebalan serpihan tersebut melalui alat double roll crusher. Seperti yang telah
diketahui bahwa double roll crusher sangat bermanfaat untuk kebutuhan analisis
sampel bahan tambang.
GRINDING
GRINDING
GRINDING
2.8 Grinding
Analisa Saringan atau analisa ayakan (Sieve analysis) adalah prosedur yang
digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel dari suatu bahan. Distribusi
GRINDING
ukuran partikel merupakan hal yang sangat penting . Bahan galian adalah adalah
unsur-unsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk
batu-batu mulia yang merupakan endapan- endapan alam (Santosa, 2010).
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah
lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi.
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi
adalah:
1. Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan
media berat.
GRINDING
GRINDING
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
GRINDING
3. Kemudian siapkan alat ball mill dan bola baja. Perbandingan berat material
dan berat bola baja yang digunakan adalah 1:5 yaitu 1 Kg Batubara dan 5 Kg
bola baja. Setelah itu masukkan bola baja dan material kedalam alat ball mill.
Gambar 3.3 Memasukkan material dan bola baja kedalam ball mill
4. Setelah itu tutup alat ball mill dan pastikan alat tersambung dengan aliran
listrik kemudian tekan tombol start untuk memutar alat. Sampel pertama di
grinding selama 10 menit dan sampel yang kedua di grinding selama 15
menit.
GRINDING
GRINDING
GRINDING
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
GRINDING
1) % Fraksi %
% Fraksi 65
% Fraksi 80
% Fraksi 100
% Fraksi 150
% Fraksi 200
% Fraksi -200
GRINDING
4.2 Pembahasan
1. Pengolahan Data Grinding 10’ (Menit)
A. ANISA NUR RAMADANI CATUR RAHMAD SYAHBAN
09320190125 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING
Y = 3.6214x - 5.2967
P80 = 3.6214x - 5.2967
3.6214x = 80 + 5.2967
X = = 23,55 mm
X = = 12,38 mm
% =
= = 48,717 %
% =
= = 13,31 %
GRINDING
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Grinding adalah metode dalam menghaluskan suatu partikel kasar dan besar
menjadi partikel-partikel lebih halus. Mekanisme cara kerja alat Ball mill dengan
media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik. Bila tromol penggiling
berputar, tembereng-tembereng dan ayakannya akan ikut berputar bersama-sama
menurut sumbu mendatar.
Pada praktikum pengolahan bahan galian ini melalui tahapan penggerusan
dan pengayakan pada suatu material. Alat yang digunakan adalah Ball Mill dan Sieve
Shaker. Pada praktikum ini telah kita lakukan kegiatan grinding dengan sampel
batubara seberat 2 kg. Proses penggerusan ini dibagi menjadi 2 sesi. Sesi yang
pertama selama 10 menit dan sesi yang kedua selama 15 menit. Setelah material
melalui tahap penggerusan selanjutnya masuk ketahap pengayakan, pada tahap
pengayakan ini dibagi menjadi 2 sesi sama seperti tahap penggerusan. Pada proses
pengayakan menggunakan mesh 65, 80, 100, 150, 200 dan -200.
Jadi, pada praktikum pengolahan bahan galian ini dapat diketahui bahwa
semakin lama proses grinding dari suatu material maka akan semakin halus material
hasil pengolahan tersebut.
5.2 Saran
A. ANISA NUR RAMADANI CATUR RAHMAD SYAHBAN
09320190125 09320200015
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING
Didit, P. O., Dedy, P. O., Rusdi, N., & Asmeati, A, (2013), Rancang Bangun
Penghancur Limbah Cangkang Kepiting Dengan Menggunakan Sistem
Grinding Dan Sizing, Journals Techno Entrepreneur ACTA, 3(1), 41-46.
Juniardi, F., & Adiansyah, J. S, (2020), Target Produksi Agregat Batu Andesit Hasil
Crushing Plant Untuk Kebutuhan Asphalt Mixing Plant (Pt. Niat
Karya), Jurnal Ulul Albab, 24 (1), 60-64.