Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

GRINDING

ASFIKAR
09320200072
C3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pertambangan merupakan industri alternatif yang paling efektif untuk


meningkakan kesejahteraan masyarakat di daerah yang penduduknya berada dalam
kemiskinan struktural. Di sisi lain industri pertambangan juga merupakan industri
yang menimbulkan berbagai perubahan drastis terhadap lingkungan sehingga
merupakan ancaman terhadap kelestarian fungsi-fungsi lingkungan dan fungsi-fungsi
kehidupan sosial budaya masyarakat. Sumber daya mineral merupakan salah satu
kekayaan alam yang dimiliki Bangsa Indonesia, apabila dikelola dengan baik akan
memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi Negara.
Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral
dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan
perbedaanperbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan
galian yang bersangkutan. Industri pertambangan juga merupakan industri yang
menimbulkan berbagai perubahan drastis terhadap lingkungan sehingga merupakan
Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut dengan pencucian batubara
(coal washing) atau preparasi batubara (coal preparation) menghasilkan produk yang
kaya mineral berharga (konsentrat) dan yang kadarnnya rendah (tailing). Permukaan
mineral dan diupayakan menguntungkan. Indonesia memiliki potensi dan cadangan
bahan galian yang cukup besar dan menyebar hampir merata di seluruh wilayah.
Dalam dunia pertambangan, Indonesia memang dikenal sebagai negara yang kaya
sehingga industri pertambangan mempunyai potensi konflik pada kepentingan
masyarakat (Tongole, R. P. et al. 2019).
Grinding adalah proses pengurangan ukuran partikel bahan olahan dari
bentuk besar/kasar di ubah menjadi ukuran yang lebih kecil. Untuk itu dilakukan
proses pemecahan atau penggilingan suatu mineral dan batubara. Sizing adalah
proses penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki
sehingga ukuran partikel menjadi homogeny. Proses grinding dan sizing banyak
digunakan dalam industri diantaranya proses penghancuran batuan maupun bijih
(Tongole, R. P. et al. 2019).

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 33
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

1.2 Manfaat dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari tujuan ini adalah praktikum dapat mengenal, mengetahui dan
menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi
dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini, yaitu agar:
a. Memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat;
b. Mempelajari pengaruh waktu grinding terhadap halusan hasil gerus.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Ball Mill;
b. Sieve Shaker;
c. Bola baja;
d. Timbangan;
e. Alat Tulis Menulis;
f. Cawan;
g. Kuas (3 inch);
h. Mistar;
i. Talang;
j. Neraca Analitik.
1.3.2 Bahan
a. Sampel Batubara 3 Kg;
b. Tabel Data Pengamatan;
c. Kantong Sampel.

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 34
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kominusi atau Reduksi Ukuran

Kominusi atau pengecilan ukuran bijih atau feed merupakan tahap paling awal
dari proses pengolahan mineral. Tahap ini diperlukan selain untuk mereduksi ukuran
tentunya, juga untuk meningkatkan liberasi dari mineral berharga yang akan diambil.
Artinya, semakin kecil ukuran bijih maka semakin besar juga kemungkinan mineral
berharga untuk terbebas dari mineral-mineral pengotor. Proses pengolahan bahan
galian pada proses awal bertujuan untuk membebaskan atau meliberasi (to liberate
mineral berharga dari material pengotornya, menghasilkan ukuran dan bentuk
partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya serta memperluas
permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen
flotasi.
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses
pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk:
1. Membebaskan/meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat
lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu:
1. Peremukan atau pemecahan (crushing)
2. Penggerusan atau penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri
dari beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap pertama atau primer (primary stage)
2. Tahap kedua atau sekunder (secondary stage)
3. Tahap ketiga atau tersier (tertiary stage)
4. Kadang-kadang ada tahap keempat atau kwarter (quaternary stage)

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 35
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Gambar 2.1 Distribusi ukuran


2.1.1. Peremukan atau Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian/bijih yang langsung
dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100
cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Peralatan yang
dipakai antara lain adalah:
1. Jaw crusher
2. Gyratory crusher
3. Cone crusher
4. Roll crusher
5. Impact crusher
6. Rotary breaker
7. Hammer mill
2.1.2 Penggerusan atau Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari:
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods).
3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 36
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

disebut semi autagenous mill.


4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.

2.2 Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)

Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Proses penyeragaman ukuran partikel dengan
cara memisahkan menjadi beberapa fraksi dengan menggunakan proses pengayakan
atau classifier Pengayakan/Penyaringan (Screening atau Sieving).
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Proses pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan
yang ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk
mendapatkan pasir dengan ukuran yang seragam (Anhar, M. Z., 2016).
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu:
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah:
a. Hand sieve
b. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
c. Sieve shaker / rotap
d. Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain:
a. Stationary grizzly
b. Roll grizzly
c. Sieve bend
d. Revolving screen
e. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
f. Shaking screen
g. Rotary shifter

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 37
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

2.2.1 Klasifikasi (Classification)


Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan
pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam
suatu alat yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
1. Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut
overflow.
2. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian
bawah (dasar) disebut underflow.
Proses emisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept):
a. Partition concept
b. Tapping concept
c. Rein concept
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam
ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap
partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan
gerak partikel menjadi rendah (tenang atau laminer), ukuran partikel yang besar-
besar mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih
kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat mengendap (Burt,
R.O, 1984)

2.3 Grinding

Grinding adalah proses pengurangan ukuran partikel bahan olahan dari bentuk
besar atau kasar di ubah menjadi ukuran yang lebih kecil. Untuk itu yang namanya
grinding adalah proses pemecahan atau penggilingan. Sizing adalah proses
penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki
sehingga ukuran partikel menjadi homogen.

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 38
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Proses grinding dan sizing banyak digunakan dalam industri diantaranya


proses penghancuran batu-batuan, bijih, pembuatan tepung, pembuatan obat-obatan
dan lain-lain. Bentuk penanganan bahan olahan yaitu pengecilan ukuran bahan
olahan yang dapat dilakukan dengan proses basah dan kering.
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods).
3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut
semi autagenous mill.
4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
2. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
3. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan
galian atau bijihnya sendiri.
4. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya
sendiri.
Macam–macam penggerus:
1. Berdasarkan media grinding
a. Ball mill: bola-bola baja
b. Rod mill: batang-batang baja berbentuk silinder
c. Pebble mill: kerikil (batuan) yang sangat keras
d. Autogenous mill: tanpa media (bijihnya sendiri yang berfungsi sbg media
penngerusan)
e. SAG (Semi Autogenous Mill ): bijihnya sendiri ditambah bola-bola baja
2. Berdasarkan bentuk:
a. Silinder
b. Silinder conical
3. Berdasarkan ukurani:

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 39
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

a. Ball mill : L ≈ D
b. Rod mill : L ≈ 2D
c. Tube mill : L > D
d. Autogenous mill dan SAG (Semi Autogenous Mill ) : L < D
4. Berdasarkan discharge:
a. Overflow discharge: produk gerusan keluar dengan sendirinya
b. Grate discharge: produk gerusan keluar melalui saringan yang dipasang
pada ujung pengeluaran produk.

Gambar 2.2 Gaya yang Bekerja dalam Ball Mill.

Pengolahan Bahan Galian (mineral dressing) adalah pengolahan mineral


dengan tujuan untuk memisahkan mineral berharga dengan gangue (zat pengotor)
yang dilakukan secara mekanis, menghasilkan produk yang kaya mineral berharga
(konsentrat) dan yang kadar tailing yang rendah. Salah satu tahap dalam proses
pengolahan bahan galian adalah preparasi yang merupakan proses persiapan sebelum
dilakukan proses konsentrasi. Dalam preparasi ini ada beberapa tahap yaitu
komunusi dan sizing. Kominusi ialah mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih
kecil dari ukuran semula. Hal ini dapat dilakukan dengan crushing atau grinding.
Grinding digunakan untuk proses basah dan kering, sedangkan crushing digunakan
untuk proses kering saja. Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi
dimaksudkan juga untuk meliberasikan bijih, yaitu proses melepas mineral tersebut

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 40
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

dari ikatan yang merupakan gangue mineral. Untuk melakukan hal ini digunakan alat
crusher dan grinding mill. Yolla, A., & Zainul, R. A (2018)
Pengolahan material dapat dilakukan dengan teknik grinding. Karena
grinding digunakan untuk proses basah, maka daya yang diperlukan lebih sedikit dan
ruang yang dibutuhkan juga lebih sedikit daripada untuk proses kering. Tujuan dari
pengolahan dengan teknik grinding adalah untuk mereduksi atau mengurangi ukuran
material, sehingga akan diperoleh material yang lebih kecil dari ukuran semula.
Teknik grinding dapat memisahkan mineral berharga dari pengotornya (tailing),
produk yang dihasilkan lebih kaya mineral berharga dan memiliki kadar tailing
rendah. Grinding adalah proses terakhir dari comminution dimana proses kerjanya
menggunakan prinsip gabungan dari impak (tumbukan) dan abrasi. Pada bijih dengan
gerakan bebas dari media yang tidak terhubung dengan sesuatu, seperti rod, bola
pejal, ataupun pebble. Pada proses grinding partikel direduksi dari 5 sampai 250 mm
menjadi 10 sampai 300 mm, grinding biasanya dilakukan pada kondisi basah (wet
condition) untuk mendapatkan slurry yang akan diumpankan pada proses
concentration, meskipun ada beberapa keadaan dari grinding yang dilakukan pada
kondisi kering (dry condition) namun dilakukan pada aplikasi yang terbatas. Yolla,
Yolla, A., & Zainul, R. A (2018).
Untuk mendapatkan kualitas ukuran yang diinginkan, maka kualitas dari
pengolahan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya degree of liberation
(derajat kebebasan) dan reduction ratio ( rasio dari pengolahan). Perbandingan
jumlah partikel bebas kekerasan grinding ball yang dibuat dengan cara hot rolling
karakterisasi terhadap ball mill impor yang digunakan di pabrik semenkarakteristik
ball mill yang dibuat dari skrap baja karbon dan paduan krom terhdap kekerasan
material mengkarakteri sasi ball mill pada proses pembuatan semen memberi
perlakuan quenching terhadap ball mill paduan krom terhadap kekerasan dan pertikel
total harus diperhatikan. Terutama untuk ukuran partikel yang masuk dan ukuran
partikel yang keluar tentunya juga harus dipertimbangkan. Penggunaan grinding
melalui proses basah mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan melalui proses
kering diantaranya berupa ruang yang dibutuhkan lebih sedikit, daya yang diperlukan
cenderung lebih kecil dalam perton materialnya, serta grinding secara basah tidak
memerlukan peralatan pengontrol debu. Teknik grinding memiliki beberapa

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 41
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

kelemahan dimana memungkinkan terjadinya korosi akibat proses basah. Faktor lain
juga disebabkan akibat kadar air yang rendah sangat dibutuhkan untuk grinding,
maka akan diperlukan proses pengeringan Yolla, A., & Zainul, R. A (2018).
Mekanisme kerja dari teknik grinding melibatkan gaya-gaya yang pada
dasarnya akan memecah material dalam media grinding berupa silinder berputar.
Gaya-gaya tersebut antara lain berupa impak atau penekanan, Chipping, dan Abrasi.
a. Impak atau penekanan, dimana gaya diberikan hampir ke seluruh
permukaan partikel.
b. Chipping, dimana gaya memiliki sudut tertentu.
c. Abrasi (gesek), dimana gaya paralel terhadap permukaan partikel.
Grinding dapat bekerja melalui bantuan media yang disebut media grinding.
Media grinding
adalah media yang dapat digunakan dalam menunjang proses penggerusan
bahan galian dalam proses comminution. Media yang digunakan memiliki kriteria
yaitu kekerasan yang tergantung kepada bahan galian yang akan direduksi
ukurannya. Media grinding terdiri antara lain :
a. Silinder/ batang (rods) baja, dengan ukuran panjang hampir sama dengan
panjang mill itu sendiri.
b. Bola / grinding balls, berupa bola-bola baja ataupun bahan lainnya
dengan kekerasan tertentu.
c. Bijih/pebbles, yaitu media yang terbuat dari batuan keras atau bahan
natural
Untuk mendapatkan kehalusan butir yang diinginkan sesuai dengan kondisi
material dan spesifikasi pengolahan pada tahap berikutnya, maka terdapat berbagai
alat grinding yang dapat digunakan. Alat-alat ini bekerja dengan menggunakan
prinsip tekanan gerusan yang nantinya akan melibatkan gaya-gaya impak, kompresi,
robek, dan abrasi (gesek). Alat grinding dibedakan berdasarkan media grinding
menjadi:
a. Batangan Silinder Baja (rod mill)
Disebut juga mesin fine crusher atau coarse grinding. Umpan yang dapat
masuk berukuran 50 mm dan menghasilkan produk sebesar 300 μm. Ciri
khusus dari rod mill adalah panjang shell silinder antara 1,5 sampai 2,5 kali

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 42
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

diameternya, perbandingan ini sangat penting agar batang (rod), yang


panjangnya beberapa centimeter lebih pendek dari shell, harus dicegah dari
pembengkokan agar dapat mendesak diameter silinder. Rod mill
menggunakan rod selektif yang ukurannya ditentukan sehingga nantinya akan
didapatkan grinding yang optimum, biasanya rod terbuat dari high carbon
steel dengan diameter berukuran 25 sampai 150 mm, semakin kecil diameter
rod maka surface area (luas permukaan sentuhnya) lebih luas sehingga
didapat efisiensi grinding yang lebih besar. Kecepatan grinding optimum
biasanya pada 50-65% kecepatan grinding kritis, namun ada beberapa dari
jenis grinding menggunakan kecepatan sampai 80% tanpa adanya catatan
kegagalan aus yang berarti. Ada tiga jenis rod mill berdasarkan perbedaan
pada jalur pengumpanan (opening) dan pengeluaran (discharge).
1) Center Peripheral Discharge Mill
Umpan dimasukkan melalui trunnion pada kedua sisi mill dan
pengeluaran dilakukan pada bagian bawah melalui lubang di tengah shell,
mill ini bisa digunakan untuk grinding basah dan kering dan
menghasilkan lebih banyak partikel kasar daripada halus.
2) End Peripheral Discharge Mill
Memiliki jalur pengumpanan pada satu sisi trunnion dan pengeluaran
dilakukan pada bagian bawah shell di seberang sisi pengumpanan,
biasanya digunakan untuk grinding kering dan lembab.
3) Overflow (Trunnion) Mill
Pengumpanan dilakukan melalui salah satu trunnion dan pengeluaran
dilakukan melalui trunnion lainnya, biasanya mill ini digunakan untuk
grinding basah.
b. Bola-bola Baja
Prinsip kerja alat grinding yang menggunakan media bola-bola baja
adalah memutar silinder yang berisi bola-bola grinding yang terbuat dari baja
dan material (bijih) di dalamnya, proses grinding terjadi dengan pergerakan
bola-bola dimana balls berputar di dalam dan menggerus bijih. Semakin besar
diameter silinder maka kecepatan rotasi akan semakin lambat. Jika kecepatan
terlalu besar maka akan terjadi gaya sentrifugal pada silinder sehingga balls

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 43
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

akan menempel pada tepi silinder dan proses grinding akan menjadi tidak
optimum. Grinding balls biasanya terbuat dari baja, baik itu baja karbon
tinggi, baja tempa, baja paduan, atau baja cor-coran dan konsumsinya
berkisar antara 0.1 sampai 1.0 kg per ton bijih tergantung dari kekerasan
bijih, kehalusan gerus, dan kualitas medium. Pengisian dilakukan sebesar 40-
50% dari volum mill, dan sekitar 40% adalah ruang kosong. Alat grinding
yang menggunakan bola-bola baja sebagai media grindingnya ada 2 jenis,
yaitu ball mill dan tube mill.
1) Ball mill
Ball Mill mempnyai ukuran panjang kira-kira sama dengan diameternya
atau maksimal 1 ½ kali diameternya. Diameter mill bisa mencapai 5,5 m
dan panjang 7,3 m. Ball mill bekerja dengan kecepatan yang lebih tinggi
yaitu sekitar 70-80% dari kecepatan kritis. Ukuran produk hasil keluaran
dari ball mill sekitar 45 μm. Kinerja mesin ball mill dinilai berdasarkan
tenaga bukan berdasarkan kapasitas, dan didorong dengan motor
bertenaga sebesar 4 MW.
2) Tube Mill
Prinsipnya sama dengan ball mill, perbedaanya hanya panjangnya antara
2 kali diameternya, grinding media menggunakan bola- bola baja. Selain
itu, tube mill memiliki 2 kompartmen, sehingga ukuran produk yang
dihasilkan lebih halus dibandingkan ball mill.
c. Pebble Pebble
Adalah media grinding berupa batuan keras atau batuan natural, dengan kata
lain alat grinding yang menggunakan pebble sebagai media grinding
menggunakan batuan yang mengandung bijih itu sendiri. Alat grinding yang
menggunakan pebble sebagai media grinding terdiri atas semi autogenous
grinding (SAG) mill, autogenous grinding mill, dan tower mill. Yolla, A., &
Zainul, R. A (2018)

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 44
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Prosedur kerja Ball Mill

1. Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.

Gambar 3.1 Menyiapkan Alat dan Bahan


2. Kemudian bagi dua sampel tersebut tersebut masing-masing menjadi 1 Kg.

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 45
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Gambar 3.2 Menimbang Sampel


3. Kemudian siapkan alat ball mill dan bola baja. Perbandingan berat material
dan berat bola baja yang digunakan adalah 1:5 yaitu 1 Kg Batubara dan 5 Kg
bola baja. Setelah itu masukkan bola baja dan material kedalam alat ball mill.

Gambar 3.3 Memasukkan material dan bola baja kedalam ball mill
4. Setelah itu tutup alat ball mill dan pastikan alat tersambung dengan aliran
listrik kemudian tekan tombol start untuk memutar alat. Sampel pertama di
grinding selama 10 menit dan sampel yang kedua selama 15 menit.

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 46
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Gambar 3.4 Menutup alat ball mill


5. Setelah ball mill berhenti berputar, tekan tombol jog untuk menumpahkan
material keluar dari ball mill begitupun juga dengan bola baja. Kemudian
sampel dimasukkan kedalam baki lalu ditimbang.

Gambar 3.5 Material dikeluarkan dari alat ball mill


6. Setelah itu sampel dimasukkan kedalam alat sizing untuk selanjutnya
dilakukan tahap screening atau pengayakan. Ukuran ayakan yang digunakan
adalah 65, 80, 100, 150, 200 dan -200 mesh.

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 47
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Gambar 3.6 Memasukkan sampel kedalam alat sizing


7. Setelah tahap screening, pisahkan material sesuai dengan ukuran ayakan dan
timbang masing-masing berat tertahan dari setiap ukuran ayakan

Gambar 3.7 Menimbang berat tertahan pada tiap mesh

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 48
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Gambar 3.8 Menimbang berat tertahan pada tiap mesh

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Data pengamatan Grinding


Berat Tertahan
Ukuran
10 15
Mesh
Menit Menit
65 702 402
80 28.216 47.404
100 17.212 16.087
150 29.22 57.787
200 9.750 7.180
-200 57.197 70.737
843.59
Total 596.441
5

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 49
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Tabel 4.2 Pengolahan Data Ball Mill 10 Menit


% Berat % Berat
Berat %
Mesh Fraksi Tertahan Lolos
Tertahan Fraksi
Komulatif Komulatif
65 0,210 702 83.21 83.21 16.77
80 0,177 28.216 86.55 86.55 13.45
100 0,149 17.212 2.04 88.59 11,39
150 0,105 29.22 3.46 92.05 7.93
200 0,074 9.750 1.15 993.2 6.78
-200 -0,074 57.197 6.78 99.98 0
Total 843.595 99,98

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 50
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

f(x) = NaN x + NaN


R² = 0 GRAFIK BALL MILL 10 MENIT
35
32.55
30

25 24.6
21.91
20

15
13.05
11.85
10

0 0 0.21
0.177
0.149
0.105
0.074
-0.074
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
-5
% FRAKSI BERAT LOLOS KUMULATIF
Linear (BERAT LOLOS KUMULATIF) Linear (BERAT LOLOS KUMULATIF)
Linear (BERAT LOLOS KUMULATIF)

Grafik 4.2 Pengolahan Data Ball Mill 10 Menit

Tabel 4.3 Pengolahan Data Ball Mill 15 Menit


% Berat % Berat
Berat %
Mesh Fraksi Tertahan Lolos
Tertahan Fraksi
Komulatif Komulatif
65 0,210 402 67.39 67.39 32.55
80 0,177 47.404 7.95 75.34 24.6
100 0,149 16.087 2.65 78.08 21.91
150 0,105 57.787 8.69 86.89 13.05
200 0,074 7.180 1.20 88.09 11.85
-200 -0,074 70.737 11.85 99.94 0
Total 596.441 99,97

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 51
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

f(x) = NaN x + NaN


R² = 0 GRAFIK BALL MILL 15 MENIT
35
32.55
30

25 24.6
21.91
20

15
13.05
11.85
10

5
0.21
0.177
0.149
0 0.105
0.074
0
-0.074
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
-5
% FRAKSI BERAT LOLOS KUMULATIF
Linear (BERAT LOLOS KUMULATIF) Linear (BERAT LOLOS KUMULATIF)
Linear (BERAT LOLOS KUMULATIF)

Grafik 4.3 Pengolahan Data Ball Mill 15 Menit

4.2 Pembahasan

1. Pengolahan Data P80 Ball Mill 10 Menit


Y = 2.9221x – 0.7207
P80 = 2.9221x – 0.7207
2.9221x = 80 + 0.7207
X = 80,27 / 2.9221x
= 27.46 mm
2. Pengolahan Data P80 Ball Mill 15 Menit
Y = 5.6039x – 1.9604

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 52
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

P80 = 5.6039x – 1.9604


5.6039x = 80 + 1.9604
X = 81.9804/ 5.6039x
= 14.61 mm
3. Pengolahan Data Berat Hilang Ball Mill 10 Menit
Berat Hilang = (Berat Awal – Berat Akhir) / Berat Awal x (100%)
Berat Hilang = (1000 gr – 843.595gr) / 1000 gr x (100%)
= 15.64 %
4. Pengolahan Data Berat Hilang Ball Mill 15 Menit
Berat Hilang = (Berat Awal – Berat Akhir) / Berat Awal x (100%)
Berat Hilang = (700 gr – 596.441gr) / 700 gr x (100%)
= 14.80 %

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum pengolahan bahan galian ini kita melakukan tahap grinding
yang memiliki tahapan yaitu pertama sampel Batubara dan bola baja dimasukkan
kedalam alat Ball Mill dengan yaitu 1,5 Kg batubara dan 5 Kg bola baja. Kemudian
pastikan alat ball mill tersambung dengan aliran listrik kemudian tekan tombol start
untuk menyalakan alat. Bola baja yang ada didalam Ball Mill akan bergerak

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 53
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

menumbuk material hingga halus seiring dengan berputarnya alat Ball Mill. Setelah
Ball Mill berhenti berputar kemudian keluarkan sampel dari alat ball mill. Setelah itu
sampel dimasukkan kedalam alat sizing untuk selanjutya melakukan tahap screening
atau pengayakan. Screening dilakukan selama 10 menit dan 15 menit setelah itu
timbang berat tertahan dari masing-masing ukuran ayakan. Ukuran ayakan yang
digunakan adalah 65, 80, 100, 150, 200 dan -200 mesh.
Waktu sangat berpengaruh dalam tahap ini, semakin lama durasi dari proses
grinding maka akan semakin halus material yang dihasilkan sehingga menyebabkan
banyaknya material yang lolos dari setiap ukuran mesh begitupun sebaliknya apabila
makin singkat durasi dari proses grinding maka material yang dihasilkan akan kasar
dan material yang lolos dari setiap ukuran ayakan akan semakin sedikit..

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium


Agar kiranya peralatan-peralatan yang digunakan saat praktikum segera
diperbaiki agar praktikan lebih nyaman dalam melakukan praktikum.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Agar kiranya asisten memberikan motivasi kepada praktikan untuk lab-lab
kedepannya dan tetap sabar serta mempertahankan keramahannya kepada praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anhar, M. Z. (2016). Makalah Pengolahan Bahan Galian. Bandung.


Burt, R.O, 1984, Gravity Concentration Technology, Elseiver, Amsterdam
Yolla, A., & Zainul, R. A (2018) Review Grinding: Teknik dan Prinsip Dasar pada
Pengolahan Material.

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 54
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Tongole, R. P. et al. (2019) Pengolahan Bahan Galian Di PT. Buma Kumawa


Daerah Harapan Sentani Kabupaten Sentani. Fakultas Teknik, Jurusan
Teknik Pertambangan. Universitas Cendrawasih: Jayapura.

A. ANISA NUR RAMADANI ASFIKAR


09320190125 09320190125
Ginding - 55

Anda mungkin juga menyukai