SHAKING TABLE
PUTRI SHAFIRA
09320210266
MAKASSAR
2023
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui dan
menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi
dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan kami mengikuti praktikum ini yaitu :
1. Mempelajari pengaruh variabel-variabel alat terhadap hasil pemisahan;
2. Menentukan recovery dan kadar dari hasil pemisahan.
1.3.1 Alat
1. Jaw Crusher;
2. Roll Crusher;
3. Sieve Shaker;
4. Alat Pelindung Diri;
5. Timbangan;
6. Alat Tulis Menulis;
7. Cawan;
8. Kuas;
9. Mistar;
10. Talang;
11. Neraca Analitik.
1.3.2 Bahan
1. Sampel Batubara 5 Kg;
2. Tabel Data Pengamatan;
3. Kantong Sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Shaking table (meja goyang) merupakan suatu alat yang bekerja karena adanya
gaya gravitasi, gaya gesek antara partikel dengan bidang deck dan gaya dorong.
Menurut Danisworo (1994), mineralogi adalah ilmu yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat kimia, cara terdapat, cara terjadinya dan
kegunaannya. Menurut Tobing (2005) dalam Yudi Widaputra et. al. (2014),
pengolahan bahan galian merupakan proses pengolahan bijih (ore) secara mekanik,
sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari mineral pengotornya dengan
didasarkan pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika permukaan mineral.
Shaking Table merupakan Pemisahan mineral berat dengan mineral ringan
menggunakan media aliran tipis (Flowing Film Consentration) pada suatu meja
bergoyang. Alatnya adalah Shaking Table. Shaking Table umumnya dipakai untuk
pemisahan bijih jenis aluvial atau endapan pantai, dimana mineral-mineralnya sudah
terliberalisasi dan berukuran pasir, misalnya bijih timah, emas da pasir besi. Umumnya
mineral yang mempunyai perbedaan berat jenis besar serta perbedaan ukuran yang
kecil akan lebih mudah untuk dipisahkan, maka dari itu praktikum ini dilaksanakan
agar praktikan dapat memahami dan mengerti tentang pengunaan alatnya.
Mineral adalah endapan alam yang mempunyai komposisi kimia dan struktur
tertentu, tetapi dalam pengolahan bahan galian mineral dikembangkan menjadi bahan
galian berupa unsur-unsur kimia, batuan, mineral dan mineral bahan bakar yang
merupakan endapanendapan yang cara memperolehnya dengan kegiatan menggali
atau mengebor.
Menurut Graha (1987), timah adalah logam berwarna putih keperakan dengan
kekasaran dan kekuatan (strength) yang rendah, serta mempunyai sifat-sifat
konduktivitas panas dan listrik yang tinggi memiliki warna kecoklatan dengan 4
mineral ikutannya yaitu monazit, zirkon, ilmenit dan kuarsa.
Menurut Sujitno (2007), berdasarkan pada cara pembentukannya, deposit
timah dapat dikelompokan menjadi dua golongan, deposit timah primer dan timah
sekunder. Timah primer terbentuk akibat dari intrusi batuan granit biotit, serta pada
daerah kontak batuan endapan malihan biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat
kuarsa timah pada zaman Trias Atas. Timah sekunder terbentuk akibat proses
kelanjutan dengan kondisi alam tropis yang panas dan lembab, terjadi proses
pelapukan, baik secara mekanik ataupun kimiawi yang kemudian berlanjut dengan
proses erosi. Hasil pelapukan tersebut tertransportasi oleh air hujan melewati aliran
sungai, kemudian terendapakan sepanjang aliran sungai dan lembah.
Alat yang digunakan adalah shaking table, merupakan alat pemisahan mineral
yang memanfaatkan gerakan fluida dengan aliran air yang tipis dan hentakan meja
untuk memisahkan mineral-mineral dari pengotornya.
Pada shaking table terdapat beberapa variabel yaitu:
1. Kemiringan deck, deck yang terlalu miring akan mempengaruhi kecepatan
aliran air partikel ringan akan terbawa air semuannya, sehingga yang tertinggal
hanya mineral berat.
2. Ukuran partikel bijih, mineral mineral berukuran kasar dan halus dapat
diproses dengan shaking table tetapi dengan cara penanganan yang berbeda.
3. Jumlah dan panjang stroke, stroke yang panjang untuk material kasar dan
stroke pendek untuk material halus.
4. Riffle, riffle yang terdapat pada meja berfungsi untuk menyebabkan arus putar
disekitarnya
5. Laju air pencucian, sebagai sarana transportasi partikel dari kotak umpan ke
penampungan produk.
Proses Pemisahan Pada Shaking Table Merupakan proses pemisahan
berdasarkan gravitasi. Jika perbedaan berat jenis tersebut besar, maka pemisahan
berdasarkan gravitasi relatif mudah dilakukan, akan tetapi bila sebaliknya pemisahan
dengan metode tabling sulit dilakukan.
Concentration criterion (CC) adalah tingkat keberhasilan pemisahan mineral
berharga dengan pengotornya yang ditentukan oleh perbedaan berat jenis didalam
media. Berikut persamaan dari concentration criterion (CC) (Wills, 1992).
Keterangan :
CC = Concentration criterion
ρh = Berat jenis (spesific gravity) mineral berat
ρl = Berat jenis (spesific gravity) mineral ringan
ρf = Berat jenis (spesific gravity) medium
Konsentrasi gravitasi adalah proses pemisahan material-material yang
berharga dan tidak berharga dalam suatu bahan galian akibat gaya-gaya dalam fluida
berdasarkan atau tergantung pada perbedaan densitas, bentuk dan ukuran. Salah satu
metode konsentrasi gravitasi adalah shaking table. Shaking table merupakan salah
satu alat pemisah material pada metode konsentrasi garvitasi yang berdasarkan pada
aliran horizontal. Alat ini digunakan untuk memisahkan material dengan cara
mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang. (Heriyadi, Bambang. Et Al.
2014)
dan biaya proses pencucian bijih timah primer serta terjadinya kehilangan mineral
berharga (losses).
Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan kajian terhadap variabel
lvariabel operasi shaking table dengan cara melakukan pengaturan pada variabel
kemiringan dan kecepatan air. Pengaturan tersebut dilakukan untuk mendapatkan
pengaruh variabel terhadap kadar dan recovery Sn konsentrat yang optimal dalam
proses pencucian bijih timah primer.
Menurut Graha (1987), timah adalah logam berwarna putih keperakan dengan
kekasaran dan kekuatan (strength) yang rendah, serta mempunyai sifat-sifat
konduktivitas panas dan listrik yang tinggi memiliki warna kecoklatan dengan 4
mineral ikutannya yaitu monazit, zirkon, ilmenit dan kuarsa.
Menurut Sujitno (2007), berdasarkan pada cara pembentukannya, deposit
timah dapat dikelompokan menjadi dua golongan, deposit timah primer dan timah
sekunder. Timah primer terbentuk akibat dari intrusi batuan granit biotit, serta pada
daerah kontak batuan endapan malihan biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat
kuarsa timah pada zaman Trias Atas. Timah sekunder terbentuk akibat proses
kelanjutan dengan kondisi alam tropis yang panas dan lembab, terjadi proses
pelapukan, baik secara mekanik ataupun kimiawi yang kemudian berlanjut dengan
proses erosi. Hasil pelapukan tersebut tertransportasi oleh air hujan melewati aliran
sungai, kemudian terendapakan sepanjang aliran sungai dan lembah.
Menurut Burt (1984), gravity concentration adalah suatu proses fisika cara
pemisahan mineral satu dengan yang lainnya atau mineral berharga dengan mineral
kurang berharga, yang terdapat bersama-sama berdasarkan perbedaan berat jenisnya.
Proses konsentrasi gaya berat memanfaatkan perbedaan berat jenis antara dua mineral
yang akan dipisah di dalam suatu media cairan (air), yaitu perbedaan dalam
bergeraknya mineral-mineral akibat dari gaya gravitasi yang bekerja pada tiap butiran
dan dibantu dengan satu atau lebih gaya-gaya lain yang bekerja pada butiran butiran
tersebut.
Menurut Taggart (1976), Shaking table merupakan alat konsentrasi mineral
yang memanfaatkan gerakan fluida dan hentakan meja untuk memisahkan
mineralmineral dari pengotornya. Proses konsentrasi metode tabling merupakan
proses pemisahan secara gravitasi dengan prinsip utama perbedaan berat jenis
mineralmineral logam berharga dan pengotornya. Jika perbedaan berat jenis tersebut
besar maka pemisahan secara gravitasi relatif mudah dilakukan akan tetapi bila
sebaliknya maka pemisahan dengan metode tabling sulit dilakukan.
Analisis pengaruh kemiringan dilakukan untuk mengetahui berapa besar
pengaruh variasi sudut kemiringan yang telah ditentukan terhadap kadar dan recovery
Sn konsentrat pada alat primary shaking table dan secondary shaking table.
Selain pengaruh kemiringan, variabel operasi shaking table yang juga sangat
berpengaruh yaitu kecepatan air pencuci (wash water). Analisis pengaruh kecepatan
air pencuci dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh kecepatan air pencuci
terhadap kadar dan recovery Sn konsentrat pada alat Primary Shaking Table dan
Secondary Shaking Table.
Menurut Gaudin (1939), Pada shaking table bekerja efek sluicing yang
dikombinasikan dengan riffle dan gaya sentak yang tegak lurus arah aliran, Proses
pemisahan terjadi akibat adanya tiga gaya yang bekerja pada partikel dalam fluida
yaitu :
1. Gaya gravitasi;
2. Gaya dorong fluida;
3. Gaya gesek.
Peranan ketiga gaya tersebut sangat menentukan perlapisan (stratifikasi) dan
urutan partikel dengan partikel besar ringan paling depan diikuti partikel kecil ringan.
Kemudian diikuti partikel besar berat serta partikel kecil berat paling akhir.
Menurut Lubis (2010), recovery menyatakan jumlah atau persentase mineral
berharga yang dapat diambil dari umpan dan masuk ke konsentrat. Nilai ini
menunjukan rasio mineral berharga yang ada dalam konsentrat dibanding mineral
berharga dalam bijih, nilai ini juga menunjukan efisiensi dari proses pemisahan yang
dilakukan.
Shaking table (meja goyang) adalah suatu alat yang bagian utamanya terdiri
dari sebuah meja yang terdiri dari deck yang sedikit miring yang bekerja karena adanya
gaya hentakan dan wash water yang dapat meningkatkan kadar bijih timah dan bisa
menaikkan kadar sampai ukuran > 100 mesh. Alat ini bekerja karena adanya gaya
gravitas, gaya gesek antara partikel dengan lapisan bidang, dan gaya dorong fluida
Untuk mengetahui cara kerja dan efisiensi yang dihasilkan dari proses yang
menggunakan alat ini maka dilakukan penelitian perhitungan efisiensi shaking table.
Persentase perolehan kadar cassiterite oleh shaking table yang dipakai saat ini
umumnya masih bervarisi. Dari analisis data Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT)
menunjukkan, kadar perolehan cassiterite pada shaking table berkisar antara 7-15%%.
Saat ini pemakaian shaking table oleh mitra usaha PT.Timah belum mempunyai
standar baku dalam pengoperasiannya, sehingga yang dilakukan pengoperasiannya
masih menggunakan trial dan error Berdasarkan kondisi di atas, permasalahan yang
timbul adalah apakah pengaturan variable-variabel operasi shaking table selama ini
belum sesuai dengan kondisi umpan (feed) sehingga berpengaruh terhadap waktu dan
biaya proses oleh karena itu, perlu dilakukan kajian terhadap kondisi variabel-variabel
operasi shaking table yang digunakan sehingga dapat diperoleh kesesuaian yang baik
dalam meningkatkan perolehan cassiterite.
Prinsip Kerja Shaking Table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran
partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang sama
akan memiliki gaya dorong yang sama besar. Sedangkan apabila Specific Gravity-nya
berbeda maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan.
Karena pengaruh gaya dari aliran, maka partikel ringan akan terdorong / terbawa lebih
cepat dari partikel berat searah aliran.
Karena gerakan relative horizontal dari motor maka partikel berat akan
bergerak lebih cepat dari pada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu
dipasang riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga
partikel ringan diberi kesempatan berada diatas dan partikel berat relative dibawah
(Heriyadi, Bambang. Et Al. 2014).
Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan, meja goyang
dapat dibedakan menjadi “sand table” dan “slime table”. Perbedaan pada kedua alat
ini terletak pada Jumlah dan Jarak antar Riffle. Jumlah riffle pada Sand Table sangat
banyak sedangkan jumlah riffle pada Slime Table sedang. Jarak antar riffle sand Table
antara ¼ hingga 1 ¼ inch sedangkan Slime Table lebih besar daripada Sand Table.
Selain itu Sand Table, ada bagian deck yang tidak diberi riffle digunakan untuk slime
sedangkan pada Slime Table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle. Kapasitas
Shaking Table (meja goyang) tergantung pada jumlah air, jumlah Strore, sifat bijih,
slope, meja dan ukuran feed.
Macam Meja Goyang yang lain adalah Willey Table, Butcher Table, Card
Tabel. Card Field Table, Plat of Table, dan Dister Diagonal Overslorm Table. Meja
Goyang Willey Tabel terdiri dari deck berbentuk segi empat dan “Headmotion” sebagai
penggeraknya. Ketinggian riffle minimal ½ feed dan lebar ¼ feed. Meja Goyang
Bucher Table mempunyai bentuk hampir sama dengan Willey, tapi memiliki watch
plinger untuk mencuci. Posisis riffle terbagi menjadi zone stratifikasi, cleaning zone
dan dischange zone. Mekanisme kerjanya, material bergerak ke kiri dan air bergerak
ke kanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air sedang material berat akan
berjalan terus (Heriyadi, Bambang. Et Al. 2014).
Meja Goyang Card Table yakni meja goyang dengan riffle dibuat dengan
mengerat deck dengan bentuk segitiga dan headmotion. Meja goyang Dister Diagonal
Overslorm Table yakni meja goyang dengan berbentuk Deck Rombahedral.
Proses pemisahan mineral pada shaking table terjadi karena adanya sentakan
meja yang ditimbulkan oleh headmotion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari
water filling. Mineral berat yang memiliki gaya gesek yang lebih besar maka akan
terlempar ke samping (searah sentakan meja). (Munaf, Yulman. 2012)
kuat dibandingkan gerakan maju (dorong). Pengatur stroke, pengaturan stroke pada
shaking table berupa sekrup yang dapat diputar terdapat pada bagian luar head motion.
b. Feed Box
Feed box dan water box, feed box merupakan kotak yang terletak di ujung kiri
atas deck. Kota ini berfungsi sebagai tempat jatuh umpan. Water box berada.
Merupakan box yang berfungsi untuk memasukkan umpan ke meja goyang. Umpan
berbentuk pulp dengan persen solid tertentu.
c. Wash water
Merupakan air yang ditambahkan untuk memberikan pengaruh sluicing effect
pada material dan mengatur kecepatan aliran flluida yang ada di atas meja pemisahan
(shaking table).
d. Riffle
Merupakan media penahan yang ditempelkan diatas deck dengan pola tertentu.
Merupakan sekat dengan ketinggian tertentu yang berfungsi untuk menahan aliran
material.
e. Bok produk
Terdiri dari box untuk mineral berat, mineral middling dan box untuk mineral
ringan.
Material sisa hasil pencucian (SHP) yang digunakan sebagai feed untuk
shaking table merupakan sisa hasil pencucian dari jig harz sekunder yang masih
mengandung kadar Sn yang cukup tinggi. Kesesuaian kadar Sn dan sebaran ukuran
butiran sangat diperlukan untuk mengetahui keadaan feed sebelum diolah, agar
memudahkan pengaturan variabel-variabel alat yang disesuaikan dengan keadaan feed.
Feed yang digunakan dalam penelitian ini adalah SHP jiga harz sekunder.
Pengambilan sample feed dari pengaturan parameter shaking table, yaitu: kemiringan
meja dan panjang stroke beserta jumlah pukulan, maka ada 3 sample feed yang akan
di uji untuk mengetahui kesesuaian kadar Sn dan sebaran ukuran butiran dalam feed
sebelum dilakukan pengaturan variabel shaking table.
Pengaturan variabel shaking table bertujuan untuk mendapatkan kadar Sn
dengan recovery yang tinggi, variabel yang diuji dalam penelitian ini meliputi
kemiringan meja, panjang stroke dan jumlah pukulan, dimana masing-masing variabel
dilakukan uji coba sebanyak 3 variasi dan uji kombinasi dari ke-2 variabel tersebut
sebanyak 9 variasi.
Pada dasarnya perbedaan jenis shaking table ini terletak dari posisi head
motion dan bentuk riffle-nya. Jenis meja goyang (shaking table) antara lain :
1. Wilfley Table
Alat ini berbentuk empat persegi panjang dengan riffle dibuat mulai dari
ukuran pendek hingga panjang. Faktor yang sering diubah dalam penggunaan alat ini
yaitu kemiringannya. Penggunaan riffle yaitu dengan tinggi minimal ½ feed dan lebar
¼ feed (Munaf, Yulman. 2012).
2. Butchart Table
Bentuk head motion hampir sama dengan wilfley table tetapi berbeda pada
riffle-nya. Riffle pada alat ini membengkok kearah atas. Dengan riffle ini material
dipaksa untuk naik pada bagian riffle yang membelok ke arah atas sebelum sampai ke
tempat konsentrat. Mekanisme kerjanya yaitu material bergerak kekiri dan air bergerak
kekanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air sedang material berat akan
berjalan terus.
3. Card Table
Riffle berbentuk triangular yang agak kasar dan pembuatannya langsung pada
dek tersebut.
4. Deister Overstorm ( Plat O Table)
Bentuk deck-nya rombohedral. Pemisahan antara konsentrat, middling dan
tailing tidak jelas karena posisi peyimpanan hasil pemisahannya yang berdekatan
sekali (Munaf, Yulman. 2012).
3. Pengaruh ukuran partikel bijih Ukuran partikel bijih merupakan salah satu
variabel penting dalam proses pemisahan dengan shaking table. Mineral–
mineral berukuran kasar dan halus dapat diproses dengan shaking table.
4. Pengaruh lalu air pencuci Lalu air pencuci akan berperan dalam pemisahan
secara transversal (tegak lurus sumbu meja). Selain itu air pencuci digunakan
sebagai sarana transportasi partikel dari kotak umpan ke penampungan produk.
Sifat aliran fluida dapat ditentukan dari bilangan Reynold (Re). Bila Re kurang
dari 2100 maka aliran fluida bersifat laminer kalau lebih maka aliran bersifat
turbulen.
Pada meja goyang didalam proses pemisahannya, pemisahan mineral terjadi
karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh head motion dan aliran air tipis
dipermukaan meja dari wash water. Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang
lebih besar maka akan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh,
mineral yang berukuran halus akan terlempar kesamping lebih jauh disbanding dengan
mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh
aliran air lebih jauh dari pada mineral berat berukran halus. Sedangkan adanya riffle,
di atas meja akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan/susunan
mineral berat dan ringan.
Prinsip kerja shaking table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran
partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang sama
akan memiliki gaya dorong yang sama besar. Sedangkan apabila specific gravity
berbeda maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan.
Karena pengaruh gaya dari aliran maka partikel ringan akan terdorong atau terbawa
lebih cepat dari partikel berat searah aliran air.
Gerakan relatif horizontal dari motor menjadikan partikel berat akan bergerak
lebih cepat daripada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu dipasang
riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel
ringan diberi kesempatan berada di atas dan partikel berat relatif di bawah.
(Heriyadi, Bambang. Et Al. 2014). Distribusi partikel dipengaruhi oleh :
a. Sifat-sifat riffle;
b. Permukaan deck;
c. Water supply;
d. Perbedaan bentuk dan ukuran partikel;
e. Ada tidaknya material yang termasuk middling atau material interlog yaitu
partikel dengan sebagian material berat dan sebagian material ringan.
Faktor yang mempengaruhi gerakan aliran pada dasar :
a. Slope deck;
b. Tebal / Kecepatan air;
c. Viscositas fluida;
d. Bentuk partikel;
e. Kekerasan deck;
f. Koeifisien gesekan Partikel.
Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan
terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh, mineral yang berukuran
halus akan terlempar kesamping lebih jauh dibanding dengan mineral yang berukuran
kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari
pada mineral berat berukran halus. Sedangkan adanya riffle, di atas meja akan
mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan/susunan mineral berat dan
ringan.
Pengambilan percontoh merupakan pekerjaan pengambilan sebagian kecil dari
suatu populasi menurut suatu cara tertentu yang diharapkan dapat mewakili sifat-sifat
populasi tersebut. Pengambilan percontoh (pemercontohan) bertujuan untuk
mengetahui karakteristik umpan dan produk yang dihasilkan. Pemercontohan pada
shaking table ini dilakukan pada feed sebelum proses dilakukan dan kosentrat yang
dihasilkan pada bagian atas sebelah kiri shaking table.
Alat yang digunakan untuk pengambilan contoh di Shaking Table meliputi:
1) Kantong plastik;
2) Pancatat waktu (stopwatch);
3) Ember plastic;
4) Spidol;
5) Mistar 3;
6) Busur derajat.
Prosedur pemercontohan:
1) Pemercontohan dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 100 kg
yang sudah di analisis kadarnya dengan memasukkan material di bak
penampungan;
membentuk getaran. Ada kemungkinan bahwa posisi mineral berat kasar jadi satu
dengan mineral ringan halus. Susunan ini disebabkan karena pengaruh kecepatan
aliran dan gaya dorong air sehingga mineral ringan dan kasar akan lebih besar
mendapatkan gaya dorong air. Sebaliknya apabila campuran mineral berat dan
ringan dijatuhkan dari atas ke sebuah aliran air, maka susunannya adalah sebagai
berikut.
Mineral berat dan kasar akan terletak paling dekat dengan sumbernya.
Mineral ringan halus akan paling jauh dari sumbernya. (Heriyadi, Bambang. Et Al.
2014)
Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan
terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh, mineral yang berukuran
halus akan terlempar kesamping lebih jauh disbanding dengan mineral yang
berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih
jauh dari pada mineral berat berukran halus. Sedangkan adanya riffle, di atas meja
akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan/susunan mineral
berat dan ringan.
Meja goyang atau shaking table merupakan alat pengolahan bijih atau mineral
yang digunakan untuk meningkatkan nilai atau kadar nilai tertentu. Prinsip
pemisahannya berdasarkan pada perbedaan sifat fisik density atau berat jenis dari
mineral-mineral yang dipisah. Mineral-mineral yang terdapat dalam bijih akan
merespon gaya gravitasi sesuai dengan nilai berat jenis yang dimilikinya.
Mineralmineral yang memiliki berat jenis tinggi disebut dengan mineral berat,
sedangkan mineral yang memiliki berat jenis rendah disebut mineral ringan.
Media yang digunakan pada pemisahan secara gravitasi adalah fluida yaitu air
atau udara. Namun padaa umumnya media pisahnya adalah air. Beberapa alat atau
concentrator yang umum digunakan pada operasi pengolahan bijih mineral yang
memanfaatkan sifat densitas diantaranya adalah, shaking table, humprey spiral,
sluice box, dan jig concentractor.
Beberapa contoh mineral bijih yang umum dipisah dengan menggunakan
metoda gravitasi shaking table diantaranya adalah yang termasuk dalam mineral berat
dari partikel di dasar bidang datar. Jika partikel mempunyai density dan ukuran
berbeda, maka pergerakan partikel ditentukan oleh ukuran dan density.
Partikel besar dan ringan bergeak lebih cepat dari yang lainnya dan akan
menempati posisi terdepan. Partikel-partikel ini akan memiliki lintasan terjauh.
Sedangkan partikel-partikel kecil dan berat akan bergerak paling lambat dan akan
menempati posisi terakhir. Pertikel-partikel ini memiliki lintasan terpendek.
Tujuan utama proses konsentrasi adalah meningkatkan (mempertinggi)
kadar mineral berharga sehingga diperoleh konsentrat dengan kadar mineral berharga
tinggi dan rendah tailing. Tahap konsentrasi pada pengolahan bahan galian bekerja
berdasarkan sifat fisika dan kimia dari bijih yang akan diolah. Metode konsentrasi
gravitasi digunakan untuk melakukan proses pemisahan konsentrasi berbagai
macam bahan, mulai dari logam berat sulfida seperti galena hingga untuk batubara
pada ukuran partikel tertentu.
Menurut Taggart (1976), Shaking table merupakan alat konsentrasi mineral
yang memanfaatkan gerakan fluida dan hentakan meja untuk memisahkan mineral
mineral dari pengotornya. Proses konsentrasi metode tabling merupakan proses
pemisahan secara gravitasi dengan prinsip utama perbedaan berat jenis mineralmineral
logam berharga dan pengotornya. Jika perbedaan berat jenis tersebut besar maka
pemisahan secara gravitasi relatif mudah dilakukan akan tetapi bila sebaliknya maka
pemisahan dengan metode tabling sulit dilakukan.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pengenalan alat Shaking Table kemudian siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1 Pembahasan
4.2.1 Tabel 1
a. Derajat Kemagnetan
Konsentrat : 100 %
!",$
%&&
100 %
51,6%
Midling : 100 %
$),
100 %
%&&
29,7 %
Tailing : 100 %
)-,.
100 %
%&&
30,86 %
= 57,55 %
4.2.2 Tabel 2
a. Derajat Kemagnetan
Konsentrat : 100 %
"),"
100 %
%&&
49,8 %
Midling : 100 %
$M,.
%&&
100 %
29,2 %
Tailing : 100 %
!),M
%&&
100 %
53,23 %
= 58,63 %
4.2.3 Tabel 3
a. Derajat Kemagnetan
Konsentrat : 100 %
.
100 %
%&&
20,33 %
Midling : 100 %
-",$
%&&
100 %
8,26 %
Tailing : 100 %
M,
100 %
%&&
5,7 %
= 40,65 %