Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

SHAKING TABLE

PUTRI SHAFIRA
09320210266

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka


penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang. Pertambangan adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat dari
ketetapan pemerintah yang dilakukan secara sadar dan terencana, untuk mengelolah
mineral batubara dan hasil bumi lainnya yang ada diperut bumi. Objek dari usaha
pertambangan adalah sumber daya alam yang tak terbaharukan (non-renewable),
dimana dalam pengelolaan dan pemanfaatannya dibutuhkan pendekatan manajemen
ruangan yang ditangani secara holistik dan integrative dengan memperhatikan empat
aspek pokok yaitu, aspek pertumbuhan (growth), aspek pemerataan (equity), aspek
lingkungan (environment) dan aspek konservasi (conservation) (Risal et al., 2013).
Shaking Table merupakan salah satu alat yang digunakan dalam proses
pemisahan mineral berdasarkan berat jenis. Bagian utama dari shaking table yaitu dek
yang sedikit miring, bekerja karenaadanya gaya hentakan dan wash water yang bisa
meningkatkan kadar dengan ukuran butir >100 mesh. Gaya yang bekerja pada alat ini
ialah gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya dorong fluida Faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja shaking table yaitu kemiringan dek, debit air, kecepatan frekuensi
pergerakan dek, kecepatan feeding, dan panjang pukulan. Variable yang akan diubah
yaitu kemiringan dek karena kemiringan dek ialah faktor yang utama mempengaruhi
proses pengolahan bijih (Maharani et al., 2020).
Adapun tujuan dari praktikum shaking table pada laboratorium pengolahan
bahan galian yaitu agar praktikan dapat mengenal, mengetahui dan menguasai ilmu
tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi dasar dalam dunia
pertambangan. Adapun tujuan lain dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat
mempelajari pengaruh variable-variabel alat terhadap hasil pemisahan dan dapat
menentukan recovery dan kadar dari hasil pemisahan yang dilakukan pada praktikum
shaking table (Putri Shafira,2023).

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 86
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

1.2 Manfaat dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui dan
menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi
dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan kami mengikuti praktikum ini yaitu :
1. Mempelajari pengaruh variabel-variabel alat terhadap hasil pemisahan;
2. Menentukan recovery dan kadar dari hasil pemisahan.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Jaw Crusher;
2. Roll Crusher;
3. Sieve Shaker;
4. Alat Pelindung Diri;
5. Timbangan;
6. Alat Tulis Menulis;
7. Cawan;
8. Kuas;
9. Mistar;
10. Talang;
11. Neraca Analitik.
1.3.2 Bahan
1. Sampel Batubara 5 Kg;
2. Tabel Data Pengamatan;
3. Kantong Sampel.

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 87
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Shaking Table

Shaking table (meja goyang) merupakan suatu alat yang bekerja karena adanya
gaya gravitasi, gaya gesek antara partikel dengan bidang deck dan gaya dorong.
Menurut Danisworo (1994), mineralogi adalah ilmu yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat kimia, cara terdapat, cara terjadinya dan
kegunaannya. Menurut Tobing (2005) dalam Yudi Widaputra et. al. (2014),
pengolahan bahan galian merupakan proses pengolahan bijih (ore) secara mekanik,
sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari mineral pengotornya dengan
didasarkan pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika permukaan mineral.
Shaking Table merupakan Pemisahan mineral berat dengan mineral ringan
menggunakan media aliran tipis (Flowing Film Consentration) pada suatu meja
bergoyang. Alatnya adalah Shaking Table. Shaking Table umumnya dipakai untuk
pemisahan bijih jenis aluvial atau endapan pantai, dimana mineral-mineralnya sudah
terliberalisasi dan berukuran pasir, misalnya bijih timah, emas da pasir besi. Umumnya
mineral yang mempunyai perbedaan berat jenis besar serta perbedaan ukuran yang
kecil akan lebih mudah untuk dipisahkan, maka dari itu praktikum ini dilaksanakan
agar praktikan dapat memahami dan mengerti tentang pengunaan alatnya.
Mineral adalah endapan alam yang mempunyai komposisi kimia dan struktur
tertentu, tetapi dalam pengolahan bahan galian mineral dikembangkan menjadi bahan
galian berupa unsur-unsur kimia, batuan, mineral dan mineral bahan bakar yang
merupakan endapanendapan yang cara memperolehnya dengan kegiatan menggali
atau mengebor.
Menurut Graha (1987), timah adalah logam berwarna putih keperakan dengan
kekasaran dan kekuatan (strength) yang rendah, serta mempunyai sifat-sifat
konduktivitas panas dan listrik yang tinggi memiliki warna kecoklatan dengan 4
mineral ikutannya yaitu monazit, zirkon, ilmenit dan kuarsa.
Menurut Sujitno (2007), berdasarkan pada cara pembentukannya, deposit
timah dapat dikelompokan menjadi dua golongan, deposit timah primer dan timah

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 88
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

sekunder. Timah primer terbentuk akibat dari intrusi batuan granit biotit, serta pada
daerah kontak batuan endapan malihan biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat
kuarsa timah pada zaman Trias Atas. Timah sekunder terbentuk akibat proses
kelanjutan dengan kondisi alam tropis yang panas dan lembab, terjadi proses
pelapukan, baik secara mekanik ataupun kimiawi yang kemudian berlanjut dengan
proses erosi. Hasil pelapukan tersebut tertransportasi oleh air hujan melewati aliran
sungai, kemudian terendapakan sepanjang aliran sungai dan lembah.
Alat yang digunakan adalah shaking table, merupakan alat pemisahan mineral
yang memanfaatkan gerakan fluida dengan aliran air yang tipis dan hentakan meja
untuk memisahkan mineral-mineral dari pengotornya.
Pada shaking table terdapat beberapa variabel yaitu:
1. Kemiringan deck, deck yang terlalu miring akan mempengaruhi kecepatan
aliran air partikel ringan akan terbawa air semuannya, sehingga yang tertinggal
hanya mineral berat.
2. Ukuran partikel bijih, mineral mineral berukuran kasar dan halus dapat
diproses dengan shaking table tetapi dengan cara penanganan yang berbeda.
3. Jumlah dan panjang stroke, stroke yang panjang untuk material kasar dan
stroke pendek untuk material halus.
4. Riffle, riffle yang terdapat pada meja berfungsi untuk menyebabkan arus putar
disekitarnya
5. Laju air pencucian, sebagai sarana transportasi partikel dari kotak umpan ke
penampungan produk.
Proses Pemisahan Pada Shaking Table Merupakan proses pemisahan
berdasarkan gravitasi. Jika perbedaan berat jenis tersebut besar, maka pemisahan
berdasarkan gravitasi relatif mudah dilakukan, akan tetapi bila sebaliknya pemisahan
dengan metode tabling sulit dilakukan.
Concentration criterion (CC) adalah tingkat keberhasilan pemisahan mineral
berharga dengan pengotornya yang ditentukan oleh perbedaan berat jenis didalam
media. Berikut persamaan dari concentration criterion (CC) (Wills, 1992).

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 89
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

Keterangan :
CC = Concentration criterion
ρh = Berat jenis (spesific gravity) mineral berat
ρl = Berat jenis (spesific gravity) mineral ringan
ρf = Berat jenis (spesific gravity) medium
Konsentrasi gravitasi adalah proses pemisahan material-material yang
berharga dan tidak berharga dalam suatu bahan galian akibat gaya-gaya dalam fluida
berdasarkan atau tergantung pada perbedaan densitas, bentuk dan ukuran. Salah satu
metode konsentrasi gravitasi adalah shaking table. Shaking table merupakan salah
satu alat pemisah material pada metode konsentrasi garvitasi yang berdasarkan pada
aliran horizontal. Alat ini digunakan untuk memisahkan material dengan cara
mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang. (Heriyadi, Bambang. Et Al.
2014)

2.2 Pengaruh Variabel Shaking Table Terhadap Kadar Dan Recovery

Proses pengolahan bijih timah primer meliputi kegiatan comminution, sizing,


classifying dan concentration. Pada proses concentration tahap akhir menggunakan
metode gravity concentration untuk memisahkan mineral cassiterite dengan mineral
pengotornya, dimana proses gravity concentration bertujuan untuk meningkatkan bijih
timah yang berkadar rendah (low grade) menjadi bijih timah yang berkadar tinggi
(high grade). Salah satu alat gravity concentration yang digunakan adalah shaking
table. Shaking table (meja goyang) merupakan suatu alat yang bekerja karena adanya
gaya gravitasi, gaya gesek antara partikel dengan bidang deck dan gaya dorong.
Proses pemisahan bijih timah primer menggunakan shaking table dilakukan
dengan dua tahap yaitu primary yang bertujuan untuk meningkatkan kadar feed
menjadi lebih tinggi serta untuk mengurangi kehilangan mineral berharga (losses) dan
tahap kedua yaitu secondary yang bertujuan untuk mendapatkan konsentrat dengan
kadar Sn yang diinginkan dengan perolehan (recovery) yang tinggi. Penggunaan
shaking table di PT MCM belum mempunyai standar baku dalam pengoperasian, baik
yang primary maupun yang secondary, dalam pengoperasiannya masih menggunakan
trial dan error serta belum ada penelitian sebelumnya di perusahaan tersebut mengenai
teknis pencucian dengan alat shaking table. Akibatnya pengaturan variabel-variabel
operasi shaking table selama ini belum optimal sehingga berpengaruh terhadap waktu

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 90
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

dan biaya proses pencucian bijih timah primer serta terjadinya kehilangan mineral
berharga (losses).
Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan kajian terhadap variabel
lvariabel operasi shaking table dengan cara melakukan pengaturan pada variabel
kemiringan dan kecepatan air. Pengaturan tersebut dilakukan untuk mendapatkan
pengaruh variabel terhadap kadar dan recovery Sn konsentrat yang optimal dalam
proses pencucian bijih timah primer.
Menurut Graha (1987), timah adalah logam berwarna putih keperakan dengan
kekasaran dan kekuatan (strength) yang rendah, serta mempunyai sifat-sifat
konduktivitas panas dan listrik yang tinggi memiliki warna kecoklatan dengan 4
mineral ikutannya yaitu monazit, zirkon, ilmenit dan kuarsa.
Menurut Sujitno (2007), berdasarkan pada cara pembentukannya, deposit
timah dapat dikelompokan menjadi dua golongan, deposit timah primer dan timah
sekunder. Timah primer terbentuk akibat dari intrusi batuan granit biotit, serta pada
daerah kontak batuan endapan malihan biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat
kuarsa timah pada zaman Trias Atas. Timah sekunder terbentuk akibat proses
kelanjutan dengan kondisi alam tropis yang panas dan lembab, terjadi proses
pelapukan, baik secara mekanik ataupun kimiawi yang kemudian berlanjut dengan
proses erosi. Hasil pelapukan tersebut tertransportasi oleh air hujan melewati aliran
sungai, kemudian terendapakan sepanjang aliran sungai dan lembah.
Menurut Burt (1984), gravity concentration adalah suatu proses fisika cara
pemisahan mineral satu dengan yang lainnya atau mineral berharga dengan mineral
kurang berharga, yang terdapat bersama-sama berdasarkan perbedaan berat jenisnya.
Proses konsentrasi gaya berat memanfaatkan perbedaan berat jenis antara dua mineral
yang akan dipisah di dalam suatu media cairan (air), yaitu perbedaan dalam
bergeraknya mineral-mineral akibat dari gaya gravitasi yang bekerja pada tiap butiran
dan dibantu dengan satu atau lebih gaya-gaya lain yang bekerja pada butiran butiran
tersebut.
Menurut Taggart (1976), Shaking table merupakan alat konsentrasi mineral
yang memanfaatkan gerakan fluida dan hentakan meja untuk memisahkan
mineralmineral dari pengotornya. Proses konsentrasi metode tabling merupakan
proses pemisahan secara gravitasi dengan prinsip utama perbedaan berat jenis
mineralmineral logam berharga dan pengotornya. Jika perbedaan berat jenis tersebut

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 91
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

besar maka pemisahan secara gravitasi relatif mudah dilakukan akan tetapi bila
sebaliknya maka pemisahan dengan metode tabling sulit dilakukan.
Analisis pengaruh kemiringan dilakukan untuk mengetahui berapa besar
pengaruh variasi sudut kemiringan yang telah ditentukan terhadap kadar dan recovery
Sn konsentrat pada alat primary shaking table dan secondary shaking table.
Selain pengaruh kemiringan, variabel operasi shaking table yang juga sangat
berpengaruh yaitu kecepatan air pencuci (wash water). Analisis pengaruh kecepatan
air pencuci dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh kecepatan air pencuci
terhadap kadar dan recovery Sn konsentrat pada alat Primary Shaking Table dan
Secondary Shaking Table.
Menurut Gaudin (1939), Pada shaking table bekerja efek sluicing yang
dikombinasikan dengan riffle dan gaya sentak yang tegak lurus arah aliran, Proses
pemisahan terjadi akibat adanya tiga gaya yang bekerja pada partikel dalam fluida
yaitu :
1. Gaya gravitasi;
2. Gaya dorong fluida;
3. Gaya gesek.
Peranan ketiga gaya tersebut sangat menentukan perlapisan (stratifikasi) dan
urutan partikel dengan partikel besar ringan paling depan diikuti partikel kecil ringan.
Kemudian diikuti partikel besar berat serta partikel kecil berat paling akhir.
Menurut Lubis (2010), recovery menyatakan jumlah atau persentase mineral
berharga yang dapat diambil dari umpan dan masuk ke konsentrat. Nilai ini
menunjukan rasio mineral berharga yang ada dalam konsentrat dibanding mineral
berharga dalam bijih, nilai ini juga menunjukan efisiensi dari proses pemisahan yang
dilakukan.
Shaking table (meja goyang) adalah suatu alat yang bagian utamanya terdiri
dari sebuah meja yang terdiri dari deck yang sedikit miring yang bekerja karena adanya
gaya hentakan dan wash water yang dapat meningkatkan kadar bijih timah dan bisa
menaikkan kadar sampai ukuran > 100 mesh. Alat ini bekerja karena adanya gaya
gravitas, gaya gesek antara partikel dengan lapisan bidang, dan gaya dorong fluida
Untuk mengetahui cara kerja dan efisiensi yang dihasilkan dari proses yang

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 92
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

menggunakan alat ini maka dilakukan penelitian perhitungan efisiensi shaking table.
Persentase perolehan kadar cassiterite oleh shaking table yang dipakai saat ini
umumnya masih bervarisi. Dari analisis data Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT)
menunjukkan, kadar perolehan cassiterite pada shaking table berkisar antara 7-15%%.
Saat ini pemakaian shaking table oleh mitra usaha PT.Timah belum mempunyai
standar baku dalam pengoperasiannya, sehingga yang dilakukan pengoperasiannya
masih menggunakan trial dan error Berdasarkan kondisi di atas, permasalahan yang
timbul adalah apakah pengaturan variable-variabel operasi shaking table selama ini
belum sesuai dengan kondisi umpan (feed) sehingga berpengaruh terhadap waktu dan
biaya proses oleh karena itu, perlu dilakukan kajian terhadap kondisi variabel-variabel
operasi shaking table yang digunakan sehingga dapat diperoleh kesesuaian yang baik
dalam meningkatkan perolehan cassiterite.

Gambar 2.1 Shaking Table

2.3 Prinsip Kerja Shaking Table

Salah satu metode Konsentrasi Gravitasi adalah Tabling. Tabling merupakan


pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja
bergoyang, dengan menggunakan media aliran tipis dari air (Flowing Film
Concentration). Alat yang digunakan disebut “Shaking Table” atau “Meja Goyang”.

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 93
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

Prinsip Kerja Shaking Table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran
partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang sama
akan memiliki gaya dorong yang sama besar. Sedangkan apabila Specific Gravity-nya
berbeda maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan.
Karena pengaruh gaya dari aliran, maka partikel ringan akan terdorong / terbawa lebih
cepat dari partikel berat searah aliran.
Karena gerakan relative horizontal dari motor maka partikel berat akan
bergerak lebih cepat dari pada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu
dipasang riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga
partikel ringan diberi kesempatan berada diatas dan partikel berat relative dibawah
(Heriyadi, Bambang. Et Al. 2014).
Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan, meja goyang
dapat dibedakan menjadi “sand table” dan “slime table”. Perbedaan pada kedua alat
ini terletak pada Jumlah dan Jarak antar Riffle. Jumlah riffle pada Sand Table sangat
banyak sedangkan jumlah riffle pada Slime Table sedang. Jarak antar riffle sand Table
antara ¼ hingga 1 ¼ inch sedangkan Slime Table lebih besar daripada Sand Table.
Selain itu Sand Table, ada bagian deck yang tidak diberi riffle digunakan untuk slime
sedangkan pada Slime Table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle. Kapasitas
Shaking Table (meja goyang) tergantung pada jumlah air, jumlah Strore, sifat bijih,
slope, meja dan ukuran feed.
Macam Meja Goyang yang lain adalah Willey Table, Butcher Table, Card
Tabel. Card Field Table, Plat of Table, dan Dister Diagonal Overslorm Table. Meja
Goyang Willey Tabel terdiri dari deck berbentuk segi empat dan “Headmotion” sebagai
penggeraknya. Ketinggian riffle minimal ½ feed dan lebar ¼ feed. Meja Goyang
Bucher Table mempunyai bentuk hampir sama dengan Willey, tapi memiliki watch
plinger untuk mencuci. Posisis riffle terbagi menjadi zone stratifikasi, cleaning zone
dan dischange zone. Mekanisme kerjanya, material bergerak ke kiri dan air bergerak
ke kanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air sedang material berat akan
berjalan terus (Heriyadi, Bambang. Et Al. 2014).
Meja Goyang Card Table yakni meja goyang dengan riffle dibuat dengan
mengerat deck dengan bentuk segitiga dan headmotion. Meja goyang Dister Diagonal
Overslorm Table yakni meja goyang dengan berbentuk Deck Rombahedral.

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 94
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

Pemisahan antara konsentrat, middling dan tailing tidak jelas / berdekatan


sekali Meja Goyang Card Field Table yakni meja goyang dengan berbentuk Wafley
Table yang ditutupi seluruhnya oleh riffle, sedangkan meja goyang Plat of Table meja
goyang yang mempunyai ciri utama di atas deck ada tiga macam riffle dan terdapat
tiga zona dari riffle yaitu zone Stratifikasi, zone Intermediate Plan dan zone Lipper
(Heriyadi, Bambang. Et Al. 2014).
Alat pemisah mineral secara gravitasi yaitu jig, magnetic separator,
hydrocyclone, dan shaking table. Dari semua contoh alat tersebut memiliki prinsip
kerja yang berbeda. Alat jig bekerja dengan tekanan dan hisap, magnetic separator
adalah pemisah antara material padat dengan pengotornya berdasarkan sifat
kemagnetan suatu bahan, hydrocyclone adalah memanfaatkan efek gaya centrifugal
dan density fluida tiap partikel didalam air, dan shaking table berdasarkan perbedaan
berat dan ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis dalam.
Salah satu metode gravitasi adalah shaking table. Shaking table merupakan
pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang
dengan menggunakan media aliran tipis dari air (flowing film concentration).
Pada prinsipnya, ada tiga macam gaya yang bekerja pada Shaking Table, yaitu:
1. Gaya Dorong Alir
Gaya dorong alir merupakan fungsi kecepatan relative aliran air dan partikel.
Dalam prosesnya, partikel bergerak dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh
kedalaman air.
2. Gaya Gesek
Gaya gesek ini terjadi antara partikel dengan dasar deck (alas alat).
3. Gaya Gravitasi

2.4 Bagian-bagian alat dan fungsinya

Proses pemisahan mineral pada shaking table terjadi karena adanya sentakan
meja yang ditimbulkan oleh headmotion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari
water filling. Mineral berat yang memiliki gaya gesek yang lebih besar maka akan
terlempar ke samping (searah sentakan meja). (Munaf, Yulman. 2012)

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 95
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

Gambar 2.2 Bagian-bagian Shaking Table


Untuk mineral yang berukuran halus akan terlempar ke samping lebih jauh
dibanding dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan
terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat berukuran halus.
Untuk memisahkan partikel, maka perlu dipasang riffle (penghalang). Fungsi riffle
yaitu untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi
kesempatan berada diatas dan partikel berat relatif di bawah.
a. Head Motion
Head motion merupakan komponen utama atau dasar dari shaking table.
Seperangkat head motion yang terdiri dari beberapa bagian antara lain kedua pitman
yang terbuat dari besi tempa, toggle yang terbuat dari besi cor, dan roller bearing yang
dilindungi oleh minyak pelumas yang mengendalikan gaya gesek tertentu.
Mekanisme kerja alat head motion diawali dengan proses ketika shaking table
sedang tidak dioperasikan spiral pegas (spring) dalam kondisi memanjang atau
meregang dan dalam keadaan mendatar. Saat shaking table mulai dioperasikan, kedua
pitman bergerak secara eksentrik sehingga toggle dalam keadaan miring. Akibatnya
deck bergerak ke belakang atau mundur sampai pitman bergerak miring mencapai titik
paling atas dan spiral pegas merapat. Lalu pitman kembali bergerak turun sehingga
toggle dalam keadaan mendatar lagi dan spiral pegas kembali merenggang. Akibatnya
deck kembali bergerak maju ke depan. Gerakan maju mundur terus berulang ketika
dioperasikan. Gerakan tersebut bersifat asimetris karena gerakan mundur (tarik) lebih

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 96
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

kuat dibandingkan gerakan maju (dorong). Pengatur stroke, pengaturan stroke pada
shaking table berupa sekrup yang dapat diputar terdapat pada bagian luar head motion.
b. Feed Box
Feed box dan water box, feed box merupakan kotak yang terletak di ujung kiri
atas deck. Kota ini berfungsi sebagai tempat jatuh umpan. Water box berada.
Merupakan box yang berfungsi untuk memasukkan umpan ke meja goyang. Umpan
berbentuk pulp dengan persen solid tertentu.
c. Wash water
Merupakan air yang ditambahkan untuk memberikan pengaruh sluicing effect
pada material dan mengatur kecepatan aliran flluida yang ada di atas meja pemisahan
(shaking table).
d. Riffle
Merupakan media penahan yang ditempelkan diatas deck dengan pola tertentu.
Merupakan sekat dengan ketinggian tertentu yang berfungsi untuk menahan aliran
material.
e. Bok produk
Terdiri dari box untuk mineral berat, mineral middling dan box untuk mineral
ringan.
Material sisa hasil pencucian (SHP) yang digunakan sebagai feed untuk
shaking table merupakan sisa hasil pencucian dari jig harz sekunder yang masih
mengandung kadar Sn yang cukup tinggi. Kesesuaian kadar Sn dan sebaran ukuran
butiran sangat diperlukan untuk mengetahui keadaan feed sebelum diolah, agar
memudahkan pengaturan variabel-variabel alat yang disesuaikan dengan keadaan feed.
Feed yang digunakan dalam penelitian ini adalah SHP jiga harz sekunder.
Pengambilan sample feed dari pengaturan parameter shaking table, yaitu: kemiringan
meja dan panjang stroke beserta jumlah pukulan, maka ada 3 sample feed yang akan
di uji untuk mengetahui kesesuaian kadar Sn dan sebaran ukuran butiran dalam feed
sebelum dilakukan pengaturan variabel shaking table.
Pengaturan variabel shaking table bertujuan untuk mendapatkan kadar Sn
dengan recovery yang tinggi, variabel yang diuji dalam penelitian ini meliputi
kemiringan meja, panjang stroke dan jumlah pukulan, dimana masing-masing variabel
dilakukan uji coba sebanyak 3 variasi dan uji kombinasi dari ke-2 variabel tersebut
sebanyak 9 variasi.

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 97
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

Pengaturan kemiringan meja dilakukan dengan menggunakan 3 variasi.


Kemiringan tersebut diatur dengan tuas putar disisi meja. Kemiringan meja dihitung
dengan perubahan ketinggian pada salah satu struktur yang ada pada shaking table
tersebut.
Pengaturan panjang stroke dan jumlah pukulan dilakukan sebanyak 3 variasi,
dalam penelitian ini panjang stroke dan jumlah pukulan saling berhubungan
dikarenakan berada pada 1 sekrup yang sama yaitu terletak pada head motion.
Variasi variabel kombinasi ini dilakukan berdasarkan variasi-variasi pada
variabel-variabel sebelumya yang telah dilakukan, yaitu kombinasi antara kemiringan
meja dan panjang stroke. maka dapat dilakukan variasi kombinasi, yaitu 9 variasi.

2.5 Jenis atau Tipe Alat

Pada dasarnya perbedaan jenis shaking table ini terletak dari posisi head
motion dan bentuk riffle-nya. Jenis meja goyang (shaking table) antara lain :
1. Wilfley Table
Alat ini berbentuk empat persegi panjang dengan riffle dibuat mulai dari
ukuran pendek hingga panjang. Faktor yang sering diubah dalam penggunaan alat ini
yaitu kemiringannya. Penggunaan riffle yaitu dengan tinggi minimal ½ feed dan lebar
¼ feed (Munaf, Yulman. 2012).
2. Butchart Table
Bentuk head motion hampir sama dengan wilfley table tetapi berbeda pada
riffle-nya. Riffle pada alat ini membengkok kearah atas. Dengan riffle ini material
dipaksa untuk naik pada bagian riffle yang membelok ke arah atas sebelum sampai ke
tempat konsentrat. Mekanisme kerjanya yaitu material bergerak kekiri dan air bergerak
kekanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air sedang material berat akan
berjalan terus.
3. Card Table
Riffle berbentuk triangular yang agak kasar dan pembuatannya langsung pada
dek tersebut.
4. Deister Overstorm ( Plat O Table)
Bentuk deck-nya rombohedral. Pemisahan antara konsentrat, middling dan
tailing tidak jelas karena posisi peyimpanan hasil pemisahannya yang berdekatan
sekali (Munaf, Yulman. 2012).

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 98
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

Bentuknya yang ditutupi seluruhnya oleh riffle.


6. Plat of table
Ciri utamanya diatas meja ada 3 macam riffle dan terdapat tiga zona dari riffle
yaitu zona stratifikasi, zona intermediate plan, dan zona lipper piatau.

2.6 Mekanisme Kerja Alat

Mekanisme kerja alat shaking table pada proses pemisahannya, pemisahan


mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh head motion dan
aliran air tipis dipermukakan meja dari wash water. Mineral berat karena mempunyai
gaya gesek yang lebih besar maka akan terlempar kesamping (searah sentakan meja).
Mineral yang berukuran halus akan terlempar kesamping lebih jauh dibanding dengan
mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh
aliran air lebih jauh dari pada mineral berat berukuran halus. Sedangkan adanya riffle
diatas meja akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk susunan mineral berat
dan ringan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja shaking table adalah:
1. Pengaruh riffle, Riffle ini berfungsi untuk menahan partikel-partikel berat agar
tidak ikut terbawa aliran pencuci dengan membentuk aliran turbulensi. Arus
tersebut mengaduk dan mengangkat partikel-partikel yang tersangkut diantara
riffleriffle. Hubungan riffle dengan ukuran partikel dijelaskan bahwa jika tinggi
riffle terlalu rendah, maka partikel akan mudah terbawa laju aliran air menuju
ke zona tailing. Apabila tinggi riffle sangat tinggi maka arus air tidak mampu
mengaduk dan mengangkat partikel yang berada dilapisan terbawah didaerah
antara riffle. Maka dari itu partikel mempunyai diameter besar membutuhkan
riffle yang tinggi sedangkan partikel halus membutuhkan riffle yang rendah.
2. Pengaruh kemiringan deck
Efek transportasi partikel-partikel yang akan dipisahkan pada meja goyang
dipengaruhi oleh kemiringan deck dan bentuk riffle. Kemiringan deck yang
kecil menyebabkan kecepatan aliran air secara transversal rendah sehingga
partikel terdorong masuk ketempat penampungan konsentrat. Sementara
kemiringan deck yang curam mengakibatkan banyak partikel bergerak masuk
ke tailing.

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 99
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

3. Pengaruh ukuran partikel bijih Ukuran partikel bijih merupakan salah satu
variabel penting dalam proses pemisahan dengan shaking table. Mineral–
mineral berukuran kasar dan halus dapat diproses dengan shaking table.
4. Pengaruh lalu air pencuci Lalu air pencuci akan berperan dalam pemisahan
secara transversal (tegak lurus sumbu meja). Selain itu air pencuci digunakan
sebagai sarana transportasi partikel dari kotak umpan ke penampungan produk.
Sifat aliran fluida dapat ditentukan dari bilangan Reynold (Re). Bila Re kurang
dari 2100 maka aliran fluida bersifat laminer kalau lebih maka aliran bersifat
turbulen.
Pada meja goyang didalam proses pemisahannya, pemisahan mineral terjadi
karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh head motion dan aliran air tipis
dipermukaan meja dari wash water. Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang
lebih besar maka akan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh,
mineral yang berukuran halus akan terlempar kesamping lebih jauh disbanding dengan
mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh
aliran air lebih jauh dari pada mineral berat berukran halus. Sedangkan adanya riffle,
di atas meja akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan/susunan
mineral berat dan ringan.
Prinsip kerja shaking table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran
partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang sama
akan memiliki gaya dorong yang sama besar. Sedangkan apabila specific gravity
berbeda maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan.
Karena pengaruh gaya dari aliran maka partikel ringan akan terdorong atau terbawa
lebih cepat dari partikel berat searah aliran air.
Gerakan relatif horizontal dari motor menjadikan partikel berat akan bergerak
lebih cepat daripada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu dipasang
riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel
ringan diberi kesempatan berada di atas dan partikel berat relatif di bawah.
(Heriyadi, Bambang. Et Al. 2014). Distribusi partikel dipengaruhi oleh :
a. Sifat-sifat riffle;
b. Permukaan deck;
c. Water supply;
d. Perbedaan bentuk dan ukuran partikel;

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 100
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

e. Ada tidaknya material yang termasuk middling atau material interlog yaitu
partikel dengan sebagian material berat dan sebagian material ringan.
Faktor yang mempengaruhi gerakan aliran pada dasar :
a. Slope deck;
b. Tebal / Kecepatan air;
c. Viscositas fluida;
d. Bentuk partikel;
e. Kekerasan deck;
f. Koeifisien gesekan Partikel.
Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan
terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh, mineral yang berukuran
halus akan terlempar kesamping lebih jauh dibanding dengan mineral yang berukuran
kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari
pada mineral berat berukran halus. Sedangkan adanya riffle, di atas meja akan
mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan/susunan mineral berat dan
ringan.
Pengambilan percontoh merupakan pekerjaan pengambilan sebagian kecil dari
suatu populasi menurut suatu cara tertentu yang diharapkan dapat mewakili sifat-sifat
populasi tersebut. Pengambilan percontoh (pemercontohan) bertujuan untuk
mengetahui karakteristik umpan dan produk yang dihasilkan. Pemercontohan pada
shaking table ini dilakukan pada feed sebelum proses dilakukan dan kosentrat yang
dihasilkan pada bagian atas sebelah kiri shaking table.
Alat yang digunakan untuk pengambilan contoh di Shaking Table meliputi:
1) Kantong plastik;
2) Pancatat waktu (stopwatch);
3) Ember plastic;
4) Spidol;
5) Mistar 3;
6) Busur derajat.
Prosedur pemercontohan:
1) Pemercontohan dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 100 kg
yang sudah di analisis kadarnya dengan memasukkan material di bak
penampungan;

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 101
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

2) Material disemprot oleh air sehingga turun ke shaking table;


3) Dari shaking table material diproses oleh aliran air dan hentakan meja sehingga
terpisah menjadi 3 bagian;
4) Kosentrat yang diambil adalah kosentrat bagian paling atas untuk di analisis
kadar cassiterit-nya;
5) Kosentrat dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label.
Data yang diambil:
a. Menghitung debit air Untuk menghitung debit air digunakan ember yang
diletakkan pada ujung selang yang mengarah ke shaking table dan dihitung
menggunakan stopwatch, air ini kemudian diukur volumenya untuk
mengetahui volume air yang digunakan;
b. Menghitung panjang pukulan shaking table Panjang pukulan dihitung dengan
cara melumasi penggerak pada shaking table dan menghidupkan alat sehingga
menimbulkan bekas dan mengukur bekas tersebut saat mematikan pulsator.
Panjang pukulan ini bersifat tetap karena telah dikunci oleh pengguna mesin
terdahulu. Perubahan panjang pukulan ini mengakibatkan perubahan setting
alat yang telah digunakan;
c. Menghitung Berat kadar Berar kadar dihitung dengan menggunakan data hasil
laboratorium yaitu kadar Sn dikalikan dengan berat sampel yang telah
ditimbang;
Berat kadar Kg = kadar (%) X tonase (kg)
d. Mengukur kemiringan shaking table Kemiringan shaking table diukur dengan
menggunakan busur derajat yang diberikan bandul dan tali pada bagian bawah
shaking table.
Pengambilan data sekunder dilakukan dengan Studi literatur yang ada. Studi
literatur ini berasal dari PT. Timah (persero), Tbk Wasprod 4 bangka Selatan yang
didapatkan dari buku-buku yang digunkan dan disusun oleh PT. Timah dan SOP
penambangan darat sebagai acuan dalam pelaksanaan Tata Kelola Penambangan
Darat di PT. Timah. Saat ini penggunaan shaking table banyak dilakukan oleh Mitra
Usaha PT. Timah dalam menaikkan kadar bijih timah yang didapatkan dilokasi
penambangan
Kekasaran permukaan meja sangat menentukan perolehan dan proses
pemisahan. Untuk membantu pemisahan, meja digoyangkan secara horizontal

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 102
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

membentuk getaran. Ada kemungkinan bahwa posisi mineral berat kasar jadi satu
dengan mineral ringan halus. Susunan ini disebabkan karena pengaruh kecepatan
aliran dan gaya dorong air sehingga mineral ringan dan kasar akan lebih besar
mendapatkan gaya dorong air. Sebaliknya apabila campuran mineral berat dan
ringan dijatuhkan dari atas ke sebuah aliran air, maka susunannya adalah sebagai
berikut.
Mineral berat dan kasar akan terletak paling dekat dengan sumbernya.
Mineral ringan halus akan paling jauh dari sumbernya. (Heriyadi, Bambang. Et Al.
2014)
Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan
terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh, mineral yang berukuran
halus akan terlempar kesamping lebih jauh disbanding dengan mineral yang
berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih
jauh dari pada mineral berat berukran halus. Sedangkan adanya riffle, di atas meja
akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan/susunan mineral
berat dan ringan.

2.7 Manfaat dan kegunaan alat

Meja goyang atau shaking table merupakan alat pengolahan bijih atau mineral
yang digunakan untuk meningkatkan nilai atau kadar nilai tertentu. Prinsip
pemisahannya berdasarkan pada perbedaan sifat fisik density atau berat jenis dari
mineral-mineral yang dipisah. Mineral-mineral yang terdapat dalam bijih akan
merespon gaya gravitasi sesuai dengan nilai berat jenis yang dimilikinya.
Mineralmineral yang memiliki berat jenis tinggi disebut dengan mineral berat,
sedangkan mineral yang memiliki berat jenis rendah disebut mineral ringan.
Media yang digunakan pada pemisahan secara gravitasi adalah fluida yaitu air
atau udara. Namun padaa umumnya media pisahnya adalah air. Beberapa alat atau
concentrator yang umum digunakan pada operasi pengolahan bijih mineral yang
memanfaatkan sifat densitas diantaranya adalah, shaking table, humprey spiral,
sluice box, dan jig concentractor.
Beberapa contoh mineral bijih yang umum dipisah dengan menggunakan
metoda gravitasi shaking table diantaranya adalah yang termasuk dalam mineral berat

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

diantaranya adalah kasiterite, emas, galena, tembaga, wolframite. Sedangkan mineral


ringan diantaranya adalah kuarsa, feldspar, mika, gypsum, graphite.
Bijih timah merupakan bijih yang umumnya dipisah dengan shaking table.
Pada pemisahan ini dihasilkan konsentrat yang mengandung mineral berat kasiterit,
dan tailing yang mengandung gangue mineral ringan yaitu silica.
Pemisahan mineral bijih dengan meja goyang, sluice box dan humprey spiral
pada prinsipnya dapat dijelaskan dengan prinsip gerakan partikel dan fluida pada
bidang miring atau flowing film atau aliran lapisan tipis yang disebut dengan flowing
film concentraction. Dalam fluida bidang miring, atau aliran tipis, atau flowing film,
gerakan partikel mineral terdiri dari dua gerakan yaitu gerakan partikel sebelum
mencapai dasar bidang miring, dan gerakan pertikel mineral pada dasar bidang miring.
Sebelum mencapai dasar bidang miring, semua partikel mempunyai gaya aksi
ke bawah atau mengendap yang proporsional dengan ukuran dan density. Pada waktu
yang bersamaan, dorongan fluida akan membawa partikel bergerak secara horizontal.
Setiap mineral akan memeiliki empat gaya yaitu, gaya dorong fluida, gaya grafitasi,
gaya apung, dan gaya drag. Keempat gaya ini akan menentukan perilaku atau
pergerakan mineral selama mengendap untuk mencapai landasan atau dasar bidang
miring. Setiap mineral akan mencapai dasar bidang mikring sesuai dengan density dan
ukurannya. Mineral berat dengan ukuran besar akan mengendap dan mencapai dasar
lebih awal. Partikel ini memiliki lintasan terpendek. Sedangkan partikel ringan yang
berukuran kecil akan mengendap terakhir dan melintasi paling jauh.
Setelah mencapai dasar bidang miringnya, setiap partikel mineral akan dikenai
distribusi kecepatan fluida atau gaya dorong fluida yang tidak sama. Kecepatan fluida
hamper nol pada permukaan atau dasar bidang. Dan maksimum pada interface atau
antarmuka fluida-udara. Di dasar bidang ini, partikel akan bergerak dengan cara
menggelinding/rolling atau meluncur/sliding. Aksi rolling terjada pada zona fulida
dengan kecepatan yang relatif tinggi. Aksi rolling tergantung pada bentuk partikel dan
kekasaran dari permukaan bidang miringnya. Sedangkan aksi sliding terjadi pada zona
dengan kecepatan rendah, dekat permukaan bidang datar. Aksi sliding tergantung pada
kedalaman lapisan fluida dan sudut bidang datarnya.
Gerakan partikel pada dasar bidang miring dipengaruhi oleh gaya dorong
flluida, gaya gravitasi dan gaya gesek. Ketiga gaya ini akan bertanggung jawab
terhadap pergerakan partikel. Dan resultan ketiga gaya inilah yang menentukan posisi

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 104
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

dari partikel di dasar bidang datar. Jika partikel mempunyai density dan ukuran
berbeda, maka pergerakan partikel ditentukan oleh ukuran dan density.
Partikel besar dan ringan bergeak lebih cepat dari yang lainnya dan akan
menempati posisi terdepan. Partikel-partikel ini akan memiliki lintasan terjauh.
Sedangkan partikel-partikel kecil dan berat akan bergerak paling lambat dan akan
menempati posisi terakhir. Pertikel-partikel ini memiliki lintasan terpendek.
Tujuan utama proses konsentrasi adalah meningkatkan (mempertinggi)
kadar mineral berharga sehingga diperoleh konsentrat dengan kadar mineral berharga
tinggi dan rendah tailing. Tahap konsentrasi pada pengolahan bahan galian bekerja
berdasarkan sifat fisika dan kimia dari bijih yang akan diolah. Metode konsentrasi
gravitasi digunakan untuk melakukan proses pemisahan konsentrasi berbagai
macam bahan, mulai dari logam berat sulfida seperti galena hingga untuk batubara
pada ukuran partikel tertentu.
Menurut Taggart (1976), Shaking table merupakan alat konsentrasi mineral
yang memanfaatkan gerakan fluida dan hentakan meja untuk memisahkan mineral
mineral dari pengotornya. Proses konsentrasi metode tabling merupakan proses
pemisahan secara gravitasi dengan prinsip utama perbedaan berat jenis mineralmineral
logam berharga dan pengotornya. Jika perbedaan berat jenis tersebut besar maka
pemisahan secara gravitasi relatif mudah dilakukan akan tetapi bila sebaliknya maka
pemisahan dengan metode tabling sulit dilakukan.

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 105
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Prosedur kerja Shaking Table

1. Pengenalan alat Shaking Table kemudian siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.

Gambar 3. 1 Perkenalan Alat Shaking Table

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 106
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

2. Material yang telah disiapkan kemudian akan dipisahkan menggunakan alat


shaking table, pertama kita mengsetting kemiring duck nya.

Gambar 3. 2 Mengsetting Kemiringan Deck

3. Kemudian kita mengsetting bagian Head Motion pada alat tersebut.

Gambar 3. 3 Mengsetting Head Motion

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 107
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

4. Jalankan motor penggerak secara perlahan

Gambar 3. 4 Menyalakan motor penggerak

5. Masukkan material kedalam feeder

Gambar 3. 5 Memasukkan material

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 108
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

6. Setelah itu jalankan airnya

Gambar 3. 6 Menyalakan air


7. Kemudian hidupkan head motion yang telah disetting tadi hingga bergerak alat
shaking table bergerak maju dan mundur.

Gambar 3. 7 Menghidupkan Alat Shaking table

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 109
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

8. Setelah material telah dimasukkan kita menunggu hingga beberapa menit


hingga terlihat terpisahnya konsentrat dan tailing tersebut lalu hasilnya tersebut
akan terpisah melalui wadah-wadah yang terdapat bagian setiap ujung
ducknya.

Gambar 3. 8 Wadah hasil pengolahan menggunakan shaking table

9. Keringkan material tersebut pada tempat yang berbeda agar dapat


membedakan antara konsentrat, midling, dan tailing.

Gambar 3.9 Keringkan Material


10. Timbang masing-masing material tersebut

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 110
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

Gambar 3.10 Timbang Material

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 111
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Shaking table

No. Derajat Waktu Berat Berat Berat Berat


Awal Konsentrat Tailing Middling
1 4˚ 10 300 154,8 92,6 89,1
2 8˚ 10 300 149,4 159,7 87,6
3 12˚ 10 300 61 17,1 24,8

Dari tabel diatas, tentukan:


1. Persen Hasil (Menggunakan Rumus Derajat Kemagnetan)
2. Recovery (Sama Rumus Panning)

4.1 Pembahasan

4.2.1 Tabel 1
a. Derajat Kemagnetan

Konsentrat : 100 %
!",$
%&&
100 %

51,6%

Midling : 100 %
$),
100 %
%&&

29,7 %

Tailing : 100 %
)-,.
100 %
%&&

30,86 %

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 112
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

6789: ;<9= > ? @A 6789: ;BCD8 > ? @A


b. Recovery : 1 234 5 x 100 %
6789: ;<9= EF@G @ 6789: ;BCD8 HIJK7J:89:
%&& L8 $), L8
1 234 5 x 100 %
%&& L8 !",$ L8
-.,M%&
= 100 %
".,""&

= 57,55 %
4.2.2 Tabel 2
a. Derajat Kemagnetan

Konsentrat : 100 %
"),"
100 %
%&&

49,8 %

Midling : 100 %
$M,.
%&&
100 %

29,2 %

Tailing : 100 %
!),M
%&&
100 %

53,23 %

6789: ;<9= > ? @A 6789: ;BCD8 > ? @A


b. Recovery : 1 234 5 6789: ;<9= EF@G @ 6789: ;BCD8 HIJK7J:89:
x 100 %
%&& L8 $M,.
1 234 5 x 100 %
%&& L8 "),"
-.,-$&
= "",$-& x 100 %

= 58,63 %
4.2.3 Tabel 3
a. Derajat Kemagnetan

Konsentrat : 100 %
.
100 %
%&&

20,33 %

Midling : 100 %
-",$
%&&
100 %

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 113
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SHAKING TABLE

8,26 %

Tailing : 100 %
M,
100 %
%&&

5,7 %

6789: ;<9= > ? @A 6789: ;BCD8 > ? @A


b. Recovery : 1 234 5 6789: ;<9= EF@G @ 6789: ;BCD8 HIJK7J:89:
x 100 %
%&& L8 -",$
1 234 5 x 100 %
%&& L8 .
M,""&
= $,%&&
x 100 %

= 40,65 %

AGUNG DWI SURYA PUTRA PUTRI SHAFIRA


09320200018 09320210266
Shaking Table - 114

Anda mungkin juga menyukai