Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS AYAK

PUTRI SHAFIRA
09320210266

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral-mineral


berharga dari mineral-mineral pengganggu yang tidak diinginkan sehingga didapat
suatu kosentrat dengan tidak merubah sifat kimia dan hanya merubah sebagian sifat
fisik dari mineral tersebut/mineral yang diolah. Oleh sebab itu bahan galian tersebut
perlu menjalani Pengolahan Bahan Galian (PBG).
Pengolahan bahan galian merupakan metode yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian. Karna umumnya material bahan
berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara langsung
karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (tailing) yang umumnya
berasal dari material koalisinya. Mineral yang dikehendaki biasanya disebut dengan
mineral berharga karena memiliki nilai ekonomis (concentrate), sedangkan mineral
yang tidak dikehendaki disebut mineral buangan (waste). Pada akhir proses
pengolahan akan diperoleh dua macam hasil, yaitu konsentrat yang sebagian besar
terdiri dari mineral yang diinginkan dan tailing yakni terdiri mineral tidak diinginkan.
Setelah proses pengolahan awal, bahan galian utama biasanya didapatkan dalam
bentuk konsentrat bahan galian. Dari segi ekonomis pengolahan ini bertujuan untuk
memudahkan dalam pengolahan lebih lanjut dan memaksimalkan jumlah daya angkut
(Tongole et al., 2019).
Analisa yang meliputi penimbangan, pengayakan, mikroskopis dan analisis
kimiawi jika diperlukan. Tapi yang terpenting adalah analisis ayak. Analisa saringan
atau analisis ayak (sieve analysis) adalah prosedur yang digunakan untuk mengukur
distribusi ukuran partikel dari suatu bahan. Distribusi ukuran partikel merupakan hal
yang sangat penting. Hal ini dapat digunakan untuk semua jenis non-organik atau
organik bahan butiran termasuk pasir, tanah liat, granit, batu bara, tanah, dan berbagai
produk bubuk, termasuk untuk gandum dan biji-bijian.Dalam kegiatan praktikum ini
dapat memberikan manfaat, yaitu praktikan memahami dan mengerti dalam
menghitung derajat liberasi, mencari penyebab dan ukuran mineral berharga yang
hilang bersama tailing. ( Putri Shafira 2023 ).

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 64
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal,
mengetahui dan menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian dalam tahapan
analisis ayak yang menjadi salah satu aplikasi dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Analisis Ayak adalah:
a. Memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat
b. Mengetahui berat tertahan material tiap mesh.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Sieve Shaker
2. Timbangan
3. Talang
4. Kuas (3 inch)
5. Mistar
6. Alat Safety
7. Alat Tulis Menulis.
1.3.2 Bahan
1. Sampel Batubara (5 Kg)
2. Kantong Sampel A4 (5 lembar)
3. Tabel data pengamatan.

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 65
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Bahan Galian

Pengolahan bahan galian (mineral dressing) adalah istilah umum yang


digunakan untuk mengolah semua jenis bahan galian hasil tambang yang berupa
mineral, batuan, bijih atau bahan galian lainnya yang ditambang atau diambil dari
endapan-endapan alam pada kulit bumi. Untuk dipisahkan menjadi produk-produk
berupa satu macam atau lebih bagian mineral yang dikehendaki, yang terdapatnya
bersama sama di alam.
Mineral yang dikehendaki biasanya disebut dengan mineral berharga karena
memiliki nilai ekonomis, sedangkan mineral yang tidak dikehendaki disebut mineral
buangan. Pada akhir proses pengolahan akan diperoleh dua macam hasil, yaitu
konsentrat yang sebagian besar terdiri dari mineral yang diinginkan, dan tailing yakni
terdiri dari mineral yang tidak diinginkan.

2.2 Pengertian Analisis Ayak

Analisis ayak merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang


mempunyai berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Proses pengayakan
juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda
dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan pasir dengan
ukuran yang seragam. Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu
metoda pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel
yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda
dengan menggunakan alat pengayakan.
Pengayakan dengan berbagai rancangan telah banyak digunakan dan
dikembangkan secara luas pada proses pemisahan butiran-butiran berdasarkan ukuran.
pengayakan yaitu pemisahan bahan berdasarkan ukuran mesin kawat ayakan, bahan
yang mempunyai ukuran lebih kecil dari diameter mesin akan lolos dan bahan yang
mempunyai ukuran lebih besar akan tertahan pada permukaan kawat ayakan. Bahan-
bahan yang lolos melewati lubang ayakan mempunyai ukuran yang seragam dan bahan
yang tertahan dikembalikan untuk dilakukan penggilingan ulang.

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 66
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

Yang menjadi ciri ayakan antara lain adalah:


a. Ukuran dalam mata jala.
b. Jumlah mata jala (mesh) per satuan panjang, misalnya per cm atau per inch
(sering sama dengan nomor ayakan).
c. Jumlah mata jala per setuan luas, umumnya per cm2.
Screening atau pengayakan secara umum merupakan suatu pemisahan ukuran
berdasarkan kelas-kelasnya pada alat sortasi. Namun pangayakan juga dapat
digunakan sebagai alat pembersih, memindahkan kontaminan yang ukurannya berbeda
dengan bahan. Pengayakan merupakan satuan operasi pemisahan dari berbagai ukuran
bahan untuk dipisahkan kedalam dua atau tiga fraksi dengan menggunakan ayakan.
Setiap praksi yang keluar dari ayakan mempunyai ukuran yang seragam.

2.3 Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)

Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Proses penyeragaman ukuran partikel dengan cara
memisahkan menjadi beberapa fraksi dengan menggunakan proses pengayakan atau
classifier pengayakan atau penyaringan (Screening atau Sieving).
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Proses pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang
ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk
mendapatkan pasir dengan ukuran yang seragam dan partikel atau material yang sama
besarnya.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu:
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah:
a. Hand sieve
b. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
c. Sieve shaker / rotap
d. Wet and dry sieving

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 67
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain:


a. Stationary grizzly
b. Roll grizzly
c. Sieve bend
d. Revolving screen
e. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
f. Shaking screen
g. Rotary shifter
2.3.1 Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan
pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam
suatu alat yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
1. Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut
overflow.
2. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah
(dasar) disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept):
a. Partition concept.
b. Tapping concept.
c. Rein concept.
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam
ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap
partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan
gerak partikel menjadi rendah (tenang atau laminer), ukuran partikel yang besar-besar
mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil,
sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat mengendap.

2.4 Jenis-jenis Pengayakan

Pengayak (screen) dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada
proses pemisahan butiran-butiran berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin-mesin
sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisahan

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 68
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

kontaminan yang berbeda ukurannya dari bahan baku. Istilah-istilah yang digunakan
dalam pengayakan (screen) yaitu :
a. Under size, yaitu ukuran bahan yang melewati celah ayakan.
b. Over size, yaitu ukuran bahan yang tertahan oleh ayakan.
c. Screen aperature, yaitu bukaan antara individu dari kawat mesh ayakan.
d. Mesh number, yaitu banyaknya lubang-lubang per 1 inch.
e. Screen interval, yaitu hubungan antara diameter kawat kecil pada seri ayakan
standar.
2.4.1 Pengayak berbadan datar (flat bad screen)

Gambar 2.1 Mesin Ayakan Datar (flat bad screen)


Pengayak jenis ini bentuknya sangat sederhana, banyak ditemukan di areal-areal
pertanian, saat proses sortasi awal dari kentang, wortel dan lobak. Alat pengayak datar
ganda digunakan secara luas dalam proses sortasi berdasarkan ukuran dari bahan baku
(seperti biji-bijian dan kacang-kacangan) juga digunakan dalam proses pengolahan
dan produk akhir seperti pasir jagung. Alat pengayak datar secara umum terdiri dari
satu atau lebih lembaran pengayak yang dipasang bersama-sama dalam sebuah kotak
yang tertutup rapat, pergeralannya dapat menggunakan berbagai alat. Tetapi biasanya
alat tersebut bola-bola runcing dari kart yang keras, yang diletakkan antara lembaran-
lembaran pengayak. Maksudnya adalah untuk meminimumkan kerusakan akibat
pergesekan lubang pengayak dengan partikel.

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 69
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

2.4.2 Pengayak Drum

Gambar 2.2 Mesin Pengayak Drum


Pengayak drum dan alat yang digunakan pada proses sortasi berdasarkan ukuran
bentuk untuk kacang polong, jagung, kacang kedelai dan kacang lainnya yang sejenis.
Bahan coran tersebut akan menahan gerakan jatuh berguling yang dihasilkan oleh
rotasi drum. Alat sortir drum biasanya diperlukan untuk memisahkan bahan coran ke
dalam dua atau lebih aliran, karena itu dibutuhkan dua atau lebih tingkatan pengayak.
2.4.3 Pengayakan sortasi
Selain menggunakan celah atau lubang yang tetap, ada juga pengayak sortasi
dengan variabel celah dan sistem tahap pertahap. Termasuk dalam kelompok ini adalah
jenis-jenis khusus dari tipe sortasi roller belt dan sorter roller seperti tipe baling-
baling. Beberapa cara atau metode yang dapat digunakan dalam pengayakan
tergantung dari material yang akan dianalisa, antara lain:
1. Ayakan dengan gerak vertikal
Cara pengayakan dalam metode ini, sampel terlempar ke atas secara vertikal
dengan sedikit gerakan melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada
sampel dan terjadi pemisahan secara menyeluruh, pada saat yang bersamaan
sampel yang terlempar keatas akan berputar (rotasi) dan jatuh di atas permukaan
ayakan, sampel dengan ukuran yang lebih kecil dari lubang ayakan akan
melewati saringan dan yang ukuran lebih besar akan dilemparkan ke atas lagi

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 70
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

dan begitu seterusnya. Sieve shaker modern digerakkan dengan electro magnetik
yang bergerak dengan menggunakan sistem pegas yang mana getaran yang
dihasilkan dialirkan ke ayakan dan dilengkapi dengan kontrol waktu.
2. Ayakan dengan gerakan horizontal
Cara Pengayakan dalam metode ini, sampel bergerak secara horisontal
(mendatar) pada bidang permukaan sieve (ayakan), metode ini baik digunakan
untuk sampel yang berbentuk jarum, datar, panjang atau berbentuk serat. Metode
ini cocok untuk melakukan analisa ukuran partikel aggregat (Zulfikar, 2010).
2.4.4 Sieving vertical

Gambar 2.3 Mesin Sieve Shaker


Mesin sieving adalah perangkat yang sangat diperlukan beberapa tahun yang lalu
dan juga pada hari-hari sekarang di hari keluar dalam proses industri dan perdagangan.
Sebuah analisis akurat sebelumnya yang dilakukan terhadap bahan baku tertentu, aditif
dan persediaan melalui mesin pengayak sering diperlukan dan merupakan premis
penting untuk mencapai hasil yang benar dan untuk menghasilkan produk yang
sempurna. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek ini, kami menyediakan sistem
yang membantu pencapaian hasil optimal selama pembuatan produk.
Seperti disebutkan sebelumnya mesin pengayak ini diaplikasikan di berbagai
daerah. Mesin sieving menganalisa berbagai material dengan portofolio Meliputi pasir,
tanah dan bahan bangunan serta makanan dan produk kimia. Oleh karena itu, sangat

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 71
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

penting bahwa mesin pengayak mencakup berbagai rentang ukuran mesh, karena jelas
tidak dapat menyaring semua bahan kimia yang disukai hanya dengan jaring kasar.
Khususnya dalam analisis saringan laboratorium dengan mesin pengayak tradisional
tidak cukup lagi, namun ada produk high end yang dibutuhkan, ini adalah bantuan
yang sangat besar karena adanya indikasi digital proses pengayakan. Seringkali
dibutuhkan mesin saringan untuk pengeringan kering dan juga saringan basah. Pada
mesin sieving, material dipisahkan melalui wiremesh, karena partikel yang lebih kecil
dipisahkan oleh lebar mesh yang berbeda dari partikel yang lebih besar. Ada analisis
saringan dengan ukuran yang berbeda untuk tugas-tugas ini yang memiliki rentang
ukuran mesh untuk memberikan solusi optimal untuk saringan bahan yang berbeda.
Oleh karena itu harus dipertimbangkan bahwa bahkan saringan itu bisa tercemar
dengan waktu dan karenanya harus dibersihkan dengan benar. Solusi ideal untuk
pembersih ultrasonik untuk memastikan aplikasi analisis sieves jangka panjang di
mesin sieving.

2.5 Macam-Macam Ayakan

2.5.1 Ayakan dengan gerakan melempar


Disini Gerakan dengan arah membuang bekerja pada sampel. Sampel terlempar
keatas secara vertikal dengan sedikit gerakan melingkar sehingga menyebabkan
penyebaran pada sampel dan terjadi pemisahan secara menyeluruh , pada saat yang
bersamaan sampel yang terlempar keatas akan berputar (rotasi) dan jatuh diatas
permukaan ayakan, sampel dengan ukuran yang lebih kecil dari lubang ayakan akan
melewati saringan dan yang ukuran lebih besar akan dilemparkan keatas lagi dan
begitu seterusnya. Sieve shaker modern digerakkan dengan electro magnetik yang
bergerak dengan menggunakan sistem pegas yang mana getaran yang dihasilkan
dialirkan ke ayakan dan dilengkapi dengan kontrol waktu.
2.5.2 Ayakan dengan gerakan horizontal
Dalam metode ini sampel bergerak secara horizontal (mendatar) pada bidang
permukaan sieve (ayakan), metode ini baik digunakan untuk sampel yang berbentuk
jarum, datar panjang atau serat. Metode ini cocok untuk melakukan analisa. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pengayakan sediaan farmasi dilakukan untuk menentukan
ukuran butiran tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Proses pengayakan merupakan

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 72
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

proses penting dalam menentukan ukuran partikel yang akan digunakan dalam
membuat suatu sediaan farmasi sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam
pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya. Banyak metode yang
tersedia untuk menentukan ukuran partikel. Yang diutarakan disini hanyalah metode
yang digunakan secara luas dalam praktek di bidang farmasi serta metode yang
merupakan ciri dari suatu prinsip khusus. Pada bagian ini akan dibicarakan metode
pengukuran pengayakan.

Teknik pengayakan dibagi menjadi dua yaitu pengayakan secara manual dan
mekanik. Teknik pengayakan manual dilakukan tanpa menggunakan mesin sedangkan
teknik pengayakan mekanik dilakukan dengan bantuan mesin. Sebuah ayakan terdiri
dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan lubang–lubang segi empat. Untuk
mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan, dapat ditentukan ukuran ayakan
berdasarkan jumlah lubang pada ayakan biasanya disebut mesh.
Pengayakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan
ukuran partikel yang diinginkan. Metode ini memiliki dua teknik yang dapat
diaplikasikan dalam pembuatan sediaan farmasi, yaitu teknik pengayakan manual dan
teknik pengayakan mekanik. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik pengayakan
manual dan teknik pengayakan mekanik.
Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya
dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa
farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok
partikel dikatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat
melintasi lebar lubang yang sesuai (tanpa sisa di ayakan). Dengan demikian ada
batasan maksimal ukuran partikel. Teknik pemisahan ini merupakan teknik manual,
teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa
padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam campuran
tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang tertentu, ukuran pori
dinyatakan dalam satuan mesh. Sebagai contoh sederhana kita dapat lakukan
pemisahan pasir menggunakan ayakan yang porinya cukup halus.
Vibrating screener merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan padatan
dengan cairan dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai
mesh saringan yang berbeda-beda. Peralatan ini memanfaatkan getaran dan tambahan

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 73
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

air yang memudahkan bahan yang hendak dipisahkan bisa lewat saringan. Getaran
yang dihasilkan, selain untuk meratakan permukaan bahan yang akan disaring juga
berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak tersaring, dalam hal ini ampas, untuk
masuk ke saluran keluar, sedangkan untuk larutan yang telah terpisahkan akan keluar
melalui saluran yang berada di bawah saringan/filter. Ciri-ciri dari Vibrating screener
diantaranya, yaitu:
1. Memiliki kapasitas penyaringan yang tinggi.
2. Mudah dalam pemeliharaan dan desain yang tersusun rapi dan rapat.
3. Luas daerah getaran (fibrasi) dapat mudah berubah dari keseimbangan berat.
4. Tahan lama.
5. Dapat digunakan dalam ukuran dan kapasitas yang berbeda-beda.
Vibrating screener adalah alat pemisahan mekanis dengan pola pengayakan
dan penyaringan yang ukuran bahan disesuaikan dengan kain (screen) yang
digunakan. Kain (screen) berlaku sebagai saringan, saringan yang digunakan pada alat
ini dapat dibuat tersusun bertingkat atau hanya terdiri atas satu saringan. Saringan yang
digunakan memiliki nilai mesh yang menyatakan jumlah lubang per 1 mm2. Saringan
yang digunakan pada alat vibrating screener umunya memiliki nilai mesh 100 sampai
200. Saringan bertingkat dengan nilai mesh sama akan memperbaiki kualitas dan
keseragaman hasil, sedangkan saringan bertingkat dengan nilai mesh berbeda akan
menghasilkan beberapa produk dengan keseragaman berbeda.
Bahan yang diayak bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang
kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi sebagai
akibat dari perubahan posisi permukaan ayakan atau melalui pergeseran bahan yang
diayak. Beberapa mesin pengayak bekerja dengan gerakan melingkar atau elipsoid
terhadap permukaan ayakan. Pada jenis ayakan statis, bahan yang diayak dipaksa
melalui lubang dengan menggunakan bantuan udara kencang atau pada air deras
tersebut. Oleh karena itu, penggunaan ayakan dari logam sering menyebabkan tidak
tersatukan dengan bahan obat (asam salisilat, reaksi gugus hidroksil fenolik dengan
ion Fe3+, belerang, warna hitam akibat terbentuknya tembaga sulfida, asam askorbat,
penguraian oksidatif), maka ayakan dari bahan sintetis menjadi semakin banyak
digunakan. Teknik pengayakan yang dilakukan tentunya memiliki tujuan dalam
pembuatan suatu sediaan farmasi. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 74
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

diinginkan maka terdapat beberapa standar ayakan yang biasanya digunakan dalam
pembuatan sediaan farmasi. Standar ayakan yang akan dibahas kali ini adalah Standar
Amerika, Standar Tyler dan Standar menurut United States Pharmacopeia (USP).
Mengayak adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengukur
distribusi ukuran partikel karena murah, sederhana dan cepat dengan variasi yang
sedikit antara para operator. Meskipun limit bawah dari pemakaian biasanya
diperkirakan sebesar 50 mikron, ayakan mikromesh dapat digunakan untuk
memperpanjang batas bawah sampai 10 mikron. Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci
dengan dasar kawat kasar dengan lubang-lubang segi empat. Di Amerika Serikat
digunakan dua standar ayakan. Pada skala standar Tyler , perbandingan lebar lubang
pada urutan ayakan adalah skala standar Tyler didasarkan pada ukuran lubang (0,0029)
pada kasa yang mempunyai 200 lubang pada setiap 1 inci, yaitu 200-mesh. Skala
Standar Amerika yang dianjurkan oleh Biro Standar Nasional umumnya menggunakan
perbandingan, tetapi didasarkan pada lubang 1 mm (18-mesh).
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan
menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian, dapat dipisahkan antara
partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal diayakan (butir kasar). Ukuran
butiran tertentu yang masih bisa melintasi ayakan, dinyatakan sebagai butiran batas
(Voigt, 1994). Teknik pemisahan dengan menggunakan pengayakan, merupakan
teknik yang tertua, teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya
campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel
didalam campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang
tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh teknik pemisahan dengan
menggunakan pengayakan. Mekanisme pengayaan dan cara kerja alat sieve shaker
adalah bahwa alat ini digunakan untuk memisahkan partikel berdasarkan ukurannya
dengan menggunakan gerakan getaran. Mekanisme pengayaan terjadi saat partikel-
partikel dimasukkan ke dalam saringan (sieve) yang kemudian ditempatkan pada alat
sieve shaker. Alat ini kemudian menggoyangkan saringan secara teratur, menyebabkan
partikel-partikel terpisah berdasarkan ukuran mereka. Partikel yang lebih kecil
melewati saringan, sementara yang lebih besar tetap berada di atasnya. Ini merupakan
metode yang efisien untuk analisis granulometri dalam berbagai aplikasi, seperti dalam
bidang ilmu tanah, beton, atau farmasi. Berat tertahan material tiap mesh dalam
analisis ayak tergantung pada hasil analisis yang telah dilakukan.

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 75
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Prosedur kerja Analisis Ayak

1. Pertama siapkan material dan timbang hasil konsentrat dari proses sebelumnya

Gambar 3.1 Menimbang konsentrat

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 76
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

2. Masukkan ke dalam cawan untuk selanjutnya ke tahap screening. Ukuran


ayakan yang digunakan antara lain 14, 20, 35, 48, 65 dan -65 mesh.

Gambar 3.2 Memindahkan sampel sebelum diayak


3. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam alat sieve shaker untuk selanjutnya
dilakukan tahap screening selama 2 kali ayakan untuk yang pertama 10 menit
dan yang kedua 15 menit.

Gambar 3.3 Masukkan ke dalam ayakan

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 77
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

4. Setelah itu konsentratnya melalui proses ayak pada alat sieve shaker.

Gambar 3.4 Mengayak material menggunakan alat sieve shaker

5. Setelah tahap screening, pisahkan material sesuai dengan ukuran ayakan dan
timbang masing-masing berat tertahan dari setiap ukuran ayakan.

Gambar 3.5 Timbang masing-masing fraksi tiap ayakan

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 78
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1. Data percobaan waktu ayak 10 menit dan 15 menit

Berat Tertahan
Ukuran Mesh
10 Menit 15 Menit
14 66,86 93,93
20 135,82 211,45
35 309,6 306,76
48 184,6 150,58
65 201,85 150,58
-65 78,5 204,2
Total 977,23 1.117,5

Tabel 4.2 Hasil analisis ayakan dengan waktu 10 menit


Ukuran Berat %Berat %Berat Log Log % Log %
% Fraksi
Mesh Tertahan Tertahan Lolos Ukuran BTK BLK
14 66,86 6,84 6,84 93,06 1,14 0,83 1,96
20 135,82 13,81 20,65 79,25 1,30 1,31 1,89
35 309,6 31,68 52,3 47,57 1,54 1,71 1,67
48 184,6 18,89 71,22 28,68 1,85 1,85 1,45
65 201,85 20,65 91,87 8,03 1,81 1,96 0,90
-65 78,5 8,03 99,9 0 - 1,99 -
Total 977,23 99,9

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 79
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

ANALISI AYAK 10 MENIT


PUTRI SHAFIRAH
100
93,06
80 79,25
y = 19,939x - 27,02
60 R² = 0,9774
47,57
40
28,68
20
8,03
0 0
1 2 3 4 5 6
-20

Series1 Series2 Linear (Series2)

Grafik 4.1 Pengolahan Data 10 menit

1) % Fraksi = × 100%
,
14 = 977,23 × 100 = 6,84 %

20 = × 100 = 13,81 %
977,23
,
35 = ,
× 100 = 31,68 %
!
48 = 977,23 × 100 = 18,89 %
,
65 = 977,23
× 100 = 20,65 %
78,5
-65 = 977,23 × 100 = 8,03%

2) Berat Tertahan Komulatif = % Berat tertahan kumulatif + % Fraksi


14 =0 + 6,84 = 6,84 %
20 = 6,84 + 13,81 = 20, 65 %
35 = 20,65 + 31,68 = 52,33 %
48 = 52,33 + 18,89 = 71,22 %
65 = 71,22 + 20,65 = 91,87 %
-65 = 91,87 + 8,03 = 99,99 %
3) % Berat lolos kumulatif = Total % Fraksi - % Berat tertahan kumulatif
14 = 99,9 – 6,84 = 93,06 %

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 80
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

20 = 99,9 – 20,65 = 79,25 %


35 = 99,9 – 52,33 = 47,57 %
48 = 99,9 – 71,22 = 28,68 %
65 = 99,9 – 91,87 = 8,03%
-65 = 99,9 – 99,9 =0

Tabel 4.3 Hasil analisis ayakan dengan waktu 15 Menit


Ukuran Berat %Berat %Berat Log Log % Log %
% Fraksi
Mesh Tertahan Tertahan Lolos Ukuran BTK BLK
14 93,93 8,40 91,58 91,58 1,14 0,92 1,96
20 211,45 18,92 72,66 72,66 1,30 1,43 1,86
35 306,76 27,45 45,21 45,21 1,54 1,73 1,65
48 150,58 13,47 31,74 31,74 1,68 1,83 1,50
65 150,58 13,47 18,27 18,27 1,81 1,91 1,26
-65 204,2 18,27 99,98 0 - 1,99 -
Total 1.117,5 99,98

ANALISIS AYAK 15 MENIT


PUTRI SHAFIRAH
100
91,58
80
72,66
y = 18,13x - 20,211
60 R² = 0,9863
45,21
40
31,74
20 18,27
0 0
1 2 3 4 5 6
-20

Series1 Series2 Linear (Series2)

Grafik 4.2 Pengolahan Data 15 menit

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 81
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

1) % Fraksi = × 100%
,
14 = × 100 = 8,40 %
1.117,5
,!
20 = × 100 = 18,92 %
1.117,5
,
35 = 1.117,5
× 100 = 27,45 %
,
48 = × 100 = 13,47 %
1.117,5
,
65 = × 100 = 13,47 %
1.117,5
!,
-65 = 1.117,5 × 100 = 18,27 %

2) %Berat Tertahan Komulatif = % Berat tertahan kumulatif + % Fraksi


14 =0 + 79,94 = 8,40 %
20 = 8,40 + 18,92 = 27,32 %
35 = 27,32 + 27,45 = 54,77 %
48 = 54,77 + 13,47 = 68,24 %
65 = 68,24 + 13,47 = 81,71 %
-65 = 81,71 + 18,27 = 99,98 %
3) % Berat lolos kumulatif = Total % Fraksi - % Berat tertahan kumulatif
20 = 99,98 – 8,40 = 91,58 %
25 = 99,98 – 27,32 = 72,66 %
35 = 99,98 – 54,77 = 45,21 %
48 = 99,98 – 68,24 = 31,74 %
65 = 99,98 – 81,71 = 18,27 %
65 = 99,95 - 99,98 = 0

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 82
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

4.2 Pembahasan

Dari hasil yang di dapatkan setelah proses Pengayakan pada sampel Batubara
di Workshop pengolahan bahan galian sebagai berikut.
4.2.1 Pengayakan 10 Menit
Pada Analisis Ayak digunakan alat yakni Sieve Shaker selama 10 menit, ukuran
mesh yang digunakan yaitu 14, 20, 35, 48, 65 dan -65. Dari proses pengayakan tersebut
didapatkan pengukuran :
1. % Fraksi
Di dapatkan dari nilai berat tertahan dibagi berat total di kali seratus persen
sehingga, % Fraksi dari pengayakan selama 10 Menit di dapatkan fraksi nilai
pengukuran yakni 6,84 %, 13,81 %, 31,68 %, 184,6 %, 20,65 % dan 8,03%, dengan
total fraksi 99.9%.
2. % Berat Tertahan Komulatif
Didapatkan dari nilai berat tertahan komulatif ditambah dengan fraksi
Sehingga, % Berat Tertahan Komulatif dari pengayakan 10 Menit adalah 6,84 %,
20,65 %, 52,3 %, 71,22%, 91,87%, dan 99,9%.
3. % Berat Lolos Komulatif
Didapatkan dari nilai total fraksi dikurang dengan berat tertahan komulatif
Sehingga, didapatkan nilai dari data tersebut adalah 93,06 %, 79,25 %, 47,57 %,
28,68 %, 8,03 %, hingga 0 %. dari persen berat lolos komulatif semakin berkurang
sejalan dengan besar ukuran mesh ayakan.
4. Log Ukuran
Log ukuran mesh yang diperoleh yaitu 1,14, 1,30, 1,54, 1,68 dan 1,81.
5. Log % Berat Tertahan Kumulatif
Log % Berat Tertahan Kumulatif yang didapatkan yaitu 0,83, 1,31, 1,71, 1,85,
1,96 dan 1,99.
6. Log % Berat Lolos Kumulatif
Log % Berat Lolos Kumulatif yang diperoleh yaitu 1,96, 1,89, 1,67, 1,45, 0,90.
4.2.2 Pengayakan 15 Menit
Pada Analisis Ayak digunakan alat yakni Sieve Shaker selama 10 menit, ukuran
mesh yang digunakan yaitu 14, 20, 35, 48, 65 dan -65. Dari proses pengayakan tersebut
didapatkan pengukuran :

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 83
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

1. % Fraksi
Di dapatkan dari nilai berat tertahan dibagi berat total di kali seratus persen
sehingga, % Fraksi dari pemgayakan selama 15 Menit di dapatkan fraksi nilai
pengukuran yakni 8,40 %, 18,92 %, 27,45 %, 13,47 %, 13,47 %, 18,27 % dengan
total fraksi 99.98%.

2. % Berat Tertahan Komulatif


Didapatkan dari nilai berat tertahan komulatif ditambah dengan fraksi
Sehingga, % Berat Tertahan Komulatif dari pengayakan 15 Menit adalah 8,40 %,
27,32 %, 54,77 %, 68,24 %, 81,71 %, dan 99.98%.

3. % Berat Lolos Komulatif


Didapatkan dari nilai total fraksi dikurang dengan berat tertahan komulatif
Sehingga, didapatkan nilai dari data tersebut adalah 91,58 %, 72,66 %, 45,21 %,
31,74 %, 18,27 %, hingga mendapatkan nilai akhir 0%.

4. Log Ukuran
Log ukuran mesh yang diperoleh yaitu 1,14, 1,30, 1,54, 1,68 dan 1,81.
5. Log % Berat Tertahan Kumulatif
Log % Berat Tertahan Kumulatif yang didapatkan yaitu 0,92, 1,43, ,1,73, 1,83,
1,91 dan 1,99.
6. Log % Berat Lolos Kumulatif
Log % Berat Lolos Kumulatif yang diperoleh yaitu 1,96, 1,86, 1,65, 1,50 dan
1,26.

FATWA PAWAWOI, S.T. PUTRI SHAFIRA


09320210266
Analisis Ayak - 84

Anda mungkin juga menyukai