ANALISIS AYAK
PUTRI SHAFIRA
09320210266
MAKASSAR
2023
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Adapun Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal,
mengetahui dan menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian dalam tahapan
analisis ayak yang menjadi salah satu aplikasi dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Analisis Ayak adalah:
a. Memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat
b. Mengetahui berat tertahan material tiap mesh.
1.3.1 Alat
1. Sieve Shaker
2. Timbangan
3. Talang
4. Kuas (3 inch)
5. Mistar
6. Alat Safety
7. Alat Tulis Menulis.
1.3.2 Bahan
1. Sampel Batubara (5 Kg)
2. Kantong Sampel A4 (5 lembar)
3. Tabel data pengamatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Proses penyeragaman ukuran partikel dengan cara
memisahkan menjadi beberapa fraksi dengan menggunakan proses pengayakan atau
classifier pengayakan atau penyaringan (Screening atau Sieving).
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Proses pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang
ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk
mendapatkan pasir dengan ukuran yang seragam dan partikel atau material yang sama
besarnya.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu:
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah:
a. Hand sieve
b. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
c. Sieve shaker / rotap
d. Wet and dry sieving
Pengayak (screen) dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada
proses pemisahan butiran-butiran berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin-mesin
sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisahan
kontaminan yang berbeda ukurannya dari bahan baku. Istilah-istilah yang digunakan
dalam pengayakan (screen) yaitu :
a. Under size, yaitu ukuran bahan yang melewati celah ayakan.
b. Over size, yaitu ukuran bahan yang tertahan oleh ayakan.
c. Screen aperature, yaitu bukaan antara individu dari kawat mesh ayakan.
d. Mesh number, yaitu banyaknya lubang-lubang per 1 inch.
e. Screen interval, yaitu hubungan antara diameter kawat kecil pada seri ayakan
standar.
2.4.1 Pengayak berbadan datar (flat bad screen)
dan begitu seterusnya. Sieve shaker modern digerakkan dengan electro magnetik
yang bergerak dengan menggunakan sistem pegas yang mana getaran yang
dihasilkan dialirkan ke ayakan dan dilengkapi dengan kontrol waktu.
2. Ayakan dengan gerakan horizontal
Cara Pengayakan dalam metode ini, sampel bergerak secara horisontal
(mendatar) pada bidang permukaan sieve (ayakan), metode ini baik digunakan
untuk sampel yang berbentuk jarum, datar, panjang atau berbentuk serat. Metode
ini cocok untuk melakukan analisa ukuran partikel aggregat (Zulfikar, 2010).
2.4.4 Sieving vertical
penting bahwa mesin pengayak mencakup berbagai rentang ukuran mesh, karena jelas
tidak dapat menyaring semua bahan kimia yang disukai hanya dengan jaring kasar.
Khususnya dalam analisis saringan laboratorium dengan mesin pengayak tradisional
tidak cukup lagi, namun ada produk high end yang dibutuhkan, ini adalah bantuan
yang sangat besar karena adanya indikasi digital proses pengayakan. Seringkali
dibutuhkan mesin saringan untuk pengeringan kering dan juga saringan basah. Pada
mesin sieving, material dipisahkan melalui wiremesh, karena partikel yang lebih kecil
dipisahkan oleh lebar mesh yang berbeda dari partikel yang lebih besar. Ada analisis
saringan dengan ukuran yang berbeda untuk tugas-tugas ini yang memiliki rentang
ukuran mesh untuk memberikan solusi optimal untuk saringan bahan yang berbeda.
Oleh karena itu harus dipertimbangkan bahwa bahkan saringan itu bisa tercemar
dengan waktu dan karenanya harus dibersihkan dengan benar. Solusi ideal untuk
pembersih ultrasonik untuk memastikan aplikasi analisis sieves jangka panjang di
mesin sieving.
proses penting dalam menentukan ukuran partikel yang akan digunakan dalam
membuat suatu sediaan farmasi sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam
pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya. Banyak metode yang
tersedia untuk menentukan ukuran partikel. Yang diutarakan disini hanyalah metode
yang digunakan secara luas dalam praktek di bidang farmasi serta metode yang
merupakan ciri dari suatu prinsip khusus. Pada bagian ini akan dibicarakan metode
pengukuran pengayakan.
Teknik pengayakan dibagi menjadi dua yaitu pengayakan secara manual dan
mekanik. Teknik pengayakan manual dilakukan tanpa menggunakan mesin sedangkan
teknik pengayakan mekanik dilakukan dengan bantuan mesin. Sebuah ayakan terdiri
dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan lubang–lubang segi empat. Untuk
mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan, dapat ditentukan ukuran ayakan
berdasarkan jumlah lubang pada ayakan biasanya disebut mesh.
Pengayakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan
ukuran partikel yang diinginkan. Metode ini memiliki dua teknik yang dapat
diaplikasikan dalam pembuatan sediaan farmasi, yaitu teknik pengayakan manual dan
teknik pengayakan mekanik. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik pengayakan
manual dan teknik pengayakan mekanik.
Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya
dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa
farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok
partikel dikatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat
melintasi lebar lubang yang sesuai (tanpa sisa di ayakan). Dengan demikian ada
batasan maksimal ukuran partikel. Teknik pemisahan ini merupakan teknik manual,
teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa
padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam campuran
tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang tertentu, ukuran pori
dinyatakan dalam satuan mesh. Sebagai contoh sederhana kita dapat lakukan
pemisahan pasir menggunakan ayakan yang porinya cukup halus.
Vibrating screener merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan padatan
dengan cairan dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai
mesh saringan yang berbeda-beda. Peralatan ini memanfaatkan getaran dan tambahan
air yang memudahkan bahan yang hendak dipisahkan bisa lewat saringan. Getaran
yang dihasilkan, selain untuk meratakan permukaan bahan yang akan disaring juga
berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak tersaring, dalam hal ini ampas, untuk
masuk ke saluran keluar, sedangkan untuk larutan yang telah terpisahkan akan keluar
melalui saluran yang berada di bawah saringan/filter. Ciri-ciri dari Vibrating screener
diantaranya, yaitu:
1. Memiliki kapasitas penyaringan yang tinggi.
2. Mudah dalam pemeliharaan dan desain yang tersusun rapi dan rapat.
3. Luas daerah getaran (fibrasi) dapat mudah berubah dari keseimbangan berat.
4. Tahan lama.
5. Dapat digunakan dalam ukuran dan kapasitas yang berbeda-beda.
Vibrating screener adalah alat pemisahan mekanis dengan pola pengayakan
dan penyaringan yang ukuran bahan disesuaikan dengan kain (screen) yang
digunakan. Kain (screen) berlaku sebagai saringan, saringan yang digunakan pada alat
ini dapat dibuat tersusun bertingkat atau hanya terdiri atas satu saringan. Saringan yang
digunakan memiliki nilai mesh yang menyatakan jumlah lubang per 1 mm2. Saringan
yang digunakan pada alat vibrating screener umunya memiliki nilai mesh 100 sampai
200. Saringan bertingkat dengan nilai mesh sama akan memperbaiki kualitas dan
keseragaman hasil, sedangkan saringan bertingkat dengan nilai mesh berbeda akan
menghasilkan beberapa produk dengan keseragaman berbeda.
Bahan yang diayak bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang
kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi sebagai
akibat dari perubahan posisi permukaan ayakan atau melalui pergeseran bahan yang
diayak. Beberapa mesin pengayak bekerja dengan gerakan melingkar atau elipsoid
terhadap permukaan ayakan. Pada jenis ayakan statis, bahan yang diayak dipaksa
melalui lubang dengan menggunakan bantuan udara kencang atau pada air deras
tersebut. Oleh karena itu, penggunaan ayakan dari logam sering menyebabkan tidak
tersatukan dengan bahan obat (asam salisilat, reaksi gugus hidroksil fenolik dengan
ion Fe3+, belerang, warna hitam akibat terbentuknya tembaga sulfida, asam askorbat,
penguraian oksidatif), maka ayakan dari bahan sintetis menjadi semakin banyak
digunakan. Teknik pengayakan yang dilakukan tentunya memiliki tujuan dalam
pembuatan suatu sediaan farmasi. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang
diinginkan maka terdapat beberapa standar ayakan yang biasanya digunakan dalam
pembuatan sediaan farmasi. Standar ayakan yang akan dibahas kali ini adalah Standar
Amerika, Standar Tyler dan Standar menurut United States Pharmacopeia (USP).
Mengayak adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengukur
distribusi ukuran partikel karena murah, sederhana dan cepat dengan variasi yang
sedikit antara para operator. Meskipun limit bawah dari pemakaian biasanya
diperkirakan sebesar 50 mikron, ayakan mikromesh dapat digunakan untuk
memperpanjang batas bawah sampai 10 mikron. Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci
dengan dasar kawat kasar dengan lubang-lubang segi empat. Di Amerika Serikat
digunakan dua standar ayakan. Pada skala standar Tyler , perbandingan lebar lubang
pada urutan ayakan adalah skala standar Tyler didasarkan pada ukuran lubang (0,0029)
pada kasa yang mempunyai 200 lubang pada setiap 1 inci, yaitu 200-mesh. Skala
Standar Amerika yang dianjurkan oleh Biro Standar Nasional umumnya menggunakan
perbandingan, tetapi didasarkan pada lubang 1 mm (18-mesh).
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan
menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian, dapat dipisahkan antara
partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal diayakan (butir kasar). Ukuran
butiran tertentu yang masih bisa melintasi ayakan, dinyatakan sebagai butiran batas
(Voigt, 1994). Teknik pemisahan dengan menggunakan pengayakan, merupakan
teknik yang tertua, teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya
campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel
didalam campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang
tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh teknik pemisahan dengan
menggunakan pengayakan. Mekanisme pengayaan dan cara kerja alat sieve shaker
adalah bahwa alat ini digunakan untuk memisahkan partikel berdasarkan ukurannya
dengan menggunakan gerakan getaran. Mekanisme pengayaan terjadi saat partikel-
partikel dimasukkan ke dalam saringan (sieve) yang kemudian ditempatkan pada alat
sieve shaker. Alat ini kemudian menggoyangkan saringan secara teratur, menyebabkan
partikel-partikel terpisah berdasarkan ukuran mereka. Partikel yang lebih kecil
melewati saringan, sementara yang lebih besar tetap berada di atasnya. Ini merupakan
metode yang efisien untuk analisis granulometri dalam berbagai aplikasi, seperti dalam
bidang ilmu tanah, beton, atau farmasi. Berat tertahan material tiap mesh dalam
analisis ayak tergantung pada hasil analisis yang telah dilakukan.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pertama siapkan material dan timbang hasil konsentrat dari proses sebelumnya
4. Setelah itu konsentratnya melalui proses ayak pada alat sieve shaker.
5. Setelah tahap screening, pisahkan material sesuai dengan ukuran ayakan dan
timbang masing-masing berat tertahan dari setiap ukuran ayakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berat Tertahan
Ukuran Mesh
10 Menit 15 Menit
14 66,86 93,93
20 135,82 211,45
35 309,6 306,76
48 184,6 150,58
65 201,85 150,58
-65 78,5 204,2
Total 977,23 1.117,5
1) % Fraksi = × 100%
,
14 = 977,23 × 100 = 6,84 %
20 = × 100 = 13,81 %
977,23
,
35 = ,
× 100 = 31,68 %
!
48 = 977,23 × 100 = 18,89 %
,
65 = 977,23
× 100 = 20,65 %
78,5
-65 = 977,23 × 100 = 8,03%
1) % Fraksi = × 100%
,
14 = × 100 = 8,40 %
1.117,5
,!
20 = × 100 = 18,92 %
1.117,5
,
35 = 1.117,5
× 100 = 27,45 %
,
48 = × 100 = 13,47 %
1.117,5
,
65 = × 100 = 13,47 %
1.117,5
!,
-65 = 1.117,5 × 100 = 18,27 %
4.2 Pembahasan
Dari hasil yang di dapatkan setelah proses Pengayakan pada sampel Batubara
di Workshop pengolahan bahan galian sebagai berikut.
4.2.1 Pengayakan 10 Menit
Pada Analisis Ayak digunakan alat yakni Sieve Shaker selama 10 menit, ukuran
mesh yang digunakan yaitu 14, 20, 35, 48, 65 dan -65. Dari proses pengayakan tersebut
didapatkan pengukuran :
1. % Fraksi
Di dapatkan dari nilai berat tertahan dibagi berat total di kali seratus persen
sehingga, % Fraksi dari pengayakan selama 10 Menit di dapatkan fraksi nilai
pengukuran yakni 6,84 %, 13,81 %, 31,68 %, 184,6 %, 20,65 % dan 8,03%, dengan
total fraksi 99.9%.
2. % Berat Tertahan Komulatif
Didapatkan dari nilai berat tertahan komulatif ditambah dengan fraksi
Sehingga, % Berat Tertahan Komulatif dari pengayakan 10 Menit adalah 6,84 %,
20,65 %, 52,3 %, 71,22%, 91,87%, dan 99,9%.
3. % Berat Lolos Komulatif
Didapatkan dari nilai total fraksi dikurang dengan berat tertahan komulatif
Sehingga, didapatkan nilai dari data tersebut adalah 93,06 %, 79,25 %, 47,57 %,
28,68 %, 8,03 %, hingga 0 %. dari persen berat lolos komulatif semakin berkurang
sejalan dengan besar ukuran mesh ayakan.
4. Log Ukuran
Log ukuran mesh yang diperoleh yaitu 1,14, 1,30, 1,54, 1,68 dan 1,81.
5. Log % Berat Tertahan Kumulatif
Log % Berat Tertahan Kumulatif yang didapatkan yaitu 0,83, 1,31, 1,71, 1,85,
1,96 dan 1,99.
6. Log % Berat Lolos Kumulatif
Log % Berat Lolos Kumulatif yang diperoleh yaitu 1,96, 1,89, 1,67, 1,45, 0,90.
4.2.2 Pengayakan 15 Menit
Pada Analisis Ayak digunakan alat yakni Sieve Shaker selama 10 menit, ukuran
mesh yang digunakan yaitu 14, 20, 35, 48, 65 dan -65. Dari proses pengayakan tersebut
didapatkan pengukuran :
1. % Fraksi
Di dapatkan dari nilai berat tertahan dibagi berat total di kali seratus persen
sehingga, % Fraksi dari pemgayakan selama 15 Menit di dapatkan fraksi nilai
pengukuran yakni 8,40 %, 18,92 %, 27,45 %, 13,47 %, 13,47 %, 18,27 % dengan
total fraksi 99.98%.
4. Log Ukuran
Log ukuran mesh yang diperoleh yaitu 1,14, 1,30, 1,54, 1,68 dan 1,81.
5. Log % Berat Tertahan Kumulatif
Log % Berat Tertahan Kumulatif yang didapatkan yaitu 0,92, 1,43, ,1,73, 1,83,
1,91 dan 1,99.
6. Log % Berat Lolos Kumulatif
Log % Berat Lolos Kumulatif yang diperoleh yaitu 1,96, 1,86, 1,65, 1,50 dan
1,26.