Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

SAMPLING

HARMIN PUTRI RAMADHANI


09320210178

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian pertambangan dalam Undang-Undang No. 4 tahun 2009 Pasal 1


Ayat 1 tentang pertambangan mineral dan batubara memiliki arti “Pertambangan
adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan
dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, kontruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan
dan penjualan serta kegiatan pasca tambang. Pengertian izin disini adalah izin untuk
melakukan usaha pertambangan sebagaimana sudah diatur dalam UU No. 4 tahun
2009, yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang yaitu Bupati/Gurbernur/Menteri
sesuai Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) yang menjadi kewenangannya
masing-masing (UUD No.4, 2009).
Teknik sampling adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan sampel sesuai
dengan harapan si pengambil keputusan agar diperoleh sampel yang representatif dan
dapat mewakili populasi yang sebenarnya. Untuk menentukan teknik sampling ini,
yang selalu menjadi perhatian utama adalah bagaimana agar sampel yang diperoleh
nantinya akan dapat dinyatakan sebagai representasi dari populasi yang sedang diteliti
dan tidak menghasilkan hasil analisis yang bias. Sampling adalah operasi pengambilan
sebagain yang banyaknya cukup untuk dianalisis atau uji fisik dari suatu yang besar
jumlahnya. Sedemikian rupa sehingga perbandingan dan distribusi kualitas adalah
sama pada keduanya. Suatu yang besar jumlahnya seperti disebut diatas disebut lot
atau populasi, misalnya produksi satu hari atau pengiriman bijih satu kapal dan lain-
lain yang kita ingin ketahui datanya seperti kandungan logam, distribusi ukuran,
kandungan air dan lain-lain. Contoh yang diperoleh harus representatif atau dapat
dipercaya, artinya harus diambil menurut Teknik. Pencucian batubara (coal washing)
atau preparasi batubara (Anwar Hidayat,2017).
Tujuan dari praktikum pengolahan bahan galian pada mata acara Sampling
yang pertama yaitu kita dapat mempelajari teknik-teknik Sampling dan reduksi
jumlahnya dan yang kedua yaitu menguasai data-data statistika yang digunakan pada
Sampling (Tim Asisten PBG, 2023).

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 137
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui
tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi dasar dalam dunia
pertabangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini, yaitu agar:
a. Mempelajari teknik-teknik Sampling dan reduksi jumlahnya.
b. Menguasai data-data statistika yang digunakan pada sampling.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Riffler
b. Alat Pelindung Diri
c. Timbangan
d. Alat Tulis Menulis
e. Talang
f. Mistar
g. Sekop.
1.3.2 Bahan
a. Pasir
b. Tabel Data Pengamatan
c. Kantong Sampel.

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 138
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampling

Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Pengertian teknik


Sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran
sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-
sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representative.
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau
individu-individu yang karakteristiknya akan diteliti. Dan satuan-satuan tersebut
dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-
benda, dan seterusnya.
Macam-macam teknik sampling yaitu:
1. Bulk Sampling, contoh ruah, yakni contoh dalam jumlah besar yang diambil
secara sistematik dalam interval tertentu. Untuk batubara, bulk Sampling pada awalnya
adalah contoh sebanyak satu lori (gerobak), pada interval tertentu sepanjang lapisan
batubara untuk analisa ukuran dan kotoran (abu). Tetapi pengertian ini semakin
meluas. Tambang-tambang batubara di Indonesia dapat mengambil lebih dari 100.000
ton batubara sebagai contoh ruah terutama untuk uji bakar pada PLTU, termasuk uji
penambangan, uji pengangkutan, uji pengapalan dan uji pemasaran. Contoh meruah
ini sering disebut produksi awal atau produksi permulaan (initial production) yang
bebas bagi hasil.
2. Grab Sampling, secara umum metode grab Sampling ini merupakan teknik
Sampling dengan cara menambil sampel dengan cara mengambil bagian (fragmen)
yang berukuran besar dari suatu material. Contoh batubara yang biasanya terdiri dari
satu potong atau bongkah, dipilih dari lapisan atau tumpukan batubara, dari alat gali,
alat angkut ataupun dari mesin pencucian batubara.
3. Channel Sampling adalah pengambilan Sample dari lapisan batubara dengan
membuat channel memanjang menurut ketebalan batubara atau endapan bahan galian
lainnya. Sample ini mewakili penampang batubara menurut ketebalannya. Sample ini
biasanya diambil di sekitar singkapan. Sebelum melakukan penyampelan, sumuran
atau parit memanjang dibuat untuk membuka satu sisi batubara segar.

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 139
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

4. Chip Sampling, (contoh tetahan) adalah salah satu metode Sampling dengan
cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur
yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat. Diambil
pada batuan yang masih segar/mineralisasi mengandung logam berharga. Banyak + 1
Kg. (Tim Asisten, 2023)

2.2 Pengertian Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik
kesimpulan. Penelitian dengan menggunakan sampel lebih menguntungkan
dibandingkan dengan penelitian menggunakan populasi, karena penelitian dengan
menggunakan sampel lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam menentukan
sampel langkah awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi atau
menentukan populasi target. Sample ini mewakili penampang batubara menurut
ketebalannya. Ada beberapa kekeliruan yang mengkibatkan biasa dalam penarikan
sampel, antara lain:
a. Dalam menentukan populasi target
b. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target
c. Salah dalam menentukan wilayah
d. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah
populasinya
Sampel atau contoh secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari
populasi yang mewakili secara keseluruhan sifat dan karakter dari populasi. Dalam
menentukan sampel langkah awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis
populasi atau menentukan populasi target. Sebagai gambaran sederhana sampel
dibutuhkan sebagai acuan untuk memberi gambaran sederhana seperti seseorang yang
membeli rambutan. Seorang pembeli yang pintar biasanya akan memilih secara
rambang-rambutan yang dijajakan untuk menghindari kecurangan yang dilakukan oleh
pedagang.
Dalam penelitian pendidikan objek penelitian biasanya akan berlaku pada
peserta didik, mahasiswa, guru atau lembaga pendidikan. Kumpulan dari objek
biasanya memiliki volume cukup besar selanjutnya disebut populasi penelitian.
Volume yang cukup besar ini kemudian dapat diamati dengan menarik sampel yang

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 140
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

mewakili populasi dengan alasan yang berbagai macam tentu saja dengan tujuan yang
utama adalah terlaksana sebuah penelitian dengan benar sehingga jika desain dari
sebuah penelitian mengharuskan penggunaan populasi, maka pengambilan sampel ini
tidak diperbolehkan dan begitu pula sebaliknya, sehingga penelitian yang tidak
memperbolehkan melakukan treatment pada seluruh populasi maka pengambilan
sampel penelitian adalah sebuah keharusan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik dari
populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil sebagian dengan
kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari populasi dengan kata
representatif. jumlah dari sampel tidak selalu besar dan juga tidak selalu kecil, hal ini
bergantung pada pada keterwakilan karakter dari sampel. Sebagai contoh pada
penelitian mengenai golongan darah, tentu saja tidak perlu memasukkan seluruh darah
dari seseorang ke dalam laboratorium karena 2 ml darah sudah cukup untuk digunakan
untuk mengetahui golongan darah yang ada di bagian kaki, kepala atau tangan dari
pasien .
Pada beberapa bentuk penelitian kemungkinan jumlah harus terpenuhi sehingga
ada aturan baku mengenai sampel minum yang harus diambil dalam sebuah penelitian.
Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kualitas dari sampel yang diambil. Sebagai
contoh sebuah penelitian mengenai daya beli di kabupaten Gowa. mengambil lima
orang sampel sebagai wakil dari populasi tidak cukup untuk mewakili seluruh
populasi. Selain dari kualitas, pada sebuah penelitian yang membutuhkan statistik
inferensi, jumlah sampel minimal harus disesuaikan dengan jenis analisis statistik yang
digunakan terutama untuk distribusi data dari sampel.
Pada dasarnya tidak ada aturan baku mengenai pengambilan ukuran dari sampel
selama sampel sudah mewakili karakteristik dari populasi. Namun dalam penelitian
yang bersifat psikologi seperti pada penelitian pendidikan, Semakin besar jumlah akan
menghasilkan data yang lebih stabil. Selain dari karakteristik peneliti juga harus
mempertimbangkan jumlah data yang dibutuhkan untuk keperluan analisis Statistik.
Sebagai contoh jika penelitian yang dilakukan bertujuan untuk membandingkan dua
bua grouph dengan satu variabel pembanding, analisis yang dilakukan untuk data yang
terdistribusi normal adalah untuk distribusi mengharuskan minimal jumlah data terdiri
dari 30 data karena kurang dari itu tidak menghasilkan analisis yang baik dan tidak
lebih dari 60 data (Arif, A. Taufik, 2014).

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 141
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

2.3 Jenis-jenis Sampling

Cara Pengambilan Sampel bermacam-macam tergantung jenis penelitian yang


akan dilakukan. Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas
besar yaitu;
1. Probability Sampling (Random Sample)
Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau
acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Metode ini
terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara lain.
a. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling.
teknik penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya
menggunakan nomor undian.
Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana.
Pendapat pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan
lagi sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat
kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada pengambilan sampel
menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling sering digunakan adalah
Simple Random Sampling dengan pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui
standar eror penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa
sampel yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud.
Contoh pengambilan sampel metode acak sederhana dalam suatu penelitian
dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah 100 orang.
Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama. Setelah
mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi agar
populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama dengan
responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel
memenuhi kebutuhan penelitian.
b. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Samping).
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 142
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari


100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden
dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.
Contoh sampel acak sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-10
yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan
seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian.
c. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Samping)
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar
tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat
atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan
diambil dari masing-masing kelompok tersebut.
d. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok/area tertentu. Tujuan metode Cluster
Random Samping antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang
berbeda di dalam suatu instansi. Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang
rawat inap, ruang IGD, dan ruang poli di RS A dan lain sebagainya.
e. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Samping)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
bertingkat dua, tiga atau lebih. Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – RT
(Arif, A. Taufik, 2014).
2. Non-probability Sampling
Non-probability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Jenis teknik sampling ini antara lain:
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini
jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 143
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah
terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan. Teknik ini biasanya digunakan dan
didesain untuk penelitian yang menginginkan sedikit sampel.
c. Sampling Aksidental
Samping aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai
sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas
ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai tingkat paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang
disesuaikan dengan kriteria tertentu yang diterapkan.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang awal mula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel.
Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak, makin
lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive
dan snowball (Anwar Hidayat, 2017).
cara untuk estimasi data ini adalah melihat standar deviasi dari data yang ada. Sampel
yang digunakan harus baik dari segi kualitas dan kuantitas. Sebagai contoh rata-rata
penghasilan di perumahan A adalah Rp 25.500.000 yang didapatkan dari dua orang
sampel dengan penghasilan sampel X sebanyak Rp 50.000.000 dan sampel Y sebanyak
1.000.000. Kesimpulan rata-rata dari perumahan berdasarkan operasi matematis sudah
benar namun pada kajian statistik dan kesimpulan tentu saja tidak benar. Penambahan
jumlah sampel adalah salah satu cara untuk mengurangi kesalahan analisis data.

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 144
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

1. Akurasi
Akurasi mengacu kepada sifat dan karakter dari sampel yang digunakan.
Sebuah populasi yang homogen hanya terdapat pada kasus yang bersifat teoritik. Sifat
dan karater dari sampel yang diambil terkadang tidak sesuai dengan keadaan populasi
karena pengaruh banyak hal. Peneliti harus memiliki kemampuan untuk mengetahui
secara detail karakter setiap sampel yang digunakan dari populasi.
Beberapa kasus mungkin saja mengurangi akurasi dari pengambilan sampel
seperti kasus penelitian terhadap pengaruh jam belajar di luar jam sekolah. Sebuah
sekolah khusus seperti proyek pemerintah tidak boleh dimasukkan karena adanya
karakter yang berbeda dari populasi secara keseluruhan (Burt, R.O, 1984).

2.5 Prosedur Sampling

Prosedur pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara random maupun


dengan nonrandom. Perbedaan kedua prosedur pengambilan sampel didasarkan atas
pertimbangan diperhitungkan atau tidaknya probabilitas dalam pengambilan sampel.
Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Random atau Acak
Prosedur pengambilan sampel secara prandom atau acak dikenal pula sebagai
sampling peluang. Sampling peluang adalah teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Sampling peluang dipilih apabila sebuah sampel yang anggotanya diambil dari
populasi berdasarkan peluang yang diketahui. Dalam prosedur sampling peluang,
setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terambil sebagai sampel.
Setiap anggota memiliki peluang yang sama terpilih menjadi sampel karena
pengambilannya dilakukan secara acak. Pengambilan sampel secara random memiliki
kelebihan dari nonrandom. Samping dengan prosedur ini dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah karena peluang kesalahan pengambilan kesimpulan akibat
kekeliruan dalam penarikan sampel (pengambilan sampel yang tidak representatif
terhadap populasi) dapat diperhitungkan berdasarkan teori peluang. Randomisasi
menghasilkan sampel yang mempunyai keserupaan dengan populasi karena sampel
yang ditarik secara acak mengambil sampel dari berbagai karakter anggota populasi.
Random tidak memberi kesempatan untuk memilih sampel, sehingga sampel yang

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 145
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

dihasilkan melalui cara ini mempunyai representativitas yang lebih tinggi. Untuk
mengambil sampel dengan sampling peluang terdapat tiga langkah yang harus
dilakukan yaitu menentukan tingkat kesalahan sampling, menentukan ukuran sampel,
dan mengambil sampel dengan teknik yang tepat. Tingkat kesalahan ditetapkan untuk
menentukan ukuran sampel yang akan diteliti. kesalahan yang lebih kecil menuntut
ukuran sampel yang lebih besar. Makin besar ukuran sampel makin baik karena makin
dekat ciri populasi dengan sampelnya. Namun ukuran sampel yang besar tidak dapat
menjadi estimasi yang baik untuk populasi bila teknik pengambilannya tidak dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk itu, sampel harus diambil dengan teknik yang tepat.
a. Menentukan kesalahan sampling
Penelitian yang hanya dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data
yang diambil dari sampel bisa menghasilkan kesimpulan yang menyesatkan.
Melakukan penelitian hanya atas sampel mengandung resiko kesalahan karena tidak
meneliti seluruh elemen atau individu dalam populasi. Kesalahan yang disebabkan
tidak meneliti seluruh populasi dan hanya meneliti sampel disebut kesalahan sampling
(sampling error). Kesalahan sampling adalah kekeliruan yang disebabkan oleh
kenyataan adanya pemeriksaan yang tidak lengkap terhadap populasi. Kekelirun
sampling adalah perbedaan antara hasil sampel dan hasil yang akan dicapai jika
prosedur yang sama digunakan dalam sensus. Kesalahan sampling tidak dapat
dihindari apabila penelitian dilakukan hanya atas sampel. Namun begitu kesimpulan
hasil penelitian sampel masih dapat diterima apabila tingkat kesalahannya masih dalam
taraf yang dapat ditoleransi (bound of errror). Misalnya taraf kesalahan 5% maka
kesimpulan dari hasil penelitian sampel ini dapat diterima tetapi mengandung
kesalahan maksimal 5% karena hanya sampel yang diteliti. Tingkat kesalahan
berhubungan dengan resiko pengambilan keputusan. Untuk mengukur,
memperhitungkan dan mengontrol kekeliruan sampling maka dilakukan upaya
memperbesar ukuran sampel dan menggunakan sampling acak. Tingkat kesalahan
yang dapat ditoleransi berhubungan dengan ukuran sampel yang akan diambil. Apabila
sampel diambil 100% dari populasi maka sampel 100% mewakili populasi dan tidak
ada kesalahan sampling. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi maka peluang
kesalahan makin kecil. Ukuran sampel ditentukan sehubungan dengan kemampuannya
meramalkan ciri-ciri populasi dalam sampel. Semakin besar ukuran sampel maka

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 146
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

semakin dekat sampel dengan populasi dan semakin baik sampel meramalkan ciri
populasi. Oleh karenanya, bila menerima resiko yang lebih kecil maka ukuran sampel
yang diambil harus lebih besar, dan sebaliknya. Pengambilan sampel secara acak juga
dapat mengurangi kesalahan sampling. Sampling acak membuat terambilnya seluruh
ciri anggota populasi ke dalam sampel terpilih. Sampel yang terambil akan saling
mengkompensasi satu sama lain sehingga pada keseluruhan sampel yang terambil akan
memiliki rata-rata dan simpangan deviasi yang sama dengan populasi.
b. Menentukan ukuran sampel
Kesalahan sampling yang ditentukan akan mempengaruhi ukuran sampel yang
akan diteliti. Ukuran sampel merupakan jumlah tertentu dari sampel yang dengan
tingkat kesalahan sampling tertentu masih diterima sebagai sampel yang representatif.
Di samping berdasarkan toleransi tingkat kesalahan, ukuran sampel juga sangat
tergantung kepada homogenitas sampel. Sampel pada ukuran yang kecil cukup diambil
pada populasi yang relatif homogen, sedang sampel yang sangat heterogen
membutuhkan sampel yang lebih besar. Prinsip dalam penentuan ukuran sampel adalah
semakin besar sampel, maka semakin dekat sampel dengan populasi, sehingga tingkat
kesalahan semakin kecil. Bila sampel dekat dengan populasi maka data yang diambil
dari sampel makin akurat untuk meramalkan kesimpulan atas populasi. Dengan kata
lain, kalau diinginkan tingkat kesalahan kecil atau tingkat kepercayaan yang besar
maka dibutuhkan sampel yang jumlahnya besar. Dalam penelitian ilmu sosial biasanya
mengambil tingkat kesalahan 1% bila diinginkan resiko kecil, dan 5% resiko besar.
Semakin besar sampel, maka akan semakin besar kemungkinan dapat mencerminkan
populasinya, sebab mean dan standar deviasi yang diperoleh pada sampel mempunyai
probabilitas yang tinggi untuk menyerupai mean dan standar deviasi populasi. Dalam
hubungannya dengan pengujian hipotesis statistik, semakin besar sampel maka
semakin kecil kemungkinan untuk menerima hipotesis nol bila sebenarnya palsu.
Sebagai pedoman dalam menentukan ukuran sampel, Krectjie menyusun tabel yang
mendaftar ukuran sampel (S) minimal yang harus diambil dari ukuran populasi tertentu
(N) pada kesalahan sampling 5%. Misalnya pada N populasi 100 maka sampelnya
adalah 80. Namun untuk menentukan berapa jumlah sampel agar mencerminkan
populasi, seorang peneliti harus pula memperhatikan penelitian, hipotesis, keterbatasan
dana, kadar pentingnya penelitian, jumlah variabel, metode pengumpulan data, akurasi

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 147
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

yang diperlukan, besarnya populasi, karakter populasi, dan teknik samplingnya.


c. Mengambil sampel dengan teknik yang tepat.
Meski rumus umumnya makin besar sampel makin baik, namun makin besar
sampel makin tinggi ongkos yang harus dikeluarkan untuk pengumpulan data. Sampel
yang besar juga tidak menjamin menjadi prediktor yang baik bagi populasi apabila
sampel yang diambil tidak mencerminkan ciri yang dimiliki oleh populasi. Untuk itu,
pengambilan sampel harus dilakukan dengan teknik yang tepat. Cara mengambil
sampel sangat tergantung pada teknik sampling yang digunakan. Terdapat beberapa
cara mengambil sampel dalam sampling random yaitu sampling acak sederhana,
sampling acak berstrata, sampling acak berkluster, dan sampling acak bertingkat.
Macam teknik sampling yang digunakan sangat tergantung kepada karakter populasi.
Sampling yang dilakukan harus mempertimbangkan karakter populasi agar sampel
yang ditarik mempunyai tingkat representasi yang tinggi. Struktur sampel harus sama
dengan struktur populasi untuk mencapai keterwakilan setinggi mungkin. Teknik
sampling acak sederhana (simple random sampling) digunakan apabila populasi
homogen. Populasi yang homogen memungkinkan sampel diambil langsung dari
populasinya secara acak dalam ukuran yang telah ditentukan. Sampling sederhana
dilakukan karena setiap individu homogen sehingga sampel dapat diambil dari
individu manapun. Misalnya bila semua guru sebuah sekolah yang menjadi populasi
diasumsikan homogen maka dari populasi itu sejumlah ukuran sampel dapat langsung
ditarik. induk, mengambil secara acak kecamatan dari kota/kabupaten yang terpilih
sebagai sampel, mengambil secara acak desa dari kecamatan yang terpilih sebagai
sampel, mengambil sekolah dasar dari desa yang terpilih sebagai sampel, semuanya
dengan sampling acak berklaster dan mengambil siswa kelas 1 sampai 6 dari sekolah
yang terpilih sebagai sampel dengan sampiing acak berstrata.
2. Non-random atau tidak acak
Sampling non-random atau tidak acak adalah pengambilan sampel di mana
tidak setiap anggota populasi mempunyai peluang terpilih sebagai sampel
(nonprobability sampling). Nonprobability sampling adalah teknik sampling yang
tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Dalam prosedur samping tidak acak, tidak terdapat kegiatan penentuan
kesalahan sampling dan ukuran sampel, sebab penarikan sampel dari populasinya tidak

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 148
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

memperhitungkan peluang kesesatan dalam pengambilan keputusan berdasarkan


sampel. Terdapat individu dalam populasi yang tidak dapat ditarik menjadi sampel
karena sudah tersisihkan dengan pertimbangan tertentu. Kebenaran keputusan
kesimpulan tidak dapat dipastikan dalam taraf tertentu sehingga pertanggung jawaban
kebenarannya lebih lemah dibandingkan pengambilan sampel secara acak.
Keterwakilan populasi oleh sampel dengan prosedur non-probability sampling ini
lebih rendah karena tidak semua individu dalam populasi mempunyai peluang yang
sama terambil sebagai sampel. Sampel ditarik dari populasi dengan tidak
mengindahkan ketentuan randomisasi tetapi dengan pertimbangan tertentu.
Berdasarkan pertimbangan yang menjadi dasar dilakukan sampling, terdapat beberapa
jenis sampling yang tergolong dalam teknik sampling tidak acak yaitu:
a. Sampling bertujuan
Sampling bertujuan (purposive sampling) adalah pengambilan sampel yang
dilakukan dengan memilih secara sengaja menyesuaikan dengan tujuan penelitian.
Misalnya untuk melakukan penelitian tentang anak yang mempunyai masalah belajar
diambil sampel mereka yang mempunyai masalah belajar.
b. Sampling kebetulan
Sampling kebetulan (incidental sampling) adalah sampel yang diambil karena
kebetulan ditemui. Misalnya mewawancarai orang yang kebetulan dijumpai di
terminal. Termasuk dalam sampling kebetulan adalah telepolling atau televoting di
mana yang terpilih menjadi sampel adalah mereka yang kebetulan memiliki telepon
dan berpartisipasi.
c. Samping kuota
Sampling kuota (quota sampling) adalah pengambilan sampel yang dilakukan
dengan mengambil sejumlah kuota sampel dari populasi dan menghentikan
pengambilan setelah kuota terpenuhi.
d. Sampling tersedia
Sampling tersedia (availability sampling) adalah samping yang dilakukan
karena kemampuan dalam menjangkaunya. Misalnya, populasi adalah seluruh siswa
sekolah X yang menekuni kegiatan Pramuka. Sampelnya adalah siswa pada tahun ini
mengikuti kegiatan.
e. Sampling sistematik

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 149
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

Sampling sistematik (systematic sampling) adalah teknik sampling di mana


sampel ditentukan berdasarkan urutan yang diatur secara sistematik, misalnya sampel
yang diambil adalah yang mempunyai nomor dengan satuan 1 (satu) : 1, 11, 21, 31, 41
dan sebagainya.

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 150
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Prosedur kerja Sampling

1. Pertama yang disiapkan yaitu alat Riffler.

Gambar 3.1 menyiapkan alat riffler dan talang.


2. Kedua yang dilakukan adalah mengambil material.

Gambar 3.2 Menyiapkan sampel pasir.

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 151
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

3. Kemudian masukkan sampel ke dalam alat riffler.

Gambar 3. 3 Memasukkan sampel ke dalam alat riffler.


4. Hasil setelah material tersebut keluar dari alat riffler

Gambar 3. 4 Hasil material setelah di masukkan pada alat riffler.

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 152
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

5. Setelah itu, membuat matriks 3x3 padan sebuah kertas. Kemudian tuangkan
sampel pada kertas tersebut dan hitung secara acak material yang berwarna
hitam (konsentrat) dan putih (tailing) pada kertas tersebut.

Gambar 3. 5 Membuat matriks 3x3 pada sebuah kertas dan menghitung


konsentrat dan tailing.

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 153
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel Pengamatan dan Diagram sampling

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan

Kotak Hitam Putih


1 46 15
2 80 22
3 57 31
4 120 48
5 70 26

Tabel 4.2 Hasil pengolahan data sampling

Kotak Hitam dan Putih Rata-rata Hitam Rata-rata Putih


1 64 76,5% 23,4%
2 102 78,4% 21,5%
3 88 64,7% 35,5%
4 168 71,4% 28,5%
5 96 72,9% 27,8%

KOTAK 1
90
80 76.5

70 64
60
50
40
30 23.4
20
10
0
hitam + putih presentase hitam presentase putih

Series1 Series2 Series3

Gambar 4.1 Diagram kotak 1.

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 154
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

KOTAK 2
120
102
100

78.4
80

60

40
21.5
20

0
hitam + putih presentase hitam presentase putih

Series1 Series2 Series3

Gambar 4.2 Diagram kotak 2.

KOTAK 3
100
88
90
80
70 64.7
60
50
40 35.2
30
20
10
0
hitam + putih presentase hitam presentase putih

Series1 Series2 Series3

Gambar 4.3 Diagram kotak 3.

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 155
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

KOTAK 4
180 168
160
140
120
100
80 71.4

60
40 28.5
20
0
hitam + putih presentase hitam presentase putih

Series1 Series2 Series3

Gambar 4.4 Diagram kotak 4.

KOTAK 5
120

100 96

80 72.9

60

40
27.8

20

0
hitam + putih presentase hitam presentase putih

Series1 Series2 Series3

Gambar 4.5 Diagram kotak 5.

4.1.2 Perhitungan Data Sampling


1. Kotak 1:
a. Hitam + Putih = 46 + 15 = 64
46
b. Persentase Hitam = x 100 % = 76,5%
64
15
c. Persentase Putih = x 100 % = 23,4%
64

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 156
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

2. Kotak 2
a. Hitam + Putih = 80 + 22 = 102
80
b. Persentase Hitam = x 100 % = 78,4%
102
22
c. Persentase Putih = x 100 % = 21,5%
102
3. Kotak 3
a. Hitam + Putih = 57 + 31 = 88
57
b. Persentase Hitam = x 100 % = 64,7%
88
31
c. Persentase Putih = x 100 % = 35,2%
88
4. Kotak 4
a. Hitam + Putih = 120 + 48 = 168
120
b. Persentase Hitam = x 100 % = 71,4%
168
120
c. Persentase Putih = x 100 % = 28,5%
168
5. Kotak 5
a. Hitam + Putih = 70 + 26 = 96
79
b. Rata-rata Hitam = x 100 % = 72,9%
96
26
c. Rata-rata Putih = x 100 % = 27,8%
96

4.2 Pembahasan

Kegiatan praktikum pada mataacara sampling pada laboratorium pengolahan


bahan galian dengan sampel yang digunakan yaitu pasir, yang sudah di olah
sebelumnya pada alat riffler. Dimana alat riffler adalah alat yang digunakan untuk
memisahkan material atau sampel dengan cara zik zak atau lebih dominan pada jumlah
material, sehingga nantinya material yang awalnya 2 kg dapat menjadi 200 garam dan
dapat mewakili populasi sampel tersebut. Diperoleh hasil perhitungan dari data yang
diamati yaitu dengan cara menghitung konsentrat dan tailing yang terbagi menjadi 5
kotak. Hasil pengematan yaitu 49 konsentat dan 15 tailing pada kotak 1. 80 konsentat
dan 22 tailing pada kotak 2. 57 konsentat dan 31 tailing pada kotak 3. 120 konsentrat

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 157
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SAMPLING

dan 48 tailing pada kotak 4. 70 konsentat dan 26 tailing pada kotak 5. Dengan hasil
pengolahan data sebagai berikut:
4.2.1 Kotak pertama
Kegiatan praktikum mataacara sampling pada kotak pertama mendapatkan
hasil pengamatan dan perhitungan yaitu, hitam 49 dan putih 15, mendapatkan jumlah
hitam dan putih 64, dengan rata – rata hitam 76,5% dan rata-rata putih 23,4%.
4.2.2 Kotak kedua
Kegiatan praktikum mataacara sampling pada kotak kedua mendapatkan hasil
pengamatan dan perhitungan yaitu, hitam 80 dan putih 22, mendapatkan jumlah hitam
dan putih 102, dengan rata – rata hitam 78,4% dan rata-rata putih 21,5%.
4.2.3 Kotak ketiga
Kegiatan praktikum mataacara sampling pada kotak ketiga mendapatkan hasil
pengamatan dan perhitungan yaitu, hitam 57 dan putih 31, mendapatkan jumlah hitam
dan putih 88, dengan rata – rata hitam 64,7% dan rata-rata putih 35,2%.
4.2.4 Kotak keempat
Kegiatan praktikum mataacara sampling pada kotak ketiga mendapatkan hasil
pengamatan dan perhitungan yaitu, hitam 120 dan putih 48, mendapatkan jumlah
hitam dan putih 168, dengan rata – rata hitam 71,4% dan rata-rata putih 28,5%.
4.2.5 Kotak kelima
Kegiatan praktikum mataacara sampling pada kotak ketiga mendapatkan hasil
pengamatan dan perhitungan yaitu, hitam 70 dan putih 26, mendapatkan jumlah hitam
dan putih 96, dengan rata – rata hitam 72,9% dan rata-rata putih 27,8%.

VANDA FEBRIANTY HARMIN PUTRI RAMDHANI


09320200042 09320210178
Sampling - 158

Anda mungkin juga menyukai