LABORATORIUM PENGOLAHAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB IV
HAND SAMPLING
4.1. CONING QUARTERING
4.1.1. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah mempelajari salah
satu teknik sampling dan reduksi jumlahnya serta menentukan kadar
konsentrat
4.1.2. Dasar Teori
Sampling
(pemercontohan)
adalah
operasi
pengambilan
sebagian, yang banyaknya cukup untuk dianalisis atau uji fisik dari
suatu yang besar jumlahnya sedemikian rupa sehingga perbandingan
dan distribusi kualitas adalah sama pada keduanya.
Sampling (pemercontohan) merupakan tahap awal dari suatu
analisis. Oleh karena itu hendaknya pengambilan contoh dipilih yang
paling efektif, cukup seperlunya saja tapi representative. Keberhasilan
suatu analisis bahan galian banyak ditentukan oleh berhasil tidaknya
sampling yang dilakukan. Selain itu dengan cara melakukan sampling
yang baik dan benar, sangat besar manfaatnya dalam proses
selanjutnya karena contoh yang cukup sedikit itu dapat mewakili
material yang begitu banyak dan dapat dipakai sebagai patokan untuk
mengontrol apakah proses pengolahan tersebut berjalan dengan baik
atau sebaliknya. Dan tentunya hasil sampling ini harus disertai dengan
analisis dengan menggunakan mikroskop (Sukamto, 2001).
Salah satu fungsi dari kegiatan sampling adalah mengambil
sampel dari suatu populasi dimana sampel dalam jumlah kecil itu
mampu
mewakili
yang
lainnya
atau
bisa
disebut
sampel
Gambar 4.1.1
Kegiatan Sampling
Persyaratan tahap sampling harus dipenuhi agar generalisasi
dapat menjadi maksimal, beberapa persyaratan tersebut antara lain :
a.
a.
b.
c.
Mechanical Sampling
Mechanical
Sampling
biasanya
digunakan
untuk
Rahmanudin
H1C112226
Gambar 4.1.2
Riffle Sampler
2)
Vezin Sampler
Alat ini dilengkapi dengan revolving cutter yaitu
pemotong yang dapat berputar pada porosnya sehingga akan
membentuk arca bundar yang dapat memotong seluruh alur
bijih.
Gambar 4.1.3
Vezin Sampler
b.
Hand Sampling
Hand sampling merupakan cara pengambilan contoh atau
sampel yang dilakukan dengan tangan. Cara ini sangat
Rahmanudin
H1C112226
*Sumber: www.bukalapak.com
Gambar 4.1.4
Sekop
2) Shovel Sampling
Merupakan cara pengambilan sampel contoh dengan
menggunakan alat shovel. Dengan cara ini mempunyai
keuntungan antara lain adalah lebih murah, waktu yang
dibutuhkan sedikit dan memerlukan tempat yang tidak begitu
luas.
Rahmanudin
H1C112226
*Sumber: www.rei.com
Gambar 4.1.5
Shovel
3) Stream Sampling
Merupakan
cara
pengambilan
contoh
dengan
*Sumber: www.kijiji.ca
Gambar 4.1.6
Hand Sample Cutter
4) Pipe Sampling
Merupakan
cara
pengambilan
contoh
dengan
dalam
laboratorium.
Langkah-langkah
yang
Sampling Batuan
Sampling batuan dapat dilakukan pada singkapan, dalam
tambang dan inti bor. Dalam hal ini permukaan batuan
dibersihkan dengan pencucian dan contoh chip diambil dalam
area atau interval yang standar. Contoh batuan 500 gram
umumnya diambil terhadap batuan berbutir halus, sedangkan
batuan yang berbutir sangat kasar diambil lebih dari 2 Kg. Pada
metode ini data dapat secara langsung berhubungan dengan
aureole primer dalam sampling detail dan terhadap provinsi
geokimia dalam sampling pengamatan awal. Konteks geologi dan
contoh batuan langsung menggambarkan struktur, jenis batuan,
mineralisasi, dan alterasi pada saat contoh tersebut diambil.
Rahmanudin
H1C112226
*Sumber: perpuskam.blogspot.com
Gambar 4.1.7
Sampling Batuan
b.
Sampling Tanah
Sampling tanah akan menguntungkan untuk beberapa
area dimana jarang ditemukan singkapan. Lubang untuk
sampling tersebut dapat digali secara manual ataupun mekanis.
Setelah contoh tanah diambil, terus diayak sampai 80 mesh
dan 20 50 gram fraksi halus dikumpulkan untuk dianalisis.
Survei tanah umumnya dibuat pada suatu pola lintasan dengan
jarak lokasi antar titik contoh 300 1500 m pada pengamatan
awal dan 15 60 m pada survei selanjutnya.
*Sumber: perpuskam.blogspot.com
Gambar 4.1.8
Sampling Tanah
c.
Sampling Sedimen
Sampling sedimen sungai merupakan komposit alami dari
material di bagian atas (hulu) sampai lokasi sampling. Sampling
tersebut efektif pada pekerjaan pengamatan awal dimana lokasi
contoh
tunggal
mungkin
menunjukkan
area
tangkapan
yang detail,
*Sumber: geoyogi.wordpress.com
Gambar 4.1.9
Sampling Sedimen
d.
Sampling Air
Sampling air merupakan salah satu metode geokimia
yang paling lama. Metode tersebut mudah dilakukan, tetapi
contoh air tidak stabil untuk waktu yang singkat. Faktor faktor
yang mengontrol kandungan logam dalam air permukaam seperti
dilusi, pH, temperatur, komplek organik sulit untuk dievaluasi, dan
kandungan logam biasanya relatif rendah.
Rahmanudin
H1C112226
Gambar 4.1.10
Sampling Air
e.
Sampling Vegetasi
Sampling vegetasi diperlukan koreksi terhadap sampling
tanah dan air tanah untuk analisa kimia. Tumbuhan mengekstrak
unsur unsur logam dari kedalaman dan mengirimnya ke
dedaunan.
Interpretasi
yang
dihasilkan
lebih
komplek
muda
pada
setiap
pohon,
kemudian
dikirim
ke
*Sumber: www.irwantoshut.net
Rahmanudin
H1C112226
Sampling Uap
Sampling uap air raksa yang digunakan sebagai petunjuk
badan bijih sulfida sejak sekitar tahun 1950-an yang diambil dari
tanah,
udara
maupun
air.
Sprektrometer
portabel
sering
Gambar 4.1.12
Proses Coning Quartering
Gambar 4.1.113
Tahapan Kegiatan Coning Quartering
Berikut adalah beberapa tahapan dari coning quartering
sendiri:
Rahmanudin
H1C112226
Rahmanudin
H1C112226
Gambar 4.1.14
Beberapa Alat Coning Quartering
Rahmanudin
H1C112226
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum coning
quartering, yaitu :
1) Neraca analitik / Timbangan
Untuk menimbang berat, baik tailing ataupun konsentrat.
Gambar 4.1.15
Neraca Analitik
2) Penggaris
Untuk memisahkan material dan membagi material pada saat
proses coning quartering.
Rahmanudin
H1C112226
Gambar 4.1.16
Penggaris
3) Peralatan Safety
Digunakan sebagai peralatan pelindung diri.
Gambar 4.1.17
Peralatan Safety
4) Alat Tulis
Rahmanudin
H1C112226
Gambar 4.1.18
Alat Tulis
b.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini,
adalah sebagai berikut :
1) Kasiterit
Material yang akan diuji dan dihitung jumlah butirnya.
Gambar 4.1.19
Rahmanudin
H1C112226
Gambar 4.1.20
Silika
Rahmanudin
H1C112226
dengan
f.
menggunakan penggaris.
Mengambil seperempat bagian kemudian dibentuk kembali
g.
h.
menjadi kerucut.
Mengulangi langkah 2-6 sebanyak 3 kali.
Mengambil dan menimbang seperempat bagian terakhir berat
sampelnya.
Rahmanudin
H1C112226
rata
Gambar 4.2.1
Contoh Grain Counting Method
Gambar 4.2.2
Proses Grain Counting
Dari jumlah butiran yang didapat dapat dihitung kadar dan derajat
liberasinya, yaitu perbandingan antara jumlah mineral yang terliberasi
sempurna dengan jumlah mineral keseluruhannya. Dan dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut :
Derajat Liberasi
Sedangkan,
% Berat SnO 2
SnO2 x .SnO2
x100%
Parameter tersebut
Rahmanudin
H1C112226
SAMPLE MASS
1 gm
2 gm
5 gm
10 gm
20 gm
APPROX. ERROR
40 %
30 %
20%
15 %
10 %
PARTICLE SIZE = 2 mm
*Sumber: (http://psycnet.apa.org/journal/rev/103/1/images/rev_103_1_56_fig19a.gif)
Gambar 4.2.3
Parameter Approximate Error of Grain Counting Method
Rahmanudin
H1C112226
Gambar 4.2.4
Kertas Milimeterblok
2) Lup
Untuk memudahkan dalam menghitung jumlah butir material.
Gambar 4.2.5
Lup
3) Alat Tulis
Rahmanudin
H1C112226
Gambar 4.2.6
Alat Tulis
b.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini,
adalah sebagai berikut :
1) Kasiterit
Material yang akan diuji dan dihitung jumlah butirnya.
Rahmanudin
H1C112226
Gambar 4.2.7
Kasiterit
2) Silika
Material yang akan diuji dan dihitung jumlah butirnya.
Gambar 4.2.8
Silika
Rahmanudin
H1C112226
Rahmanudin
H1C112226
21
2
141
42
- 41
27
12
192
115
-
12
5
178
52
-
= 4,13 gram
Berat sampel untuk percobaan 3
Derajat liberasi
Penyelesaian
2
4
1
-
6 32 1
1
3
13
1
4 13 12 3 1
78
percobaan 1
1 22
8 1
1 1
= 4,26 gram
3
7 1 4
4
3
4
3
38
7
berat SiO2
= 4,44 gram
8
2
6
20 42
Berat SiO2
19
Selang rata-rata
1 10 10
2,65
5
-
2 4 5
4 - -
5 1
6
5 3
H P H P H P H P H P H P H P
H
H
P
33
9
Bebas
Terikat
Hitam
Putih
=
T
H =
P =
Keterangan :
24
P
H
B =
4
4
3
- 22 34
1
6
8
2
9 10 19
1
20 120
1
P H
II
silika (SiO2)
Standar deviasi
I
No
Rahmanudin
H1C112226
4,331
berat Fe2O3
III
a. Persen
Varians
T
B
B
IV
1) %
Rata-rata contoh
b. Persen
Contoh
Derajat Liberasi
5)
2)
berat Fe2O3
B
T
T
VIII
4)
6)
berat Fe2O3
dilakukan
H P H P H P H
3)
pengamatan
2)
1) %
a. Persen
Perhitungan
hasil
Ditanya :
VII
gr/cm
VI
Adapun data yang diperoleh dari hasil percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut
Berat jenis
H P H
gr/cm3
Berat jenis
Diketahui :
data
Jumlah
Dari
IX
4.2.6.
5 1
P
H
P
4.2.5.
1) %
berat
Fe2O3
Fe O
2
.Fe 2O3
100%
21 x 4,331
100%
(21 x 4,331) (129 x 2,65)
= 21,01 %
Jadi % berat Fe2O3 pada percobaan 1 adalah 21,01 %
2) Derajat Liberasi
20 x 4,331
x100%
21 x 4,331
= 94,23 %
Jadi derajat liberasi Fe2O3 pada percobaan 1 adalah 95,23 %
1) %berat Fe2O3
Fe O
2
.Fe 2O3
x100%
7 4,331
100%
(7 4,331) (6 2,65)
= 65.59 %
Jadi % berat Fe2O3 pada percobaan 2 adalah 29,60 %
2) Derajat Liberasi
8 x 4,331
100%
9 x 4,331
= 88,89 %
Jadi derajat liberasi Fe2O3 pada percobaan 2 adalah 88,89 %
Contoh perhitungan % berat Fe2O3 percobaan 3
Rahmanudin
H1C112226
1) %berat Fe2O3
Fe O
2
.Fe 2O3
100%
4 4,331
100%
( 4 4,331) ( 28 2,65)
= 18.92 %
Jadi % berat Fe2O3 pada percobaan3 adalah 62,04 %
2) Derajat Liberasi
4 x 4,331
100%
4 x 4,331
= 100 %
Jadi derajat liberasi Fe2O3 pada percobaan 3 adalah 89,58 %
Tabel 4.2.2.
Perhitungan % Berat Fe2O3
% Berat Fe2O3
No
II
III
IV
VI
21.01
44.96
62.03
35.26
62.03
65.59
52.84
38.59
87.62
43.18
3
Ratarata
18.92
29
62.03
24.63
35.17
42.26
54.21
49.17
Rahmanudin
H1C112226
Jumlah
VII
VIII
IX
73.14
29
39.53
49.51
416.47
44.96
65.13
83.05
59.22
540.18
21.81
56.66
49.51
42.62
9.44
314.62
42.34
58.25
47.88
55.06
39.39
423.75
Jumlah
II
III
IV
VI
VII
VIII
IX
95.23
100
80
66.67
100
100
100
100
66.67
748.57
88.89
91.67
84.61
92.3
100
100
100
100
100
857.47
3
Ratarata
100
100
100
85.71
100
100
80
100
100
865.71
94.70
97.22
88.20
81.56
100
100
93.33
100
88.89
823.91
Tabel 4.2.4.
Perhitungan Rata-rata Contoh, Varians dan Standar Deviasi Material Fe2O3
Percobaan 1
Nomor
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Jumlah
x1
21.01
44.96
62.03
35.26
62.03
73.14
29
39.53
49.51
416.47
(x1-x)
-25.26
-1.31
15.75
-11.01
15.75
26.86
-17.27
-6.74
3.23
(x1-x)2
638.29
1.72
248.23
121.31
248.23
721.75
298.40
45.48
10.46
2333.93
3) Rata-rata contoh
x
=
=
416.47
9
= 46.27
Jadi nilai rata-rata contoh adalah 46.27
4) Varians (S2)
Rahmanudin
H1C112226
n 1
2333.93
9 1
2333.93
8
= 291.74
Jadi nilai varians adalah 291.74
5) Standar Deviasi (S)
S
n 1
2333.93
8
= 17.08
Jadi nilai standar deviasinya adalah 17.08
3) Selang rata-rata pada 95% confidence interval
x -z
S
.
< < x + z
n
= 46.27
= (1 0,95) = 0,05
S
.
0,05
=z
2
2
= 17.08
=9
x -z
S
.
< < x + z
n
S
.
17.08
17.08
46.27 -1,96
Nomor
x1
65.59
52.84
38.59
87.62
43.18
44.96
65.13
83.05
59.22
540.18
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Jumlah
(x1-x)
5.57
-7.18
-21.43
27.6
-16.84
-15.06
5.11
23.03
-0.8
(x1-x)2
31.02
51.55
459.24
761.76
283.58
226.80
26.11
530.38
0.64
2371.10
3) Rata-rata contoh
x
=
=
540.18
9
= 60.02
Jadi nilai rata-rata contoh adalah 60.02
4) Varians (S2)
2
n 1
2371.10
9 1
2371.10
8
= 296.38
Jadi nilai varians adalah 296.38
5) Standar Deviasi (S)
S
n 1
2371.10
8
= 17.21
Jadi nilai standar deviasinya adalah 17.21
3) Selang rata-rata pada 95% confidence interval
Rahmanudin
H1C112226
x -z
S
.
< < x + z
2
n
= 60.02
= (1 0,95) = 0,05
S
.
0,05
=z
2
2
= 17.21
=9
x -z
S
.
< < x + z
2
n
S
.
17.21
17.21
60.02 -1,96
Nomor
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Jumlah
x1
18.92
29
62.03
24.63
21.81
56.66
49.51
42.62
9.44
314.62
(x1-x)
-16.03
-5.95
27.07
-10.32
-13.14
21.70
14.55
7.66
-25.51
(x1-x)2
257.21
35.49
732.90
106.66
172.86
470.98
211.76
58.70
651.15
2697.75
3) Rata-rata contoh
x
=
=
316.62
9
= 34.95
Jadi nilai rata-rata contoh adalah 42,61
Rahmanudin
H1C112226
n 1
2697.75
9 1
2697.75
8
= 337.21
Jadi nilai varians adalah 377.21
4) Standar Deviasi (S)
S
n 1
2697.75
8
= 18.36
Jadi nilai standar deviasinya adalah 18.36
4) Selang rata-rata pada 95% confidence interval
x -z
S
S
.
< < x + z
.
2 n
n
= 34.95
= (1 0,95) = 0,05
0,05
=z
2
2
= 18.36
=9
x -z
S
S
.
< < x + z
.
2 n
n
18.36
18.36
34.95 -1,96
1) % berat SiO2
SiO
.SiO 2
100%
129 x 2,65
100%
(129 x 2,65) (21 x 4,331)
= 78.98 %
Jadi % berat SiO2 pada percobaan 1 adalah 78.89 %
2) Derajat Liberasi =
=
= 93.02 %
Jadi derajat liberasi SiO2 pada percobaan 1 adalah 93.02 %
Contoh perhitungan % berat Fe2O3 percobaan 2
1) %berat SiO2
SiO
.SiO 2
x100%
6 2.65
100%
(6 2.65) (9 4.331)
= 28.97 %
Jadi % berat SiO2 pada percobaan 2 adalah 28.97 %
2) Derajat Liberasi =
=
= 100 %
Jadi derajat liberasi SiO2 pada percobaan 2 adalah 100 %
Contoh perhitungan % berat SiO2 percobaan 3
1) %berat SiO2
SiO
.SiO 2
100%
28 2,65
100%
( 28 2,65) ( 4 4,331)
= 81.07 %
Jadi % berat SiO2 pada percobaan3 adalah 81.07 %
2) Derajat Liberasi
24 x 4,331
100%
28 x 4,331
= 85.71 %
Jadi derajat liberasi SiO2 pada percobaan 3 adalah 85.71 %
Tabel 4.2.7.
Perhitungan % Berat SiO2
% Berat SiO2
Jumlah
No
II
III
IV
VI
VII
VIII
IX
78.89
55.03
37.96
64.73
37.96
26.85
70.99
60.46
50.48
483.35
28.97
47.15
68.16
12.42
56.92
55.14
34.97
17
40.88
361.06
3
Ratarata
81.07
71.08
38.06
75.45
78.26
43.45
50.60
57.48
90.59
586.04
62.97
57.75
48.06
50.85
57.67
41.77
52.15
44.96
60.61
478.81
Tabel 4.2.8.
Perhitungan Derajat Liberasi SiO2
Derajat Liberasi SiO2
No
1
2
3
Ratarata
jumlah
I
85.71
100
85.71
II
95
97.14
93.79
III
80
85.71
91.66
IV
88.89
100
91.42
V
100
97.67
92.68
VI
100
73.07
60
VII
100
28.57
100
VIII
100
100
63.63
IX
100
100
12.67
849.6
782.16
691.56
90.47
95.31
85.79
93.43
96.78
77.69
76.19
87.87
70.89
774.44
Tabel 4.2.9.
Hasil Pengolahan Data
No
Hitam
Putih
I
II
34
43
163
91
Rahmanudin
H1C112226
Derajat Liberasi
Derajat Liberasi
% Berat
% Berat
Fe2O3 (%)
SiO2 (%)
Fe2O3
94.7
97.22
90.47
95.31
35.17
42.26
SiO2
62.97
57.75
35
23
37
22
13
13
14
100
47
94
34
16
18
61
88.2
81.56
100
100
93.33
100
88.89
85.79
93.43
96.78
77.69
76.19
87.87
70.89
54.21
49.17
42.34
58.25
47.88
55.06
39.39
48.06
50.85
57.67
41.77
52.15
44.96
60.61
26
69.33
93.76
86.04
47.08
52.97
4.2.7. Pembahasan
Sampling yaitu operasi pengambilan sebagian sample atau
contoh yang cukup untuk dianalisa atau uji fisik yang jumlahnya
besar sehingga perbandingannya dan distribusi kualitas sama
pada
keduanya.
Sesuatu
yang
jumlahnya
besar
tersebut
dari
sampling
dapat
diperkirakan
dengan
pengotornya
haruslah
sama
serta
mudah
terpisah
mineral.
Hal
ini
juga
dilakukan
agar
saat
tidak
merata sehingga material pasir besi dan material pasir silika tidak
seutuhnya tercampur. Kemudian ukuran butirnya tidak homogen,
ada yang berukuran kecil dan ada yang berukuran sedang. Jadi
ukuran butir yang kecil akan terbawa angin pada saat ditabur ke
milimeter blok. Kurang telitinya dalam menghitung butir karena
pengaruh cahaya sehingga sulit membedakan warna dari butiran
silika dan pasir besi. Kemudian material tidak tersebar merata.
4.2.8. Penutup
a. Kesimpulan
Adapun dari percobaan kali ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1) Coning quartering merupakan teknik sampling secara
manual dan sederhana dengan cara membentuk sampel
menjadi kerucut kemudian membaginya menjadi empat
Rahmanudin
H1C112226
sampel
secara
manual
dengan
menjatuhkan
Rahmanudin
H1C112226