Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS AYAK

HARMIN PUTRI RAMADHANI


09320210178

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka


penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang
(Pasal 1 butir 6 Undang-Undang No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara). Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik , yaitu tidak dapat
diperbaharui (non renewable), mempunyai resiko relatif lebih tinggi dan
pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun lingkungan yang
relatif lebih tinggi (Manik, J. D, 2018).
Analisis ayak adalah metode yang dgunakan dalam kaitannya memanfaatkan
pesebaran-pesebaran ukuran material yang kemudian dianalisis dan disimpulkan untuk
menilai proses sebelum ataupun menentukan proses sesudah. Analisa ayak dapat juga
digunakan untuk menentukan efisiensi berbagai peralatan, menghitung derajat liberasi,
mencari penyebab dan ukuran mineral berharga yang hilang bersama tailing. Yang
dimaksud dengan derajat liberasi dalam analisis ayak adalah perbandingan antara
jumlah berat mineral bebas dan jumlah berat mineral yang sama seluruhnya (bebas dan
terikat). Sedangkan efisiensi adalah perbandingan antara undersize yang lolos dengan
undersize yang seharusnya lolos. Analisis ayak dilakukan dalam suatu alat yang terdiri
dari susunan ayakan dan mesin penggetar atau vibrator. Ayakan disusun dengan
lubang ayakan besar di atas dan ayakan berlubang kecil di bawah secara berurutan.
Partikel-partikel yang memiliki ukuran lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan
akan lolos ayakan (Voight R, 2016).
Adapun tujuan dari praktikum analisis ayak adalah untuk memahami
mekanisme pengayakan dan cara kerja alat serta mengetahui berat tertahan material di
tiap mesh. Analisis ayak dilakukan dalam suatu alat yang terdiri dari susunan ayakan
dan mesin penggetar. Adapun prinsip pemisahannya berdasarkan ukuran setiap
partikel dengan lubang ayakan. Partikel-partikel yang memiliki ukuran lebih kecil
daripada ukuran lubang ayakan akan lolos ayakan (Tim Asisten, 2023).

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 65
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal,
mengetahui dan menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian dalam tahapan
analisis ayak yang menjadi salah satu aplikasi dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum analisis ayak adalah:
a. Memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat;
b. Mengetahui berat tertahan material di tiap mesh.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Sieve Shaker;
b. Timbangan;
c. Talang;
d. Kuas (3 inch);
e. Mistar;
f. Perlengkapan Safety;
g. Neraca Analitik;
h. Alat Tulis Menulis.
1.3.2 Bahan
a. Sampel Batubara;
b. Kantong Sampel A4;
c. Tabel Data Pengamatan.

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 66
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemisahan Berdasarkan Ukuran

Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Proses penyeragaman ukuran partikel dengan cara
memisahkan menjadi beberapa fraksi dengan menggunakan proses pengayakan atau
classifier pengayakan atau penyaringan (screening atau sieving).
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium. Proses
pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang
ukurannya berbeda dengan bahan baku.
Pada umumnya bahan galian yang datang dari suatu kegiatan penambangan
masih berupa bongkahan-bongkahan batuan yang berukuran besar, dimana mineral
berharga. Proses penyeragaman ukuran partikel dengan cara memisahkan menjadi
beberapa fraksi dengan menggunakan proses pengayakan atau classifier, pengayakan
memudahkan kita untuk mendapatkan pasir dengan ukuran yang seragam (Iii, 2003).
Produk dari proses pengayakan atau penyaringan ada 2 (dua), yaitu:
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah:
1. Hand sieve;
2. Vibrating sieve series atau tyler vibrating sive;
3. Sieve shaker atau rotap;
4. Wet and dry sieving.
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain:
1. Stationary grizzly;
2. Roll grizzly;
3. Sieve bend;
4. Revolving screen;
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.);

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 67
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
6. Shaking screen;
7. Rotary shifter.

2.2 Sieve Analisis

Sieve analisis (analisa ayakan) adalah suatu percobaan menyaring contoh tanah
melalui satu set ayakan, dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara
berurutan kebawa, cara ini biasanya digunakan untuk menyaring material/partikel
berdiameter ≥ 0,075 mm. Ukuran butiran tanah ditentukan dengan menyaring sejumlah
tanah melalui seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar
berada paling atas dan makin kebawah makin kecil. Jumlah tanah yang tertahan pada
saringan tersebut disebut salah satu dari ukuran butir contoh tanah itu. Pada
kenyataannya pekerjaannya hanya mengelompokan sebahagian dari tanah terlekat di
antara dua ukuran.
Distribusi ukuran partikel merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dapat
digunakan untuk semua jenis non-organik atau organik bahan butiran termasuk pasir,
tanah liat, granit, batubara, tanah dan berbagai produk bubuk, termasuk untuk gandum
serta biji-bijian. Sejumlah sampel yang mewakili sampel tertentu ditimbang dan
ditaruh diatas ayakan dengan ukuran tertentu, ayakan disusun berdasarkan ukuran,
ukuran yang besar ditempatkan pada bagian atas dan pada bagian paling bawah
ditempatkan pan (wadah) sebagai tempat penerimaan atau penampungan terakhir,
namun tidak selamanya metode seperti tersebut diatas selalu digunakan, ada beberapa
cara atau metode yang dapat digunakan tergantung dari material yang akan dianalisa.
Ukuran butir tanah tergantung dari diameter partikel tanah yang membentuk
dari masa tanah itu. Karena pada pemeriksaan mikroskopis masa tanah menunjukkan
bahwa hanaya sedikit apabila memang ada partikel yang bundar dan mempunyai
diameter, kita dapat menarik kesimpulan bahwa ini adalah deskripsi mengenai tanah
yang agak longsor. Analisis ayakan dari sebuah contoh tanah melibatkan penentuan
persentase berat partikel dalam rentan ukuran yang berbeda. Distribusi ukuran partikel
tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan metode pengayakan (sieving) contoh
tersebut dilewatkan melalui satu set saringan standar yang memiliki lubang makin
kecil ukurannya dari atas kebawah. Berat tanah yang tertahan ditiap saringan
ditentukan dan persentase kumulatif dari berat tanah yang melewati tiap saringan
dihitung beratnya. Jika terdapat partikel yang berbutir halus pada contoh tanah

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 68
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
tersebut, harus dibersihkan terlebih dahulu dan butiran halus tersebut dengan cara
mencucinya menggunakan air melalui saringan berukuran terkecil.
Distribusi ukuran partikel tanah berbutir halus atau fraksi butir halus dari tanah
berbutir kasar dapat ditentukan dengan metode pengendapan (sedimentasi). Metode
ini didasarkan pada hukum stokes yang mengatur kecepatan pengendapan partikel
berbentuk bola dalam suatu suspensi makin besar partikel makin besar pula kecepatan
pengendapannya dan sebaliknya. Hukum tersebut tidak berlaku pada partikel yang
berukuran > 0,0002 mm dimana pergerakannya dipengaruhi oleh gerak Brown.
Ukuran partikel ditentukan sebagai diameter sebuah bentuk bola yang akan turun
mengendap dengan kecepatan yang sama dengan partikel. Contoh tanah yang akan
diuji terlebih dahulu dibersihkan dari material material organik dengan menggunakan
hidrogen peroksida. Contoh tersebut kemudian dibuat menjadi suspensi didalam air
suling dari larutan pemisah butir-butir ditambah agar partikel-partikel satu sama lain
saling terpisahkan. Suspensi yang telah jadi ditempatkan didalam tabung pengendap.
Dari hukum stokes, dapat dihitung waktu turun (t) partikel berukuran D
(diameter yang ekivalen dengan penurunan) sejauh kedalaman tertentu dalam
suspensi. Jika setelah waktu tertentu contoh tanah diambil dengan pipet pada
kedalaman tertentu pula maka contoh tanah tersebut hanya akan mengandung partikel
yang ukurannya lebih kecil dari D dengan konsentrasi yang sama dengan pada awal
pengendapan. Jika dalam suatu waktu diambil contoh tanah dari beberapa kedalaman
yang berbeda, maka dapat ditentuksn distribusi ukuran butiran partikel dari berat tanah
yang terambil. Alternatif lain selain pengambilan contoh dengan pipet adalah
pengukuran suspensi tersebut dengan alat hidrometer.
Ukuran-ukuran saringan berkisar dari lubang berdiameter 4,750 mm (No.4)
sampai 0,075 mm, semua lubang berbentuk bujur sangkar jadi yang disebut sebagai
diameter partikel tanah sebenarnya hanyalah merupakan patokan akademis, sebab
kemungkinana lolosnya suatu partikel pada suatu saringan yang berukuran tertentu
akan tergantung pada ukuran dan orentasinya terhadap lubang saringan. Ukuran
saringan berhubungan dengan ukuran lubang dari 4,750 mm – 0,075 mm maka
saringan tersebut dengan nomor-nomor. Berat jenis (spesific gravity) tergantung pada
berat partikel tanah dalam suspensi pada saat pengukuran. Pemakaian saringan sangat
praktis, karena sangat sukar untuk menyaring tanah melalui lubang-lubang itu. Lubang
saringan ini cukup halus sehingga air mulai tertahan apalagi tanah (Hanafiah, 2010).

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 69
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
Analisis ayak dilakukan dengan menggunakan ayakan seri yang ukuran
lubangnya tertentu, biasanya berbanding √2. Sebagai ukuran standar adalah lubang
ayakan yang dibuat dari kawat berdiameter 0,0021 inci, dianyam sehingga
menghasilkan lubang sebanyak 200 buah untuk tiap inci liniear. Lubang ayakan ini
dinyatakan berukuran 0,0029 inci atau 74 mikron dan disebut 200 mesh. Analisis ayak
dilakukan dalam suatu alat yang terdiri dari susunan ayakan dan mesin penggetar atau
vibrator. Ayakan disusun dengan lubang ayakan besar diatas dan ayakan berlubang
kecil di bawah secara berurutan. Sampel dimasukan di ayakan teratas.
Tujuan analisis ayak adalah sebagai jumlah produksi suatu alat, sebagai
distribusi partikel pada ukuran tertentu, sebagai ratio of concentration. Ukuran yang
digunakan pada pengayakan adalah mesh maupun mm (metrik). Yang dimaksud mesh
adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inch persegi (squareinch), sementara
jika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan merupakan besar material
yang diayak. Perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas permukaan screen
disebut presentase opening.
Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
1. Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan.
2. Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan.
3. Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel.
4. Komposisi air dalam material yang akan diayak.
5. Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak.
Kapasitas screen secara umum tergantung pada:
1. Luas penampang screen.
2. Ukuran bukaan.
3. Sifat dari umpan seperti berat jenis, kandungan air dan temperatur.
4. Tipe mechanical screen yang digunakan.

2.3 Alat Pengayakan

Analisa saringan atau analisa ayakan (Sieve analysis) adalah prosedur yang
digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel dari suatu bahan. Distribusi
ukuran partikel merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dapat digunakan untuk
semua jenis non-organik atau organik bahan butiran termasuk pasir, tanah liat, granit,
batu bara, tanah, dan berbagai produk bubuk, termasuk untuk gandum dan biji- bijian.

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 70
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
Sejumlah sampel yang mewakili sampel tertentu ditimbang dan ditaruh diatas ayakan
dengan ukuran tertentu, ayakan disusun berdasarkan ukuran, ukuran yang besar
ditempatkan pada bagian atas dan pada bagian paling bawah ditempatkan pan (wadah)
sebagai tempat penerimaan/penampungan terakhir, namun tidak selamanya metode
seperti tersebut diatas selalu digunakan, ada beberapa cara atau metode yang dapat
digunakan tergantung dari material yang akan dianalisa (Hanafiah, 2010).
Sieve shaker adalah sebuah ayakan terbuat dari kawat, plastik, benang, logam
atau pelat logam berlubang. Logam yang biasa digunakan adalah baja dan baja tahan
karat. Ukuran ayakan dinyatakan dengan mesh, yaitu banyaknya lubang dalam setiap
inci persegi. Kisaran ukuran mesh standar adalah mulai dari 4 mesh sampai dengan
400 mesh. Pemisahan ukuran dalam kisaran 4 mesh dan 48 mesh disebut ayakan halus
fine screening, sedangkan yang lebih kecil lagi disebut ultrafine. Saringan bertingkat
dengan nilai mesh sama akan memperbaiki kualitas dan keseragaman hasil, sedangkan
saringan bertingkat dengan nilai mesh berbeda akan menghasilkan beberapa produk
dengan keseragaman berbeda. Ada beberapa jenis ayakan yang sering digunakan
antara lain:
1. Grizzly, merupakan jenis ayakan statis dimana material yang akan diayak
mengikuti aliran pada posisi kemiringan tertentu.
2. Vibrating screen, ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring
digerakkan pada frekuensi 1000 sampai 7000 Hz. Ayakan jenis ini mempunyai
kapasitas tinggi dengan efisiensi pemisahan yang baik, yang digunakan untuk
range yang luas dari ukuran partikel.
3. Oscillating screen, ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari
vibrating screen (100-400 Hz) dengan waktu yang lebih lama.
4. Reciprocating screen, ayakan dinamis dengan gerakan menggoyang, pukulan
yang panjang (20-200 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan pemisahan
ukuran.
5. Shifting screen, ayakan dinamis dioprasikan dengan gerakan memutar dalam
bidang permukaan ayakan. Gerakan aktual dapat berupa putaran, atau getaran
memutar digunakan untuk pengayakan material basah atau kering.
6. Revolving screen, ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada
kecepatan rendah (10-20 rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 71
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
material-material yang relatif kasar, tetapi memiliki pemindahan yang besar
dengan vibrating screen.
Diameter partikel dapat diukur dengan berbagai cara. Untuk partikel berukuran
besar (> 5 mm) dapat diukur secara langsung dengan menggunakan mikrometer.
Untuk partikel yang sangat halus diukur dengan menggunakan ukuran ayakan standar.
Ukuran ayakan dinyatakan dalam dua cara, dengan angka ukuran mesh (jumlah lubang
dalam inci persegi) dan dengan ukuran aktual dari bukaan ayakan dengan ukuran
partikel besar (dalam mm atau inci). Ada beberapa perbedaan yang standar dalam
penggunakan ukuran ayakan tetapi yang penting adalah memperoleh standar tertentu
dalam penentuan ukuran partikel yang kita kehendaki (Juniardi, F, 2020).

2.4 Kominusi Atau Reduksi Ukuran

Kominusi adalah proses pemecahan batuan secara mekanis, sebagai langkah


pertama yang biasa dilakukan dalam proses pengolahan bahan galian, yaitu
memperkecil ukuran (mereduksi) bongkah-bongkah batuan yang diperoleh dari
tambang (run of mine) menjadi pecahan-pecahan yang berukuran lebih kecil sesuai
dengan ukuran butiran yang diperlukan dengan cara memecahkanatau menghancurkan
bongkah-bongkah batuan tersebut.
Pada umumnya bahan galian yang datang dari suatu kegiatan penambangan
masih berupa bongkahan-bongkahan batuan yang berukuran besar, dimana mineral
berharga masih berikatan dengan mineral pengotornya. Untuk melepaskan ikatan itu,
maka bongkah bongkah batuan harus dipecah-pecahkan menjadi butiran dengan
ukuran yang lebih kecil, sehingga mineral berharga dapat terlepas dari mineral
pengotornya dan derajat liberasi menjadi lebih tinggi sesuai dengan yang diinginkan.
Tahapan awal yang bertujuan mereduksi batuan-batuan dari ore awal
berukuran 400 mm menjadi 12.5 mm untuk meningkatkan derajat liberasi,
membebaskan logam berharga dari pengotornya dan memperbesar luas permukaan
bijih sehingga kecepatan reaksi pelarutan dapat berlangsung dengan baik.
Ore yang dibawa dari dalam tambang menggunakan LHD (Load Haul Dump)
yang diangkut oleh lori (grandby) menuju stockpile. Di stockpile, ore dipisahkan
berdasarkan kandungan kadarnya. Dari stockpile, ore di angkut dengan menggunakan
dump truck lalu dimasukan kedalam ROM (Run Off Mine) melalui grizzly berupa
saringan yang berukuran 400 mm x 400 mm. Ore yang tidak lolos akan dibawa

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 72
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
kembali ke stockpile dan dihancurkan dengan menggunakan excavator breaker,
sedangkan ore yang lolos akan jatuh ke appron feeder yang berfungsi sebagai
pengatur laju umpan masuk ke primary crusher (jaw crusher).
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses
pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk:
1. Membebaskan atau meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat
lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Peremukan atau pemecahan (crushing).
2. Penggerusan atau penghalusan (grinding).
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri
dari beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap pertama atau primer (primary stage).
2. Tahap kedua atau sekunder (secondary stage).
3. Tahap ketiga atau tersier (tertiary stage).
4. Kadang-kadang ada tahap keempat atau kwarter (quaternary stage).
2.4.1 Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian atau bijih yang
langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter
sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah:
1. Jaw crusher;
2. Gyratory crusher;
3. Cone crusher;
4. Roll crusher;
5. Impact crusher;
6. Rotary breaker;
7. Hammer mill.

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 73
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
2.4.2 Penggerusan/Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari:
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods).
3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut
semi autagenous mill.
4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
2. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
3. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan
galian atau bijihnya sendiri.
4. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya
sendiri (Zen, 2003).

2.5 Proses Sizing

Material bahan yang telah melalui proses grinding maka disempurnakan


dengan proses sizing, proses sizing merupakan suatu unit operasi yang berfungsi untuk
mendapatkan padatan-padatan yang ukurannya homogen atau seragam, screening
merupakan istilah yang digunakan dalam teknik kimia untuk proses sizing. Proses
sizing juga dikenal dengan istilah pengayakan, proses ini digunakan terutama untuk
pemisahan campuran padatan. Sistem pemisahan dengan proses sizing ini berdasarkan
atas perbedaan ukuran. Ukuran besar lubang ayak (lubang kasa) dari medium ayak
dipilih sedemikian rupa sehingga bagian yang kasar tertinggal di atas ayakan dan
bagian-bagian yang lebih halus jatuh melalui lubang. Ukuran yang lolos melalui
saringan biasanya disebut sebagai undersize dan partikel yang tertahan atau tertinggal
di atas ayakan disebut oversize (Hanafiah, 2010).
Prinsip yang mendasari percobaan grinding dan sizing ini yaitu berdasarkan
tumbukan, atrisi (kikisan) dan gabungan dengan kompresi (tekanan), berdasarkan
deret ayak standar Tyler (Tyler standard screen series) dan berdasarkan perbedaan

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 74
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
ukuran partikel-partikel dari butiran beras. Pada mesin grinding terjadi gaya
sentrifugal, gaya sentrifugal merupakan suatu gaya yang menjauhi pusat putaran
karena adanya putaran yang yang sangat cepat. Dengan adanya gaya sentrifugal
sampel akan mengalami pukulan dan tekanan sehingga sampel pecah menjadi fragmen
yang lebih kecil. Hasil dari mesin grinding ditampung dengan menggunakan karung
yang berbahan kain yang dipasang pada bagian bawah mesin grinding. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses grinding yaitu pemecah atau penggiling yang ideal yaitu
mempunyai kapasitas besar, memerlukan masukan daya yang kecil persatuan hasil
produk, menghasilkan hasil dengan satu ukuran tertentu atau dengan distribusi ukuran
tertentu dengan yang dikehendaki, hasilnya dapat dikeluarkan secepat mungkin setelah
partikel mencapai ukuran yang dikehendaki, dalam pemecah dan penghalusan bahan-
bahan mempunyai titik beku rendah dan memiliki kepekaan terhadap kalor. Dalam
operasi penghancuran terdapat istilah kominusi, kominusi yaitu proses mereduksi
ukuran butir atau proses meliberasi bijih. Yang dimaksud dengan proses meliberasi
bijih adalah proses melepaskan bijih tersebut dari ikatannya yang merupakan gangue
mineral dengan menggunakan alat crusher atau grinding mill, (Juniardi, F, 2020).

2.6 Proses Screening

Screening adalah metode pemisahan campuran partikel menjadi dua atau lebih
fraksi, ukuran yang lebih besar (oversize) akan berada di permukaan screen dan ukuran
yang lebih kecil (undersize) akan lolos melalui lubang screen. Screen dapat disusun
secara bertumpukan, membagi sampel dalam beberapa variasi ukuran fraksi dan
kemudian menentukan distribusi ukuran partikel. Screening biasanya digunakan untuk
memisahkan partikel yang lebih besar (lebih besar dari 0,050 mm) (Yulfan, 2020).
Screening bisa dilakukan dengan:
1. Pengayakan.
2. Pengendapan dalam zat cair.
3. Pemisahan dengan aliran gas.
Tujuannya adalah untuk:
1. Produk mempunyai ukuran yang merata/seragam.
2. Produk menengah/lanjutan untuk proses selanjutnya.
3. Memperbesar efisiensi dari pengecilan ukuran.

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 75
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
Tipe peralatan screening, sejak screen dikembangkan dengan ukuran diatas
200 mesh, variasi peralatan screen juga sudah dikembangkan. Klasifikasi berdasarkan
besarnya ukuran material peralatan screen dibagi sebagai berikut:
1. Grizzly
Grizzly adalah alat sederhana yang terdiri atas jeruji besi dipasang melintang
dan agak miring yang arahnya berlawanan dengan bahan yang akan
dimasukkan. Halangan biasanya ditajamkan pada bagian atas dan bawah, jadi
halangan dapat dibuat sesuai dengan lebar alat tanpa tertutup oleh bagian
partikel yang akan keluar. Grizzly adalah ayakan yang kasar sekali, khusus 1
inci atau ke atas, terdiri dari satu set batang-batang berbentuk trapezium yang
disusun sejajar, dengan jarak tertentu dan terletak secara mendatar atau
berbentuk sudut/miring. Grizzly banyak dipakai untuk pemisahan batu-batu
dan lain sebagainya.

Gambar 2.1 Alat grizzly

2. Trommless
Lebih dikenal dengan Conical Trommel memiliki bentuk potongan kerucut.
Kemiringan pada ayakan jenis ini berkisar antara 0,75 in sampai 3 in setiap
panjang 1 feetTrommels terdiri atas silinder rotating berlubang pada lembaran
logam, kedua bagian sisinya terbuka, Trommels dibuat dalam variasi ukuran
yang luas dari satuan dengan skala kecil ke yang sangat besar untuk operasi

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 76
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
tambang komersil dan penggunaan komersil lain. Trommels-trommels juga
dapat diubah unit resirkulasi untuk digunakan di area dengan sedikit atau tanpa
air. Beberapa variasi sebagai besar sebagai pengelompokan dengan gerakan
yang berputar yang digunakan untuk memisahkan tanah liat dan memisahkan
campuran emas yang terdapat dalam material organik atau batuan lain.
Trommels screen adalah alat screening yang digunakan dalam industri skala
besar terutama pada pertambangan. Pada trommels silinder tunggal, material
dimasukkan ke lubang pemasukan disebelah kiri atas silinder. Trommels
merupakan ayakan yang diameter lubangnya makin ke kanan makin besar atau
makin kekanan ukuran mesh nya makin kecil. Material yang tidak dapat
melewati lubang ayakan yang terletak diujung kanan dikeluarkan melalui
lubang silinder yang terletak diujung kanan yang disebut lubang pengeluaran.

Gambar 2.2 Alat trommless

3. Shaking dan vibrating screen


Cara kerjanya adalah dengan mengguncang atau menggetarkan screen
sehingga partikel-partikel yang ukurannya kecil akan lolos kedalam lubang
ayakan dan partikel-partikel yang lebih besar akan tertahan.

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 77
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

Gambar 2.3 Alat shaking dan vibrating screen

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 78
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Prosedur Kerja Sieve Shaker

1. Pertama-tama siapkan material dan timbang hasil konsentrat dari proses


sebelumnya.

Gambar 3.1 Menimbang konsentrat

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 79
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
2. Masukkan ke dalam cawan untuk selanjutnya ke tahap screening. Ukuran
ayakan yang digunakan antara lain 20, 25, 35, 48, 65 dan -65 Mesh.

Gambar 3.2 Memindahkan sampel sebelum di ayak


3. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam alat sieve shaker untuk selanjutnya
dilakukan tahap screening selama 2 kali ayakan untuk yang pertama 10 menit
dan yang kedua 15 menit.

Gambar 3.3 Memasukkan sampel ke alat sieve shaker

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 80
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
4. Setelah itu konsentratnya melalui proses ayak pada alat sieve shaker.

Gambar 3.4 Alat Sieve Shaker


5. Setelah tahap screening, pisahkan material sesuai dengan ukuran ayakan dan
timbang masing-masing berat tertahan dari setiap ukuran ayakan.

Gambar 3.5 Menimbang dan memisahkan material berdasarkan ukuran

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 81
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Data waktu ayak 10 menit dan 15 menit


Berat Tertahan
Ukuran Mesh
10 Menit 15 Menit
20 78,186 105,93
25 147,82 223,45
35 321,6 318,76
48 196,6 162,58
65 213,85 162,58
-65 90,5 216,2
Total 620,856 1.189,5

Tabel 4.2 Hasil analisis ayak dengan waktu 10 menit


Ukuran Berat % %Berat %Berat Log Log % Log %
Mesh Tertahan Fraksi Tertahan Lolos Ukuran BTK BLK
20 78,186 12,59 12,59 156,26 1,14 1,10 2,19
25 147,82 23,80 36,39 133,46 1,30 1,56 2,12
35 321,6 51,79 88,18 80,67 1,54 1,94 1,90
48 196,6 31,66 119,84 49,01 1,68 2,07 1,69
65 213,85 34,44 154,28 14,57 1,81 2,18 1,16
-65 90,5 14,57 168,85 0 - 2,22 -
Total 620,85 168,85

Tabel 4.3 Hasil analisis ayak dengan waktu 15 menit


Ukuran Berat % %Berat %Berat Log Log Log %
Mesh Tertahan Fraksi Tertahan Lolos Ukuran %BTK BLK
20 105,93 8,90 8,90 91,06 0,94 0,94 1,95
25 223,45 18,78 27,68 72,28 1,44 1,44 1,85
35 318,76 26,79 54,47 45,49 1,73 1,73 1,65
48 162,58 13,66 68,13 31,83 1,83 1,83 1,50
65 162,58 13,66 8,79 18,17 1,91 1,91 1,25
-65 216,2 18,17 99,96 0 1,99 1,99 -
Total 1.189,5 99,96

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 82
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

Grafik 4.1 Grafik analisis ayak10 Menit

Grafik 4.2 Grafik analisis ayak 15 menit

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengolahan data analisis ayak dengan waktu 10 menit


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
a) % Fraksi = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
78,186
% Fraksi 20 = 620,856 × 100% = 12,59%

147,82
% Fraksi 25 = 620,856 × 100% = 23,80%

321,6
% Fraksi 35 = 620,856 × 100% = 51,79%

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 83
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
196,6
% Fraksi 48 = 620,856 × 100% = 31,66%

213,85
% Fraksi 65 = 620,856 × 100% = 34,44%

90,5
% Fraksi -65 = 620,856 × 100% = 14,57%

b) % Berat Tertahan Kumulatif = % Berat tertahan kumulatif + % Fraksi


14 =0 + 12,59 = 12,59%
20 = 12,59 + 23,80 = 36,39%
35 = 36,39 + 51,79 = 88,18%
48 = 88,18 + 31,66 = 119,84%
65 = 119,84 + 34,44 = 154,28%
-65 = 154,28 + 14,57 = 168,85%
c) % Berat lolos kumulatif = Total % Fraksi - % Berat tertahan kumulatif
14 = 168,85 - 12,59 = 156,26%
20 = 168,85 - 36,39 = 133,46%
35 = 168,85 - 88,18 = 80,67%
48 = 168,85 - 119,84 = 49,01%
65 = 168,85 - 154,28 = 14,57%
-65 = 168,85 - 168,85 = 0%
d) Log Ukuran
14 = Log (14) = 1,14
20 = Log (20) = 1,30
35 = Log (35) = 1,54
48 = Log (48) = 1,68
65 = Log (65) = 1,81
-65 = Log (-65) =-
e) Log % Berat tertahan kumulatif
14 = Log (12,59) = 1,10
20 = Log (36,39) = 1,56
35 = Log (88,18) = 1,94
48 = Log (119,84) = 2,07
65 = Log (154,28) = 2,18
-65 = Log (168,85) = 2,22
AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI
09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 84
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
f) Log % Berat lolos kumulatif
14 = Log (156,26) = 2,19
20 = Log (133,46) = 2,12
35 = Log (80,67) = 1,90
48 = Log (49,01) = 1,69
65 = Log (14,57) = 1,16
-65 = Log (0) =-

4.2.2 Pengolahan data analisis ayak dengan waktu 15 menit


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
a) % Fraksi = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
105,93
% Fraksi 14 = 1.189,5 × 100% = 8,90%

223,45
% Fraksi 20 = 1.189,5 × 100% = 18,78%

318,76
% Fraksi 35 = × 100% = 26,79%
1.189,5

162,58
% Fraksi 48 = 1.189,5 × 100% = 13,66%

162,58
% Fraksi 65 = 1.189,5 × 100% = 13,66%

216,2
% Fraksi -65 = 1.189,5 × 100% = 18,17%

b) % Berat Tertahan Kumulatif = % Berat tertahan kumulatif + % Fraksi


14 =0 + 8,90 = 8,90%
20 = 8,90 + 18,78 = 27,68%
35 = 27,68 + 26,79 = 54,47%
48 = 54,47 + 13,66 = 68,13%
65 = 68,13 + 13,66 = 81,79%
-65 = 81,79 + 18,17 = 99,96%
c) % Berat lolos kumulatif = Total % Fraksi - % Berat tertahan kumulatif
14 = 99,96 - 8,90 = 91,06%
20 = 99,96 - 27,68 = 72,28%
35 = 99,96 - 54,47 = 45,49%
48 = 99,96 - 68,13 = 31,83%
65 = 99,96 - 81,79 = 18,17%

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 85
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK
-65 = 99,96 - 99,96 = 0%
d) Log Ukuran
14 = Log (14) = 0,94
20 = Log (20) = 1,44
35 = Log (35) = 1,73
48 = Log (48) = 1,83
65 = Log (65) = 1,91
-65 = Log (-65) = 1,99
e) Log % Berat tertahan kumulatif
14 = Log (8,90) = 0,94
20 = Log (27,68) = 1,44
35 = Log (54,47) = 1,73
48 = Log (68,13) = 1,83
65 = Log (81,79) = 1,91
-65 = Log (99,96) = 1,99
f) Log % Berat lolos kumulatif
14 = Log (91,06) = 1,95
20 = Log (72,28) = 1,85
35 = Log (45,49) = 1,65
48 = Log (31,83) = 1,50
65 = Log (18,17) = 1,25
-65 = Log (0) =-

AHMAD RASYIDIN HAARMIN PUTRI RAMADHANI


09320200074 09320210178
Analisis Ayak - 86

Anda mungkin juga menyukai