Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan bahan galian merupakan metode/langkah yang dilakukan dengan


tujuan meningkatkan mutu serta kualitas bahan galian dalam hal ini bahan tambang
mineral. Saat ini bahan tambang yang baru saja diambil dari alam secara langsung
belum siap untuk digunakan karena masih bercampur dengan zat pengotor (tailing).
Zat pengotor atau tailing tersebut berasal dari material koalisinya. Maksudnya, zat
tersebut secara alamiah telah menempel dengan bahan tambang tersebut dalam kurun
waktu yang lama.
Analisis ayak sendiri adalah metode yang kita gunakan dalam kaitannya
memanfaatkan pesebaran ukuran material yang kemudian dianalisis dan
disimpulkan untuk menilai proses sebelum ataupun menentukan proses
sesudah. Analisa ayak juga dapat digunakan untuk menentukan efisiensi
berbagai peralatan, menghitung derajat liberasi, mencari penyebab dan
ukuran mineral berharga yang hilang bersama tailing. Yang dimaksud dengan
derajat liberasi adalah perbandingan antara jumlah berat mineral bebas dan
berat mineral yang sama seluruhnya (bebas dan terikat). Sedangkan
efisiensi yaitu perbandingan antara undersize yang lolos dengan undersize yang
seharusnya lolos.
Adapun tujuan dari analisis ayak itu sendiri adalah untuk mengetahui jumlah
produksi suatu alat, distribusi partikel pada ukuran tertentu, ratio of concentration
dan recovery suatu mineral pada setiap fraksi. Analisis ayak dilakukan dalam suatu
alat yang terdiri dari susunan ayakan dan mesin penggetar. Sampel dimasukkan
di ayakan teratas. Adapun suatu Prinsip pemisahannya itu didasarkan pada ukuran
relative antara ukruan setiap partikel dengan lubang ayakan. Partikel-partikel
yang memiliki ukuran lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan akan lolos
ayakan. Kelompuk partikel ini disebut undersize atau partikel minus.
Sedangkan suatu partikel-partikel yang berukuran lebih besar daripada lubang
ayakan akan tertinggal di atas ayakan. Partikel ini dikelompokkan sebagai
oversize atau partikel plus. (Arif, A. Taufik, 2018).
A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD
09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal,
mengetahui dan menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi
salah satu aplikasi dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum analisis ayak adalah:
1. Memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat;
2. Mengetahui berat tertahan material di tiap mesh.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Shieve shaker;
2. Timbangan;
3. Talang;
4. Kuas (3 Inchi)
5. Mistar;
6. Perlengkapan Safety;
7. Kantong Sampel A4;
8. Alat tulis menulis.
1.3.2 Bahan
1. Sampel pasir;
2. Tabel data pengamatan;
3. Kantong sampel A3.

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Analisis Ayak

Analisa Saringan atau analisa ayakan (Sieve analysis) adalah prosedur yang
digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel dari suatu bahan. Distribusi
ukuran partikel merupakan hal yang sangat penting. Bahan galian adalah adalah
unsur-unsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk
batu-batu mulia yang merupakan endapan-endapan alam (Rissamasu et al., 2017).
Sejumlah sampel yang mewakili sampel tertentu ditimbang dan ditaruh diatas
ayakan dengan ukuran tertentu, ayakan disusun berdasarkan ukuran, ukuran yang
besar ditempatkan pada bagian atas dan pada bagian paling bawah ditempatkan
wadah sebagai tempat penerimaan/penampungan terakhir, namun tidak selamanya
metode seperti tersebut diatas selalu digunakan, ada beberapa cara atau metode yang
dapat digunakan tergantung dari material yang akan dianalisa.

2.2 Macam-Macam Ayakan

Ayakan dengan gerakan melempar, di sini Gerakan dengan arah membuang


bekerja pada sampel. Sampel terlempar keatas secara vertikal dengan sedikit gerakan
melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada sampel dan terjadi pemisahan
secara menyeluruh, pada saat yang bersamaan sampel yang terlempar keatas akan
berputar (rotasi) dan jatuh diatas permukaan ayakan, sampel dengan ukuran yang
lebih kecil dari lubang ayakan akan melewati saringan dan yang ukuran lebih besar
akan dilemparkan keatas lagi dan begitu seterusnya. Sieve shaker modern digerakkan
dengan electro magnetik yang bergerak dengan menggunakan sistem pegas yang
mana getaran yang dihasilkan dialirkan ke ayakan dan dilengkapi dengan kontrol
waktu.
Ayakan dengan gerakan horizontal dalam metode ini sampel bergerak secara
horisontal (mendatar) pada bidang permukaan sieve (ayakan), metode ini baik
digunakan untuk sampel yang berbentuk jarum, datar panjang atau serat. Metode ini
cocok untuk melakukan analisa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengayakan sediaan farmasi dilakukan
untuk menentukan ukuran butiran tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Proses
A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD
09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

pengayakan merupakan proses penting dalam menentukan ukuran partikel yang akan
digunakan dalam membuat suatu sediaan farmasi sebab ukuran partikel mempunyai
peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya.
Banyak metode yang tersedia untuk menentukan ukuran partikel. Yang diutarakan
disini hanyalah metode yang digunakan secara luas dalam praktek di bidang farmasi
serta metode yang merupakan ciri dari suatu prinsip khusus. Pada bagian ini akan
dibicarakan metode pengukuran pengayakan.
Teknik pengayakan dibagi menjadi dua yaitu pengayakan secara manual dan
mekanik. Teknik pengayakan manual dilakukan tanpa menggunakan mesin
sedangkan teknik pengayakan mekanik dilakukan dengan bantuan mesin. Sebuah
ayakan terdiri dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan lubang–lubang segi
empat. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan, dapat ditentukan ukuran
ayakan berdasarkan jumlah lubang pada ayakan biasanya disebut mesh.
Pengayakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan
ukuran partikel yang diinginkan. Metode ini memiliki dua teknik yang dapat
diaplikasikan dalam pembuatan sediaan farmasi, yaitu teknik pengayakan manual
dan teknik pengayakan mekanik. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik
pengayakan manual dan teknik pengayakan mekanik.
Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya
dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa
farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok
partikel dikatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat
melintasi lebar lubang yang sesuai (tanpa sisa di ayakan). Dengan demikian ada
batasan maksimal ukuran partikel. Teknik pemisahan ini merupakan teknik manual,
teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya campuran dalam
fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam
campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang tertentu,
ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh. Sebagai contoh sederhana kita dapat
lakukan pemisahan pasir dari sebuah campuran pasir dan batu kerikil, menggunakan
ayakan yang porinya cukup halus.
Vibrating screener merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan
padatan dengan cairan dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta
adanya nilai mesh saringan yang berbeda-beda. Peralatan ini memanfaatkan getaran
A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD
09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

dan tambahan air yang memudahkan bahan yang hendak dipisahkan bisa lewat
saringan. Getaran yang dihasilkan, selain untuk meratakan permukaan bahan yang
akan disaring juga berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak tersaring, dalam
hal ini ampas, untuk masuk ke saluran keluar, sedangkan untuk larutan yang telah
terpisahkan akan keluar melalui saluran yang berada di bawah saringan/filter. Ciri-
ciri dari Vibrating screener diantaranya, yaitu:
a. Memiliki kapasitas penyaringan yang tinggi
b. Mudah dalam pemeliharaan dan desain yang tersusun rapi dan rapat
c. Luas daerah getaran (fibrasi) dapat mudah berubah dari keseimbangan berat
d. Tahan lama
e. Dapat digunakan dalam ukuran dan kapasitas yang berbeda-beda
Vibrating screener adalah alat pemisahan mekanis dengan pola pengayakan
dan penyaringan yang ukuran bahan disesuaikan dengan kain (screen) yang
digunakan. Kain (screen) berlaku sebagai saringan, saringan yang digunakan pada
alat ini dapat dibuat tersusun bertingkat atau hanya terdiri atas satu saringan.
Saringan yang digunakan memiliki nilai mess yang menyatakan jumlah lubang per 1
mm2. Saringan yang digunakan pada alat Vibrating screener umunya memiliki nilai
mesh 100 sampai 200. Saringan bertingkat dengan nilai mesh sama akan
memperbaiki kualitas dan keseragaman hasil, sedangkan saringan bertingkat dengan
nilai mesh berbeda akan menghasilkan beberapa produk dengan keseragaman
berbeda.
Bahan yang diayak bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang
kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi sebagai
akibat dari perubahan posisi permukaan ayakan atau melalui pergeseran bahan yang
diayak. Beberapa mesin pengayak bekerja dengan gerakan melingkar atau elipsoid
terhadap permukaan ayakan. Pada jenis ayakan statis, bahan yang diayak dipaksa
melalui lubang dengan menggunakan bantuan udara kencang atau pada air deras
tersebut.
Oleh karena itu, penggunaan ayakan dari logam sering menyebabkan tidak
tersatukan dengan bahan obat (asam salisilat, reaksi gugus hidroksil fenolik dengan
ion Fe3+, belerang, warna hitam akibat terbentuknya tembaga sulfida, asam askorbat,
penguraian oksidatif), maka ayakan dari bahan sintetis menjadi semakin banyak
digunakan.
A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD
09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

Teknik pengayakan yang dilakukan tentunya memiliki tujuan dalam


pembuatan suatu sediaan farmasi. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang
diinginkan maka terdapat beberapa standar ayakan yang biasanya digunakan dalam
pembuatan sediaan farmasi. Standar ayakan yang akan dibahas kali ini adalah
Standar Amerika, Standar Tyler dan Standar menurut United States Pharmacopeia
(USP).
Mengayak adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengukur
distribusi ukuran partikel karena murah, sederhana dan cepat dengan variasi yang
sedikit antara para operator. Meskipun limit bawah dari pemakaian biasanya
diperkirakan sebesar 50 mikron, ayakan mikromesh dapat digunakan untuk
memperpanjang batas bawah sampai 10 mikron.
Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan
lubang–lubang segi empat. Di Amerika Serikat digunakan dua standar ayakan. Pada
skala standar Tyler, perbandingan lebar lubang pada urutan ayakan adalah. Skala
standar Tyler didasarkan pada ukuran lubang (0,0029”) pada kasa yang mempunyai
200 lubang pada setiap 1 inci, yaitu 200-mesh. Skala Standar Amerika yang
dianjurkan oleh Biro Standar Nasional umumnya menggunakan perbandingan, tetapi
didasarkan pada lubang 1 mm (18-mesh).
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan

dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian, dapat

dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal diayakan

(butir kasar). Ukuran butiran tertentu yang masih bisa melintasi ayakan, dinyatakan

sebagai butiran batas. Teknik pemisahan dengan menggunakan pengayakan,

merupakan teknik yang tertua, teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen

khususnya campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan

ukuran partikel didalam campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori

atau lubang tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh eknik pemisahan

dengan menggunakan pengayakan.

Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya


dengan bantuan bilah kayu atau bilah bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa
farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok
A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD
09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

partikel dinyatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat
melintasi lebar lubang yang sesuai (artinya tanpa sisa diayakan). Dengan demikian
ada batasan maksimal dari ukuran partikel.
Sedangkan, pada pengayakan secara mekanik (pengayak getaran, guncangan
atau kocokan) dilakukan dengan bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set
ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan. Bahan yang dipakai,
bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang kemudian terbagi menjadi
fraksi-fraksi yang berbeda. Beberapa mesin pengayak bekerja dengan gerakan
melingkar atau ellipsoid terhadap permukaan ayakan. Pada jenis ayakan yang statis,
bahan yang diayak dipaksa melalui lubang dengan menggunakan bantuan udara
kencang atau juga air deras (Voigt, 2016).
Jika diinginkan analisis yang lebih rinci, ayakan bisa disusun lima berturut-
turut mulai dari yang kasar di atas, sampai dengan yang terhalus di bawah. Satu
sampel serbuk yang ditimbang teliti ditempatkan pada ayakan paling atas, dan
setelah ayakan tersebut digoyangkan untuk satu periode waktu tertentu, serbuk yang
tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan pengayakan akan timbul dari
sejumlah variabel termasuk beban ayakan dan lama serta intensitas penggoyangan.
Metode dengan menggunakan satu seri ayakan yang telah dikalibrasi oleh
Nasional Bureau of Standards, merupakan suatu metode yang paling sederhana,
tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel. Di sini penentunya adalah
pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut
meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan
diayak diletakkan pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel yang
ukurannya lebih kecil dari lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya.
Menghasilkan bahan halus (bahan yang lolos dari ayakan). Partikel yang tinggal pada
ayakan, membentuk bahan kasar.
Menurut metode U.S.P untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa sampel
tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik. Nomor
mesh menyatakan banyaknya lubang dalam 1 inchi. Ayakan dengan nomor mesh
kecil memiliki lubang ayakan yang besar berarti ukuran partikel yang melewatinya
juga berukuran besar. Sebaliknya ayakan dengan nomor mesh besar memiliki lubang
ayakan kecil berarti ukuran partikel yang melewatinya kecil. Tujuan penyusunan
ayakan adalah memisahkan partikel sesuai dengan ukuran partikel masing-masing
A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD
09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

sehingga bahan yang lolos ayakan pertama akan tersaring pada ayakan kedua dan
seterusnya hingga partikel itu tidak dapat lagi melewati ayakan dengan nomor mesh
tertentu.
Waktu pengayakan dilakukan selama lima menit karena waktu tersebut
dianggap waktu optimum untuk mendapatkan keseragaman bobot pada tiap ayakan
(nomor mesh). Bila waktu lebih dari lima menit dikhawatirkan partikel terlalu sering
bertumbukan sehingga pecah dan lolos keayakan berikutnya, dengan begitu akan
terjadi ketidakvalidan data. Jika kurang dari lima menit partikel belum terayak
sempurna.
Setelah diayak perlu dilakukan penimbangan untuk setiap ayakan untuk
mengetahui besar bobot yang hilang selama pengayakan, yang dapat disebabkan
tertinggalnya dalam pengayakan, hilang saat pemindahan bahan dari ayakan ke
timbangan maupun hilang saat pemindahan berlangsung. Pengayakan dilakukan
sampai selisih dengan bobot sebelumnya tidak lebih dari 5% untuk meminimalisir
kesalahan karena jika lebih dari 5% berarti tidak homogen. Secara statistik dihitung
% bobot kumulatif bobot atas dan bobot bawah. Atas ukuran maksudnya untuk
mengetahui bobot sampel yang ada pada pengayakan paling atas atau menghitung
seluruh jumlah % partikel yang berada di atas ayakan, sedangkan bobot kumulatif
bawah dihitung berdasarkan perhitungan 100 nomor mesh (Anonim, 2015).
Pengayakan merupakan bagian penting dari setiap proses produksi farmasi,
terutama untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Pengayak dapat digunakan
untuk menghilangkan kontaminasi untuk memastikan bahwa bahan-bahan dan
produk jadi memiliki kualitas terjamin selama produksi dan sebelum penggunaan
atau pengiriman. Namun, desain peralatan pengayak telah mengalami perubahan
radikal dalam beberapa tahun terakhir untuk memenuhi tuntutan baru dari
perusahaan manufaktur farmasi. Tuntutan tersebut, termasuk meningkatkan
produktivitas, kualitas produk dan yang paling penting, kesehatan dan keselamatan
operator.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengayakan antara lain:
a. Waktu atau lama pengayakan. Waktu atau lama pengayakan (waktu
optimum), jika pengayakan terlalu lama akan menyebabkan hancurnya serbuk
sehingga serbuk yang seharusnya tidak terayak akan menjadi terayak. Jika
waktunya terlalu lama maka tidak terayak sempurna.
A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD
09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

b. Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika
sampel sedikit maka akan lebih mudah untuk turun dan terayak.
c. Intensitas getaran. Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin
banyak terjadi tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya
partikel. Dengan demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.
d. Pengambilan sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baik mewakili
semua unsur yang ada dalam populasi, populasi yang dimaksud adalah
keanekaragaman ukuran partikel, mulai yang sangat halus sampai ke yang
paling kasar.
Keuntungan dari metode pengayakan antara lain.
a. Lebih cepat dan praktis.
b. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.
c. Dalam waktu relatif singkat dapat diperoleh hasil yang diinginkan.
d. Tidak bersifat subyektif.
e. Lebih mudah diamati.
f. Tidak membutuhkan ketelitian mata pengamat.
Kerugian dari metode pengayakan antara lain.
a. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode
mikroskopi.
b. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok (berdasarkan
keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel karena ukuran
partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
c. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga mempengaruhi validasi
data.
d. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada
bahan-bahan granul.
Aplikasi metode pengayakan dalam bidang farmasi antara lain.
a. Biovailabilitas, makin kecil partikel, bioavailabilitas obatnya semakin baik.
b. Sifat alir, makin besar partikel memiliki sifat alir yang baik daripada partikel
berukuran kecil.
c. Absorbsi, makin kecil ukuran partikel makin mudah partikel diabsorbsi dan
memberikan efek yang cepat.

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

d. Pencampuran lebih mudah, pencampuran lebih mudah pada pertikel yang


lebih kecil.
e. Ukuran partikel mempengaruhi pelepasan obat.
f. Ukuran partikel mempengaruhi formulasi.
Pengendalian ukuran partikel penting untuk mencapai sifat alir yang
diperlukan. Pengetahuan dan pengukuran terhadap partikel sangat penting dalam
farmasi. Ukuran berhubungan dengan luas permukaan, dari suatu partikel dapat
dikaitkan dengan sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat.

2.3 Derajat  liberasi

Umumnya mineral berharga berbutir halus dan tersebar dalam matrik 


(gangue mineral). Agar dapat dipisahkan mineral berharga ini harus dilepas dari
ikatannya dengan gangue mineral dengan communition. Pada kenyataannya jarang
diperoleh mineral berharga yang betul-betul bebas, sungguh pun bijih telah digerus
sampai keukukuran butir-butir yang dikehendaki. Untuk menyatakan sampai berapa
jauh mineral berharga telah bebas dari gangue mineral digunakan besaran derajad
liberasi.
Derajat liberasi adalah persen mineral tertentu yang berada dalam bentuk
bebas dibandingkan dengan partikel-partikel tersebut berada dalam bentuk bebas dan
dalam bentuk terikat. Salah satu object yang utama dari comminution adalah proses
liberasi, atau pelepasan mineral yang berharga dari gangue mineral yang mungkin
terjadi pada ukuran butir yang kasar. Jika kondisinya demikian maka akan
Menghemat energi bila dibandingkan pada proses liberasi dengan ukuran produk
yang halus, disamping adanya kemudahan dalam tahap operasi berikutnya.
Dalam kenyataannya jarang dicapai adanya proses liberasi yang sempurna
walaupun mineral digerus hingga pada batas ukuran derajad liberasi yang diinginkan.
Produk dari communition akan mengandung baik mineral yang diinginkan dan juga
beberapa bagian "ganggue mineral". Untuk menentukan tahapan selanjutnya dalam
proses pengolahan bahan galian, yakni tahap konsentrasi maka pemilihan proses
lanjutan didasarkan pada ukuran fraksi dimana mineral terjadi liberasi sempurna.
Penentuan derajad liberasi didasarkan analisa “gand counting”, yakni menghitung
butir-butir fraksi dibawah mikrosokop dari hasil proses communition.

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

2.4 Ayakan
Analisa Saringan atau analisa ayakan (Sieve analysis) adalah prosedur yang
digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel dari suatu bahan. Distribusi
ukuran partikel merupakan hal yang sangat penting. Bahan galian adalah adalah
unsur-unsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk
batu-batu mulia yang merupakan endapan- endapan alam (Santosa, 2016).
Sejumlah sampel yang mewakili sampel tertentu ditimbang dan ditaruh diatas
ayakan dengan ukuran tertentu, ayakan disusun berdasarkan ukuran, ukuran yang
besar ditempatkan pada bagian atas dan pada bagian paling bawah ditempatkan pan
(wadah) sebagai tempat penerimaan/penampungan terakhir, namun tidak selamanya
metode seperti tersebut diatas selalu digunakan, ada beberapa cara atau metode yang
dapat digunakan tergantung dari material yang akan dianalisa.

2.5 Peningkatan Kadar dan Konsentrasi

Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah
lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi.
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah:
a. Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi
dan media berat.
b. Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
c. Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
d. Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain:
a. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan
tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan
untuk dibuang.
b. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu
media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan
pengendapan mineral-mineral yang ada.
A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD
09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

c. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)


Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-
mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari
mineral-mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat
jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1).
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators yang
berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu:
a. Drum separator karena bentuknya silindris.
b. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.
c. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat
konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir
konduktor) dari mineral
Kendala proses konsentrasi ini adalah:
a. Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak
terlalu besar.
b. Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.

2.6 Sieve Shaker

Sieve shaker adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dengan
menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai mesh saringan yang
berbeda-beda. Peralatan ini memanfaatkan getaran yang memudahkan bahan yang
hendak dipisahkan untuk melewati saringan. Getaran yang dihasilkan, selain untuk
meratakan permukaan bahan yang akan disaring juga berfungsi untuk mengarahkan
bahan yang tidak tersaring.
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran yang akan dipisahkan
menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat dipisahkan antara
partikel lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal di ayakan (butiran kasar).
Ukuran butiran tertentu yang masih dapat melintasi ayakan dinyatakan sebagai
butiran batas. Pengayakan merupakan pemisah berbagai campuran partikel padatan
yang mempunyai berbagai ukuran dengan menggunakan ayakan. Proses pengayakan
A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD
09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

juga digunakan sebagai alat pemisah yang ukurannya berbeda. Pengayakan


memudahkan kita untuk mendapatkan butiran dengan ukuran yang seragam.
Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu metode
pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel yang
seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda dengan
menggunakan alat pengayakan. Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati
lubang ayakan, umumnya dengan bantuan bilah kayu atau bilah sintetis atau dengan
sikan. Beberapa spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok
partikel dinyatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat
melintasi lebar lubang yang sesuai. Dengan demikian ada batasan maksimal dari
ukuran partikel. Sedangkan, pada pengayakan secara mekanik dilakukan dengan
bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set ayakan dengan ukuran lebar
lubang standar yang berlainan. Bahan yang bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan
melalui lubang kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda. Beberapa
mesin pengayakan bekerja dengan gerakan melingkar atau ellipsoid terhadap
permukaan ayakan. Pada jenis ayakan yang statis, bahan yang diayak dipaksa melalui
lubang menggunakan bantuan udara kencang atau juga air deras.

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pertama timbang hasil konssentrat

Gambar 3.1 Penimbangan konsentrat

2. Setelah itu konsentrat kemudian di masukkan kedalam cawan untuk


selanjutnya ke tahap screening. Ukuran ayakan yang digunakan antara lain
65, 80, 100, 150, 200 dan -200 Mesh.

Gambar 3.2 Pemindahan sampel sebelum di ayak

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

3. Kemudian sampel dimasukkan kedalam alat sizing untuk selanjutnya


dilakukan tahap screening selama 2 kali ayakan untuk yang pertama 10 menit
dan yag kedua 15 menit

Gambar 3.3 Memasukkan sampel kedalam alat sizing


4. Setelah itu konsentratnya melalui proses ayak pada alat Sieve Shaker

Gambar 3.4 Alat Sieve Shaker

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

5. Setelah tahap screening, pisahkan material sesuai dengan ukuran ayakan dan
timbang masing-masing berat tertahan dari setiap ukuran ayakan

Gambar 3.5 Menimbang dan Memisahkan material berdasarkan ukurannya

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Data percobaan waktu ayak 10 menit dan 15menit

Ukuran mesh Berat tertahan (gr)


10 menit 15 menit
65 703 903
80 203 303
100 106,07 111,92
150 126,83 303
200 106,39 118,35
-200 123,95 160,19
Total 1364,24 1899,46

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

Tabel 4.2 Hasil analisis ayakan dengan waktu 10 menit

Log
% Berat Log %
Berat % Berat % Berat
Ukuran % Log Berat
tertahan tertahan lolos lolos
Mesh Fraksi tertahan
kumulatif kumulatif Ukuran kumulatif kumulatif

65 703 51,34 51,34 48,62 1,81 1,71 1,98

80 203 14,82 66,16 33,8 1,90 1.82 1,97

100 106,07 7,74 73,9 26,77 2 1,86 1,93

150 126,83 9,26 83,18 16,78 2,17 1,92 1,61

200 106,39 7,77 90,91 9,05 2,30 1,88 1,36

-200 123,95 9,05 99,96 0 - 1,99 -

Total 1364,24 99,96          

Grafik 4.1 Grafik 10 Menit

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

Tabel 4.3 Hasil analisis ayakan dengan waktu 15 menit

Log % Log
% Berat % Berat
Berat % Berat % Berat
Ukuran tertahan lolos Log
tertahan Fraksi tertahan lolos
Mesh kumulatif kumulatif Ukuran kumulatif kumulatif

65 903 47,53 47,53 52,45 1,81 1,67 1,74

80 303 15,95 63,48 36,5 1,90 1.80 1,56

100 111,92 5,89 69,37 30,61 2 1,89 1,48

150 303 15,95 85,32 14,66 2,17 1,93 1,16

200 118,35 6,23 91,55 90,13 2,30 1,96 1,95

-200 160,19 8,13 99,98 0 - 1,99  -

Total 1899,46 99,98          

Grafik 4.2 Grafik 15 Menit

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

4.2 Pembahasan

1. Pengolahan Data Analisis Ayak 10’ (Menit)


Y = 9.3526x - 10.231
P80 = 9.3526x - 10.231
9.3526x = 80 + 10.231
X = 90.231 / 10.231 = 8.81 mm
2. Pengolahan Data Analisis Ayak 15’ (Menit)
Y = 10.355x - 12.466
P80 = 10.355x - 12.466
10.355x - = 80 + 12.466
X = 92.46 / 10.355 = 8.92 mm
3. Pengolahan Data Berat Hilang Analisis Ayak 10’ (Menit)
Berat Hilang = (Berat Awal – Berat Akhir) / Berat Awal x (100%)
Berat Hilang = (2000 gr – 1369,24 gr) / 2000 gr x (100%) = 31,53%
4. Pengolahan Data Berat Hilang Analisis Ayak 15’ (Menit)
Berat Hilang = (Berat Awal – Berat Akhir) / Berat Awal x (100%)
Berat Hilang = (2000 gr – 1899.46 gr) / 2000 gr x (100%) = 5.07%

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ukuran partikel mineral atau bahan lainnya akan mudah ditentukan jika
dimensinya relatif besar dan bentuknya cukup teratur seperti bentuk kubik atau
bentuk bola. Namun, kebanyakan material alam seperti bahan galian bijih memiliki
bentuk yang tidak teratur sehingga menyebabkan sulitnya menentukan ukuran sebuah
material, bijih bahan galian secara tepat. Maka dari itu dilakukanlah proses
pengayakan atau analisis ayak. Analisis ayak merupakan metode pemisahan dan
klasifikasi partikel semata-mata hanya berdasarkan ukurannya agar diperoleh nilai
ukuran bijih atau bahan lain yang representatif dan dapat diterima oleh banyak
kalangan.
Adapun alat yang digunakan pada proses pengayakan ini adalah alat Sieve
shaker. Sieve shaker adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dengan
menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai mesh saringan yang
berbeda-beda. Adapun ukuran mesh yang di gunakan yaitu 65, 80, 100, 150, 200 dan
-200.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk laboratorium


Agar kebersihan laboratorium tetap di jaga sehingga praktikan dan asisten
bisa lebih nyaman dalam proses berlangsungnya praktikum.
5.2.2 Saran untuk asisten
Saran untuk asisten yaitu tetap mempertahankan sikap tegasnya kepada
praktikan pada saat praktikum maupun saat asistensi.

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANALISIS AYAK

DAFTAR PUSTAKA

Arif, A. Taufik, 2018, Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing). Buku ajar
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya,
Sumatra Selatan.
Miranda Zulaikha Anhar, 2016, Makalah Pengolahan Bahan Galian, Bandung.
Rissamasu et al 2017. Makalah Pengolahan bahan galian, Jakarta
Santosa 2016.Buku ajar Pengolahan limbah bahan galian.Semarang
Tim Asisten. 2022. “Penuntun Praktikum Pengolahan Bahan Galian”. Fakultas
Teknologi Industri, Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas Muslim
Indonesia: Makassar.
Voight, R., 2016, Buku Pengolahan bahan galian, 572-574, diterjemahkan oleh
Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada.

A. ANISA NUR RAMADANI ANDI TENRI SESSU AKHMAD


09320190125 09320200103

Anda mungkin juga menyukai