Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK XIV (EMPAT BELAS)

FERNANDO YOSUA MONINGKA 1810814110025

HILDA CHAERUDDIN 1810814120029

RIKA ARYANI 1810814220001

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
BANJARBARU

2019
ABSTRAK

Setiap kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah, dengan


mempunyai suatu tujuan tertentu disamping untuk membantu berbagai macam
konsep, pengertian dan kaidah serta teori yang didapat dari perkuliahan. Selain itu,
praktikum ini juga bermaksud untuk mengembangkan keterampilan dalam
menggunakan alat-alat serta dengan metode tertentu.Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium serta fungsinya dalam
praktikum kimia dasar. Pertama praktikan dikenalkan dengan alat-alat yang ada di
laboratorium yang dipakai untuk melakukan percobaan-percobaan. Kemudian
praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-
masing.
Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui
alat-alat laboratorium beserta fungsinya. Antara lain cara pembacaan miniskus pada
alat gelas kaca, yaitu apabila larutan berwarna bening, maka miniskus yang dibaca
adalah dasar miniskus, sedangkan bila larutan berwarna gelap, maka miniskus yang
dibaca adalah posisi atas miniskus, atau untuk lebih memudahkan dapat
menggunakan kertas gelap yang diletakkan di belakang gelas kaca. Selain itu
praktikan dapat melakukan pengeringan suatu zat yang dihasilkan dari endapan
dengan menggunakan oven.
Kata Kunci :
PERCOBAAN
PENGENALAN ALAT – ALAT LABORATORIUM

1. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakaran gas dan alat
gelas serta fungsinya dalam praktikum.

1.2 Latar Belakang


Laboratorium merupakan syarat penting yang diperlukan seseorang yang
bekerja di laboratorium kimia. Laboratorium kimia merupakan sesuatu tempat yang
merupakan tempat yang berbahaya. Sehingga kehati- hatian dalam pekerjaan dan
menggunakan alat sangat diperhatikan di dalam laboratorium. Dengan adanya
syarat tersebut diharapkan kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam bekerja dapat
diminimalkan.
Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada
pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Kebersihan alat- alat
tersebut sangat menentukan keberhasilan kegiatan yang ita lakukan, baik untuk
menghindari kontaminasi maupun untuk kejelasan dan ketetapan pengamatan.
Pembersihan alat gelas dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan praktek, sesuai
dengan kadaan apakah sesudah bersih.
Alat laboratorium kemungkinan besar juga terdapat dalam industri atau pabrik
pengolahan. Seperti industri mineral yang memanfaatkan prinsip penyaringan
dalam skala besar. Dasar – dasar dari kegiatan industri ini dapat kita peroleh dari
menggali alat – alat laboratorium beserta fungsinya. Contoh penyaringan dalam
dunia industri adalah pembuatan ekstrak oleh resin. Oleh karena itu praktikum
harus dapat mengenali fungsi alat laboratorium.
2. DASAR TEORI

Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan – perubahan


yang dialami materi ini dalam proses – proses alamiah maupun dalam eksperimen
yang direncanakan. Lewat kimia kita mengenal susunan(komposisi) zat dan
penggunaan bahan – bahan tak bernyawa, baik alalmiah maupun buatan, dan proses
– proses penting dalam benda hidup, termasuk tubuh kita sendiri. Perspektif
kimiawi dunia disekitar kita mempesonakan. Perspektif ini dapat dikembangkan
lewat pengamatan dan eksperimen kita sendiri, yang dengan kuat didasarkan pada
keinginan manusiawi untuk memahami dan pencarian kita akan tatanan
(keenan,1991).
Gaya kohesi diartikan sebagai gaya tarik – menarik antara partikel – partikel
zat yang sejenis, pada saat air bersentuhan dengan benda lain maka molekul –
molekul bagian luarnya tarik – menarik dengan molekul- molekul luar benda lailn
tersebut. Gaya tarik – menarik antara partikel zat yang tidak sejenis disebut gaya
adhesi antara molekul air dengan molekul daun talas. Demikian pula gaya kohesi
antar molekul air lebih kecil dari pada gaya adhesi antara molekul air dengan
molekul kaca. Itulah sebabnya air membasuhi kaca berbentuk melebar. Namun air
tidak membasahi daun talas melainkan tetes air berbentuk bulat – bulat
menggelinding dipermukaan karena gaya kohesi antara molekul air dan molekul
daun talas. Gaya kohesi maupun adhesi mempengaruhi bentuk permukaan zat cair
dalam wadahnya. Misalkan ke dalam dua buah tabung reaksi masing – masing
diisikan air dan air raksa, apa yang terjadi ? Permukaan air dalam tabung reaksi
berbentuk cekung disebut meniskos cekung sedang permukaan air raksa dalam
tabung reaksi berbentuk cembung disebut meniskos cembung. Hal itu dapat
dijelaskan bahwa gaya adhesi molekul air dengna molekul kaca lebih besar dari
pada gaya kohesi antar molekul air, sedangkan gaya adhesi molekul air raksa
dengan molekul kaca lebih kecil dari pada gaya kohesi antara molekul air raksa
meniskos cembung maupun meniskos cekung menyebabkan sudut kontak antara
bidang wadah (tabung) dengan sudut kontak tumpul (>900), Sedangkan meniskos
cekung menimbulkan sudut kontak lancip (<900) (Utomo,2009).
Bahan dasar yang telah diketahui dari suatu alat kita dapat menentukan atau
mempertimbangkan cara penyimpanan. Alat yang terbuat dari gelas atau porselen.
Jadi, alat seperti kaki tiga harus dikelompokan dengan statif dan klem tiga karena
ketiganya memiliki bahan dasar yang sama yaitu logam, sedangkan gelas kimia
dikelompokan dengan labu erlenmeyer dan labu dasar rata karena bahan dasarnya
gelas. Belumlah cukup hnaya dengan memperhatikan bahan dasar yang sama harus
ditata kembali. Jika tempat penyimpanan kaki tiga dan klem tiga jari adalah
menggunakan lemari rak, maka tahapan rak untuk kaki tiga harus berbeda dengan
tahap rak klem tiga jari, akan tetapi kedua tahap rak harus berdekatan. Dengan
memperhatikan bahan dasar alat pula, peralatan yang terbuat dari logam umumnya
memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari gelas atau plastik, oleh
karena itu, dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu juga
diperhatikan. Janganlah menyimpan alat – alat yang berat ditempat yang lebih
tinggi, agar mudah diambil dan disimpan kembali(Widhy,2009).
Pengukuran harus diperhatikan dua hal, yaitu keabsahan dan kuantitas
pengukuran, keabsahan pengukuran berhubungna dengan jenis alat ukur, misalnya
mengukur berat zat kimia bisa dipakai timbangan teknis atau timbangan analitis.
Timbangan teknis hanya daoat mengukur massa zat dalam satuan gram, sedangkan
timbangan analitis sampai miligram, jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua
timbangan itu maka didapat jumlah angka (digit) yang berbeda. Jumlah digit hasil
pengukuran disebut angka benar (Signature Figure) (Syukri,1999).
Penyaringan merupakan cara yang lazim untuk mengumpulkan endapan,
dan pencucian sering dilaksanakan selama operasi itu juga penyaringan dilakukan
atau dengan corong dan kertas saring atau krus (cruable). Faktor yang penting
dalam memilih antara keduanya adalah temperatur kemana endapan itu harus
dipanaskan untuk mengubahnya menjadi bentuk timbangan yang diinginkan dan
kemudahan mereduksi endapan itu (Underwood,1998).
Mengenai peralatan laboratorium dan fungsinya serta cara menjaga
kebersihan laboratorium diperlukan pengetahuan lebih mendalam mengenai teknik
dasar itu adalah berikut : (Basset,1994)
1. Penyediaan zat untuk analisis
Menghadapi bahan untuk dianalisis dalam jumlah yang besar, sehingga
diperlukan pengecilan yang dapat menghasilkan contoh yang cocok untuk
penanganan dalam laboratorium.
2. Menimbang contoh
Menimbang bahan dengan neraca.
3. Melarutkan contoh
Pelarutan suatu zat ke dalam air atau zat lainnya untuk zat yang mudah larut.
Contoh ditimbang dan dimasukkan ke dalam piala dan piala itu segera ditutup
dengan kaca arlogi (diameternya tidak boleh melebihi 1cm lebih panjang pada
piala) yang bagian cembungnya mengendap ke bawah.
4. Pengendapan
Pengendapan biasanya dilakukan di dalam piala terbuat dari piala bertekanan
tinggi dan larutan yang mengendap ditambah perlahan – lahan dengan
pengadukan yang efisien dari larutan yang keencerannya sesuai.
5. Penyaringan
Orang ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya sasarannya adalah
endapan dan medium penyaringan secara kuantitatif bebas dari larutan
Teori selalu digunakan sebagai penunjuk eksperimen atau percobaan dan selalu
diadakan uji coba. Bila suatu teori yang dibuktikan dengan penelitian ternyata salah,
maka teori tersebut diganti atau dimodifikasi, sehingga semua hasil pegamatan
sebelumnya akan ditampung. Ilmu pengetahuan dapat berkembang seiring dengan
waktu dan dipengaruhi oleh teori serta eksperimen (Brady,1995).
Alat – alat praktikum yang sering digunakan dalam praktikum meliputi
desikator, barang pengaduk, pipet dan lain – lain. Ilmu kimia sangat bergantung
pada pengukuran sehari – hari dapat kita gunakan dalam pengukuran misalnya,
penggaris atau mistar yang digunakan untuk mengukur panjang, buret, pipet tabung
volumetri dan labu ukur untuk mengukur sifat – sifat mikroskopik yang dapat
ditentukan secara langsung (Chang, 2003).
Teknik kimia melibatkan penerapan ilmu kimia, fisika dan engineering pada
perancangan dan pengoperasian pabrik – pabrik yang memproduksi bahan – bahan
yang dihasilkan melalui proses – proses kimiawi. Di industri ini, para insinyur
teknik kimia bertanggung jawab merancang bahan – bahan yang biasanya dibuat
dalam jumlah kecil di laboratorium oleh para kimiawan. Para insinyur kimia
memilih proses – proses yang sesuai dan kemudian merancangnya sedemikian rupa
sehingga menghasilkan produk yang diinginkan. Proses – proses tersebut
diantaranya adalah :(Wright, 2005)
1. Proses perpindahan kalor
2. Proses perpindahan massa, semisal penyerapan, pelembaban serta penyaringan
3. Proses – proses yang melibatkan kerja menak, semisal pencampuran,
pengerasan, penggilasan, penciutan dan pengembangan, serta penyaringan.
Langkah umum dalam metode ilmiah adalah mengadakan pengamatan,
merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, menarik kesimpulan, dan membuat
laporan. Dalam mengadakan pnegamatan kia melakukan percobaan kendali yang
dikendalikan agar dapat data yang sama bila percobaan diulang. Data itu mungkin
kualitatif dapat ditampilkan dalam bentuk angka atau bilangan. Penjelasan yang
dapat diterima adalah yang masuk akal dan telah teruji kebenarannya. Oleh sebab
itu, diperlakukan penjelasan sementara yang disebut hipotesis kebenaran hipotesis
dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium. Hipotesis yang
teruji kebenarannya melalui percobaan yang dilakukan berulang kali, dapat
dijadikan dasar menarik kesimpulan umum yang disebut teori (Syukri, 1999).
Pb asetat juga dikenal dengan istilah nama ied asetat, memiliki nama
senyawa kimianya Pb(CH3COO)2. Bahan ini bisa digunakan untuk mengikatkan
zinc dalam sistem perendaman. Pb asetat juga bisa diual dalam keadaan kemasan
yang rapi dalam sebuah botoh yang bersegel (Fauzi.TM, 2008).
Indonesia terdapat berbagai macam industri disetiap daerah. Beberapa
industri membutuhkan berbagai macam bahan – bahan untuk meningkatkan
kualitas yang lebih baik dari produk yang dihasilkan. Kristal CuSO4 merupakan
salah satu bahan yang bantak dibutuhkan di berbagai macam industri. Dalam
pemanfaatan dari CuSO4 ini sangat luas dalam industri, diantaranya yaitu sebagai
fungsida yang merupakan refisida, yang digunakan secara spesifik membunuh atau
menghambat cendawan akibat penyakit, sebagai pelapis anti fouling pada kapal,
digunakan untuk kabel tembaga, elektromagnet, papan sirkuir, solder bebas timbal
dan sebagai magnetan dalam oven microwave (Fitrony, 2013).
1. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Rangkaian Alat


Alat- alat yang digunakan pada percobaan ini adalah labu ukur, desikator,
pipet gondok, gelas arloji, gelas beker, corong, oven, erlenmeyer, pipet volume,
neraca analitikm pengaduk kaca, botol semprot, propipet, pinggang porselin, dan
sudip.

Rangkaian Alat

1 Keterangan:
1. Propipet
2
2. Pipet volume
3 3. Labuukur

Gambar 1. Rangkaian Alat Pengambilan Larutan

1
Keterangan:
1. Gelas beker
2
2. Corong
3
3. Kertas saring

4 4. Erlenmeyer

Gambar 2. Rangkaian Alat Penyaringan


3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, CuSO4 0,5 M,
Pb asetat 0,5 M dan kertas saring.

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Pengenalan Alat Gelas
Langkah pertama, semua alat yang digunakan dicuci terlebih dahulu agar
lebih steril. Setelah itu akuades dimasukkan kedalam gelas beker 100 mL dan 250
mLpada sembarang angka dengan menggunakan pipet volume. Kemudian akuades
dikeluarkan dengan lambat dan dibaca miniskusnya. Setelah itu dikeluarkan dengan
lambat dan dibaca miniskusnya lagi. Selanjutnya lihat volume akuades dalam gelas
beker tersebut.

3.3.2 Penimbangan dan Penbuatan Larutan


CuSO4 diambil dan ditimbang dengan neraca analitik sebanyak 12,484
gram. Kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker, dan Pb Asetat diambil dan
ditimbang sebanyak 18,967 gram. Kemudian dimasukkan kedalam gelas beker.
Selanjutnya ditambahkan akuades untuk melarutkan zat, diaduk hingga homogen.
Masing – masing larutan CuSO4 dan Pb Asetat dimasukkan ke dalam gelas ukur.
Kemudian ditambahkan akuades sampai batas garis tera dan diaduk hingga
homogen. Campuran

3.3.3 Penyaringan

Larutan CuSO4 dan Pb Asetat masing – masing diambil sebanyak 10 mL


menggunakan pipet volume. Kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker dan
diaduk hingga homogen, diamati warna larutan dan warna endapannya. Selanjutnya
kertas saring diambil dan ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam corong dan dibasahi
sedikit dengan akuades agar menempel pada dinding corong.

Larutan campuran disaring dan amati perubahan warna larutan uang


disaring. Kemudian cawan porselin ditimbang dengan neraca analitik, kertas saring
diletakkan ke dalam cawan porselind, lalu di oven. Dengan suhu 800 selama 15
menit. Ambil cawan porselin menggunakan gegep dan didinginkan menggunakan
desikator selama 10 menit. Selanjutnya, timbang kertas saring dan cawan porselin
dan dihitung berat endapan
3.4 Diagram Alir
3.4.1 Pengenalan Alat Gelas

Akuades 40 mL

- Dimasukkan kedalam gelas beker menggunakan pipet volume


- Dibaca miniskusnya
- Dilihat volume akuades

Hasil

Gambar 3. Diagram Alir Pengenalan Alat gelas

3.4.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan

CuSO4 0,5 M

- Ditimbang sebanyak 12,484 gram


- Dimasukkankedalamgelasbeker
- Dilarutkan dengan akuades hingga volume 40 mL
- Diaduk hingga homogen
- Dimasukkan ke dalam labu ukur
- Ditambahkan akuades hingga volume 100 Ml
- Dikocok hingga homogen
Hasil

Gambar 4. Diagram Alir Penimbangan dan Pembuatan Larutan


Pb asetat 0,5 M

- Ditimbang sebanyak 18, 967 gram


- Dimasukkankedalamgelasbeker
- Dilarutkan dengan akuades hingga volume 40 mL
- Diaduk hingga homogen
- Dimasukkan ke dalam labu ukur
- Ditambahkan akuades hingga volume 100 mL
- Dikocok hingga homogen
Hasil

Gambar 5. Diagram Alir Penimbangan dan Pembuatan Larutan

3.4.3 Penyaringan

PbAsetat 0,5 M dan CuSO4 0,5


M
- Diambilmasing masing 10 mL
- DicampurkankedalamErlenmeyer
- Dicatat perubahan warna
- Kertas saring di timbang dan dilipat seperempat bagian
- Dimasukkan kedalam corong
- Disaring larutannya
- Dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80℃ selama 15 menit
- Didinginkan di desikator selama 10 menit
- Ditimbang kertas saring beserta endapannya
- Dihitung massa endapan

Hasil

Gambar 6. Diagram Alir Penyaringan


2. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Alat-alat Laboratorium

No Nama Alat dan Gambar Keterangan

1. Labu Leher Tiga Digunakan pada proses distilasi.

2. Erlenmeyer Digunakan untuk tempat titrasi


atau menitrasi zat, bisa juga
digunakan untuk penyimpanan
sementara.

3. Corong Digunakan untuk memasukkan


larutan ke dalam wadah yang
memiliki mulut kecil.
4. Statif and Klem Digunakan untuk menjepit buret
pada saat kegiatan titrasi
dilakukan.

5. Piknometer Digunakan untuk mengukur nilai


suatu massa jenis atau densitas
dari fluida.

6. Gelas Arloji Digunakan sebagai tempat untuk


menimbang zat yang berbentuk
kristal atau padatan.

7. Cawan Porselin Digunakan untuk memanggang zat


dalam oven/suhu tinggi.

8. Sudip Digunakan untuk memindahkan


atau mengambil padatan/serbuk.
9. Kondensor Digunakan untuk mendinginkan
cairan dan juga mengembunkan
uap.

10. Pengaduk Kaca Digunakan untuk mencampur


bahan kimia dan cairan.

11. Botol Semprot Digunakan untuk menyimpan


akuades, mengeluarkan akuades
dalam jumlah terbatas,
membersihkan dinding bejana dan
sisa endapan serta membilas alat-
alat gelas

12. Separatory Funnel Digunakan untuk memisahkan dua


macam pelarut yang tidak saling
bercampur

13. Mortar dan Alu Digunakan untuk menghaluskan,


mencampur dan mengaduk suatu
bahan.
14. Tabung Reaksi Digunakan untuk mereaksikan zat
dalam jumlah yang sedikit.

15. Du Nouy's Tester Digunakan untuk mengukur


tegangan permukaan.

16. Gegep Digunakan untuk mengambil alat-


alat-alat yang tidak bisa diambil
dengan tangan, alat-alat panas dan
sebagainya.

17. Labu Didih Digunakan untuk mendidihkan


atau memanaskan larutan.

18. Hot Plate Digunakan untuk memanaskan


bahan yang akan diuji coba.
19. Propipet Digunakan untuk menghisap
cairan agar masuk ke dalam pipet.

20. Pipet Volume Digunakan untuk memisahkan


larutan atau cairan ke dalam suatu
wadah dengan berbagai ukuran
volume.

21. Pipet Gondok Digunakan untuk mengambil


larutan dengan volume tepat.

22. Pipet Tetes Digunakan untuk mengambil


larutan dengan volume kecil.

23. Labu Ukur Digunakan untuk membuat


larutan standar, bisa juga untuk
pengenceran larutan dengan
volume setepat-tepatnya.
24. Oven Digunakan untuk mengeringkan
bahan.

25. Desikator Digunakan untuk menyimpan


bahan-bahan yang harus bebas air,
mendinginkan bahan setelah
dioven dan mengeringkan bahan.

26. Centrifuge Digunakan untuk memisahkan


komponen-komponen cairan.

27. Furnace Digunakan untuk memanaskan


temperatur lebih dari 200 °C.

28. Kertas Saring Digunakan untuk menyaring


partikel-partikel kecil dalam
larutan.
29. Gelas Ukur Digunakan untuk pengukuran
volume cairan kimia, yang
bersuhu tidak terlalu panas.

30. Bunsen Digunakan sebagai pemanas


dengan bahan bakar, diletakkan di
bawah kaki tiga.

31. Soxhlet Digunakan untuk mengekstraksi


suatu senyawa dan material
padatnya.

32. Buret Digunakan untuk mengeluarkan


larutan dengan volume tertentu.

33. Neraca Analitik Digunakan untuk menimbang


bahan yang akan digunakan.
34. Termometer Digunakan untuk mengukur suhu
dengan tingkat ketelitian yang
tinggi.

35. Kompor Listrik Digunakan untuk memanaskan


bahan yang akan diuji coba.

36. Stirrer Digunakan untuk mengaduk zat


atau larutan agar mempercepat
proses reaksi.

37. Bola Viskositas Digunakan untuk percobaan


viskositas cairan

38. Cawan Petridish Digunakan sebagai tempat


menimbang dan mengeringkan
bahan sampel.
39. Bola Didih Digunakan untuk mengetahui titik
didih (kenaikan) suatu larutan.

40. Rak Digunakan untuk menyimpan


tabung reaksi dalam jumlah
banyak.

41. Gelas Beker Digunakan untuk menyimpan zat


sementara atau untuk
memanaskan bahan. Skala volume
tertentu kurang akurat.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Perubahan Warna


Warna sebelum Warna
No Bahan Perlakuan pengukuran sesudah
pengukuran
1. 12,484 gram Penambahan
CuSO4 akuades hingga Biru terang Biru terang
larutan terlarut
2. 18,967 gram Penambahan
Pb Asetat akuades hingga Putih Putih keruh
larutan terlarut
3. 10 mL larutan Penambahan Pb Endapan
CuSO4 Asetat 0,5 M Biru susu berwarna biru
keputihan

4. Kertas saring Dioven pada


dan endapan suhu 80 °C Biru keputihan Biru muda
selama 15 menit
Tabel 3. Hasil Pengamatan Penyaringan

No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan

1 Menimbang kertas saring Diperoleh massa kertas saring 1,4


menggunakan neraca analitik gram

2 Memasukkan kertas saring ke


Endapan bersaring pada kertas
dalam corong dan campuran
saring
larutan

3
Menimbang cawan porselin Diperoleh massa cawan porselin
menggunakan neraca analitik 55, 1 gram

4 Menimbang kertas saring dan Massa endapa + endapan + cawan


endapan berserta cawan porselin porselin = 59,19 gram
yang sudah di oven Massa endapan = 59,19 – 55,1 –
menggunakan neraca analitik 14,4 gram = 2,6 gram

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
Para praktikan dituntut untuk dapat mengenal dan memahami fungsi alat,
cara penggunaan dan perbedaan berbagai macam alat laboratorium. Keselamatan
dalam bekerja juga perlu diperhatikan praktikan saat di dalam laboratorium harus
menggunakan jas laboratorium, kaca maa pelindung, sarung tangan, dan masker.
Kebersihan dan kesterilan alat perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil
maksimal. Alat laboratorium dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : alat
pemanas, alat gelas, dan alat – alat lain seperti pengaduk gelas, corong, botol
semprot, dan desikator.
Saat percobaan ada beberapa alat – alat laboratorium yang perlu
diperhatikan, seorang praktikan harus memastikan alat – alat yang digunakan untuk
percobaan dalam keadaan bebas dari kontaminan yang dapat menyebabkan gagalnya
percobaan. Sebelum dan sesudah digunakan alat – alat terebut hatus dicuci untuk
membersihkan kotoran – kototan yang tertinggal dari percobaan yang telah dilakukan
sebelumnya. Pencucian setelah penggunaa juga dapat menghindari dari kotoran yang
mengeras. Saat membersihkan sebaiknya menggunakan sabun atau detergen sintetik,
sedangkan peralatan seperti pipet dan buret dapat dibersihkan dengan larutan
detergen panas.
Pengenalan fungsi alat dalam laboratorium sangat diperlukan untuk
melakukan percobaan.. mengenal setiap alat – alat laboratorium untuk memudahkan
melakukan percobaan dibandingkan denan tanpa menggunakan alat. Contohnya,
erlenmeyer digunakan sebagai tempat mentitrasi zat juga bisa digunakan sebagai
tempat menyimpan zat sementara.

4.2.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan


Penimbangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui berat atau
massa bahan yang ingin digunakan dalam praktikum atau percobaan. Dalam proses
penimbangan, pertama mengatur neraca analitik dengna mengkalibrasi timbangan
menjadi nol, kalibrasi bertujuan untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari
perangkatt pengukur agar sesuai dengna standar yang digunakan dalam akurasi
tertentu, sehingga massa yang diinginkan akurat. Penimbangan menggunakan neraca
analitik karena hasil pengukurannya memiliki tinggkat keakuratan yang tinggi
dibandingkan menggunakan pengukuran manualm sehingga massa yang diperoleh
lebih akurat sehingga reaksi sesuai yang diinginkan
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua atay lebih zat.
Sedangkan pembuatan larutan merupakan cara mengplah larutan dari bahan cairan
atau padatan dengan konsentrasi tertentu. pada praktikum ini, percobaan yang
dilakukan dengan menimbang bahan yang sudah dihitung. Padatan CuSO4 sebanyak
12,484 gram dan Pb Asetat sebanyak 18,967 gram. Setelah menimbang padatan
kemudian melarutkan masing – masing padatan dengan akuades, maka terbentuk
larutan CuSO4 dan larutan Pb asetat. Dengan menambahkan pelarut berupa akuades
yang bersifat netral dengan ukuran tertentu. penambahan zat yang melarutkan sebuah
senyawa serta berdampak turunnya kandungan kepekatan maupun derajat
konsentrasi pada senyawa yang diencerkan atau dilarutkan hal ini disebutkan dengan
pengenceran.

4.2.3 Penyaringan
Melakukan penyaringan berarti menyaring partikel – partikel yang
ukurannya lebih besar dari zat cair yang melarutkannya melalui sebuah media yaitu
kertas saring ditempelkan pada corong penempelan kertas saring bertujuan untuk
penyaringna agar tidak goyang dan penyaringan lebih sempurna. Reaksi yang terjadi
antara pencampuran CuSO4 dan Pb Asetat adalah :

CuSO4 (aq) + Pb(CH3COOO)2 (aq) → Cu(CH3COO)2 (aq) + PbSO4 (s) ...(1.1)


Reaksi dari pencampuran Pb(CH3COOO)2 + CuSO4 ini menghasilkan endapan
berwarna biru muda yang terbentuk dari Cu(CH3COO)2. Cu(CH3COO)2 mengalami
pengkristalan sehingga menjadi endapan. Massa kertas saring yang belum
mempunyai endapan yaitu 1,4 gram, massa kertas saring yang mempunyai endapan
yaitu 3,0 gram, sedangkan endapan murni massanya 2,6 gram. Endapan yang terjadi
adalah hasil kali kelarutan pada suhu tertentum terjadi kesetimbangan ion – ion
tersebut perkaliannya sama persis dengan KSPnya akan membentuk suatu endapan
dari larutan itu.

4.2.4 Penyaringan
Endapan murni merupakan endapan yang bersihm artinya tidak
mengandung molekul – molekul lain yang biasanya disebut pengotor atau
kontaminan. Untuk mendapatkan berat murni, endaoan dapat dikeringkan
menggunakan oven. Pada percobaan ini menggunakan oven untuk mendapatkan berat
murni endapan PbSO4 dengan memanaskan pada suhu 800 selama 15 menit.
Selanjutnya bahan atau endapan dimasukkan atau didinginkan ke dalam desikator
selama 10 menit agar suhunya turun.

4.2.5 Pembacaan Skala Miniskus


Miniskus adalah garis lengkung permukaan cairan dibabkan adanya gaya
kohesi/adhesi zat cair dengan alat ukur. Misalnya pada saat buret diisi dengan suatu
larutan dengan volume tertentu maka permukaan cairan akan membentuk cekungan.
Apabila larutan berwarna gelap atau berwarna, maka miniskus bagian atas yang
dibaca. Sedangkan untuk larutan tidak berwarna atau bening miniskus bagian bawah
yang dibaca. Miniskus sangat penting karena digunakan sebagai patokan skala
volume.
3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Alat – alat laboratorium terdiri dari alat pemanas, alat – alat gelas, alat pengukur
volume, dan lain – lain.
2. Penggunaan seperti cara penggunaan, peletakan dan pencucian alat.
3. Prinsip penimbangan memanfaatkan neraca analitik dan gaya gravitasi untuk
mengetahui massa benda.
4. Proses penyaringan bertujuan untuk menyaring endapan atau zat hasil dan
pencampuran larutan. Sedangkan pada proses titrasi, apabila larutan berwarna
gelap maka yang dibaca miniskus atasnya. Apabila larutannya berwarna bening
maka yang dibaca adalah miniskus bawahnya.
5. Miniskus cekung apabila larutan memiliki adhesi yang lebih besar dari kohesi,
sedangkan miniskus cembung apabila larutan memiliki kohesi lebih dari adhesi.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini adalah agar
memperbanyak percobaan dengan mengguanakan berbagai macam zat seperti
AgNO3 (perak nitrat) dan HCL (asam klorida) yang akan terbentuk produk berupa
endapan berwarna putih dari perak klorida (AgCl). Sehingga diperoleh berbagai
macam sampel percobaan yang berbeda, agar praktikan lebih memahami percobaan
yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. dkk . 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Buku
kedokteran EGC : Jakarta

Brady, Jemes E. 1995. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara :
Jakarta

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti (jilid 1). Erlangga
:Jakarta

Day, R.A & Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta.

Fauzi, T.M. 2008. Pengaruh Pemberian Timbal Asetat dan Vitamin (Terhadap
Kadar Melondial Dehyde dan Kualitas Spermatozoa Didalam Sekresi
Epidimis Mencit Albino. Universitas sumatera Utara : Medan

Fitrony. dkk. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4 .5H2O)
dari Tembaga Bekas Kumparan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember :
Surabaya

Keenan. C. W. 1991. Kimia Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta

Syukri. S. 1999. kimia Dasar 1. Institut Teknologi Bandung : Bandung


Utomo, Pristiadi. 2009. Fluida. Erlangga : Jakarta

Wright, Paul. H . 2005. Pengantar Engginering (edisi ketiga). Erlangga : Jakarta

Widhy, Purwanti. 2009. Alat dan Bahan Kimia dalam Laboratorium IPA.
Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.

LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Perhitungan Larutan
Massa CuSO4
Diketahui : BM CuSO4 = 249,68 gram/mol
M CuSO4 = 0,5 M
V CuSO4 = 100 mL
Ditanya : massa CuSO4
(𝑀.𝑉)𝐵𝑀
Jawab massa = 1000
(0,5.100).249,68
= = 12,484 gram
1000

Massa Pb Asetat
Diketahui: BM Pb Asetat = 379,34 gram/ mol
M Pb Asetat = 0,5 M
V Pb Asetat = 100 mL
Ditanya : massa Pb Asetat
(𝑀.𝑉)𝐵𝑀
Jawab : massa = 1000
(0,5.100).379,34
= = 18,967 gram
1000

2. Perhitungan endapan
Diketahui : m kertas saring = 1,4 gram
m cawan porselin = 55,1 gram
m kertas saring + cawan setelah di oven = 59,1 gram
m total akhir = 59,1 gram
m total awal = 56,5 gram
Ditanya : massa endapan
Jawab :
Massa endapan = massa total akhir – massa total awal
= 59,1 – 56,5
= 2,6 gram
jadi, pada percobaan ini massa endapan yang dihasilkan adalah 2,6 gram

Anda mungkin juga menyukai