KELOMPOK :2
NAMA KELOMPOK : 1. AYU DEWI LESTARI (11210960000004)
2. SIVA WIDIYA NADITA (1121096000004)
3. RAGIL GALIH SAPUTRO (11210960000016)
4. ANISSA WASRI ANINDITIA (11210960000038)
KELAS : KIMIA A2
DOSEN PENGAMPU : NURUL AMILIA, M. Si.
Suatu perubahan kimia sering disebut dengan reaksi kimia. Kata kerja bereaksi
selalu berarti membentuk zat baru. Zat semula yang kemudian berubah disebut pereaksi
(reaktan), sedangkan zat baru yang terbentuk disebut hasil reaksi (produk). Sebagai
contoh,pada proses fotosintesis tumbuhan, gas karbondioksida dari udara bereaksi dengan
air yang diserap dari tanah, menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Dalam contoh ini,
karbon dioksida dan air merupakan pereaksi, sedangkan karbohidrat dan oksigen
merupakan hasil reaksi. Ada empat macam petunjuk yang menandai berlangsungnya
suatu reaksi kimia,yaitu pembentukan gas, pembentukan endapan, perubahan warna, dan
perubahan suhu.
Hidrogen merupakan unsur paling ringan dan palin sederhana yaitu mengandung
1 proton dan 1 elektron. Hidrogen dalam keadaan bebas berbentuk molekul gas diatomik,
yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan. Hidrogen adalah unsur yang
terdapat dialam dalam kelimpahan terbesar yaitu 93% tetapi hanya sedikit yang terdapat
di bumi. Hidrogen merupakan penyusun utama (75%) atmosfer matahari. Dibumi,
hidrogen berupa hidrokarbon dan senyawa organik lainnya. Molekul hidrogen merupakan
gas yang paling ringan. Hidrogen cair mempunyai titik didih -253oC dan titik beku -259
oC. (Roni, 2021)
Hidrogen merupakan unsur yang sangat aktif secara kimia, sehingga jarang sekali
ditemukan dalam bentuk bebasnya. Dialam, hidrogen terdapat dalam bentuk senyawa
dengan unsur lain, seperti dengan oksigen dalam air atau dengan karbon dalam metana.
Sehingga untuk dapat memanfaatkannya, hidrogen harus dipisahkan terlebih dahulu dari
senyawanya agar dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah
tumbuhan genus Citrus (jeruk – jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang
baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan
minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam
siklus asam sitrat yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan
pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih
yang ramah lingkungan sebagai antioksidan. Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis
buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8%
bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Rumus
kimia asam sitrat adalah C6H8O7 . Asam sitrat digunakan oleh banyak industri didunia
sebagai bahan baku produksi seperti industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik, dan
lain-lain. Berdasarkan kenyataan bahwa penggunaan asam sitrat yang luas dalam dunia
industri, maka kebutuhan pemenuhan bagi asam sitrat baik di dalam maupun luar negeri
masih sangat besar. (Damayanti, 2010).
Pada reaksi kimia satu zat atau lebih dapat diubah menjadi zat baru. Sesuai
dengan percobaan ini asam cuka (CH3COOH) direaksikan dengan soda kue (NaHCO 3)
menghasilkan gas CO2, berarti telah terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan
terbentuknya gas dengan cara perubahan kimia, karena menghasilkan jenis zat baru. Hal
ini dibuktikan melalui percobaan ketika asam cuka dan soda kue dicampurkan dan terjadi
buih, sehingga balon yang tadinya kecil menjadi besar, karena disebabkan gas CO2 dari
hasil reaksi tersebut. Hidrogen adalah zat yang menakjubkan. Hidrogen merupakan unsur
yang paling ringan dari semua gas. Hidrogen tidak memiliki rasa, bau atau warna. Atom
hidrogen adalah atom yang sederhana dan kecil dari semua atom. Namun, gas hidrogen
adalah unsur atau substansi yang paling sederhana di alam semesta. (Fandom, 2000)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah botol kaca, korek api, kertas, balon,
lilin, sarung tangan.
3.2. Bahan
Bahan yang dibutuhkan pada percobaan kali ini adalah aquades/air, alumuniumfoil, asam
sitrat, soda kue dan soda api.
3.3. Prosedur Percobaan
• Pembentukan gas CO2
Tabung
- Diisi air sebanyak ¾ bagian tabung
- Ditambahkan 2-4 sendok takar asam
sitrat
Balon
- Dimasukkan corong ke mulut balon
- Dituangkan 2-4 sendok takar baking
soda
Tabung
Hasil
• Pembentukan Gas H2
Tabung
Tabung
- Dibakar dengan bantuan media tisu
- Diperhatikan pembakaran balon yang
terjadi
Tabung
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
No Reaksi Hasil Pengamatan Persamaan Reaksi Foto Hasil
Reaksi pembentukan gas merupakan reaksi kimia yang menghasilkan gas. Gas
dapat terbentuk apabila produk yang dihasilkan dari suatu reaksi tidak larut dalam air
dan titik didihnya rendah. Gas juga dapat terbentuk apabila produk dari suatu reaksi
tidak stabil sampai terurai menjadi gas dan zat lain. Pada praktikum kali ini adalah
melakukan reaksi kimia untuk menghasilkan gas hydrogen (H2) dan karbon dioksida
(CO2).
Percobaan pertama adalah pembuatan gas CO2 dengan mereaksikan asam sitrat
dan baking soda (NaHCO3). Langkah pertama yang dilakukan adalah ambil tabung dan
kemudian diisi air sebanyak ¾ bagian tabung. Setelah itu, ditambahkan 2-4 sendok takar
asam sitrat. Lalu, mulut balon dipasang corong dan dimasukan 2-4 sendok baking soda
(NaHCO3) dan kemudian letakan balon kee mulut tabung. Setelah itu, baking soda
dalam balon dituangkan kedalam tabung yang berisi asam sitrat. Biarkan keduanya
bercampur dan balon akan membesar beberapa saat. Pada percobaan ini mengalami
reaksi sebagai berikut :
C6H8O7(s) + 3NaHCO3(aq) → 3CO2(g) + 3H2O(l) +
Na3C6H5O7(aq)
Sebelum dicampurkan larutan berwarna bening, tetapi setelah asam sitrat dan
NaHCO3 atau baking soda dicampurkan maka akan menyebabkan larutan menjadi putih
dan terdapat gelembung. Adanya gelembung ini menandakan terbentuknya produk
berupa gas. Gas yang dihasilkan dari percobaan ini adalah gas karbon dioksida (CO2)
dimana gas ini akan mengisi balon tetapi tidak menyebabkan balon terbang di udara hal
ini disebabkan densitas dari CO2 yakni 1,98 g/l lebih besar dibanding densitas udara
yaitu 1,225 g/l. densitas gas CO2 yang lebih besar menyebabkan balon tidak terangkat
saat di udara. Pada percobaan ini terjadi proses endoterm ditandai dengan perubahan
suhu pada tabung (lingkungan) yang mengalami penurunan suhu. Proses endoterm
menyebabkan energi lingkungan diserap oleh system yang menyebabkan energi pada
lingkungan menjadi berkurang. Pada percobaan ini terjadi reaksi asam basa dan
pergantian rangkap dimana natrium bikarbonat (NaHCO3) bertindak sebagai basa
sedangkan asam sitrat beertindak sebagai asam lemah. Reaksi pergantian rangkap atau
reaksi metatesis, dua senyawa obligasi atau ion ditukar untuk membentuk senyawa yang
berbeda.
Pada percobaan kedua, pembuatan gas hydrogen dilakukan dengan menggunakan NaOH
dan alumunium foil, dimana NaOH bertindak sebagai katalis yang mempercepat reaksi.
Pada percobaan ini mengalami perubahan warna, Ketika dicampurkan menjadi
kehitaman hal tersebut karena Logam Al yang berwarna perak berubah menjadi
mengitam dan larutan yang sebelumnya tidak berwarna berubah menjadi hitam warna
yang terbentuk berasal dari logam Al yang terkikis. Larutan tersebut berubah menjadi
abu, perubahan warna disebabkan terbentuknya senyawa kompleks [Al(OH)4] - dan
terurainya ion Na+ dari larutan NaOH. Dan juga terbentuk gelembung yang menandakan
adanya gas yang terbentuk yaitu gas hydrogen (H2). Gas hydrogen memiliki densitas
yang lebih kecil disbanding densitas udara, dimana densitas hydrogen 0,0898 g/l
sedangkan densitas udara 1,225 g/l hal itulah yang menyebabkan balon yang berisi gas
hydrogen dapat melayang di udara.
Fandom, J. (2000). The Elements Hydrogen. New York: Marshall Cavendish Corporation
Holleman, A. F. (2001). Inorganic Chemistry. San Diego: Academic Press.
Roni, K. A. (2021). Kimia Organik. Palembang: NoerFikri Offset.
Sudrajat, Y. (2016). Kimia Dasar. Jakarta selatan: Kementerian Kesehatan.
LAMPIRAN
Identifikasi bahaya
- Dapat korosif terhadap logam
- Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata
Penanggulangan
- Saran umum : Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
- Setelah terhirup: hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.Segera
hubungi dokter.
- Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
- Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
- Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran
pengobatan.Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam satu
jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak sadarkan diri), telan karbon
aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya.
Identifikasi bahaya
- Sangat beracun bagi kehidupan akuatik.
- Hindari pelepasan ke lingkungan.
Penanggulangan
- Tindakan pertolongan pertama setelah terhirup: Pastikan Anda menghirup udara
segar. Jika sulit bernafas, pindahkan korban ke tempat berudara segar dan simpan
saat istirahat dalam posisi yang nyaman untuk bernafas.
- Tindakan pertolongan pertama setelah kontak dengan kulit: Dapatkan nasehat /
perhatian medis. Cuci kulit dengan banyak air.
- Tindakan pertolongan pertama setelah kontak mata: Bilas secara hati-hati dengan
air selama beberapa menit. Lepaskan lensa kontak, jika ada dan mudah dilakukan.
Lanjutkan membilas. Dapatkan nasehat / perhatian medis.
- Tindakan pertolongan pertama setelah tertelan: Bilas mulut. Jangan dimuntahkan.
Identifikasi bahaya
- Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni
Eropa.
- Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Penanggulangan
- Setelah menghirup: hirup udara segar.
- Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
- Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa
kontak.
- Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas).
Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat.
Identifikasi bahaya
- Dapat menyebabkan iritasi mata yang serius.
Penanggulangan
- Setelah menghirup: hirup udara segar.
- Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
- Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter
mata. Lepaskan lensa kontak.
- Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak).
Periksakan ke dokter.