Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2

REAKSI PEMBENTUKAN GAS

KELOMPOK :2
NAMA KELOMPOK : 1. AYU DEWI LESTARI (11210960000004)
2. SIVA WIDIYA NADITA (1121096000004)
3. RAGIL GALIH SAPUTRO (11210960000016)
4. ANISSA WASRI ANINDITIA (11210960000038)
KELAS : KIMIA A2
DOSEN PENGAMPU : NURUL AMILIA, M. Si.

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Prinsip Percobaan
Dalam reaksi kimia, selain dapat membentuk produk reaksi berupa endapan (solid) dan
cair, terdapat juga reaksi yang menghasilkan gas. Terbentuknya gas disebabkan oleh reaksi
terurai menjadi zat gas. Gas yang terbentuk kemudian akan menguap ke udara.
1.2. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui reaksi pembentukan gas
2. Menghitung volume gas yang terbentuk secara eksperimental dan teoritikal beserta
menghitung persen yield gas yang terbentuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Suatu perubahan kimia sering disebut dengan reaksi kimia. Kata kerja bereaksi
selalu berarti membentuk zat baru. Zat semula yang kemudian berubah disebut pereaksi
(reaktan), sedangkan zat baru yang terbentuk disebut hasil reaksi (produk). Sebagai
contoh,pada proses fotosintesis tumbuhan, gas karbondioksida dari udara bereaksi dengan
air yang diserap dari tanah, menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Dalam contoh ini,
karbon dioksida dan air merupakan pereaksi, sedangkan karbohidrat dan oksigen
merupakan hasil reaksi. Ada empat macam petunjuk yang menandai berlangsungnya
suatu reaksi kimia,yaitu pembentukan gas, pembentukan endapan, perubahan warna, dan
perubahan suhu.
Hidrogen merupakan unsur paling ringan dan palin sederhana yaitu mengandung
1 proton dan 1 elektron. Hidrogen dalam keadaan bebas berbentuk molekul gas diatomik,
yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan. Hidrogen adalah unsur yang
terdapat dialam dalam kelimpahan terbesar yaitu 93% tetapi hanya sedikit yang terdapat
di bumi. Hidrogen merupakan penyusun utama (75%) atmosfer matahari. Dibumi,
hidrogen berupa hidrokarbon dan senyawa organik lainnya. Molekul hidrogen merupakan
gas yang paling ringan. Hidrogen cair mempunyai titik didih -253oC dan titik beku -259
oC. (Roni, 2021)
Hidrogen merupakan unsur yang sangat aktif secara kimia, sehingga jarang sekali
ditemukan dalam bentuk bebasnya. Dialam, hidrogen terdapat dalam bentuk senyawa
dengan unsur lain, seperti dengan oksigen dalam air atau dengan karbon dalam metana.
Sehingga untuk dapat memanfaatkannya, hidrogen harus dipisahkan terlebih dahulu dari
senyawanya agar dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah
tumbuhan genus Citrus (jeruk – jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang
baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan
minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam
siklus asam sitrat yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan
pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih
yang ramah lingkungan sebagai antioksidan. Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis
buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8%
bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Rumus
kimia asam sitrat adalah C6H8O7 . Asam sitrat digunakan oleh banyak industri didunia
sebagai bahan baku produksi seperti industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik, dan
lain-lain. Berdasarkan kenyataan bahwa penggunaan asam sitrat yang luas dalam dunia
industri, maka kebutuhan pemenuhan bagi asam sitrat baik di dalam maupun luar negeri
masih sangat besar. (Damayanti, 2010).

Sedangkan Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3.


Dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok
garam dan telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue),
Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan
kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air .
Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain
membentuk gas karbondioksida , yang menyebabkan roti "mengembang". NaHCO 3
umumnya diproduksi melalui proses Solvay, yang memerlukan reaksi natrium klorida,
amonia, dan karbon dioksida dalam air. (Holleman, 2001)

Pada reaksi kimia satu zat atau lebih dapat diubah menjadi zat baru. Sesuai
dengan percobaan ini asam cuka (CH3COOH) direaksikan dengan soda kue (NaHCO 3)
menghasilkan gas CO2, berarti telah terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan
terbentuknya gas dengan cara perubahan kimia, karena menghasilkan jenis zat baru. Hal
ini dibuktikan melalui percobaan ketika asam cuka dan soda kue dicampurkan dan terjadi
buih, sehingga balon yang tadinya kecil menjadi besar, karena disebabkan gas CO2 dari
hasil reaksi tersebut. Hidrogen adalah zat yang menakjubkan. Hidrogen merupakan unsur
yang paling ringan dari semua gas. Hidrogen tidak memiliki rasa, bau atau warna. Atom
hidrogen adalah atom yang sederhana dan kecil dari semua atom. Namun, gas hidrogen
adalah unsur atau substansi yang paling sederhana di alam semesta. (Fandom, 2000)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah botol kaca, korek api, kertas, balon,
lilin, sarung tangan.
3.2. Bahan
Bahan yang dibutuhkan pada percobaan kali ini adalah aquades/air, alumuniumfoil, asam
sitrat, soda kue dan soda api.
3.3. Prosedur Percobaan
• Pembentukan gas CO2
Tabung
- Diisi air sebanyak ¾ bagian tabung
- Ditambahkan 2-4 sendok takar asam
sitrat
Balon
- Dimasukkan corong ke mulut balon
- Dituangkan 2-4 sendok takar baking
soda

Tabung

- Diletakkan balon dimulut tabung


- Dituangkan baking soda dalam balon ke
tabung
- Dihomogenkan dan ditunggu hingga
balon membesar

Hasil

• Pembentukan Gas H2

Tabung

- Diisi air dan ditambahkan NaOH


- Dihomogenkan hingga bercampur
menjadi larutan
Tabung

- Dimasukkan larutan NaOH


- Ditambahkan alumunium foil
- Mulut botol ditutup dengan balon
- Dibiarkan hingga balon membesar

Tabung
- Dibakar dengan bantuan media tisu
- Diperhatikan pembakaran balon yang
terjadi

Tabung
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
No Reaksi Hasil Pengamatan Persamaan Reaksi Foto Hasil

1. Pembentukan gas Ketika H2O dan C6H8O7(s) +


CO2 asam sitrat 3NaHCO3(aq) →
dicampurkan, larutan Na3C6H8O7(aq) +
tetap bening. Ketika 3H2O + 3CO2 (g)
dicampurkan soda
kue larutan menjadi
putih dan terdapat
gelembung-
gelembung gas.
Reaksi ini termasuk
reaksi endoterm.

2. Pembentukan gas Terdapat 2Al(s) + 2NaOH(s)


H2 gelembung- + 6H2O →
gelembung gas, 2NaAl(OH)4 (aq) +
perubahan warna 3H2 (g)
pada larutan didalam
botol, balon
mengembang karena
didalam botol
terdapat gas. Reaksi
ini termasuk reaksi
eksoterm.
4.2. Pembahasan

Reaksi pembentukan gas merupakan reaksi kimia yang menghasilkan gas. Gas
dapat terbentuk apabila produk yang dihasilkan dari suatu reaksi tidak larut dalam air
dan titik didihnya rendah. Gas juga dapat terbentuk apabila produk dari suatu reaksi
tidak stabil sampai terurai menjadi gas dan zat lain. Pada praktikum kali ini adalah
melakukan reaksi kimia untuk menghasilkan gas hydrogen (H2) dan karbon dioksida
(CO2).

Percobaan pertama adalah pembuatan gas CO2 dengan mereaksikan asam sitrat
dan baking soda (NaHCO3). Langkah pertama yang dilakukan adalah ambil tabung dan
kemudian diisi air sebanyak ¾ bagian tabung. Setelah itu, ditambahkan 2-4 sendok takar
asam sitrat. Lalu, mulut balon dipasang corong dan dimasukan 2-4 sendok baking soda
(NaHCO3) dan kemudian letakan balon kee mulut tabung. Setelah itu, baking soda
dalam balon dituangkan kedalam tabung yang berisi asam sitrat. Biarkan keduanya
bercampur dan balon akan membesar beberapa saat. Pada percobaan ini mengalami
reaksi sebagai berikut :
C6H8O7(s) + 3NaHCO3(aq) → 3CO2(g) + 3H2O(l) +
Na3C6H5O7(aq)

Sebelum dicampurkan larutan berwarna bening, tetapi setelah asam sitrat dan
NaHCO3 atau baking soda dicampurkan maka akan menyebabkan larutan menjadi putih
dan terdapat gelembung. Adanya gelembung ini menandakan terbentuknya produk
berupa gas. Gas yang dihasilkan dari percobaan ini adalah gas karbon dioksida (CO2)
dimana gas ini akan mengisi balon tetapi tidak menyebabkan balon terbang di udara hal
ini disebabkan densitas dari CO2 yakni 1,98 g/l lebih besar dibanding densitas udara
yaitu 1,225 g/l. densitas gas CO2 yang lebih besar menyebabkan balon tidak terangkat
saat di udara. Pada percobaan ini terjadi proses endoterm ditandai dengan perubahan
suhu pada tabung (lingkungan) yang mengalami penurunan suhu. Proses endoterm
menyebabkan energi lingkungan diserap oleh system yang menyebabkan energi pada
lingkungan menjadi berkurang. Pada percobaan ini terjadi reaksi asam basa dan
pergantian rangkap dimana natrium bikarbonat (NaHCO3) bertindak sebagai basa
sedangkan asam sitrat beertindak sebagai asam lemah. Reaksi pergantian rangkap atau
reaksi metatesis, dua senyawa obligasi atau ion ditukar untuk membentuk senyawa yang
berbeda.

Percobaan kedua adalah melakukan reaksi kimia untuk menghasilkan gas


hydrogen (H2) dengan mereaksikan NaOH dan Alumunium foil. Langkah pertama
yang dilakukan adalah alumunium foil dibuat bola-bola dengan berat 0,5 gram
sebanyak 4 buah. Disiapkan tabung dan diisi air dan NaOH untuk membuat larutan
NaOH. Setelah itu dimasukan larutan NaOH dan alumunium foil kedalam botol dan
segera ditutup mulut botolnya dengan balon dan diamkan sampai balon membesar.
Setelah balon sudah jadi, balon tersebut dibakar dengan perantara tissue. Pada
percobaan ini mengalami reaksi sebagai berikut :

2NaOH(s) + 2Al(s) + 6H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g)

Pada percobaan kedua, pembuatan gas hydrogen dilakukan dengan menggunakan NaOH
dan alumunium foil, dimana NaOH bertindak sebagai katalis yang mempercepat reaksi.
Pada percobaan ini mengalami perubahan warna, Ketika dicampurkan menjadi
kehitaman hal tersebut karena Logam Al yang berwarna perak berubah menjadi
mengitam dan larutan yang sebelumnya tidak berwarna berubah menjadi hitam warna
yang terbentuk berasal dari logam Al yang terkikis. Larutan tersebut berubah menjadi
abu, perubahan warna disebabkan terbentuknya senyawa kompleks [Al(OH)4] - dan
terurainya ion Na+ dari larutan NaOH. Dan juga terbentuk gelembung yang menandakan
adanya gas yang terbentuk yaitu gas hydrogen (H2). Gas hydrogen memiliki densitas
yang lebih kecil disbanding densitas udara, dimana densitas hydrogen 0,0898 g/l
sedangkan densitas udara 1,225 g/l hal itulah yang menyebabkan balon yang berisi gas
hydrogen dapat melayang di udara.

Digunakan logam Al adalah karena logam aluminium lebih mudah teroksidasi


dibandingkan dengan Zn karena memiliki E 0 sel yang lebih rendah dari pada Zn.
Kecendrungan ini disebabkan proses percobaan menggunakan larutan basa kuat. Yang
mana bila dibandingkan dengan asam kuat dan basa kuat lebih sukar unttuk terurai
dengan logam untuk menghasilkan H2. (Nurasiah, 2016)

Sehingga kita dapat menambahkan reaktan alumunium foil untuk mendapatkan


lebih banyak gas hydrogen yang terbentuk. Setelah gas hydrogen terperangkap dalam
balon selanjutnya dilakukan pengujian untuk memastikan apakah gas tersebut benar –
benar gas hydrogen yaitu dengan cara balon yang telah terisi gas hydrogen tersebut
dibakar dengan api kecil sehingga menghasilkan ledakan yang cukup besar dengan
percikan api. Gas hydrogen mudah meledak karena gas ini mudah berikatan dengan
atom lain. Ia memiliki energi aktivasi yang rendah, dan sangat tidak stabil.Gas yang
keluar tidak berwarna,berbau dan berasa. Pada percobaan ini mengalami proses
eksotermis hal tersebut ditandai dengan adanya kenaikan suhu pada lingkungan (tabung)
karena proses eksoterm adalah pelepasan energi ke dari system ke lingkungan. Pada
percobaan ini mengalami reaksi redoks yaitu reaksi yang mengalami reduksi dan
oksidasi. Zat yang mengalami reduksi adalah Hidrogen dan zat yang mengalami
oksidasi adalah Alumunium Berikut adalah reaksi reduksi-oksidasi (redoks) :
6 HI + 6 e- → 6 H0 (reduction)
2 Al0 - 6 e- → 2 AlIII (oxidation)
BAB V
KESIMPULAN
Melalui percobaan ini kita dapat mengetahui reaksi untuk membentuk produk
berupa gas CO2 dan H2, berikut adalah reaksinya :
• Reaksi dari pembentukan gas CO2:
NaHCO3(s) + C6H8O7(aq) →CO2(g) + H2O(l) + Na3C6H5O7(aq)
• Reaksi dari pembentukan gas H2:
2Al + 2NaOH + 6H₂O → 2NaAl(OH)₄ + 3H₂
DAFTAR PUSTAKA

Fandom, J. (2000). The Elements Hydrogen. New York: Marshall Cavendish Corporation
Holleman, A. F. (2001). Inorganic Chemistry. San Diego: Academic Press.
Roni, K. A. (2021). Kimia Organik. Palembang: NoerFikri Offset.
Sudrajat, Y. (2016). Kimia Dasar. Jakarta selatan: Kementerian Kesehatan.
LAMPIRAN

MSDS (Sifat kimia dan fisika, identifikasi bahaya, dan penanggulangan)


 Soda api (NaOH) bubuk
Sifat kimia dan fisika
- Sinonim : SODIUM HIDROKSIDA
- Rumus Kimia : NaOH
- Berat Molekul : 40.00 g/mol
- Bentuk: padat
- Warna: putih
- pH: kira-kira > 14 pada 100 g/l 20 °C
- Titik lebur: 319 - 322 °C
- Titik didih/rentang didih: 1.390 °C pada 1.013 hPa
- Densitas 2,13 g/cm3 pada 20 °C
- Kelarutan dalam air 1.090 g/l pada 20 °C

Identifikasi bahaya
- Dapat korosif terhadap logam
- Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata

Penanggulangan
- Saran umum : Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
- Setelah terhirup: hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.Segera
hubungi dokter.
- Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
- Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
- Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran
pengobatan.Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam satu
jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak sadarkan diri), telan karbon
aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya.

 Aluminium foil (Al) Sifat


kimia dan fisika
- Keadaan fisik: Padat
- Warna: Logam abu-abu perak.
- Bau: tidak berbau.
- Titik lebur: 660,37 ° C
- Titik didih: 2327 ° C
- Suhu penyalaan otomatis: 760 ° C
- Kemudahan terbakar (padat, gas): Cairan dan uap yang sangat mudah terbakar,
Jika kena air, melepaskan gas yang mudah terbakar yang dapat menyala secara
spontan.
- Densitas: 2,7 g / cm³
- Kelarutan: Air: Tidak larut dalam air

Identifikasi bahaya
- Sangat beracun bagi kehidupan akuatik.
- Hindari pelepasan ke lingkungan.

Penanggulangan
- Tindakan pertolongan pertama setelah terhirup: Pastikan Anda menghirup udara
segar. Jika sulit bernafas, pindahkan korban ke tempat berudara segar dan simpan
saat istirahat dalam posisi yang nyaman untuk bernafas.
- Tindakan pertolongan pertama setelah kontak dengan kulit: Dapatkan nasehat /
perhatian medis. Cuci kulit dengan banyak air.
- Tindakan pertolongan pertama setelah kontak mata: Bilas secara hati-hati dengan
air selama beberapa menit. Lepaskan lensa kontak, jika ada dan mudah dilakukan.
Lanjutkan membilas. Dapatkan nasehat / perhatian medis.
- Tindakan pertolongan pertama setelah tertelan: Bilas mulut. Jangan dimuntahkan.

 Baking soda (NaHCO3) bubuk


Sifat kimia dan fisika
- Bentuk: serbuk
- Warna: putih
- Bau: Tak berbau
- Ambang Bau: Tidak berlaku
- pH kira-kira 8,6 pada 50 g/l 20 °C
- Titik lebur : 270 °C (penguraian)
- Densitas 2,22 g/cm3 pada 20 °C
- Kelarutan dalam air : 96 g/l pada 20 °C
- Suhu penguraian > 50 °C

Identifikasi bahaya
- Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni
Eropa.
- Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan (EC) No 1272/2008

Penanggulangan
- Setelah menghirup: hirup udara segar.
- Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
- Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa
kontak.
- Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas).
Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat.

 Asam sitrat (C6 H8O7) bubuk.


Sifat kimia dan fisika
- Bentuk: kristalin - Warna: putih
- Bau: Tak berbau
- pH 1,85 pada 50 g/l 25 °C
- Titik lebur/rentang: 135 - 152 °C
- Titik didih/rentang didih (penguraian)
- Titik nyala : 173,9 °C Metoda: cawan tertutup
- Tekanan uap < 1 Pa pada 25 °C (senyawa anhydrat)
- Densitas 1,54 g/cm3 pada 20 °C
- Suhu penguraian > 170 °C

Identifikasi bahaya
- Dapat menyebabkan iritasi mata yang serius.

Penanggulangan
- Setelah menghirup: hirup udara segar.
- Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
- Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter
mata. Lepaskan lensa kontak.
- Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak).
Periksakan ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai