Disusun Oleh:
Ragil Galih Saputro (11210960000016)
Dosen Pengampu:
Dr. Meyliana Wulandari M.Si
Prinsip percobaan pada praktikum ini ialah mengidentifikasi anion golongan 25 hingga
33 yang terdapat dalam satu sample dengan mereaksikan berbagai pereaksi yang menghasilkan
tanda spesifik, berupa endapan dan perubahan warna.
Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi anion golongan 25
hingga 33 dengan menggunakan pereaksi yang ditentukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia analitik dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah
unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L.
Underwood:1993).
Dalam kimia analisis kualitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi
selektif yaitu pereaksi yang memberikan reaksi tetentu untuk beberapa jenis kation/anion,
sedangkan pereaksi spesifik adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu satu jenis
kation/anion. (Rifai, Harizul, 1994)
Anion adalah ion bermuatan negatif, misalnya ion yang tertarik ke anoda (elektroda
positif) dalam elektrolisis. Dalam tabung hampa elektronik, anoda menarik elektron dari
katoda, dalam alat elektronik vakum, elektron dipancarkan anoda dan mengalir ke katoda.
Kation adalah ion yang bermuatan positif, yaitu ion yang tertarik ke katoda selama
elektolisis. Dalam alat elektronik vakum, elektron dipancarkan oleh katoda atau mengalir
ke anoda (Anonim, 2007).
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik sepeti metode
yang telah diuraikan. Sampai kini, belum pernah ditemukan suatu skema yang benarbenar
memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan-
golongan utama, dan pemisahan berikutnya yang tanpa diragu-ragukan lagi dari masing-
masing golongan menjadi anggota - anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Namun
harus kita sebutkan disini, bahwa kita kita bisa memisahkan anion-anion kedalam golongan
- golongan utama, bergantung pada kelarutan garam - garam peraknya, garam kalsium atau
bariumnya, dan garam zinknya. Namun ini hanya boleh diangggap berguna untuk member
indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini, dan untuk memastikan hasil - hasil yang
diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana yang akan diuraikan. (G, Svehla,
1985)
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa
yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam
karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan
dianalisa berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat
dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut
(Anonim : 2011)
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion(kation/a
nion) tertentudengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah
pereaksi yangmemberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahanperubahan kimia
yang terjadi,misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, b au dan timbulnya
gas (G. Svehla :1985).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional,
yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan
pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. (Wiro,
2009).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat-alat
• Rak tabung reaksi
• Pipet tetes
• 20 buah tabung reaksi
• Penanggas air
• Kain lap dan tissue
• Sikat tabung reaksi
• Kertas label
C6H5COO-
MnO4 -
larutan sampel yang telah H2S dengan adanya Terbentuk uap NO2
diasamkan dengan asam asam sulfat encer, warna coklat kemudian dipanaskan
sulfat pekat, warna ungu warna larutan hilang kemerahan dan terbentuk larutan hijau
hilang dan terbentuk endapan larutan berubah dan bila ditambahkan ke
Sulfida menjadi biru dalam air yang volumenya
atau diasamkan dengan
H2SO4 encer, warna ungu
FeSO4 dengan asam terbentuk lagi.
mereduksi permanganat
menjadi mangan (II). Larutan
menjadi kuning karena
terbentuk ion Fe3+. Warna
kuning hilang jika
ditambahkan KF
Sampel CH3COONa 2M
CH3COO -
HCOO-
tidak
terbentuk gas terbentuk bau yan g terbentuk terbentuk warna terbentuk endapan
terbentuk endapan merah dalam suasan
CO pada sedap dari etil putih yang dapat endapan putih bila
pemanasan format dengan netral, warna hilang dipanaskan
direduksi dengan dengan penambaha n
pemanasan pemanasan dan HCl. Jika larutan merah
endapan berubah diencerkan dididihkan
jadi hitam terbentuk endapan
coklat
(COO )2
C4H4O6 2-)
C6H5O7 3-
C6H5COO-
terbentuk
endapan kristal terbentuk endapan putih terbentuk endapan warna
putih dalam suasana netral, jingga kekuningan dalam
endapan larut dengan air suasana netral. Endapan
panas dan mengkristal larut dengan HCl
setelah dingin
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. ANION KROMAT (CrO4 2-) DAN DIKROMAT (Cr2O7 2-) Sampel K2CrO4 atau
K2Cr2O7 0,1M
Reagen Hasil Persamaan Reaksi Hasil Pengamatan
CrO42- +
terbentuk endapan kuning Ba2+ →BaCrO4
muda yang tidak larut ↓
BaCl2 0,1M
dalam air dan asam asetat tapi
larut dengan asam mineral
CrO42- +
terbentuk endapan merak
2Ag+ →Ag2CrO4
kecoklatan yang larut
↓ Cr2O72- +
AgNO3 0,2M dengan HNO3 encer dan 2Ag+ →Ag2Cr2O7
NH4OH tapi tidak larut asam ↓
asetat
Reduksi kromat dan dikromat
Reagen Hasil Persamaan Reaksi Hasil Pengamatan
2CrO42- + 3SO2 +
Larutan mejadi hijau karena
4H+ → 2Cr3+ +
SO2 pembentukan ion kromium
3SO42- + 2H2O
(III)
2CrO42- + 6I- +
16H+ → 2Cr3+ +
Terbentuk larutan coklat atau
3I2
KI kebiruan yaitu terbentuk ion
Iod dan kromium (III)
Pembahasan
Pada percobaan pertama ialah identifikasi ANION KROMAT (CrO4 2-) DAN
DIKROMAT (Cr2O7 2-) Sampel K2 CrO4 atau K2Cr 2O7 0,1M direaksikan dengan reagen BaCl2
0,1M, AgNO3 0,2M dan Reduksi Kromat dan Dikromat (SO 2 dengan adanya asam mineral, SO 2
dengan adanya asam mineral dan FeSO 4 dengan asanya asam mineral). Ketika larutan sampel
direaksikan dengan reagen BaCl2 0,1M akan membentuk endapan berwarna kuning muda yang
tidak larut dalam air dan asam asetat tapi larut dengan asam mineral. Untuk ion dikromat
dihasilkan endapan yang sama tetapi endapan parsial.
Selanjutnya larutan sampel direaksikan dengan reagen AgNO 3 0,2M akan membentuk
endapan yang berwarna merah kecoklatan yang larut dengan HNO 3 encer dan NH4OH tapi tidak
larut asam asetat. HCl akan mengubah menjadi endapan yang berwarna putih. Endapan coklat-
kemerahan terbentuk apabila dipanaskan dengan air.
Kemudian uji coba kromat dan dikromat, yang pertama mereduksi kromat atau dikromat
SO2 dengan adanya asam mineral Larutan akan mejadi berwarna hijau karena pembentukan ion
kromium (III). Selanjutnya KI dengan dalam suasana asam mineral encer akan terbentuk
larutan coklat atau kebiruan yaitu terbentuk ion Iod dan kromium (III). Terakhir FeSO 4 dengan
asanya asam mineral akan mereduksi kromat dan dikromat dengan lancar.
MnO4- + 5Fe2+ +
Larutan menjadi 8H+
kuning karena → 5Fe3+ + Mn2+
FeSO4 terbentuk ion Fe3+. Warna + 4H2O
kuning hilang jika
ditambahkan KF
Pembahasan
Lalu larutan sampel direaksikan dengan reagen NaOH 0,08M dan kemudian dipanaskan
terbentuk larutan hijau, apabila ditambahkan ke dalam air yang volumenya atau diasamkan
dengan H2SO4 encer, warna ungu akan terbentuk lagi. Kemudian uji coba kromat dan
dikromat, yang pertama mereduksi kromat atau dikromat H 2S dengan adanya asam sulfat encer
warna larutan akan menghilang dan terbentuk endapan Sulfida. Selanjutnya FeSO4 dengan
asam mereduksi permanganat menjadi mangan (II). Larutan akan menjadi warna kuning karena
terbentuk ion Fe3+. Warna kuning akan menghilang jika ditambahkan KF.
c. ANION ASETAT (CH3COO-) Sampel CH3COONa 2M
Menghasilkan bau
yang mudah dikenali
H2SO4 encer seperti cuka karena
dilepaskan pada CH3COO- + H+ → CH3COOH
pemanasan ↑
terbentuk endapan
putih kristalin dalam
keadaan
dingin, endapan larut
AgNO3 0,2M
dalam
air mendidih dan
mudah larut dalam CH3COO- + Ag+ →
amonia encer CH3COOAg
pewarnaan merah-tua → *Fe3(OH)2(CH3COO)6++ +
karena terbentuk 2H+ →
kompleks, [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 4
FeCl3 0,6M dengan pendidihan H2O →3Fe(OH)2CH3OO ↓ + 3
terurai CH3COOH + H+
menjadi endapan
merah kecoklatan
Pembahasan
Pada percobaan ketiga ialah identifikasi ANION ASETAT (CH3COO-) Sampel
CH3COONa 2M direaksikan dengan reagen H 2SO4 encer, AgNO3 0,2M dan FeCl3 0,6M.
Ketika larutan sampel direaksikan dengan reagen H 2SO4 encer dan di panaskan, asetat akan
mengeluarkan bau yang khas dan mudah dikenali.
Selanjutnya larutan sampel direaksikan dengan reagen AgNO 3 0,2M akan terbentuk
endapan putih kristalin dalam keadaan dingin, endapan akan larut dalam air mendidih dan
mudah larut dalam amonia encer.
Lalu larutan sampel direaksikan dengan reagen FeCl 3 0,6M akan menghasilkan
pewarnaan merah-tua karena terbentuk kompleks, dengan adanya pendidihan terurai akan
menjadi endapan yang berwarna merah kecoklatan.
d. ANION FORMAT (HCOO-) Sampel HCOONa 1M
Reagen Hasil Persamaan Reaksi Hasil Pengamatan
HCOO- + H+ → HCOOH
terbentuk gas CO ↑
(SANGAT
H2SO4 pekat
BERACUN) pada
pemanasan
HCOONa + H2SO4 →
HCOOH ↑ + Na+ +
terbentuk bau yang sedap
etanol dan asam HSO4-
dari etil format
sulfat pekat
dengan pemanasan
HCOOH + C2H5OH →
HCOO. C2H5
terbentuk endapan putih HCOO- + Ag+ → HCOOAg
yang dapat direduksi ↓
AgNO3 0,2M dengan
2HCOOAg ↓ → 2Ag↓ +
pemanasan dan endapan
berubah jadi hitam HCOOH + CO2↓
BaCl2 atau
tidak terbentuk endapan _
CaCl2
6HCOO- +
terbentuk warna merah 3Fe3+→*Fe(HCOO)6+3+
dalam suasan netral, warna
hilang
FeCl3 3M dengan penambahan HCl.
Jika larutan merah
diencerkan dididihkan
terbentuk endapan coklat
Lalu larutan sampel direaksikan dengan reagen AgNO3 0,2M akan terbentuk endapan
warna putih yang dapat direduksi dengan pemanasan dan endapan akan berubah menjadi warna
hitam. Kemudian larutan sampel direaksikan dengan reagen BaCl2 atau CaCl2 tidak akan
terbentuk endapan apapun.
Lalu larutan sampel direaksikan dengan reagen FeCl3 3M akan terbentuk warna merah
dalam suasana netral, warna akan menghilang apabila ditambahkan HCl. Jika larutan merah
diencerkan dan dididihkan akan terbentuk endapan berwarna coklat. Terakhir larutan sampel
direaksikan dengan reagen HgCl2 0,2M akan terbentuk endapan berwarna putih apabila
dipanaskan.
Pembahasan:
Pada percobaan kali ini yaitu identifikasi ANION OKSALAT (COO)2 (COONa)2 0,1M
direaksikan dengan reagen AgNO 3 0,2M, KMnO4 0,2M dan CaCl2 0,2M. Ketika larutan sampel
direaksikan dengan reagen AgNO 3 0,2M akan terbentuk endapan yang berwarna putih seperti dadih
susu yang sedikit larut dalam tetapi larut dalam NH4OH dan dalam HNO3 encer. Selanjutnya larutan
sampel direaksikan dengan reagen KMnO 4 0,2M akan terbentuk larutan berwarna ungu, jika
dipanaskan dalam suasana asam warna ungu akan menghilang. Lalu larutan sampel direaksikan dengan
reagen CaCl2 0,2M akan terbentuk endapan putih kristalin yang tak larut dalam asam asetat encer tetapi
larut dalam asam klorida encer dan asam nitrat encer.
f. ANION TARTRAT (C4H4O6 2-) Sampel asam tartarat H2C4H4O6 0,1M atau garam
Rochelle KNa.C4H4O6 .4H2O 0,1M
terbentuk warna
lembayung-tua atau biru
Fenton _
setelah ditambahkan NaOH
berlebih
Pembahasan:
Percobaan keenam ialah identifikasi ANION TARTRAT (C4H4O6 2-) asam tartarat
H2C4H4O6 0,1M atau garam Rochelle KNa.C4H4O6 .4H2O 0,1M direaksikan dengan reagen
AgNO3 0,2M, CaCl2 0,1M, KCl 0,1M dan Fenton. Ketika larutan sampel direaksikan dengan
reagen AgNO3 0,2M akan terbentuk endapan putih seperti dadih dalam suasana netral.
Selanjutnya larutan sampel direaksikan dengan reagen CaCl2 0,1M akan terbentuk
endapan putih kristalin yang larut dalam asetat encer dan dalam asam mineral. Pengendapan
dipercepat dengan mengocok kuat-kuat tabung uji tersebut. Lalu larutan sampel direaksikan
dengan reagen KCl 0,1M dan asam dengan asam asetat akan terbentuk endapan yang tidak
berwarna secara perlahan-lahan.
Kemudian larutan sampel direaksikan dengan reagen Fenton satu tetes FeSO4 25% ke
dalam kira-kira 5 ml sampel yang netral atau asam lalu ditambahkan 2-3 tetes H2O2 10 ml akan
terbentuk warna lembayung-tua atau biru setelah ditambahkan NaOH berlebih.
g. ANION SITRAT (C6H5O7 3-) Sampel Na3.C6H5O7. 2H2O 0,5M (natrium sitrat)
Reagen Hasil Persamaan Reaksi Hasil Pengamatan
terbentuk endapan putih C6H5O73-+ 3Ag+ →
seperti dadih dalam Ag3.C6H5O7↓
suasana netral,
AgNO3
endapan larut dengan Ag3.C6H5O7↓ + 6NH3 →
NH4OH 3*Ag(NH3)2++ + C6H5O73-
encer
HgSO4 + C6H5O73- +
merkuri (II) KMnO4 + H2O →
Warna permanganat akan HgSO4.2HgO.2[CO(CH2.CO2
sulfat
hilang dengan cepat )2Hg+
asam
Pembahasan:
Pada percobaan ketujuh ialah identifikasi ANION SITRAT (C6H5O7 3-)
Na3.C6H5O7. 2H2O 0,5M (natrium sitrat) direaksikan dengan reagen AgNO3, CaCl2 1,5M
dan merkuri (II) sulfat asam. Kemudian larutan sampel direaksikan dengan reagen AgNO3 akan
terbentuk endapan putih seperti dadih dalam suasana netral, endapan juga larut dengan NH4OH
encer.
Selanjutnya larutan sampel direaksikan dengan reagen CaCl2 1,5M tidak terbentuk
endapan dalam suasana netral dalam dan keadaan dingin tetapi setelah dididihkan beberapa
menit akan menghasilkan endapan kristalin.
Lalu larutan sampel direaksikan dengan reagen merkuri (II) sulfat asam di panaskan sampai
mendidih lalu tambahkan beberapa tetes KMnO4 0,02M lalu warna permanganat akan hilang
dengan cepat.
C6H4(OH)COO- + Ag+
terbentuk endapana kristalin → C6H4(OH)COOAg↓
yang larut dalam air
AgNO3 0,5M
mendidih dan megkristal
setelah dingin
terbentuk merah-lembayung
FeCl3
tua dalam suasana netral
C6H4(OH)COO +
HNO3 →
terbentuk endapan C6H3(NO2)(OH)COOH↓
HNO3 2M encer
kristal + H2O
Pembahasan:
Pada percobaan kedelapan ialah identifikasi ANION SALISILAT C6H4(OH)COO
atau C7H5O3- Sampel Na. C7H5O3 0,5M direaksikan dengan reagen HCl encer, AgNO 3
0,5M, FeCl3 dan HNO3 2M encer. Kemudian larutan sampel direaksikan dengan reagen HCl
encer akan terbentuk endapan kristal yang larut dalam air panas yang setelah didinginkan.
Selanjutnya larutan sampel direaksikan dengan reagen CaCl2 1,5M AgNO3 0,5M akan
terbentuk endapana kristalin yang larut dalam air mendidih dan mengkristal setelah dingin.
Lalu larutan sampel direaksikan dengan reagen FeCl3 akan terbentuk warna merahlembayung
tua dalam suasana netral.
Larutan sampel direaksikan dengan reagen 2M encer, didihkan dan campuran
dituangkan ke dalam air dingin yang volume 4 kali lipat dari volume campuran, akan terbentuk
endapan kristal.
C6H4(OH)COO- + Ag+
terbentuk endapana kristalin → C6H4(OH)COOAg↓
yang larut dalam air
AgNO3 0,5M
mendidih dan megkristal
setelah dingin
Pembahasan:
Selanjutnya larutan sampel direaksikan dengan reagen CaCl2 1,5M AgNO3 0,5M akan
terbentuk endapana kristalin yang larut dalam air mendidih dan mengkristal setelah dingin.
Lalu larutan sampel direaksikan dengan reagen FeCl3 akan terbentuk warna merahlembayung
tua dalam suasana netral.
Kemudian larutan sampel direaksikan dengan reagen 2M encer, didihkan dan campuran
dituangkan ke dalam air dingin yang volume 4 kali lipat dari volume campuran, akan terbentuk
endapan kristal.
j. ANION BENZOAT (C6H5COO-) Sampel K.C7H5O2 0,5M
Reagen Hasil Persamaan Reaksi Hasil Pengamatan
C6H5COO- +
H+ → C6H5COOH↓
terbentuk endapan kristal
H2SO4 encer
putih
Pembahasan
Pada percobaan terakhir ialah identifikasi ANION BENZOAT (C6H5COO-) Sampel
K.C7H5O2 0,5M direaksikan dengan reagen H 2SO4 encer, AgNO3 0,5M dan FeCl3 1M.
Kemudian larutan sampel direaksikan dengan reagen H2SO4 encer menghasilkan endapan
kristal putih.
Selanjutnya larutan sampel direaksikan dengan reagen AgNO3 0,5M akan terbentuk
endapan berwarna putih dalam suasana netral, endapan juga larut dengan air panas dan akan
mengkristal setelah dingin. Lalu larutan sampel direaksikan dengan reagen FeCl3 1M akan
terbentuk endapan warna jingga-kekuningan dalam suasana netral. Endapan larut dengan HCl.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk mengidentifikasi
anion yang ada dalam suatu larutan dilakukan analisa anion secara kualitatif dengan cara
mengamati reaksi spesifik suatu sampel terhadap pereaksi tertentu. Terjadinya reaksi yang
menunjukkan adanya anion dapat berupa pelepasan gas atau uap, terbentuknya endapan dan
perubahan warna larutan.
DAFTAR PUSTAKA
L. Underwood, A., (1993), Analisis Kimia Kualitatif, Edisi IV. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Svehla, G. (1985). VOGEL: Buku Teks Anlisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro,