Anda di halaman 1dari 34

KATION GOLONGAN II

(LANJUTAN)
Nama Anggota Kelompok :

Abizar Alghifari (11210960000047)


Farhah Syahidatul Mala (11210960000055)
Syabillah Muliana Putri (11210960000073)
MATERI

PENDAHULUAN DIAGRAM PEMISAHAN

Definisi Identifikasi Kation


Sub-Golongan Arsen Gol. II (Lanjutan)
01
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Kation golongan II dibagi menjadi dua
sub-golongan :
1. Sub-golongan tembaga
2. Sub-golongan arsenik
Dasar dari pembagian : kelarutan endapan sulfida dalam
amonium polisulfida. Sementara sulfida dari
sub-golongan tembaga tak larut dalam reagensia,
sedangkan sulfida dari sub-golongan arsenik
melarut dalam membentuk garam tio.

. 4
02
Definisi Sub-Golongan
Arsen
Definisi Sub-Golongan Arsen

Sub-golongan arsenik terdiri dari ion


arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V),
timah(II), dan timah(IV). Ion-ion ini mempunyai
sifat-sifat amfoter. Sifat amfoter yaitu oksidanya
membentuk garam baik dengan asam maupun
dengan basa.
Semua sulfida dari sub-golongan arsenik
larut dalam amonium sulfida (tak berwarna),
kecuali timah(II) sulfida; untuk melarutkan yang
terakhir ini, diperlukan amonium polisulfida,
yang bertindak sebagian sebagai zat
pengoksida, sehingga terbentuk ion tiostanat.
Pengertian kation-kation
gol. Ii (lanjutan)
ARSENIK
Arsenik adalah zat padat yang berwarna abu-abu seperti
baja, getas dan memiliki kilap logam. Unsur ini tidak larut
dalam asam klorida dan asam sulfat encer; tetapi larut
dengan mudah dalam asam nitrat encer, menghasilkan ion
arsenit, dan dalam asam nitrat pekat atau dalam air raja atau
dalam larutan hipoklortit membentuk arsenat.

Ada dua deret senyawa arsenik, yaitu arsen (III) dan arsen
(V).
Senyawa-senyawa arsen (III) dapat diturunkan dari arsenik
trioksida amfoter yang menghasilkan garam, baik dengan
asam kuat maupun dengan basa kuat. Senyawa-senyawa
arsen (V) diturunkan dari senyawa arsen pentaoksida.
stibium

Stibium berbentuk logam putih, tidak larut dalam asam klorida


dan asam sulfat encer. Dalam asam sulfat pekat yang panas
ia akan melarut dengan perlahan-lahan dengan membentuk
ion stibium (III). Senyawa-senyawa stibium (III) mudah
dilarutkan dalam asam, pada mana ion Sb3+ adalah yang
stabil.
Senyawa-senyawa stibium (V) mengandung ion antionat,
SbO43-. Ciri-ciri khasnya adalah serupa dengan
senyawa-senyawa arsenik sepadannya.
TIMAH
Timah adalah logam putih perak, yang dapat ditempa dan dilihat
pada suhu biasa. Logam ini melarut dengan lambat dalam asam
klorida encer dan asam sulfat encer, dengan membentuk
garam-garam timah (II) atau stano.

Senyawa timah (II) atau stano, biasanya tak berwarna. Dalam


larutan asam, ion-ion timah (II) Sn2+ yang terdapat, sedangkan
dalam keadaan basa kita dapatkan ion-ion tetrahidroksostanat
(II) atau ion stanit [Sn(OH)4]2-

Senyawa-senyawa timah (IV) atau stanit adalah lebih stabil.


Dalam larutan airnya, senyawa-senyawa ini bisa terdapat
sebagai ion timah (IV), Sn4+ atau sebagai ion
heksahidroksostanat (IV) atau secara sederhana, stanat saja
[Sn(OH)6]2- .
03
DIAGRAM PEMISAHAN
TABUNG REAKSI A
(As3+)

Sampel As2O3 0,1 M atau Na3AsO3

+ gas H2S + CuSO4 + AgNO3 (0,3 M)


sangat
asam netral

larut dalam asam &


larut dalam
ammonia
larutan larut dalam asam
membentuk larutan
hidroksida alkali nitrat & ammonia
biru
TABUNG REAKSI B
(As5+)

Sampel Na2HAsO40,1 M

+ H2S + AgNO3 0,3 M + KI 0,2 M

Tidak terbentuk
endapan segera HCl endapan
dengan larutan pekat Ioudium
HCl
Dialirkan H2S
+ 1-2 ml Kloroform atau
Endapan larut dalam asam karbontetraklorida
belerang & amonia tapi
(lambat) tidak larut dalam larutan ungu
asam asetat
TABUNG REAKSI c
(Sb3+)

Sampel SbCl3 0,2 M

+ H2S Dituang ke + NaOH 1,2 Diteteskan


dalam Air M / Amonia pada + KI 1,2 M
lempengan
logam Zn Terbentuk
Tidak
terlalu warna
asam merah/
jingga
Terbentuk
larut Larut
Larut noda hitam
dalam HCl dalam
dalam
panas basa alkali
HCl
pekat 5 M
TABUNG REAKSI D
(Sb5+)

Sampel Sb2O5 0,2 M dalam HCl pekat

+ gas H2S + air diteteskan diatas


logam Zn atau Sn

larut dalam dalam


Ammonium sulfida
dan larutan hidroksi larut endapan larut baik
alkali dalam asam atau basa
TABUNG REAKSI E
(Sn2+)

Sampel SnCl2.2H2O 0,25 M

+ gas H2S + larutan NaOH (0,5M) + Hg2Cl20,25M

suasana asam
(HCl 0,25- 0,3 M)

dipanaskan dan
penambahan Hg2Cl2
larut dalam larut larut dalam berlebih
dalam HCl reagen
pekat jadi abu-abu
berlebihan
TABUNG REAKSI F
(Sn4+)

Sampel amonium heksaklorostanat (IV)


0,25 M

+ gas H2S + NaOH 1M + potongan besi

suasana gelatin
asam HCl larutan yang
0,3 M
mengandung ion
timah (II)

larut dalam HCl larut dalam


pekat, basa reagen
alkali berlebihan
Video identifikasi kation gol. Ii (lanjutan)
04
Identifikasi Kation
Gol. II (Lanjutan)
Identifikasi ARSEN (iiI)
1. Hidrogen Sulfida H2S : Endapan Kuning Arsenik (III) Sulfida:
2As3+ + 3H2S → As2S3 ↓ (kuning)+ 6H+
- Endapan tidak larut dalam HCl pekat, tapi larut dalam HNO3 pekat pa
As2S3 ↓ + 26HNO3 + 8H2O → 6AsO43- + 9SO42- + 42H2+ + 26NO
- Endapan larut dengan basa alkali dan amonia
As2S3 + 6OH- → AsO43- + AsS33- + 3H2O

2. Perak nitrat (Ag2NO3) : endapan kuning perak arsenit


dalam larutan netral (perbedaan dari arsenat):
AsO33- + 3Ag + → Ag3AsO3 ↓ (kuning perak)
Endapan larut baik dalam asam nitrat (a), maupun amonia (b) :
Ag3AsO3 ↓ + H+ → H3AsO3 + 3Ag+ (a)
Ag3AsO3 ↓ + 6NH3 → 3[Ag(NH3)] (b)
3. Larutan tembaga Sulfat (CuSO42- ) : endapan hijau tembaga arsenit
(hijau Scheele) yang dirumuskan berbeda-beda sebagai CuHAsO3 dan
Cu3(AsO3)2. xH2O, dari larutan netral. Endapan melarut dalam asam,
dan juga dalam larutan amonia dengan membentuk larutan biru.
Endapan juga melarut dalam larutan natrium hidroksida ; ketika
dididihkan, tembaga (I) oksida mengendap.
IDENTIFIKASI ARSEN (V)
1. Hidrogen sulfida : tak terjadi endapan segera dengan adanya asam
klorida encer. Jika aliran gas diteruskan, campuran arsenik (III)
sulfida, As2S3, dan belerang mengendap dengan lambat.
Pengendapan akan lebih cepat dalam larutan panas.
AsO43- + H2S → AsO33- + S ↓ + H2O
2AsO33- + 3H2S + 6H+ → As2S3 ↓ + 6H2O
Jika asam klorida pekat yang sangat berlebihan terdapat dalam
larutan, dan hidrogen sulfida dialirkan dengan cepat dalam larutan
yang dingin itu, mengendaplah arsenik pentasulfida, As2S5, yang
kuning; dalam larutan panas,endapan terdiri dari campuran tri-dan
penta-sulfida.
2. Perak nitrat : endapan merah kecoklatan, perak arsenat
Ag3AsO4, dari larutan netral (perbedaan dari arsenik dan pospat,
yang menghasilkan endapan-endapan kuning. Endapan larut
dalam asam dan amonia, tetapi tak larut dalam asam asetat.
AsO43- + 3Ag+ → Ag3AsO4 ↓
Reaksi ini dapat dipakai sebagai uji yang peka terhadap arsenik,
secara berikut. Uji ini hanya dapat dipakai bila tidak ada ion-ion
kromat heksasianoferat (II) da (III), yang juga memberi
garam-garam perak yang berwarna yang tak larut dalam asam
asetat.
IDENTIFIKASI STIBIUM (iII)
1. Hidrogen sulfida: endapan merah jingga stibium tri sulfida, Sb2S3, dari
larutan-larutan yang tak terlalu asam. Endapan larut dalam asam klorida
pekat panas (perbedaan dan metode pemisahan dari arsenik (III) sulfida
dan merkurium (II) sulfida), dalam amonium polisulfida (membentuk
tioantimonat), dan dalam larutan hidroksida alkali (membentuk antimonit
dan tioantimonit).
2Sb3+ +3H2S → Sb2S3 ↓ + 6H+
Sb2S3 ↓ + 6HCl → 2Sb3+ + 6Cl- + 3H2S ↑
Dengan mengasamkan larutan tioantimonat dengan asam klorida
mula-mula stibium pentasulfida diendapkan tetapi biasanya terurai sebagian
menjadi sulfida dan belerang:
2SbS43- + 6H+ → Sb2S5 ↓ + 3H2S ↑
Sb2S5 ↓ → Sb2S3 ↓ + 2S ↓
IDENTIFIKASI STIBIUM (iIi)
2. Natrium Hidroksida : endapan putih 3. Zink (Zn) : endapan hitam, yaitu stibium.
stibium (III) perak oksida terhidrasi
Sb2O3xH2O Jika sedikit stibium klorida itu dituang di atas
lembaran tipis platinum dan sekeping logam
Larut dalam basa alkali yang pekat zink sitaruh diatas lembaran itu terbentuk
(5M) membentuk antimonit. noda hitam stibium di atas platinum; noda
2Sb3+ + 6OH- → Sb2O3 ↓ + 3H2O (endapan) itu harus dilarutkan dalam sedikit
asam nitrat encer panas dan hidgrogen
Sb2O3 ↓ + 2OH- → 2SbO2- + H2O sulfida dialirkan ke dalam larutan setelah
diencerkan, maka kita akan memperoleh
4. Kalium iodida : warna menjadi endapan jingga, stibium trisulfida.
merah karena pembentukan garam 2Sb3+ + 3Zn ↓ → 2Sb ↓ + 3Zn2+
kompleks
Sb3+ + 6I- → [SbI6]
5. Kawat Besi : endapan hitam stibium. Ini dapat dipastikan dengan cara yang
IDENTIFIKASI STIBIUM (iIi)
diuraikan pada reaksi 3.
2Sb3+ + 3Fe → 2Sb ↓ + 3Fe2+
6. Reagensia Rodamina-B

Pewarnaan lembayung atau biru dengan stibium kuinkuevalen (bervalensi 5) Stibium


tervalent tak memberi respon terhadap uji ini maka harus dioksidasikan dengan kalium atau
natrium nitrit dengan disertai asam klorida pekat. Dalam golongan IIB SbCl3 selalu terbentuk
bersama-sama SnCl4, endapan diolah dengan asam klorida : dengan mengoksidasikan
Sb(III) menjadi Sb (V) dengan sedikit nitrit padat, kita mendapat satu cara yang baik sekali
untuk menguji Sb meskipun ada Sn dalam jumlah yang jauh lebih banyak.

7. Reagensia asam fosfomolibdat (H3[PMo12O40]) : ‘biru molibdenum’ dihasilkan oleh


garam-garam stibium (III) dari ion-ion dalam golongan II, hanya timah (II) yang mengganggu
pada uji ini. Larutan uji boleh terdiri dari larutan yang telah disaring, yang diperoleh dengan
IDENTIFIKASI STIBIUM (v)

1. Hidrogen Sulfida (H2S) : endapan merah-jingga stibium pentasulfida,


Sb2S5, dalam larutan yang sedang asamnya. Larutan ini larut dalam
larutan amonium sulfida (menghasilkan tioantimonat)., dalam larutan
hidroksida alkal, dan juga dilarutkan oleh asam klorida pekat dengan
pembentukan stibium triklorida dan pemisahan belerang. Garam tio
ini terurai oleh asam, padamana pentasulfida diendapkan.
2Sb5+ + 5H2S → Sb2S5↓ + 10 H+
Sb2S5 ↓ + 3S2- → 2SbS43-
Sb2S5 ↓ + 6OH- → SbSO33- + SbS43- + 3H2O
Sb2S5 ↓+ 6H+ → 2Sb3+ + 2S↓ + 3H2S ↑
IDENTIFIKASI STIBIUM (v)
 
Identifikasi timah (ii)

1. Hidrogen Sulfida : endapan coklat timah (II) sulfida, SnS, dari larutan
yang tak terlalu asam (misalnya dalam asam klorida 0,25-0,3M atau pH kira-kira
0,6). Endapan larut dalam asam klorida pekat (perbedaan dari arsenik (III)
sulfida dan merkurium (II) sulfida); juga larut dalam [(NH4)2Sx] kuning, tetapi
tidak dalam larutan amonium sulfida [(NH4)2S] yang tak berwarna dengan
membentuk tiostanat. Jika larutan amonium tiostanat ini diolah dengan asam,
akan menghasilkan endapan timah (IV) sulfida, SnS2.
Sn2+ + H2S → SnS↓ + 2H+
SnS↓ + S22- → SnS32- ↓ + H2S↓
Timah (II) sulfida praktis tak larut dalam larutan basa alkali; maka jika larutan
kalium hidroksida yang digunakan untuk memisahkan golongan IIA dan
golongan IIB, timah harus dioksidasikan ke keadaan kuadrivalennya dulu
dengan hidrogen peroksida, sebelum diendapkan dengan hidrogen sulfida.
Identifikasi timah (ii)

2. Larutan merkurium (II) klorida : endapan putih


merkurium (I) klorida (kalomel) terbentuk, jika sejumlah
besar reagensia ditambahkan dengan cepat :
Sn2+ + Hg2Cl2 → Hg2Cl2↓ + Sn4+ + 2Cl-
Tetapi jika ion timah (II) terdapat berlebihan, endapn
berubah jadi abu-abu terutama dengan pemanasan,
karena tereduksi lebih lanjut menjadi logam merkurium :
Sn2+ + Hg2Cl2 → 2Hg↓ + Sn4+ + 2Cl-

3. Natrium hidroksida : endapan hitam timah (II) hidroksida


yang larut dalam alkali berlebihan.
IDENTIFIKASI TIMAH (iV)

1. Larutan Hidrogen Sulfida : endapan kuning timah (IV) sulfida,


SnS2 dari larutan asam encer(0,3M). Endapan larut dalam asam
klorida pekat (perbedaan dari arsenik (III) dan merkurium (II)
sulfida ), dalam larutan hidroksida logam-logam alkali dan juga
dalam amonium sulfida dan amonium polisulfida. Timah (IV)
sulfida kuning mengendap, setelah larutan diasamkan.
Sn4+ + 2H2S → SnS2↓ + 4H
SnS2↓ + S2- → SnS32-
SnS2↓ + 2S2- → SnS32- + S32-
SnS32- + 2H+ → SnS2↑ + H2S↓
 
KESIMPULAN

Pembeda kation golongan IIa dan IIb yaitu kation golongan IIb larut
dengan amonium polisulfida membentuk garam tio. Sub-golongan arsenik
terdiri dari ion arsenik (III), arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (II),
dan timah (IV) dengan reagensia yaitu H2S yang akan membentuk
endapan kuning jika direaksikan dengan As3+ dan As5+, membentuk
endapan jingga jika direaksikan dengan Sb3+ dan Sb5+, membentuk
endapan coklat jika direaksikan dengan Sn2+, dan membentuk endapan
kuning jika direaksikan dengan Sn4+.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai