Anda di halaman 1dari 17

Analisis Uji Kation Dan Uji Kation Pada Kosmetik A. Tujuan Percobaan 1.

Mengenal sifat-sifat unsur dan ion-ionnya dalam larutan m elalui pengamantan. 2. Melakukan analisis kation dalam suatu cuplikan melalui pe nentuan golongan dan tes khusus. B. Dasar Teori Analisis kualitatif merupakan an alisis yang dilakukan untuk mengetahui unsur apa yang terdapat pada suatu sampel . Analisis kualitatif unutk zat organik terdiri dari: Analisis Anion Analisis Ka tion Menemukan adanya kation dan anion dalam suatu analit, baik yang terdiri dari zat tunggal(satu kation dan satu anion) atau zat majemuk/campuran(lebih dari satu k ation dan anion, memerlukan sistematika tertentu. Apabila analit berupa larutan dapat langsung dianalisis, tetapi apabila berupa zat padat atau campuran padat d an cair, perlu dicari pelarut yang sesuai. Dalam sistem H2S kation golongan I (g ol. perak) diendapkan sebagai garam kloridanya dengan penambahan larutan HCl. En dapan yang terjadi semua berwarna putih. Kation- kation golongan II (IIAgol.temb aga;IIB-gol.arsen)di endapkan sebagai garam sulfidanya dengan cara mengalirkan g as H2S dalam larutan analit yang suasananya asam.endapan slfida warnanya bermaca m-macam, sehngga dapat di gunakan untuk menduga katio yang ada. Kation-kation Go longan IIIA (gol.besi) di endapkan sebagai hidroksidanya dengan menambahkan NH4C l dan NH4OH. Endapan Hidroksida pada golongan ini warnanya bermacam-macam.kation golongan IIIB (gol.seng) di endapkan sebagai garam sulfidanya dengan mengalirka n gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan buffer NH4Cl + NH4OH).Kation-kation golongan IV (gol.kalsium) di endapkan sebagai garam karb onatnya dengan menambahkan larutan ammonim karbonat ke dalam larutn analit yang suasananya basa (dengan buffer NH4OH +NH4Cl). 1

Kation-kation Golongan V (gol.alkali) merupakan golongan sisa,setelah di lakukan pemisahan . Untuk menentukan adanya kation NH4+ harus diambil dari larutan anali t mulamula(sebelum dilakukan pemisahan). Untuk Kation-Kation Ca2+,Ba2+,Sr2+,Na+, dan K+,identifikasi dapat d lakuka dengan uji nyala. Analisis kation dalam tiaptiap golongan dilakukan sesuai langkahlangkah tertentu,sehingga masing-masing ka tion dapat di lakukan sesuai langkah-langkah tertentu,sehingga masing-masing kat ion akhirnya dapat identifikasi. Sebelum menentukan anion dalam suatu analit,per lu membuat larutan persiapan yang diolah dengan Na2CO3 jenuh,sehingga didapatkan larutan garam natriumnya yang mudah larut dalam air. Tembaga (Cu , Ar = 63,54) adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia melebur pada 103 8 C. Karena potensial elektrodanya positif (+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer , meskipun dengan adanya oksi gen ia bisa larut sedikit. Asam Nitrat yang sedang pekatnya (8M) engan mudah mel arutkan tembaga. Asam sulfat panas juga melarutkan tembaga. Tembaga mudah pula l arut dalam air raja. Ada dua deret senyawa tembaga . Senyawa-senyawa tembaga (I) diturunkan dari tembaga (I) oksida Cu2O yang merah, dan mengandung ion tembaga( I), Cu+. Senyawa-senyawa ini tak bewarna, kebanyakan garam tembaga(I) tak larut dalam air, perilakunya mirip perilaku senyawa perak. Mereka mudah dioksidasikan menjadi senyawa tembaga(II), yang dapat diturunkan dari tembaga(II) oksida, CuO, hitam. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat ,padat, maupun dalam larutan air. Reaksi ion tembaga(II) dengan Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh) terbentuk endapan hitam, tembaga(II) sulfida : CU2 + + H2S CuS + 2H+ Larutan harus asam (1M dalam asam klorida) untuk memperoleh en dapan kristalin yang mudah disaring. Tanpa adanya asam, atau dalam larutan yang hanya sedikit sekali asam, diperoleh endapan koloid yang hitam kecoklatan. Denga n menambah sedikit asam dan mendidihkan, dapat tercapai koagulasi(penggumpalan). Endapan tak larut dalam asm sulfat encer (1M) mendidih (perbedaan dari cadmium) , dalam natrium hidroksida, natrium sulfide, ammonium sulfide dan hanya sedikit sekali larut dalam polisulfida. Reaksi ion tembaga(II) dengan larutan ammonia bi la ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk endapan biru suatu gar am basa(tembaga sulfat basa) : 2Cu2+ + SO42+ 2NH3+ + 2H2O Cu(OH)2.CuSO4 + 2NH4+ Yang larut dalam reagensia berlebihan, pada mana terjadi warna biru tua,yang dis ebabkanoleh terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat(II). Jika larutan mengand ung garam ammonium (atau larutan itu sangat asam, dan ammonia yang dipakai untuk menetralkannya sangat banyak), pengendapan tak terjadi sama sekali, tetapi warn a biru langsung terbentuk. Klorida, Cl- ,kelarutan kebanyakan klorida larut dala m air. Merkurium(I) klorida (Hg2Cl2), Perak klorida (AgCl), Timbel klorida PbCl2 (yang ini sangat sedikit larut dalam air dingin tetapi mudah larut dalam air men didih), tembaga(I) klorida, bismut oksiklorida, tak larut dalam air. 2

Endapan AgCl yang seperti dadih dan putih, ia tak larut dalam air dan asam nitra t encer, tetapi larut dalam larutan amonia encer dan dalam larutan kalium sianid a dan tiosulfat. Cl- + Ag+ AgCl(s) + 2NH3 AgCl(s) [Ag(NH3)2+] + ClPada analisis kation, kation yang dipelajari adalah sebagai berikut: 2+,Ca2+,Ba2 +,Mg2+,Hg2+,Pb2+,Cu2+,Sn2+,Fe3+,Co2+,Mn2+,Ni2+,Al3+,K+,Ag2+,dan sebagainya. NH4 ,Na + Tahapan analisis kualitatif yang dilakukan adalah sebagai berikut: A. Analisis P endahuluan Pada cuplikan dilakukan pemeriksaan pendahuluan yaitu pengamatan sifat fisika yaitu warna,bentuk kristal,dan tes kelarutan dalam air. B. Tes Nyala Untu k menganalisis suatu kation dalam cuplikan,dapat dilakukan dengan tes nyala. Beb erapa logam mempunyai warna nyala tertentu bila dipanaskan dalam air. Tabel 3. W arna Nyala Pada Unsur Logam Logam-logam Na K Li Ca Sr Cu + logam Boraks Pb,As,Sb ,Bi Warna Nyala Kuning Lembanyung(kaca kobalt) Merah Padam Merah Kuning Kuning H ijau Hijau Biru Muda C. Penentuan Golongan Kation Untuk identifikasi kation secara sistematis,harus d ilakukan pemisahan golongan. Setelah itu baru dilakukan uji spesifik setiap kati on yang ada dalam golongan tersebut. Untuk mengidentifikasi keberadaan di dalam cuplikan. Dalam analisa kation ini terdapat lima golongan Golongan I : kation go longan ini memebentuk endapan dengan HCl encer. Ion-ion golongan ini adalah timb al (Pb), merkurium (I) (Hg2+) dan perak (Ag). Ag+,Pb+,akan mengendap sebagai gar am klor dalam kondisi asam yang kuat. 3

Golongan II: kation golongan ini tidak bereaksi dengan HCl. Tetapi membentuk end apan dengan H2S dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah me rkurium (II); tembaga; bismuth; cadmium; arsenic (III) dan (IV); Stibium (III) d an (V); timah (II), (III) dan (IV). Keempat ion pertama merupakan sub golongan I IA dan keenam yang terakhir sub golongan IIB,sementara sulfida dari kation dalam golongan IIA tak dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfida dalam golongan IIB justru dapat larut. Pb2+,Hg2+,Cu2+,Sn2+ akan mengendap sebagai garam sulfid a atau hidroksida dalam suatu sedikit basa Golongan III: kation ini tidak bereak si dengan HCl encer, Ataupun dengan H2S dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan (NH4)2S dalam suasana netral atau amoniakal . Kation golongan ini adalah kobalt (II);,nikel (II); besi(II) dan (III); kromiu m (III) alumunium; zink serta mangan (II). e2+,Fe3+,Co2+,Mn2+,Ni2+,Al3+ akan men gendap sebagai garam atau hidroksida dalam sedikit basa. Golongan IV : kation go longan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation golon gan ini membentuk endapan dengan (NH4)2CO3 dengan adanya NH4Cl dalam suasana net ral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah Kalsium; Strantium; dan Barium. Ca2+,Ba2+,tetap berada dalam larutan setelah pemeriksaan kation golonga n 1,2,3 Golongan V : kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagens ia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, yang meliputi i on-ion magnesium; natrium; kalium; ammonium; litium dan hidrogen.NH4+,Mg2+,K+,Na +. Golongan 5 dapat dipisahkan langsung dari golongan 1-4 karena H2S mempunyai b au yang tidak enak serat berbahaya. Maka menggunakan tiosetamida,tetapi berupa l arutan jenuh. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi denga n reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan. Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaran ya : 1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida e ncer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. 2. Golongan II : Kation golongan ini b ereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida da lam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. 3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida enc er, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kati on ini membentuk endapan 4

Larutan Larutan yang tidak diketahui endapan endapan endapan Larutan Larutan Larutan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co , Fe, Al, Cr, Endapan Co, Mn, Zn. 4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbona t dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion go longan ini adalah Ba, Ca, Sr. 5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tida k bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kati on yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. D. Sistematika Pem isahan Golongan untuk Kation +(NH4)2C03 Terdapat kation golongan 1-4 + HCL 6M Golongan 1 Golongan 2-4 Golongan 3 dan 4 Golongan 4 Beberapa sample kosmetik seperti bedak, eyeshadow, perona pipi dan sebagainya da pat di uji logam-logam yang terdapat dalam kosmetik tersebut dengan menggunakan reagensia yang digunakan untuk mendeteksi kation golongan I-V. bila kosmetik ter sebut mengendap dengan reagensia I-V, berarti dalam kosmetik tersebut mengandung logam-logam yang ada pada golongan kation I-V. C. Alat dan Bahan Alat 5

Bunsen Penangas Air Pipet Tetes Bahan Gol III : Fe, Al, Zn Gol IV : Ba, Ca HCl Spatulla NH4OH Na2CO3 Bunsen Na-Asetat HNO3 Na-Fospat H2SO4

Gol I : Ag dan Pb Gol II : Pb, Bi, Cu, Hg H2S / (NH4)2S NH3 NaOH KI

(NH4)2CO3

K2CrO4

K2SO4

H2O

H2O2

Na2HPO4

D. Langkah Kerja E> Kation Golongan I 1. Ion Perak : Ag+ (tidak berwarna) a. Larutan Kation Ag+ ditambahkan HCL, amati , kemudian tambahkan dengan NH3 dan air panas kemudian amati. b. Larutan Kation Ag+ ditambahkan HCL, amati, kemudian tambahkan dengan H2S / (NH4)2S, amati, kemu dian tambahkan lagi dengan HNO3 pekat, amati lagi dan dididihkan kemudian amati. c. Larutan Kation Ag+ , ditambahakan 6

NH3 NaOH KI Na2CO3 Na2HPO4 2. Ion Timbal : Pb2+ (tidak berwarna) a. Larutan Kation Pb+2 ditambahkan HCL, amati, kemudian tambahkan dengan NH3 dan air panas kemudi an amati. b. Larutan Kation Pb+2 ditambahkan HCL, amati, kemudian tambahkan deng an H2S / (NH4)2S, amati, kemudian tambahkan lagi dengan HNO3 pekat, amati lagi d an dididihkan kemudian amati. c. Larutan Kation Pb+2, ditambahkan NH3 NaOH KI Na 2CO3 Na2HPO4 amati, kemudian berlebih, amati kembali amati, kemudian berlebih, a mati kembali F> Kation Golongan IIA Sampel : Pb+2, Bi+3, Cu+2, dan Hg+2 a. Sampel ditambahkan dengan : NH4OH KI NaOH amati, kemudian berlebih, amati kembali G> Kation Golongan IIIA Sampel : Fe dan Al a. Sampel ditambahkan dengan : amati, kemudian berlebih, amati kembali 7 (NH4)2S / H2S (NH4)2S / H2S

NH4OH

Na-asetat

Na Na-fosfat NaOH 2 CO3 H> Kation Golongan IIIB Sampel : Co a. Sampel ditambahkan dengan : (NH4)2S / H2S at NaOH Na2CO3 amati, kemudian berlebih, amati kembali I> Kation Golongan IV Sampel : Ba dan Ca a. Sampel ditambahkan dengan : 2SO4 amati, kemudian berlebih, amati kembali (NH4)2CO3 NH4OH Na-asetat Na-fosf

NH4OH

H2SO4

K2CrO4

b. Analisis Kualitatif Kosmetik a. Diambil sampel kosmetik, dimasukkan kedalam tabung reaksi. b. Ditambahkan HCl 6 M beberapa tetes, kemudian akan dihasilkan endapan dan filtrat. c. Endapan : ditambahkan HCl 6 M, jika terdapat endapan tambahkan air panas. Kemudian pisahka n untuk uji Pb, Ag, dan Hg. Untuk uji Pb, tambahkan dengan pereaksi K2CrO4 jika terdapat Pb akan terdapat endapan PbCrO4. Untuk uji Ag dan Hg. Tambahkan dengan NH3, jika larut maka terdapat Ag dan jika terdapat endapan maka terdapat Hg. d. Filtrat : ditambahkan dengan H2O2 3%, HCl 6 N kemudian panaskan, setelah itu tam bahkan dengan (NH4)2S dan NH4OH. Kemudian endapannya diperlakukan uji golongan I I. Filtratnya 8

ditambahkan dengan NH4OH dan H2S, endapannya uji golongan III B, dan filtratnya diuapkan, kemudian ditambahkan dengan HNO3, panaskan (residu golongan V)

E. Pengamatan dan Pembahasan Pengamatan Tabel. Uji Golongan I Pb2+ No. 1 Pereaksi HCl + NH3 + 2 Air Panas Pengamatan Endapan Putih Endapan putih le bih banyak Endapan putih, larutan bening Endapan Putih Endapan Hitam Endapan Put ih, gas Endapan hitam, lar bening Endapan Putih Larut Endapan Putih Endapan puti h Endapan Kuning Tak ada, Perubahan Endapan Putih Larut Endapan Putih Reaksi Pb2 + + 2Cl- PbCl2 tak ada kompleks amina (tetapi Pb(OH)2 ) 33.4 g PbCl2 larut per li ter pada 100oC Pb2+ + H2S PbS + 2H+ 3PbS + 8HNO3 3Pb2+ + 2NO + 4H2O + 3S S + 2H O3 SO42- + 2H+ + 2NO Pb2+ + SO42- PbSO4 Pb2+ + 2NH3 + 2H2O Pb(OH)2 + 2NH4+ Pb2+ tak membentuk kompleks amina Pb(OH)2 + 2OH- Pb(OH)2 Pb(OH)2 + 2OH- [Pb(OH)4 ]2- Pb(OH)2 : Amfoter Pb2+ + 2I- PbI2 tak ada kompleks Iod. 2Pb2+ + 2CO3 + H2O Pb(OH )2 + PbCO3 + CO2 Pb(OH)2 + PbCO3 + 4H+ 2Pb2+ + 3H2O + CO2 3Pb2+ 2HPO42- Pb3(P 2 + 2H+ ( + HCl) + H2S + + HNO3 pekat Dididihkan 3 NH3 + Berlebihan 4 NaOH + Berlebihan 5 KI + Berlebihan Na2CO3 + Dididihkan 6 7 Na2HPO4 Tabel. Uji Golongan I Ag+ No. 1 Pereaksi HCl + NH3 + Air Panas Pengamatan Endapan Putih Endapan Putih Sedi kit larut Reaksi Ag+ + 2Cl- AgCl AgCl + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + Cl9

2 ( + HCl) + H2S + + HNO3 pekat Dididihkan Endapan Putih Endapan Hitam Endapan Putih Endapan Putih Tidak berubah Tidak beru bah Tidak berubah Endapan Coklat Tak Larut (endapan banyak) Endapan Kuning Tak a da, Perubahan Endapan Putih Kekuningan Larut Endapan Kuning Ag+ + 2Cl- AgCl 2Ag+ + H2S Ag2S + 2H+ 3Ag2S + 8HNO3 O S + 2HNO3 SO42- + 2H+ + 2NO 2Ag+ + 2NH3 + H2O AgO [Ag(NH3)2]+ + 2NH4+ 2Ag+ + 2OH- AgO + H2O AgO + H2O AgI tak ada kompleks Iod. 2Ag+ + 2CO32- Ag2CO3 Ag2CO3 PO4 + H+ 3 NH3 + Berlebihan 4 NaOH + Berlebihan 5 KI + Berlebihan Na2CO3 + Dididihkan 6 7 Na2HPO4 Tabel. Uji Golongan II Hg2+ No. 1 Pereaksi (NH4)2S + 2 Berlebihan Pengamatan Endapan Hijau Endapan Hitam, la rutan coklat terang Endapan putih Endapan putih banyak Endapan Putih sedikit Kol oid putih sedikit Tidak berubah Berlebihan Endapan merah, larutan orange tua Hg2 + + 2OH- HgO + H2O tak ada kompleks. Hg2+ + 2I- HgI2 Reaksi 3Hg2+ + 2Cl- + (NH4) 2S Hg3S2Cl2 + 4H+ Hg3S2Cl2 + (NH4)2S 3HgS + 2H+ + 2Cl2Hg2+ + 2NO3- + 4NH3 + H2O Hg O.Hg(NH2)NO3 + 3NH4+ NH4OH + Berlebihan 3 NaOH + Berlebihan 4 KI + Tabel. Uji Golongan II Bi3+ No. 1 Pereaksi (NH4)2S + 2 Berlebihan Endapan Putih Bi3+ + NO3- + 3NH3 + 2H2O Bi (OH)2NO3 + 2NH4+ Pengamatan Endapan hitam Reaksi 2Bi3+ + 3(NH4)2S Bi2S3 + 6H+ NH4OH 10 2NO + 6NO3- + S + 6Ag+ + 2NH4+ 2Ag2O + 4NH3 + H2O 2Ag(OH)2 2Ag+ + 2OHAg+ + 2AgO + CO2 3Ag+ HPO42-

+ 2 I

+ 3 Berlebihan Tak Larut Endapan Putih Sedikit Larut Endapan Hitam Bi3+ + 3OH- Bi(OH)3 tak ada kompleks. Bi3+ + 3I- BiI3 BiI3 + I- [BiI4]NaOH + Berlebihan KI + Berlebihan 4 Endapan Jingga Tabel. Uji Golongan II Cu2+ No. 1 Pereaksi (NH4)2S + 2 Berlebihan Endapan Biru Endapan Biru Tua Endapan Biru Tak Larut Endapan Putih, Larutan Coklat Tak Larut 2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O C u(OH)2.CuSO4 + 2NH4+ Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH3 2[Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2OHCu2+ + 2OH Cu(OH)2 tak ada kompleks. 2Cu2+ + 5I- CuI + I3tak ada kompleks. Pengamatan Enda pan coklat kehitaman Reaksi Cu2+ + (NH4)2S CuS + 2H+ NH4OH + Berlebihan 3 NaOH + Berlebihan KI + Berlebihan 4

Tabel. Uji Golongan III Fe2+ No. 1 3 Pereaksi H2S NH4OH Pengamatan Endapan berbentuk selai hijau gelap Endapa n abu-abu, larutan hijau 4 5 6 7 NaOH CH3COONa Na2CO3 Na2HPO4 Endapan hijau Enda pan Kuning Endapan Putih Endapan Putih Reaksi 2Fe3+ + H2S 2Fe 2+ + S + 2H+ FeS + 2H+ Fe2+ + H2S 4FeS + 9O2 2Fe2O(SO4)2 Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 Fe2+ + CH3COONa [F H)2(CH3COO0)6]+ + 2H+ 2Fe2+ + 2CO3 + H2O Fe(OH)2 + FeCO3 + CO2 3Fe2+ 2HPO42- Fe3 (PO4)2 + 2H+ 11

Tabel. Uji Golongan III Al3+ No. 1 3 4 5 6 Pereaksi H2S( + HCl) NH4OH NaOH CH3COONa Na2CO3 Gas Karbon 7 Na2HP O4 Endapan Putih Pengamatan Endapan Putih Endapan Putih Endapan Putih Endapan Pu tih Endapan Putih Reaksi Al3+ + H2S AlS + 2H+ Al3+ + 3NH3 + 3H2O Al(OH)3 + 3NH4+ Al3+ + 3OH- Al(OH)3 Al3+ + 3CH3COO- + 2H2O Al(OH)2CH3COO + 2CH3COOH Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+ CO32- + 2H+ H2CO3 H2O + CO2 Al3+ + HPO42- AlPO4 + H+ Tabel. Uji Golongan III Zn2+ No. 1 3 4 5 6 Pereaksi H2S( + HCl) NH4OH NaOH CH3COONa Na2CO3 Gas Karbon 7 Na2HP O4 Endapan Putih Pengamatan Endapan Hitam Endapan Putih Endapan Putih (seperti G elatin) Endapan Kuning Endapan Putih Reaksi Zn2+ + H2S ZnS + 2H+ Zn2+ + 2NH3 + 2 H2O Al(OH)3 + 3NH4+ Zn2+ + 2OH- Zn2+ + 2H2O Al3+ + 3CH3COO- + 2H2O Al(OH)2CH3COO + 2CH3COOH Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+ CO32- + 2H+ H2CO3 H2O + CO2 3Zn2+ + 2HPO42 - Zn3(PO4)2 + 2H+ Tabel. Uji Golongan IV Ba2+ No. 1 3 4 Pereaksi NH4OH (NH4)2CO3 H2SO4 Endapan Putih Endapan Putih Endapan Put ih (seperti Gelatin) Pengamatan Reaksi Ba2+ + NH4OH Ba(OH)2 + NH3+ Ba2+ + (NH4)2 CO3 NH3+ + BaCO3 Ba2+ + H2SO4 BaSO4 + 2H2O 12

5 6 K2CrO4 K2SO4 Endapan Kuning, larutan kuning Endapan Putih Ba2+ + K2CrO4 BaCrO4 + 2K+ Ba2+ + K2SO4 BaSO4 + 2K+ Tabel. Uji Golongan IV Ca2+ No. 1 3 4 5 6 Pereaksi NH4OH (NH4)2CO3 H2SO4 K2CrO4 K2SO4 Pengamatan Sedikit end apan putih lar. Keruh sedikit endapan Putih Endapan Putih (seperti Gelatin) Laru tan Kuning Tidak ada perubahan Reaksi Ca2+ + NH4OH Ca(OH)2 + NH3+ Ca2+ + (NH4)2C O3 NH3+ + CaCO3 Ca2+ + H2SO4 CaSO4 + 2H2O Ca2+ + K2CrO4 K2CrO4 + Ca2+ Ca2+ + K2SO4 K2SO4 + Ca2+ Uji kualitatif Sample Kosmetik No 1 2 3 4 5 6 7 Pengamatan PbCrO4 Ag Hg Golongan II Golongan III A Golongan III B Golongan V Negatif Positif Positif Endapan putih kehijauan Endapan Abu-abu Ti dak ada endapan Larutan berwarna kuning Hasil Pembahasan Pada percobaan Ag ditambahkan dengan amonia, keterangan dari buku dij elaskan terdapat endapan putih dari senyawa AgO. Namun percobaan kenyataannya senyawa Ag ditambah kan dengan amonia tidak mengalami perubahan apapun, hal tersebut disebabkan kare na senyawa tersebut setelah penambahan amonia tidak ditambahkan dengan air sehin gga tidak mengalami perubahan berupa terbentuknya endapan putih. 13

Begitu juga dengan Pb yang seharusnya endapannya larut dengan air panas, namun k enyataan masih terdapat endapan, hal tersebut dikarenakan jumlah air panas yang ditambahkan tidak sebanding dengan endapan yang terbentuk, sehingga air panas te sebut tidak mampu melarutka seluruh jumlah endapan yang terbentuk. Pada percobaa n diatas, pada uji besi (II) reaksi pada pengamatan dengan teori agak sedikit be rbeda karena kemungkinan pada percobaan besi (II), besi (II) teroksidasi dengan adanya reaksi dengan oksigen menjadi besi (III). Sehingga harus dilihat pada has il pengamatan reaksi yang terjadi pada sampel itu setelah mengalami oksidasi men jadi besi (III) atau masih dalam bentuk besi (II). Penyimpangan ini dapat terjad i. Penyebabnya di antara lain, 1. Kurangnya jumlah pereaksi yang ditambahkan seh ingga menyebabkan reaksi yang terjadi tidak sempurna. 2. Suasana reaksi yang tid ak sesuai. 3. Jumlah pereaksi yang ditambahakan berlebihan. 4. konsentrasi perea ksi yang digunakan terlalu tingi, sehingga mungkin endapan yang terjadi melarut kembali. 5. Kurang teliti saat mengamati perubahan yang terjadi pada saat reaksi . Pada pengujian kosmetik tidak dilakukan uji lanjutan, sehingga zat yang terkan dung belum diketahui. Namun kandungan zat pada kosmetik tersebut sudah mewakili analisis yang dibutuhkan. F. Kesimpulan Klasifikasi kation (ion logam) digolongkan ke dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia, yaitu : golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer (oleh karena itu disebut golongan klorida). Ion-ion golongan ini adalah timbale (II), merkur i (I), dan perak. Golongan II ialah golongan yang membentuk endapan dengan hidro gen sulfida, contohnya : merkuri (II), tembaga, bismuth, cadmium. Golongan III b ereaksi membentuk endapan dengan ammonium sulfida pada suasana netral, contohnya : kobalt (II), nikel (II), dan besi (III). Golongan IV ialah golongan yang memb entuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam sua sana netral 14

atau sedikit asam, contohnya adalah : kalsium, stronsium, dan barium. Golongan V atau biasa disebut golongan sisa, kation golongan ini tidak bereaksi dengan rea gensia-reagensia dari golongan I-IV, yang meliputi : magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium, dan hidrogen. Pada kosmetik merk Samantha tersebut mengandung Ag, Hg, senyawa golongan II, IIIA, IIB, dan golongan V. sehingga harus diwaspad ai penggunaannya, disarankan tanya terlebih dahulu kepada dokter jika terjadi ma salah iritasi. Dan sebaiknya tidak digunakan dalam jumlah banyak. 15

DAFTAR PUSTAKA Muslihat, Mamay. Kimia Analisis Kualitatif . Bogor : Universitas Nusa Bangsa. Sv ehla, G. (Setiono & Pudjaatmaka, alih bahasa), (1985) Vogel Analisis Anorganik K ualitatif Makro dan Semi Mikro, edisi 5 jilid I dan II. Jakarta: PT KALMAN MEDIA PUSTAKA. Harjadi. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT GRAMEDIA. 16

Anda mungkin juga menyukai