GOLONGAN KATION 1 – 5
Oleh
Duta Karunia Ramadhan
21311016 (3A)
Identifikasi terhadap ketiga kation tersebut setelah terpisah adalah sebagai berikut:
a. Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk PbCrO4 (endapan kuning).
Pb2+ + CrO4- PbCrO4 (endapan kuning)
b. Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya terhadap KI, sehingga terbentuk AgI
(endapan kuning muda). Atau mengasamkan filtrat yang diperoleh dari pemisahan
dengan asam nitrat encer, sehingga kiompleks [Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkan
endapan putih AgCl.
[Ag(NH3)2] + KI AgI(endapan kuning muda) + 2 NH3
c. Hg (I) dapat diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi pada pemisahannya dengan
Ag+, adanya Hg22+ ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam.
Hg2Cl2 + 2 NH3 [Hg(NH2)Cl + Hg] (endapan hitam) + NH4+ + Cl-
2. Golongan II
Kation golongan II ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd,
As, Sb, Sn. Kation golongan II dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga
dan sub golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam
ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub golongan tembaga tidak larut dalam
regensia ini, sulfida dari sub grup arsenik melarut dengan membentuk garam tio. Golongtan
II sering disebut juga sebagai asam hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida,
nitrat, dan sulfat sangat mudah larut dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan
karbonatnya tak larut.
Kation golongan II : Merkuri (II), timbal (II), bismuth (III), tembaga (II), kadmium
(II), arsen (III) dan (V), stibium (III), dan timah (II)
Reagensia golongan : hydrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh)
Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna HgS (hitam), PbS (hitam),
Bi2S3(coklat), AS2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga), SnS2 (coklat) dan SnS2 (kuning).
Kation golongan II dibagi menjadi dua sub-golongan, yaitu sub-golongan tembaga dan
sub-golongan arsenik. Dasar dari pembagian subgolongan ini adalah kelarutan endapan
sulfida dalam amonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub-golongan tembaga tak larut
dalam reagensia ini., sulfida dari sub-golongan arsenik melarut dalam membentuk garam tio.
Sub-golongan tembaga terdiri dari merkurium(II), timbel(II), bismuth(II), tembaga(II), dan
kadmium(II). Klorida, nitrat, dan sulfat dari kation-kation sub-golongan tembaga, sangat
mudah larut dalam air. Sulfida, hidroksida, dan karbonat-nya tak larut.
Sub-golongan arsenik terdiri dari ion arsenik(III), arsenik(V), stibium(II), Stibium(V),
timah(II), dan timah(V). Ion-ion ini mempunyai sifat amfoter. Oksidanya membentuk garam
baik dalam asam maupun dengan basa.
Identifikasi Kation Golongan II
1. Identifikasi Hg2+
A. Larutan amonia, menghasilkan endapan putih yang berupa merkurium(II) oksida dan
merkurium(II) nitrat
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O HgO.Hg(NH2)NO3 + NH3
B. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit menghasilkan endapan
berwarna merah kecoklatan. Bila dalam jumlah yang stoikiometris,endapan berubah
menjadi kuning ketika terbentuk merkurium(II) oksida
Hg2+ + 2OH- HgO + H2O
Endapan tak larut dalam natrium hidrosikda berlebihan. Asam dapat melarutkan
endapan.
C. Kalium iodida menghasilkan endapan berwarna merah berupa merkurium(II) iodida
Hg2+ + 2I- HgI2
2. Identifikasi Bi3+
A. Larutan amonia, menghasilkan endapan berwarna putih berupa garam basa
Bi3+ + NO3- + 2NH3 + 2H2O Bi(OH)2NO3 + 2NH4+
Endapan larut dalam reagensia berlebih.
B. Natrium hidroksida, menghasilkan endapan putih berupa bismut(II) hidroksida
Bi3+ + 3OH- Bi(OH)3
Endapan hanya sedikit sekali yang larut dalam reagensia berlebihan dengan larutan
dingin.
C. Kalium iodida, bila ditambahkan setetes demi tetes menghasilkan endapan berwarna
hitam berupa bismuth(II) iodida
Bi3+ + 3I- BiI3
Endapan mudah larut dalam reagensia berlebihan yang akan membentuk ion
tetraiodobismutat yang berwarna jingga
BiI3 + I- [BiI4]-
3. Identifikasi As2+
A. Larutan perak nitrat menghasilkan endapan berwarna merah kecoklatan berupa perak
arsenat (Ag3AsO4)
AsO43- +3Ag+ Ag3AsO4
B. Larutan kalium iodida, jika ada asam klorida pekat, iod akan diendapkan, dengan
mengocok campuran dengan 1-2 ml kloroform atau karbon tetraklorida. Zat yang
terakhir ini akan diwarnai ungu oleh iod.
AsO43- + 2H+ + 2I- AsO33- + I2 + H2O
4. Identifikasi Cu2+
A. Larutan amonia, bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit menghasilkan
endapan berwarna biru berupa tembaga sulfat basa
2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2.CuSO4 + 2NH4+
Endapan larut dalam reagensia berlebihan dimana terbentuknya ion kompleks
tetraaminokuprat(II) yang berwarna biru tua
Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH3 2[Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2OH-
B. Natrium hidroksida dalam larutan dingin menghasilkan endapan berwarna biru berupa
tembaga(II) hidroksida
Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2
Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan. Bila dipanaskan, endapan berubah
menjadi tembaga(II) oksida berwarna hitam
Cu(OH)2 CuO + H2O
C. Kalium iodida mengendapkan tembaga(I) iodida berwarna putih. Tetapi larutannya
berwarna coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod)
2Cu2+ + 5I- 2CuI + I3-
5. Identifikasi ion stano (larutan uji SnCl2 0,25 M)
A. Ditambahkan larutan kalium hidroksida ke dalam larutan uji, maka terbentuk endapan
putih stanno hidroksida yang larut dengan pereaksi berlebih.
B. Ditambahkan larutan amonia atau alkali karbonat ke dalam larutan uji, maka akan
terbentuk endapan putih dari stanno hidroksida yang tidak larut dengan penambahan
pereaksi berlebih.
C. Setelah larutan uji SnCl2 yang keruh ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan
putih Sn(OH)2. Setelah ditambahkan NaOH berlebih endapan putih tersebut larut.
Endapan putih Sn(OH)2.
D. setelah larutan uji ditambahkan Na2CO3, terbentuk endapan putih dari Sn(OH)2. Setelah
ditambahkan Na2CO3 berlebih, endapan putih tersebut tidak larut.
Endapan putih Sn(OH)2 (Wayan 2010).
3. Golongan III
Kation golongan III ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer (buffer ammonium-amonium klorida).
Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral /
amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam diendapkan
sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida,
karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air.besi, almunium, dan mangan
(sering disertai sedikit mangan) atau golongan IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh
larutan amonia dengan adanya amonium klorida. Endapan hidroksida pada golongan ini
bermacam-macam. Kation golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfidnya dengan
mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan buffer
NH4Cl dan NH4OH).
Kation golongan III (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih larut
dibandingkan kationgolongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3
sebagaigaram sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau pH 9.Hal ini
dapat dilakukan dengan penambahan amonium hidroksida danamonium klorida.Kemudian
dijenuhkan dengan H2S. Dalam kondisi ini kesetimbangan:
H2S → 2H+ + S2-
akan bergeser ke kanan. Dengan demikian konsentrasi S 2-akan meningkan dan cukup untuk
mengendapkan kation golongan III. H2S dapat juga diganti dengan (NH4)2S.
Penambahan amonium hidroksida dan amonium klorida juga dapat mencegah
kemungkinan mengendapnya Mg menjadi Mg(OH)2. Penambahan kedua pereaksi ini
menyebabkan mengendapnya kation Al3+, Cr3+ dan Fe2+, sebagai hidroksidanya,
Fe(OH)3(coklat), Al(OH)3(putih) dan Cr(OH)3 (putih). Ion sulfida dapat bereaksi dengan
Mn2+ dan Fe2+ akan bereaksi langsung membentuk endapan sulfida FeS (hitam) dan
MnS(coklat).
C. Kalium, K (Ar=39,098)
Kalium adalah logam putih-perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5 o C. Ia tetap tak berubah
dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjaditertutup dengan suatu lapisan
biru. Logan itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan hydrogen dan terbakar dengan nyala
lembayung. Kalium biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam-garam kalium mengandung kation
monovalen K+, garam-garam ini biasanya larutdan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila
anionnya berwarna.
Kation K+
K+ + Na3[Co(NO2)6] → K3[Co(NO2)6] + Terbentuk endapan kuning
Na+ K3[Co(NO2)6]
K+ + H2C2H4O6 ↔ KHC4H4O6 ↓ + H+ Terbentuk endapan putih
KHC4H4O6