Kelompok :6
Anggota : 1. Herzi Syifani Putri (11210960000008)
2. Serly Nuraini (11210960000013)
3. Ragil Galih Saputro (11210960000016)
4. Nadira Syafni (11210960000032)
Kelas : KIMIA - 2A
Dosen Pengampu : Drs. Dede Sukandar, M.Si
Mata Kuliah : Manajemen Laboratorium Kimia
Puji syukur senantiasa saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena
berkat rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Material Safety Data Sheet (MSDS)” dengan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah manajemen laboratorium
kimia. Untuk mendapatkan informasi dalam pembuatan makalah ini, kami melakukan dengan
membaca referensi buku dan internet.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan di
dalamnya, sehingga jauh dari kata sempurna. Untuk kesempurnaan makalah ini diharapkan
segala kritik dan saran membangun dari para pembaca.
Penulis
Kelompok 6
Bahan kimia merupakan suatu zat yang memiliki potensi menimbulkan bahaya
baik terhadap kesehatan maupun dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. MSDS
(Material Safety Data Sheet) adalah dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan
kimia mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan,
pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut.
Dokumen MSDS tersebut sebenarnya harus diketahui dan digunakan oleh para
pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia tersebut yakni produsen, pengangkut,
penyimpan, pengguna, dan pembuang bahan kimia. Pengetahuan ini akan dapat
mendukung budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja. Ketersediaan MSDS
di laboratorium di perguruan tinggi saat ini belum memasyarakat padahal ketersediaan
MSDS cukup penting dan digunakan juga sebagai salah satu kriteria laboratorium
standar. Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan penyebarluasan informasi
tentang MSDS, khususnya pada mahasiswa yang melakukan pelaksanaan riset dengan
tugas akhir di laboratorium.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui penanganan bahan kimia
2. Mengetahui cara menghindari paparan bahan kimia
3. Mengetahui komponen MSDS
4. Mengetahui salah satu contoh MSDS
5. Mengetahui symbol-simbol bahan kimia berbahaya
C. Bahan korosif
Bahan korosif yang berbentuk gas lebih berbahaya daripada yang
berbentuk cairan dan cairan lebih berbahaya dari yang berbentuk padatan.
Bahaya dapat diproteksi dengan masker, sarung tangan, kacamata dan lemari
asam. Dimana, bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada
peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya pengumpulan
uap. Bahan/zat kimia yang bersifat korosif dapat merusak kemasan/wadah
dan bereaksi dengan zat-zat beracun Bahan/zat kimia korosif antara lain
adalah asam sulfat (H2S04), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl), natrium
hidroksida (NaOH), kalsium hidroksida (Ca(OH)2), dan gas belerang
dioksida (SO2). Syarat penyimpanan:
• Wadah/kemasan dalam keadaan tertutup dan dipasang label.
• Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan
diperiksa akan adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
• Ruangan dingin dan berventilasi
• Dipisahkan dengan zat yang beracun
Manajemen Laboratorium Kimia | 6
• Tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan
pertama bagi pekerja yang terkena bahan tersebut.
E. Gas bertekanan
Gas bertekanan ini merupakan gas yang disimpan dibawah tekanan, baik
gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut
dibawah tekanan. Gas-gas tersebut dapat disimpan dalam silinder dalam
bentuk gas tekan seperti udara, cair dan terlarut. Syarat penyimpanan:
• Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
• Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
• Jauh dari api dan panas
• Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.
Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif
agar silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan
memasang sprinkler.
F. Bahan radioaktif
Untuk penyimpanan bahan yang bersifat radioaktif sebaiknya
disediakan tempat khusus. Contoh bahan kimia yang bersifat radioaktif,
Uranium, Radium dan Torium. Syarat penyimpanan:
B. Tujuan
❖ Identifikasi terhadap produk dan pembuat.
❖ Mengetahui bahaya terkait dengan bahaya fisik (kebakaran dan reaktivitas)
dan Kesehatan
❖ Pencegahan terkait dengan hal-hal yang harus dilakukan untuk berkerja
dengan aman, mengurangi atau mencegah pajanan atau hal yang dilakukan
dalam sebuah keadaan darurat.
❖ Respons yang sesuai untuk dilakukan dalam berbagai situasi (misalnya
kecelakaan, kebakaran dan situasi yang memerlukan pertolongan pertama)
❖ Pemenuhan terhadap regulasi dan perlindungan terhadap pekerja serta
konsumen yang menggunakan
Hindari pukulan
Bahan kimia yang /benturan,
Bahan mudah meledak dengan gesekan,pemanasan,
2. mudah adanya panas atau api dan sumber nyala
meledak percikan bunga api, lain bahkan tanpa
gesekan atau benturan. oksigen atmosferik
3.1. Kesimpulan
MSDS merupakan dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia
mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan,
pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut. Uraian penyajian
MSDS bisa saja berbeda namun isi dari setiap MSDS memiliki kandungan yang
sebagian besar sama. Di dalamnya terdapat beberapa informasi yang minimal ada pada
MSDS secara umum yang terdiri dari 16 bagian.
Perlunya pengetahuan tentang faktor kimia beserta klasifikasinya itu sangat
penting mengingat banyak terjadi kecelakaan industri khususnya yang menggunakan
bahan kimia berbahaya dan beracun. Dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap
faktor kimia secara keseluruhan, diharapkan kita dapat meredam laju kecelakaan kerja
khususnya dari faktor kimia di tempat kerja dan laboratorium. Dokumen MSDS harus
tersedia di setiap laboratorium kimia guna memberi bekal pengetahuan mahasiswa
tentang bahan kimia khususnya dari segi bahaya dan pencegahannya. Mahasiswa juga
harus dapat mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dari MSDS sehingga
dapat mencegah kemungkinan bahaya dan kecelakaan kerja di laboratorium. Dengan
implementasi MSDS, budaya kesehatan dan keselamatan kerja sudah dimiliki oleh
mahasiswa dan merupakan bekal berharga dalam melaksanakan praktikum di
laboratorium.
3.2. Saran
Diharapkan untuk instasi/perusahaan mengadakan penyuluhan terkait dengan
penanganan kecelakaan di laboratorium dan memberikan informasi terkait pentingnya
MSDS dan komponenya. MSDS yang harus diperhatikan meliputi bahan kimia yang
memiliki potensi bahaya cukup besar seperti berbagai pelarut (karena potensi
kemudahan untuk terbakar), bahan organik sangat toksik misal sianida, gas-gas
beracun atau mudah terbakar, garam-garam beracun seperti arsen, merkuri atau
selenium, dan lain-lain.
Ismail, Rohmat. 2020. Material Safety Data Sheet (MSDS): Informasi Penting
Penggunaan Bahan Kimia Untuk Keselamatan Kerja Di Laboratorium.
https://plp.ipb.ac.id/2020/02/03/material-safety-data-sheet-msds-informasi-
penting-penggunaan-bahan-kimia-untuk-keselamatan-kerja-di-laboratorium/
(Diakses pada 9 April pukul 15.30 WIB)
Istiawan, Hari. 2018. Tips Bekerja yang Aman dan Sehat dari Paparan Bahan Kimia.
Tips Bekerja yang Aman dan Sehat dari Paparan Bahan Kimia (jatimnet.com)
(Diakses pada 9 April pukul 20.18 WIB)
Material Safty Data Sheet (MSDS). 2017. MSDS HYDROCHLORIC ACID 0.5 N
(INDO).http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_HYDROCHLORIC_ACID_0.
5_N_in_Demin_(INDO).pdf (Diakses pada 10 April pukul 09.15 WIB)
Material Safty Data Sheet (MSDS). 2006. Complies with OSHA Hazard Communi
cations Standard 29 CFR 1910.1200.
https://www.osha.gov/oilspills/msds/msds-2 .pdf. (Diakses pada 10 April pukul
03.30 WIB)
Moran, Lisa dan Tina Masciangioli. 2010. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
Kimia: Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak. Washington: The
National Academies Press.
Wahyuningrum, Deana dkk. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.