Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENANGANAN BAHAN KIMIA DAN


MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)

Kelompok :6
Anggota : 1. Herzi Syifani Putri (11210960000008)
2. Serly Nuraini (11210960000013)
3. Ragil Galih Saputro (11210960000016)
4. Nadira Syafni (11210960000032)
Kelas : KIMIA - 2A
Dosen Pengampu : Drs. Dede Sukandar, M.Si
Mata Kuliah : Manajemen Laboratorium Kimia

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena
berkat rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Material Safety Data Sheet (MSDS)” dengan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah manajemen laboratorium
kimia. Untuk mendapatkan informasi dalam pembuatan makalah ini, kami melakukan dengan
membaca referensi buku dan internet.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan di
dalamnya, sehingga jauh dari kata sempurna. Untuk kesempurnaan makalah ini diharapkan
segala kritik dan saran membangun dari para pembaca.

Penulis

Kelompok 6

Manajemen Laboratorium Kimia | 2


Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................. 2

Daftar Isi ........................................................................................................................ 3


Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 4
Bab II Pembahasan
2.1 Penanganan Bahan Kimia .............................................................................. 5
2.2 Menghindari Paparan Bahan Kimia .............................................................. 9
2.3 Komponen Material Safety Data Sheet (MSDS)........................................ 10
2.4 Contoh Material Safety Data Sheet (MSDS) ............................................... 13
2.5 Simbol-Simbol Bahan Kimia Berbahaya ....................................................... 22
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 24
3.2 Saran .............................................................................................................. 24
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 25

Manajemen Laboratorium Kimia | 3


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan kimia merupakan suatu zat yang memiliki potensi menimbulkan bahaya
baik terhadap kesehatan maupun dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. MSDS
(Material Safety Data Sheet) adalah dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan
kimia mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan,
pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut.
Dokumen MSDS tersebut sebenarnya harus diketahui dan digunakan oleh para
pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia tersebut yakni produsen, pengangkut,
penyimpan, pengguna, dan pembuang bahan kimia. Pengetahuan ini akan dapat
mendukung budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja. Ketersediaan MSDS
di laboratorium di perguruan tinggi saat ini belum memasyarakat padahal ketersediaan
MSDS cukup penting dan digunakan juga sebagai salah satu kriteria laboratorium
standar. Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan penyebarluasan informasi
tentang MSDS, khususnya pada mahasiswa yang melakukan pelaksanaan riset dengan
tugas akhir di laboratorium.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana penanganan bahan kimia ?
2. Bagaimana cara menghindari paparan bahan kimia ?
3. Apa saja komponen MSDS ?
4. Bagaimana Contoh MSDS ?
5. Apa saja simbol-simbol bahan kimia berbahaya ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui penanganan bahan kimia
2. Mengetahui cara menghindari paparan bahan kimia
3. Mengetahui komponen MSDS
4. Mengetahui salah satu contoh MSDS
5. Mengetahui symbol-simbol bahan kimia berbahaya

Manajemen Laboratorium Kimia | 4


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penanganan Bahan Kimia

Laboratorium merupakan tempat proses belajar mengajar dengan aktivitas


praktikum yang melibatkan interaksi antara peneliti, peralatan, dan bahan. Menurut
Irfan Anshory (2000), Bahan kimia ialah proses pembelajaran tentang struktur materi,
sifat-sifat materi, perubahan suatu materi menjadi materi lain, serta energi yang
menyertai perubahan materi. Kemungkinan penanganan bahan-bahan kimia dalam
laboratorium cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya reagen kimia yang
dapat dipakai, meskipun penggunaannya kaadangkala relative lebih sedikit
dibandingkan dengan industri.
Suatu bahan kimia dapat dikatakan berbahaya jika beracun, korosif, karsinogen,
mudah terbakar, mudah meledak atau bersifat radioaktif. Untuk itu diperlukan
pengetahuan berbagai hal tentang zat kimia diantaranya bagaimana penanganan bahan
kimia, cara menghindari paparan bahan kimia, apa saja komponen Material Safety
Data Sheet (MSDS) serta perlunya pemahaman msds dari suatu unsur maupun suatu
senyawa.

2.1.1. Perlakuan Bahan Kimia yang Berbahaya


A. Bahan kimia yang mudah meledak
Bahan kimia yang reaktif atau tidak stabil dapat bersifat mudah
meledak. Peledakan terjadi karena reaksi amat cepat serta menghasilkan
panas dan gas dalam jumlah yang besar. Bahan kimia mudah
meledak/eksplosif ada yang dibuat sengaja untuk tujuan ledakan atau bahan
peledak seperti trinitrotoluena (TNT), Nitrogliserin, dan amonium nitrat
(NH4N03). Untuk itu diperlukan penanganan dalam segi penyimpanan
dengan tepat, dimana syarat penyimpanannya adalah sebagai berikut :
• Simpanlah bahan yang mudah meledak di tempat bervendilasi dan
dingin.
• Jauhkan dari panas dan api
• Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya
terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka

Manajemen Laboratorium Kimia | 5


atau nyala api.
• Hindari dari tumbukan dan gesekan mekanik.

B. Bahan kimia beracun


Pada dasarnya semua bahan kimia berbahaya, namun ada aksinya
lambat dan ada yang cepat. Bahan kimia di laboratorium pada umumnya
aksinya lebih cepat dibanding dengan yang digunakan dalam industri. Bila
memungkinkan penggunaan bahan kimia beracun diusahakan diganti dengan
zat lain yang setara dan tidak beracun atau sifat toksisitasnya rendah. Contoh
benzene diganti dengan toluene, CCl4, atau CHCl3 diganti dengan CH2Cl2.
Dengan Syarat penyimpanan sebagai berikut :
• Disimpan dalam ruangan yang sejuk dan berventilasi
• Jauhkan dari bahaya kebakaran
• Bila bekerja dengan bahan kimia beracun maka pengamannya di lemari
asam dengan menggunakan masker yang spesifik (tidak universal).
• Untuk pelindung tangan digunakan sarung tangan tipis dari karet,
penahan panas digunakan sarung tangan dari kapas atau asbes
tergantung tingkat kepanasannya.

C. Bahan korosif
Bahan korosif yang berbentuk gas lebih berbahaya daripada yang
berbentuk cairan dan cairan lebih berbahaya dari yang berbentuk padatan.
Bahaya dapat diproteksi dengan masker, sarung tangan, kacamata dan lemari
asam. Dimana, bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada
peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya pengumpulan
uap. Bahan/zat kimia yang bersifat korosif dapat merusak kemasan/wadah
dan bereaksi dengan zat-zat beracun Bahan/zat kimia korosif antara lain
adalah asam sulfat (H2S04), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl), natrium
hidroksida (NaOH), kalsium hidroksida (Ca(OH)2), dan gas belerang
dioksida (SO2). Syarat penyimpanan:
• Wadah/kemasan dalam keadaan tertutup dan dipasang label.
• Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan
diperiksa akan adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
• Ruangan dingin dan berventilasi
• Dipisahkan dengan zat yang beracun
Manajemen Laboratorium Kimia | 6
• Tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan
pertama bagi pekerja yang terkena bahan tersebut.

D. Bahan yang mudah terbakar


Laboratorium yang banyak menggunakan bahan kimia khususnya bahan
senyawa organik makin rentan terhadap bahaya kebakaran. Sumber-sumber
api dapat dari peralatan yang digunakan untuk pemanasan termasuk dari
instalasi listrik. Contoh eter dapat terbakar dengan jarak 4 meter dari sumber
api. Logam Natrium, Butil-Litium bila kontak dengan air akan menimbulkan
api (kebakaran). Syarat penyimpanan:
• Temperatur dingin dan berventilasi
• Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan
bara rokok
• Tersedia alat pemadam kebakaran
• Tempat penyimpanan juga harus terpisah dari bahan oksidator kuat,
bahan yang mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang
bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas

E. Gas bertekanan
Gas bertekanan ini merupakan gas yang disimpan dibawah tekanan, baik
gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut
dibawah tekanan. Gas-gas tersebut dapat disimpan dalam silinder dalam
bentuk gas tekan seperti udara, cair dan terlarut. Syarat penyimpanan:
• Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
• Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
• Jauh dari api dan panas
• Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.
Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif
agar silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan
memasang sprinkler.

F. Bahan radioaktif
Untuk penyimpanan bahan yang bersifat radioaktif sebaiknya
disediakan tempat khusus. Contoh bahan kimia yang bersifat radioaktif,
Uranium, Radium dan Torium. Syarat penyimpanan:

Manajemen Laboratorium Kimia | 7


• Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup untuk
memproteksi radiasi
• Tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan
• Packing/kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti ketentuan
khusus yang telah ditetapkan dan keutuhan kemasan harus dipelihara.

2.1.2. Faktor yang harus Diperhatikan Saat Penyimpanan


a) Interaksi bahan kimia dengan wadahnya.
b) Kemungkinan interaksi antar bahan/zat kimia dapat menimbulkan ledakan,
kebakaran, atau timbulnya gas beracun.
c) Lamanya waktu penyimpanan untuk zat-zat tertentu.

2.1.3. Penanganan Sampah/ Limbah Bahan Kimia


Limbah Kimia adalah bahan beracun dan berbahaya (B3) yang merupakan
sisa bahan suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
karena sifat (toxicity, flammability, dan corosivity), konsentrasi atau jumlahnya
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan atau membahayakan kesehatan mahluk hidup khususnya manusia.
Untuk itu diperlukan penanganan sebelum membuang sampah kimia yaitu
dengan memahami MSDS (Material Safety Data Sheet) dan bila ragu-ragu harus
berkonsultasi dengan laboran sebelum membuang limbah tersebut. Dan berikut
ini merupakan cara penanganan pada sampah/limbah bahan kimia :
1. Pembuangan langsung dari laboratorium. Bahan kimia netral tidak beracun
dan larut dalam air dapat dibuang langsung melalui saluran air (sink), tetapi
jika asam harus dinetralkan lebih dulu. Sebaiknya bahan-bahan yang larut
dalam air seperti asam basa yang diijinkan dibuang melalui sink itupun
sebaiknya diencerkan lebih dulu dengan pH 3 - 11 dan kecepatan
pembuangan juga harus dibatasi. Bila proses pembuangan telah selesai
maka bilas sink untuk membuang bahan-bahan korosif.
2. Pembakaran terbuka. Pelarut sisa yang mudah terbakar haruslah
dikumpulkan dalam sebuah jerigen besar yang tertutup rapat dan
dikumpulkan adalah yang tidak beracun dan tidak bisa didaur ulang. Hasil
ini dibawa ke suatu tempat pembakaran khusus yang disediakan. Sampah
cairan yang mudah terbakar tidak boleh dibuang di sink. Sampah tersebut

Manajemen Laboratorium Kimia | 8


harus dikemas dalam botol berlebel untuk dihancurkan diluar laboratorium
dengan cara membakar.
3. Pembakaran dalam tanur. Jika zat beracun atau berbahaya maka
pembakaran dilakukan dalam tanur yang panasnya hingga 1000 oC
sehingga pembakaran berlangsung sempurna. Jika cara yang dikemukan di
atas tidak dapat dilakukan maka cara lainnya adalah dengan penguburan.
Dalam penguburan perlu dipertimbangkan agar tidak terjadi perembesan ke
sumur dan tidak berbahaya pada penggalian di waktu yang akan datang.

2.2. Menghindari Paparan Bahan Kimia


Pelaksanaan eksperimen yang selamat dan aman memerlukan praktik kerja yang
mengurangi risiko dan melindungi kesehatan dan keselamatan pegawai praktikan di
laboratorium, sekaligus publik dan lingkungan. Sebelum memulai pekerjaan
laboratorium apapun, tentukan bahaya dan risiko terkait eksperimen atau kegiatan,
dan lakukan tindakan pencegahan keselamatan yang diperlukan. Pegawai dan pekerja
laboratorium harus melakukan pekerjaan dalam laboratorium dengan risiko rendah,
baik risiko yang disebabkan zat berbahaya yang dikenal maupun yang tidak dikenal.
Untuk itu praktikkan harus memahami empat (4) prinsip yang mendasari semua
praktikan dengan bahan kimia:
1. Rencanakan sebelumnya, tentukan potensi bahaya yang terkait dengan
eksperimen sebelum memulai kegiatan praktikum. Terapkan rencana untuk
menangani limbah yang dihasilkan di laboratorium sebelum memulai pekerjaan
apa pun.
2. Batasi paparan ke bahan kimia, jangan sampai bahan kimia laboratorium
bersentuhan dengan tubuh.
3. Jangan meremehkan risiko, anggap campuran bahan kimia lebih beracun
dibanding komponennya yang paling beracun. Perlakukan semua senyawa dan
zat baru dari toksisitas tak dikenal sebagai zat beracun.
4. Bersiaplah jika kecelakaan terjadi, sebelum memulai eksperimen ketahui
tindakan tertentu yang harus diambil jika terjadi pelepasan zat berbahaya secara
tidak disengaja. Bersiaplah untuk melakukan tindakan darurat. dasar. Selalu
memberitahukan kegiatan kita kepada rekan yang berada di laboratorium agar
mereka dapat menanggapi dengan semestinya.

Selain itu seorang praktikan juga harus mengetahui :

Manajemen Laboratorium Kimia | 9


1. Kemampuan bahan kimia untuk menghasilkan dampak kesehatan negatif (sifat
beracun). Semua bahan kimia harus dianggap sebagai sumber potensi bahaya
sampai dampak bahan kimia tersebut sepenuhnya diketahui;
2. Wujud bahan kimia selama melakukan praktikum. Hal ini dapat membantu untuk
menentukan bagaimana mereka bisa kontak atau masuk ke dalam tubuh dan
bagaimana paparan dapat dikendalikan;
3. Bagaimana mengenali, menilai, dan mengendalikan risiko bahan kimia.
4. Jenis alat pelindung diri (APD) yang diperlukan untuk melindungi selama
melakukan praktikum, seperti respirator/masker, sarung tangan, goggles,
memakai alas kaki yang menutupi kaki (sepatu), dan lain sebagainya ; serta
5. Menginterpretasikan LDK (lembar data keselamatan) atau MSDS (Material
Safety Data Sheet).

2.3. Komponen Material Safety Data Sheet (MSDS)


A. Pengertian MSDS
Material safety Data Sheet (MSDS) atau Lembar Data Keamanan Bahan
merupakan dokumen yang penting untuk menunjang keselamatan kerja di
laboratorium. MSDS memberikan informasi mengenai prosedur yang tepat untuk
penanganan, penyimpanan, dan pembuangan bahan kimia setelah digunakan di
laboratorium. Pada umumnya, MSDS selalu disertai dalam setiap pembelian bahan
kimia. Setiap personil laboratorium yang akan menggunakan bahan kimia,
sebaiknya membaca MSDS bahan tersebut demi keamanan pekerjaan. MSDS dari
beberapa bahan kimia yang umumnya dipakai dalam praktikum atau penelitian
yang sederhana telah banyak tersedia di internet. Informasi yang diberikan dalam
MSDS terbagi dalam 16 bagian. Pembagian tersebut merupakan format standard
dari ANSI, yaitu sebagi berikut:

1. (Bagian 1) memberikan informasi rinci mengenai nama, CAS number (no.


registrasi internasional), nama perusahaan yang mengeluarkan, dan nomor
kontak darurat. CAS number adalah nomor unik yang diberikan oleh ACS
(Chemical Abstracts Service) pada setiap bahan kimia yang sudah diketahui,
ditemukan, atau disintesis.
2. (Bagian 2) menunjukan bahan berbahaya OSHA, dan mungkin meliputi bahan
kunci lainnya serta ambang batas.

Manajemen Laboratorium Kimia | 10


3. (Bagian 3) menunjukan pengaruh terhadap kesehatan.
4. (Bagian 4) menyediakan ukuran pertolongan pertama yang perlu diberikan pada
paparan bahan kimia tersebut.
5. (Bagian 5) menampilkan besarnya penanganan pemadam kebakaran yang perlu
diambil.
6. (Bagian 6) menujukkan prosedur yang perlu diambil jika kecelakaan terhadap
bahan tersebut terjadi.
7. (Bagian 7) menunjukkan informasi penanganan dan penyimpanan bahan
kimia bagian tersebut merupakan bagian yang penting.
8. (Bagian 8) memberikan garis besar batas regulator paparan bahan kimia,
biasanya nilai PEL maksimum.
9. (Bagian 9) memberikan informasi sifat fisik dan kimia bahan.
10. (Bagian 10) memberikan informasi kreaktifan dan kestabilan.
11. (Bagian 11) memberikan informasi toksisitas akun dan kronis.
12. (Bagian 12) menunjukkan baik ekotoksisitas dan bahaya bahan terhadap
lingkungan.
13. (Bagian 13) menyediakan saran pembuangan bahan kimia.
14. (Bagian 14) memberikan informasi pendistribusian yang dibutuhkan.
15. (Bagian 15) menunjukan garis besar informasi regulatori, seperti kode bahaya.
16. (Bagian 16) memberikan informasi mengenai label peringatan, tanggal
penyiapan atau revisi, serta pihak yang mengeluarkan MSDS.

B. Tujuan
❖ Identifikasi terhadap produk dan pembuat.
❖ Mengetahui bahaya terkait dengan bahaya fisik (kebakaran dan reaktivitas)
dan Kesehatan
❖ Pencegahan terkait dengan hal-hal yang harus dilakukan untuk berkerja
dengan aman, mengurangi atau mencegah pajanan atau hal yang dilakukan
dalam sebuah keadaan darurat.
❖ Respons yang sesuai untuk dilakukan dalam berbagai situasi (misalnya
kecelakaan, kebakaran dan situasi yang memerlukan pertolongan pertama)
❖ Pemenuhan terhadap regulasi dan perlindungan terhadap pekerja serta
konsumen yang menggunakan

Manajemen Laboratorium Kimia | 11


❖ Alat untuk memberikan edukasi dan komunikasi kepada pekerja terkait
dengan bahaya yang ada

C. Penggunaan dan Penyimpanan MSDS


MSDS merupakan sumber informasi yang sangat penting untuk mencegah
terjadinya kecelakaan saat menangani bahan kimia berbahaya. Melalui MSDS, kita
dapat mengetahui sifat-sifat bahaya bahan kimia yang digunakan, alat pelindung
diri yang digunakan hingga prosedur darurat bila terjadi tumpahan, kebakaran,
kebocoran, dan ledakan. Semua informasi tersebut sangatlah penting untuk
menghindari terjadinya kecelakaan bahan kimia yang bisa berakibat fatal bagi
pengguna. Sebagian besar MSDS berbahasa Inggris terutama MSDS bahan kimia
yang diimport dari negara lain, meskipun dalam peraturan pemerintah sudah
ditetapkan bahwa semua MSDS harus menggunakan bahasa Indonesia, ini berarti
para pemasok dan importir bertanggung jawab menterjemahkan MSDS tersebut ke
dalam bahasa Indonesia. Penggunaan MSDS dalam bahasa Indonesia memang
lebih tepat mengingat sebagian besar pengguna bahan kimia dilapangan (para
pekerja) tidak bisa berbahasa Inggris. Jika MSDS yang disediakan dilapangan
berbahasa Inggris dan para pekerja tidak memahaminya maka sebaiknya pihak
perusahaan meminta kepada pihak pemasok untuk menyediakan MSDS dalam
bahasa Indonesia.
Penyimpanan MSDS juga harus ditempatkan ditempat yang mudah dijangkau
atau diketahui oleh semua pekerja, dan sebaiknya dekat dengan tempat penggunaan
bahan kimia tersebut, misalnya di gudang penyimpanan, area produksi dan
laboratorium. MSDS yang digunakan juga harus dipastikan mutakhir, maka
sebaiknya ditanyakan secara berkala kepada pemasok untuk memastikan tidak ada
perubahan, dan jika ada perubahan MSDS tersebut maka harap segera diminta yang
mutakhir (revisi terakhir).
Selama pengiriman bahan kimia juga harus disertai dengan MSDS, misalnya
pada saat bahan kimia tersebut dikirim dengan menggunakan truk container maka
MSDS bahan kimia harus dibawa oleh supir truk bersamaan dengan dokumen
pengiriman lainnya. Jangan sekali-kali menyimpan MSDS didalam container atau
packaging bahan kimia yang dikirim karena akan sulit untuk diambil jika terjadi
kecelakaan. Jangan mengirimkan MSDS kepada pengguna atau pembeli dengan

Manajemen Laboratorium Kimia | 12


cara memasukkan MSDS tersebut kedalam kemasan bahan kimia, tetapi dapat
dikirim melalui email, fax atau system database menggunakan internet.

2.4. Contoh Material Safety Data Sheet (MSDS)

Manajemen Laboratorium Kimia | 13


Manajemen Laboratorium Kimia | 14
Manajemen Laboratorium Kimia | 15
Manajemen Laboratorium Kimia | 16
Manajemen Laboratorium Kimia | 17
Manajemen Laboratorium Kimia | 18
Manajemen Laboratorium Kimia | 19
Manajemen Laboratorium Kimia | 20
Manajemen Laboratorium Kimia | 21
2.5. Simbol-Simbol Bahan Kimia

Jenis Cara penanganan


No. Bahan kimia Resiko Arti simbol resiko bahaya
Bahaya (Tindakan)

Bahan yang bersifat


beracun, dapat Jangan ditelan dan
menyebabkan sakit jangan dihirup, hindari
1. Beracun
serius bahkan kematian kontak langsung
bila tertelan atau dengan kulit.
terhirup.

Hindari pukulan
Bahan kimia yang /benturan,
Bahan mudah meledak dengan gesekan,pemanasan,
2. mudah adanya panas atau api dan sumber nyala
meledak percikan bunga api, lain bahkan tanpa
gesekan atau benturan. oksigen atmosferik

Bahan yang bersifat


korosif, dapat merusak Hindari kontak
jaringan hidup, dapat langsung dengan kulit
3. Korosif menyebabkan iritasi dan hindari dari benda-
pada kulit, gatal-gatal benda yang bersifat
dan dapat membuat logam.
kulit mengelupas.

Bahan kimia ini Berisi


gas di bawah tekanan,
sehingga dapat meledak
Hindari dari api dan
jika dipanaskan.
Gas panas. Jauh dari bahan
Mengandung gas
dibawah korosif yang dapat
4. berpendingin, yang
tekanan merusak kran dan
dapat menyebabkan
katub-katub.
luka bakar atau cedera
kriogenik.Biasanya
ditemukan di gas
kontainer.

Manajemen Laboratorium Kimia | 22


Bahan kimia radioaktif
adalah bahan kimia Hindari menyentuh
yang mempunyai sumber pajanan. Jaga
kemampuan jarak aman antara alat
5. Radioaktif memancarkan sinar dan operator. Nilai
radioaktif dengan dosis turun jika jarak
aktivitas jenis lebih semakin dijauhkan.
besar dari 0,002
microcurie/gram.

Bahan kimia yang


mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar Jauhkan dari benda-
Mudah
6. dengan api bunsen, benda yang berpotensi
terbakar
permukaan metal panas mengeluarkan api
atau loncatan bunga api.

Manajemen Laboratorium Kimia | 23


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
MSDS merupakan dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia
mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan,
pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut. Uraian penyajian
MSDS bisa saja berbeda namun isi dari setiap MSDS memiliki kandungan yang
sebagian besar sama. Di dalamnya terdapat beberapa informasi yang minimal ada pada
MSDS secara umum yang terdiri dari 16 bagian.
Perlunya pengetahuan tentang faktor kimia beserta klasifikasinya itu sangat
penting mengingat banyak terjadi kecelakaan industri khususnya yang menggunakan
bahan kimia berbahaya dan beracun. Dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap
faktor kimia secara keseluruhan, diharapkan kita dapat meredam laju kecelakaan kerja
khususnya dari faktor kimia di tempat kerja dan laboratorium. Dokumen MSDS harus
tersedia di setiap laboratorium kimia guna memberi bekal pengetahuan mahasiswa
tentang bahan kimia khususnya dari segi bahaya dan pencegahannya. Mahasiswa juga
harus dapat mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dari MSDS sehingga
dapat mencegah kemungkinan bahaya dan kecelakaan kerja di laboratorium. Dengan
implementasi MSDS, budaya kesehatan dan keselamatan kerja sudah dimiliki oleh
mahasiswa dan merupakan bekal berharga dalam melaksanakan praktikum di
laboratorium.

3.2. Saran
Diharapkan untuk instasi/perusahaan mengadakan penyuluhan terkait dengan
penanganan kecelakaan di laboratorium dan memberikan informasi terkait pentingnya
MSDS dan komponenya. MSDS yang harus diperhatikan meliputi bahan kimia yang
memiliki potensi bahaya cukup besar seperti berbagai pelarut (karena potensi
kemudahan untuk terbakar), bahan organik sangat toksik misal sianida, gas-gas
beracun atau mudah terbakar, garam-garam beracun seperti arsen, merkuri atau
selenium, dan lain-lain.

Manajemen Laboratorium Kimia | 24


DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Rohmat. 2020. Material Safety Data Sheet (MSDS): Informasi Penting
Penggunaan Bahan Kimia Untuk Keselamatan Kerja Di Laboratorium.
https://plp.ipb.ac.id/2020/02/03/material-safety-data-sheet-msds-informasi-
penting-penggunaan-bahan-kimia-untuk-keselamatan-kerja-di-laboratorium/
(Diakses pada 9 April pukul 15.30 WIB)

Istiawan, Hari. 2018. Tips Bekerja yang Aman dan Sehat dari Paparan Bahan Kimia.
Tips Bekerja yang Aman dan Sehat dari Paparan Bahan Kimia (jatimnet.com)
(Diakses pada 9 April pukul 20.18 WIB)

Material Safty Data Sheet (MSDS). 2017. MSDS HYDROCHLORIC ACID 0.5 N
(INDO).http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_HYDROCHLORIC_ACID_0.
5_N_in_Demin_(INDO).pdf (Diakses pada 10 April pukul 09.15 WIB)

Material Safty Data Sheet (MSDS). 2006. Complies with OSHA Hazard Communi
cations Standard 29 CFR 1910.1200.
https://www.osha.gov/oilspills/msds/msds-2 .pdf. (Diakses pada 10 April pukul
03.30 WIB)

Moran, Lisa dan Tina Masciangioli. 2010. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
Kimia: Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak. Washington: The
National Academies Press.

Salirawati, Das. 2009. Manajemen Laboratorium Kimia. Makalah disampaikan pada


Kegiatan Pembinaan MGMP Bagi Guru SMA dan SMK Angkatan III se
Kabupaten Sleman, di Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, tanggal 23 Juli
2009. Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA: UNY Yogyakarta

Supriyadi, Agung.2021. MSDS : Definisi, Bagian dan Contoh.


https://katigaku.top/2021/01/07/msds-definisi-bagian-contoh/ (Diakses pada 10
April pukul 03.30 WIB)

Wahyuningrum, Deana dkk. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.

Manajemen Laboratorium Kimia | 25

Anda mungkin juga menyukai