Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BAHAN BAHAN LABORATORIUM

DISUSUN OLEH:
1. AYU JULIA
2. MAISAH SALSABILAH
3. ROSALINA BR SINAGA
4. ROSNELLY SRIWAHYUNI BR SITOMPUL
5. RUSMELIANA LUMBAN RAJA

Kelompok : 5 (Lima)
Kelas :IG
Dosen pengajar : Mayang Sari S.t M.Si

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Salam dan damai sejahtera untuk kita semua!


Puji dan puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat
yang diberikan kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
tentang Bahan Bahan Laboratorium,
Ucapan terima kasihh kami sampaikan kepada Dosen pengajar yang
memberikan tugas ini, kiranya tugas ini memberikan pengetahuan kepada kami.
Kami pun menyadari makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.Oleh karna itu,
kritik dan masukan yang membangun kami nantikan untuk penyempurnaan
penulisan selanjutnya.

Medan, 15 Oktober 2019


Kelompok 5
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................iii


Daftar Isi .................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................2
B. Rumusan Masalah .....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................3
D. Manfaat penelitian ....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................5
A. Klasifikasi Bahan Kimia ...........................................................................9
B. Bahan Kimia di Laboratorium Maupun
Industri .....................................12
C. Cara Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya ..........................................14
BAB III PENUTUP ...............................................................................................17
Daftar Pustaka .......................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningkatnya kegiatan penelitian yang dilakukan di laboratorium tidaklah
jauh dari bahan kimia, yang memungkinkan bahaya bagi kesehatan praktikan.
Perlu adanya pemahaman tentang macam-macam bahan kimia yang dapat
menggangu kesehatan. Hal demikianlah yang menjadi tugas seorang analis kimia.
Seorang Analis kimia bertugas untuk menganalisis dan menyelidiki bahan-bahan
kimia yang ada di laboratorium.
Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengelolaan,
pengangkutan, penyimpanan dan penggunaannya menimbulkan atau
membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat
menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain yang
memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung
dengan bahan tersebut atau menyebabkan kerusakan pada barang-barang.
Banyak bahan kimia yang bersifat membahayakan sehingga perlu
penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan masalah dan risiko tinggi
terhadap orang lain. Bahan kimia berbahaya tidak selalu berupa bahan kimia
sintetik, karena banyak bahan kimia alami dalam dosis tertentu yang berbahaya
apabila sampai masuk ke dalam tubuh. Bahan kimia berbahaya ini banyak
terdapat di laboratorium kimia, gudang pabrik kimia atau toko bahan kimia yang
besar dan lengkap. Oleh karena itu, pengenalan akan bahan kimia sangatlah
penting agar terhindar dari bahaya yang tidak diinginkan. Hal lain yang juga harus
diperhatikan adalah aspek penyimpanan, penataan dan pemeliharaan bahan kimia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah klasifikasi bahan kimia berbahaya?
2. Bahan kimia apa saja yang sering digunakan dalam laboratorium
maupun industri?
3. Bagaimana cara penyimpanan bahan kimia di laboratorium?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapai
adalah:
1. Mengenal, mempelajari, dan memahami macam-macam bahan kimia
berbahaya.
2. Mengetahui dan mengerti bahan apa saja yang sering digunakan
dalam laboratorium dan industri.
3. Mempelajari bagaimana cara penyimpanan bahan kimia dengan baik
dan benar agar terhindar dari kecelakaan kerja.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah:
1. Dapat lebih mengenal dan memahami macam-macam bahan kimia
yang ada di laboratorium.
2. Membantu pembaca yang kurang memahami tentang bahan kimia
yang berbahaya sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan.
3. Sebagai pengetahuan tambahan mengenai bahan kimia yang ada di
laboratorium maupun industri yang dapat mendukung adanya
perkembangan dalam ilmu pengetahuan maupun teknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Bahan Kimia
Berdasarkan sifatnya, bahan kimia berbahaya dapat diklasifikasikan atas :
1. Bahan Kimia Pengoksidasi (Oxidizing Substances)
Bahan kimia pengoksidasi, yang juga dikenal sebagai bahan kimia
oksidator adalah bahan kimia yang kaya akan oksigen. Dalam
penguraiannya atau reaksinya dengan senyawa lain, zat-zat ini akan
melepaskan oksigen yang dikandungnya. Huruf kode: O . Frase-R untuk
bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. contohnya: natrium nitrit/nitrat,
kalium klorat, kalium permanganate, kaporit, asam sendawa, alkena,
alkilbenzena dan sebagainya (Sumardjo, 2006:284).

2. Bahan Kimia yang Mudah Meledak (Explosive Substances)


Bahan kimia mudah meledak adalah bahan kimia yang mempunyai sifat
reaktif dan mudah meledak. Bahan kimia ini tidak stabil dan sangat peka
terhadap pengaruh goncangan, tekanan, atau pukulan. Bahan ini juga dapat
meledak walaupun tanpa dicampur dengan bahan-bahan kimia lain. Huruf
kode: E. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3.
contohnya: kalium klorat, Trinitrotaluen(TNT), natrium nitrat, gas
bertekanan tinggi, campuran belerang, karbon dan kalium klorat
(Sumardjo, 2006:285).
3. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang apabila masuk kedalam
tubuh dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan
bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Huruf kode: T. Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25.
contohnya: C02, CI2, benzena, Kloroform, sianida dan sebagainya
(Sumardjo, 2006:285).
4. Bahan Kimia Karsinogenik
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan
timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan
kontak dengan kulit. Frase-R untuk bahan karsinogenik : R45 dan R40.
Contoh : Vinil klorida,benzidin, nitroso fenol, difenil, asbestos, o-toluidin,
metiliodida, hidrazin klorida, hidrazin bromide, akrilonitril, hidrazin sulfat,
benzene, anilin, dikloro benzidin, karbon tetraklorida, 4-aminofenol, nitro
naftalena, 4-nitro difenil, nitrosoamin, 4-dimetilamino, klorometil
benzene, 2-naftil amina, benzil klorida (Sumardjo, 2006:286).

5. Bahan kimia Irritant (Menyebabkan Iritasi)


Bahan dan formulasi yang tidak korosif tetapi dapat menyebabkan
inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Huruf kode : Xi.
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41. Contoh :
a. Bahan kimia iritan bentuk cair :
1) Asam mineral: asam nitrat, asam sulfat, asam klorida, asam fluoride,
asam fosfat.
2) Asam organik: asam format, asam asetat, asam monokloro asetat,
asam trikloro asetat, asam kresilat.
3) Pelarut organik: karbon disulfide, ter batubara, petroleum,
hidrokarbon terklorinasi, beberapa ester dan keton, terpentin, basa
kuat, kalium hidroksida, natrium hidroksida.
b. Bahan bentuk padat kimia iritan
1) Alkali kaustik: alkali sulfide, natrium hidroksida, natrium karbonat,
natrium silikat, kalium karbonat, ammonium karbonat, barium
hidroksida, barium karbonat, trinatrium fosfat.
2) Logam-logam : natrium, kalium, fosfor, stibium, arsen, kromium.
3) Garam-garam: kupri sulfat, kupri sianida, garam-garam merkuri
garam-garam arsen, garam-garam stibium, perak nitrat, zink
klorida.
c. Bahan kimia iritan bentuk gas:
1) Senyawa anorganik: asam klorida, asam sulfat, asam fluoride,
amoniak, sulfur monoklorida, tinil klorida, sulfuril klorida, belerang
dioksida, klor, brom, iod, fosfor triklorida, arsen triklorida, ozon,
nitrogen dioksida.
2) Senyawa organik: fosgen, akrolein, dimetilsulfat, dikloroetilsulfida,
kloropikrin, etilklorosulfonat, diklorometileter, xilil bromide,
metilklorosulfonat (Sumardjo, 2006:287).

6. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)


Bahan kimia korosif adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan
merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi
karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa
(pH>11,5). Huruf kode: C. Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan
H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH (>2%) (Sumardjo, 2006:288).

7. Bahan Kimia yang Mudah Terbakar (Inflammable Substances)


Bahan mudah terbakar terdiri dari bahan amat sangat mudah terbakar
(extremely flammable substances), dan bahan sangat mudah terbakar
(highly flammable substances). Bahan dapat terbakar (flammable
substances).
a. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Bahan kimia likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah
0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC).
Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat
membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi
normal. Huruf kode:F+. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah
terbakar : R12. Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter
(cairan) dan propane (gas).
b. Highly flammable (sangat mudah terbakar)
Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC).
Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat
sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan
yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa
tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar. Huruf kode: F. Frase-
R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11. Contoh bahan dengan
sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering
digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
c. Flammable (mudah terbakar)
Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21 oC
dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (flammable).
Huruf kode: tidak ada. Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin
(Sumardjo, 2006:289).

8. Bahan Kimia Radioaktif


Secara umum, bahaya radiasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
bahaya radiasi eksternal (sumber radiasi berada diluar tubuh) dan bahaya
radiasi internal (sumber radiasi berada didalam tubuh). Kedua bahaya
radiasi ini ditanggulangi dengan cara yang berbeda, yaitu:
a. Bahaya radiasi eksternal dapat ditanggulangi dengan mengatur waktu
(semakin singkat, semakin baik), mengatur jarak (semakin jauh,
semakin baik), atau memasang perisai radiasi diantara sumber
radiasi dan tubuh, dengan melakukan pengaturan tersebut, dosis
radiasi yang diterima oleh orang yang menangani zat radioaktif dapat
ditekan serendah mungkin.

b. Bahaya radiasi internal dapat ditanggulangi dengan mencegah


masuknya zat radioaktif ke dalam tubuh melalui hidung, mulut, dan
luka terbuka pada kulit. Jadi, bila tugas kita adalah menangani zat
radioaktif yang bebentuk gas, serbuk, atau cairan, kita harus
mengusahakan untuk tidak makan/minum, merokok ditempat kerja dan
menggunakann pakaian kerja khusus. Selain itu, kita perlu membuat
pengaturan ventilasi ruangan yang baik,serta membuat dan mengikuti
prosedur kerja yang baik dan ketat untuk mencegah tersebarnya
kontaminasi ke tempat lain yang bersih (Sumardjo, 2006:291).
Klasifikasi Bahan Kimia Beracun Berdasarkan Kekuatan
Kelas Zat Beracun LD50(mg/kg) Contoh
Racun super <5 Nikotin
Amat sangat 5-50 Timbal arsenat
beracun
Amat beracun 50-500 Hidrokinon
Beracun sedang 500-5000 Isopropanol
Sedikit beracun 5000-15000 Asam asetat
Tidak beracun >15000 Propilene glikol

Contoh Bahan Kimia Beracun


N Jenis Bahan Jenis Bahan Akibat
o Beracun
1 Logam dan Pb ( TEL, PbCO3 ) Syaraf, ginjal dan
metaloid Hg ( Hg,senyawa anorganik darah
dan organik ) Syaraf, ginjal dan
Cadmium darah
Krom Hati, ginjal, dan
Arsen darah
Poffor Kanker
Iritasi, kanker
Metabolisme
karbohidrat, lemak,
protein
2 Bahan pelarut Hidrokarbon Pusing dan koma
alifatik( bensin,m. tanah ) Hati dan ginjal
Hidrokarbon terhalogenasi Leukimia, saluran
( kloroform ) pencernaan dan
Alkhohol syaraf pusat
( etanol, metanol ) Ginjal, hati , tumor
Glikol
3 Gas – gas Aspiksian sederhana ( N2, Ar, Sesak nafas,
beracun He ) berkurangnya
Aspiksian lain : oksigen
- Asam sianida ( HCN ) Pusing, sesak nafas
- Asam sulfida (H2 S ) Sesak nafas,
Karbon monoksida (CO) kejang, hilang
Nitrogen oksida (NO)X kesadaran
Sesak nafas, hilang
kesadaran, otak ,
jantung
Iritasi, kematian ,
sesak nafas
4 Karsinogenik Benzena Leukimia
Asbes Paru – paru
Benzidin Kandung kemih
Krom Paru – paru
Naftil amin Paru – paru
Vinil klorida Hati, paru – paru,
pusing,
syaraf pusat
5 Pestisida Organoklorin dan Pusing, kejang,
organofosfat hilang kesadaran.
B. Bahan Kimia yang Sering Digunakan di Laboratorium Maupun
Industri
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di dalam laboratorium beberapa
bahan kimia yang sering dipergunakan baik dalam industri maupun dalam
laboratorium perlu di kenali sifat-sifatnya, di-antaranya:
1. Asam Sulfat (H2SO4)
Cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang-kadang berwarna
kecoklatan tergantung pada tingkat kemurniannya, uap dan kabut asam
sulfat sangat beracun dan korosif terhadap kulit, mata dan sistem
saluran pernapasan (hidung tenggorokan, paru-paru). Jika asam pekat
terkena kulit menyebabkan luka parah yang amat sakit, jika kena mata
walaupun sedikit akan merusak mata dan menyebabkan kebutaan.
Asam sulfat mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan,
pencampuran dengan air akan menimbulkan panas (eksotermis),
eksplosif dan terjadi percikan (pembentukan hidrat-hidrat). Asam ini
sangat reaktif terhadap logam yang larut didalamnya, akan melepaskan
gas H2 yang mudah terbakar. Asam pekat bersifat oksidator, sering
menyebabkan pengarangan .
2. Asam Khlorida (HCI)
Cairan yang tidak berwarna atau kekuningan tergantung pada kemur-
niannya, mudah menguap. Uapnya tajam dan beracun, sangat korosif,
mudah larut dalam air, alkohol dan eter. Uapnya berbahaya terhadap
sistem saluran pernapasan. HCI pekat bila mengenai kulit akan
merusaknya dengan sempurna, sedang larutannya menyebabkan gatal-
gatal (iritasi kulit). BJ (HCI 38%) 1,1; NAB = 5 ppm (Arthur dan
Elizabeth, 1956).
3. Asam Nitrat (HNO3)
Cairan transparan atau kekuningan tergantung pada tingkat
kemurniannya. Uapnya bila terhirup melemaskan badan. Asam ini sangat
korosif, mudah bercampur dengan air, uap nitrogen oksida dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru uap ini terbentuk lambat laun apabila
HNO3 diletakkan berdekatan dengan HCI. Td = 86°C (terurai); T = -
41,65°C; BJ= 1,503; NAB = 2 ppm (5 mg/m) (Arthur dan Elizabeth,
1956).
4. Amoniak (NH3)
Gas yang tidak berwarna berbau tajam, sangat korosif dan berbahaya
terhadap saluran pernapasan. Cairan amoniak bila kontak dengan kulit
menyebabkan luka bakar, bila kena mata menyebabkan kebutaan. Uap
NH3 bersifat explosif bila bereaksi dengan bahan oksidatar, halogen dan
asam-asam kuat. Cairan NH3 explosif terhadap logam berat (Ag, pb dan
Zn) dan garam-garamnya terutama garam-garam khalida . Lain-lain : BJ
= 0,77 (O°C) Td = - 33,5°C ; Tb = - 77,7°C; NAB = 25 ppm (18 mg/m)
(Khasani, 1994).
5. Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida (KOH)
Kedua basa ini mempunyai sifat-sifat serupa yaitu pelet yang ber- warna
putih, mudah menyerap air dan CO2 dari udara, mudah larut dalam air,
alkohol dan gliserin.
C. Penyimpanan Bahan-Bahan Laboratorium

Mengingat bahwa sering terjadi kebakaran, ledakan, atau bocornya


bahan-bahan kimia beracun dalam gudang, maka dalam penyimpanan bahan-
bahan kimia diperhatikan faktor lain, yaitu:
 Interaksi bahan kimia dengan wadahnya., bahan kimia dapat berinteraksi
dengan wadahnya dan dapat mengakibatkan kebocoran.
 Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan ledakan,
kebakaran, atau timbulnya gas beracun.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas , beberapa syarat
penyimpanan bahan secara singkat adalah sebagai berikut:
1. .Bahan beracun
Syarat Penyimpanan :
 ruangan dingin dan berventilasi
 jauh dari bahaya kebakaran
 dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
 kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika
tidak sedang dipergunakan
 disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung
tangan
2. Bahan Korosif
Syarat Penyimpanan :
 ruangan dingin dan berventilasi
 wadah tertutup dan beretiket
 dipisahkan dari zat-zat beracun

3. Bahan mudah terbakar

Syarat Penyimpanan :
 temperatur dingin dan berventilasi
 jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik
dan bara rokok
 tersedia alat pemadam kebakaran

4. Bahan mudah meledak

Syarat Penyimpanan :
 ruangan dingin dan berventilasi
 jauhkan dari panas dan api
 hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
5. Bahan Oksidator

Syarat Penyimpanan :
 temperatur ruangan dingin dan berventilasi
 jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik
dan bara rokok
 jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

6. Bahan reaktif terhadap asam

Syarat Penyimpanan :
 ruangan dingin dan berventilasi
 jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
 ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak
memungkinkan terbentuk kantong-kantong hydrogen
 disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan,
pakaian kerja

7. Gas bertekanan

Syarat Penyimpanan :
 disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
 ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
 jauh dari api dan panas
Selain cara-cara di atas ada faktor-faktor lain yang harus diperhatikan oleh

petugas di dalam laboratorium ruangan bekerja berventilasi baik, jika

memindahkan bahan kimia pekat atau mengencerkan sebaiknya dikerjakan dalam

lemari asam . Bila terjadi tumpahan asam pekat hendaklah dinetralkan dulu

dengan basa (soda, kapur) baru diencerkan dengan air, bila tumpahan dalam

jumlah besar disiapkan pemadam kebakaran (Khasani, 1994). Botol-botol harus

berlabel, tidak bocor dan selalu tertutup. Kalau diperlukan petugas harus
menggunakan alat-alat perlindungan personil seperti masker, sarung tangan dan

kaca mata pengaman. Kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus

selalu terse
BAB III

PENUTUP

Laboratorium kimia dan bahan kimia mempunyai potensi berbahaya bagi

kesehatan para pekerjanya, namun potensi bahaya tersebut bukan tak dapat

dikendalikan, dengan adanya kesadaran setiap pekerja yang didukung dengan

ilmu pengetahuan tentang bahan kimia, sifat-sifat bahayanya dan cara

penyimpanannya, kecelakaan kimia dapat dihindarkan, dikurangi bahkan dapat

ditiadakan sama sekali. Dengan demikian laboratorium menjadi tempat yang

aman untuk bekerja.


Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Kamus Bahasa Indonesia. (online).


(http://kamusbahasaindonesia.org/analis, diakses,25 desember 2012).
Anonim. 2012. Kamus Bahasa Indonesia. (online).
(http://kamusbahasaindonesia.org/kimia, diakses,25 desember 2012).
Anonim. 2012. Kamus Besar. (online).
(http://www.kamusbesar.com/47249/analisis-kimia, diakses,25 desember
2012).
Ibnususanto. 2009. “Bahan Kimia Berbahaya dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Bidang Kimia”, (online),
(http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-
dan- keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/ , diakses 25 desember 2012).
Khasani, Imam. 1994. " Penanganan Bahan Kimia Berbahaya . " Warta Kimia
Analitik. 11 : 30 – 31.
New York. Arthur and Elizabeth Rose, 1956. The Condensed Chemical
Dictionary. 5th ed. Reinhold Publishing Corporation.
Sumardi. 1983. Sistem Pergudangan. Kursus Keselamatan Kerja Dalam
Menangani Bahan-Bahan Kimia Berbahaya 5 - 9 Desember 1983.
Bandung: LKN.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai