PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah yang dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut
Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk
menghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat berupa suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan
terbuka, misalnya kebun dan lain-lain. Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu
tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan
dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan
tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
Di dalam Laboratorium Kimia kita sering menggunakan pemakaian bahan kimia tertentu
yang mempunyai karakteristik spesifik. Pemakaian bahan kimia. Dalam melakukan penelitian
kita perlu mematuhi segala peraturan yang ada saat menggunakan laboratorium kimia dan
petunjuk pemakaian bahan kimia tersebut. Banyak jenis bahan kimia yang tersedia di
Laboratorium Kimia memiliki karakteristik bermacam macam seperti mudah terbakar, mudah
meledak, bersifat korosif, tokstik, iritan yang dapat menyebabkan iritasi. Setiap karakteristik
mempunyai aturan dan tata cara tertentu. Setiap peraturan harus ditaati agar keselamatan kerja
para praktikan aman dan terjamin. Untuk memudahkan para praktikan mengenai sifat bahan
kimia yang akan digunakan maka dibuatlah bahasa simbol dan dituliskan pada label kemasan.
Para pengguna fasilitas laboratorium tidak cukup hanya memahami simbol-simbol yang tertera
pada label bahan kimia, tetapi harus memahami teknik-teknik penanganan bahan kimia yang
digunakan. Teknik-teknik penanganan ini dipahami dan diterapkan dengan baik dan benar agar
kesalahan dalam kerja setiap pengguna fasilitas laboratorium dapat dihindari sedini mungkin.
Setiap penanggungjawab (kepala laboratorium) laboratorium harus menyusun kebijakan
bagaimana cara penyimpanan yang layak, penanganan dan penggunaan bahan-bahan kimia yang
berbeda. Banyak bahan kimia yang membutuhkan penyimpanan khusus berdasarkan temperatur,
waktu atau batas keamanan (kondisi berbahaya). Masalah umum dalam laboratorium dapat
mengarah pada pencampuran bahan kimia yang tidak sesuai. Penyimpanan yang sesuai
dibutuhkan untuk meniadakan dan meminimalkan bahaya. Bahan-bahan berbahaya adalah
bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaannya
menimbulkan debu, kabut, uap, gas, serat atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi,
kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan
gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau
menyebabkan kerusakan pada barang-barang dan kerugian.
Maka, oleh sebab itu melalui makalah ini penulis menjelaskan tentang jenis dan bahan-
bahan kimia, bahayanya bagi kesehatan serta tempat penyimpanan dan penanganan bahan kimia
sebagai pengetahuan bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktikum dengan menggunakan
bahan-bahan kimia yang berbahaya agar pada saat melakukan pratikum dapat menghindari
kejadian yang tidak diinginkan.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui penggolongan jenis-jenis dan bahan kimia yang ada dilaboratorium
2. Mengetahui simbol-simbol dari bahan-bahan dan jenis-jenis bahan kimia yang ada
dilaboratorium.
3. Mengetahui karakteristik bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium.
4. Bagaimana cara penanganan bahan kimia?
5. Mengetahui cara penyimpanan bahan-bahan kimia yang benar.
BAB II
TINJAUAN UMUM
Reagens
Zat kimia yang digunakan dilaboratorium sekolah dan universitas. Zat kimia ini berasal
dari berbagai Negara dan dibuat oleh banyak pabrik misalnya pabrik E.Mecrk,
Darmstads, Jerman.
Farmaseutika( pharmaceuticals)
Zat kimia untuk obat-obatan.
Zat diaknotis (diagnostics)
Zat kimia untuk keperluan diagnosis yang digunakan dalam bidang kedokteran.
Zat kimia pertanian (agrocemikal)
Zat kimia yang digunakan dalam bidang pertanian.
Zat warna (dyes)
Zat kimia yang digunakan untuk zat warna yang digunakan sebagai bahan celup dalam
bidang industri tekstil.
Pigment
Zat kimia berwarna yang digunakan untuk pembuatan cat.
Pro Analyse (PA) atau Garanteed Reagent (GR) atau Analar( AR)
Zat kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang tinggi (99%) . Label
pada wadah zat kimia mencantumkan kadar kemurnian zat itu dan kotoran-kotoran yang
dikandungnya. Zat kimia yang termaksud kelompok ini digunakan untuk analisis dalam
penelitian yang cermat dan banyak digunakan dalam laboratorium analitik. Zat kimia PA,GK,AR
harganya sangat mahal.
Zat kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang paling rendah. Agak
kasar , masih mengandung sedikit zat-zat kimia lain yang dianggap mencemari zat asli (bahan
baku). Pada label wadah zat kimia ini tidak tercantum jenis kotoran yang terdapat didalam zat
ini.
Gambar 2.1
Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar di atas adalah bahan kimia yang bersifat
mudah menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi (oxidizing). Penyebab terjadinya
kebakaran umumnya terjadi akibat reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas, percikan api,
atau karena raksi dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor. Bekerja dengan bahan kimia
oxidizing membutuhkan pengetahuan dan pengalaman praktis. Jika tidak, risiko kebakaran akan
sangat mungkin terjadi. Adapun beberapa contoh bahan kimia dengan sifat ini misalnya hidrogen
peroksida dan kalium perklorat. Bila suatu saat Anda bekerja dengan kedua bahan tersebut,
hindarilah panas, reduktor, serta bahan-bahan mudah terbakar lainnya. Frase-R untuk bahan
pengoksidasi : R7, R8 dan R9.
2. Toxic (Beracun)
Gambar 2.2
Simbol bahan kimia diatass mengunjukan bahwa bahan tersebut adalah bahan beracun.
Keracunan yang bisa diakibatkan bahan kimia tersebut bisa bersifat akut dan kronis, bahkan bisa
menyebabkan kematian pada konsentrasi tinggi. Keracunan karena bahan dengan simbol di atas
bukan hanya terjadi jika bahan masuk melalui mulut. Ia juga bisa meracuni lewat
proses pernafasan (inhalasi) atau melalui kontak dengan kulit.
Beberapa contoh bahan kimia bersifat racun misalnya arsen triklorida dan merkuri
klorida. Bekerja dengan bahan-bahan tersebut harus memperhatikan keselamatan diri. Hindari
kontak langsung dengan kulit, menelan, serta gunakan selubung masker untuk mencegah uapnya
masuk melalui pernafasan.
Gambar 2.3
Simbol bahan kimia di atas menunjukkan bahwa bahan tersebut besifat mudah terbakar
(flammable). Bahan mudah terbakar dibagi menjadi 2 jenis yaitu Extremely Flammable (amat
sangat mudah terbakar) dan Highly Flammable (sangat mudah terbakar).
Bahan dengan label Extremely Flammable memiliki titik nyala pada suhu 0 derajat
Celcius dan titik didih pada suhu 35 derajat Celcius. Bahan ini umumnya berupa gas pada suhu
normal dan disimpan dalam tabung kedap udara bertekanan tinggi. Frase-R untuk bahan amat
sangat mudah terbakar adalah R12.
Bahan dengan label Highly Flammable memiliki titik nyala pada suhu 21 derajat Celcius
dan titik didih pada suhu yang tak terbatas. Pengaruh kelembaban pada terbakar atau tidaknya
bahan ini sangat besar. Oleh karena itu, mereka biasanya disimpan pada kondisi kelembaban
tinggi. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.
Adapun beberapa contoh bahan bersifat flammable dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Zat terbakar langsung.
Contohnya : aluminium alkil fosfor.
Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara.
2. Gas amat mudah terbakar.
Contohnya : butane dan propane.
Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara dan sumber api.
3. Cairan mudah terbakar.
Contohnya: aseton dan benzene.
Keamanan : jauhkan dari sumber api atau loncatan bunga api.
4. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau
api.
4. Mudah meledak
Gambar 2.4
Bahan kimia mudah meledak bila reaksi kimia bahan tersebut menghasilkan gas dalam
jumlah dan tekanan yang besar serta suhu tinggi sehingga menimbulkan kerusakan
disekelilingnya, bisa juga disebabkan adanya benturan, gesekan atau kejutan (shock) secaracepat
dengan sendirinya akan bereaksi dan terurai (exothermic decomposition).
Bekerja dengan bahan kimia yang mudah meledak membutuhkan pengalaman praktis
sekaligus pengetahuan. Menghindari hal-hal yang dapat memicu ledakan sangat penting
dilakukan untuk mencegah risiko fatal bagi keselamatan diri. Frase-R untuk bahan mudah
meledak : R1, R2 dan R3. Kode huruf untuk simbol bahaya eksplosif adalah : E. Bahaya :
eksplosif pada kondisi tertentu. Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT. Keamanan :
hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas.
Gambar 2.5
Simbol bahan kimia diatas sebetulnya terbagi menjadi 2 kode, yaitu kode Xn dan kode
Xi. Kode Xn menunjukan adanya risiko kesehatan jika bahan masuk melalui pernafasan
(inhalasi), melalui mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit, contoh bahan dengan kode Xn
misalnya peridin. Sedangkan kode Xi menunjukan adanya risiko inflamasi jika bahan kontak
langsung dengan kulit dan selaput lendir, contoh bahan dengan kode Xi misalnya ammonia dan
benzyl klorida. Frase-R untuk bahan berkode Xn yaitu R20, R21 dan R22, sedangkan untuk kode
Xi yaitu R36, R37, R38 dan R41.
6. Corrosive (Korosif)
Gambar 2.6
Simbol bahan kimia di atas menunjukan bahwa suatu bahan tersebut bersifat korosif dan
dapat merusak jaringan hidup. Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa dilihat dari
tingkat keasamaannya. pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada kisaran < 2.
Beberapa contoh bahan dengan simbol ini misalnya belerang oksida dan klor. Jangan menghirup
uap dari bahan ini, jangan pula membuatnya kontak langsung dengan mata dan kulit Anda.
Mereka juga bisa menyebabkan iritasi. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
Gambar 2.7
Simbol bahan kimia pada gambar di atas menunjukan bahwa bahan tersebut berbahaya
bagi lingkungan (dangerous for environment). Melepasnya langsung ke lingkungan, baik itu ke
tanah, udara, perairan, atau ke mikroorganisme dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
Beberapa contoh bahan dengan simbol ini misalnya tetraklorometan, tributil timah klorida, dan
petroleum bensin. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan
R53.
2.2 Simbol-Simbol Bahan Kimia
Simbol bahaya adalah simbol dikenali dirancang untuk memperingatkan tentang bahan
berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun, dan hal-hal lain. Penggunaan simbol-
simbol bahaya sering diatur oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi standar. Simbol bahaya
mungkin muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan informasi
tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya. Simbol bahaya digunakan untuk
pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on
Hazardeous Substances).
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu
aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang
keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous
Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua
bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan
kesehatan manusia.
Gambar 2.8
Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu beracun
karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat menggigit dan
mencakar Anda.
Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam.
Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda akan
kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.
Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah. BIasanya
berupa gelas kimia.
Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia.
Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan listrik.
Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat listrik.
Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat iritasi
pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah sebelum menggunakan bahan
tersebut.
Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar.
Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat
menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat pembuangan
jarum suntik.
Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini dapat
mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan kanker.
Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak. Jauhkan
benda tersebut dari api.
Di bawah ini beberapa simbol untuk bahaya bahan kimia (Chemical hazard) adalah bahaya yang
berasal dari bahan kimia
Tabel 2.2 Simbol-simbol bahan kimia
3. Extremely flammable (Amat sangat F Merupakan zat likuid yang memiliki titik nyala sangat Dietil eter (cairan) dan
mudah terbakar) rendah (di bawah 0oC) dan titik didih rendah dengan propane (gas)
o
titik didih awal (di bawah +35 C).Bahan amat sangat
mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat
membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di
bawah kondisi normal.
4. Highly Flammable (sangat mudah F+ Bahan ini adalah subyek untuk self-heating dan Aseton dan logam natrium,
terbakar) penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau yang sering digunakan di
mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah laboratorium sebagai solven
+21oC).Bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas dan agen pengering.
yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh
kelembaban.
5. Flammable (mudah terbakar) - Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah Minyak terpentin, dietil
menyala/terbakar dengan api bunsen, permukaan metal eter karbon disulfide,
panas atau loncatan bunga api. Bahan dan formulasi asetilena.
o
liquid yang memiliki titik nyala antara +21 C dan
+55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar
(Flammable)
7. Very toxic (sangat beracun) T+ Menyebabkan kerusakan kesehatan akut dan kematian kalium sianida, hydrogen
pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh sulfida, nitrobenzene dan
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak atripin.
dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika
memenuhi kriteria berikut:
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 mg/kg berat
badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25
mg/L
9. Harmful (berbahaya) Xn Memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk 1,2-etane-1,2-diol,
ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut Diklorometan
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22
Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat
menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui
inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan
kulit.
10 Irritant (menyebabkan iritasi) Xi Bahan dan formulasi dengan notasi irritant adalah isopropilamina,
tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kalsium klorida
kontak dengan kulit atau selaput lendir. asam dan basa encer.
11. Corrosive (korosif) C Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan Asam mineral seperti HCl
uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik dan H2SO4maupun basa
kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa seperti larutan NaOH (>2%).
(pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
12. NATURE POLLUTING N Menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu Tributil timah klorida,
tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih tetraklorometan, petroleum
(air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan hidrokarbon seperti pentana
menyebabkan gangguan ekologi. dan petroleum bensin, serta
AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50,
R51, R52 dan R53.
13 FlammableLiquid Digunakan dalam transportasi cairan yang mudah Alcohol, aseton, xylene,
terbakar. toluene, ethanol, methanol,
hexane, acetonitrile,
14. FlammableGas Simbol pengaman yang digunakan untuk transportasi Hydrogen acetylene
atau penyimpanan gas yang mudah terbakar.
15. Non-flammable gas Simbol pengaman yang digunakan dalam transportasi Carbon dioxide, nitrogen, air
gas non mudah terbakar (dan karenanya sering tidak
berbahaya, setidaknya di tempat terbuka).
17. Miscellaneous danger Semua simbol untuk semua bahaya lainnya (biasanya
ditentukan dalam ruang).
19. Gas beracun Digunakan untuk transportasi gas beracun pada
tabung gas, atau kadang-kadang sebagai indikator pada
kendaraan.
20. Peroksida organic Simbol keamanan bahan kimia yang digunakan dalam Asam peroksiasetat
transportasi dan penyimpanan peroksida organik.
6. Amonium (NH4)2Cr2O7 Massa Jenis: 2,51 g/cm3 Jauhkan dari sumber panas, simpan
Bikromat pada 250C dalam wadah tertutup, hindari kontak
Wujud: Padat dengan kulit, mata atau permukaan
Bentuk: Kristal selaput lainnya. Gunakan pelindung
Warna: Jingga jika menggunakannya.
Sangat iritatif pada mata.
Dalam bentuk padat mudah
terbakar.
7. Amonium Klorida NH4Cl Massa Jenis: 1,520 g/cm3 Hindari pemakaian zat ini jika
Bentuk: Kristal mempunyai kulit yang sensitif atau
Warna: Putih jika menggunakannya gunakan
Dapat menyebabkan gejala pelindung.
alergi, mudah menyublim
jika dipanaskan.
8. Amonium Nitrat NH4NO3 Titik Didih: Terurai pada Jauhkan penyimpanannya dengan zat
2100C organik atau zat yang mudah
Titik Leleh: 169,60C teroksidasi. Penyimpanan pada botol
Massa Jenis: 1,725 g/cm3 harus tertutup rapat.
pada 250C.
Bentuk: Kristal tidak
berwarna.
Dapat meledak.
9 Amonium Molibdat (NH4)2MnO4 Massa Jenis: 2,77 g/cm3 Tidak ada perlakuan khusus
Bentuk: serbuk warna putih.
10 Amonium sulfat (NH4)2SO4 Massa Jenis: 1,77 g/cm3 Gunakan pelindungjika kulit anda
Bentuk: Kristal sensitive
Warna: abu-abu
Larut dalam air. Dapat
menyebabkan gejala alergi
bagi yang sensitif
11 Amil alcohol CH3(CH2)4OH Titik Didih: Terurai pada Simpan di tempat yang sejuk, botol
1380C harus tertutup rapat, hindari dari
Titik Nyala: 42,80C sumber api, cahay langsung.
Titik Leleh: -78,50C Gunakan alat pelindung jika
Massa Jenis: 0,8144 g/cm3 menggunakan alat ini.
pada 20/40C.
12 Asam asetat glasial CH3COOH Titik Didih: 117-1180C Simpan di tempat sejuk. Hindari
Titik nyala: 46,10C kontak dengan kulit, mata.
Massa Jenis: 1,0553 g/cm3 Berbahaya jika kontak dengan asam
pada 250C. kromat, natrium peroksida atau asam
Wujud: cair, jernih, tidak nitrat.
berwarna, bau sangat Gunakan alat pelindung jika
menyengat menggunakan alat ini.
13 Anilin C6H5NH2 Titik Didih: 184,40C Gunakan alat pelindung jika
Titik nyala: 75,50C menggunakan alat ini.
Titik leleh: -6,20C
Massa Jenis: 1,02g/cm3 pada
20/40C.
Bentuk: cair, tidak berwarna
sampai cokelat, mudah
terbakar
14 Antimon Sb Titik Didih: 13800C Jangan terkena pada mata, kulit, atau
Titik leleh: 6300C pakaian. Jangan terhirup uapnya.
Massa Jenis: 6,684g/cm3 Botol wadah harus tertutup padat.
pada 250C.
Wujud: padat (logam)
Warna: abu-abu
15 Asam klorida HCl Titik Didih: -83,70C Simpan di tempat yang berventilasi
Titik Leleh: -1120C baik. Bila menggunakan dalam
Massa Jenis: 1,639g/cm3 jumlah banyak, gunakan alat
pada 00C. pelindung. Hindarkan dari zat
Bentuk: cair beruap, tidak pengoksidasi misalnya: HNO3 dan
berwarna sampai kekuning- jauhkan dari sinar matahari langsung.
kuningan. Bau menyengat.
Sangat iritatif pada mata,
hidung, saluran pernapasan.
16 Asam nitrat HNO3 Titik Didih: 860C Simpan di tempat yang berventilasi
Titik Leleh: -420C baik dan sejuk. Jauhkan atau
Massa Jenis: 1,502g/cm3 hindarkan kontak dengan zat-zat lain
pada 00C. (organik atau zat yang mudah
Wujud: cair, beruap, tidak teroksidasi). Jika disimpan dalam
berwarna atau kekuning- wadah kaca hindarkan dari terken a
kuningan. Uapnya sangat langsung sinar matahari. Jika
berrbahaya terhadap mata, mungkin di tempatka di tempat yang
bereaksi terhadap zat lain, gelap. Wadah harus tertutup dan
dapat menimbulkan ledakan berlabel.
atau kebakaran.
17 Asam sulfat H2SO4 Titik Didih: 3300C (98,3%) Jangan disimpan pada tempat yang
terurai. langsung terkena cahaya matahari.
Titik Leleh: 10,490C Simpan pada tempat yang sejuk dan
Massa Jenis: 1,834 g/cm3. berventilasi baik. Hindari kontak
Wujud: cair, tidak berwarna dengan mata, kulit pakaian. Bila
(PA). Zat ini sangat korosif bekerja dengan zat ini, gunakan alat
terhadap logam, reaktif dan pelindung. Hindarkan dari sumber
pengoksidasi kuat. Jika api. Penyimpanan jauhkan dari
kontak dengan air dan zat serbuk logam, karbida, pikrat, klorat
organik akan menghasilkan dan zat-zat mudah terbakar.
panas. Kontak dengan kulit
akan merusak jaringan dan
menyebabkan luka bakar.
18 Asam Oksalat H2C2O4.2H2O Titik Didih: tersublimasi Zat ini hendaknya disimpan ditempat
pada 1500C yang sejuk, jauhkan dari bahaya api.
Titik Leleh: 1890C Wadah zat harus tertutup rapat dan
Massa Jenis: 1,653 g/cm3 berlabel. Hindari uap zat. Gunakan
Bentuk: Kristal, transparan alat pelindung jika terkena zat ini.
dan tidak berwarna. Zat ini
sangat berbau tajam,
menyebabkan kerapuhan
bila terkena kuku. Asam
oksalat dapat menyebabkan
iritasi pada selaput lendir,
kerongkongan, lambung dan
saluran pencernaan.
19 Aseton CH3COCH3 Titik Leleh: -94,30C Tempatkan ditempat yang sejuk dan
Titik nyala: -16,10C berventilasi baik. Jika menggunakan
Titik didih: 56,480C zat ini, gunakan kacamata.
Massa Jenis: 0,7972 g/cm3
pada 150C
Wujud: Cair tidak berwarna,
berbau agak manis. Mudah
terbakar, iritasi terhadap
mata dan selaput lendir.
Dapat menimbulkan sakit
kepala.
20 Barium Ba Titik Leleh: 8500C Barium harus disimpan dalam botol
Titik didih: 11400C berisi minyak tanah, toluena atau zat
Massa Jenis: 3,5 g/cm3 pada lain yang tidak reaktif.
200C
Warna: Putih keperakan.
Bila kontak dengan air atau
alkohol, akan menghasilkan
hidrogen dalam jumlah
besar dan dapat
menimbulkan bahaya
ledakan.
21 Barium klorida BaCl2.2H2O Titik Leleh: 1130C Penanganan hampir sama dengan
Massa Jenis: 3,097 g/cm3 senyawa Barium lainnya.
pada 200C
Wujud: padat
Bentuk: kristal, tidak
berwarna.
22 Barium Hidroksida Ba(OH)2.8H2O Titik Leleh: 780C untuk Penanganan hampir sama dengan
Ba(OH)2 senyawa Barium lainnya.
Massa Jenis: 3,097 g/cm3
pada 200C
Wujud: padat
Bentuk: serbuk.
Mempunyai sifat kaustik,
dapat mengiritasi mata dan
menyebabkan luka bakar.
23 Barium nitrat Ba(NO3)2 Titik Leleh: 5920C Simpan di tempat sejuk, jauhkan dari
Massa Jenis: 3,24 g/cm3 nyala api terbuka. Hindarkan dari
pada 230C kontak dengan zat organik atau zat-
Wujud: padat zat yang mudah teroksidasi.
Bentuk: kristal
Warna: putih
Zat pengoksidasi kuat.
24. Barium Sulfat BaSO4 Massa jenis 4,50g/cm3 pada Simpan ditempat yang sejuk,
= Basofor 150C berventilasi baik, jauhkan dari zat
Titik leleh 11500C pengoksidasi kuat dan nyala api
Titik didih 11490C
Wujud padat
Bentuk : serbuk
Warna : putih
25. Belerang = bunga S8 Massa jenis 2,70 g/cm3 Simpan ditempat yang tidak
belerang = batu Titik nyala : 207, 20C langsung terkena panas/api
belerang Titik leleh 112,8 0C
Titik didih 444,6 0C
Wujud padat
Bentuk : kristal
Warna : Kuning
Agak berbahaya
(menimbulkan nyala api).
Debu atau uapnya bila
dicampur dengan udara
dapat menimbulkan nyala
api dan ledakan
26. Besi Fe Massa jenis 7,87 g/cm3 Jika menggunakan serbuk halus besi,
Titik nyala : 15350C gunakan kacamata pelindung untuk
Wujud padat (bisa berupa melindungi mata dan hindari
lempengan atau serbuk) menghiup debunya
Warna : putih keperakan
Debu besi dapat
menyebabkan radang pada
retina dan siderosis (radang
paru paru), jika debu Fe
tertinggal pada jaringan
tersebut. Mudah berkarat.
Keterangan : debu besi ini
hanya untuk industry
pengolahan besi
27. Besi (II) sulfide FeS Massa jenis 4,8 g/cm3
Titik nyala : 11950C
Wujud padat
Warna : hitam
28. Besi (II) klorida FeCl2.4H2O Massa jenis 3,2 g/cm3 Wadah zat harus tertutup rapat
Titik nyala : 6700C
Wujud padat
Bentuk Kristal, tidak
berwarn, mudah teroksidasi
oleh udara
30. Benzene atau C6H6 Massa jenis 0,8794 g/cm3 Zat ini mudah terbakar dan uapnya
benzol atau Pada 200C sangat beracun, untuk itu jauhkan
phenylhidrida Titik nyala : -11,10C dari panas dan percikan bunga api.
Titik leleh : 5,510C Tempatkan ditempat yang sejuk.
Titik didih : 80,093 Hindarkan menghirup uapny,
80,0940C hindarkan kontak dengan kulit
Terurai pada suhu 3150C karena dapat menimbulkan
Wujud cair, tidak berwarna keracunan
Mudah terbakar
31. Bromtimol biru C19H33O5 Wujud padat ;serbuk Digunakan sebagai indicator asam
Warna biru muda basa perubahan pH : 6,07 7,6
Larut dala alcohol, atau
alkali encer
32. Ungu bromkresol C19H33O5 Wujud padat ;serbuk Digunakan sebagai indicator asam
Warna biru muda basa perubahan pH : 3,6 5,4
33. DCIP(dikloro fenol C12H6O12 Wujud padat Digunakan sebagai indicator oksidasi
indofenol natrium) NO2Na Bentuk : serbuk reduksi digunakan juga untuk uji
Warna hijau tua vitamin C
35. Etanol C2H5OH Massa jenis 0,7893 g/cm3 Simoan ditempat yang sejuk, jauhkan
Pada 20/40C dari sumber api. Wadah harus
Titik nyala : 12,80C tertutup rapat dan berlabel
Titik leleh : - 1330C
Titik didih : 78,50C
Wujud : cair, tidak
berwarna, larut dalam air.
Uapnya bila terhirup dapat
menyebabkan gejala
kerusakan otak dan system
syaraf
36. Fenolftalein C20H14O4 Massa jenis 1,277 g/cm3 Indicator asam basa perubahan pH
Wujud : padat 8,2 10,1, hindari kontak dengan
Bentuk : serbuk kulit (bila sensitive)
Warna putih
Larut dalam alkohol
37. Formaldehida = HCHO Massa jenis 0,815 g/cm3 Hindari uapnya, gunakan pelindung
methanol = Pada 20/40C (gas) (sarung tangan) agar terhindar
formalin Titik nyala : - 920C kontak dengan kulit. Tempatkan
Titik didih : - 210C (gas) ditempat sejuk
Wujud : cair, jernih, berbau,
larut dalam air
Larut dalam alkohol
40. Gliserin = gliserol C6H5(OH)3 Wujud : cair Simpan dalam botol kaca
Tidak berwarna, kental ditempatkan di tempat sejuk.
seperti sirup
41. Hidrogen peroksida H2O2 Massa jenis : 1,4649 g/cm3 Tempatkan ditempat sejuk, jauhkan
Titik leleh = - 890C dari sumber api. Simopan pada botol
Titik didih : 152,1 0C gelap. Jauhkan dari katalis logam
Wujud : cair, tidak dan garam Fe, Cu, Cr. Gunakan alat
berwarna, pelindung mata bila menggunakan
Cairannya berbahaya zat ini.
terhadap mata, H2O2 zat
pengoksidasi kuat,
konsentrasi 27 s.d 70% atau
diatas 70% sangat iritatif
terhadap kulit
42 Iodin I2 Massa jenis 4,93 g/cm3. Ditempatkan ditempat yang
Titik leleh : 114 0 C sejuk,Jauhkan dari sumber api dan
Titik didih : 183 C cahaya langsung.Simpan pada wadah
Bentuk : Hitam keunguan gelap.jika mengunakan Zat
metalik. ini,Potong dalam potongan
Dapat menyebakan iritasi kecil.gunakan kacamata pelindung
pada paru paru dan kornea atau masker
43 Kalium K Massa jenis 0,86 g/cm3. Simpan ditempat yang berisi toluene
Titik leleh : 62,3 0 C atau minyak tanah dan bebas
Titik Didih : 760 C oksigen.Bila mengunakan zat
Wujud: Padatan ini,potong dalam potongan
Bentuk :Krital kecil.Gunakan alat pelindung,untuk
Warna : Keperakan menghindari kontak dengan kulit
Bila kontak dengan air
berekasi dengan hebat
mengahsilkan
hydrogen,Panas yang hebat.
Dapat menyala spontan bila
diudara atau oksigen
46 Kalium Klorat KClO3 Massa jenis 2,32 g/cm3. Tempatkan ditempat yang
Titik leleh : 368,4 0 C sejuk,berventilasi,jauhkan dari
Titik didih : terurai pada 400 sumber api.simpan jauh dari zat
C organic atau zat yang mudah
Bentuk : Kristal,tidak teroksidasi
berwarna atau serbuk putih
Wujud : Padatan
Zat pengoksidasi
Kuat,berbahaya bila
berdekatan dengan api.
47 Kalium nitrat KNO3 Massa jenis 2,109 g/cm3. Simpan di tempat yang
Titik leleh : 3340 C sejuk,terisolasi dari sumber
Terurai pada : 400 0 C api.jauhkan dari zat organik atau zat
Wujud: Kristal zat yang mudah teroksidasi.Botol
Warna : Putih/Tranparan atau wadah zat harus tertutup rapat
Bisa juga bentuk serbuk. dan berlabel.
Bersifat pengoksidasi
kuat,dan dapat menimbulkan
bahaya ledakan.
48 Kalium Nitrit KNO2 Massa Jenis :1,915 g/cm3 Simpan di tempat yang
Titik leleh : 387 C sejuk,terisolasi dari sumber
Wujud : Padat api.jauhkan dari zat organik atau zat
Warna :Putih/Tranparan zat yang mudah teroksidasi.Botol
Larut dalam air. atau wadah zat harus tertutup rapat
Bersifat pengoksidasi dan berlabel.
kuat,dan menimbulkan
bahaya ledakan.
49 Kalium Oksalat K2C2O4 H2O Massa Jenis : 2,127 g/cm3 Simpan di tempat yang sejuk,jauhkan
Pada 39 C dari bahaya api.
wujud : Padat
Bentuk : Kristal tidak
berwarna
Sifat sifat bahaya sama
dengan asam oksalat
50 Kalium Perklorat = KClO4 Massa Jenis : 2,52 g/cm3 Tempatkan di tempat yang
Kalium Pada 10 C sejuk,berventilasi baik,jauhkan dari
HiperKlorat Bentuk : Kristal tidak zat zat yang mudah
berwarna atau putih atau teroksidasi,juahkan dari sumber
serbuk Kristal. api.Hendaknya dibotol dalam jumlah
Bersifat pengoksidasi kuat sedikit.Wdaha harus tertutup rapat
dan dapat menimbulkan dan berlabel.
nyala api dan ledakan.
51 Kalium KMnO4 Massa Jenis : 2,703 g/cm3 Bila mengunakan zat ini gunakan
Permanganat Titik leleh : terurai di kacamata pelindung dan sarung
bawahh 240 C tangan.Zat ini hendaknya disimpan
Wujud :Padat. ditempat yang sejuk dan kering.
Bentuk : Kristal . Botol harus tertutup rapat dan
Warna : Violet berlabel.
Kehitaman,Larut dalam air.
Bersifat zat pengoksidasi
kuat ketika kontak dengan
bahan yang mudah menyala
dapat menimbulkan
kebakaran.
52 Kalium KSCN Massa Jenis :1,886 g/Cm 3 . Simpan ditempat yang sejuk,jauhkan
Sulfosionat= Titik leleh : 173,2 C. dari asam ,karena bila kontak dengan
Kalium Rodanida= Terurai pada 500 C. asam akan menimbulkan gas
Kalium Tiosianat Bentuk : Kristal ,tidak racun.Wadah atau botol harus
berwarna tertutup rapat.Hindari uapnya atau
Larut dalam air. debunya.
53 Karbon CCl4 Massa Jenis :1,595 g/Cm 3 Digunakan sebagai pelarut
TetraClorida = Titik leleh : - 22,8 C. Minyak.Tempatkan di tempat sejuk
Tetra KloroMetan Titik didih : 76 77 C berventilasi baik.Jauhkan daari
Wujud : Cair,tidak berwarna sumber api.Wadah harus tetutup
atau berbau. rapat,hindari kontak dengan udara.
Bila terhirup akan
menimbulkan keracunan
54 Kalium FeriSianida K3Fe(CN)6 Massa Jenis : 1,894 g/Cm 3 Simpan ditempat yang sejuk.Wadah
Wujud :padat, atau botol harus tertutup rapat dan
Bentuk : Kristal atau serbuk berlabel.
Warna : Merah Terang
Zat ini Beracun
55 Kalium Iodida KI Massa Jenis : 3,123 g/Cm 3 Wadah harus tertutup rapat ( hindari
Titik leleh : 686 C kontak dengan udara,karena akan
Wujud :padat, menyebabkan warna KI berubah
Bentuk : serbuk menjadi Kuning.
Warna : Putih
56 Natrium Na Massa Jenis : 0,97 g/Cm 3 Simpan dalam Wadah yang berisi
Titik leleh : 97,5 C minyak tanah/Toluena.Penyimpanan
Titik didih : 880 C Natrium hendaknya di tempat
Wujud :padat,logam,lunak. sejuk,jauhkan dri sumber api dan
Warna : Putih keperakan. hindari kontak dengan air,uap
Teroksidasi dengan cepat di air,aatu zat yang mengandung
udara. oksigen.Untuk memadamkan api dari
Bila kontak dengan air akan natrium ,gunakan Na2CO3
menghasilkan hydrogen dan kering.Jangan mengunakan air,CO2
panas yang hebat. atau dalam bentuk apapun.
57 Natrium Karbonat Na2CO3H2O Massa Jenis : 2,225 g/Cm 3 Simpan di tempat yang sejuk dan
(Soda MonoHidrat) Titik leleh (- H2o) : 100 C kering.Bila mengunakan zat ini,
Wujud :padat, dalam bentuk serbuknya,gunakan
Bentuk : Kristal kecil kecil alat pelindungan
atauy serbuk, mata/masker,hindari penghirupan
Warna : Putih tidak berbau debu zat ini.
58 Natrium Hidroksida NaOH Massa Jenis : 2,13 g/Cm 3 Tempatkan ditempat yang sejuk dan
Titik Didih : 1390,5 C kering,tutup botol atau wadah jangan
Titik leleh : 318,4 C dari kaca.
Wujud :padat,
Bentuk : Pelet atau serpih
Warna : Putih
Baik padatan maupun
cairannya sangat korosif.
59 Natrium Oksalat Na2C2O4 Massa Jenis : 2,34 g/Cm 3
Wujud :padat,
Bentuk : Kristal
Warna : Putih
Larut dalam air ,tidak larut
dalam alkohol
60 Perak Nitrat AgNo3 Massa Jenis : 4,352 g/cm3 Simpan di tempat yang sejuk dan
Titik leleh : 212 C didalam botol gelap.
Titik didih : 444 C Hindarkan dari cahaya langsung dan
Wujud :Padat dari zat zat organic atau zat zat yang
Bentuk : Kristal,tidak mudah teroksidasi.
berwarna,tranparan
Bila terkena cahaya menjadi
abu abu kehitaman,tidak
berbau
2.4.Cara Penanganan Bahan Kimia
Penanganan bahan kimia sangat penting karena berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan sehingga perlu strategi penanganan yang tepat.
1. Kode zat
Salah satu hal yang penting dalam penanganan bahan/zat kimia yaitu kode zat. Berdasarkan
National Fire Protection Association (NFPA)Hazard Classification zat dikodekan seperti di
bawah ini:
Gambar 2.9
2. Pelabelan
Tata cara penganangan bahan kimia sangat ketat dan berkembang pesat, diikuti dengan
pelabelan yang standar yaitu
Contoh:
1. Container yang mengandung zat kimia harus di beri label dengan benar
Gambar 2.10
2. Contoh Pelabelan Bahan Kimia
Gambar 2.11
Sistem kode dan warna label kimia bahan kimia adalh sebagai berikut
1. The NFPA (National Fire Protection Association) system menggunakan diagram intan
(diamond), dgn 4 warna:
- Biru = health hazard
- Merah = fire hazard
- Kuning = reactivity hazard
- Putih = other hazard information
2. The HMIS (Hazardous Material Identification System) hampir sama dengan NFPA
menggunakan diagram 4 warna
1. Blue = health hazard
2. Red = fire hazard
3. Yellow = reactivity hazard
4. White = other hazard information
Ditambah dgn cara penanganan (handling):
A = safety glasses
B = safety glasses and gloves
C = safety glasses, gloves and an apron
D = face shield, gloves and an apron
E = safety glasses, gloves and a dust respirator
F = etc.
Gambar 2.13
2.5 Penyimpanan Bahan Kimia
Gambar 2.14
Bahan kimia berbahaya harus disimpan di dalam ruang penyimpanan yang terkunci yang tidak
dapa diakses oleh mahasiswa/siswa setiap saat. Tempat penyimpanan zat (storage area) harus di
beri tanda (clearly signed). Penyimpanan zat adalah bedasarkan klasifikasi bahaya yang
ditimbulkannya
Penyimpanan harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan pada bahan kimia. Terlebih lagi bahan kimia merupakan bagian dari sebuah riset
sehingga jangan sampai berpengaruh pada hasil riset. Data hasil riset haruslah mempunyai
tingkat akuraritas yang tinggi, dalam arti kata tetap presisi dan tidak bias.
Penyimpanan bahan kimia sangat perlu untuk: Mengurangi segala resiko yang timbul,
mencegah mengatasi kehilangan, pencurian , kebakaran, kerusakan dan penyalahgunaan,
menekan biaya operasional laboratorium sekecil mungkin, Peningkatan kualitas kerja/SDM
untuk mengelola laboratorium secara optimal, memudahkan rencana penambahan bahan yang
baru, merencanakan perbaikan atau servis, informasi peralatan bagi user/pemakainya. Setiap
bahan kimia memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Sangat perlu memperhatikan
penyimpanan dan penataan bahan kimia meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko
bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah
sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi
(inventory), dan informasi resiko bahaya (hazardinformation).
Pada bahan, pengurutan secara alfabetis akan tepat jika dikelompokkan menurut sifat fisis
dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya untuk pengadministrasian. Bahan kimia yang
tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah
sekunder yang terisolasi. Hal ini untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain
seperti api, gas beracun, ledakan/ ./tau degradasi kimia. Misalnya benzena memiliki sifat
flammable dan toxic. Oleh karena itu harus ditempatkan pada lemari tempat menyimpan zat cair
flammable daripada disimpan pada lemari bahan toxic, karena benzena mudah terbakar daripada
beracun
Cara pengaturan dan penyimpanan bahan kimia didasarkan atas sifat fisik dan sifat kimia
bahan. Pengaturan tersebut harus memperhatikan kondisi operasional bahan kimia seperti :
Kontrol temperatur
Perbandingan dan konsentrasi reaktan
Kemurnian bahan
Viskositas media reaksi
Kecepatan penambahan bahan
Pengadukan
Tekanan reaksi atau distilasi
Bahaya radiasi
Bahaya padatan yang reaktif
Di bawah ini panduan umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia dalam
kaitan dengan penyimpanannya.
Wadah dan tempat penyimpanan harus diberi label yang mencantumkan nama bahan,
tingkat bahaya, tanggal diterima dan dipakai. Seperti di bawah ini
Beberapa eter dan senyawa sejenis cenderung bereaksi dengan udara dan cahaya
membentuk senyawa peroksida yang tidak stabil. Bahan kimia yang dapat membentuk peroksida
diantaranya p-dioksan, etil eter, tetrahidrofuran, asetaldehid, dan sikloheksena. Cara yang harus
diperhatikan dalam penyimpanannya sebagi berikut :
1. Simpan bahan kimia pembentuk peroksida dalam botol tertutup rapat (tidak kontak
dengan udara) atau dalam wadah yang tidak terkena cahaya.
2. Berikan label pada wadah tentang tanggal diterima dan dibuka bahan tersebut.
3. Uji secara periodik (3 atau 6 bulan) terjadinya pembentukan peroksida. Buanglah
peroksida yang telah dibuka setelah 3 6 bulan
4. Buanglah wadah bahan kimia pembentuk peroksida yang tidak pernah dibuka sesuai
batas kadaluarsa yang diberikan pabrik atau 12 bulan setelah diterima.
Bahan yang reaktif air apabila kontak dengan udara lembab saja akan menghasilkan
senyawa toksik, flammable, atau gas mudah meledak. Misalnya hipoklorit dan logam hidrida.
Oleh karena itu penyimpanan bahan kimia ini harus dijauhkan dari sumber air (jangan
menyimpannya di bawah atau di atas bak cuci, dst.). Gunakan pemadam api dengan bahan kimia
kering apabila terjadi kebakaran dengan bahan ini. Simpan dalam desikator yang diisi dengan
silica gel.
Penyimpanan basa padatan atau cairan seperti amonium hidroksida (NH4OH), kalsium
hidroksida, Ca(OH)2, kalium hidroksida (KOH), natrium hidroksida (NaOH) harus dilakukan
sebagai berikut :
1. Pisahkan basa dari asam, logam aktif, bahan eksplosif, peroksida organik, dan bahan
flammable.
2. Simpan larutan basa anorganik dalam wadah polyethylene (plastik).
3. Tempatkan wadah larutan basa dalam baki plastik untuk menghindari pecah atau
keborocan.
4. Simpanlah botol-botol besar larutan basa dalam lemari rak atau cabinet yang tahan
korosif. Botol besar disimpan pada rak lebih bawah daripada botol lebih kecil.
Gambar-1 Penyimpanan Bahan Kimia
Tabel-2.4 Matriks Bahan Kimia yang incompatable (tidak boleh disimpan bersamaan)
Asam Asam Asam Basa Oksidato Anorgan Organik Reaktif Pelarut
Anorgani Oksidato Organik r ik racun air organik
k r Racun
Asam Anorganik X X X X X X
Asam Oksidator X X X X X X
Asam Organic X X X X X X X
Basa X X X X X X
Oksidator X X X X
Anorganik Racun X X X X X X
Organik Racun X X X X X X
Reaktif air X X X X X X
Pelarut Organic X X X X X
Reaksi dekomposisi
Hasil reaksi dekomposisi suatu senyawa bisa menjadi dua atau lebih dan bisa jadi
dekoposisi/pemisahan ini terurai menjadi senyawa yang berbeda dengan senyawa sebelumnya.
Jenis reaksi ini bisa berjalan lambat dan bisa pula berjalan cepat.
Reaktivitas senyawa tersebut sangat tergantung dari beberapa faktor sehingga yang harus
diperhatikan adalah kondisi operasionalnya seperti :
Kontrol temperatur
Perbandingan dan konsentrasi reaktan
Kemurnian bahan
Viskositas media reaksi
Kecepatan penambahan bahan
Pengadukan
Tekanan reaksi atau distilasi
Bahaya radiasi
Bahaya padatan yang reaktif
Pengaturan dan penempatan bahan kimia sebaiknya dipisahkan berdasarkan perbedaan klas
bahaya. Sebagai contoh perlakuan masing-masing klas bahaya adalah sebagai berikut :
Jenis Asam
Pengoksidasi
Sianida
Bahan Piroforik
Bahan Beracun
Tempat cairan
Semua cairan kimia berbahaya harus disimpan dalam tray (nampan) untuk meminimalkan efek
karena tumpahan atau bocoran. Kapsitas tray harus 110% volume botol terbesar atau 10% dari
agregat seluruh volume.
Rak penampung disesuaikan dengan sifat bahan (cairan) yang disimpan dalam botol. Jangan
menggunakan bahan alumunium.
Studi kasus yang kami lakukan yaitu di Laboratorium sekolah Brigjen Katamso yang
beralamat di sunggal, Medan. Kondisi laboratorium yang kami temui masih kurang layak,
laboratorium kimia digabung dengan laboratorium biologi dan fisika. Adapun zat-zat kimia yang
terdapat pada laboratorium tersebut sebagai berikut :
1. Asam Sulfat (H2SO4 )
a. Karakteristik :
Gambar 3.1
Kesehatan : Cairan asam dapat merusak kulit dan menimbulkan luka yang amat sakit,dapat
menimbulkan kebutaan bila kena mata.
Kebakaran : Tidak terbakar,tetapi asam pekat bersifat oksidator yang dapat menibulkan
kebakaran bila kontak dengan zat organik.
Reaktifitas : Mengalami penguraian bila kena panas,mengeluarkan gas SO2 dan bereaksi
hebat dengan air.
C. Penangulangan bahaya
Penghirupan : Bawa korban ketempat segar,cari pengobatan.
Terkena Mata : Cucidengan air bersih dan hangat selama 20 menit dan segera bawa kedokter.
Terkena Kulit : Cuci dengan air bersih 20 menit,cari pengobatan.
Tertelan : Bila sadar beri minum 1 -2 gelas air, bawa kedokter.
Gambar 3.2
Titik Didih: -83,7 0C
Kesehatan : Terhirup dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan saluran
pernapasan. Bila kena kulit dapat menimbulkan luka bakar.Bila kena mata dapat
menimbulkan iritasi dan kebutaan.
Kebakaran : Tidak terbakar
Reaktivitas : Senyawa stabil pada suhu kamar,larutan dalam air amat reaktif dengan logam-
logam dan menghasilkan gas hidrogen yang eksplosif.
C. Penangulangan bahaya
Penghirupan : bawa ketampat udara segar dan bila korban tidak bernapas beri pernapasan
buatan.
Mata : Segera cuci dengan air bersih paling tidak 15 menit,bawa kedokter.
Kulit : Segera cuci dengan air selama 15 menit.
Tertelan : Kumur dengan air,bila sadar beri minum 1 -2 gelas air untuk pengenceran,jangan
diberi minum bila tidak sadar.
3. Ammonia ( NH3)
a. karakteristik :
Gambar 3.3
Titik Didih: - 33,350C
Wujud: cair
b. sifat-sifat bahaya
Kesehatan : Iritasi terhadap saluran pernapasan. Kontak dengan mata dapat menimbukan
iritasi sampai kebutaan total.
Kebakaran : Dapat terbakar dengan daerah mudah terbakar : 16 25% ( LFL UFL ) suhu
bakar : 651 .
Reaktivitas : Stabil pada suhu kamar, tapi dapat meledak oleh panasakibat kebakaran.
C. Penangulangan bahaya
Penghirupan : Pindahkan korban ke tempat udara segar,segera cari pengobatan.
Terkena mata : Segera cuci dengan air bersih (hangat) selama 20 menit dan bawa kedokter.
Terkena kulit : Cuci dengan air bersih dan alirkan terus selama 20 menit,segera berobat.
gambar 3.4
Wujud: Putih
b. sifat-sifat bahaya
C. Penangulangan bahaya
Terkena mata : Cuci dengan air bersih selama 30 menit atau diteruskan bila masih terasa
pedih,bawa kedokter.
Terkena kulit : Cuci segera dengan air bersih selama 30 menit ,lepaskan sepatu atau pakaian
yang terkontaminasi.
5. Asam Asetat ( CH3COOH)
a. karakteristik :
Gambar 3.5
Wujud: cair
b. sifat-sifat bahaya
Kesehatan : Uap asam dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, dapat
menyebabkan iritasi pada mata atau kerusakan mata permanen.
Kebakaran : Termasuk bahan dapat dibakar
Reaktivitas : Pada kondisi normal stabil, tetapi mudah terurai atau terbakar bila pada suhu
tinggi atau terkena api.
C. Penangulangan bahaya
Penghirupan : Ambil sumber kontaminan dan pindahkan korban ketempat udara segar. Bila
napas berhenti, berikan pernapasan buatan, bawa kedokter.
Kena mata : Cuci dengan air bersih selama 20 menit
Kena kulit : Cuci dengan air bersih selama 20 menit
Tertelan : Bila sadar beri minum 200-300 ml guna pengenceran.
6. Asam Oksalat (H2C2O4)
a. karakteristik :
gambar 3.6
Wujud: Kristal
b. sifat-sifat bahaya
Kesehatan : Bila terkena mata menyebabkan iritasi, merah, sakit dan bisa merusak kornea.
Berbahaya bila tertelan.
Kebakaran : Termasuk bahan dapat dibakar setelah dipanaskan.
Reaktivitas : Stabil
c. Penanggulangan Bahaya
Penghirupan : Pindahkan korban ketempat udara segar, beri pertolongan dengan pernapasan
buatan bila berhenti bernapas.
Terkena mata : Cuci dengan air bersih dan alirkan terus selama 20 menit
Terkena kulit : Cuci dengan air bersih
Tertelan : Bila sadar,beri minum 300 ml untuk pengencera.
7. Perak Nitrat (AgNO3)
a.karakteristik :
Gambar : 3.7
Wujud: padat
b. sifat-sifat bahaya
Kesehatan : Dapat menyebabakan peradangan mata bahkan kebutaan. Terkena kulit : Dapat
menyebabkan warna hitam yang kemudian akan mengelupas.
Kebakaran : Tidak terbakar, tetapi dapat membakar zat organik.
Reaktivitas : Amat reaktif dengan reduktor.
C. Penangulangan bahaya
Penghirupan : Segera pindahkan korban ketempat udara segar, beri pertolongan pernapasan
bila perlu.
Terkena kulit : Cuci dengan air segera dan alirkan air terus menerus selama 15 20 menit.
Tertelan : Bila sadar beri minum air atau susu guna pengenceran.
8. Barium Klorida (BaCl2)
a. karakteristik :
Gambar : 3.8
Wujud: padat
b. sifat-sifat bahaya
Kesehatan : Kontak debu dengan mata dan kulit menyebabkan amat iritatif. Penghirupan
dapat mengakibatkan iritatif hidup.
Kebakaran : Dapat terbakar dengan nyata hijau kekuning-kuningan,meski sukar untuk
dinyalakan.
Reaktivitas : Stabil pada suhu kamar , tetapi pada suhu tinggi akan terurai dengan
mengeluarkan uap toksik klor.
c. penanggulangan bahaya
Penghirupan : Segera bawa korban ketempat udara segar.
Terkena kulit : Ambil pakaian yan terkontaminasi.
Terkena mata : Jangan menggosok mata.
Tertelan : Bila sadar beri minum 1 2 gelas air atau susu.
9. Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
a. karakteristik :
Gambar 3.9
Wujud: padat
b. sifat-sifat bahaya
Kesehatan : Bila terkena kulit dapat menimbulkan iritasi atau luka bakar. Tertelan dapat
menyebabkan sakit perut dan mau muntah.
Kebakaran : Tak terbakar,tetapi dapat membakar zat organik.
Reaktivitas : Stabil pada suhu kamar dalam wadah tertutup.
c. penanggulangan bahaya
Penghirupan : Segera bawa ketempat udara segar,beri bantuan pernapasan bila diperlukan.
Terkena kulit : Segera cuci dengan air selama 15 menit.
Terkena mata : Jangan menggosok mata,bawa kedokter segera.
Tertelan : Bila sadar beri minum 1-2 gelas.
10. Kalium Permanganat (KMnO4)
a. Karakteristik :
gambar 3.10
Wujud: padat
b. sifat-sifat bahaya
c. penanggulangan bahaya
Penghirupan : Pindahkan ketempat udara segar, serta beri bantuan pernapasan bila perlu.
Terkena kulit : Segera lepaskan pakaian terkontaminasi. Cuci dengan air sabun dan bilas dengan
air.
Terkena mata : Segera semprotkan air dengan hati-hati, alirkan terus air 15 menit.
Tertelan : Bila sadar , beri minum 1-2 gelas air / susu. Bawa kedokter untuk pengobatan.
11. Hidrogen Peroksida ( H2O2)
a. karakteristik :
gambar 3.11
Wujud: cair
b. sifat-sifat bahaya :
Kesehatan : Cairan pekat amat berbahaya untuk mata dan kulit,dapat menimbulkan warna
putih pada kulit atau luka bakar.
Kebakaran : Tidak terbakar, tetapi dpat menimbulakan kebakaran bila kontak dengan bahan
organik.
Reaktivitas : Biasanya tidak stabil bila kena panas sinar matahari atau kontak dengan bahan
organik.
c. penanggulangan bahaya
Terhirup uap : Segera bawa ketempat udara segar.
Terkena mata : Cuci dengan air bersih dan bawa kedokter.
Terkena kulit : Cuci dengan air bersih,ambil pakaian yang terkontaminasi.
Tertelan : Segera beri minum air 250 ml untuk mengencerkan,jangan dirangsang untuk
muntah.
12. Seng (Zn)
a. karakteristik :
gambar 3.12
b. sifat-sifat bahaya
Kesehatan : Keterpaan debu Zn lewat paru-paru menyebabkan batuk-batuk. Konsentrasi uap
( fumes ) 45 870 mg / m3 menyebabkan iritasi baik pada kulit maupun mata.
Kebakaran : Zat padat dapat terbakar. Debu logam Zn mudah terbakarbila kontak atau panas.
Reaktivitas : Bubuk Zn stabil pada suhu kamar.
c. penanggulangan bahaya
Penghirupan : Bawa korban ke tempat udara bersih.
Terkena mata : Jangan menggosok mata, buka kelopak mata, alirkan air selama 15 menit, bawa
kedokter.
Terkena kulit : Cuci dengan air atau air sabun, pada bagian yang terkena debu.
Tertelan : Bila sadar beri minum 1-2 gels air dan rangsang agar muntah.
PENUTUP
sebelum melakukan penyimpanan, harus mengetahui sifat-sifat dari bahan kimia yaitu :
1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam
botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah
rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.
4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula
menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja
sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol kecil,
jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol
induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Pengelolaan Laboratorium Fisika Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah; Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas.
Depdilbud. (1993). Buku Katalog Alat Laboratorium IPA untuk SMP dan SMA. Jakarta:
Dikmenum.
Imam Khasani. (1983). Bahan-bahan Kimia Korosif, Reduktif dan Debu Atmosfer. Bandung:
LKN.
Santoso. (2004). Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Sumar Hendayana. (1994). Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia. Bandung: FPMIPA IKIP
Bandung.
Supriatna, M., (2008), Laboratorium Sains SMA Sebagai Analisis Kebutuhan Untuk Program