Anda di halaman 1dari 16

7 Simbol Bahan Kimia Berbahaya

Bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium memiliki sifat yang beraneka ragam. Di antara sifat-sifatnya
tersebut, ada beberapa di antaranya yang ternyata dapat membahayakan bagi kesehatan dan
keselamatan para pekerja dan lingkungannya (K3LH). Untuk membedakan antara bahan kimia
berbahaya dengan bahan kimia yang tidak berbahaya diperlukan suatu simbol khusus yang bersifat
universal. Inilah yang mendasari dibuatnya suatu peraturan tentang simbol bahan kimia berbahaya.
Melalui peraturan tersebut, dibuatlah suatu simbol-simbol yang menandakan sifat berbahaya dari suatu
bahan kimia. Simbol-simbol bahan kimia tersebutlah yang akan dijelaskan pada artikel kali ini.

Simbol Bahan Kimia

Simbol bahaya kimia adalah suatu piktogram berlatar belakang orange dengan garis batas dan gambar
berwarna hitam. Gambar yang terdapat dalam piktogram umumnya menggambarkan sifat bahaya dari
bahan yang dilabeli. Sifat bahaya tersebut misalnya risiko ledakan dan kebakaran, risiko kesehatan dan
keracunan, atau kombinasi keduanya.

Berikut ini  7 simbol bahan kimia berbahaya lengkap dengan gambar dan keterangannya.

1. Explosive (Mudah Meledak)


Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar disamping adalah bahan yang mudah meledak
(explosive). Ledakan pada bahan tersebut bisa terjadi karena beberapa penyebab, misalnya karena
benturan, pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain, atau karena adanya sumber
percikan api. Ledakan pada bahan kimia dengan simbol ini kadang kali bahkan dapat terjadi meski dalam
kondisi tanpa oksigen. Beberapa contoh bahan kimia dengan sifat explosive misalnya TNT, ammonium
nitrat, dan nitroselulosa. Bekerja dengan bahan kimia yang mudah meledak membutuhkan pengalaman
praktis sekaligus pengetahuan. Menghindari hal-hal yang dapat memicu ledakan sangat penting
dilakukan untuk mencegah risiko fatal bagi keselamatan diri.

2. Oxidizing (Mudah Teroksidasi)

Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar di samping adalah bahan kimia yang bersifat mudah
menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi (oxidizing). Penyebab terjadinya kebakaran umumnya
terjadi akibat reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas, percikan api, atau karena raksi dengan
bahan-bahan yang bersifat reduktor. Bekerja dengan bahan kimia oxidizing membutuhkan pengetahuan
dan pengalaman praktis. Jika tidak, risiko kebakaran akan sangat mungkin terjadi. Adapun beberapa
contoh bahan kimia dengan sifat ini misalnya hidrogen peroksida dan kalium perklorat. Bila suatu saat
Anda bekerja dengan kedua bahan tersebut, hindarilah panas, reduktor, serta bahan-bahan mudah
terbakar lainnya. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.

3. Flammable (Mudah Terbakar)


Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa bahan tersebut besifat mudah terbakar (flammable).
Bahan mudah terbakar dibagi menjadi 2 jenis yaitu Extremely Flammable (amat sangat mudah terbakar)
dan Highly Flammable (sangat mudah terbakar. Bahan dengan label Extremely Flammable memiliki titik
nyala pada suhu 0 derajat Celcius dan titik didih pada suhu 35 derajat Celcius. Bahan ini umumnya
berupa gas pada suhu normal dan disimpan dalam tabung kedap udara bertekanan tinggi. Frase-R untuk
bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Bahan dengan label Highly Flammable memiliki titik
nyala pada suhu 21 derajat Celcius dan titik didih pada suhu yang tak terbatas. Pengaruh kelembaban
pada terbakar atau tidaknya bahan ini sangat besar. Oleh karena itu, mereka biasanya disimpan pada
kondisi kelembaban tinggi. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11. Adapun beberapa
contoh bahan bersifat flammable dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Zat terbakar langsung. Contohnya : aluminium alkil fosfor. Keamanan : hindari kontak bahan
dengan udara.
2. Gas amat mudah terbakar. Contohnya : butane dan propane. Keamanan : hindari kontak bahan
dengan udara dan sumber api.
3. Cairan mudah terbakar. Contohnya: aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api
atau loncatan bunga api.
4. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.

 
4. Toxic (Beracun)
Simbol bahan kimia disamping mengunjukan bahwa bahan tersebut adalah bahan beracun. Keracunan
yang bisa diakibatkan bahan kimia tersebut bisa bersifat akut dan kronis, bahkan bisa hingga
menyebabkan kematian pada konsentrasi tinggi. Keracunan karena bahan dengan simbol di atas bukan
hanya terjadi jika bahan masuk melalui mulut. Ia juga bisa meracuni lewat proses pernapasan (inhalasi)
atau melalui kontak dengan kulit. Beberapa contoh bahan kimia bersifat racun misalnya arsen triklorida
dan merkuri klorida. Bekerja dengan bahan-bahan tersebut harus memperhatikan keselamatan diri.
Hindari kontak langsung dengan kulit, menelan, serta gunakan selubung masker untuk mencegah
uapnya masuk melalui pernafasan.

5. Harmful Irritant (Bahaya Iritasi)

Simbol bahan kimia disamping sebetulnya terbagi menjadi 2 kode, yaitu kode Xn dan kode Xi. Kode Xn
menunjukan adanya risiko kesehatan jika bahan masuk melalui pernafasan (inhalasi), melalui mulut
(ingestion), dan melalui kontak kulit, contoh bahan dengan kode Xn misalnya peridin. Sedangkan kode Xi
menunjukan adanya risiko inflamasi jika bahan kontak langsung dengan kulit dan selaput lendir, contoh
bahan dengan kode Xi misalnya ammonia dan benzyl klorida. Frase-R untuk bahan berkode Xn yaitu R20,
R21 dan R22, sedangkan untuk kode Xi yaitu R36, R37, R38 dan R41.

6. Corrosive (Korosif)

Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa suatu bahan tersebut bersifat korosif dan dapat
merusak jaringan hidup. Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa dilihat dari tingkat
keasamaannya. pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada kisaran < 2 atau >11,5. Beberapa
contoh bahan dengan simbol ini misalnya belerang oksida dan klor. Jangan menghirup uap dari bahan
ini, jangan pula membuatnya kontak langsung dengan mata dan kulit Anda.  Mereka juga bisa
menyebabkan iritasi. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.

Simbol bahan kimia pada gambar di samping menunjukan bahwa bahan tersebut berbahaya bagi
lingkungan (dangerous for environment). Melepasnya langsung ke lingkungan, baik itu ke tanah, udara,
perairan, atau ke mikroorganisme dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. Beberapa contoh bahan
dengan simbol ini misalnya tetraklorometan, tributil timah klorida, dan petroleum bensin. Frase-R untuk
bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53. Demikianlah 7 simbol bahan kimia
lengkap dengan keterangan dan gambarnya. Semoga bisa menjadi pengetahuan baru yang bermanfaat
bagi keselamatan Anda suatu saat nanti.

Dalam melakukan penanganan terhadap limbah, penting untuk diketahui


bahwa ada jenis-jenis limbah yang ternyata sangat mengancam lingkungan
dan kesehatan manusia. Jenis limbah tersebut kerap disebut dengan istilah
limbah B3. Apakah yang dimaksud dengan limbah B3? Apa saja contoh
limbah B3 yang terdapat di sekitar kita? Bagaimana teknik penanganan
limbah B3 agar tidak menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia? Di artikel kali ini kita akan menjawab semua
pertanyaan ini.

1. Pengertian Limbah B3
Kata B3 merupakan akronim dari bahan beracun dan berbahaya. Oleh
karena itu, pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan
atau limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun
dan berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat
merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam
kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya.

Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan


rumah tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini.
Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik) di
antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian,
pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai,
pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair
spray, dan batu baterai.

2. Jenis Limbah B3
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses
utama, melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi,
pelarutan kerak, pencucian, pengemasan dan lain-lain.
Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah ini berasal dari proses suatu
industri (kegiatan utama).
Limbah B3 dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak
diduga, misalnya prodak kedaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

3. Sifat dan Klasifikasi Limbah B3


Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia
memiliki sifat-sifat tertentu, di antaranya mudah meledak, mudah
teroksidasi, mudah menyala, mengandung racun, bersifat
korosifmenyebabkan iritasi, atau menimbulkan gejala-gejala kesehatan
seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain sebagainya.

a. Mudah meledak (explosive)


Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan
standar dapat meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi lewat reaksi fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat
berbahaya baik saat penanganannya, pengangkutan, hingga
pembuangannya karena bisa menyebabkan ledakan besar tanpa diduga-
duga. Adapun contoh limbah B3 dengan sifat mudah meledak misalnya
limbah bahan eksplosif dan limbah laboratorium seperti asam prikat.

b. Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena
teroksidasi sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan
lainnya. Limbah ini jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan
kebakaran besar pada ekosistem. Contoh limbah b3 dengan sifat
pengoksidasi misalnya kaporit.

c. Mudah menyala (flammable)


Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang
dapat terbakar karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan
lainnya meski dalam suhu dan tekanan standar. Contoh limbah B3 yang
mudah menyala misalnya pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut
aseton yang berasal dari industri cat, tinta, pembersihan logam, dan
laboratorium kimia.

e. Beracun (moderately toxic)


Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang
bersifat racun bagi manusia atau hewan, sehingga menyebabkan
keracunan, sakit, atau kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit,
maupun mulut. Contoh limbah b3 ini adalah limbah pertanian seperti
buangan pestisida.

f. Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun
gas yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat
tertentu melalui kontak inhalasi ataupun oral.

g. Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja,
mempunyai pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa).
Contoh limbah B3 dengan ciri korosif misalnya, sisa asam sulfat yang
digunakan dalam industri baja, limbah asam dari baterai dan accu, serta
limbah pembersih sodium hidroksida pada industri logam.

h. Bersifat iritasi (irritant)


Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan
sensitasi pada kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi
pernapasan, pusing, dan mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah
asam formiat yang dihasilkan dari industri karet.
i. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan
kerusakan pada lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau
Chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari mesin pendingin

j. Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenik (teratogenic), Mutagenik


(mutagenic)
Limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya
sel kanker, teratogenik adalah limbah yang mempengaruhi pembentukan
embrio, sedangkan limbah mutagenik adalah limbah yang dapat
menyebabkan perubahan kromosom.

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B-3) Bahan berbahaya dan


beracun didefinisikan sebagai bahan berbahaya dan / atau beracun yang
karena sifatnya atau konsentrasinya baik secara langsung atau tidak
langsung dapat mencemarkan lingkungan atau merusak lingkungan hidup,
kesehatan hidup manusia serta, makhluk lain. KONVERSI Vol. 1 No. 1
April 2012 ISSN 2252-7311 38 Dari definisi tersebut di atas dapat
ditafsirkan bahwa B-3 dapat berupa bahan baku (alamiah), atau bahan
olahan (produk), atau sisa dari suatu proses (limbah) yang bersumber dari
kegiatan industri atau domestik (rumah tangga). Ditinjau dari strukturnya,
maka B-3 bisa berupa bahan yang memiliki sifat fisika dan kimia. Sifat
fisika (fisik) pada umumnya dilihat karena bentuknya, seperti:
runcing/tajam, keras, licin, gas dan lain-lain. Sedangkan sifat kimia dilihat
dari mudahnya bereaksi, baik dengan struktur tubuh makhluk hidup
(manusia, hewan dan tumbuhan), maupun benda-benda mati. Dampak
yang diakibatkan oleh sifat fisik pada umumnya berupa perusakan fisik,
seperti luka, sesak napas, pingsan, bahkan sampai tak sadarkan diri.
Adapun dampak dari sifat kimia antara lain: kebakaran, ledakan,
keracunan, korosif tehadap benda (peralatan), dan lain-lain. Berdasarkan
dampak yang disebabkannya, maka B-3, terutama berdasarkan sifat
kimianya, dapat dikelompokkan sebagai berikut: Bahan beracun (toxic)
Dalam jumlah kecil,bahan ini menimbulkan keracunan dan bersifat bahaya
terhadap kesehatan manusia atau makhluk hidup lainnya, bahkan dapat
menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh lewat pernapasan
atau kulit. Bahan Berbahaya Dan Beracun (B-3) Dan Keberadaannya Di
Dalam Limbah* Suratmin Utomo 39 Tabel 1. Beberapa contoh bahan kimia
beracun Bahan beracun Jenis bahan Akibat keracunan dan gangguan 1.
Logam/metalloid * Pb (TEL, PbCO3) * Hg (Hg, senyawa-senyawa organik&
anorganik) * Cadmium * Krom * Arsen * Posfor *Syaraf, ginjal dan darah *
Ginjal dan syaraf * Hati, ginjal dan darah * Kanker * Iritasi dan kanker *
Metabolisme karbohidrat, lemak dan protein 2. Bahan pelarut * hidrogen
alifatik (bensin, minyak tanah) * hidrokarbon terhalogenasi (kloroform,
CCl4) * alkohol (etanol, metanol) * hidrokarbonaromatik (benzena) * pusing
dan koma * hati dan ginjal * penglihatan, koma, dan syaraf * syaraf pusat
dan leukemia 3. Gas-gas beracun *aspiksian biasa (N2, Argon, Helium) *
aspiksian kimia (CO2,C2H2) * asam sianida (HCN) * asam sulfida (H2S) *
karbon monoksida(CO) * nitrogen oksida (NOX) * sesak napas,
kekurangan oksigen * sesak napas * pusing * sesak napas, kejang, hilang
kesadaran * sesak napas, otak, jantung, syaraf, hilang kesadaran * sesak
napas, iritasi, kematian 4. Karsinogen * benzena * asbes * benzidin * krom
* vinil klorida * leukemia * paru-paru * kandung kencing * paru-paru * hati,
paru-paru, syaraf pusat, darah 5. Pestisida * organoklorin, organo fosfat *
pusing, kejang, hilang kesadaran, kematian. Bahan oksidator Bahan-bahan
ini kaya dengan oksigen sehingga dapat membantu dan mempercepat
proses pembakaran, karena bisa menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran bahan-bahan lain. Beberapa contoh bahan kimia
oksidator seperti: permanganat, perklorat, dikromat, peroksida, persulfat.
Oksida-oksida lain dapat terbentuk pula pada penyimpanan pelarut
(solvent) organik seperti: eter, ester dan keton. Bahan korosif KONVERSI
Vol. 1 No. 1 April 2012 ISSN 2252-7311 40 Tabel 2. Beberapa contoh
bahan korosif berdasarkan wujud Wujud (fase) Kerusakan yang
diakibatkan Jenis bahan 1. Korosif padat Bahaya jika kontak dengan kulit
Kaustik soda, NaOH Kalium hidroksida, KOH Natrium silikat, Na2OXSiO2
Kalsium hidroksida, CaO, Ca(OH)2 Fenol, C6H6OH Asam trikloroasetat,
CCl3COOH 2. Korosif cair Bahaya jika kontak dengan kulit atau mata,
menyebabkan proses pelarutan atau denaturasi protein Asam sulfat,
H2SO4; asam nitrat, HNO3; asam klorida, HCl; asam formiat/asam semut,
CHCOOH; asam cuka/asam asetat, CH3COOH; Asam sulfida, H2S. 3.
Korosif gas Bahaya jika terhirup, akan merusak pernapasan. (Sifatnya
tergantung kepada kelarutannya dalam air) a. Kelarutan dalam air mudah
Merusak saluran pernapasan bagian atas. Ammonia, asam klorida, asam
asetat, asam florida (HF), formaldehid. b. Kelarutan dalam airsedang
Merusak saluran pernapasan atas dan bagian dalam Belerang dioksida,
klor dan brom (Br2) c. Kelarutan dalam air kecil Merusak alat pernapasan
bagian dalam Ozon, nitrogen oksida. Bahan ini reaktif terhadap zat lain
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan apabila berkontak dengan
jaringan hidup atau bahan lain. Bahan-bahan ini meliputi asam-asam,
alkali-alkali dan bahan-bahan kuat lainnya. Dilihat dari wujud/fasenya,
bahan kimia korosif ada tiga macam, yaitu: a. Bahan korosif padatan,
misalnya: kaustik soda, NaOH; kalium hidroksida, KOH; kalsium
hidroksida, Ca(OH)2. b. Bahan korosif cairan, misalnya: asam sulfat,
H2SO4; asam cuka, CH3COOH; asam klorida, HCl; asam nitrat, HNO3. c.
Bahan korosif gas,misalnya: ammonia, NH3; formaldehida, HCOH; asam
klorida, HCl; asam asetat, CH3COOH; belerang oksida, SO2/SO3; klorin,
Cl2; ozon, O3. Bahan yang reaktif terhadap air Bahan ini mudah bereaksi
dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas mudah terbakar.
Beberapa contoh bahan ini antara lain: a. Alkali (natrium, Na; kalium, K)
dan alkali tanah (Calsium, Ca) b. Logam halida anhidrat (aluminium
tribromida, AlBr3) c. Logam oksida anhidrat (CaO). Bahan-bahan tersebut
di atas harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang kering
dan bebas dari kebocoran bila hujan. Bahan mudah terbakar Bahan ini
adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan
menimbulkan kebakaran.Tingkat bahaya ditentukan oleh titik bakarnya (titik
nyala). Makin rendah titik bakarnya justru makin berbahaya. Reaksi
pembakaran yang berlangsung sangat cepat dan juga dapat menghasilkan
ledakan. Dilihat dari wujudnya, bahan ini dapat berupa: a. Padatan mudah
terbakar, misalnya: belerang, fosfor, kertas/rayon, hidrida logam, kapas
dan padatan berupa Bahan Berbahaya Dan Beracun (B-3) Dan
Keberadaannya Di Dalam Limbah* Suratmin Utomo 41 serbuk halus
(seperti debu: kapuk, kapas, gandum). b. Cairan mudah terbakar, seperti:
eter, alkohol, aseton, benzena, heksan dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut
pada umumnya digunakan sebagai bahan pelarut organik, pada suhu
kamar akanmenguap, dan dalam perbandingan tertentu dapat terbakar
oleh adanya api terbuka atau loncatan listrik. Bahan-bahan pelarut organik
banyak ditemukan dalam industri, seperti pada: Industri cat : petroleum,
eter, alkohol, aseton, ester, heksan, isobutil, keton dan lain-lain. Industri
kertas : karbon disulfida Pabrik alkohol : metanol, etanol. Pengolahan
minyak : bensin, benzena, toluena dan ksilena Industri obatobatan :
aseton, eter, alkohol Laboratorium kimia : hampir semua pelarut organik c.
Gas mudah terbakar: gas alam sebagai bahan bakar, hidrogen, asetilen
(untuk pengelasan), etilen oksida (gas untuk sterilisasi) dan lain-lain.
Bahan eksplosif (mudah meledak) Bahan ini adalah padatan atau cairan
atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu tinggi,
sehingga menimbulkan kerusakan yang dahsyat. Ada beberapa macam
bahan eksplosif, antara lain: a. Bahan eksplosif buatan, yaitu bahan yang
sengaja dibuat untuk tujuan peledakan atau bahan peledak, seperti:
trinitrotoluene (TNT); nitrogliserin; ammonium nitrat. Bahan-bahan tersebut
sangat pekaterhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau
tumbukan). b. Bahan eksplosif karena sifatnya, yaitu karena tidak stabil
atau reaktif seperti: nitro, diazo, peroksida, azida dan lain-lain. b. Debu
eksplosif, seperti: debu karbon (dalam industri batu bara); zat warna diazo
(dalam pabrik zat warna); magnesium (dalam pabrik baja). c. Campuran
eksplosif, yaitu karena terjadinya campuran beberapa bahan oksidator dan
reduktor dalam suatu reaktor atau dalam penyimpanan (gudang) Tabel
3.Beberapa contoh bahan oksidator dan reduktor. No Oksidator Reduktor 1
Kalium klorat, Natrium nitrat Karbon, Belerang 2 Asam nitrat Etanol 3
Kalium permanganat Gliserol 4 Krom trioksida Hidrazin Tabel 4.Beberapa
contoh bahan eksplosif di 41ermanga. No Bahan produksi/digunakan
Industri 1 Ammonium nitrat, TNT Peledak 2 Campuran Amunisi 3 Asetilen,
41ermanga, Gas oksigen 4 Natrium nitrat, Kalium klorat, karbon Petasan
(mercon) 5 Kalium klorat, belerang Korek api 6 Azo, diazo Zat warna Gas
bertekanan Gas bertekanan disimpan dalam tekanan tinggi, baik gas yang
ditekan, gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut di bawah tekanan.
Gas bertekanan ini banyak digunakan dalam 41ermanga maupun
laboratorium.Bahaya dari gas ini adalah efek dari tekanan tinggi dan juga
mungkin bersifat racun, aspiksian, korosif dan mudah terbakar. KONVERSI
Vol. 1 No. 1 April 2012 ISSN 2252-7311 42 Tabel 5. Penggunaan gas
bertekanan dan bahayanya No Gas Penggunaan Bahaya 1 Asetilen Gas
bakar Mudah terbakar, aspiksian 2 Ammonia Bahan baku Beracun 3 Etil
oksida Sterilisasi Beracun dan mudah terbakar 4 Hidrogen Hidrogenasi
Mudah terbakar, aspiksian 5 Klor Klorinasi Beracun, korosif 6 Nitrogen Gas
pencuci Aspiksian 7 Vinil klorida Produksi plastik Beracun dan mudah
terbakar Bahan reaktif terhadap asam Bahan yang mudah bereaksi dengan
asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas
beracun dan korosif serta eksplosif. Bahan-bahan ini adalah alkai-alkali
atau senyawa-senyawa alkali. Misal: kalium klorat (KclO3), kalium
42ermanganate (KmnO4). Bahan radioaktif Bahan ini mempunyai
kemampuan memancarkan sinar-sinar radioaktif dari zat itu sendiri.Radiasi
yang dipancarkan adalah sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, sinar netron
dan lain-lain.Bahaya radioaktif terutama terkait dengan sinar
radiasinya.Radiasi ini jika masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan efek
somatik dan genetik.Efek somatik bisa bersifat akut dan bisa pula kronis.
Efek kronis akibat radiasi dosis rendah, sedangakan efek akut akibat
radiasi dosis tinggi dari 200 Rad sampai 5000 Rad. Pada efek akut
mungkin terjadi sindroma sistem syaraf sentral dan sindroma kelainan
darah. Keberadaan bahan radioaktif antara lain dalam bidang kedokteran,
bidang industri dan bidang pertanian. Dalam bidang kedokteran banyak
dipakai cairan zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh atau isotop-
isotop untuk penyinaran. Dalam bidang industri, bahan radioaktif dipakai
untuk menelusuri jejak proses dalam rangka pengendalian atau dipakai
langsung dalam produksi seperti mempercepat proses polimerisasi.
Sedangkan dalam bidang pertanian isotop radioaktif dipakai untuk
menelusuri proses seperti penyerapan air, pemupukan dan lain-lain.
Logam berat Keberadaan logam berat bisa berupa logam murni, paduan
atau dalam bentuk senyawa. Dalam keadaan murni berupa padatan pada
suhu kamar, dalam bentuk serbuk,bongkahan atau dalam bentuk lain,
kecuali merkurium (raksa) dalam bentuk cairan. Begitu pula logam paduan
dapat berupa padatan atau cairan/larutan.Dalam bentuk senyawa pada
umumnya memiliki warna khas sesuai dengan formula senyawanya. Tabel
6: Logam berat dan pengaruhnya terhadap kesehatan No Logam Bentuk
senyawa Pengaruh terhadap kesehatan 1 Timbal, Pb Pb, senyawa
Penghambat pembentukan haemoglobin, anemia, gangguan otak 2
Cadmium, Cd Cd, senyawa Ginjal, tulang, anemia ringan 3 Mercurium
(Raksa), Hg Hg, AlkilHg, Hg2+ (garam), Gangguan syaraf pusat, gangguan
otak, teratogenik, sistem ginjal, sistem reproduksi 4 Arsen, As As, As3+ ,
As5+ Batu ginjal, anemia, lever, cirrhosis, kanker, prostat gland. LIMBAH
B-3 DAN KEBERADAANNYA Keberadaan B-3 Tidak semua B-3 adalah
limbah, oleh karena itu keberadaan B-3 tidaklah terbatas pada lokasi
tertentu. Banyak industri yang memanfaatkan B-3 sebagai Bahan
Berbahaya Dan Beracun (B-3) Dan Keberadaannya Di Dalam Limbah*
Suratmin Utomo 43 bahan baku untuk produksi atau memproduksi bahan
yang bersifat bahaya dan/atau beracun. Banyak bahan-bahan produk yang
tergolong B-3, baik karena sifatnya atau konsentrasi B-3-nya dibutuhkan
oleh masyarakat sebagai bahan terpakai (memiliki daya guna) maupun
sebagai bahan konsumsi. Masyarakat/lingkungan rumah tangga sebagai
konsumen produk industri tidak akan terbebas dari bahan yang bersifat
berbahaya atau beracun. Sarana umum seperti: bahan bakar (gas, bensin),
pembersih lantai, obat pembasmi serangga, merupakan bagian dari B-3.
Perlengkapan kecantikan/kosmetik (seperti: pembersih muka, lipstick, hair
spray, parfum dan lain-lain) dan berbagai jenis makanan dan minuman
yang mengandung aditif (seperti: pengawet, pewarna, aroma dan lain-lain)
juga tidak terlepas dari keberadaan B-3.

Anda mungkin juga menyukai