Anda di halaman 1dari 9

Tugas

Mata kuliah Cara bekerja yang baik di laboratorium


Materi : karakteristik bahan kimia, mengelola tumpahan bahan kimia, limbah

Nama : Wilda Septia


Nim : 222114196
Kelas : 1A

1. Sebutkan karakteristik dari bahan kimia!


Jawab:
 Oksidator
 Reduktor
 Reaktif terhadap air
 Asam
 Basa
 Mudah terbakar
 Mudah meledak

2. Jelaskan simbol-simbol bahan kimia!


Jawab:
 Explosive (Mudah Meledak)
Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar disamping adalah
bahan yang mudah meledak (explosive). Ledakan pada bahan tersebut
bisa terjadi karena beberapa penyebab, misalnya karena benturan,
pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain, atau
karena adanya sumber percikan api. Ledakan pada bahan kimia dengan
simbol ini kadang kali bahkan dapat terjadi meski dalam kondisi tanpa
oksigen. Beberapa contoh bahan kimia dengan sifat explosive misalnya
TNT, ammonium nitrat, dan nitroselulosa.
 Oxidizing (Mudah Teroksidasi)
Penyebab terjadinya kebakaran umumnya terjadi akibat reaksi bahan
tersebut dengan udara yang panas, percikan api, atau karena raksi
dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor.. Adapun beberapa contoh
bahan kimia dengan sifat ini misalnya hidrogen peroksida dan kalium
perklorat. Bila suatu saat Anda bekerja dengan kedua bahan tersebut,
hindarilah panas, reduktor, serta bahan-bahan mudah terbakar lainnya.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.
 Flammable (Mudah Terbakar
Bahan mudah terbakar dibagi menjadi 2 jenis yaitu Extremely
Flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly Flammable
(sangat mudah terbakar. Bahan dengan label Extremely Flammable
memiliki titik nyala pada suhu 0 derajat Celcius dan titik didih pada
suhu 35 derajat Celcius. Bahan ini umumnya berupa gas pada suhu
normal dan disimpan dalam tabung kedap udara bertekanan tinggi.
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Bahan
dengan label Highly Flammable memiliki titik nyala pada suhu 21
derajat Celcius dan titik didih pada suhu yang tak terbatas. Pengaruh
kelembaban pada terbakar atau tidaknya bahan ini sangat besar. Oleh
karena itu, mereka biasanya disimpan pada kondisi kelembaban tinggi.
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11. Adapun
beberapa contoh bahan bersifat flammable dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Zat terbakar langsung. Contohnya : aluminium alkil fosfor.
Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara.
2) Gas amat mudah terbakar. Contohnya : butane dan propane.
Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara dan sumber
api.
3) Cairan mudah terbakar. Contohnya: aseton dan benzene.
Keamanan : jauhkan dari sumber api atau loncatan bunga api.
4) Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas
mudah terbakar bila kena air atau api
 Toxic (Beracun)
Keracunan yang bisa diakibatkan bahan kimia tersebut bisa bersifat
akut dan kronis, bahkan bisa hingga menyebabkan kematian pada
konsentrasi tinggi. Keracunan karena bahan dengan simbol di atas
bukan hanya terjadi jika bahan masuk melalui mulut. Ia juga bisa
meracuni lewat proses pernafasan (inhalasi) atau melalui kontak dengan
kulit. Beberapa contoh bahan kimia bersifat racun misalnya arsen
triklorida dan merkuri klorida. Bekerja dengan bahan-bahan tersebut
harus memperhatikan keselamatan diri. Hindari kontak langsung
dengan kulit, menelan, serta gunakan selubung masker untuk mencegah
uapnya masuk melalui pernafasan.
 Harmful Irritant (Bahaya Iritasi)
simbol bahan kimia disamping sebetulnya terbagi menjadi 2 kode,
yaitu kode Xn dan kode Xi. Kode Xn menunjukan adanya risiko
kesehatan jika bahan masuk melalui pernafasan (inhalasi), melalui
mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit, contoh bahan dengan kode
Xn misalnya peridin. Sedangkan kode Xi menunjukan adanya risiko
inflamasi jika bahan kontak langsung dengan kulit dan selaput lendir,
contoh bahan dengan kode Xi misalnya ammonia dan benzyl klorida. 
 Corrosive (Korosif)
Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa suatu bahan
tersebut bersifat korosif dan dapat merusak jaringan hidup.
Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa dilihat dari tingkat
keasamaannya. pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada
kisaran < 2 atau >11,5. Beberapa contoh bahan dengan simbol ini
misalnya belerang oksida dan klor. Jangan menghirup uap dari bahan
ini, jangan pula membuatnya kontak langsung dengan mata dan kulit
Anda.  Mereka juga bisa menyebabkan iritasi
 Dangerous for Enviromental (Bahan Berbahaya bagi Lingkungan)
Simbol bahan kimia pada gambar di samping menunjukan bahwa
bahan tersebut berbahaya bagi lingkungan (dangerous for
environment). Melepasnya langsung ke lingkungan, baik itu ke tanah,
udara, perairan, atau ke mikroorganisme dapat menyebabkan
kerusakan ekosistem. Beberapa contoh bahan dengan simbol ini
misalnya tetraklorometan, tributil timah klorida, dan petroleum bensin

3. Sebutkan sifat dan karakteristik bahan kimia yang berbahaya!


Jawab:
beracun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, iritan, dan oksidator. 

4. Apa yang dimaksud dengan karakteristik bahan kimia?


Jawab:
Sifat kimia merupakan karakteristik ataupun sifat dari suatu zat yang bisa diamati saat
mengalami reaksi kimia atau perubahan kimia
5. Apa saja resiko bahan kimia berbahaya di laboratorium?
Jawab :
Berbagai risiko (dampak bahaya) bahan-bahan kimia terhadap kesehatan tubuh manusia.
Gangguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada
umumnya iritasi yang disebabkan oleh bahan bahan iritan (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit
saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik ( trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan,
terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan
kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang
irreversible pada daerah yang terpapar

6. Sebutkan 5 contoh bahan kimia beracun (bahan, jenis bahan dan akibat keracunan
dan gangguan) !
Jawab:
1) Aseton
zat yang banyak ditemukan di cairan penghapus kuteks, pelitur mebel, serta wallpaper .
Ketika terekspos udara, aseton menguap dengan sangat cepat dan mudah sekali terbakar.
Untuk sampai bisa keracunan, Anda harus mengonsumsi atau menelan porsi aseton
dalam jumlah luar biasa besar dalam waktu singkat.
2) Benzena
Zat kimia yang satu ini banyak ditemukan di cat, lem, deterjen, asap rokok, hingga kapur
barus. Benzena menguap ke udara dengan sangat cepat. Benzena bekerja dengan
mengacaukan kerja sel dalam tubuh. Sebagai contoh, paparan benzena jangka panjang
dalam dosis besar berisiko menyebabkan sumsum tulang untuk tidak memproduksi
cukup sel darah merah. Benzena juga berpotensi merusak sistem kekebalan tubuh dengan
mengubah kadar antibodi dan menyebabkan hilangnya sel darah putih.Dalam jangka
panjang, benzena berlebihan bisa menyebabkan anemia. Lebih buruk lagi, paparan berat
berkepanjangan berpotensi menimbulkan leukemia.
3) Toluena
Toluena adalah agen pelarut yang banyak terkandung di dalam cat, parfum, lem, tinta,
serta produk pembersih rumah. Uap dari toluena yang terhirup manusia berisiko memicu
gejala keracunan yang berkaitan dengan sistem saraf pusat, seperti: sakit kepala, mual
dan muntah, pusing, mengantuk, kelelahan. Selain itu, paparan toluena dalam jangka
panjang juga berpotensi menyebabkan iritasi mata dan sistem pernapasan. Bahkan, ibu
hamil yang terpapar toluena dalam dosis tinggi berisiko melahirkan bayi dengan keadaan
cacat.
4) Asam Sulfat
Asam jenis ini biasanya dapat Anda temukan di deterjen, pupuk, serta pembersih toilet.
Asam sulfat adalah zat kimia yang sangat kuat dan bersifat korosif. Ketika terpapar
tubuh, Anda mungkin akan mengalami gejala berupa: kesulitan bernapas, sensasi
terbakar di tenggorokan, demam, mual dan muntah, penglihatan buram, dan pusing dan
sakit kepala.
5) Ammonia
merupakan jenis gas yang memiliki bau tajam. Zat kimia berbahaya yang satu ini bisa
ditemukan di produk pemutih, pembersih kaca, cat, serta pemoles furnitur. Apabila
amonia terlepas di udara dengan kadar yang tinggi, hal ini berisiko menimbulkan efek
berupa iritasi kulit dan mata. Jika Anda tak sengaja menghirup udara dengan amonia,
Anda juga bisa mengalami iritasi tenggorokan, hidung, hingga paru-paru. Bahan kimia
yang satu ini memang tergolong bersifat korosif dan berbahaya, bahkan berpotensi
merusak sel-sel apabila terpapar tubuh dalam jangka panjang.

7. Sebutkan 5 contoh bahan korosif berdasarkan wujud (wujud/fase, kerusakan yang


diakibatkan, jenis bahan)!
Jawab:
1) Asam Sulfat ( H2SO4 )
Sifat bahan : berbahaya bila kontak dengan kulit dan mata
Kerusakan yang diakibatkan : dapat melukai kulit, dan dapat melarutkan logam bahkan kaca
dengan cepat.
2) Asam Klorida ( HCl )
Sifat / karakteristik bahan :Tak berwarna,dalam air berwarna agak kekuningkuningan,
berbau merangsang.
Kerusakan yang diakibatkan : dapat melukai kulit, dan dapat melarutkan logam bahkan kaca
dengan cepat.
3) Amoniak ( NH3)
Sifat / karakteristik bahan : Tidak berwarna,tetapi berbau,iritan dan amat mudah larut dalam
air. Kerusakan yang diakibatkan : iritasi kulit dan mata
4) Natrium Hidroksida ( NaOH )
Sifat / karakteristik bahan : Padatan putih,tak berbau,berbentuk pelet atau flakes.
Kerusakan yang diakibatkan : Penghirupan NaOH dapat menyebabkan mual, muntah, sesak
napas, sakit tenggorokan, hingga gejala iritasi berat seperti pneumonia dan edema
5) Asam Asetat ( CH3COOH)
Sifat / karakteristik bahan : Tidak berwarna, berbau keras, higroskopis
Kerusakan yang diakibatkan : Paparan pada kulit menyebabkan nyeri dan sensasi terbakar
pada kulit. Sedangkan, paparan asam asetat pada mata dapat menyebabkan gangguan pada
kelopak mata, mata yang berair, kemerahan, sensasi terbakar, hingga menjadi lebih sensitif
terhadap cahaya. iritan terhadap mata dan kulit.

8. Sebutkan manfaat mengetahui simbol dan sifat-sifat bahan kimia!


Jawab :
tujuan dari simbol bahan kimia adalah untuk menyimpan bahan kimia di tempat yang aman.
Sebab, ada sejumlah bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, sehingga
harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi.
Selain itu, adanya simbol bahan kimia juga mampu meminimalisir terjadinya kesalahan dalam
menggunakan bahan kimia tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan
sumber bahaya lainnya seperti api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia.

9. Jelaskan cara atau prosedur dalam menangani tumpahan bahan kimia di


laboratorium!
Jawab:
 Mengidentifikasi / mengenali jenis tumpahan dan sumber tumpahan bahan kimia
 Jika tidak mengenali jenis tumpahan, segera kosongkan daerah tumpahan dan hubungi pihak
berwajib.
 Jauhkan dan matikan sumber pengapian /listrik yang menyala
 Gunakan apd sesuai dengan kondisi tumpahan ( wajib digunakan )
 Perhatikan SDS ( Safety Data Sheet ) yang berhubungan dengan tumpahan.
 Lingkupi atau batasi tumpahan dengan ABSORBENT C86 CHEMICAL SORBENT SOCK
berbentuk SOCs yang memanjang seperti guling.
 Usahakan menjauhkan tumpahan dari aliran air, listrik atau celah pada lantai.
 Hentikan sumber . Cari, tutup dan hentikan sumber tumpahan
 Pembersihan

10. Apa yang membedakan sifat fisika dan sifat kimia dalam karakteristik zat?
Jawab :
Sifat fisika mengacu pada perubahan materi tanpa pembentukan zat baru (Berat, titik leleh, titik
didih, kerapatan, dan warna) sedangkan sifat kimia adalah perubahan yang dialami suatu benda
menjadi zat baru. Misalnya pernyataan mengenai gas hidrogen dapat bereaksi dengan gas oksigen
membentuk air
11. Sebutkan prinsip penanganan tumpahan bahan kimia di laboratorium!
Jawab:
1) Jangan Panik
2) Gunakan prinsip ABSB dalam menangani tumpahan bahan kimia (A: amankan, B: Bendung,
S= Serap, B: Bersihkan)
3) Amankan

12. Apa yang dimaksud dengan tumpahan bahan kimia?


Jawab:
Tumpahan Kimia merupakan terlepasnya bahan kimia berbahaya secara tidak terkendali, baik
padatan, cairan, ataupun gas, dari wadah pelindung.

13. Sebutkan yang termasuk limbah laboratorium!


Jawab:
Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi:
 limbah umum (sampah, bahan/alat bekas),
 limbah khusus (sisa/hasil kegiatan praktikum).
Berdasarkan bentuk limbah yang dihasilkan, dibedakan menjadi:
 Limbah padat. Contohnya kertas saring yang sudah terpakai.
 Limbah cair
Limbah cair non kimia (air mineral, sampel alami)
Limbah cair kimia (sisa praktikum, hasil pengujian)
 Limbah gas. Limbah yang berupa gas, contohnya limbah yang dihasilkan dari penggunaan
generator, uap air raksa, uap bahan-bahan/zat kimia, gas hasil sinteis di ruang asam).
 Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

14. Apa yang dimaksud dengan limbah laboratorium!


Jawab:
Limbah laboratorium adalah limbah atau buangan yang berasal dari hasil aktivitas di laboratorium.
Dalam hal ini khususnya adalah laboratorium kimia. Limbah ini dapat berasal dari bahan kimia sisa
hasil analisis, bahan kimia yang tercecer, bahan kimia pada peralatan untuk pekerjaan laboratorium
dan lain-lain.

15. Jelaskan penanganan limbah kimia laboratorium!


Jawab:
1.Pengumpulan
Pengumpulan limbah dibagi dalam beberapa kategori. Kontainer atau wadah limbah harus diberi
label.
2.Transportasi
Pengangkutan/pemindahan wadah di laboratorium pengujian ke ruang penyimpanan apabila sudah
terisi 75% volume wadah kemudian diganti dengan wadah yang baru dengan diberi nomor urut
berikutnya.
3. Penyimpanan
Jika limbah belum dapat diolah dengan segera, maka dilakukan penyimpanan dan pengemasan
yang sesuai dengan prosedur penyimpanan limbah B3 berdasarkan Keputusan Kepala BAPEDAL
Kep01/BAPEDAL/09/1995, tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan
Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

16. Sebutkan dan jelaskan 3 kategori peralatan pada penanganan tumpahan limbah!
Jawab:
- Untuk Ceceran/ tumpahan non B3 : tujuannya untuk menangani tumpahan bahan kimia yang
tidak begitu berbahaya, biasanya berupa drum atau timba yang berisi serbuk kayu atau pasir yang
ditempatkan tersebar di titik rawan kebocoran atau tumpahan. Namun perlu di ingat serbuk kayu
tidak boleh digunakan sebagai penyerap bahan kimia mudah terbakar, karena serbuk kayu
termasuk bahan mudah terbakar juga, sehingga lebih mudah tersulut api apabila keduanya
bercampur.
- Untuk Kebocoran / kebocoran B3 : Tujuannya untuk menangani kebocoran bahan kimia dengan
level sedang (kategori irritant, pollutant, reaktif). Berupa emari Biasanya terdiri : PPE Level C,
Absorbent (pillow, lembaran, serbuk kayu, pasir) jumlah sesuaikan dengan kebutuhan, bahan
kimia penetral umumnya untuk tumpahan bahan kimia Basa Kuat penetralnya Asam lemah, untuk
tumpahan Asam Kuat penetralnya basa lemah. Jenis penetral khusus biasanya di peroleh dari
MSDS atau supplier namun tidak semua bahan kimia perlu penetral
- Untuk tumpahan B3 : Tujuannya untuk menangani tumpahan sekala besar atau B3 yang sangat
berbahaya (sangat beracun, Sangat korosive dll), Bentuknya berupa lemari terdiri dari : PPE level
A, SCBA, Absorbent (jumlah lebih banyak), Salvage drum, 1 set peralatan penyumbat
kebocoran. Dan peralatan lainnya, Peralatan pemadam biasnya juga dibutuhkan dalam
penanganan tumpahan misalkan APAR, Hydrant, Foam dll

17. Apa yang dimaksud dengan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)?
Jawab:
Limbah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun) menurut PP 101 tahun 2014 pada pasal 1 adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
18. Apakah limbah laboratorium termasuk limbah B3?
Jawab:
Iya, Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 1999, bahwa
unsur yang terkandung dalam air limbah laboratorium termasuk senyawa bahan berbahaya dan
beracun (B3).

Anda mungkin juga menyukai