6. Sebutkan 5 contoh bahan kimia beracun (bahan, jenis bahan dan akibat keracunan
dan gangguan) !
Jawab:
1) Aseton
zat yang banyak ditemukan di cairan penghapus kuteks, pelitur mebel, serta wallpaper .
Ketika terekspos udara, aseton menguap dengan sangat cepat dan mudah sekali terbakar.
Untuk sampai bisa keracunan, Anda harus mengonsumsi atau menelan porsi aseton
dalam jumlah luar biasa besar dalam waktu singkat.
2) Benzena
Zat kimia yang satu ini banyak ditemukan di cat, lem, deterjen, asap rokok, hingga kapur
barus. Benzena menguap ke udara dengan sangat cepat. Benzena bekerja dengan
mengacaukan kerja sel dalam tubuh. Sebagai contoh, paparan benzena jangka panjang
dalam dosis besar berisiko menyebabkan sumsum tulang untuk tidak memproduksi
cukup sel darah merah. Benzena juga berpotensi merusak sistem kekebalan tubuh dengan
mengubah kadar antibodi dan menyebabkan hilangnya sel darah putih.Dalam jangka
panjang, benzena berlebihan bisa menyebabkan anemia. Lebih buruk lagi, paparan berat
berkepanjangan berpotensi menimbulkan leukemia.
3) Toluena
Toluena adalah agen pelarut yang banyak terkandung di dalam cat, parfum, lem, tinta,
serta produk pembersih rumah. Uap dari toluena yang terhirup manusia berisiko memicu
gejala keracunan yang berkaitan dengan sistem saraf pusat, seperti: sakit kepala, mual
dan muntah, pusing, mengantuk, kelelahan. Selain itu, paparan toluena dalam jangka
panjang juga berpotensi menyebabkan iritasi mata dan sistem pernapasan. Bahkan, ibu
hamil yang terpapar toluena dalam dosis tinggi berisiko melahirkan bayi dengan keadaan
cacat.
4) Asam Sulfat
Asam jenis ini biasanya dapat Anda temukan di deterjen, pupuk, serta pembersih toilet.
Asam sulfat adalah zat kimia yang sangat kuat dan bersifat korosif. Ketika terpapar
tubuh, Anda mungkin akan mengalami gejala berupa: kesulitan bernapas, sensasi
terbakar di tenggorokan, demam, mual dan muntah, penglihatan buram, dan pusing dan
sakit kepala.
5) Ammonia
merupakan jenis gas yang memiliki bau tajam. Zat kimia berbahaya yang satu ini bisa
ditemukan di produk pemutih, pembersih kaca, cat, serta pemoles furnitur. Apabila
amonia terlepas di udara dengan kadar yang tinggi, hal ini berisiko menimbulkan efek
berupa iritasi kulit dan mata. Jika Anda tak sengaja menghirup udara dengan amonia,
Anda juga bisa mengalami iritasi tenggorokan, hidung, hingga paru-paru. Bahan kimia
yang satu ini memang tergolong bersifat korosif dan berbahaya, bahkan berpotensi
merusak sel-sel apabila terpapar tubuh dalam jangka panjang.
10. Apa yang membedakan sifat fisika dan sifat kimia dalam karakteristik zat?
Jawab :
Sifat fisika mengacu pada perubahan materi tanpa pembentukan zat baru (Berat, titik leleh, titik
didih, kerapatan, dan warna) sedangkan sifat kimia adalah perubahan yang dialami suatu benda
menjadi zat baru. Misalnya pernyataan mengenai gas hidrogen dapat bereaksi dengan gas oksigen
membentuk air
11. Sebutkan prinsip penanganan tumpahan bahan kimia di laboratorium!
Jawab:
1) Jangan Panik
2) Gunakan prinsip ABSB dalam menangani tumpahan bahan kimia (A: amankan, B: Bendung,
S= Serap, B: Bersihkan)
3) Amankan
16. Sebutkan dan jelaskan 3 kategori peralatan pada penanganan tumpahan limbah!
Jawab:
- Untuk Ceceran/ tumpahan non B3 : tujuannya untuk menangani tumpahan bahan kimia yang
tidak begitu berbahaya, biasanya berupa drum atau timba yang berisi serbuk kayu atau pasir yang
ditempatkan tersebar di titik rawan kebocoran atau tumpahan. Namun perlu di ingat serbuk kayu
tidak boleh digunakan sebagai penyerap bahan kimia mudah terbakar, karena serbuk kayu
termasuk bahan mudah terbakar juga, sehingga lebih mudah tersulut api apabila keduanya
bercampur.
- Untuk Kebocoran / kebocoran B3 : Tujuannya untuk menangani kebocoran bahan kimia dengan
level sedang (kategori irritant, pollutant, reaktif). Berupa emari Biasanya terdiri : PPE Level C,
Absorbent (pillow, lembaran, serbuk kayu, pasir) jumlah sesuaikan dengan kebutuhan, bahan
kimia penetral umumnya untuk tumpahan bahan kimia Basa Kuat penetralnya Asam lemah, untuk
tumpahan Asam Kuat penetralnya basa lemah. Jenis penetral khusus biasanya di peroleh dari
MSDS atau supplier namun tidak semua bahan kimia perlu penetral
- Untuk tumpahan B3 : Tujuannya untuk menangani tumpahan sekala besar atau B3 yang sangat
berbahaya (sangat beracun, Sangat korosive dll), Bentuknya berupa lemari terdiri dari : PPE level
A, SCBA, Absorbent (jumlah lebih banyak), Salvage drum, 1 set peralatan penyumbat
kebocoran. Dan peralatan lainnya, Peralatan pemadam biasnya juga dibutuhkan dalam
penanganan tumpahan misalkan APAR, Hydrant, Foam dll
17. Apa yang dimaksud dengan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)?
Jawab:
Limbah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun) menurut PP 101 tahun 2014 pada pasal 1 adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
18. Apakah limbah laboratorium termasuk limbah B3?
Jawab:
Iya, Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 1999, bahwa
unsur yang terkandung dalam air limbah laboratorium termasuk senyawa bahan berbahaya dan
beracun (B3).