Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANISA

NIM : NH0519010

KELAS : FARMASI A

Jelaskan tentang defisiensi dan jika kelebihan vitamin dan mineral ???
Defisiensi nutrisi atau malnutrisi adalah kondisi ketika manusia tidak
mendapatkan unsur pembangun tubuh seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan
dalam kadar ideal agar tubuh bisa berfungsi dengan baik. Hal ini membuat tubuh
lebih rentan terserang penyakit.
1. Defisiensi Vitamin
Kebutuhan vitamin bergantung pada beberapa faktor, seperti usia, jenis
kelamin, dan susunan makanan sehari-hari. Defisiensi vitamin terjadi jika
kebutuhannya dalam tubuh belum terpenuhi atau kurang. Sejak dahulu dikenal
gangguan akibat defisiensi vitamin yang menimbulkan gejala khas, seperti:
a. buta malam akibat defisiensi vitamin A;
b. beri-beri akibat defisiensi vitamin B2;
c. pellagra akibat defisiensi vitamin B6;
d. skorbut atau sariawan akibat defisiensi vitamin C;
e. penyakit rachitis akibat defisiensi vitamin D.
Berdasarkan sifat kelarutan vitamin, vitamin dibedakan menjadi vitamin
larut dalam air (hidrofil) dan vitamin larut dalam lemak (lipofil).
a. Vitamin larut dalam air
1. Vitamin B 5 , Defisiensi: Jarang terjadi karena kebutuhan tubuh hanya
sedikit sekali, untuk bayi kurang lebih (k.l.) 60 mcg, dewasa k.l. 1,1 mg
dan sewaktu hamil/laktasi 1,8/2,1 mg sehari. Bila pemasukan kalori
meningkat, maka kebutuhan akan B2 juga naik. Penggunaan lama
klorpromazin dan antidepresiva trisiklik dapat mengakibatkan
kekurangan vitamin B2, karena resorpsinya di usus terhambat akibat
terganggunya mekanisme transport. Gejala defesiensinya berupa nyeri
tenggorok, dan stomatitis, dan pada fase lanjut timbul radang ujung bibir
dan radang lidah.
2. Vitamin B 5, Defisiensi : Defesiensi jarang terjadi dan khusus di daerah
dimana jagung adalah pangan utama dengan sedikit sekali daging
(mengandung triptofan). Gejalanya adalah gangguan kulit (dermatitis),
diare dan dementia dengan kelainan perilaku. Kebutuhan seharinya
diperkirakan 15 mg untuk dewasa bila diet mengandung cukup protein.
3. Vitamin B 7 Defisiensi : jarang terjadi dan khususnya pada
bayi bila air susu ibu mengandung sedikit biotin, yakni kurang dari
0,7 mg/100 ml, dengan ciri radang kulit tertentu (seborrhoeic
dermatitis).
4. Vitamin B11 Defisiensi vitamin B12 dan dapat menstimulir
perkembangan tumor colon yang sudah ada
5. Vitamin B12 Defissiensi vitamin B12 menimbulkan anemia
megaloblastic yang disertai gangguan neurologic yang disebabkan
degenerasi sarung myelin (anemia pernisiosa). Agaknya pembentukan
bagian lemak dari sarung myelin memerlukan isomerisasi metil-malonat
menjadi suksinat yang menggunakan deoksi adenosilkobalamin sebagai
kofaktor. Penggunaannya pada defisiensi dan untuk mencegah anemia
megaloblaster pada keadaan malabsorpsi.
6. Vitamin C (flavonoida) DefisiensiDefisiensi vitamin C terjadi apabila
tubuh kita kurang asupan vitamin C.

b. Vitamin larut dalam lemak


1. Vitamin A Gejala Defisiensi : antara lain buta malam, xeroftalmia, dan
hiperkeratosis. pada defisiensi 25-50.000 U sehari selama max 2 bulan,
profilaksis bagi anakanak 1000 U dan dewasa 2500-5000 U sehari.
Akibat Kelebihan (ekses) Vitamin A bisa menyebabkan keracunan
dengan tanda-tanda sebagai berikut: cepat lelah, rambut rontok, kulit
kasar, mual dan muntah dan pusing.
2. Vitamin D Akibat apabila kelebihan Vitamin D: muntah-muntah, sering
kencing dan mencret, neuralgia (nyeri syaraf urat), sakit kepala dan
pusing-pusing, rasa sakit pada gigi dan gusi serta rasa sakit pada otot-oto
dan tulang.
3. Vitamin E akibat apabila kelebihan Vitamin E : iritasi
4. Vitamin K Vitamin K berguna untuk mencegah atau mengatasi
pendarahan akibat defisiensi vitamin K. Defisiensi vitamin K dapat terjadi
akibat gangguan absorbsi, berkurangnya bakteri yang mensintesis vitamin
K pada usus dan pemakaian antikoagulan tertentu yang dapat
memengaruhi aktivitas vitamin K.
2. Defisiensi dan kelebihan Mineral

1. Kalium(K) kadar plasma rendah tidak berarti bahwa kadar total dalam tubuh
juga telah berkurang dan adanya defisiensi kalium. Efek samping dari
overdose: gangguan saluran cerna, nyeri setempat pada injeksi dan radang
vena.
2. Natrium (Na) Defisiensinya bisa terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat
dengan banyak berkeringat dan banyak minum air tanpa tambahan garam
ekstra. Gejalanya berupa mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot
betis, kemudian kejang otot lengan dan perut.
3. Besi (Fe) Apabila kelebihan: nausea, muntah, sakit kepala, sembelit-diare,
perdarahan lambung usus, kerusakan hati, konvulsi, koma, penurunan tekanan
darah hebat, penimbunan besi pada RE (hemosiderosis). Efek samping pada
overdose berupa udema dan naiknya tekanan darah berhubung bertambahnya
volume plasma akibat pengikatan air oleh Na. Efek ini juga dapat terjadi
karena retensi Na pada penggunaan hormon steroida.
4. Kalsium (Ca) Defisiensi kalsium menimbulkan antara lain, melunaknya tulang
(osteomalacia) serta mudah terangsangnya saraf dan otot, dengan akibat
serangan kejang (tetania). Biasanya kekurangan disebabkan karena defisiensi
vitamin D dan terhambatnya resorpsi Ca atau karena penyakit hipoparatirosis
dan insufisiensi ginjal. Efek sampingnya pada penggunaan oral berupa iritasi
lambung-usus dan sembelit. Hipercalciemia jarang terjadi dan bercirikan
endapan Ca di ginjal (batu) dan meningkatnya lambing rangsang saraf dan
otot. Gejalanya berupa kelemahan otot, letargia, poliuria, dan perasaan haus,
akhirnya timbul koma.
5. Fluorida (F) Efek sampingnya pada dosis oral tinggi yang digunakan pada
osteoporosis dapat menimbulkan gangguan saluran cerna dan keluhan
rematik. Juga bisa terjadi hipokalsiemia, karena Ca ditangkap dan diinaktifkan
oleh fluor. Penggunaan lokal dapat menimbulkan antara lain reaksi alergi,
sekresi ludah berlebihan dan udema lidah.
6. Cobalt (Co) Efek Defisiensi Co menyebabkan defisiensi Vit. B12, yaitu anemia
yang dapat diobati dengan asupan vit. B12. Kelebihan logam cobalt murni di
tubuh dapat menyebabkan asma, mual, muntah, kerusakan jantung dan tiroid.
7. Krom (Cr) Defisiensi Chrome menyebabkan tak terkendalinya kadar gula darah,
menurunnya daya ingat serta meningkatnya risiko alzheimer. Kelebihan
Chrome menyebabkan kerusakan ginjal dan hati, ruam dan pusing.
8. Magnesium (Mg) Defisiensi Mg menyebabkan jari-jari tangan dingin, kejang
betis, restless leg, gangguan sintesis dan sekresi hormon parairoid serta
peningkatan tekanan darah, kejang pembuluh koroner, dan aritmia jantung.
Kelebihan Mg menyebabkan kelesuan, kebingungan, gangguan fungsi ginjal
yang berhubungan dengan hipotensi, tachycardia atau bradychardia,
kelemahan otot hyporeflexia serta kesulitan bernapas.
9. Mangan (Mn) dan Molybden (Mo) Tidak diketahui efek defisiensi dan
toksisitasnya.
10. Selenium (Se) Kasus Defisiensi jarang terjadi tapi defisiensi Selen dapat
meningkatkan risiko kanker contohnya kanker payudara dan kanker prostat.
11. Seng (Zn) Defisiensi Zn menyebabkan hilangnya nafsu makan, rambut rontok,
dermatitis, rabun senja, gangguan pengecapan serta pada anak: pertumbuhan
yang terlambat. Kelebihan Zn bisa menimbulkan rasa logam di lidah, muntah
dan gangguan lambung serta seng sebanyak 1 gram atau lebih bisa berakibat
fatal/kematian.
12. Tembaga (Cu) Defisiensi Cu menyebabkan anemia, kelainan darah, kelambatan
psikomotor dan mental, serangan epilepsi, serta penyakit wilson (sirosis dan
degenerasi ganglia basal di otak). Kelebihan Cu menyebabkan gangguan
saluran cerna, ginjal dan hati; anemia hemolitis. Overdose Cu diatasi dengan
penisilamin, EDTA, dan sengsulfat

Anda mungkin juga menyukai