Anda di halaman 1dari 4

Selain itu, kafein juga dapat meningkatkan denyut jantung dan laju metabolisme,

meningkatkan pengeluaran asam lambung dan produksi urine, serta meningkatkan


kapaasitas kerja obat. Kafein juga daapt mempengaruhi saraf pusat sehingga dapat
menstimulasi kreativitas seseorang. Pemakaian kafein dosis tinggi dapat
berpenggaruhi negatif pada hewan percobaan. Ada beberapa alternatif yang dapat
dilakukan konsumen jika ingin membatasi konsumsi kafein pada minuman, yaitu
dengan cara mengonsumsi teh herbal tanpa kafein atau mengencerkan teh dengan
air, susu, dan jus buah ( Astawan.2008 ).

Kafein merupakan hasil metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman


kopi dn memiliki rasa yang pahit. Peran utama kafein didalam tubuh adalah
meningkatkan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan
Efek fisiologis berupa peningkatan energi. Efek ini biasanya baru akan terlihat
beberapa jam setelah mengkonsumsi kopi, batas aman konsumsi kafein yang
masuk ke dalam tubuh per hari adalah 100 - 500 mg dengan jumlah ini tubuh
sudah mengalami peningkatan aktivitas yang cukup untuk membuat tetap terjaga (
Triharyanto.2020 ).

Kafein adalah stimulan ssp yang meningkatkan denyut jantung dan turut berperan
terhadap terjadinya takikardi supraventikular serta kondisi kurang tidur. Kafein
terkandung dalam makanan yang menyuplai kalori tidak bergizi sehingga
menekan selerah makan. Gejala putus zat dapat meliputi nyeri kepala, gelisah dan
iritabilitas ( Sinclar.2010 ).

II.1.2 kandungan kafein dalam secangkir kopi

Adapun kandungan kafein yang terdapt pada secangkir kopi yaitu :


( Triharyanto.2020 )

a. Kopi seduh arabika : 36 – 64 mg


b. Kopi seduhan robusta: 56 – 116 mg
c. Kopi instan decap : 2 – 12 mg
d. Kopi instan : 27 – 127 mg
e. Kopi latte/moca : 63 – 175 mg
f. Kopi espress : 75 mg

II.1.3 Fakta kfein pada kopi

Adapun beberapa fakta kafein pada kopi sebagai berikut : ( Triharyanto.2020 )

a. Kafein merupakan senyawa kimia alkaloid yang dapat menimbulkan efek


menyegarkan, mampu mengatasi rasa kantuk, meningkatkan memori
jangka pendek serta serta membantu meningkatkan konsentrasi.
b. Dalam dosis normal kafein tetap bermanfaat bagi tubuh manusia. Bahkan
dalam dunia medis, kafein sering dipakai untuk merangsan kerja jantung.
c. Kafein merupakan diuretik yang baik, minum kopi membuat orang lebih
sering buang air kecil. Ini bagus untuk membantu membuang semua zat
yang sudah tak diperlukkan tubuh. Tapi harus diimbangi dengan minum
air putih lebih banyak.
d. Dalam dosis rendah, kafein berfungsi untuk pembangkit stamina, dan
menghilangkan rasa sakit seperti sakit kepala ringan.
e. Dampak negatifnya, asupan kafein menyebabkan jantung berdetak lebih
cepat. Tekanan darah naik, otot – otot mengalami kontraksi. Karena itu,
sebaiknya minum kopi secukupnya.
f. Dosis normal kafein perhari adalah 50 – 200 mg. Sementara dosis hingga
500 mg dapat mempengaruhi peminumnya seperti dosis amfetamina.
g. Konsumsi kafein dosis tinggi menyebabkan efek samping, seperti diare,
mual, berkeringat, tremor otot dan denyut jantung meningkat.
h. Kafein adalah psikostimulan yang merupakan zat perangsang,
meningkatkan konsentrasi, menggurangi kelelahan, dan bahkan
meningkatkan ingatan jangka panjang dan kerja otak.
i. Kafein beekerja terutama diotak, dimana ia mempengaruhi fungsi
neurotransmeter dan memberi efek stimulan.

II.1.4 Mekanisme Kerja Kafein

Ada beberapa hipotesis yang mencoba menjelaskan mekanisme kerja kafein yang
paling penting sebagai berikut : ( Joewana.2005 ).
a. Kafein menyekat reseptor adenosin
b. Kafein menghambat enzim fosfodiesterase,
c. Kafein mengindustri translokasi kalsium intra seluler

Sebagai neurontransmeter, adenosin bekerja pada dua jenis reseptor, yaitu reseptor
A1 yang mempunyai afinitas yang tinggi dan menghambat adenilat siklase, dan
menghambat adenilat siklase, dan reseptor A2 yang mempunyai afintas rendah
dan menstimulasi adenilat siklase. Reseptor adenosin terdapat diseluruh tubuh
termasuk otak, jantung , pembuluh darah, saluran napas, ginjal, jaringan lemak
dan saluran cerna ( Joewana.2005 ).

Selain bekerja pada reseptor adenosin, yaitu suatu senyawa yang terlibat dalam
berbagai proses dibadan, kafein juga menstimulasi pelepasan norepinerfin. Kafein
juga menghambat pemecahan camp, meningkatkan kerja Cgmp ( cyyclic guanosin
3’-5’ mono – phosphate ), dan meningkatkan efek pengaruh terhadap reseptor
GABA dan serotinin ( Joewan.2005).

Adenosin bekerja secara sentral dan periper. Adenosin menghambat hantaran


listrik miter tertentu, seperti katekolamin dan glukanot. Adenosin mengiduksi
slow wave sleep (sws), mengurangi kesegaran, dan mengurangi aktivitas motorik.
Pengaruh adenosin ini dapat dikurangi dengan pemberian kafein atau teofilin
( Joewana.2005 ).

Adenosin merupakan vasolidator, menyebabkan vosokartriksi pada bronkus,


menghambat pelepasan renin, dan menggurangi agregasi trombosit. Pada susunan
saraf pusat, adenosin berlaku pada neuromodulator dan bereaksi dengan banyak
macam neurotrasmiter. Adenosin berperan pula dalam bentuk asam nukleak dan
ATP. Kafein bekerja menghambat efek adonisn, jadi kafein bertindak sebagai
antagonis terhadap reseptor adenosin. Konsentrasi kafein dalam darah yang
melebihi 500 gr dapat berakibat fatal ( Joewana.2005 ).

II.1.5 Farmakologis Kafein


Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis, seperti
menstimulasi susunan syarat pusat, relaksi otot polos terutama ototpolos bronkus
dan stimulasi otot jantung. Berdasarkan efek farmakologis tersebut, kafein
ditambahkan dalam jumlah tertentu keminuman, efek berlebihan (over dosis)
mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia,
hipertensi, mual, dan kejang ( Afriliana.2018 ).

Berdasarkan FDA ( Food Drug Administration ) yang diacu dalam liska (2004),
dosis kafein yang diizinkan 100 – 200 mg/ hari, sedangkan menurut SNI 01 –
7152 – 2006 batas maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah 150
mg/hari dan 50 mg/sajian. Kafein hanya dapat menimbulkan kecanduan kafein
berbeda dengan kecanduan obat psikotropika, karena gejalahnya akan hilang
hanya dalam satu dua hari setelah konsumsi ( Afriliana.2018 ).

II.1.6 Farmakokinetik Kafein

Absorbsi kafein dari saluran pencernaan ke aliran darah adalah sangat cepat dan
mencapai 99% pada manusia yaitu sekitar 45 menit setelah diingesti.
Penyerapannya tidak sempurna apabila diambil sebagai kopi dengan 90% kafein
dalam secangkir kopi akan diabsorbsi dalam waktu 20 menit setelah diminum,
dengan efekny bermula daalam satu jam dan bertahan selama 3 hingga 4 jam.
Kafein yang diabsorbsi akan didistribusi ke seluruh tubuh. Zat ini dapat melewati
sawar otak plasenta kecairan amnion dan fetas, dan kesusu ibu. Kafein juga perna
dideteksi didalam semen. Konsentrasi plasma memuncak setelah 40 hingga 60
menit dengan waktu paruh kira – kira 6 jam (3 sampai 7 jam) pada dewasa sehat.
Bagaimanapun waktu paruhnya berkurang pada individu yang merokok dan
meningkat sehingga 2 kali lipat pada wanita hamil atau yang menggunakan
kontrasepsi oral dalam jangka wktu panjang ( Afriliana.2018 ).

Anda mungkin juga menyukai