Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

EFEK NON TERAPI KAFEIN PADA SISTEM


KARDIOVASKULAR

Disusun Oleh:
Muhammad Ridho Sinuraya (230100234)
Clarissa Radella Arapenta Sembiring (230100242)
Jasmine Khairunnisa Putri (230100248)
Aurelya Ratu Annetha (230100251)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kafein adalah bahan makanan alami yang berasal dari daun dan buah beberapa tanaman seperti teh,
kopi dan kokoa, atau dari minuman bersoda dan beberapa obat-obatan. Olahan dari beberapa tanaman
tersebut menjadi populer sehingga konsumsi kafein setiap harinya mencapai 90% padaorang dewasa.1
Di Amerika Serikat kafein terdaftar sebagai makanan yang aman dalam GRAS (Generally Recognized
as Save). Hal ini karena asupan kafein yang tidak terlalu tinggi tidak begitu memengaruhi sistem
tubuh manusia. Dosis maksimum yang dapat diterima manusia dan adalah sekitar 400 mg per hari
secara oral. Karena tidak begitu tingginya kandungan kafein pada beberapa produk makanan, FDA
(Food and Drug Administration) memasukkan kafein ke dalam daftar GRAS. 2Diperkirakan lebih dari
80 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengonsumsi kafein secara teratur, dan di seluruh dunia,
konsumsi kafein terintegrasi dengan baik dalam praktik kebudayaan harian. Seorang dewasa di
Amerika Serikat mengonsumsi sekitar rata-rata 200 mg kafein per hari, meski 20 sampai 30 persen
mengonsumsi lebih dari 500 mg per hari.3Begitu juga dengan kebiasaan minum kopi di Indonesia,
konsumsi kopi di Indonesia secara nasional naik 20% pada tahun 2011 bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Indonesiapun merupakan produsen kopi ketiga terbesar di dunia, setelah Brazil dan
Vietnam. Hal ini dibuktikan dengan produksi kopi yang terus meningkat hingga mencapai 748 ribu
ton atau 6,6% dari produksi kopi dunia pada tahun 2012.4 Sebuah penelitian telah dilakukan dan
dilaporkan bahwa 250 mg kafein, diberikan secara oral di unit penelitian klinis pada orang dewasa
dengan mengonsumsi kafein secara tidak teratur dapat mengangkat plasma renin 57%, plasma
norepinefrin 75%, plasma normetanephrine 207%, dan tekanan darah 14/10 mmHg. 5Tekanan darah
tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyakit utama yang dapat menyebabkan mortalitas dan
morbiditas di Indonesia dan merupakan faktor risiko utama untuk berkembang menjadi penyakit
kardiovaskular. Prevalensi hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia ke titik di mana lebih dari
setengah masyarakat usia 60-69 tahun, dan sekitar tiga perempat masyarakat usia 70 tahun bahkan
lebih. 6Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada pendudukumur 18
tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7%.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa dapat menjelaskan efek minum kopi yang
mengandung kafein terhadap sistem kardiovaskuler.

Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa dapat menghitung Tekanan darah (TD) subyek yang mendapatkan kopi berdasarkan
waktu.
2. Mahasiswa dapat menghitung denyut nadi subyek yang mendapatkan kopi berdasarkan waktu.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan hasil TD dan denyut nadi antara subyek yang minum kopi
mengandung kafein tinggi dan tidak minum kopi mengandung kafein tinggi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian

Secara umum, Indonesia termasuk salah satu konsumen kopi dengan konsumsi 6, 38% dari konsumsi
negara total eksportir kopi dunia (Lestari et al, 2009).

Kopi itu sendiri juga termasuk minuman yang paling terkenal dikalangan masyarakat khususnya
remaja. Kopi banyak disenangi olch masyarakat sekitar karena memiliki cita rasa dan aroma yang
khas. Namun kopi juga mempunyai efek negatif diantaranya dapat mengganggu absorbsi besi
sehingga menyebabkan anemia defisiensi besi, ulkus peptikum, esofagitis erosif, dan gastroesofageal
refluks (Koto, 2014).

Senyawa nutrisi pada biji kopi terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan mineral. Sukrosa yang
termasuk golongan karbohidrat merupakan senyawa disakarida yang terkandung dalam biji kopi,
kadarnya bisa mencapai 75% pada biji kopi kering (Aziz et al. 2009).

Kafein merupakan senyawa kimia alkaloid terkandung secara alami pada lebih 60 jenis tanaman
terutama teh (1-48%), kopi (1-1,5%), dan biji kola (2,7-3,6%). Kafein diproduksi secara komersial
dengan cara ekstraksi dari tanaman tertentu serta diproduksi secara sintesis.
Kebanyakan produksi kafein bertujuan untuk memenuhi industri minuman. Kafein juga digunakan
sebagai penguat rasa atau bumbu pada berbagai industri makanan (Misra et al, 2008).

Kafein adalah alkaloid putih yang mempunyai rumus senyawa kimia CHioN,02, dan rumus bagun
1,3,7-trimethylanthine. Kafein mempunyai kemiripan struktur kimia dengan 3 senyawa alkaloid yaitu
Xanthin, Theophylline, dan Theobromin (Daswin, 2013).

Komponen yang dikenal dalam kafein yaitu Xanthin. Xanthin dalam kafein paling kuat dan
mempunyai kemampuan untuk kewaspadaan dan dapat menunda tidur (Koto, 2014).

Kafein banyak terdapat pada biji kopi dan daun teh. Saat ini sudah terdapat beberapa paten yang
meneliti proses dekafeinasi dari beberapa jenis bahan. Kafein juga terdapat pada teh (1-48%), kopi
(1-1,5), dark chocolate (20 mg per ons), espresso (100 mg per 2 ons), kopi instan (70 mg per 8 ons)
dan pada daun teh sebesar 0,5 g per 25 g (Rajasekaran, 2005).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan
- Larutan kopi tinggi kafein 1 sendok teh pada 200 cc air panas
- Larutan kopi rendah kafein (decaffeinated)

3.2 Alat
- Jam
- Spigmomanometer /tensimeter raksa
- Stetoskop

3.3 Prosedur praktikum


Bagi praktikan yang meminum kopi melakukan prosedur seperti di bawah
ini:
- Sebelum minum kopi, tekanan darah (TD) dan Denyut Nadi (DN)
diukur 1 kali, yaitu 15 menit sebelum dilakukan percobaan
- Meminum minuman yang disediakan sebanyak 200 ml
- Setelah itu mulut dibilas dengan 50 ml air sehingga semua tertelan
- Setelah minum kopi, dilakukan pengambilan data TD dan DN kembali
setiap 15 menit selama 1 jam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hal Tekanan Darah Denyut nadi/menit

A. Sebelum minum (subjek 1) 122mm/Hg 96

Sebelum minum (subjek 2) 134mm/Hg 87

I 15 Menit setelah minum (subjek 1) 114mm/Hg 91

15 Menit setelah minum (subjek 2) 130mm/Hg 82

II 30 Menit setelah minum (subjek 1) 118mm/Hg 93

30 Menit setelah minum (subjek 2) 134mm/Hg 82

III 45 Menit setelah minum (subjek 1) 114mm/Hg 95

45 Menit setelah minum (subjek 2) 135mm/Hg 84

IV 60 Menit setelah minum (subjek 1) 107mm/Hg 93

60 Menit setelah minum (subjek 2) 117mm/Hg 81

V 75 Menit setelah minum (subjek 1) 106mm/Hg 95

75 Menit setelah minum (subjek 2) 132mm/Hg 97

4.2 Pembahasan
Kopi merupakan minuman yang mengandung gugus methylxanhin yakni kafein.Kafein
diyakini memiliki efek terhadap sistem kardiovaskular berupa stimulasi jantung (cardiac
stimulation) dan penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Namun, berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan,
tekanan darah dan denyut nadi cenderung konstan menurun. Adanya target kerja yang
bervariasi pada pemberian kafein, tentu saja dapat menimbulkan efek bervariasi terhadap
sistem kardiovaskular.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kafein yang merupakan bahan makanan alami yang berasal dari daun dan buah
beberapa tanaman seperti teh, kopi, dan kokoa telah banyak diolah menjadi berbagai macam
produk makanan, minuman, bahkan obat-obatan dan dikonsumsi oleh masyarakat secara luas.
Mekanisme kafein yang memengaruhi tubuh terutama dengan memblokir reseptor adenosine
yang menyebabkan peningkatan sekresi katekolamin: adrenalin, dopamin dan serotonin. Efek
dari ini adalah untuk merangsang sistem saraf pusat, percepatan denyut jantung, dan
vasodilatasi darah.
Beberapa penelitian metaanalisis pada studi epidemiologi mengenai hubungan
hipertensi dan konsumsi kafein tidak menunjukan hasil yang postif, namun beberapa
penilitian menunjukan bahwa minum kopi dapat meningkatkan konsentrasi homosistein yang
dapat menunjukan meningkatnya resiko penyakit kardioaskular.
Dampak kopi pada tekanan darah tergantung pada kebiasaan seseorang minum kopi.
Bagi orang yang sering minum kopi efeknya lebih kecil dari peminum sesekali.Literatur
menekankan bahwa setelah beberapa hari minum kopi menyangkut peningkatan toleransi
tubuh dan efeknya akan melemahkan tekanan darah.

5.2 Saran
● Mahasiswa aktif membaca dan mencari tahu lebih tentang materi yang akan
dipraktikumkan.
● Mahasiswa aktif bertanya dan berdiskusi dengan dokter dan pembimbing agar tidak
terjadi salah persepsi terhadap materi yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hartono. Produksi kopi nusantara ketiga terbesar di dunia [internet]. Indonesia:


Kementrian Perindustrian; 2013 [diakses tanggal 6 April 2016]. Tersedia dari:
http://www.kemenperin.go.id/
2. Robertson D, Frolich JC, Carr RK, Watson
JT, Hollifield JW, Shand DG, Oates JA.
Effects of caffeine on plasma renin activity, catecholamines and blood pressure. N
Eng 1 Med [internet]. 1978 [diakses tanggal 24 Juni 2016]; 298(1):181-186. Tersedia
dari: http://www.nejm.org/
3. Franklin SS, Gustin W, Wong ND, Larson MG, Weber MA, Kannel WB, et al.
Hemodynamicpatterns of age-related changes in blood pressure. The Framingham
Heart Study. Circulation 1997;96(1):308-15.
4. InfoDatin Pusat Data dan Informasi. Hipertensi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2014.
5. Caffeine [internet]. USA: New World Encyclopedia; 2008 [disakses tanggal 10 April
2016]. Tersedia dari: http://www.newworldencyclopedia.org/

Anda mungkin juga menyukai