PENDAHULUAN
1
Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah manusia secara
alami berfluktasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi menjadi masalah hanya bila
tekanan darah tersebut persisten. Tekanan darah tersebut membuat sistem sirkulasi
dan organ yang dapat mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak) menjadi
tegang. (Manutung, Ns. Alfeus; 2018).
Hitungan rata-rata tekanan darah arteri yang dibutuhkan agar sirkulasi darah sampai
ke otak juga harus terpenuhi. Sirkulasi darah ke otak membawa suplai makanan dan
oksigen yang dibutuhkan ke otak untuk nutrisi dan aktivitas kerja otak. Tekanan darah
yang membawa darah ke otak tidak boleh kurang tidak boleh lebih dikarenakan jika
tekanan darahnya kurang maka suplai makanan ke otak berkurang. dalam kondisi ini
tubuh akan lemas, mudah mengantuk dan akan cenderung tidak sadar. Jika tekanan
darah arteri ke otak tinggi maka resiko pecahnya pembuluh darah di otak yang
mengakibatkan stroke (Santi, 2016).
Menurut Martha (2015) kejadian hipertensi dapat disebabkan karena beberapa hal.
perubahan hidup modern, merokok, meminum alcohol, pola makan yang tidak
seimbang, dan kurangnya aktivitas fisik dapat memicu meningkatnya angka kejadian
hipertensi. Sesungguhnya jika orang mengetahui dampak dari hipertensi jika tidak
diobati dapat menimbulkan komplikasi dan kerusakan organ tubuh yaitu kerusakan
pada otak, jantung, ginjal dan mata.
Salah satu contoh penanganan hipertensi dengan terapi non farmakologi yaitu terapi
herbal yang memiliki macam keuntungan bagi yang mengkonsumsinya, diantaranya
haga lebih murah, mudah diperoleh, tidak menimbulkan efek samping, meningkatkan
daya tahan tubuh karena mengandung bayak vitamin yang berguna bagi kesehatan.
Setelah ilmu pengetahuan berkembang, dilakukan penelitian terhadap herbal-herbal
yang dapat menyembuhkan berbagi banyak penyakit. Ternyata terbukti bahwa herbal
mengandung zat-zat yang dapat menyembuhkan penyakit. Pengobatan penyakit darah
tinggi secara herbal, yang dibutuhkan adalah buah-buahan, sayur-sayuran, daun-
daunan, dan akar-akaran yang banyak mengandung kalium, potassium, kalsium, dan
zat-zat penting lainnya (Nisa, 2017).
2
Labu siam berkhasiat sebagai hipotensi, salah satu senyawa aktif yang terdapat pada
labu siam adalah flavonoid, kandungan flavonoid dikaitkan dengan efek perlindungan
terhadap fungsi endotel dan menghambat agregasi platelet, sehingga dapat
menurunkan resiko penyakit jantung coroner, penyakit kardiovaskuler, flavonoid
memiliki efek hipertensi dengan mekanisme menghambat aktifitas ACE, serta sebagai
diuretic. Selain itu, flavonoid dapat meningkatkan urinasi dan pengeluaran elektorlit,
yang mana berfungsi layaknya kalium, yaitu mengabsorbsi cairan ion-ion elektrolit
seperti natrium yang ada di dalam intraseluler darah menuju ekstraseluler memasuki
tubulus ginjal (Nadila,2015).
Kalium yang terdapat pada labu siam dapat mungurangi sekresi renin yang
menyebabkan penurunan angoistensin II sehingga vasokontriksi pembuluh darah
berkurang dan menurunnya aldosterone sehingga reabsorbsi natrium dan air ke dalam
darah berkurang. kalium juga mempunyai efek pompa Na-K yaitu kalium dipompa
dari cairan ekstra selular ke dalam sel, dan natrium dipompa keluar sehingga kalium
dapat menurunkan tekanan darah (Gyton, 2016).
Dari data Puskesmas Teladan Medan Tahun 2018 Jumlah lansia sebanyak 172 orang
dan yang menderita hipertensi sebanyak 45 orang ,berdasarkan hasil wawancara
peneliti kepada 7 orang lansia 5 yang mengatakan mereka mengalami penyakit darah
tinggi. Untuk menurunkan tekanan darah mereka hanya minum obat-obatan yang
diberikab perawat, beberapa lansia mengatakan tidak minum obat sama sekali karena
terlalu pahit dan susah menelan obat tersebut. Ada beberapa lansia yang
menggunakan herbal seperti bawang putih, mentimun, dan semangka untuk
menurunkan tekanan darah mereka. Hapir semua lansia tersebut tidak mengetahui
bawah labu siam juga bias menurunkan tekanan darah, mereka hanya menggunakan
labu siam sebagai sayuran tidak tahu manfaatnya.
3
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin mengetahui Pengaruh Kukusan
Labu Siam Terhadap Tekanan Darah Tinggi (Mean Arteri Pressure) Lansia Penderita
Hipertensi Di Peuskesmas Teladan Medan Tahun 2019.
1.3 Tujuan
A. Tujuan umum
1. Untuk mengetahui Pengaruh Kukusan Labu Siam Terhadap Tekanan Darah
Tinggi (Mean Arteri Pressure) Lansia Penderita Hipertensi Di Peuskesmas
Teladan Medan Tahun 2019?”.
B. Tujuan khusus
1. Mengetahui tekanan darah tinggi sebelum diberikan kukusan labu siam.
2. Mengetahui tekanan darah tinggi sesudah diberikan kukusan labu siam.
3. Mengetahui perbedaan tekanan darah tinggi sebelum dan sesudah diberikan
kukusan labu siam.
TINJAUAN PUSTAKA
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang
yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bias dihindari oleh siapapun.
Usia tua adalah priode penutup dalam rentang hidup seseorang telah
“beeranjak jauh” dari priode terdahulu yang lebih menyenangkan atau
beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat (Sunaryo, 2018).
5
2.1.4 Perubahan yang Terjadi Pada Lansia
a. Penurunan kondisi fisik
Setelah orang memasuki masa lansia, umumnya mulai adanya kondisi fisik
yang bersifat patologis berganda. misalnya tenaga berkurang, energy
menurun, kulit makin keriput, gigi makin copot, tulang makin rapuh.
Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia
mengalami penurunan secara berlipat ganda (Sunaryo,2018).
b. Penurunan fungsi
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik.
1. perubahan otot
2. kulit
3. pola tidur
4. fungsi kognitif
5. perubahan penglihatan
6. perubahan fungsi kardiovaskuler
7. perubahan fungsi respirasi
8. perubahan fungsi saraf
2.2 Hipertensi
2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum,
seseorang yang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darah
lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Alfeus Manuntung,2018)
6
Hipertensi juga sering diartikan sebagai keadaan dimana tekanan darah
sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastoik lebih dari 80 mmHg
(Corwin, 2015).
2.2.2 Etiologi
Penyakit tekanan darah tinggi mungkin timbul oleh faktor-faktor yang
bias kita kendalikan, bias jadi tidak. Faktor-faktor yang tidak bias
dikendalikan misalnya faktor keturunan. sedangkan untuk faktor-faktor
yang bias dikendalikan seperti gaya hidup, pola makan, dan lain
sebagainya. sudah semestinya menjadi perhatian kita agar terhindar
dari penyakit ini. Faktor-faktor yang menyebabkan tekanan darag
tinggi yaitu:
a. Keturunan
Genetis atau keturunan adalah salah satu faktor yang tidak bias
dikendalikan. Faktor ini berkaitan dengan struktur gen dalam tubuh
kita. Apabila kedua orang tua sama-sama memiliki riwayat
penyakit hipertensi, maka besar kemungkinan anak-anaknya akan
mengidap penyakit hipertensi. Dunia kedokteran membuktikan
7
bahwa ada bukti gen yang di turunkan sebagai faktor pemicu
penyakit tersebut.
b. Usia
Tekanan darah seseorang meningkat bersamaan dengan
bertambahnya usia. Ini adalah faktor yang tidak bias dihindari.
Namun, kita bias mengendalikan agar jangan sampai tekanan darah
kita melebihi batas normal.
c. Garam
Kandungan garam di dalam ttubuh memicu sistem metabolism kita
menambahkan air ke dalam darah. Bertambahnya volume cairan
tersebut menambah tekanan darah.
d. Stress
Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil menimbulkan kenaikan
detak jantung. Berikutnya akan memicu penyakit tekanan darah
tinggi
e. Alkohol
Banyak sekali fakta dan penelitian yang membuktikan bahwa
alcohol memiliki dampak langsung terhadap tekanan darah.
f. Kurang Olahraga
g. Rokok
2.2.3 Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah pada lansia menurut WHO, (2016)
8
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bias terjadi melalui
jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya. Arteri Besar kehilangan kelenturannya dan
menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu, darah pada setiap denyut jantung dipaksa melalui pembuluh
yang sempit dari pada biasanya. dan menyebabkan naiknya tekanan,
inilah yang terjadi pada usia lanjut mana dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena kardiovaskuler. Dengan Cara yang sama
tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi “vasokontraksi” yaitu
jika arteri kecil untuk sementara waktu mengkerut karena
perangsangan saraf atau hormone di dalam darah Apriyanti,2016
9
2.3 Labu Siam
2.3.1 Definisi Labu Siam
Labu siam adalah salah satu jenis dari keluarga labu-labuan. Tumbuhan
bernama latin sechium edule ini dikenal dengan labu siam, karena pada
zaman penjajahan Indonesia buah ini didatangkan dari Negara Siam
(kini Thailand) oleh Belanda. Di Negara Meksiko, tumbuhan ini
merupakan salah satu sayuran yang wajib ada di meja makan (wibowo,
2017).
Kalium juga merupakan mineral yang bermanfaat bagi tubuh kita yaitu
berfungsi untuk mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi, serta
membersihkan karbondioksida di dalam darah. kekurangan kalium
dapat berefek buruk dalam tubuh karena mengakibatkan
hipokalemiayang menyebabkan frekuensi denyut jantung melambat.
Sedangkan untuk kelebihan kalium menyebabkan hyperkalemia yang
menyebabkan aritmia jantung atau fibrilasi jantung (Ferawati ,215).
10
Mineral terdapat di dalam tubuh dan memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi ttubuh secara keseluruhan. Keseimbangan mineral di dalam
tubuh diperlukan untuk pengaturan kerja enzim, pemeliharaan
keseimbangan asam basa, pemeliharaan kepekaan otot dan saraf
terhadap rangsangan. Kalium berperan dalam pembentukan tulang dan
gigi. kalsium merupakan salah satu nutrient esensial yang di butuhkan
untuk berbagai fungsi tubuh.
Penurunan
Kukusan Labu
Tekanan Darah
Siam
Lansia Penderita
lansia
Variabel Confounding
rokok
diet
olahraga
stress
12
BAB 3
Metode Penelitian
Skema 3.1
Rancangan Penelitian
x1 1 x2
Keterangan:
x1: Pengukuran tekanan darah sebelum dilakukan perlakuan
x2: Pengukuran tekanan darah sesudah dilakukan perlakuan
1 : Pemberian Kukusan labu siam
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah bagian yang terjangkau dan digunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling (Ismail,2014). Teknik Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria:
a. Usia 60-74 tahun
b. Tekanan darah sitolik antara 140-174 mmHg dan diastolik90-105
mmHg.
13
c. Tidak sedang mengkonsumsi obat
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Ismail,2014):
n=( (Zα+zβ) Sd )2
d
Keterangan:
Zα: Kesalahan tipe I (1,96)
Zβ: Kesalahan tipe II (0,82)
Sd: Simpang baku gabungan = 5,74
d : Selisih rerata kelompok = 3,15
14
berisi air untuk
dikukus selama 10
menit, lalu
ditimbang sebanyak
150 gr, dan
diberikan perhari
selama 7 hari.
2 Variabel Hitungan rata-rata Spigmomanometer mmHg Rasio
dependen: tekanan darah arteri dan stetoskop
Tekanan yang dibutuhkan
darah Tinggi agar sirkulasi darah
sampai ke otak
15
diri kepada lansia yang ada di puskesmas yang akan menjadi responden.
Setelah mendapatkan persetujuan dari perawat, peneliti membuat kontrak
dengan responden. Peneliti meminta persetujuan kesediaan menjadi
responden. Selanjutnya penelitti menjelaskan terkait dengan penelitian yang
akan dilakukan.
16
oleh peniliti kerahasiaan dengan memusnakan data ketika datanya sudah
selesai diambil dan dianalisa.
3. Beneficience
Prinsip etik yang mementingkan keuntungan, baik bagi peneliti maupun
responden sendiri. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang manfaat
peneliti untuk menambah pengetahuan lansia di puskesmas teladan dan
mengaplikasikan kukusan labu siam yang dapat digunakan untuk menurunkan
tekanan darahnya. Manfaat penelitian bagi peneliti sendiri adalah peneliti
diharapkan mampu menerapkan kukusan labu siam terhadap penurunan
tekanan darah lansia yang menderita hipertensi.
4. Maleficience
Penelitian ini menggunakan prosedur yang tidak menimbulkan bahaya bagi
responden dan terbebas dari rasa tidak nyaman, dalam hal ini peneliti
menyakinkan responden bahwa apabila selana penelitian berlangsung,
responden merasa tidak nyaman, kurang berkonsentrasi, kelelahan, maka
responden dapat menghentikan sementara pemberian kukusan labu siam dan
dapat dilajtuin kembali dengan memperhatikan kesiapan dan kondisi pasien.
Namun, jika responden telah bersedia melakukan intervensi, tetapi dalam
pelaksanaan penelitiannya merasa kurang nyaman, maka responden juga
berhak berhenti menjadi responden.
5. Justice
Prinsip etik yang memandang keadilan dengan memberikan keadilan bagi
responden. Responden yang termasuk kelompok intervensi diberikan terapi
kukusan labu siam, sedangkan yang tidak menjadi responden akan tetap
diberikan terapi kukusan labu siam setelah penelitian ini selesai dan diketahui
ada efeknya.
b. Coding
Pernyataan yang telah dijawab diberi kode agar mempermudah peneliti
dalam melakukan pengolahan data. Untuk jenis kelamin laki-laki diberi
kode “1” dan perempuan diberi kode “2”.
c. Enter
Kategori yang sudah diberikan kode kemudian dimasukkan kedalam
computer untuk dapat diolah.
d. Tabulating
Data yang dimasukan kedalam bentuk table distribusi dan frekuensi dan
presentase berdasrkan karakteristik responden, table analisa penurunan
tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan kukusan labu siam
b. Analisis Brivariat
Analisa yang dilakukan peneliti untuk mengetahui apakah ada pengaruh
kukusan labu siam terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita
hipertensi. Data yang diperoleh dari observasi, dimana pengukuran
dilakukan tiga kali yaitu sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Hasil
pengukuran tersebut dibandingkan untuk menjawab pertanyaan penelitian,
sehingga dapat diketahui apakah ada pengaruh pemberian kukusan labu
siam terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita hipertensi. Uji
18
normalitas dilakukan untuk mengetahui data normal atau tidak normal,
apabila normal digunakan uji paired T-test (T-Dependent) melalui uji
normalitas data. jika data tidak normal maka digunakan uji Wilcoxon.
19
Lampiran 2
Lampiran 1
20
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TEKANAN DARAH
A. Pengertian
Tindakan yang dilakukan untuk menilai tekanan darah sistolik dan diastolic.
B. Tujuan
Untuk mengetahui nilai dari tekanan darah
D. Pelaksanaan
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan lengan yang hendak di ukur pada posisi terlentang.
5. Lengan baju dibuka
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubitti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
8. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi bracialis, letakkan stetoskop diatas
denyut nadi yang telah ditentukan.
9. Pompa balon udara isi manset sampai manometer setinggi 20mmHg lebih
tinggi dari titik radialis tidak teraba.
10. lepaskan pemompa perlahan-lahan dengan cara memutas scrup pada pompa
udara berlawanan arah jarum jam dan dengarkan suara bunyi denyut nadi.
11. Catat tekanan darah sistolik yaitu tekanan ketika suatu denyut nadi pertama
terdengar dan tekanan darah diastolic ketika bunyi keteraturan nadi tidak
terdengar.
Lampiran 3
21
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur :
Alamat:
Menyatakan bahwa:
Saya telah mendapatkan penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian yang berjudul
“PENGARUH KUKUSAN LABU SIAM TERHADAP TEKANAN DARAH
TINGGI LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PEUSKESMAS TELADAN
MEDAN TAHUN 2019”. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh
kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini secara sukarela.
Medan,
Saksi Responden
(………………………) (……………………….)
KATA PENGANTAR
22
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
kasih dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal mini dengan judul
“PENGARUH KUKUSAN LABU SIAM TERHADAP TEKANAN DARAH TINGGI
LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PEUSKESMAS TELADAN MEDAN TAHUN
2019”.
Proposal mini ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah metodelogi
penelitian di Program Studi Ners Fakultas Farmasi Dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia Tahun 2020.
Penyusunan proposal mini ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih
kepada Bapak/Ibu:
1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Indonesia Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia
Medan.
3. Taruli Rohana Sinaga, SKM, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan.
4. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia sekaligus Dosen mata kuliah
Metodelogi Penelitian, yang telah membimbing dan meluangkan waktu dalam
memberikan masukan maupun saran kepada penulis dalam penyelesaian proposal mini.
5. Seluruh teman-teman mahasiswa/i yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam
menyelesaikan proposal mini.
Peneliti menyadari bahwa penyunan proposal mini ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi
maupun susunannya. Akhirnya peneliti berharap kiranya skripsi ini akan bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
23
Aini Nur, 2015. Dahsyatnya Herbal dan Yoga Untuk Lima Penyakit. Real Books,
Yogyakarta.
Santi, 2016. Perhitungan MAP. id. wikihow.com, diakses tanggal 16 Januari 2020
Elizabeth, J, Corwin, 2015. dikuti dari Peni Efektifitas Jus pisang Dan Air Kelapa Mudah
Terhadap Tensi Lansia Penderita Hipertensi. Hospital Majapahit.
DAFTAR ISI
24
Kata Pengantar…………………………………………………………………….. i
Daftar isi…………………………………………………………………………… ii
BAB 1 Pendahuluan
Daftar Pustaka…………………………………………………………………… 24
Lampiran
26
PENGARUH KUKUSAN LABU SIAM TERHADAP TEKANAN DARAH
TINGGI LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PEUSKESMAS
TELADAN MEDAN TAHUN 2019
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
27