Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN

KELUARGA YANG MELEPASKAN ANAK USIA DEWASA MUDA

OLEH:

KELOMPOK 4

1.Ririn sitinjak 6.Salinda maurung

2.Shamariani simarmata 7.Yesi manalu

3.Mei yanti malau 8.felix berutu

4.Ruth simanjuntak 9.Basilius Ep gulo

5.Desi simanjuntak 10. Roy Ronni Siregar

UNIVERSITAS SARI MUTIARA MEDAN

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI NERS


KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
Tahap Perkembangan Keluarga Yang Melepaskan Anak Usia Muda” dengan baik. Selesainya
penyusunan ini berkat bantuan, bimbingan, pengarahan, dorongan dan bantuan moril maupun
material dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terimakasih kepada :

1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Indonesia.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia.
3. Taruli Sinaga SP. M.kM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas SariMutiara Indonesia.
4. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Siska Evi Simanjuntak, MNS., selaku Dosen Pengajar yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan saran kepada kelompok dalam menyelesaikan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari isi maupun susunannya, untuk itu tim penulis akan membuka diri terhadap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang keperawatan. Akhir kata tim penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 28 April 2020

Tim Penulis,

Kelompok 3

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keluarga menurut Friedman (2015) adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan.
Keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah, saling berinteraksi dengan
menjalankan perannya masing-masing, juga menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan. Keluarga juga sering kali terbentuk karena adanya kedekatan dan ikatan
emosional antara beberapa individu. Seringkali dukungan untuk individu datang dari
keluarga sehingga individu dapat mengembangkan dirinya, maka dapat disimpulkan
bahwa keluarga merupakan kesatuan dan hidup bersama-sama juga mendukung tiap
anggota keluarga pada berbagai hal demi mencapai sebuah kesejahteraan.

Pemberian asuhan pada keluarga adalah salah satu aspek terpenting dalam
keperawatan karena keluarga sangat besar pegaruhnya terhadap kesehatan individu
dan kelompok. Menurut Friedman (2015) masalah kesehatan dalam keluarga saling
berkaitan, satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga
tersebut. Melalui keluarga, perawat dapat menjangkau masyarakat karena keluarga
merupakan perantara yang efektif dan efisien untuk berbagai usaha kesehatan
masyarakat. Keluarga merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya yang
mempunyai peranan sangat penting dalam membentuk budaya, karakter, dan perilaku
sehat untuk setiap individu. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai,
tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini
ditanamkan.

Keluarga memiliki beberapa fungsi yang perlu dipenuhi, yaitu fungsi afektif, fungsi
sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan kesehatan
(Friedman, 2015). Selain itu juga terdapat tugas perkembangan keluarga yang harus
dipenuhi pada setiap siklus perkembangan keluarga. Hal ini dibutuhkan agar keluarga
dapat memenuhi kebutuhan pada setiap anggota keluarga dan mencapai tahap
keluarga yang sejahtera.

Permulaan dari keluarga dengan tahap anak usia dewasa awal ditandai dengan anak
pertama meninggalkan tumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika
anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat dan agak panjang,
tergantung pada beberapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak
anak yang belum menikah yang masih tinggal dirumah setelah tamat dati SMA dan
perguruna tinggi. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh
anak-anak untuk kehidupan dewasa sendiri. Tugas-tugas perkembangan menjadi
penting ketika sebuah keluarga tersebut berubaah dari sebuah rumah tangga dengan
anak-anak ke sebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari sepasang suami dan istri.
Tujuan utama keluarga adalah reorganisasi keluarga menjadi sebuah unit yang tetap
berjalan sementara melepaskan anak-anak yang dewasa ke dalam kehidupan yang
sendiri (duvall, 2015). Selama tahap ini pasangan tersebut mengambil peran kakek-
nenek perubahan lainnya dalam peran maupun dalam citra diri mereka.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah tahap perkembangan keluarga dewasa muda (melepaskan)?
2. Bagaimanakah peran dan fungsi perawat dalam keluarga dewasa muda
(melepaskan)?
3. Bagaimana Askep keluarga pada tahap perkembangan keluarga melepaskan
anak usia muda?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah diharapkan penulis mampu mengidentifikasi
secara langsung peran, tugas, serta tahap perkembangan keluarga, lalu mengaalisis
data yang sudah didapatkan untuk mengetahui intervensi apa yang tepat untuk
dilakukan. Selain itu juga, penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga di Fakultas Keperawatan Universitas Sari
Mutiara

1.4 Manfaat
Diharapkan dari adanya tugas pengkajian ini, keluarga binaan yang kami kaji
mengetahui tentang masalah kesehatan yang ada dalam keluarganya, serta dapat
mengatasi cara pencegahannya, serta dapat memenuhi apa saja tugas perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi. Selain itu juga tugas ini dapat dijadikan contoh bagi
mahasiswa keperawatan lain yang akan melalukan pengkajian kepada keluarga.

BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Keluarga


2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai
bagian dari keluarga (Ekasari, 2011).
Menurut Supartini, 2014 mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Menurut Achjar, 2010 berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih individu
yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan
menciptakan serta mempertahankan budaya.
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan kerja
dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang ditunjukkan
oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka
mencapai tujuan (Leininger, 2016).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu
rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang
saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
2.1.2 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 2015 dan Friedman 2015,
ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
Tahap I : Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan
keluarga berencana.
Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi
sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda
sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang
tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan.
Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-
6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai
mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak.
Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak
saat menyelesaikan tugas sekolah.
Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan
anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung
jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya,
melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas
perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak,
memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.
Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.
2.1.3 Fungsi Keluarga
Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga, diantaranya
adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi
keperawatan keluarga. (Friedmann, 2015)
a) Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
mkerupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Tiap anggota keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut
dapat dipelajari dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam
kelduarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi
afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
b) Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang
baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya.
Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan
dalam sosialisasi anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma,
budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.
c) Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk
keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d) Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan,
pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan
penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan
permasalahan yang berujung pada perceraian.
e) Fungsi perawatan kesehatanjuga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan
kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan
keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.

2.2 Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Keluarga Pada Dewasa
Muda (Pelepasan)
2.2.1 Definisi Keluarga Melepas Anak Dewasa Usia Muda
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa muda dimulai pada saat
anak pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga
untuk tetap berperan dalam melepas anak hidup sendiri. Keluarga mempersiapkan
anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak
terakhir untuk lebih mandiri (Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2014).
2.2.2 Pengertian Tahap Perkembangan Keluarga Pada Dewasa (Pelepasan)
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa dimulai pada saat anak
pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga
untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri. Keluarga
mempersipakan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap
membantuk anak terakhir untuk lebih mandiri (Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2014).
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah berkisar
ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan, penentu
karier dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa
mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan,
dan prestasi kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik,
masa kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut Prof.
Dr. A.E Sinolungan (2014), masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase yaitu:
1. Fase dewasa awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai melepaskan
ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa
awal yaitu:
a) mereka mendapat pengawasan dari orang tua
b) mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan hubungan yang
intim di luar
c) mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
d) mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
e) mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja

2. Fase Dewasa tengah


Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman hidup dan
membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai kemampuannya
untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan
perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan
sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan
fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan hygiene yang baik.
 Teori-teori tentang masa dewasa tengah
a) Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang utama pada
usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 2012). Generatifitas adalah
keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat
mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam
interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal
mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan
perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya
dan masyarakat.
b) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh perkembangan
untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 2005). Tugas perkembangan tersebut
meliputi:
a. Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
b. Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c. Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d. Mengembangkan aktivitas luang
e. Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan
g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

 Tahap-tahap perkembangan
a) Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang
paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang
membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi
juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman penglihatan
dan pendengaran sering terlihat pada periode ini.
b) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena
sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan
informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan
kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan
pekerjaan.
c) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang
diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam
pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan
stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.

3. Fase dewasa akhir


Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-sukses
berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat dicapai
kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.
Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:
a) Menurunnya keadaan jasmaniah
b) Perubahan susunan keluarga
c) Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang pekerjaan
atau perbaikan kesehatan yang lalu
d) Penurunan fungsi tubuh.

2.2.3 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa


Tugas perkembangan keluarga menurut Setiadi, 2014 pada tahap ini adalah :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
e. Menata kembali fasilitas dan sumbe ryang ada pada keluarga
f. Berperan suami/istri kakek/nenek
g. Menciptakan lingkunga rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anak

Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik, Duvall dan Miller, tugas perkemabangan
keluarga meliputi:
a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b) Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.
c) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami/istri
2.2.4 Permasalahan Kesehatan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda
1. Komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka perlu ditingkatkan.
2. Masalah dalam hal transisi peran bagi suami istri.
3. Masalah perawatan orang tua lanjut usia.
4. Munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan perubahan situasi fisik
(kolestrol tinggi, obesitas/kegemukan, tekanan darah tinggi).
5. Masalah gaya hidup perlu mendapatkan perhatian antara lain, kebiasaan minum
alkohol, merokok, makan dan lain-lain.

2.2.5 Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan
orang tua mereka : masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri, masalah orang
yang memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut usia) dan munculnya kondisi
kesehatan kronis dan faktor-faktor yang berpengaruh seperti kolestrol tinggi, obesitas,
dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap
penting. Masalah-masalah menopause di kalangan wanita umum terjadi. Efek-efek
dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama dan praktek diet semakin
jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi kesehatan dan “gaya hidup sehat” menjadi
lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa Menurut Friedman, Ali.
a. Memberikan pendidikan konseling pada keluarga.
b. Merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lainnya.
c. Mengkaji kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya menanggulanginnya

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai
berikut:
2.3.1 Pengkajian
1) Identitas umum keluarga
 Identitas kepala keluarga, meliputi : nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan,
alamat, no.telepon
 Komposisi keluarga, meliputi : identitas seluruh anggota keluarga
 Genogram
 Type keluarga, meliputi : jenis type keluarga dan masalah yang terjadi dengan type
tersebut
 Suku bangsa, meliputi : asal suku bangsa, dan budaya yang berhubungan dengan
kesehatan
 Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
 Status sosial ekonomi keluarga, meliputi : anggota keluarga yang mencari nafkah,
upaya lain, harta benda yang dimiliki, kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
 Aktifitas rekreasi keluarga

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


 Tahap perkembangan keluarga saat ini
 Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
 Riwayat kesehatan keluarga inti
 Riwayat penyakit keturunan
 Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
 Sumber pelayanan yang dimanfaatkan
 Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

3) Pengkajian lingkungan
 Karakteristik rumah, meliputi :bangunan rumah, sumber air, kebersihan, keadaan
didalam dan diluar rumah
 Karakteristik tetangga dan komunitas RW, meliputi : kebiasaan, aturan dan budaya
 Mobilitas geografis keluarga
 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
 Sistem pendukung keluarga
 Denah rumah

4) Struktur keluarga
 Pola/cara komunikasi keluarga (bahasa sehari-hari yang digunakan)
 Struktur kekuatan keluarga (pengambilan keputusan)
 Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga)
 Nilai dan norma keluarga (sopan santun pada yang lebih tua)

5) Fungsi keluarga
 Fungsi afektif
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain
 Fungsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah
 Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi
 Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan memjaga kelangsungan keluarga
 Fungsi ekonomi
Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan utuk
memenuhi kebutuhan keluarga

6) Stress dan koping keluarga


 Stressor jangka pendek
 Stressor jangka panjang
 Respon keluarga terhadap stressor
 Strategi koping

7) Harapan Keluarga
8) Keadaan gizi keluarga, meliputi pemenuhan gizi (konsumsi makanan)
9) Pemeriksaan fisik, meliputi : keadaan umum, kepala, leher, dada, paru, jantung,
abdomen, genetalia, ekstremitas atas dan bawah

2.3.2 Tahap perumusan diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara,
pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan status kesehatan mulai
dari potensial, resiko tinggi sampai dengan masalah yang aktual. (Santun setiawan
dkk,)

2.3.3 Tahap penyusunan rencana keperawatan


Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah teridentifikasi, maka
langkah selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai dengan urutan
prioritas masalahnya. Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan
yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau
mengatasi masalah kesehatan atau masalah kesehatan yang telah diidentifikasi.
(Mubarak dkk, 2016)

2.3.4 Tahap pelaksanaan keperawatan keluarga


Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga dimana perawat
mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan
perbaikan kearah perilaku yang hidup sehat. (Mubarak dkk, 2016)

2.3.5 Tahap evaluasi


Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian dilakukan untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, maka perlu disusun rencana
baru yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakuka dalam
satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan waktu dan ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2016,)

BAB 3
KASUS

A. PENGKAJIAN KELUARGA
a. Identitas Keluarga
1. Identitas kepala keluarga
Nama : Ny.A
Umur : 50 tahun
Agama : Kristen
Suku : Batak
Pendidikan : SMK
Alamat : Jl Jati 2 No. 54 Medan
2. Komposisi keluarga

Status Status
No Nama L/P Umur Hub. Keluarga Pendidikan Imunisasi
Perkawinan

1. Tn.H L 53 th Suami SMK Lengkap Sudah

2. Tn.W L 26 th Anak Kandung SMA Lengkap Sudah

3. Tn. D L 25 th Anak Kandung SMK Lengkap Belum

4.. An. R P 11 th Anak Kandung SMP Lengkap Belum

3. Genogram
Keterangan:
53 4
: Laki-Laki

: Perempuan
26 13

: Tinggal serumah
4. Type Keluarga
Keluarga Ny. A merupakan keluarga inti dengan ayah, ibu dan anak kandung. Ny. A
mengatakan tidak ada masalah dengan type keluarga
5. Suku Bangsa
Ny. A menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku Batak, hidup dilingkungan
etnis sumatera. Ny. A berkomunikasi dengan bahasa Batak baik antara anggota
keluarga maupun dengan tetangga sekitar. Ny. A mengatakan tidak ada budaya yang
bertentangan dengan kesehatan mereka.
6. Agama
Semua anggota keluarga Tn. H beragama Kristen dan menjalankan ibadah di rumah
dan di gereja.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah: yang mencari nafkah Tn. H yang sebagai
kepala keluarga dan Ny. A juga membantu mencari nafkah
b. Penghasilan: Rp. 2.000.000 penghasilan Tn. H dan 1.600.000 untuk penghasilan
Ny. A
c. Harta benda yang dimiliki: motor dan memiliki perabotan rumah yang lengkap
d. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: Ny. A mengatakan kebutuhan yang
dikeluarkan tiap bulan yaitu membayar cicilan motor, berbelanja untuk kebutuhan
sehari-hari, membayar tagihan listrik.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga Ny. A, setiap hari mereka menonton TV bersama-
sama istri anak di malam hari dan sekali seminggu memancing bersama. Kadang
mereka juga berkumpul bersama tetangga atau saudara dekat untuk berbincang-
bincang bersama. Jika liburan panjang keluarga pergi ke kampong halaman
mengunjungi orang tua.
b. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1.  Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. H dan Ny. A memiliki 3 anak, keluarga Tn. H dan Ny. A saat ini berada
pada tahap perkembangan keluarga yang sudah melepas anaknya yang sudah menikah
dan mempunyai tempat tinggal sendiri. Hanya anak yang pertama dan terakhir yang
tinggal serumah dengannya..
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Menurut Ny. A tahap perkembangan keluarga sampai ini yang belum terpenuhi sangat
mengkhawatirkan kehidupan anaknya yang sudah menikah terutama tidak tinggal
serumah dengannya.
3.  Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
a) Ny. A mengatakan memiliki masalah kesehatan yaitu rematik
b) Suami Ny. A (Tn. H) mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan, setiap
malam hari badannya terasa pegal disebabkan karena kelelahan dari pekerjaan
sebagai tukang.
c) Anak Ny. A (Tn. W): Tn. W sampai saat ini tidak ada penyakit yang di derita, dan
Tn. W jarang sakit.
d) Anak Ny. A (An. R): An. R tidak punya riwayat penyakit berbahaya dan jarang
sakit.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Menurut pengakuan Ny. A dikeluarganya tidak mempunyai penyakit yang kronis dan
menular.
c. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. H merupakan rumah permanent dengan ukuran panjang ± 10 meter dan
lebar 6 meter. Dirumah tersebut terdapat:
a) Kamar tidur (3 kamar tidur yang terdapat diruang tengah)
b) Ruang tamu
c) Rumah makan Ny. A bergabung dengan dengan ruang dapur
d) Kamar mandi berjumlah 1 dan WC 1
Lantai rumah Tn. H terbuat dari plester. Sumber air keluarga berasal dari sumur gali
yang telah dipasang pompa air dan tendon, kualitas airnya bersih. Jarak septictank
dengan sumur >10 meter. Keluarga mengatakan membuang air limbah di belakang
rumah dengan membuatkan saluran dan tempat penampungan. Untuk pembuangan
sampah dilakukan dengan ditampung dulu dikotak sampah kemudian bakar. Untuk
sarana penerangan keluarga Tn. H menggunakan listrik semuanya.

Gambar Denah Rumah


Jalan
U
B T
S

K. Tidur
Ruang Tamu

K. Tidur

K. Mandi
K. Tidur

Dapur
WC

sumu

Pembuangan
limbah
2. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas
Rumah Ny. A berada diwilayah kelurahan yang mayoritas penduduk disekitarnya
adalah pegawai swasta dan negeri. Sarana jalan didaerah tersebut sudah di aspal.
Sarana kesehatan dilingkungan tersebut berupa dokter, bidan dan puskesmas
Disekitar rumah Ny. A terdapat masjid dan gereja. Tetangga Ny. A mayoritas
beragama Kristen serta memiliki sifat kebersamaan serta menganut adat batak,
misalnya pesta, gotong-royong, bersih desa, pertamiangan, dan lain-lain.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Ny. A dan suaminya adalah sejak berkeluarga mereka tidak pernah berpindah-
pindah rumah.
4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Keluarga Ny. A mengatakan tidak ada perkumpulan atau pertemuan-pertemuan
khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti paskah,
natalan, tahun baruan kemarin semua keluarga berkumpul.

5. System Pendukung Keluarga


Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang sakit, hubungan satu
anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling
tolong menolong. Keluarga Ny. A tidak mempunyai Jamsostek/asuransi
kesehatan, biasanya mereka berobat langsung di bawah ke puskesmas atau Klinik
bidan.
d. Struktur Keluarga
1. Struktur Peran
a) Tn. H sebagai kepala keluarga, seorang suami, bapak berkewajiban mencari
nafkah untuk keluarga dalam kehidupan sehari-hari mereka.
b) Ny. A sebagai istri dan turut bekerja membantu suaminya mencari nafkah tetapi
dirinya juga tetap melakukan perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan
semua keperluan suaminya dan anak yang di rumah.
c) Tn. D berperan sebagai anak Ny. A dan Tn. H telah bekerja sebagai driver ojek.
Dia juga memberikan penghasilan kepada orang tua.
d) An. R berperan sebagai anak yang menjalankan perannya yang mematuhi
peraturan orang tuanya untuk belajar dalam tugas sekolah.
2. Nilai Dan Norma Keluarga
Sebagai bagian dari masyarakat dan beragama kristen, keluarga memiliki nilai-nilai
dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap
istri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama kalau malam hari, karena
siang hari masing-masing kerja sampai sore. Keluarga juga menganut norma/adat
yang ada dilingkungan sekitar misalnya perkumpulan muda mudi kristen,
menjeguk orang sakit, gotong royong, dll.
3. Pola/Cara Komunikasi Keluarga
Menurut Ny. A dalam keluarganya berkomunikasi biasa menggunakan bahasa
Batak dan bahasa Indonesia, menurut Ny. A dirinya juga cepat akrab dengan
keluarga suaminya. begitu juga dengan suaminya Tn. H cepat akrab dengan
keluarga istrinya.
4. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam pengambilan keputusan keluarga Ny. A yaitu kepala keluarga Tn. H, namun
untuk pengambilan kebutuhan rumah sehari-hari diberikan kepanan Ny. A. jika ada
suatu permasalahan selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah.
Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka
bermusyawarah.
e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Menurut Ny. A belum pernah menemukan masalah yang berat. Tn. H dan Ny. A
selalu memberikan dukungan satu sama lain. Hubungan antara dirinya dengan
suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan keluarga besarnya pun
baik. Mereka selalu menumbuhkan sikap saling menghargai dan berusaha saling
membantu. Tetapi memiliki masalah pada anaknya yang baru saja menikah karena
mengkhawatirkan bagaimana kehidupan anak pertamanya setelah menikah.

2. Fungsi Sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: Hubungan antara dirinya dengan suaminya
sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya pun baik dan
hubungan antara menantu dan anak-anaknya terjallin dengan baik. Hubungan
keluarga dengan orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: interaksi dan hubungan dalam keluarga
baik-baik saja.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: menurut Ny. A
yang selalu mengambil keputusan ialah Tn. H
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: kegiatan di waktu senggang keluarga sering
mancing bersama anaknya seminggu sekali.
e) Partisipasi dalam kegiatan social : membantu dalam kegiatan gotong royong
3. Fungsi Reproduksi
Menurut Ny. A belum merencanakan untuk memiliki anak lagi karena lebih focus
untuk bekerja. Ny. A menggunakan alat kontrasepsi yang berbentuk pil.
4. Fungsi Ekonomi
Ny. A mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan. Dalam anggota keluarga ada yang sekolah jadi
pendapaan keluarga Ny. A cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
5. Fungsi Perawatan kesehatan
a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Menurut Ny. A sebenarnya mengetahui sebagian penyakit keluarganya dan
sebagian yang lain tidak tahu. Tetapi tidak tahu penyebabnya. Ny. A menderita
sakit rematik dan menurutnya itu hal yang biasa yang terjadi dan tidak perlu
diperiksakan atau dikwahtirkan.

b) Kemampuan Mengambil Keputusan Mengenal Tindakan Kesehatan


Ny. A menderita sakit rematik dan menurutnya itu hal yang biasa yang terjadi
dan sembuh sendirinya asal tidak terlalu berat dalam bekerja.
c) Kemampuan Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
Keluarga Ny. A mengatakan tidak begitu banyak mengetahui tentang penyakit
yang diderita, namun keluarga Ny. A hanya segera membawa keluarganya yang
sakit ke pelayanan kesehatan tetapi khusus untuk Ny. A tidak dibawa ke
pelayanan kesehatan karena tidak mau di bawah dan hal tersebut tidak terlalu
begitu parah.
d) Kemampuan Keluarga Memelihara/Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang
Sehat
Keluarga mengatakan pembuangan sampah dilakukan di tempat pembuangan
penampungan sementara (kotak sampah) dan selanjutnya dibakar. Pembuangan
air limbah dilakukan dengan cara dibuatkan saluran.
e) Kemampuan Menggunakan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Ny. A mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit maka Ny. A
membawanya ke puskesmas atau klinik bidan.
f. Stres dan Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
a) Stressor Jangka Pendek
Ny. S mengatakan sering mengeluh linu di persedian kedua tangannya.
b) Stressor Jangka Panjang
Keluarga sangat memikirkan nasib anak pertamanya yang sudah menikah.
2. Respon Keluarga Terhadap Stressor
Keluarga jika menderita sakit membawa ke pelayanan kesehatan dan memberikan
dorongan dan semangat pada anggota keluarga yang mempunyai masalah,
keluarga membantu memecahkan masalah yang ada di keluarga tersebut dengan
bermusyawarah. Setelah itu keluarga berusaha dan berdoa untuk bisa mencari
jalan keluar dari masalah tersebut.
3. Strategi Koping
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
g. Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

Nama Anggota Keluarga


No Variabel
Tn. H Ny. A Tn. D An. R

Riwayat - - - -
1
penyakit saat ini

Badan terasa Linu di - -


Keluhan yang pegal persedian
2
dirasakan kedua
tangan

Kelelahan Terjadi jika - -


karena bekerja
Tanda dan
3 pekerjaan yang terlalu
gejala
sebagai berat
tukang

Riwayat - - - -
4 penyakit
sebelumnya

TD = 120/80 TD = TD = TD = 100/70
mmHg 120/80 120/80 mmHg
S = 36,5oC mmHg mmHg S = 36oC
Tanda-tanda RR = 24 S = 36,5oC S = 36,8oC RR = 20
5
vital x/menit RR = 20 RR = 20 x/menit
N = 80 x/menit x/menit N = 78
x/menit N = 77 N = 77 x/menit
x/menit x/menit

- - - -

Sistem
6
kardiovaskuler

7 Sistem respirasi - - - -

8 Sistem GI tract - - - -

Sistem - - - -
9
musculoskeletal

10 Sistem genetalia - - - -
h. Harapan Keluarga
1) Terhadap masalah kesehatannya: Keluarga berharap agar tetap sehat.
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada: Dengan adanya petugas kesehatan yang datang
ke rumahnya menurutnya mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan
pengetahuan atau solusi kepada masyarakat dengan penyuluhan-penyuluhan seperti
saat ini diharapkan dapat membantu masalah keluarga yang dihadapi dengan
berkurang.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
DS: Nyeri pada keluarga Ketidakmampuan keluarga
- Ny. A mengatakan sering Tn. H khususnya Ny. A mengenal masalah penyakit
merasa linu di persendian rematik pada Ny. A
tangannya sehingga kaku
untuk digerakkan.
- Ny. A mengatakan ketika
bekerja terlalu berat
tangannya merasa senut-
senut (nyeri) dan sulit
digerakkan.
DO:
- Ny. A tampak memegang
tangan karena menahan nyeri
- Skala nyeri sedang (4)

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan


No. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri pada keluarga Tn. H khususnya Ny. A b/d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah penyakit rematik pada Ny. A

3. Penilaian (Scoring) Diagnose Keperawatan


a) Diagnosa 1: Nyeri pada keluarga Tn. H khususnya Ny. A b/d ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah penyakit rematik pada Ny. A
No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah: 3/3 x 1 = 1 Masalah penyakit rematik telah
aktual terjadi pada Ny. A pada saat
1 bekerja yang terlalu berat,
dengan mengeluh linu di
persendian bagian tangan.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Keluarga memiliki sumber
untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
mudah mengatasi masalah yaitu:
a. Pola komunikasi yang baik
dalam keluarga
b. Keluarga besar selalu
memberikan bantuan
c. Tersedianya pelayanan
kesehatan yaitu puskesmas
yang disekitar rumah
d. Ny. A bekerja di luar
rumah sehingga tidak
banyak memiliki waktu
untuk merawat diri sendiri
3. Potensial untuk 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah berlangsung
dicegah: tinggi cukup lama. Jarak rumah
1
dengan pelayanan kesehatan
dekat.
4. Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Saat Ny A mengeluh linu di
masalah: persendian tangan, keluarga
segera langsung tidak membawa ke
ditangani 1 palayanan kesehatan karena hal
ini biasa saja. Namun Ny. A
mengatakan keluhan akan
hilang dengan sendirinya.
Total 5

4. Penetapan Prioritas Diagnosis Keperawatan Keluarga


Priorita Diagnose keperawatan skor
s
1. Nyeri pada keluarga Tn. H khususnya Ny. A b/d 5
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit
rematik pada Ny. A
C. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan KH
No Diagnosa Kep. Intervensi
J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
1. Nyeri pada Setelah Setelah dilakukan Respon a. Rematik adalah a. Diskusikan bersama
keluarga dilakukan intervensi selama verbal kelainan inflamasi keluarga mengenai
Tn. H intervensi 1x35 menit, yang terutama pengertian rematik
khususnya keperawatan diharapkan nyeri mengenai synovial b. Jelaskan pada keluarga
Ny. A b/d selama 1 x berkurang dengan dari persendian mengenai penyebab dan
ketidakma pertemuan, kriteria hasil b. Penyebab rematik keadaan rematik serta
mpuan keluarga dapat keluarga mampu: antara lain genetic, klasifikasi dari rematik
keluarga mengenal 1. Mengenal pekerjaan, cedera dengan menggunakan
mengenal keluarga dengan masalah sendi dll lembar balik dan poster
masalah masalah rematik a. Mejelaskan c. Tanda gejala rematik c. Jelaskan tanda gejala
penyakit kembali adalah nyeri rematik
rematik pengertian persendian, kaku d. Jelaskan kepada keluarga
pada Ny. rematik sendi, penurunan mengenai dampak bila
A b. Menjelaskan mobilitas, dan seseorang terkena rematik
kembali keletihan e. Beri kesemppatan kepada
penyebab d. Dampak rematik keluarga untuk bertanya
rematik lebih lanjut adalah f. Bantu keluarga untuk
c. Menjelaskan dapat menimbulkan mengulangi apa yang telah
kembali perubanhan pada didiskusikan
tanda dan jaringan g. Beri pujian atas perilaku
gejala yang benar
rematik
d. Menjelaskan
kembali
dampak yang
dapat terjadi
bila
seseorang
menderita
rematik
2. Mengambil Respon Keluarga menyatakan a. Jelaskan kepada keluarga
keputusan verbal keputusannya dalam mengenai tindakan yang
untuk mengatasi rematik harus dilakukan saat Ny. A
mengatasi menderita rematik
rematik b. Bimbing dan motivasi Ny.
A untuk mengambil
keputusan dalam menangani
masalah rematik
c. Beri pujian atas keputusan
yang diambil untuk
mengatasi masalah rematik
3. Memberikan Respon Keluarga dapat a. Berikan penjelasan pada
perawatan verbal menjelaskan dan keluarga tentang cara
pada Ny. A dan re mendemonstrasikan cara mengurangi nyeri
dengan nyeri demonstr merawat keluarga dengan b. Demonstrasikan pada
akut rematik asi rematik yaitu dengan keluarga tentang cara
teknik relaksasi napas mengurangi nyeri
dalam, menghindari c. Berikan penjelasan pada
pekerjaan yang berat, keluarga tentang mandi air
sediakan waslap hangat hangat
untuk mengompres d. Ajurkan keluarga untuk
sendi-sendi yang sakit sediakan waslap hangat
beberapa kali sehari, untuk mengompres sendi-
berikan masase yang sendi yang sakit beberapa
lembut dan pengobatan kali sehari
secara teratur e. Anjurkan keluarga untuk
memeriksaan Ny. A secara
teratur ke pelayanan
kesehatan
4. Menciptakan Pada Keluarga a. Jelaskan pentingnya
lingkungan kunjunga memperlihatkan lingkungan dalam
yang n yang kondisi ruangan yang
mempengaruhi kondisi
kondusif bagi direncan rapi dan tenang penderita rematik
penderita akan b. Diskusikan dengan
rematik keluarga cara-cara menata
lingkungan
c. Motivasi keluarga untuk
menata ruangan
d. Beri pujian atas tindakan
yang dilakukan
5. Memanfaatka Psikomot Keluarga membawa Ny. a. Jelaskan pentingnya
n pelayanan or A ke puskesmas penyakit rematik secara rutin
kesehatan b. Diskusikan dengan
untuk keluarga manfaat membawa
mengontrol anggota keluarga ke
penyakit puskesmas
rematik c. Berikan pujian atas
tindakan positif yang telah
dilakukan
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx
1. 1) Mengkaji tingkat S : Keluarga Ny A mengatakan sudah
pengetahuan keluarga mengetahui tentang reumatik
2) Memberikan pendidikan O: Keluarga Ny A mampu menyebutkan
kesehatan tentang rematik kembali definisi, penyebab, tanda dan gejala
- Definisi reumatik , dampak yang terjadi pada rematik
- Penyebab A: Masalah teratasi
- Tanda gejala P: Intervensi dipertahankan
- dampak yang terjadi
pada rematik
3) Mengevaluasi tingkat
pengetahuan keluarga
2.

BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Definisi keluarga melepas anak dewasa muda adalah tahap perkembangan
keluarga dengan anak dewasa muda dimulai pada saat anak pertama mulai
meninggalkan rumah. Tujuan adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap
berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri.
Peran perawat adalah memberikan pendidikan konseling pada keluarga,
merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lainnya, serta mengkaji
kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya meninggalkannya
Keluarga akan mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu.
Setiap tahap perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-
masing termasuk tugas yang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke
tahap berikutnya dengan sukses. Dengan asuhan keperawatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan telah membantu keluarga dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan dengan lancar sesuai dengan tahap perkembangan keluarga dewasa
awal (melepas anak sebagai dewasa) sehingga dapat menciptakan dan
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial
anggota keluarga.

4.2 SARAN
Agar perawat keluarga dapat membantu mengenali masalah keluarga terutama dalam
keluarga melepas anak sebagai dewasa, perawat membatu mengenali tahap-tahap
dalam perkembangan keluarga sesuai kebutuhan keluarganya

DAFTAR PUSTAKA
Ekasari, 2011. Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta. EGC.
Achjar, 2010. Keperawatan Keluarga plus Contih ASKEP Keluarga. Yogyakarta: Nuha
Medika

M. Friedman, Marylin, (2015). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika

Setiadi. 2011. Konsep dan proses keperawatan keluarga


Setiawati, Satun, dkk. 2014. Penutun Praktis Asuhan Keperawatan Keluaraga. Jakarta: Trans
Info Media

Anda mungkin juga menyukai