PENDAHULUAN
Menurut data WHO (2018), di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau
26,4% mengidap penyakit hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2021 (Pratama, 2016). Diperkirakan setiap tahun ada 9,4
juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. 333 juta dari 972 juta
pengidap hipertensi berada di negara maju dan sisanya berada di negara
berkembang salah satunya Indonesia (Pratama, 2016).
Nyeri kepala merupakan salah satu gejala yang paling sering ditemui pada
kejadian umum dan kejadian klinis neurologi. Nyeri kepala biasanya dirasakan
oleh penderitanya secara berulang kali seumur hidupnya.Menurut WHO angka
kejadian nyeri kepala sangat sering terjadi yaitu biasanya pada kelompok dewasa
dengan rentang usia 18-65 tahun, hal ini dikarena pada usia tersebut seseorang
sudah banyak mengalami masa pubertas, dimana masa pubertas sendiri
berpengaruh terhadap perubahan hormon pada diri seseorang. Sekitar 50% angka
kejadian nyeri kepala terjadi di dunia dari populasi orang dewasa yang ada (World
Health Organization, 2013).
1
2
yang dapat diubah adalah gaya hidup (life style), dimana gaya hidup seseorang
sangat dipengaruhi oleh pengetahuannya akan suatu penyakit. Dan faktor yang
tidak dapat diubah adalah genetik.
Hipertensi dijuluki sebagai Silent Killer atau sesuatu yang secara diam-
diam dapat menyebabkan kematian mendadak para penderitanya. Kematian
terjadi akibat dari dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit lain yang diawali
oleh hipertensi. Oleh sebab itu, penderita berusaha melakukan kepatuhan
mendisiplinkan diri terhadap makanan maupun gaya hidupnya. Penyakit
hipertensi juga merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui
dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya.
(Septianingsih, Dea Gita 2018). Maka dari itu banyak dari penderita hipertensi
mengalami kematian secara mendadak karena kurangnya kepatuhan menjaga pola
makan maupun memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
hipertensi harusnya bisa berobat dan check up secara rutin ke rumah sakit setiap 1
bulan dan mendapatkan dukungan keluarga atau orang terdekatnya. (Depkes RI,
2009). Check up secara rutin dapat menekan komplikasi yang menyebabkan
kematian serta pendidikan penyuluhan sangat penting untuk mencegah hipertensi.
1. Mengidentifikasi Hipertensi
2. Mengidentifikasi Keluhan Nyeri Kepala
3. Menganalisis hubungan tekanan darah dengan nyeri kepala.
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Peraktis
1. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang hipertensi pada lansia supaya lebih
mengetahui tentang pola makan yang benar pada lansia penderita
hipertensi dan supaya bisa mengurangi tingkat stres pada lansia penderita
hipertensi.
2. Bagi institusi pendidikan
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan untuk
menggetahui tingkat skala nyeri hipertensi pada lansia.
3. Bagi Responden
Manfaat penelitian ini bagi usia produktif adalah sebagai informasi
kepada usia produktif agar lebih memperhatikan kesehatannya dalam
mengendalikan stress sehingga dapat mengontrol hipertensinya dengan
baik.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan khususnya tentang tingkat stres dan pola makan pada
penderita hipertensi.
6
5. Bagi Perawat
Sebagai acuan dalam mengetahui cara mengatasi lansia dengan
tingkat nyeri hipertensi.
6. Bagi institusi layanan kesehatan
Sebagai bahan informasi yang dapat membantu tenaga kesehatan
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal di Puskesmas