Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners Mata Ajar Komprehensif
Dosen Pembimbing :
Nur Setiawati Dewi, M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Disusun oleh:
ITA ROSITA
22020117210042
b. Etiologi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi
essensial (primer) dan hipertensi sekunder. Hipertensi essensial adalah
hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang jelas dan dapat disebabkan
karena faktor genetik.. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan tergadap
natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap
vasokontriktor, dan resistensi insulin (Nafrialdi, 2009). Sementara pada
hipertensi sekunder atau hipertensi yang terjadi karena penyakit
kormobid atau obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah. pada
kebanyakan kasus, hipertensi sekunder dapat disebabkan karena beberapa
penyakit seperti penyakit ginjal kronis, penyakit jantung coroner,
diabetes mellitus, dan kelainan system saraf pusat (Sunardi, 2000). Selain
itu, pola hidup yang kurang sehat dan obesitas tampaknya dapat menjadi
faktor utama penyebab terjadinya hipertensi pada sebagian besar pasien.
Penelitian pada berbagai populasi menunjukkan bahwa obesitas
memberikan resiko 65 – 70% untuk terkena hipertensi (Guyton, 2008).
c. Tanda dan Gejala
Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita
hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan
hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk
terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari (Cahyono, 2008).
Gejala yang mudah diidentifikasi pada penderita hipertensi
diantaranya yaitu gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala, gelisah,
tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur,
sesak napas, mudah lelah, dan mata kunang-kunang (Sutanto, 2009). Bila
tekanan darah meningkat tidak terkontrol maka dapat menimbulkan
gejala-gejala seperti sakit kepala, pandangan kabur, kebingungan,
mengantuk, dan sesak napas (Palmer & Williams, 2007).
d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan secara medis maupun
non medis. Penatalaksanaan medis yang dilakukan dengan pemberian
obat-obatan seperti diuretic, betabloker, vasodilator, antagonis kalium,
penghambat simpatetik, penghambat reseptor angiotensin, antagonis
kalsium, ACE inhibitor. Selain itu, penatalaksanaan lain yang dapat
bersifat non farmakologis. Tindakan non farmakologis yang dapat
dilakukan antara lain mengontrol pola makan, meningkatkan asupan
potassium dan magnesium, mengurangi asupan natrium, menghindari
merokok dan alkohol, meningkatkan aktivitas (olahraga), dan relaksasi
(Wijaya & Putri, 2013; Annisa, 2017). Penatalaksanaan hipertensi
berupa modifikasi gaya hidup dapat menghambat progresifitas hipertensi.
Sebagian faktor gaya hidup berkaitan dengan faktor diet/asupan makanan
sehari-hari, meliputi jenis makronutrien, mikronutrien, dan modifikasi
pola diet
1) Makronutrien
Makronutrien adalah makanan utama yang membekalkan tenaga bagi
tubuh yang terdiri dari 3 bagian utama yaitu:
a) Lemak
Se
b) Protein
Mekanisme asupan protein dalam menurunkan tekanan darah
belum diketahui dengan jelas, namun diduga ada satu mekanisme
yang menunjukan bahwa asupan tinggi protein dapat meningkatkan
konsentrasi asam amino plasma yang dapat menstimulasi ekskresi
natrium di ginjal sehingga menurunkan tekanan darah. Sebuah
penelitian mengemukakan bahwa protein hewani yang berasal dari
susu dan protein nabati dari kacang kedelai dapat menurunkan
tekanan darah pada pasien prehipertensi dan hipertensi stadium 1
(He, Wofford, Reynolds, & Chen, 2011).
c) Karbohidrat
2) Mikronutrien
Mikronutrien adalah komponen yang diperlukan agar makronutrien
berfungsi dengan baik. Mikronutrien terdiri dari :
a) Vitamin C
b) Potassium
Peran potassium daalam mempengaruhi tekanan darah darah belum
diketahui secar pasti, namun beberapa mekanisme melibatkan
fungsi ginjal, asupan sodium, dan kalsium. Keseimbangan
potassium dalam plasma diatur oleh ginjal dengan
mengekskresikannya melalui urin. Asupan potassium yang tinggi
dapat meningkatkan vasodilatasi endothelium melalui potassium
menurunkan konsentrasi kalsium intraseluler, sehingga
menurunkan kontraksi otot polos dan tekanan darah akan menurun.
c) Kalsium
d) Magnesium
3) Modifikasi pola diet
Dietary approaches to stop hypertension (DASH) merupakan pola diet
kaya akan potassium, magnesium, kalsium, tinggi serat, dan protein
cukup yang dianjurkan dalam Seventh Report of The Joint National
Committee (JNC 7) bagi semua penderita hipertensi (Appel, Brands,
& Daniel, 2005). Pola diet DASH ini meliputi buah-buahan, sayur-
sayuran, produk susu rendah lemak, serelia utuh, ikan, ungags,
kacang-kacangan, mengurangi daging merah, mengurangi gula,
asupan makanan rendah lemak jenuh, rendah kolesterol (Chobania,
Bakris, Black, et al, 2003).
2. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui kelima panca indera manusia yaitu
indera pendengaran, penglihatan, penciuman, raba, dan rasa
(Notoadmojo, 2010). Pengetahuan merupakan keseluruhan gagasan, ide,
konsep, pemahaman, dan pemikiran manusia setelah melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Sonni, 2001). Sebagian besar
pengetahuan manusia di dapatkan melalui pendengaran dan penglihatan.
Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan, dan pemahaman manusia
tentang segala sesuatu dan juga praktek atau kemampuan teknis dalam
memecahkan berbagai persoalan hidup (Notoadmojo, 2010).
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan dibagi menjadi 6
tingkatan yaitu sebagai berikut:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai ingatan akan suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya atau mengingat kembali. Termasuk dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari meliputi pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi,
nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, dan kesimpulan. Tahu
merupakan tingkat yang paling rendah dalam pengetahuan. Ukuran
bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, dan menyatakan.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diaertikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
dan menginterpretasikan objek atau materi tersebut secara benar.
Seseorang yang telah paham terhadap objek atau materi dapat
menjelaskan, memberi contoh, dan menyimpulkan objek yang
dipelajari.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini diartikan
sebagai kemampuan penggunaan informasi yang telah dipelajari pada
situasi nyata.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisah, mengelompokkan, dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sisntesis adalah kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian
dalam suatu bentuk yang baru atau kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada. Ukuran
kemampuan adalah seseorang dapat menyusun, meringkas,
merencanakan, dan menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang ada.
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,
rumus, prinsip, dan sebagainya dalam konteks lainnya.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek didasarkan pada kriteria tertentu.
3. Pendidikan kesehatan
4. Pengetahuan tentang diet hipertensi
D. Metode
1. Desain
Desain yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus.
Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan
secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang
mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya
dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh
perkembangan diri yang baik (Susilo Rahardjo & Gudnanto, 2011). Studi
kasus ini akan dilakukan pada 2 responden dengan kriterian inklusi yaitu
penderita hipertensi yang tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari,
tekanan darah sistol >140 mmHg dan diastol > 90mmHg. Kriteria inklusi
dalam studi kasus ini adalah penderita hipertensi yang memiliki penyakit
penyerta seperti penyakit ginjal, penyakit kardiovaskuler, dan diabetes
mellitus. Studi kasus ini dilakukan pada 28 Juni 2018 – 12 Juli 2018 di
Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari Semarang.
2. Penelitian yang berkaitan
No Judul Pengarang Tahun Variabel Hasil
1. Pengaruh Edukasi Diet dan Anik 2016 Edukasi diet dan Setelah dilakukan edukasi diet dan terapi obat
Terapi Obat Terhadap Nuridayanti terapi obat, penderita hipertensi tidak ada perbedaan
Pengetahuan, Perilaku Diet dan pengetahuan, perilaku pengetahuan yang signifikan pada kelompok
Kepatuhan Minum Obat diet, dan kepatuhan kontrol dan kelompok intervevsi, tetapi ada
Penderita Hipertensi di Pos meminum obat. perbedaan yang signifikan untuk perilaku diet,
Pembinaan Terpadu Kelurahan kepatuhan minum obat dan penurunan
Mojoroto Kota Kediri Jawa tekanan darah.
Timur
2. Pengaruh Pendidikan Septina Dwi 2014 Pendidikan kesehatan Hasil uji Mann Whithney test pada
Kesehatan Diet Hipertensi Yuliana tentang diet hipertensi,
pengetahuan yaitu Z = -5,249 (p=0,0001)
DASH (Detary Approach to pengetahuan, danyang menunjukkan adanya pengaruh
Stop Hypertention) Terhadap sikap. signifikan pemberian pendidikan kesehatan
Peningkatan Pengetahuan dan diet hipertensi DASH (Detary Approach to
Sikap Penderita Hipertensi di Stop Hypertention) terhadap pengetahuan
Wilayah Kerja Puskesmas penderita hipertensi di Wilayah Kerja
Rakit 2 Puskesmas Rakit 2.
3. Pengaruh Pendidikan Arif Tirtana 2011 Pendidikan kesehatan Hasil uji t-test didapatkan t hitung sebesar
Kesehatan Terhadap tentang hipertensi dan -2,531 dengan nilai signifikan 0,017 yang
Pengetahuan Hipertensi Pada pengetahuan. artinya nilai signifikasi (Asym.sig < 0,05).
Lansia Hipertensi di RW 04 Hasil tersebut menunjukan adanya pengaruh
Tegal Rejo Kelurahan Tegal pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
Rejo hipertensi pada lansia hipertensi di RW 04
Tegal Rejo Kelurahan Tegal Rejo.
3. Prosedur
Intervensi
1. Pendidikan kesehatan tentang diit hipertensi dengan metode ceramah dan
diskusi :
a. Menjelasakan pengertian diet hipertensi
b. Menjelaskan tujuan diet hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan komplikasi pada hipertensi
e. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang dapat dikonsumsi oleh
penderita hipertensi
f. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang perlu dihindari oleh penderita
hipertensi
H. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Pada pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi diharapkan
mahasiswa memahami dan mampu mengembangkan intervensi terkait
manajemen hipertensi yang lebih inovatif dengan metode yang lebih efektif
sehingga dapat berpengaruh baik pada segi pengetahuan maupun perilaku
penderita.
2. Bagi Responden
Dengan adanya peningkatan pengetahuan responden tentang diet hipertensi
ini, diharapkan responden mampu mengubah pola hidupnya dengan
melakukan modifikasi diet hipertensi sesuai dengan materi yang telah
disampaikan pada pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi.
3. Bagi Puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan terkait manajemen
hipertensi yang dilaksanakan secara kontinu setiap bulan.