BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
1. Usia
Hasil penelitian didapatkan data bahwa usia responden yang
paling mendominasi dalam penelitian ini berada pada rentang usia 41-
40-59 tahun.64
Kanker nasofaring seringkali dikaitkan dengan infeksi virus
infeksi laten dan litik virus Epsteinbar yang diduga disokong oleh
Pada infeksi laten, DNA dari virus Epsteinbar akan tetap ada didalam
sel yang diinfeksinya sebagai episom dalam waktu yang lama yaitu
risiko hingga timbulnya kanker, hal tersebut menjadi salah satu alasan
berkaitan dengan masih adanya sejumlah pasien usia 41-60 tahun yang
usia 20-40 tahun dengan pengetahuan yang buruk, dan masih ada juga
tahun dengan pengetahuan yang baik, dan masih ada juga kelompok
2. Jenis Kelamin
Responden dengan jenis kelamin laki-laki memiliki proporsi yang
sebesar 27,5%.58
Laki-laki lebih banyak menderita kanker nasofaring dibanding
respon imun.70 Selain itu laki-laki relatif lebih sering kontak dengan
dan debu kayu.60 Debu kayu dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi
tidak hanya dari segi fisik namun dari cara berpikir dan bertindak serta
status sosial ekonomi yang rendah. Pada pasien dengan tingkat sosial
kemenyan, kayu atau minyak tanah, serta obat nyamuk. 70,71 Selain itu
juga pasien dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah
suatu penyakit.56
71
adalah suatu proses yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses
dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok
dan persepsi yang positif terhadap efek samping dan komplikasi dari
pula. Namun ada hal lain yang perlu dicermati, bahwa semakin sering
9,3%.58
Banyaknya kasus kanker nasofaring pada jenis pekerjaan petani
petani sering terkena radiasi sinar ultraviolet secara langsung dan dapat
faktor genetik.
Pekerjaan merupakan aktivitas rutin yang bersifat ekonomis
ibu rumah tangga, meskipun tidak bekerja secara formal namun dalam
seseorang.60
5. Pengalaman Pendidikan Kesehatan
Pemberian pendidikan kesehatan secara teratur dan regular
dengan kemoterapi.67
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa sebagian
stadium lanjut (III dan IV). Menurut Susworo (2004) dalam penelitian
lagi pada stadium dini.67 Disisi lain diagnosa awal merupakan hal yang
yang terdiagnosa kanker nasofaring selama 6-12 bulan dan > 12 bulan
dalam satu siklus, dilakukan sebanyak 5 kali dalam satu minggu dari
nasofaring.10
dalam seminggu dan berlangsung lebih dari satu bulan, selain itu
dalam hal ini pasien telah belajar dari proses radioterapi yang telah
jauh berbeda dengan sifat radiasi, karena radiasi tidak dapat dideteksi
tampak.72
81
radioterapi memiliki sifat yang sama dengan sinar laser, padahal sinar
kolimator yang berfungsi sebagai pemberi tanda pada area yang diberi
radiasi.72
pemberian sinar laser dapat dikatakan suatu hal yang wajar karena
sifat radiasi tidak dapat dideteksi secara langsung oleh indera manusia
sinar.
akibat radiasi mengenai materi. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan,
tubuh sangat perlu diperhatikan.72 Oleh karena itu dosis radiasi total
yang buruk. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar pasien terjebak
sel kanker dan sebagian besar tahu bahwa radioterapi juga dapat
sel-sel kanker jika mencapai dosis tertentu. Sel-sel kanker yang mati
akan hancur, dibawa oleh darah dan diekskresi keluar dari tubuh.
Sebagian besar sel-sel sehat akan bisa pulih kembali dari pengaruh
radiasi.72
Pengetahuan merupakan salah satu faktor internal dalam
Radioterapi
dilakukan sekali dalam sehari selama kurang lebih selama 6-7 minggu.
dilakukan sebanyak 20-35 kali selama 4-6 minggu dan hampir seluruh
yang rendah tetapi jika ia mendapat informasi yang baik maka hal
xerostomia, nyeri saat menelan, serta kerusakan pada gigi dan mulut.
mengalami efek samping baik yang ringan hingga efek samping yang
parah.
Berbagai efek samping dapat timbul saat pasien kanker
dihentikan, tetapi pada beberapa kasus yang jarang akan terjadi efek
seseorang.28
6. Gambaran Tingkat Pengetahuan Pencegahan Efek Samping
Radioterapi
Berdasarkan penelitian lebih dari setengah jumlah responden
radioterapi ini karena adanya informasi yang diperoleh dari dokter dan
pesan terkait hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal yang harus
hanya dapat diperoleh dari bangku pendidikan, akan tetapi dapat juga
89
pasien.
7. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Efek Samping
Radioterapi
Berdasarkan penelitian diketahui lebih dari setengah jumlah
menggosok gigi 3-4 kali sehari menggunakan sikat gigi yang lembut
infeksi pada mulut, dan makan dengan porsi sedikit namun sering
itu lebih dari 50% pasien mengerti bahwa selama radioterapi pasien
tersedia seperti media massa dan media sosial, dimana sebagian besar
menjaga agar status gizi tetap baik sehingga radioterapi dapat berlanjut
penelitian, sehingga hasil penelitian yang diperoleh bisa lebih detail dalam