Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY.

R (61 TH)
DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI
SEMARANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners Stase Komprehensif

Dosen Pembimbing :
Nur Setiawati Dewi, M.Kep.,Sp.Kep.Kom

Disusun oleh:
ITA ROSITA
22020117210042

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXX


DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY.R (61 TH)
DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI
SEMARANG

I. PENGKAJIAN
Hari : Kamis
Tanggal : 28 Juni 2018
Tempat: Rumah Ny.R
Pukul : 14.00 WIB

A. Data Umum
1. Nama KK : Ny. R
2. Alamat : RT 05/ RW III Krasak, Tembalang, Semarang
3. No. Hp :-
4. Pekerjaan : Mengurus rumah tangga
5. Pendidikan : tidak taman SD
6. Komposisi keluarga :
Umur Jenis Hubungan
Nama TTL Pekerjaan Pendidikan
(tahun) Kelamin dengan KK
Menguruh Tidak tamat
Ny.R 61 Perempuan Kepala keluarga 1948
rumah tangga SD
Menantu/Kepala
Tn.T 35 Laki-laki 1983 Buruh SMA
keluarga
Ny.M 31 Perempuan Anak 1987 Pedagang SMA
Tn.K 14 Laki-laki Cucu 2004 Tidak bekerja SMP kelas 2
An.D 9 Perempuan Cucu 2009 Tidak Bekerja SD kelas 4
7. Genogram

Riwayat
Hipertensi

Riwayat Riwayat
Hipertensi Hipertensi

Ny.R(61 th)
Hipertensi

Ny. M Tn. T
(31 th) (35 th)

Tn. K An. D
(14 th) (9 th)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien dengan HT
: Meninggal
: Tinggal dalam satu rumah

8. Tipe keluarga
Ny. R berkata, “Saya di rumah ini tinggal berlima sama anak saya,
menantu, dan cucu saya ada 2 mbak. Anak saya sudah berumah tangga
semua, walaupun tinggalnya masih disekitar sini, tapi ada juga yang di
Ambarawa, terus yang tinggal bareng sama saya ini anak terakhir saya
perempuan sendiri.”

Keluarga Ny.R merupakan tipe keluarga Extended family yaitu keluarga


inti ditambah keluarga lain yang mempunyai hubungan darah. Dalam
keluarga Ny.R terdapat Ny.R, anak, menantu, dan cucu.
9. Budaya
a. Suku Bangsa
Ny. R berkata, “Keluarga saya semuanya keturunan jawa mbak, saya
dan almarhum bapak juga asli semarang semua.”

Keluarga Ny.R termasuk dalam golongan suku jawa.


b. Bahasa
Ny. R berkata, “Ya kalo bahasa sehari-hari ya bahasa jawa mbak,
ngomong sama anak saya, menantu saya, cucu, tetangga ya pakai
bahasa jawa mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, keluarga Ny.R


menggunakan bahasa Jawa dalam melakukan komunikasi sehari-hari.

c. Pantangan
Ny. R berkata, “Saya itu biasanya menghindari makan labuh, sayur
jipang, kangkung, santan, sama jeroan mbak. Saya itu kadang tangan
saya ngilu kalau makan kangkung. Santan dan jeroan juga tidak
makan mbak, kata dokter tidak boleh”.
10. Agama
a. Agama yang dianut
Ny. R berkata, “Keluarga saya Alhamdulillah islam semua mbak,
anak-anak saya juga islam.”
Ny. R berkata, “Saya sehari-hari sholat 5 waktu selalu berjamaah di
Masjid mbak, sudah terbiasa solat berjama’ah di masjid sama warga
lain.”

Berdasarkan observasi dan wawancara, keluarga Ny.R menganut


agama islam, Ny.R mengatakan bahwa dirinya rutin pergi ke masjid
untuk melakukan solat 5 waktu berjama’ah. Saat melakukan
kunjungan mendadak pada jam 10.30 WIB, klien sedang melakukan
shalat dhuha. Anak klien mengatakan bahwa Ny. R aktif dalam
kegiatan keagamaan.
b. Kegiatan keagamaan rutin di rumah dan masyarakat
Ny. R berkata, “Biasanya ada pengajian rutin di masjid yang di
tikungan itu mbak, hampir setiap hari selain hari kamis dan minggu.
Kalau hari kami situ biasanya pengajian anak-anak muda
solawatan atau rabbana mbak.”

Berdasarkan observasi, terdapat masjid dan pondok pesantren yang


letaknya tidak jauh dari rumah klien. Selain itu pada wawancara
dengan salah satu warga disekitar lingkungan rumah klien, warga
tersebut mengatakan bahwa pengajian memang rutin dilakukan pada
setiap minggunya.

c. Persepsi anggota keluarga tentang agama


Ny. R berkata “Kalau ajaran agama kan pasti mengajarkan
kebaikan mbak, jadi ya saya percaya kalau islam itu membawa saya
dan keluarga dalam ketenangan dan ketentraman. Makanya saya
juga sering ikut pengajian itu agar hati saya tetap tenang. Kalau
saya merasa banyak pikiran biasanya selalu berdoa pada Allah SWT
untuk diberikan keselamatan dan kesehatan. Kalau saya ada
masalah saya juga berdzikir, berdoa, dan memohon kepada Allah
SWT supaya diberikan kemudahan dan kelancaran dalam
menghadapi masalah apapun.”

d. Kepercayaan
Ny. R berkata “Kalau saya itu sebagai orang Islam ya percaya kalau
segala sesuatunya itu sudah ada Allah yang mengatur mbak”.
11.Status sosial ekonomi keluarga
Ny. R berkata, “Kalau sekarang saya sudah tidak bekerja mbak, jadi
penghasilan keluarga dari anak dan menantu saya.”
Ny. R berkata, “Kalau belanja keperluan sehari-hari biasanya anak saya
yang ngurusin, paling saya cuma beli sayur sama ikan buat masak
sehari-hari.”
Ny. R berkata, “Anak saya di rumah sambil buka warung kecil-kecilan
mbak, lumayan untuk penghasilan tambahan. Kalau menantu saya itu
kerjanya di proyek mbak, kalau ada proyek ya ikut, kadang di semarang,
pernah juga di ambarawa sama ungaran juga mbak. Alhamdulillah
disyukuri aja mbak kebutuhan sehari-hari tetap cukup mbak.”
12. Aktivitas rekreasi atau waktu luang keluarga
Ny. R berkata, “Sehari-hari biasanya kalo pagi setelah solat subuh itu
mbak saya jalan-jalan pagi sebentar karena dokter juga nyuruh saya
biar olahraga jalan-jalan pagi jalan santai tapi agak jauh jadi saya
muter sampai ke RT sebelah, terus setelah itu ya belanja sayur juga
jalan kaki mbak, setelah itu pulang ke rumah masak, beres-beres rumah
mbak.”
Ny. R berkata, “Kalau pekerjaan rumah sudah selesai semua biasanya
saya solat dhuha mbak, terus siap-siap ke masjid untuk solat duhur di
Musolah dilanjut pengajian sampai setelah solat asar. Kadang kalau
tidak ada pengajian ya saya siang istirahat, terus sorenya duduk-duduk
kumpul sama anak, sama tetangga”.
Ny. M berkata,”Jarang sekali kalau jalan-jalan mbak, paling kalau
kebetulan lagi ada rezeki lebih terus pengen jalna-jalan ya pergi
sekeluarga naik motor, paling masih di daerah semarang mbak”.
B. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Ny. R berkata, “Anak saya semuanya sudah berkeluarga mbak, tapi
tinggalnya masih disekitar sini, tapi ada juga anak saya yang tinggalnya
di Ambarawa. Nah, yang tinggal bareng saya ini anak terakhir saya mbak
sama suami dan anaknya ada 2 orang.”

Tahap perkembangan keluarga Ny.R saat ini adalah keluarga orang tua usia
pertengahan atau Aging Family (retirement to death of both spouses).
a. Tugas perkembangan keluarga Ny.R saat ini adalah:
1) Mempertahankan kualitas hidup yang memuaskan
Ny. R berkata, “Kalau saya di rumah paling beres-beres rumah
mbak, abis itu tidak melakukan apa-apa, jadi saya biasanya ikut
kegiatan pengajian agar tidak bosan di rumah.”
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik, dan pendapatan
Ny. R berkata, “Kalau kehilangan keluarga pasti sedih mbak, tapi
namanya orang hidup, apalagi kalau sudah tua ya harus siap
ditinggal pasangan. Kalau bapak itu meninggal sudah lama sekitar
25 tahun yang lalu karena kecelakan saat kerja jadi tukang
bangunan”.
Ny. R berkata : “Teman-teman ya banyak yang sudah tidak ada
mbak, namanya orang sudah tua mbak, tapi masih banyak juga yang
masih sering, masih sering ketemu apalagi saat pengajian di
masjid”.
3) Mempertahankan hubungan dan keakraban dengan anak-anak, cucu,
dan sosial masyarakat.
Ny. R berkata, “Hubungan sama tetangga-tetangga di sini baik
mbak tidak ada masalah, orang-orang disini baik-baik. Kalau saya
di jalan sedang jalan kaki biasanya mereka menyapa, kadang saya
diberi tumpangan kalau mau berpergian. Setiap sore juga pada
kumpul-kumpul bareng tetangga-tetangga yang sekitar sini mbak”.
Ny. R berkata, “ Kalau hubungan sama anak, menantu saya juga
baik mbak, tidak pernah ada masalah. Sama cucu ya tidak ada
masalah, mereka anaknya penurut mbak, tidak nakal”.

Berdasarkan wawancara dan observasi Tn.R tampak akrab dengan


anak dan menantunya, terutama dengan cucunya. Saat pengkajian
tampak cucu Ny. R sangat akrab dengan Ny. R.
b. Masalah kesehatan pada tahap ini yaitu :
1) Menurunnya fungsi dan kekuatan fisik
Ny. R berkata, “Namanya sudah tua mbak kalau aktivitas sebentar
saja kelelahan, mata saya juga sudah mulai rabun mbak tidak jelas
kalau melihat benda kecil atau yang jauh. Kadang saya juga kalau
malam sering terbangun saat tidur mbak. Kalau terbangunnya jam
12 malam biasanya tidur lagi tapi kalau terbangun jam 2 saya solat
tahajud mbak terus tidur tidur lagi sampai adzan subuh,sudah
terbiasa seperti itu mbak”.

2) Kebutuhan promosi kesehatan yang meliputi istirahat cukup, nutrisi,


olahraga teratur, serta pemeriksaan berkala
Ny. R berkata, “Saya itu periksa ke puskesmas rutin setiap hari
senin mbak, kalau pagi-pagi anak saya ke pasar itu saya ikut, nanti
saya diturunkan di Puskesmas”.
Ny. R berkata, “Saya itu sering kontrol mbak, setiap kontrol itu saya
dikasih tau dokter biar mengurangi makan asin, terus disuruh
olahraga. Kalau olahraga ya saya setiap pagi olahraga mbak, jalan
jalan sampai RT sebelah. Tapi kalau untuk tidak makan yang asin-
asin itu rasanya tidak nikmat mbak”.
Ny. R berkata, “Kalau masak sehari-hari lauknya saya yang masak
mbak, yang sering saya masak itu oseng-oseng krai, sayur daun ubi,
sayur sop, terong. Kalau masak garamnya 2-3 sendok sekali masak
mbak. Terus lauknya ikan asin, ikan peda, ikan teri, tempe, telur.
Sering juga masak mie goreng”.
Ny. R berkata, “Kalau cemilan saya suka makan ya gorengan,
kripik, roti. Kalau kopi saya tidak minum mbak, tapi teh manis atau
sirup”.
Ny. R berkata, “Kalau dari Puskesmas itu saya diberi obat mbak,
ada yang diminum 2 kali itu untuk mengatasi pusing, dan ada 1 obat
diminum 1 kali malam sebelum tidur itu obat tensi. Saya tidak tau
nama obatnya mbak, saya paham dari plastic obatnya kalau obat
untuk pusing itu ada 2, kalau obat untuk tensi itu ada 1 yang kecil”.
Ny. R berkata, “Alhamdulillah kalau istirahat cukup mbak, saya kan
sudah tidak bekerja. Paling sibuk ya beres-beres rumah sama sibuk
ke pengajian. Kalau sore setelah asar samapai malam itu waktunya
saya istirahat mbak”.

Berdasarkan wawancara dan observasi melalui catatan medis klien,


klien melakukan kontrol hipertensi secara rutin setiap seminggu
sekali. Klien tampak mengetahui bahwa diet rendah garam dapat
mengontrol tekanan darah namun klien tampaknya tidak memahami
bahwa keluhan yang hampir setiap hari dirasakan Ny. R merupakan
dampak dari tidak terkontrolnya tekanan darah. Berdasarkan
kuesioner pengetahuan tentang diet dan terapi obat hipertensi
menunjukan bahwa Ny. R memiliki pengetahuan tentang diet dan
terapi obat hipertensi yang kurang dengan skor 46,7%. Sementara
anak Ny. Memiliki pengetahuan tentang diet dan terapi obat
hipertensi yang cukup dengan skor 70%.
c. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
1) Mempertahankan kesehatan individu
Ny.R berkata, “Tensi saya itu biasanya 150, kadang 160 mbak ya
tidak jauh dari segitu mbak. Yang saya rasakan setiap hari itu
kepala saya pusing mbak, leher saya ini rasanya kemeng, kadang
juga tangan saya terasa ngilu, tapi sekarang sudah tidak ngilu”.
Ny. R berkata, “Kalau sakit kepala sama kemeng di leher itu yang
saya minum obat aja yang dari dokter yang ada 2 obat itu saya
minum pagi dan sore mbak, biasanya sakit kepala saya berkurang,
tapi besoknya ngeluh lagi mbak”.
Pengkajian nyeri :
P : Penyebab nyeri tidak diketahui, karena muncul secara tiba-tiba.
Q: Nyeri seperti ditimpa benda tumpul dan berat.
R : Nyeri di kepala dan leher
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri terasa hilang timbul
2) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
Ny. R berkata, “Ya seperti ini rumah saya mbak, rumah tua. Kalau
lampu di rumah ini terang mbak, malam juga saya masih jelas kalau
melihat. Rumah saya ini memang lantainya cuma plester tapi kamar
mandi saya keramik mbak biar tidak mudah rusak. Kalau kamar
mandi sudah ada kakusnya”.

Berdasarkan observasi rumah Ny.R merupakan bangunan permanen


dengan lantai yang dilapisi dengan semen yang bertanah. Terdapat
ventilasi udara yang baik di rumah Ny.R namun tanpa cahaya lampu
pada siang hari rumah Ny. R tampak kurang pencahayaan.
2. Tahapan Keluarga Sejahtera
Keluarga Ny. R menurut indikator tahapan keluarga sejahtera berada pada
tahapan keluarga sejahtera tahap II atau indikator “kebutuhan psikologis”
(psychological needs), dimana keluarga memiliki 8 indikator dari 21
indikator keluarga sejahtera yaitu :
a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
b. Paling kurang sekali seminggu anggota keluarga makan
daging/ikan/telur.
c. Seluruh keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru
dalam setahun.
d. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah.
e. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.
f. Ada seseorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk
memperoleh penghasilan
g. Seluruh anggota berumur 10-60 tahun bisa baca tulisan latin.
h. Pasangan usia subur dengan dua anak atau lebih menggunakan alat/obat
kontrasepsi.
3. Riwayat keluarga inti
a. Proses pembentukan keluarga inti
Ny. R berkata, “Saya dan almarhum bapak asli semarang mbak. Saya
juga sudah tinggal di sini sejak menikah dengan bapak”.
Ny. R berkata, “Saya lupa dulu pertama kali menikah umur berapa
mbak, Anak yang pertama juga saya lupa lahir tahun berapa, anak
saya semuanya ada 6, laki-laki 5 dan perempuan 1”.

b. Riwayat kesehatan keluarga inti


Ny. R berkata, “Saya itu dulu pernah dirawat di Rumah Sakit Kariadi
mbak 1 kali selama 3 hari, terus pernah juga dirawat di Rumah Sakit
Kota Semarang 2 kali karena darah tinggi. Ya saya tiba-tiba merasa
lemas sekali mbak sampai hampir pingsan ”.
Ny. R berkata, “Saya itu sering mengeluh sakit kepala mbak hampir
setiap hari, leher belakang saya ini terasa kemeng jadi saya sering
periksa ke Puskesmas.”
Ny. R berkata, “Saya itu punya anak 6 tapi anak yang kedua itu sudah
meninggal mbak, awalnya kerja merantau ke Kalimantan, terus tiba-
tiba dapat kabar kalau anak saya sakit samapi meninggal di sana
mbak, sedih sekali saat itu mbak sampai saya tidak mau makan
beberapa hari”.
Ny. M berkata, “Kalau saya, suami, dan anak-anak alhamdulillah
tidak pernah dirawat di Rumah Sakit mbak. Kalau sakit paling baduk,
pilek, demam terus saya bawa periksa ke bidan dekat rumah atau saya
bawa ke Puskesmas”.
Ny. M berkata, “Saya dulu melahirkan anak-anak saya normal semua
mbak, saya juga ngasih ASI ke anak saya sampai anak saya usia 1
tahun”.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. R berkata, “Kalau dari orang tua saya, dulu ibu saya punya darah
tinggi juga mbak. Kalau dari bapak saya tidak ada darah tinggi”.
Ny. R berkata, “Bapak Ibu saya meninggal sekitar umur 70 tahunan
mbak.”
Ny. R berkata, “Saya itu 9 bersaudara, anak pertamanya laki-laki sendiri
tapi sudah meninggal dan dulu pernah sakit darah tinggi juga. Kalau
saya sendiri anak kedua mbak, terus saya punya adik 6 semuanya
perempuan dan ada 1 adik saya sudah meninggal itu juga memiliki darah
tinggi mbak”.
Ny. R berkata, “Kalau dari suami, setahu saya tidak ada yang punya
penyakit gula atau darah tinggi mbak. Suami saya itu anak kedua dari
lima bersaudara”.

Orang tua Ny. R sudah meninggal dunia. Ny. R tidak mengetahui secara
pasti penyebab meninggalnya namun Ny. R mengetahui bahwa Ibu klien
memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Dalam garis keturunan Ny. R
terdapat garis keturunan yang memiliki riwayat penyakit hipertensi.”
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Ny. R berkata, “Rumah ini ukurannya 10 x 6 jadi luasnya kurang lebih 60
m2. Kalau ini ruang tamu, terus ada kamar tidurnya 3, terus di belakang
ada dapur dan kamar mandi.”
Ny. R berkata, “Saya sendiri mbak yang bersih-bersih, kadang juga
dibantu anak saya. Kadang bagi tugas kalau pagi saya beres-beres rumah,
cuci baju, cuci piring, nyapu, masak. Terus anak saya bantu-bantu
nyetrika kalau tidak sibuk, karena anak saya juga harus jualan mbak”.
Ny. M berkata, “Kalau air itu saya pakai air artesis mbak, sama kaya
warga-warga lain juga pakai air artesis”.
Ny. M berkata, “Di sini lingkungannya Alhmdulillah aman mbak. Jarang
ada kejadian kriminal di sini. ”

Luas bangunan tempat tinggal Ny. R adalah 60 m2. Kebutuhan air bersih
yang digunakan keluarga sehari-hari bersumber dari air artesis. Rumah Ny.
R memiliki 4 jendela yang terdapat di ruang tamu dan setiap kamar tidur,
sedangkan didapur dan kamar mandi terdapat lubang ventilasi udara.
Berdasarkan observasi rumah Ny.R tampak kurang rapi, lantai rumahnya
merupakan tanah yang dilapisi dengan semen dan tampak seperti bertanah.
Terdapat ventilasi udara yang baik di rumah Ny.R. namun pencahayaan
pada Ny.R tampak kurang.
Kondisi rumah Ny. R tampak kurang pencahayaan sehingga saat siang
hari, ruangan di ryumah Ny. R tampak gelap ketika tidak menggunakan
sinar lampu. Pada malam hari, rumah Tn. R menggunakan lampu 12 watt
di ruang tamu, di setiap kamar tidur menggunakan lampu 8 watt, kamar
mandi 8 watt dan dapur 8 watt. Lantai rumah Ny. R masih menggunakan
plester semen, tetapi kamar mandi rumah Ny. R menggunakan keramik.
Langit-langit rumah Ny. R tidak menggunakan ternit, untuk menambah
pencahayaan dipasang genteng kaca pada langit-langit di atas dapur, dan
kamar mandi.
2. Denah rumah
7m
Keterangan:
: Ruang tamu
4 3 2 : Kamar Tidur
: Kamar Tidur
6m : Kamar Tidur
: Dapur
: Kamar Mandi
: Pintu
1 : Jendela
6 5

3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Ny. R berkata, “Tetangga-tetangga di sini orangnya baik-baik mbak, tidak
pernah ada masalah, rukun-rukun aja mbak. Kalau ada yang sakit sampai
mondok di rumah sakit ya dijenguk, biasanya jengukinnya bareng-bareng
se-RT.”
Ny. R berkata, “Ya semuanya kenal mbak kalau masih satu RT”.
Ny. R berkata, “Kalau akrabnya ya paling sata ibu-ibu yang sering ikut
pengajian mbak karena sering ketemu juga. Tapi semuanya baik mbak,
saya juga sering diberikan tumpangan kalau ketemu di jalan.”
4. Mobilitas geografis keluarga
Ny. R berkata, “Saya sama bapak asli semarang mbak, kami tidak pernah
pindah. Paling pernah juga ikut tinggal di rumah anak saya, tapi saya
tidak betah karena sudah biasa tinggal disini jadi saya merasa lebih
nyaman di rumah ini mbak, padahal rumah anak saya yang lebih bagus
dari rumah ini, tapi tetap saja saya lebih nyaman di rumah ini mbak”.
Ny. R berkata, “Kalau mau pergi-pergi biasanya jalan kaki mbak, kalau
perginya jauh misalnya ke Puskesmas itu biasanya saya ikut anak saya
sekalian anak saya pergi ke pasar. Nanti pulangnya itu biasanya ada
tetangga atau orang sini yang lagi periksa juga biasanya mau ngasih
tumpangan mbak. Kadang kalau saya jalan kaki juga bertemu orang sini
ya saya diberi tumpangan mbak”.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. R berkata, “Saya kan tinggal serumah bareng sama anak, menantu,
dan cucu saya. Jadi setiap hari waktu istirahat saya itu kalau sore setelah
waktu asar ya kumpul mbak bareng anak, menantu, cucu, tetangga sekitar
sini juga”.
Ny. R berkata, “Cucu saya disini ada dua, kalau yang kecil yang
perempuan itu saya yang ngurusin mbak, mandi juga masih saya bantu”.
Ny. R berkata, “Biasanya ngobrol sama anak saya kalau ada masalah
atau ada yang perlu diomongin ya dirembug bareng-bareng mbak”.
Ny. R berkata, “Tetangga-tetangga di sini orangnya baik-baik mbak, tidak
pernah ada masalah, rukun-rukun aja mbak. Kalau ada yang sakit sampai
mondok di rumah sakit ya dijenguk, biasanya jengukinnya bareng-bareng
se-RT.”
Ny. R berkata, “Kalau akrabnya ya paling sata ibu-ibu yang sering ikut
pengajian mbak karena sering ketemu juga. Tapi semuanya baik mbak,
saya juga sering diberikan tumpangan kalau di jalan.”

Ny. R selalu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang


disekitarnya. Klien juga tampak aktif dalam melakukan kegiatan di
masyarakat terutama yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan.

6. Sistem pendukung keluarga


a. Informal
Ny. R berkata, “Hubungan saya dengan anak-anak saya baik mbak,
kadang mereka datang ke rumah ini menjenguk, kalau kalau saya
butuh sesuatu juga pasti saya dibantu oleh anak-anak saya”.
b. Formal
Ny. R berkata, “Saya punya kartu kesehatan itu KIS mbak.”
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Ny. R berkata, “Kalau saya sedang ada masalah, sedang memikirkan
sesuatu ya saya cerita dengan anak saya mbak. Tapi kalau sekarang saya
tidak pernah memikirkan apa-apa, sudah tua, sudah tidak ada yang
dipikirkan. Saya sering-sering berdoa aja mbak agar selalu diberi
kesehatan, selalu diberikan rezeki”.

Ketika dilakukan pengkajian dan wawancara kepada keluarga Ny.R. Klien


memberikan respon yang positif. Ny. R sangat kooperatif dengan
menjawab semua pertanyaan yang diajukan, namun terkadang klien
tampak bingung dan kurang memahami bahasa Indonesia karena Ny. R
biasa berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dalam kehidupan sehari-
harinya. Ny. M juga terkadang ikut memberikan jawaban pada
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Segala macam masalah dalam
keluarga selalu dibahas bersama oleh keluarga Ny.R.
2. Struktur kekuatan keluarga
Ny. R berkata, “Saya kan disini tinggal sama anak dan menantu saya
mbak, jadi kalau ada apa-apa yang bantu ya anak saya, kadang juga
saya minta anak bungsu saya ini untuk memberitahukan kakak-kakaknya
kalau Ibu sedang butuh bantuan. Tapi kalau sekarang saya tidak pernah
memikirkan apa-apa, sudah tua, sudah tidak ada yang dipikirkan”.

3. Struktur peran
a. Informal
Ny. R berkata, “Kalau di rumah itu kan saya tinggal sama anak dan
menantu saya, kalau anak saya sedang ada masalah dengan suaminya
kadang saya berusaha menjadi penengah. Selain itu saya juga
membantu anak saya mengurus cucu saya, mandiin, ngawasin, kadang
saya nasehatin cucu saya itu supaya rajin sekolah dan mengaji”.
Ny. R berkata, “Kalau dulu masih ada bapak, ya bapak yang
menentukan keputusannya. Kalau sekarang saya sendiri yang
mengambil keputusan tetapi saya akan meminta pendapat anak saya
dulu sebelumnya mbak”.

Struktur peran Ny.R dalam keluarga, secara informal Ny. R memiliki


peran sebagai penengah antara anak dan menantunya ketika terjadi
masalah. Ny. R juga menjadi pendukung bagi keluarga anaknya.
Begitu pula anak-anak Ny.R yang menjadi pendukung bagi Ny.R
sendiri.
b. Formal
Ny. R berkata, “Kalau saya masih sebagai Ibu dari anak saya,
menjadi mertua bagi menantu saya, dan nenek bagi cucu-cucu saya,
tentunya saya masih melakukan tugas saya sebagai ibu rumah
tangga”.

Struktur peran keluarga Ny. R terdiri dari Ny. R sebagai Ibu bagi
anaknya, mertua bagi menantunya, dan nenek bagi cucu-cucunya.
4. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang dijalankan oleh keluarga Ny.R berdasarkan kaidah
agama islam. Ny.R selalu sholat 5 waktu menjalankan perintah agama
lainnya, baik yang bersifat maupun sunnah.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Ny. R berkata, “Hubungan saya dengan anak dan menantu saya baik
mbak”.
Ny. R berkata, “Biasanya kalau ada masalah atau ada yang perlu
diomongin ya dirembug bareng-bareng sama anak-anak saya mbak”.

Hubungan antara Ny.R dan keluarganya tampak rukun.


2. Fungsi sosialisasi
Ny. R berkata, “Tetangga-tetangga di sini orangnya baik-baik mbak,
tidak pernah ada masalah sama tetangga, rukun-rukun aja mbak. Kalau
ada yang sakit sampai mondok di rumah sakit ya dijenguk, biasanya
jengukinnya bareng-bareng se-RT.”
Ny. R berkata, “Ya hampir semuanya kenal mbak. Kalau yang beda RT ya
banyak yang kenal juga apalagi yang sering ikut pengajian”.
Ny.R berkata, “Anak saya juga buka warung jadi sering ketemu tetangga
yang jajan di warung anak saya, biasanya nyapa, kadang sambil
mengobrol”.

Keluarga Ny.R dapat bersosialisasi dengan baik dengan tetangga.


3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan (Hipertensi)
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Ny. R berkata “Saya tahu kalau saya punya penyakit darah tinggi
udah lama mbak. Biasanya saya periksa rutin setiap minggu mbak,
setiap hari senin pagi-pagi sekali karena saya ikut anak saya.
Karena kalau tidak bersama anak saya, saya harus jalan kaki ke
Puskesmas dan jaraknya lumayan jauh”.
Ny. R berkata, “Kalau yang bersantan, jeroan, daging kambing itu
saya tidak pernah makan mbak, kata dokter harus dihindari”.
Ny. R berkata, “Untuk makan sehari-hari itu yang sering saya
masak itu oseng-oseng jipan, oseng-oseng krai, terong, sayur sop.
Lauknya ya kadang ikan asin, ikan pindang, ikan teri, tempe, telur.
Kalau lagi pengen ya saya masak mie goreng juga”.
Ny. R berkata, “Saya tidurnya sehari itu dari jam 9 malam mbak,
terus biasanya bangun jam 12, kadang bangun jam 2 terus solat
malam, kemudian kadang tidur lagi sampe subuh, tapi kadang
juga tidak bisa tidur lagi”.
Ny. R berkata, “Kalau yang saya rasakan itu sakit kepala mbak,
kadang sampai terasa kemeng di leher. Terutama kalau tensinya
tinggi terus biasanya saya minum obat, setelah itu sakit kepalanya
sedikit berkurang”.
Ny. R berkata, “Terakhir periksa di Puskermas yang kemarin hari
senin mbak, saya diberi obat terus saya minum 2 kali sehari dan
yang 1 lagi obat tensi saya minum malam 1 kali sebelum tidur tapi
sering lupa tidak saya minum karena ketiduran”.
Ny. M berkata, “Saya tau Ibu saya punya penyakit darah tinggi
mbak, tapi saya sendiri tidak terlalu memperhatikan. Cuma kalau
masalah makan kadang saya mengingatkan untuk tidak makan
yang asin-asin. Karena saya sendiri juga tidak terlalu memahami
apa-apa mengenai penyakit darah tinggi mbak”.
Ny. M berkata, “Kalau obat-obatan juga Ibu sendiri yang tahu
mbak, karena saya juga tidak pernah menemani Ibu kontrol, paling
cuma mengantar”.

Berdasarkan observasi melalui catatan medis klien, klien


melakukan kontrol hipertensi secara rutin setiap seminggu sekali.
Klien tampak mengetahui bahwa diet rendah garam dapat
mengontrol tekanan darah namun klien tampaknya tidak
memahami bahwa keluhan yang hampir setiap hari dirasakan Ny. R
merupakan dampak dari tidak terkontrolnya tekanan darah.
Berdasarkan kuesioner pengetahuan tentang diet dan terapi obat
hipertensi menunjukan bahwa Ny. R memiliki pengetahuan tentang
diet hipertensi yang kurang dengan skor 46,7%. Selain itu klien
tidak memahami terapi obat-obatan yang dikonsumsinya, hal
tersebut diketahui karena Ny. R tidak dapat menyebutkan nama dan
fungsi obat yang dikonsumsinya. Klien juga tidak meminum obat
secara teratur, hal tersebut tampak ketika Ny. R memperlihatkan
obat-obatan yang dikonsumsinya dimana obat hipertensi Ny. R
tampak masih utuh dan hanya beberapa tablet yang sudah
dikonsumsi. Anak Ny. R yang tinggal bersama dalam satu rumah
juga tampaknya kurang memahami masalah kesehatan yang
dialami Ny. R sehingga Ny. R kurang mendapat dukungan dari
anaknya terkait manajemen penyakit Ny.R.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengambil
tindakan
Ny. R berkata, “Saya sudah biasa periksa ke Puskesmas rutin
mbak, jadi tidak ada yang mengingatkan juga saya pasti kontrol
setiap minggunya. Apalagi kalau ada keluhan, saya pasti langsung
ke Puskesmas mbak”.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. R berkata, “Kalau saya merasa ada keluhan biasanya
langsung periksa ke Puskesmas mbak. Anak saya kan punya
kesibukan sendiri jadi saya yang merawat diri saya sendiri.
Lagian saya masih bisa mandiri mbak, masih bisa ngapa-ngapain
sendiri”.

Berdasarkan wawancara dan observasi anggota keluarga yang


tinggal bersama klien tampak kurang memiliki pengetahuan terkait
penyakit klien sehingga kurang dalam memberikan perhatian
terhadap Ny. R.
4) Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan
Ny. R berkata, “Saya setiap hari bersih-bersih rumah mbak, kalau
rumah bersihkan tidak ada nyamuk, tidak ada lalat”.
Ny. R berkata, “Kalau rumah saya ya gini mbak lantainya
plesteran tapi udah ketutup tanah, tapi kalau kamar mandi saya
pakai keramik mbak. Iya sudah ada kakus nya juga”.
Ny. R berkata, “Saya biasanya buang sampah di jurang mbak,
belakang rumah saya ya jaraknya 10 meter lebih mbak”.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ny. R berkata, “Kalau saya periksa ke puskesmas setiap seminggu
sekali mbak rutin, sekalian saya jalan-jalan, disana terkadang
saya bertemu dengan warga sini, teman-teman saya juga”.
Ny.R berkata, “Kalau anak cucu saya sakit juga biasanya dibawa
perikasi ke Puskesmas, kadang ke Bidan yang rumahnya lebih
dekat”.
Ny. R berkata, “jarak dari sini ke Puskesmas kalau jalan kaki ya
jauh mbak, jadi saya ke Puskesmas sekalian ikut anak saya. Kalau
anak saya ke pasar ya saya ikut naik mototrnya, nanti saya
diturunkan di Puskesmas, terus pulangnya itu biasanya pasti ada
orang yang ngasih saya tumpangan mbak”.
b. Pengkajian Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
No. INDIKATOR PERTANYAAN INDIKATOR Nilai
I. KIA DAN GIZI
1. Persalinan oleh Pertolongan persalinan oleh tenaga 1
Nakes kesehatan (bidan, dokter) dan bagi
rumah tangga yang tidak / belum
pernah hamil, mengerti bahwa ibu
hamil harus diperiksa oleh tenaga
kesehatan.
2. K4 Memeriksakan kehamilan minimal 4x 1
selama kehamilan dan bagi rumah
tangga yang tidak ada ibu hamilnya
mengerti maksud K4 (periksa minimal
kehamilan 4x)
3. ASI Eksklusif Bayi memperoleh ASI eksklusif sejak 1
usia 0-6 bulan tanpa makanan
tambahan lain dan bagi rumah tangga
yang tidak punya bayi mengerti
tentang ASI eksklusif.
4. Penimbangan balita Balita ditimbangkan secara teratur, 1
bagi rumah tangga yang tidak punya
balita mengerti tentang penimbangan
balita Posyandu.
5. Gizi Mengonsumsi beraneka ragam 1
makanan dalam jumlah cukup dengan
gizi seimbang (setiap hari menu
makanannya diganti)
II. KESEHATAN LINGKUNGAN
6. Air bersih Menggunakan air bersih untuk 1
keperluan sehari-hari.
7. Jamban sehat Menggunakan jamban sehat (leher 1
angsa dengan septictank dan terjaga
kebersihannya).
8. Sampah Membuang sampah pada tempatnya. 0
9. Lantai rumah Menggunakan lantai rumah kedap air 0
III. GAYA HIDUP
10. Aktifitas fisik Melakukan olahraga atau aktifitas 1
fisik seperti bersepeda, berjalan kaki,
mencangkul, menyapu, dan kegiatan
rumah tangga.
11. Tidak merokok Anggota rumah tangga tidak ada yang 1
merokok di dalam rumah, dan rumah
bebas dari asap rokok.
12. Cuci tangan Mencuci tangan menggunakan sabun 0
sebelum makan dan sesudah BAB.
13. Kesehatan gigi dan Menggosok gigi minimal 2 kali sehari 1
mulut (masing-masing anggota keluarga 1
sikat gigi)
14. Tidak Anggota rumah tangga tidak minum 1
miras/narkoba minuman keras/ miras dan atau tidak
menyalahgunakan narkoba.
IV. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
15. Dana sehat Anggota rumah tangga menjadi 1
peserta jaminan pemeliharaan
kesehatan (JPK).
16. PSN Melakukan PSN (pemberantasan 0
sarang nyamuk) dengan gerakan 3 M
(menguras, menutup, dan mengubur)
minimal seminggu sekali.
Keluarga Ny. R termasuk keluarga dengan kritetria PHBS tatanan
rumah tangga Sehat Utama denga skor 12.

4. Fungsi reproduksi
Ny. R berkata, “Saya punya anak 6 mbak, 5 orang laki-laki, 1 perempuan.
Anak saya lahir normal semua. Saya juga Alhamdulillah tidak pernah
keguguran mbak”.
Ny. R berkata, “Kalau sekarang saya sudah tidak haid lagi mbak, tapi
saya lupa sudah tidak haid dari kapan soalnya sudah lama sekali.”
Ny. R berkata, “Alhamdulillah sebelumnya tidak pernah ada masalah
mbak, anak saya juga semuanya lahir normal, sehat semua”.
Ny. M berkata, “Saya punya anak 2 mbak, alhamdulillah lahir normal
dan sehat semua. Tidak pernah keguuran mbak”.
Ny. M berkata, “Kalau haid sampai sekarang masih haid mbak, tapi tidak
teratur kadang 1 bulan sekali, tapi kadang 2-3 bulan baru haid lagi”.
Ny. M berkata, “Saya pakai KB implan mbak sudah sekitar 2 tahun”.
5. Fungsi ekonomi
Ny. R berkata, “Kalau sekarang saya sudah tidak bekerja mbak, jadi
keperluan saya sehari-hari dari anak dan menantu saya”.
Ny. R berkata, “Kalau belanja keperluan sehari-hari biasanya anak saya
yang ngurusin, paling saya cuma masak aja bahan-bahan yang udah ada”
Ny. R berkata, “Anak saya buka warung kecil-kecilan di depan itu mbak,
kalo suami anak saya kerjanya di proyek, ya Alhamdulillah selama ini
untuk kebutuhan sehari-hari cukup mbak.”
F. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang
a. Pendek
Ny. R berkata, “Kalau sekarang jarang kepikiran apa-apa mbak,
sudah tua tidak ada yang dipikirkan, yang penting saya selalu berdoa
agar selalu diberi kesehatan”.
b. Panjang
Ny. R berkata, “Yang menjadi pikiran buat saya ya penyakit saya ini
mbak, hampir setiap hari saya merasakan sakit kepala, walaupun
sakit kepala saya itu berkurang setelah minum obat tapi seringkali
membuat saya tidak nyaman. Jadi kadang saya pasrah, setidaknya
dengan meminum obat keluhan saya berkurang”.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor dan strategi
koping yang digunakan
Ny. R berkata, “Paling kalau saya pas lagi pusing-pusing banyak pikiran
gitu ya tidur atau istirahat, kalau ada pengajian ya saya ikut, biasanya
kalau ikut pengajian itu sama bisa melupakan masalah saya mbak. Tapi
kalau sekarang sudah jarang kepikiran apa-apa mbak. Hampir setiap hari
juga saya menyibukan diri dengan kegiatan keagamaan jadi lebih tenang
aja hati saya”.
G. Pemeriksaan Kebutuhan Dasar Manusia

Pemenuhan
No Ny. R Ny. M Tn. K
KDM
1. Praktik diet Ny. R berkata, “Kalau masak sehari- Ny. M berkata, “Kalau saya makan Tn. K berkata, “Kalau saya makan
keluarga (nutrisi hari lauknya saya yang masak mbak, tergantung ibu masak apa mbak, Ibu tergantung di rumah ada makanan apa
dan cairan) biasanya suka yang asin-asin mbak, ikan mbak. Adanya apa ya saya makan. Sehari
yang sering saya masak itu oseng- asin, ikan peda itu hampir setiap hari
oseng krai, sayur daun ubi, sayur sop, makan 3 kali, porsinya paling banyak”.
mbak”.
terong. Terus lauknya ikan asin, ikan Ny. R berkata, “Kalau ngemil ya saya Tn. K berkata, “Kalau ngemil saya
peda, ikan teri, tempe, telur. Sering suka ngemil juga mbak kaya gorengan suka juga mbak, kan ini di rumah
juga masak mie goreng”. itu saya suka. Kalau kopi saya tidak banyak cemilan ada kripik, roti,
Ny. R berkata, “Kalau cemilan saya minum mbak, paling sirup atau kadang ada gorengan. Kalau malam
suka makan ya gorengan, kripik, roti. nutrisari karena saya juga di warung kadang pengen kopi ya bikin kopi.
Kalau kopi saya tidak minum mbak, jual sirum sama minuman mbak. Kalau Kalau air putih saya sering minum
tapi teh manis atau sirup. Kalau air air putih saya minum dalam sehari itu sehari 4-5 gelas air putih”.
putih saya sering minum mbak dalam 4-6 gelas mbak”.
sehari 4-6 gelas air putih”.
2. Istirahat dan tidur Ny. R berkata, “Kalau tidur biasanya Ny. M berkata, “Kalau saya tidur biasanya Tn. K berkata, “Kalau tidur biasanya
mulai jam 9, nanti jam 12 atau jam 2 dari jam atau jam 10 terus bangun jam 5, mulai jam 10, kadang jam 12 mbak nanti
terbangun terus solat. Kadang setelah tidak ada masalah mbak, jarang terbangun jam 5 bangun, kadang juga bangun lebih
solat tidur lagi, tapi kadang juga tidak juga, tidurnya nyenyak”. siang”.
bisa tidur lagi sampai subuh”. Ny. R berkata, “Saya siang tidak pernah
Ny. R berkata, “Saya itu kalau siang suka tidur mbak, soalnya masih kerja”.
mengantuk mbak, kadang kalau ikut Ny. R berkata, “Saya tidur sehari kurang
pengajian itu ngantuk sekali tapi saya lebih ya6-8 jam mbak, bangun tidur ya
tahan”. enak badannya, cuma kadang kalau
Ny. R berkata, “Kurang lebih saya tidur malam itu sering kecapean mbak jadi
4-5 jam di malam hari mbak”. biasanya tidur lebih cepat”.
3. Olahraga/ Ny. R berkata, “Olahraga saya setiap Ny. M berkata, “Kalau olahraga saya tidak Ny. R berkata, “Olahraga tidak pernah
mobilisasi pagi setelah solat subuh mbak, muter- pernah mbak, setiap hari saya jaga mbak, tapi kerja saya kan di proyek
muter sekitar sini sampai RT sebelah. warung”. angkat-angkat barang kan olahraga
Disuruh dokter agar jalan-jalan pagi tapi juga”.
tidak lari karena akan kelelahan”.
Ny. R berkata, “Kalau aktivitas semuanya
saya masih bisa melakukan secara
mandiri mbak”.
4. Eliminasi Ny. R berkata, “BAB saya juga tidak ada Ny. M berkata, “BAB saya lancar mbak Ny. R berkata, “BAB lancar mbak 1 kali
masalah, lancar mbak, 1 kali sehari. Pipis sehari sekali. Pipis juga lancar, tidak sakit sehari. BAK saya tidak menghitung, ya
4-5 kali sehari” kalau pas pipis, 4-5 kali sehari” sekitar 4-5 kali sehari”
5. Personal hygiene Ny. R berkata, “Sikat gigi sekalian pas Ny. M berkata, “Saya mandi 2 kali sehari, Ny. R berkata, “Sikat gigi setiap mandi
mandi, 2 kali sehari, kramasnya 3-4 hari sikat gigi bareng pas mandi, keramasnya mandi ya gosok gigi mbak, 2 kali sehari.
sekali mbak”. pas ngrasa gatel, lepek rambutnya, Kalau kramasnya 3-4 hari sekali”.
mungkin 2-3 kali seminggu”

No Pemenuhan KDM Tn. T An. D


1. Praktik diet Ny. M berkata, “Kalau anak saya tidak Ny. M berkata, “Kalau anak saya tidak ada
keluarga (nutrisi ada masalah di makan mbak. Sehari masalah di makan mbak. Sehari makan 3
dan cairan) makan 3 kali, tidak pilih-pilih makanan, kali, tidak pilih-pilih makanan, kalau ibu
kalau ibu masak sayur sama tempe ya dia masak sayur sama tempe ya dia makan,
makan, apa lagi kalau yang dimasak apa lagi kalau yang dimasak ayam goreng
ayam goreng anak saya suka sekali anak saya suka sekali mbak”.
mbak”. Ny. M berkata, “Kalau minum air putih
Ny. M berkata, “Kalau anak saya yang jarang mbak, sukanya minum es sirup,
pertama minum air putih lebih banyak nutrisari, es teh. Ngemil juga suka sekali
mbak, tapi minum es juga banyak mbak ngemil gorengan, roti, ciki mbak, ya biasa
anak kecil”.
kaya es teh, es sirup”.
2. Istirahat dan tidur Ny. M berkata, “Anak-anak saya biasa Ny. M berkata, “Anak-anak saya biasa
tidur jam 9, terus bangun jam 6 atau tidur jam 9, terus bangun jam 6 atau
setengah 6 karena mereka harus siap-siap setengah 6 karena mereka harus siap-siap
untuk pergi ke sekolah”. untuk pergi ke sekolah”.
Ny. M berkata, “Kalau tidur siang jarang Ny. M berkata, “Kalau tidur siang jarang
mbak, biasanya kalau siang mereka pada mbak, biasanya kalau siang mereka pada
main”. main”.
3. Olahraga/ Ny. M berkata, “Kalau olahraga di Ny. M berkata, “Kalau olahraga di rumah
mobilisasi rumah tidak pernah mbak, paling di tidak pernah mbak, paling di sekolah kan
sekolah kan ada pelajaran olahraga, ada pelajaran olahraga, terus kalau hari
terus kalau hari sabtu juga ada jalan sabtu juga ada jalan santai”.
santai”.
4. Eliminasi Ny. M berkata, “Kalau BAB lancar mbak Ny. M berkata, “Kalau BAB lancar mbak
sehari sekali. Kalau BAB keras atau diare sehari sekali. Kalau BAB keras atau diare
biasanya mereka yang mengeluh. Pipis biasanya mereka yang mengeluh. Pipis
juga lancer tapi tidak tahu berapa kali juga lancr tapi tidak tahu berapa kali
mbak”. mbak”.
Ny. M berkata, “Sudah mandiri semua Ny. M berkata, “Sudah mandiri semua
mbak, kalau buang air juga anak saya mbak, kalau buang air juga anak saya
cebok sendiri”. cebok sendiri”.
5. Personal hygiene Ny. M berkata, “Kalau anak yang Ny. M berkata, “Kalau anak saya yang
pertama kan sudah besar jadi sudah kedua masih harus diingatkan mbak, jadi
biasa setiap mandi itu pakai sabun, terus mandi juga kadang masih ditemani Ibu”.
gosok gigi, sehari itu 2 kali mbak.
H. Pengkajian Psikiatrik
Psikiatrik Ny. R Ny. M
Konsep diri Gambaran diri Gambaran diri
Ny. R berkata, “Saya sudah tua mbak, gigi saya sudah Ny. M berkata, “Saya itu orangnya biasa saja mbak, jarang
banyak yang ompong, kulit saya sudah keriput, mata dandan, paling dandan kalau mau kondangan atau ada acara-
juga sudah mulai rabun tapi itu kan wajar ya mbak acara penting saja. Lagian alhamdulillah secara fisik saya tidak
karena saya sudah tua jadi saya tidak terlalu memiliki kekurangan (cacat) jadi saya merasa percaya dengan
memikirkan itu” penampilan saya seadanya sepeti ini”.
Harga diri
Harga diri Ny. M berkata, “Saya sebagai seorang istri tidak mau jika saya
Ny. R berkata, “Kebutuhan sehari-hari saya itu saya hanya bergantung pada pendapatan suami, makanya saya buka
dapatkan dari anak dan menantu saya mbak, dan merka warung kecil-kecilan untuk menambah pemasukan keluarga,
juga tidak keberatan”. supaya bisa membantu suami”.
Ideal diri
Ny. M berkata, “Saya ke depannya punya harapan pada anak-
Ideal diri anak saya supaya menjadi anak yang pintar, soleh, dan solehah
Ny. R berkata, “Harapan saya ya ingin agar keluarga hingga menjadi orang sukses”.
saya sehat-sehat terus, dijauhkan dari musibah,
dilimpahkan rezeki yang barokah” Identitas diri
Ny. M berkata, “Saya itu sebagai seorang istri dari suami saya,
Identitas diri dan sebagai seorang ibu dari anak-anak saya”
Ny. R berkata, “Saya ini sudah janda mbak, suami saya Peran
sudah meninggal sejak 25 tahun yang lalu”. Ny. M berkata, “Saya itu sebagai seorang istri selalu berusaha
melayani suami saya, dan sebagai seorang ibu juga saya
Peran berusaha mendidik anak saya menjadi anak-anak yang baik”
Ny. R berkata, “Saya sebagai Ibu dari anak saya,
mertua bagi menantu saya, nenek dari cucu saya mbak,
saya berusaha memberi contoh yang baik dengan selalu
shalat di musholah secara berjamaah, berbuat baik
kepada orang lain”.
Status Ny. R nampak tidak mengalami masalah kesehatan Ny. M nampak tidak mengalami masalah kesehatan mental.
kesehatan mental. Semua pertanyaan dapat ditanggapi dengan baik. Semua pertanyaan dapat ditanggapi dengan baik. Ny. M dapat
mental Ny. R dapat memahami, berespon, dan memberikan memahami, berespon, dan memberikan jawaban yang sesuai.
jawaban yang sesuai meskipun pada beberapa
pertanyaan memerlukan penjelasan berulang karena
Ny.R kurang terbiasa berkomunikasi menggunakan
bahasa Indonesia.
Pengkajian Ny. R berkata, “Saya itu kalau periksa ke Ny. R berkata, “Saya tidak pernah periksa kesehatan mbak,
resiko Puskesmas selalu diberitahu dokter untuk kalau sakit ya paling flu, batuk, demam, terus membeli obat
mengurangi garam, tapi saya itu rasanya makan di warung dan istirahat setelah itu beberapa hari sudah
kurang nikmat kalau tidak asin, apalagi saya juga sehat lagi”.
hampir setiap hari makan ikan asin”.
Ny. R berkata, “Lagian saya mengontrol makan
juga, takdir kan sudah ada yang menentukan mbak.
Sehatpun bisa saja tiba-tiba meninggal kalau sudah
takdirnya”.
I. Terapi
No. Terapi Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek Samping
1. Amlodipin 1 x 5 mg Amlodipin adalah obat tekanan Hipersensitivitas terhadap amlodipin. Amlodipin memiliki efek samping
darah tinggi (hipertensi). Obat ini Namun amlodipin perlu pengawasan pada rongga mulut berupa mulut
adalah obat hipertensi yang paling dokter bila diberikan pada kondisi kering, dysgeusia, dan pembesaran
sering diresepkan di Indonesia gagal jantung akut, hipotensi yang gusi. Amlodipine secara tidak
setelah captopril. Terdapat banyak disertai gejala seperti pingsan bengkak langsung mempengaruhi
golongan obat antihipertensi. pada kaki yang semakin bertambah, keseimbangan asam dan basa dalam
Amlodipin termasuk ke dalam kelainan fungsi jantung (kardiomiopati saliva karena menghambat masuknya
golongan obat penghambat kanal hipertrofi), kelainan fungsi hati. ion kalsium ke dalam sel.
kalsium.
2. Ibuprofen 2 x 400 mg Ibuprofen adalah obat dengan Hipersensitif terhadap Sakit perut, maag, diare, sembelit,
fungsi untuk meredakan nyeri ibuprofen, aspirin atau NSAID kembung, pusing, sakit kepala,
berbagai kondisi seperti sakit lainnya. Pasien yang akan atau gugup, gatal atau ruam kulit, telinga
kepala, sakit gigi, nyeri haid, telah menjalani operasi by-pass berdenging.
nyeri otot, atau arthritis. Obat ini jantung. Pasien dengan gangguan
juga digunakan untuk fungsi ginjal, hati, pasien penderita
menurunkan demam dan asma, urtikaria, atau radang / tukak
meredakan nyeri ringan dan sakit pada lambung atau usus.
akibat pilek atau flu.
3. Vit. B complex 2 x 1 tablet Vitamin B complex Diabetes mellitus, penyakit kulit, Sakit dada, haus meningkat, mulut
tablet diindikasikan untuk aritmia jantung, gangguan ginjal kering, peningkatan gula darah
perawatan kram otot, gangguan atau hati, hipersensitivitas, meningkat, penglihatan kabur,
metabolisme, migrain, hipertiroidisme, infark miokard ruam.
kekurangan vitamin B3, toksisitas akut.
salisilat, asupan makanan yang
tidak memadai, neurotoksisitas
streptomisin.
4. Ranitidine 2 x 150 mg Ranitidin adalah obat yang Kanker lambung, penyakit ginjal, Sakit kepala, sulit buang air besar,
diindikasikan untuk penderita penyakit paru-paru,masalah dengan diare, mual, nyeri perut, gatal-
gastritis. sistem kekebalan tubuh. gatal pada kulit.
J. Pemeriksaan Penunjang
Tekanan Darah
No. Hari/tanggal
Tekanan Sistol Tekanan Diastol
1. Kamis, 28/06/2018 160 100
2. Sabtu, 30/06/2018 150 100
3. Senin, 02/07/2018 160 100

K. Harapan Keluarga Terhadap Perawat Berhubungan Dengan Masalah


Yang Dihadapi
Ny. R berkata, “Semoga kehadiran mbak bisa membantu saya dan keluarga
khususnya saya supaya penyakit saya bisa dikontrol dengan baik.”
L. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian Ny. R Tn. T Ny. M
Kepala Rambut panjang bergelombang, warna hitam Rambut pendek, lurus, warna hitam, kulit kepala Rambut pendek, bergelombang, warna hitam,
bercampur putih, kulit kepala bersih. bersih. Tidak ada benjolan maupun nyeri tekan. kulit kepala bersih.
Mata Mata simetris, konjungtiva ananemis, reflek cahaya Mata simetris, konjungtiva ananemis, reflek cahaya Mata simetris, konjungtiva ananemis, reflek
+/+, terdapat kantung mata. Klien mengeluh +/+. cahaya +/+.
penglihatan berkurang.
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis, gigi Mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis, gigi Mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis,
Ny. R tampak sudah tidak lengkap. lengkap tidak ada lubang. gigi Ny.M masih lengkap.
Hidung Lubang hidung simetris, bersih, tidak ada Lubang hidung simetris, bersih, tidak ada Lubang hidung simetris, bersih, tidak ada
penumpukan secret, tidak ada polip, tidak ada penumpukan secret, tidak ada pembesaran polip. penumpukan secret, tidak ada polip, tidak ada
peradangan, maupun iritasi. peradangan, maupun iritasi.
Telinga Kedua telinga simetris, cukup bersih, tidak ada Kedua telinga simetris, cukup bersih, tidak ada Kedua telinga simetris, bersih, tidak ada
penumpukan serumen, tidak terdapat nyeri tekan penumpukan serumen, tidak terdapat nyeri tekan penumpukan serumen, tidak terdapat nyeri tekan
maupun perdarahan. maupun perdarahan. maupun perdarahan.
Leher Tidak terlihat adanya lesi, tidak teraba pembesaran Tidak terlihat adanya lesi, tidak teraba pembesaran Tidak terlihat adanya lesi, tidak teraba
kelenjar tiroid. kelenjar tiroid. pembesaran kelenjar tiroid.
Dada Pengembangan dada dextra dan sinistra simetris, Pengembangan dada dextra dan sinistra simetris, Pengembangan dada dextra dan sinistra simetris,
teraba traktil fremitus simetris antara dada dextra dan teraba traktil fremitus simetris antara dada dextra teraba traktil fremitus simetris antara dada
sinistra. dan sinistra. dextra dan sinistra.
Jantung bunyi jantung S1 dan S2, tidak terdapat bunyi bunyi jantung S1 dan S2, tidak terdapat bunyi bunyi jantung S1 dan S2, tidak terdapat bunyi
tambahan abnormal seperti murmur dan galop. TD : tambahan murmur dan galop, TD : 120/70 mmHg, tambahan murmur, dan galop. TD : 110/80
160/100 mmHg, RR : 20 x/menit, HR : 89 x/menit RR : 20 x/menit, HR : 83 x/menit mmHg, RR : 21 x/menit, HR : 82 x/menit
Paru-paru Pengembangan dada dextra dan sinistra simetris, Pengembangan dada dextra dan sinistra simetris, Pengembangan dada dextra dan sinistra simetris,
suara paru vesikuler, tidak terdapat nyeri tekan. suara paru vesikuler, tidak terdapat nyeri tekan. suara paru vesikuler.
Abdomen Tidak terlihat adanya lesi, bising usus normal (10 Tidak terlihat adanya lesi, bising usus normal (11 Tidak terlihat adanya lesi, bising usus normal
x/menit), terdengar bunyi timpani, tidak teraba masa x/menit), terdengar bunyi timpani, tidak teraba (12 x/menit), terdengar bunyi timpani, tidak
tambahan. masa tambahan. teraba masa tambahan.
Genetalia Tidak memakai kateter. Tidak memakai kateter Tidak memakai kateter
Ekstremitas Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, CRT < 2 Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, CRT < 2 Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, CRT <
atas detik, kekuatan otot 5/5/5/5. detik, kekuatan otot 5/5/5/5. 2 detik, kekuatan otot 5/5/5/5.
Ekstremitas Tidak terdapat edema, tidak terlihat adanya lesi, tidak Tidak terdapat edema, tidak terlihat adanya lesi, Tampak adanya edema derajat I, tidak terlihat
bawah ada nyeri tekan, CRT < 2 detik, kekuatan otot 5/5/5/5 tidak ada nyeri tekan, CRT < 2 detik, kekuatan otot adanya lesi, tidak ada nyeri tekan, CRT < 2
5/5/5/5. detik, kekuatan otot 5/5/5/5.
Pengkajian Tn. K An. D
Kepala Rambut pendek, lurus, warna hitam, kulit kepala bersih. Tidak ada Rambut sebahu, lurus, warna hitam, kulit kepala bersih.
benjolan maupun nyeri tekan.
Mata Mata simetris, konjungtiva ananemis, reflek cahaya +/+. Mata simetris, konjungtiva ananemis, reflek cahaya +/+.
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis, gigi lengkap, tidak Mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis, gigi lengkap, tidak
ada lubang. terdapat karies gigi.
Hidung Lubang hidung simetris, bersih, tidak ada penumpukan secret, tidak Lubang hidung simetris, bersih, tidak ada penumpukan secret, tidak
ada pembesaran polip. ada pembesaran polip.
Telinga Kedua telinga simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen, Kedua telinga simetris, cukup bersih, tidak ada penumpukan
tidak terdapat nyeri tekan maupun perdarahan. serumen, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada cairan maupun
perdarahan yang keluar dari telinga.
Leher Tidak terlihat adanya lesi, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid. Tidak terlihat adanya lesi, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid.
Dada Pengembangan dada dextra dan sinistra simetris, teraba traktil Pengembangan dada dextra dan sinistra simetris, teraba traktil
fremitus simetris antara dada dextra dan sinistra. fremitus simetris antara dada dextra dan sinistra.
Jantung bunyi jantung S1 dan S2, tidak terdapat bunyi tambahan murmur, bunyi jantung S1 dan S2, tidak terdapat bunyi tambahan murmur
dan galop, TD : 110/70 mmHg, RR : 19 x/menit, HR : 86 x/menit dan galop, RR : 18 x/menit, HR : 90 x/menit
Paru-paru Pengembangan dada dextra dan sinistra simetris, suara paru Pengembangan dada dextra dan sinistra simetris, suara paru
vesikuler, tidak terdapat nyeri tekan. vesikuler, tidak terdapat nyeri tekan.
Abdomen Tidak terlihat adanya lesi, bising usus normal (10 x/menit), Tidak terlihat adanya lesi, bising usus normal (10 x/menit),
terdengar bunyi timpani, tidak teraba masa tambahan. terdengar bunyi timpani, tidak teraba masa tambahan.
Genetalia Tidak memakai kateter Tidak memakai kateter
Ekstremitas Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, CRT < 2 detik, kekuatan Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, CRT < 2 detik, kekuatan
atas otot 5/5/5/5. otot 5/5/5/5
Ekstremitas Tidak terdapat edema, tidak terlihat adanya lesi, tidak ada nyeri Tidak terdapat edema, tidak terlihat adanya lesi, tidak ada nyeri
bawah tekan, CRT < 2 detik, kekuatan otot 5/5/5/5. tekan, CRT < 2 detik, kekuatan otot 5/5/5/5
POHON MASALAH
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan kurang
pemahaman tentang faktor resiko yang dapat diubah seperti kebiasaan
konsumsi garam, diet yang kurang sehat, dan kurang pemahaman terkait terapi.
Pencapaian diri yang rendah.

Effect
Tekanan darah cenderung tinggi, tidak terkontrol, dan
meningkatkan resiko terjadi komplikasi.

Core Problem
Perilaku kesehatan cenderung
berisiko

Caussa:
Kurang pemahaman tentang faktor resiko yang dapat diubah
seperti kebiasaan konsumsi garam, diet yang kurang sehat, dan
kurang pemahaman terkait terapi. Pencapaian diri yang rendah.
II. ANALISA DATA
No. Tanggal Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi TTD
1. Senin, 02 Juli
2018
DS :
- Ny. R berkata, “Saya itu sering kontrol mbak, setiap kontrol itu
Perilaku kesehatan
cenderung berisiko
Kurang pemahaman
tentang faktor resiko
It
saya dikasih tau dokter biar mengurangi makan asin, terus
disuruh olahraga. Kalau olahraga ya saya setiap pagi olahraga
(00188) yang dapat diubah
seperti kebiasaan
a
mbak, jalan jalan sampai RT sebelah. Tapi kalau untuk tidak konsumsi garam,
makan yang asin-asin itu rasanya tidak nikmat mbak”. diet yang kurang
- Ny. R berkata, “Kalau masak sehari-hari lauknya saya yang sehat, dan kurang
masak mbak, yang sering saya masak itu oseng-oseng krai, pemahaman terkait
sayur daun ubi, sayur sop, terong. Kalau masak garamnya 2-3 terapi. Pencapaian
sendok sekali masak mbak. Terus lauknya ikan asin, ikan peda, diri yang rendah.
ikan teri, tempe, telur. Sering juga masak mie goreng”.
- Ny. R berkata, “Kalau cemilan saya suka makan ya gorengan,
kripik, roti”.
- Ny. R berkata, “Terakhir periksa di Puskermas yang kemarin
hari senin mbak, saya diberi obat terus saya minum 2 kali sehari
dan yang 1 lagi obat tensi saya minum malam 1 kali sebelum
tidur tapi kadang lupa tidak saya minum karena ketiduran”.
- Ny. R berkata, “Lagian saya mengontrol makan juga, takdir kan
sudah ada yang menentukan mbak. Sehatpun bisa saja tiba-tiba
meninggal kalau sudah takdirnya”.
DO :
- Tekanan darah Ny. R :
160/100 mmHg (28/06/2018)
150/100 mmHg (30/06/2018)
160/100 mmHg (02/07/2018)
- Berdasarkan wawancara dan observasi melalui catatan medis
klien, klien melakukan kontrol hipertensi secara rutin setiap
seminggu sekali.
- Klien tidak mengetahui tujuan diet rendah garam
- Klien tampaknya memahami beberapa jenis makanan yang baik
untuk diet hipertensi namun klien masih memiliki keyakinan
yang keliru terkait diet hipertensi.
- Klien tampak kurang mengerti terapi obat-obatan yang
dikonsumsinya.
- Klien tampak pasrah dengan kondisi kesehatannya.
- Klien juga tidak meminum obat secara teratur, hal tersebut
tampak ketika Ny. R memperlihatkan obat-obatan yang
dikonsumsinya dimana obat hipertensi Ny. R tampak masih utuh
dan hanya beberapa tablet yang sudah dikonsumsi.
- Anak Ny.R yang tinggal bersama dalam satu rumah juga
tampaknya kurang memahami masalah kesehatan yang dialami
Ny. R sehingga Ny. R kurang mendapat dukungan dari anaknya
terkait manajemen penyakit Ny.R.
- Berdasarkan kuesioner pengetahuan tentang diet dan terapi obat
hipertensi menunjukan bahwa Ny. R memiliki pengetahuan
tentang diet dan terapi obat hipertensi yang kurang dengan skor
46,7%.
2. Senin, 02 Juli DS: Insomnia (00095) Ketidaknyamanan
It
2018 - Ny. R berkata, “Kalau malam saya sering terbangun saat tidur
mbak”.
fisik
a
- Ny. R berkata, “Kalau terbangunnya jam 12 malam biasanya
tidur lagi tapi kalau terbangun jam 2 saya solat tahajud terus
tidur lagi sampai adzan subuh, sudah terbiasa seperti itu mbak”.
- Ny. R berkata, “Saya itu kalau siang suka mengantuk mbak,
kadang kalau ikut pengajian itu ngantuk sekali tapi saya tahan.”
- Ny. R berkata, “Kurang lebih saya tidur 4-5 jam di malam hari
mbak”.
DO :
- Terdapat kantung mata
- Klien tampak kurang bergairah
- Tekanan darah Ny. R :
160/100 mmHg (28/06/2018)
150/100 mmHg (30/06/2018)
160/100 mmHg (02/07/2018)
- RR : 20 x/menit, HR : 89 x/menit
3. Senin, 02 Juli
2018
DS:
- Ny. M berkata, “Saya punya anak 2, kalau anak saya yang
Potensial peningkatan
pemeliharaan kesehatan
It
pertama sudah SMP, dia biasanya bermain bersama teman-
temannya di luar rumah, kadang juga temannya diajak main
pada keluarga Ny. R
a
kesini. Adiknya yang perempuan juga sama mbak suka main di
luar rumah, tapi masih di sekitar sini, tidak jauh dari rumah”.
- Ny. M berkata, “Sudah mandiri semua mbak, kalau buang air
juga anak saya cebok sendiri”.
- Ny. M berkata, “Alhamdulillah saya, suami, dan anak-anak
saya tidak pernah sakit parah yang sampai dirawat di rumah
sakit mbak, pernah sakit paling batuk, flu, diare. Kalau yang
pernah dirawat di rumah sakit itu Ibu, karena Ibu punya darah
tinggi”.
- Ny. M berkata, “Kalau kebersihan sih ya namanya masih anak-
anak ya mbak, kadang pulang bermain dengan temannya
sampai rumah makan lupa cuci tangan”.
- Ny. M berkata, “Anak saya dua orang itu kalau kemampuannya
ya biasa saja mbak, tidak seperti anak pintar yang selalu
rangking 1 atau 2 di kelasnya. Tapi selama ini tidak ada
masalah. Cuma kadang mereka malas mengerjakan pekerjaan
rumah (PR) yang diberikan oleh gurunya”.
- Ny. M berkata, “Ada KIS mbak, semua sudah punya KIS”.
- Ny. M berkata, “Kalau bak mandi saya jarang dikuras mbak,
paling 1 bulan sekali dikuras kalau sudah terlihat banyak
kotoran yang mengendap. Kalau barang-barang rongsok saya
tidak pernah mengubur mbak, paling ya dibuang aja di tempat
sampah. Tempat sampahnya langsung ke jurang jadi tidak
pernah membakar sampah”.

DO:
- Berdasarkan observasi melalui catatan medis di Puskesmas,
keluarga Tn. K jarang berobat ke Puskesmas. Berdasarkan
catatan medis diketahui Ny. M pernah datang ke Puskesmas
untuk melakukan KB, dan An. D pernah berobat ke Puskesmas
karena demam, flu, dan batuk.
- Berdasarkan observasi rumah Ny.R merupakan bangunan
permanen dengan lantai yang dilapisi dengan semen yang
bertanah. Terdapat ventilasi udara yang baik di rumah Ny.R
namun tanpa cahaya lampu pada siang hari rumah Ny. R tampak
kurang pencahayaan.
- Keluarga Ny. R masuk ke dalam kategori tahapan keluarga
sejahtera II (KS II)
- Keluarga Ny. R termasuk keluarga dengan kritetria PHBS
tatanan rumah tangga Sehat Utama dengan skor 12.
Food Frequency Kualitatif
Frekuensi
Nama & Bahan Sering Jarang/tidak pernah
Maknan ≥ 1x
4-6x/mgg 1-5x/bulan Tidak pernah
sehari
Sumber Karbohidrat
Nasi √
Gorengan √
Ubi Jalar √
Roti √
Mie √
Sirup/minuman manis √
Sumber Protein
Daging sapi √
Daging ayam √
Daging kambing √
Ikan segar √
Tempe tahu √
Kacang-kacangan √
Sumber lemak
Susu Fullcream √
Minyak sayur √
Jeroan √
Keju √
Mentega √
Santan √
Sumber Serat
Sayuran √
Buah-buahan √
Sumber garam
Ikan asin √
Telur asin √
Asinan sayur/buah √
Buah/sayur kalengan √
Makanan berpengawet √
Formulir Food Recall 24 Hour
Waktu & Jenis Jumlah
Bahan Makanan
Makanan URT Berat (gr)
Pagi:
1. Nasi Karbohidrat 1 piring 175
2. Ikan asin Protein 2 potong 90
3. Sayur daun ubi Serat 1 mangkuk 50
4. Teh manis 1 gelas 55
1. Gorengan Karbohidrat 1 potong 140
2. Pepaya Serat 1 buah 50
3. Air putih 2 gelas 0
Siang:
1. Nasi Karbohidrat 1 piring 175
2. Tempe Protein 4 potong 68
3. Sayur daun ubi Serat 1 mangkuk 50
4. Air putih 1 gelas 0
1. Biskuit Karbohidrat 1 bungkus 120
2. Air putih 1 gelas 0
Malam:
1. Mie goreng Kabohidrat 1 porsi 314
2. Air putih 1 gelas 0
Air putih 1 gelas 0
TOTAL 1287 kalori
PERHITUNGAN HARRIS BENNEDICT:
Kebutuhan Kalori:
= 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 55) + (1,8 x 150) – (4,7 x 61)
= 655 + 528 + 270 – 286,7
= 1166,3 kalori
Total kebutuhan kalori Ny. R adalah 1166,3 kalori, sehingga dari food recall
24 hour dan total kebutuhan kalori Ny.R kelebihan 120,7 kalori.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan kurang
pemahaman tentang faktor resiko yang dapat diubah seperti kebiasaan
konsumsi garam, diet yang kurang sehat, dan kurang pemahaman terkait
terapi. Pencapaian diri yang rendah.
2. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik
3. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Ny. R
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan Kode
No Dx. Kep Intervensi TTD
Umum Khusus NIC
1 Setelah dilakukan pendidikan Setelah dilakukan tindakan 5246
kesehatan selama 2 x 30 keperawatan selama 1
Nutritional Counseling
1. Bina hubungan terapeutik Ita
menit dalam seminggu minggu diharapkan berdasarkan rasa percaya dan saling
masalah perilaku kesehatan pengetahuan Ny. R dan menghormati.
cenderung beresiko dapat keluarga mengenai 2. Kaji asupan makanan dan
teratasi dengan kriteria hasil : manajemen hipertensi kebiasaan makan klien.
a. Tekanan darah Ny. M meningkat dengan kriteria 3. Fasilitasi untuk mengidentifikasi
dalam rentang normal hasil : perilaku makan yang harus diubah.
4. Susun tujuan jangka pendek dan
(120-130/80-90 mmHg) a. Ny. R dan keluarga
b. Tingkat pengetahuan Ny.R jangka panjang yang realistis.
menyebutkan minimal 5. Diskusikan makanan yang disukai
dan keluarga meningkat 3 penyebab dan tanda dan tidak disukai.
dari tingkat pengetahun gejala hipertensi. 6. Diskusikan perilaku membeli
kurang dan cukup menjadi b. Ny. R dan keluarga
makanan dan hambatan biaya.
tingkat pengetahuan baik mampu menyebutkan 7. Evaluasi kemajuan tujuan
dengan rentang skor 76% 3 dari 6 sumber modifikasi diet
- 100% . makanan yang baik 5510
untuk diit hipertensi Health education :
c. Ny. R dan keluarga 1. Kaji tingkat pengetahuan tentang manajemen
menyebutkan minimal hipertensi (diit, kontrol tekanan darah, dan
2 obat untuk hipertensi terapi obat)
2. Berikan informasi tentang tanda gejala, dan
penyebab hipertensi.
3. Berikan pendidikan kesehatan tentang
pentingnya diit hipertensi yang terdiri dari
(pengertian diit hipertensi, tujuan diit
hipertensi, jenis-jenis makanan yang dapat
dikonsumsi dan jenis-jenis makanan yang perlu
dihindari)
4. Berikan informasi mengenai obat-obatan
hipertensi
5. Yakinkan kepada klien dan keluarga mengenai
keefektifan terapi dalam manajemen kesehatan
klien.
7040 Caregiver Support:
1. Sediakan informasi yang dibutuhkan keluarga
2. Fasilitasi keluarga untuk berpartisipasi dalam
perawatan kesehatan
2 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1
Setelah dilakukan tindakan 1850
keperawatan selama 1
Sleep Enchancement
1. Anjurkan klien untuk memposisikan diri Ita
minggu diharapkan keluarga minggu diharapkan Ny. R untuk kenyamanan klien.
dapat meningkatkan status mampu meningkatkan 2. Anjurkan keluarga untuk menciptakan
pemeliharaan kesehatan kenyamanan fisiknya lingkungan yang nyaman
3. Tawarkan terapi relaksasi aromaterapi
dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil :
a. Lama tidur Ny. R a. Ny. R mampu inhalasi lavender setiap malam, 2 menit
meningkat menjadi 7-8 melakukan terapi sebelum tidur
4. Ajarkan cara melakukan terapi relaksasi
jam/hari relaksasi aromaterapi
b. Ny. R menyatakan setiap sebelum tidur aromaterapi inhalasi lavender
perasaan bugar setelah b. Klien tampak rileks 5. Monitor tanda-tanda vital
bangun tidur
3 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1
Setelah
pendidikan
dilakukan 5510
kesehatan
Health Education
Ita
minggu keluarga Ny. R selama 1 x 30 menit dalam 1. Identifikasi faktor internal dan eksternal yang
mampu meningkatkan status 1 minggu keluarga Ny. R mendorong dan menghambat terhadap perilaku
pemeliharaan kesehatan paham mengenai pola kesehatan
2. Menentukan pengetahuan kesehatan saat ini
dengan kriteria hasil: hidup bersih dan sehat
a. Status perilaku hidup dari individu atau keluarga
dengan kriteria hasil: 3. Identifikasi cara penyampaian informasi yang
bersih dan sehat (PHBS) a. Keluarga Ny. R mampu
sesuai dengan usia anggota keluarga dengan
keluarga Ny. R meningkat menyebutkan kembali
cara diskusi, tanya jawab dan demonstrasi
dari sehat utama menjadi pengertian perilaku 4. Identifikasi sarana dan prasarana yang
sehat paripurna. hidup bersih dan sehat diperlukan untuk proses pendidikan kesehatan
(PHBS). mengenai cara meningkatkan perilaku hidup
b. Keluarga Ny. R mampu
bersih dan sehat (PHBS)
menyebutkan minimal 5. Berikan pendidikan kesehatan tentang
10 dari 16 indikator pengertian PHBS, indikator dalam PHBS, dan
perilaku hidup bersih manfaat rumah tangga sehat.
dan sehat (PHBS)
Rumah Tangga.
c. Keluarga Ny. R mampu
menyebutkan minimal
2 dari 4 manfaat rumah
tangga sehat.
V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari/tanggal No. Dx Waktu Tindakan Evaluasi Formatif TTD
Senin, 2 Juli 1,2,3 16.00 Membina hubungan terapeutik S :
2018 berdasarkan rasa percaya dan saling - Ny.R berkata, “Alhamdulillah kabar
menghormati. saya baik mbak, Cuma saya masih
sakit kepala”.
- Ny.R berkata, “Iya mbak, kalau pagi
saya sibuk beres-beres rumah, kalau
siang saya berangkat pengajian, jadi
waktu istirahatnya dari jam segini,
setelah asar”.
O:
- Ny. R tampak ramah
- Ny. R tampak terbuka dengan kondisi
kesehatannya
A : Masalah belum teratasi
P : Lakukan intervensi
- Bina hubungan terapeutik
berdasarkan rasa percaya dan saling
menghormati pada setiap sesi
pertemuan
1 16.10 WIB Mengkaji asupan makanan dan S :
kebiasaan makan klien. - Ny.R berkata, “Kalau saya itu
sehari-hari seringnya masak oseng-
oseng krai, sayur daun ubi, sayur
sop, terong. Kalau masak garamnya
2-3 sendok sekali masak mbak. Terus
lauknya ikan asin, ikan peda, ikan
bandeng presto, ikan teri, tempe,
telur. Sering juga masak mie goring
kalau malam hari”.
- Ny. R berkata, “Kalau cemilan saya
suka makan ya gorengan, kripik,
roti”.
O:
-Saat kunjungan tampak di rumah Ny.
R terdapat banyak makanan ringan
dalam kaleng yang terdiri dari
keripik, rengginang asin, biscuit, dan
wafer”.
A : Masalah belum teratasi
P : Lakukan Intervensi
- Diskusikan makanan yang disukai
dan tidak disukai.
- Diskusikan perilaku membeli
makanan dan hambatan biaya.
- Berikan pendidikan kesehatan
1 16.25 WIB Mendiskusikan makanan yang disukai S :
dan tidak disukai. - Ny.R berkata, “Saya itu tidak suka
makan jeroan, makanan bersantan,
sama daging mbak. Kalau hari raya
kurban ya kadang saya juga makan
daging, tapi daging sapi, paling 1-2
potong, tidak banyak”.
- Ny. R berkata., “Kalau yang saya
suka itu sayur krai, terong balado,
tumis daun ubi, ikan asin, tempe,
telur”.
O:-
A : Masalah belum teratasi
P : Lakukan intervensi
- Berikan pendidikan kesehatan
tentang pentingnya diit hipertensi.
1,2 16.30 WIB Memonitor tanda-tanda vital S:
- Ny. R berkata, “Ini mbak, kepala
saya itu masih pusing”.
O:
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
- Heart rate : 87
- Respiratory rate : 21
- Suhu : 36,70C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda vital setiap sesi
pertemuan
Rabu, 4 Juli 1,2,3 16.00 WIB Membina hubungan terapeutik S :
2018 berdasarkan rasa percaya dan saling - Ny.R berkata, “Alhamdulillah kabar
menghormati. saya baik mbak, sakit kepala saya
juga sudah mendingan tadi baru
saya minum obat sakit kepalanya”.
O:
- Ny. R tampak ramah
- Ny. R tampak terbuka dengan kondisi
kesehatannya
A : Masalah belum teratasi
P : Lakukan intervensi
- Bina hubungan terapeutik
berdasarkan rasa percaya dan saling
menghormati pada setiap sesi
pertemuan
1 16.10 WIB Mengkaji tingkat pengetahuan tentang S :
manajemen hipertensi (diit, kontrol - Ny. R berkata, “Saya itu sering
tekanan darah, dan terapi obat) kontrol mbak, setiap kontrol itu saya
dikasih tau dokter biar mengurangi
makan asin, terus disuruh olahraga.
Kalau olahraga ya saya setiap pagi
olahraga mbak, jalan jalan sampai
RT sebelah. Tapi kalau untuk tidak
makan yang asin-asin itu rasanya
tidak nikmat mbak”.
- Ny. R berkata, “Setiap hari saya
minum obat mbak, ini obatnya
(ibuprofen dan vitamin B complex)
yang dua saya minum 2 kali untuk
sakit kepala, kalau yang ini
(amlodipin) untuk tensi saya minum
1 kali setiap malam sebelum tidur”.
O:
- Klien tampak mengetahui tujuan diet
rendah garam namun klien tidak
mematuhinya
- Klien tampaknya kurang memahami
diet yang baik bagi penderita
hipertensi.
- Klien tampak kurang mengerti terapi
obat-obatan yang dikonsumsinya.
1 16.23 IB Mengkaji tingkat pengetahuan klien S :
tentang tanda, gejala, dan komplikasi - Ny.R berkata, “Yang saya tahu itu
hipertensi. kalau darah tinggi tandanya sakit
kepala, leher kemeng”.
O:
-Klien tidak mengetahui dampak yang
terjadi jika hipertensi tidak diatasi
- Klien tampak pasrah dengan
keadaannya dengan mengatakan
bahwa hidup dan mati sudah ada
yang menentukan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan informasi tentang tanda
gejala, dan penyebab hipertensi.
Mengkaji tingkat pengetahuan klien S :
tentang diit hipertensi (pengertian, - Ny.R berkata, “Saya itu kalau
tujuan, jenis-jenis makanan). berobat sering dibilangin sama
dokter untuk mengurangi makan
yang asin-asin mbak, saya sudah
berusaha mengurangi makanan asin,
tapi terkadang saya ingin makan
ikan asin jadi ya saya makan ikan
asin”.
- Ny. R berkata, “Jeroan, daging
ayam, daging kambing, kacang-
kacangan itu tidak pernah saya
makan mbak nanti kepala saya jadi
pusing”.
O:
- Klien tidak paham pentingnya diet
hipertensi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan pendidikan kesehatan
tentang pentingnya diit hipertensi.
- Susun tujuan jangka pendek dan
jangka panjang yang realistis
Mengidentifikasi faktor internal dan S :
eksternal yang mendorong dan - Ny. M berkata, “Kalau bak mandi
menghambat terhadap perilaku saya jarang dikuras mbak, paling 1
kesehatan bulan sekali dikuras kalau sudah
terlihat banyak kotoran yang
mengendap. Kalau barang-barang
rongsok saya tidak pernah mengubur
mbak, paling ya dibuang aja di
tempat sampah. Tempat sampahnya
langsung ke jurang jadi tidak pernah
membakar sampah”.
O:
- Keluarga tidak paham pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan pendidikan kesehatan
tentang pengertian PHBS, indikator
dalam PHBS, dan manfaat rumah
tangga sehat.
Menganjurkan klien untuk S :
memposisikan diri untuk kenyamanan - Ny. R berkata, “Iya mbak, saya
klien saat tidur. biasanya kalau tidur itu terlentang
sudang nyaman, cuma kadang tidak
bisa tidur tapi kadang juga langsung
tidur”.
O:-
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Tawarkan terapi relaksasi
aromaterapi inhalasi lavender
Menganjurkan keluarga untuk S :
menciptakan lingkungan yang nyaman - Ny. R berkata, “Saya itu setiap hari
selalu membersihkan tempat tidur
mbak, sprei nya juga setiap seminggu
sekali itu saya cuci”.
O:-
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Tawarkan terapi relaksasi
aromaterapi inhalasi lavender
Menawarkan terapi relaksasi S:
aromaterapi inhalasi lavender setiap - Ny. R berkata, “Iya nanti saya coba
malam, 2 menit sebelum tidur mbak, sebelumnya saya tidak pernah
pakai, yang saya pakai itu paling
minyak angin”.
O:-
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor keberhasilan terapi
Mengajarkan cara melakukan terapi S:
relaksasi aromaterapi inhalasi lavender - Ny. R berkata, “Mudah sekali ya
mbak, nanti saya coba, semoga saja
berhasil”.
O:-
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor keberhasilan terapi
Memonitor tanda-tanda vital S:
- Ny. R berkata, “Ini sakit kepala saya
sudah mendingan mbak”.
O:
- Tekanan darah : 140/90 mmHg
- Heart rate : 85
- Respiratory rate : 21
- Suhu : 36,70C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda vital setiap sesi
pertemuan
Sabtu, 7 Juli 1 10.0 IB Membina hubungan terapeutik S :
2018 berdasarkan rasa percaya dan saling - Ny.R berkata, “Alhamdulillah kabar
menghormati. saya baik mbak, sakit kepala saya
sudah mendingan, tadi sudah minum
obat sakit kepala”.
- Ny.R berkata, “Iya mbak, tadi
pengajian dari setelah dzuhur
sampai setelah asar”.
O:
- Ny. R tampak ramah
- Ny. R tampak terbuka dengan kondisi
kesehatannya
A : Masalah belum teratasi
P : Lakukan intervensi
- Bina hubungan terapeutik
berdasarkan rasa percaya dan saling
menghormati pada setiap sesi
pertemuan
1 10.5 WIB Mengkaji tingkat pengetahuan klien S :
tentang diit hipertensi (pengertian, - Ny.R berkata, “Saya itu kalau
tujuan, jenis-jenis makanan) berobat sering dibilangin sama
dokter untuk mengurangi makan
yang asin-asin mbak, saya sudah
berusaha mengurangi makanan asin,
tapi terkadang saya ingin makan
ikan asin jadi ya saya makan ikan
asin”.
- Ny. R berkata, “Jeroan, daging
ayam, daging kambing, kacang-
kacangan itu tidak pernah saya
makan mbak nanti kepala saya jadi
pusing”.
O:
- Klien tidak paham pentingnya diet
hipertensi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan pendidikan kesehatan
tentang pentingnya diit hipertensi.
Susun tujuan jangka pendek dan jangka
panjang yang realistis
1,2 10.10 IB Memberikan pendidikan kesehatan S :
tentang tanda, gejala, dan komplikasi - Ny. R berkata, “Ooh bisa
hipertensi. menyebabkan strok juga ya mbak,
sama sakit jantung juga. Iya mbak
tadi tandanya sakit kepala, leher
sakit, kaku bengkak”.
O:
- Ny.M tampak memahami beberapa
materi terkait tanda gejala dan
komplikasi hipertensi.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
1 10.15 IB Memberikan pendidikan kesehatan S :
tetntang diit hipertensi (pengertian, - Ny.R berkata, “Saya itu sudah
tujuan, jenis-jenis makanan). mencoba kalau masak garamnya
sepucuk sendok kecil saja”.
- Ny. R berkata, “Kalau jeroan, daging
ayam, daging kambing, itu saya tidak
doyan mbak, kalau daun ubi boleh
juga ya mbak? Itu saya suka”.
- Ny. R berkata, “Kalau buah itu saya
suka mangga, jeruk, kadang melon.
Iya mbak pisang juga saya suka”.
O:
-Klien tampak memperhatikan
penjelasan tentang diet hipertensi
- Klien sesekali bertanya terkait diet
hipertensi
- Klien tampak mulai memahami
pentingnya diet hipertensi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Evaluasi pengetahuan klien terkait
diet hipertensi
- Pantau kepatuhan klien dalam
melaksanakan diet hipertensi
1,2 16.55 IB Memberikan informasi terkait terapi S :
obat yang dikonsumsi oleh klien. - Ny. R berkata, “Berarti obat sakit
kepala dimumnya kalau terasa sakit
kepala saja ya mbak”.
- Ny. R berkata, “Kalau obat tensi itu
memang setiap hari saya minum
setiap sebelum tidur malam mbak”.
O:
-Mengurangi konsumsi garam,
minyak, dan gula
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Yakinkan klien dan keluarga
mengenai pentingnya pengaturan diet
1,2 16.45 IB Meyakinkan kepada klien dan S :
keluarga mengenai keefektifan terapi - Ny. R berkata, “Iya mbak,
dalam manajemen kesehatan klien. sebelumnya kan saya tidak tahu
kalau ikan asin itu tidak baik untuk
kesehatan saya. Saya juga
sebelumnya tidak tahu kalau darah
tinggi itu bisa menyebabkan stroke
dan sakit jantung, setelah tau ya saya
ingin mengubah pola makan saya”.
O:
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Susun tujuan jangka pendek dan
jangka panjang secara realistis
Senin, 9 Juli 1 16.0 IB Membina hubungan terapeutik S :
2018 berdasarkan rasa percaya dan saling - Ny.R berkata, “Alhamdulillah kabar
menghormati. saya baik mbak, Cuma saya masih
sakit kepala”.
- Ny.R berkata, “Iya mbak, kalau pagi
saya sibuk beres-beres rumah, kalau
siang saya berangkat pengajian, jadi
waktu istirahatnya dari jam segini,
setelah asar”.
O:
- Ny. R tampak ramah
- Ny. R tampak terbuka dengan kondisi
kesehatannya
A : Masalah belum teratasi
P : Lakukan intervensi
- Bina hubungan terapeutik
berdasarkan rasa percaya dan saling
menghormati pada setiap sesi
pertemuan
1,2 16.5 IB Mengevaluasi kemajuan tujuan S :
modifikasi diet - Ny.M berkata, “Tadi pagi masak
pakai garam 2 sendok mbak, kalau
saya kurangi garamnya itu rasanya
kurang asin mbak, ndak enak”.
- Ny.M berkata, “Kalau gorengan saya
masih suka makan mbak, kalu yang
manis-manis saya sudah jarang
makan”.
O:
- Klien tampak belum mematuhi
modifikasi diet yang telah ditentukan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Yakinkan klien dan keluarga
mengenai pentingnya pengaturan diet
1 16.10 IB Mengevaluasi kemajuan terapi S :
relaksasi aromaterapi inhalasi lavender - Ny.M berkata, “Iya mbak, masih
saya makan mentimunnya mbak
sehari 2-3 buah ukuran kecil, kalau
agak besar ya saya makan 1 buah”.
O:-
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor kepatuhan dan keteraturan
klien dalam menjalani terapi non
farmakologi (konsumsi mentimun 1
buah ukuran sedang/hari)
2 16.00 Berikan pendidikan kesehatan tentang S :
pengertian PHBS, indikator dalam - Ny.M berkata, “Saya ndak pernah
PHBS, dan manfaat rumah tangga olahraga mbak, sudah tua cepat
sehat. capek”.
- Ny. M berkata, “Oh Iya mbak, yang
pakai Koran dibuat menjadi bola
memakai kaki itu ya mbak, saya
sudah pernah diajarkan di
Puskesmas, tapi saya lupa karena
ndak pernah nyoba sendiri mbak”.
O:-
A : Masalah belum teratasi
P : Lakukan intervensi
- Membuat kontrak untuk pelaksanaan
senam kaki diabetes
Mengajarkan klien dan keluarga cara
melakukan 6 langkah cuci tangan.
2 15.30 IB Meyakinkan kepada klien dan S : -
keluarga mengenai keefektifan terapi O :
dalam manajemen kesehatan klien. - Ny.M tampak memperhatikan
penjelasan mengenai senam kaki
diabetes
- Ny.M tampak memiliki motivasi
untuk meningkatkan aktivitasnya
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2 15.35 IB S:-
O:
- Ny.M tampak antusias
- Ny.M tampak mendemonstrasikan
senam kaki diabetes namun beberapa
gerakan mengalami kesulitan karena
klien mengalami kekakuan pada
pergelangan kaki
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Yakinkan kepada klien bahwa senam
kaki dapat membantu mengurangi
masalah pada kaki
15.36 Membina hubungan terapeutik S :
berdasarkan rasa percaya dan saling - Ny.R berkata, “Alhamdulillah kabar
menghormati. saya baik mbak, Cuma saya masih
sakit kepala”.
- Ny.R berkata, “Iya mbak, kalau pagi
saya sibuk beres-beres rumah, kalau
siang saya berangkat pengajian, jadi
waktu istirahatnya dari jam segini,
setelah asar”.
O:
- Ny. R tampak ramah
- Ny. R tampak terbuka dengan kondisi
kesehatannya
A : Masalah belum teratasi
P : Lakukan intervensi
- Bina hubungan terapeutik
berdasarkan rasa percaya dan saling
menghormati pada setiap sesi
pertemuan
15.37 Mengevaluasi kemajuan tujuan
modifikasi diet
15.38 Mengevaluasi kemajuan terapi
relaksasi aromaterapi inhalasi lavender
15.39 Evaluasi pengetahuan klien dan
keluarga tentang cara 6 langkah cuci
tangan
15.40 Menyusun tujuan jangka pendek dan
jangka panjang yang realistis

Anda mungkin juga menyukai