Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners Mata Ajar Komprehensif
Dosen Pembimbing :
Nur Setiawati Dewi, M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Disusun oleh:
ITA ROSITA
22020117210042
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi diharapkan
pengetahun responden meningkat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang diet hipertensi
sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi
b. Mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang diet hipertensi
setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi
c. Mengetahui perubahan tingkat pengetahuan responden tentang diet
hipertensi sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang
diet hipertensi
C. Tinjauan Teori
1. Hipertensi
a. Definisi dan klasifikasi
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan
darah tinggi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah dalam arteri
ketika jantung sedang berkontraksi (sistolik) sama dengan atau lebih dari
140 mmHg dan peningkatan tekanan darah saat jantung sedang
berelaksasi (diastolik) sama dengan atau lebih dari 90 mmHg (WHO,
2013). Hipertensi merupakan gangguan asimptomatik yang sering
dijumpai dengan tanda peningkatan tekanan darah secara persisten
(Potter & Perry, 2005). Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah
tinggi persisten dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg, dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2005).
b. Etiologi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi
essensial (primer) dan hipertensi sekunder. Hipertensi essensial adalah
hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang jelas dan dapat disebabkan
karena faktor genetik.. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan tergadap
natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap
vasokontriktor, dan resistensi insulin (Nafrialdi, 2009). Sementara pada
hipertensi sekunder atau hipertensi yang terjadi karena penyakit
kormobid atau obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah. pada
kebanyakan kasus, hipertensi sekunder dapat disebabkan karena beberapa
penyakit seperti penyakit ginjal kronis, penyakit jantung coroner,
diabetes mellitus, dan kelainan system saraf pusat (Sunardi, 2000). Selain
itu, pola hidup yang kurang sehat dan obesitas tampaknya dapat menjadi
faktor utama penyebab terjadinya hipertensi pada sebagian besar pasien.
Penelitian pada berbagai populasi menunjukkan bahwa obesitas
memberikan resiko 65 – 70% untuk terkena hipertensi (Guyton, 2008).
c. Tanda dan Gejala
Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita
hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan
hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk
terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari (Cahyono, 2008).
Gejala yang mudah diidentifikasi pada penderita hipertensi
diantaranya yaitu gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala, gelisah,
tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur,
sesak napas, mudah lelah, dan mata kunang-kunang (Sutanto, 2009). Bila
tekanan darah meningkat tidak terkontrol maka dapat menimbulkan
gejala-gejala seperti sakit kepala, pandangan kabur, kebingungan,
mengantuk, dan sesak napas (Palmer & Williams, 2007).
d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan secara medis maupun
non medis. Penatalaksanaan medis yang dilakukan dengan pemberian
obat-obatan seperti diuretic, betabloker, vasodilator, antagonis kalium,
penghambat simpatetik, penghambat reseptor angiotensin, antagonis
kalsium, ACE inhibitor. Selain itu, penatalaksanaan lain yang dapat
bersifat non farmakologis. Tindakan non farmakologis yang dapat
dilakukan antara lain mengontrol pola makan, meningkatkan asupan
potassium dan magnesium, mengurangi asupan natrium, menghindari
merokok dan alkohol, meningkatkan aktivitas (olahraga), dan relaksasi
(Wijaya & Putri, 2013; Annisa, 2017).
2. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui kelima panca indera manusia yaitu
indera pendengaran, penglihatan, penciuman, raba, dan rasa
(Notoadmojo, 2010). Pengetahuan merupakan keseluruhan gagasan, ide,
konsep, pemahaman, dan pemikiran manusia setelah melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Sonni, 2001). Sebagian besar
pengetahuan manusia di dapatkan melalui pendengaran dan penglihatan.
Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan, dan pemahaman manusia
tentang segala sesuatu dan juga praktek atau kemampuan teknis dalam
memecahkan berbagai persoalan hidup (Notoadmojo, 2010).
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan dibagi menjadi 6
tingkatan yaitu sebagai berikut:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai ingatan akan suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya atau mengingat kembali. Termasuk dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari meliputi pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi,
nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, dan kesimpulan. Tahu
merupakan tingkat yang paling rendah dalam pengetahuan. Ukuran
bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, dan menyatakan.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diaertikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
dan menginterpretasikan objek atau materi tersebut secara benar.
Seseorang yang telah paham terhadap objek atau materi dapat
menjelaskan, memberi contoh, dan menyimpulkan objek yang
dipelajari.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini diartikan
sebagai kemampuan penggunaan informasi yang telah dipelajari pada
situasi nyata.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisah, mengelompokkan, dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sisntesis adalah kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian
dalam suatu bentuk yang baru atau kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada. Ukuran
kemampuan adalah seseorang dapat menyusun, meringkas,
merencanakan, dan menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang ada.
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,
rumus, prinsip, dan sebagainya dalam konteks lainnya.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek didasarkan pada kriteria tertentu.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Usia
Usia adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penelitian
(Notoadmojo, 2003). Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik (Budiman, 2013). Terdapat dua sikap
tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup yaitu
semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang
dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga
bertambah pengetahuan (Notoadmojo, 2003).
2) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian di
dalam dan di luar sekolah yang berlansung seumur hidup. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang,
semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi
(Notoadmojo, 2003).
3) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masa lalu (Budiman, 2013). Pengalaman dapat diperoleh dari
pengalaman sendiri maupun dari orang lain. Pengalaman yang sudah
diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang (Notoadmojo,
2003).
4) Informasi/media massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga
menghasikan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif
baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut
(Notoadmojo, 2003).
D. Metode
1. Desain
Desain yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus.
Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan
secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang
mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya
dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh
perkembangan diri yang baik (Susilo Rahardjo & Gudnanto, 2011).
Karakteristik responden pada studi kasus ini adalah penderita hipertensi
pada wilayah kerja puskesmas Rowosari yang tidak memiliki penyakit
penyerta dengan tekanan darah sistole >140 mmHg dan diastole > 90mmHg.
2. Penelitian yang berkaitan
No Judul Pengarang Tahun Variabel Hasil
1. Pengaruh Pendidikan Yuli Indah 2014 Pendidikan kesehatan Hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test pretest
Kesehatan Terhadap Saputri tentang diet hipertensi, posttest pengetahuan kelompok intervensi
Pengetahuan dan Kepatuhan tingkat pengetahuan, didapatkan yaitu p = 0,015 yang menunjukkan
Diit Hipertensi Pada Lanjut dan perilaku adanya pengaruh pendidikan kesehatan
Usia di Desa Wironanggan terhadap pengetahuan lansia.
Kecamatan Gatak Sukoharjo
2. Pengaruh Pendidikan Septina Dwi 2014 Pendidikan kesehatan Hasil uji Mann Whithney test pada
Kesehatan Diet Hipertensi Yuliana tentang diet hipertensi,
pengetahuan yaitu Z = -5,249 (p=0,0001)
DASH (Detary Approach to pengetahuan, danyang menunjukkan adanya pengaruh
Stop Hypertention) Terhadap sikap. signifikan pemberian pendidikan kesehatan
Peningkatan Pengetahuan dan diet hipertensi DASH (Detary Approach to
Sikap Penderita Hipertensi di Stop Hypertention) terhadap pengetahuan
Wilayah Kerja Puskesmas penderita hipertensi di Wilayah Kerja
Rakit 2 Puskesmas Rakit 2.
3. Pengaruh Pendidikan Arif Tirtana 2011 Pendidikan kesehatan Hasil uji t-test didapatkan t hitung sebesar
Kesehatan Terhadap tentang hipertensi dan -2,531 dengan nilai signifikan 0,017 yang
Pengetahuan Hipertensi Pada pengetahuan. artinya nilai signifikasi (Asym.sig < 0,05).
Lansia Hipertensi di RW 04 Hasil tersebut menunjukan adanya pengaruh
Tegal Rejo Kelurahan Tegal pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
Rejo hipertensi pada lansia hipertensi di RW 04
Tegal Rejo Kelurahan Tegal Rejo.
3. Prosedur
Intervensi
1. Mengukur tingkat pengetahuan responden menggunakan instrument yang
telah ditentukan
2. Pendidikan kesehatan tentang diit hipertensi dengan metode ceramah dan
diskusi :
a. Menjelasakan pengertian diet hipertensi
b. Menjelaskan tujuan diet hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan komplikasi pada hipertensi
e. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang dapat dikonsumsi oleh
penderita hipertensi
f. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang perlu dihindari oleh penderita
hipertensi
3. Evaluasi tingkat pengetahuan responden menggunakan instrumen setelah
diberikan pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi.
Gambar 1. Bagan Prosedur Penelitian
4. Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner tingkat pengetahuan
tentang diet hipertensi yang terdiri dari 15 item pertanyaan. Dari 15 item
pertanyaan tersebut terdiri dari 4 item pertanyaan unfavorable (item pertanyaan
nomor 4, 10, 11, dan 15) dan 11 pertanyaan favorable (item pertanyaan nomor
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14). Instrumen tersebut digunakan untuk mengukur
tingkat pengetahuan responden tentang diit hipertensi sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan.
5. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan adalah usaha - - -
tentang diet hipertensi menyampaikan pesan kesehatan kepada
(variabel independen) responden, dengan harapan responden dapat
memperoleh pengetahuan tentang diet
hipertensi yang lebih baik.
2. Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan adalah pemahaman Kuesioner Skor tingkat pengetahuan Interval
(variabel dependen) responden terhadap pertanyaan yang dikategorikan sebagai berikut :
berkaitan dengan diet hipertensi. < 65% : Pengetahuan kurang
65% – 75% : Pengetahuan cukup
76% – 100% : Pengetahuan baik
6. Etika case study
Penulis menjelaskan pada responden tentang tujuan dan prosedur meditasi
yang akan dilakukan, meminta persetujuan responden untuk dilakukan
intervensi meditasi (autonomy). Sebelum pelaksanaan pendidikan kesehatan,
penulis telah melakukan pengkajian guna memperoleh data-data terkait dengan
karakteristik responden, serta keluhan yang dirasakan responden. Penulis tidak
mencantumkan nama responden ke dalam hasil karya tulis ilmiah (anonymity).
Data-data yang telah didapatkan penulis baik dari responden langsung ataupun
dari rekam medik klien, dijamin kerahasiannya (confidentiality).
Transcendental meditation yang dilakukan merupakan intervensi yang
memberikan manfaat kepada responden berdasarkan evidence base practice
dan tidak menimbulan kerugian kepada responden sehingga tekanan darah
responden dapat berkurang (beneficence). Penulis meyakini bahwa intervensi
telah terbukti aman untuk dilakukan, dan sesuai dengan prosedur yang
diterapkan pada penelitian sebelumnya (nonmalefisien).
E. Hasil
1. Deskripsi Kasus
a. Responden 1
Ny. R merupakan seorang perempuan berusia 61 tahun. Pada 28
Juni 2018 dilakukan pengkajian pada Ny. R di rumahnya. Saat dilakukan
pengkajian didapatkan data TD: 160/100 mmHg, RR 20x/menit, HR 89
x/menit, suhu 36,7oC. Ny. R mengatakan bahwa dirinya sering merasakan
sakit kepala dan leher kencang hampir setiap hari. Klien mengatakan
bahwa dalam keluarganya terdapat riwayat penyakit hipertensi yaitu pada
ibu kandung, kakak kandung, dan adik kandung klien. Klien mengatakan
bahwa dahulu ia pernah menjalani rawat inap karena hipertensi yang
dideritanya. Klien mengatakan bahwa dirinya sering melakukan kontrol
rutin di Puskesmas setiap minggu, setiap kontrol klien selalu diingatkan
oleh dokter untuk mengurangin makan makanan asin dan meningkatkan
aktivitas olahraga.
Pengkajian terkait diet hipertensi didapatkan klien tidak
mengetahui apa yang dimaksud dengan diet hipertensi, klien juga
mengatakan bahwa setiap melakukan kontrol di Puskesmas klien selalu
diingatkan untuk mengurangi makan makanan asin namun klien tidak
mengetahui apa tujuan dari diet rendah garam. Klien juga tidak
memahami akibat jika tekanan darah tidak dikontrol dengan benar. Klien
tampaknya memahami beberapa jenis makanan yang baik untuk diet
hipertensi namun klien masih memiliki keyakinan yang keliru terkait diet
hipertensi. Berdasarkan kuesioner pengetahuan tentang diet dan terapi
obat hipertensi menunjukan bahwa Ny. R memiliki pengetahuan tentang
diet dan terapi obat hipertensi yang kurang dengan skor 46,7%.
b. Responden 2
Ny. K merupakan seorang perempuan yang berusia 62 tahun. Pada
28 Juni 2018 dilakukan pengkajian pada Ny. K di rumahnya. Saat
dilakukan pengkajian didapatkan data TD: 150/100 mmHg, RR
21x/menit, HR 71 x/menit, suhu 37,1oC. Ny. K mengatakan bahwa
dirinya sering merasakan sakit kepala hampir setiap hari, Ny. K juga
mengeluh badannya sering terasa pegal-pegal, perutnya terasa sebah, dan
Ny. K mengatakan bahwa terkadang dirinya mengalamai sesak napas
namun sesak ringan yang tidak berpengaruh terhadap aktivitasnya. Klien
mengatakan bahwa dirinya tidak pernah melakukan olahraga karena
kakinya sakit. Klien hanya melakukan aktivitas rutin sehari-hari sebagai
aktivitas fisiknya seperti mencuci, menyapu, memasak, pergi ke warung,
dan mengurus pekerjaan rumah lainnya.
Pengkajian pada pasien terkait pengetahuan dan manajemen
hipertensi didapatkan klien mengatakan bahwa klien belum pernah
mengikuti atau diberikan pendidikan kesehatan terkait diet hipertensi.
Klien juga tidak mengetahui diet yang seperti apa yang baik untuk
dirinya. Klien tidak mengetahui dampak yang terjadi apabila hipertensi
tidak ditangani dengan benar. Klien juga tidak mengetahui bahwa sakit
kepala dan ketidaknyamanan pada leher yang dirasakan olehnya hampir
setiap hari merupakan tanda dan gejala penyakit hipertensi. Penilaian
tingkat pengetahuan klien menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan
tentang diit hipertensi menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan klien
yaitu 46,7%.
2. Karakteristik Responden
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi
Data Demografi
Responden
Usia Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan
Responden 1 61 th Perempuan SD Ibu rumah tangga
Responden 2 62 th Perempuan SD Ibu rumah tangga
H. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Pada pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi diharapkan
mahasiswa memahami dan mampu mengembangkan intervensi terkait
manajemen hipertensi yang lebih inovatif dengan metode yang lebih efektif
sehingga dapat berpengaruh baik pada segi pengetahuan maupun perilaku
penderita.
2. Bagi Responden
Dengan adanya peningkatan pengetahuan responden tentang diet hipertensi
ini, diharapkan responden mampu mengubah pola hidupnya dengan
melakukan modifikasi diet hipertensi sesuai dengan materi yang telah
disampaikan pada pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi.
3. Bagi Puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan terkait manajemen
hipertensi yang dilaksanakan secara kontinu setiap bulan.