Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN

Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari


peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH). Namun peningkatan
UHH ini dapat meningkatnya jumlah angka kesakitan karena penyakit
degeneratife. Perubahan struktur demografi ini diakibatkan oleh peningkatan
populasi Lanjut Usia (Lansia) dengan menurunnya angka kematian serta
penurtunan jumlah kelahiran (Kemenkes RI, 2013).
Seiring bertambhnya usia, banyak kelainan atau penyakit yang
prevalensinya meningkat, sistem organ mengalami proses penuaan akan rentan
terhadap penyakit. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh lansia dalah
hipertensi. Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer) karena
penyakit hipertensi termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan
gejala-gejala sebagai peringatan bagi sipenderita, kalaupun gejalanya muncul
sering dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga korbanya terlambat menyadari.
Hipertensi menjadi masalah kesehatn yang serius, karena jika tidak terkontrol
maka akan berkembang dan menimbulkan komplikasi bagi penderita. Akibatnya
bisa fatal seperti terjadinya stroke (pendarahan otak), penyakit jantung coroner
dan gagal ginjal.
Salah satu upaya pencegahan komplikasi hipertensi yaitu dengan
melakukan kontrol tekanan darah secara berkala (American Heart
Association/AHA (2014). Pengontrolan tekanan darah dan pencegahan
komplikasi hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan
tentang hipertensi dan pola makan dari pasien tersebut (Alexander, Gordon,
Davis, & Chen cit Beigi, Zibaeenezhad, Aghasadeghi, Jokar, Shekarforoush, &
Khazraei, 2014).
Pengaturan diet hipertensi sangat membantu dalam memanajemen
hipertensi. Perilaku diet hipertensi yang direkomendasikan oleh DASH (Dietary
Approach to Stop Hypertension) untuk penderita hipertensi adalah diet rendah
garam, diet rendah kolesterol dan lemak jenuh, diet rendah kalori, meningkatkan
makanan yang mengandung serat dan tinggi kalium, mengurangi berat badan jika
obesitas, tidak merokok, mengurangi minuman yang mengandung alkohol, dan
melakukan aktifitas fisik (National Heart, Lung, & Blood Institute,2011).
Selain itu, dari segi pengetahuan sangat mempengaruhi pasien dalam
memanajemen hipertensi. Hal ini sesuai dengan teori Pender yan mempromosikan
gaya hidup sehat melalui Health Promotion Model (HPM) atau model promosi
kesehatan (MPK). Promosi kesehatan merupakan upaya yang dilakukan terhadap
masyarakat sehingga masyarakat mau dan mampu untuk memelihara serta
meningkatkan kesehatan diri sendiri (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan hasil wawancara awal dengan bidan desa di Poskesdes Desa
Teluk Kapuas, lansia yang berada di kawasan 005 dan RT 009 RW 003 Dusun
Teluk Permai Desa Teluk Kapuas berjumlah kurang lebih 54 orang, dengan
berbagai macam masalah kesehatan, kebanyak lansia mengalami tekanan darah
tinggi atau kita sebut hipertensi, dan beberapa lansia sudah mengalami komplikasi
ke jantung dan ginjal, dan petugas juga tidak mengetahui apa yang harus
dilkakukan ketika lansia mengalami tanda dan gejala dari hipertensi. Hasil
wawancara dengan beberapa lansia yang menderita hipertensi, sebagian besar
tidak mengetahui penanganan hipertensi, tidak mengetahui kalau dirinya
mengalami hipertensi karena jarang memeriksakan kesehatan pada pelayanan
kesehatan yang ada.
Dusun Teluk Permai merupakan salah satu Dusun di Desa Teluk Kapuas
di wilayah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, dengan batas-batas
wilayah utara berbatasan dengan sungai kapuas, selatan berbatasan dengan desa
punggur kecil, timur berbatasan dengan dusun teluk indah, barat berbatasan
dengan desa parit baru.
II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Latar Belakang Pengabdian dan Gambaran umum objek pengabdian,


maka kelompok mengambil beberapa rumusan masalah, diantaranya:
1. Bagaimana pemahaman lansia di RT 005 dan RT 009 RW 003 Dusun
Teluk Permai Desa Teluk Kapuas tentang hipertensi?
2. Bagaimana pemahaman lansia di RT 005 dan RT 009 RW 003 Dusun
Teluk Permai Desa Teluk Kapuas mengenai tanda dan gejala hipertensi?
3. Bagaimana pengendalian hipertensi dengan menggunakan seduhan air
bawang putih pada lansia di RT 005 dan RT 009 RW 003 Dusun Teluk
Permai Desa Teluk Kapuas?
III. TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN

a. Tujuan Umum
1. Mengajarkan pengendalian hipertensi pada lansia di RT 005 dan RT
009 RW 003 Dusun Teluk Permai Desa Teluk Kapuas
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pemahaman lansia tentang hipertensi
2. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang pemeriksaan tekanan darah
c. Manfaat Kegiatan
1. Institusi
Hasil penelitian ini dapat memberikan atau menambah informasi dan
data dasar mengenai komitmen pencegahan tersier penyakit hipertensi
dan selanjutnya dapat di pakai sebagai pertimbangan penanganan dan
penatalaksanaan terhadap penyakit hipertensi di masyarakat dan dapat
juga di rencanakan program-program kesehatan yang mendukung
komitmen pencegahan tersier penyakit hipertensi pada masyarakat.
2. Masyarakat khususnya penderita hipertensi
Bahan kepustakaan untuk memberikan informasi tentang hipertensi
serta memahami tentang penyakit hipertensi dan tanda gejala untuk
selanjutnya dapat berperilaku hidup sehat.
3. Bagi Keluarga
Memberikan informasi dan saran bagi keluarga mengenai pentingnya
pengetahuan pada penderita hipertensi dan motivasi untuk melakukan
pengontrolan
4. Peneliti
Memberi Pengalaman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian
serta mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang dapat di bangku
kuliah ke dalam bentuk pengabdian masyarakat
IV. KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran yang dituju pada kegiatan pengabdian masyarakat ialah


lansia yang mengalami hipertensi di RT 005 dan RT 009 RW 003 Dusun Teluk
Permai Desa Teluk Kapuas. Lansia akan diberi pendidikan kesehatan terkait
penyakit hipertensi, pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan peneliti, dan
diberi pemahaman tentang pembuatan air seduhan bawang putih untuk
penanganan hipertensi secara herbal.
V. TINJAUAN PUSTAKA

a. Pengertian
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi
menambah beban kerja jantung yang bila berlanjut dapat menimbulkan
kerusakan jantung dab pembuluh darah. Hipertensi juga didefinisikan sebagai
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.

b. Klasifikasi Hipertensi
1. Hipertensi ringan
Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan atau tekanan
diastolik antara 90 – 99 mmHg.
2. Hipertensi sedang
Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan atau tekanan
diastolik antara 100 – 109 mmHg.
3. Hipertensi berat
Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau tekanan
diastolik antara 110 – 120 mmHg.

c. Penyebab hipertensi
Penyebab hipertensi pada umumnya belum diketahui. Berikut ini beberapa
kondisi yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi.
1. Emosi, stress
2. Penyakit jantung.
3. Obesitas
4. Genetic
5. Usia
6. Lingkungan
7. Pola hidup (merokok, mengkonsumsi alcohol, konsumsi garam berlebih)
8. Kurang olahraga
d. Tanda dan gejala.
Biasanya tanda gejala atau tanda-tanda peringatan untuk hipertensi dan sering
disebut “silent killer”. Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami klien
antara lain :
1. Kegelisahan
2. Jantung berdebar-debar
3. Keringat berlebihan
4. Sulit konsentrasi.
5. Nafsu makan menurun
6. Gangguan pengelihatan
7. Telinga berdengung
8. Terasa sakit ditengkuk
9. Mudah marah
10. Susah tidur

e. Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain :
1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Kerusakan pada ginjal
4. Kerusakan pada mata
5. Kematian jaringan otot.

f. Cara pencegahan
1. Hindari emosi
2. Kurangi konsumsi garam
3. Tidur cukup dan belajar hidup santai
4. Perhatikan makanan yang tinggi lemak.
5. Berhentilah merokok dan mengkonsumsi alkohol.
6. Olah raga teratur
7. Berat badan ideal

g. Pengobatan Nonfarmakologi
Pemanfaatan herbal untuk mengatasi suatu penyakit semakin disukai
masyarakat karena terbukti mampu memberikan hasil yang memuaskan.
WHO merekomendasikan penggunaan obat herbal dalam pemeliharaan
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk
penyakit kronis, degenerative dan kanker.WHO juga mendukung upaya
upaya dalam peningkatan keamanan dan khasia dari obat
tradisional.Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman
daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan obat tradisional
memiliki efek samping relative lebih sedikit daripada obat modern (Usia,
2010). Survey Kesehatan Nasional 2010 menunjukkan bahwa 59,12%
penduduk Indonesia merupakan konsumen herbal dan 95% memanfaatkan
herbal. Obat herbal menjadi alternative guna meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, terutama untuk penyakit
degenerative dan gangguan metabolisme, serta untuk tujuan rehabilitasi.
Bawang putih (Allium sativum L.) mempunyai sejumlah khasiat yang
sangat bermanfaat bagi tubuh.Salah satu khasiat bawang putih adalah dapat
menurunkan tekanan darah tinggi. Bawang putih merupakan obat alami
penurun tekanan darah karena bawang putih memiliki senyawa aktif yang
diketahui berpengaruh terhadap ketersediaan ion untuk kontraksi otot polos
pembuluh darah yang berasal dari kelompok ajoene (Junaedi, dkk, 2013).
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap ekstrak umbi bawang putih
dengan dosis 2,4 g/individu/hari mampu menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Penurunan tekanan darah terjadi 5-14 jam setelah
perlakuan. Ekstrak tersebut mengandung allisin 1,3%. Efek samping yang
terjadi pada sukarelawan setelah perlakuan tidak ditemukan (McMahon, F.G.
& R. Vargas, 2004). Sebagai pendamping obat medis, konsumsi bawang
putih bahkan telah disarankan oleh para dokter di Australia untuk para pasien
hipertensi. Catherine Hood juga menemukan bukti bahwa bawang putih dapat
mengurangi aktivitas angiotensin coverting enzyme (ACE). Ini merupakan
mekanisme di mana obat inhibitor ACE berperan dalam menurunkan tekanan
darah dengan meminum satu gelas air seduhan bawang putih rutin setiap pagi
selama 7 hari. Hasilnya menunjukkan pengurangan signifikan pada tekanan
darah sistolik dan diastolik sebesar 6-10 mmHg dan tekanan diastol 6-9
mmHg (Catherine, et al., 2004).
Bahan makanan tradisional yang dapat menurunkan tekanan darah
antara lain: Bawang putih, buah mentimun, buah mengkudu, daun alpukat,
daun sledri, belimbing manis dan daun pepaya. Cara pembuatan air seduhan
bawang putih adalah sebagai berikut :
1. Siap kan alat-alat yang diperlukan : 1 sdt bawang putih halus, 250 ml air
hangat, 1 sdt madu.
2. Cara pengolahannya : Campurkan bawang putih dengan secangkir air
hangat. Tambahkan madu untuk menambah rasa dan mengurangi aroma
pekat bawang putih. Minum minuman ini dua atau tiga kali dalam
seminggu untuk hasil yang maksimal.
VI. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Metode Kegiatan
Metode yang diterapkan pada kegiatan ini mencakup pengetahuan
lansia mengenai hipertensi, tanda dan gejala hipertensi serta cara herbal
pengontrolan hipertensi dengan air seduhan bawang putih. Pengukuran
pengetahuan lansia mengenai hipertensi dilakukan dengan menanyakan
kembali pengertian hipertensi, tandan dan gejala hipertensi serta pembuatan
air seduhan bawang putih.

b. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


1. Perencanaan
Rencana kegiatan dilakukan bersamaan dengan pemaparan hasil
pengkajian komunitas di wilayah RT 005 dan RT 009 RW 003 Dusun
Teluk Permai Desa Teluk Kapuas. Dalam masa perencanaan Tim
menentukan topik penyuluhan yang disampaikan dan penentuan sasaran.
Dari hasil diskusi diputuskan bahwa penyuluhan mengambil tema
”Penanganan Hipertensi pada Lansia dengan Air Seduhan Bawang
Putih”.
2. Persiapan
Kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan satuan acara penyuluhan
(SAP) dengan tema “Pengontrolan Hipertensi pada Lansia dengan Air
Seduhan Bawang Putih”, yang kemudian dikonsulkan dengan pihak
akademis setelah disetujui SAP tersebut dibuat sebagai acuan dalam
pembuatan leaflet yang akan dibagikan kepada para lansia. Kemudian
peneliti mencari beberapa sunber terkait mengenai air seduhan bawang
putih efektif untuk penurunan tekanan darah lansia. Dari beberapa jurnal
yang didapat ternyata air seduhan bawang putih efektif untuk
menurunkan tekanan darah selanjutnya peneliti mengajukan proposal
unutuk peminjaman LCD.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan penyuluhan terlaksana sesuai dengan perencanaan,
pada hari Sabtu tanggal 24 November 2018 pada pukul 14.00 Wib.
Kegiatan penyuluhan berlangsung tanpa dihadiri oleh dosen pembimbing
dan peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan tertib dan interaktif.
4. Evaluasi
Dari hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan didapatkan bahwa
peserta kegiatan sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan lansia juga
berterima kasih karena telah memberikan pemeriksaan tekanan darah.

c. Faktor penghambat dan pendukung


Faktor penghambat dari kegiatan ini yaitu kurangnya sumber dana dalam
pengadaan kegiatan sarana dan prasarana. Serta faktor pendukung yaitu
Adanya kerjasama antara pihak Poskesdes dengan mahasiswa sebagai
pelaksana
VII. KETERKAITAN DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM

a. Kegiatan yang dilakukan yaitu penyuluhan mengenai hipertensi dan cara


pengontrolan hipertensi dengan menggunakan air seduhan bawang putih pada
lansia di RT 005 dan RT 009 RW 003 Dusun Teluk Permai Desa Teluk
Kapuas yang telah mendapat persetujuan dari pihak Puskesmas Sungai
Durian, Kepala Desa Teluk Kapuas dan Bidan Poskesdes Teluk Kapuas.
Manfaat dari kegiatan ini dapat memberikan atau menambah informasi dan
data dasar mengenai komitmen pencegahan tersier penyakit hipertensi dan
selanjutnya dapat di pakai sebagai pertimbangan penanganan dan
penatalaksanaan terhadap penyakit hipertensi di masyarakat dan dapat juga di
rencanakan program-program kesehatan yang mendukung komitmen
pencegahan tersier penyakit hipertensi pada masyarakat.
b. Setelah kegiatan pengabdian ini selesai dilakukan, Tim akan mendiskusikan
dengan pihak Poskesdes tentang hal apa saja yang mereka butuhkan terkait
dengan program – program kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup
lansia yang ada di ruang lingkup Desa Teluk Kapuas Khususnya RT 005 dan
RT 009 RW 003 Dusun Teluk Permai Desa Teluk Kapuas. Kalau ada
keinginan dari pihak Poskesdes atau Puskesmas untuk bekerjasama terkait
dengan kegiatan pengabdian dengan tema yang berbeda, maka STIKES
YARSI Pontianak siap untuk memfasilitasinya.
VIII. PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

a. Hasil pelaksanaan kegiatan


1. Data Inti masyarakat
Di Rt 005 rt 009 rw 03, jumlah jiwa 365 jiwa dengan jumlah laki-laki
sebanyak 157 orang dan perempuan 208 orang, serta lansia 54 orang
dengan resiko hipertensi. Masyarakat di wilayan RT 005 dan RT 009 RW
003 menggunakan bahasa melayu, dan apabila ada masalah diselesaikan
dengan musyawarah. Kebanyakan masyarakat di wilayah RT 005 dan RT
009 RW 003 beragama islam.
2. Lingkungan fisik
Berdasarkan data perumahan kepemilikan rumah, jenis rumah, ventilasi
dan pencahayaan sinar matahari, sebagian besar (62%) warga memiliki
rumah pribadi, jenis rumah 76% rumah permanen, ventilasi dan
pencahayaan masing-masing 74% dan 93% baik.
3. Pelayanan kesehatan dan sosial
Rata-rata warga menggunakan jaminan kesehatan BPJS sebanyak 76%.
4. Ekonomi
Dari data yangdidapat menunjukkan data rata-rata penghasilan warga
900.000-1.500.000.
5. Politik dan pemerintahan
Wilayah ini di kepalai oleh seorang ketua RT
6. Komunikasi
Masyarakat memperoleh informasi melalui televisi, radio, telepon,
internet, dan informasi informal didapatkan melalui pengeras suara dari
masjid.
7. Pendidikan
Sebagaian besar tingkat pendidikan masyarakat adalah SMP 24,7%.
8. Keamanan dan transportasi
Alat transportasi yang umumnya digunakan oleh masyarakat adalah
sepeda motor serta mobil.
9. Rekreasi
Tidak terdapat taman bermain di sekitar lingkungan RT 005 dan RT 009
RW 003.
10. Identifikasi data pada kelompok khusus
Terdapat 54 orang lansia pada RT 005 dan RT 009 RW 003, sebanyak 17
orang yang menderita hipertensi. Dari 17 orang sebanyak 15 orang yang
jarang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.

b. Pembahasan hasil pelaksanaan kegiatan


Dari data di atas 17 orang lansia yang menderita hipertensi, sebanyak 15
orang yang jarang memeriksakan kesehatan diri ke pelayanan kesehatan
serata tidak adanya upaya yang dilakukan dalam mengatasi hipertensi seperti
penggunaan obat herbal.
IX. TARGET DAN LUARAN

a. Target
Target pada pengabdian ini adalah lansia yang menderita hipertensi di RT 005
dan RT 009 RW 003 Dusun Teluk Permai Desa Teluk Kapuas.

b. Luaran
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang penanganan
hipertensi pada lansia yang berada di RT 005 dan RT 009 RW 003 Dusun
Teluk Permai Desa Teluk Kapuas dengan indikator keberhasilan yaitu
peningkatan pengetahuan mengenai hipertensi dan penanganan hipertensi.
X. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kegiatan penyuluhan tentang penanganan hipertensi harus dilakukan secara rutin
dan berkesinambungan pada lansia di RT 005 dan RT 009 RW 003 Dusun
Teluk Permai Desa Teluk Kapuas sehingga punyai perspektif yang baik dalam
menyelesaikan setiap masalah yang mereka hadapi, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan pada lansia.

B. Saran
Kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES YARSI
PONTIANAK diharapkan dapat menfasilitasi dan mendukung kegiatan-keigatan
penyuluhan mahasiswa seperti ini karena dapat berkontribusi pada upaya
pemerintah untuk meingkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya
preventiv dan promotiv.
Daftar Pustaka
Alexander et al, 2014 Patient Knowledge and Awareness of Hypertension
IsSuboptimal: Results From a Large Health Maintenance Organization.
The Journal of Clinical Hypertension. 5. 254-260.
Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas). (2013). Laporan hasil riset kesehatan dasar
2013. Jakarta
American Heart Asosiasion (AHA). (2014). An Effective Approach to High Blood
Pressure Control
Anggara, Febby Haendra D., & Prayitno, Nanang. 2013. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan tekanan darah di Puskesmas Cikarang Barat tahun
2012. Di akses pada 20 November 2018 (www.lp3m.thamrin.ac.id).
Apriany. 2012. Asupan protein, lemak jenuh, natrium, serat dan IMT terkait
dengan tekanan darah pasien hipertensi di RSUD Tugurejo Semarang.
Diunduh pada 21 November 2018 (www.eprints.undip.ac.id).
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta; EGC.
Dalimartha Setiawan, Dkk. 2008. Care Yourself, Hipertensi. Jakarta; Penebar
Plus+.
Davey, Patrick. 2005. At A Glance Medicine. Jakarta; Erlangga. 2005.
Depkes RI, 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit
Hipertensi. Diakses pada 21 Agustus 2017 (www.depkes.go.id).
Elvivin., Dkk. 2015. Analisis faktor risiko kebiasaan mengkonsumsi garam,
alkohol, kebiasaan merokok dan minum kopi terhadap kejadian hipertensi
pada nelayan suko bajo di pulau tasipi kabupaten muna barat tahun 2015.
Di akses pada 21 november 2018 (www.ojs.uho.ac.id).
Kaplan, Norman M., Weber, Michael A. 2010. Hypertension Essentials.USA:
PHYSICIANS’ PRESS.
Lingga L. 2012. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Mukhtarom, 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan
Kepatuhan Diet Hipertensi Di Posyandu Lansia Di Desa Patukrejomulyo
Kecamatan Merit Kabupaten Kebumen. http
://elib.stikesmuhgombong.ac.id. Di Unduh Pada Tanggal 21 November
2018.
Palmer Anna. 2007. Simple Guide Tekanan Darah Tinggi. Jakarta; Erlangga.
Seke, Prisilia A., Bidjuni, Hendro J., Lolong, Jill. 2016. Hubungan kejadian stress
dengan penyakit hipertensi pada lansia di balai penyantunan lanjut usoa
senjah cerah kecamatan mapanget kota manado. Di unduh pada 20
November 2018 (www. ejournal.unsrat.ac.id).
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta; EGC.
Soenarta, Arieska A., Erwinanto., Mumpuni, A Sari S., Dkk. 2015. Pedoman
Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta; PERKI.
Udjianti Wajan Juni. 2011. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta; Salemba
Medika.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai