PENDAHULUAN
a. Tujuan Umum
1. Mengajarkan pengendalian hipertensi pada lansia di RT 005 dan RT
009 RW 003 Dusun Teluk Permai Desa Teluk Kapuas
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pemahaman lansia tentang hipertensi
2. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang pemeriksaan tekanan darah
c. Manfaat Kegiatan
1. Institusi
Hasil penelitian ini dapat memberikan atau menambah informasi dan
data dasar mengenai komitmen pencegahan tersier penyakit hipertensi
dan selanjutnya dapat di pakai sebagai pertimbangan penanganan dan
penatalaksanaan terhadap penyakit hipertensi di masyarakat dan dapat
juga di rencanakan program-program kesehatan yang mendukung
komitmen pencegahan tersier penyakit hipertensi pada masyarakat.
2. Masyarakat khususnya penderita hipertensi
Bahan kepustakaan untuk memberikan informasi tentang hipertensi
serta memahami tentang penyakit hipertensi dan tanda gejala untuk
selanjutnya dapat berperilaku hidup sehat.
3. Bagi Keluarga
Memberikan informasi dan saran bagi keluarga mengenai pentingnya
pengetahuan pada penderita hipertensi dan motivasi untuk melakukan
pengontrolan
4. Peneliti
Memberi Pengalaman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian
serta mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang dapat di bangku
kuliah ke dalam bentuk pengabdian masyarakat
IV. KHALAYAK SASARAN
a. Pengertian
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi
menambah beban kerja jantung yang bila berlanjut dapat menimbulkan
kerusakan jantung dab pembuluh darah. Hipertensi juga didefinisikan sebagai
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
b. Klasifikasi Hipertensi
1. Hipertensi ringan
Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan atau tekanan
diastolik antara 90 – 99 mmHg.
2. Hipertensi sedang
Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan atau tekanan
diastolik antara 100 – 109 mmHg.
3. Hipertensi berat
Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau tekanan
diastolik antara 110 – 120 mmHg.
c. Penyebab hipertensi
Penyebab hipertensi pada umumnya belum diketahui. Berikut ini beberapa
kondisi yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi.
1. Emosi, stress
2. Penyakit jantung.
3. Obesitas
4. Genetic
5. Usia
6. Lingkungan
7. Pola hidup (merokok, mengkonsumsi alcohol, konsumsi garam berlebih)
8. Kurang olahraga
d. Tanda dan gejala.
Biasanya tanda gejala atau tanda-tanda peringatan untuk hipertensi dan sering
disebut “silent killer”. Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami klien
antara lain :
1. Kegelisahan
2. Jantung berdebar-debar
3. Keringat berlebihan
4. Sulit konsentrasi.
5. Nafsu makan menurun
6. Gangguan pengelihatan
7. Telinga berdengung
8. Terasa sakit ditengkuk
9. Mudah marah
10. Susah tidur
e. Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain :
1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Kerusakan pada ginjal
4. Kerusakan pada mata
5. Kematian jaringan otot.
f. Cara pencegahan
1. Hindari emosi
2. Kurangi konsumsi garam
3. Tidur cukup dan belajar hidup santai
4. Perhatikan makanan yang tinggi lemak.
5. Berhentilah merokok dan mengkonsumsi alkohol.
6. Olah raga teratur
7. Berat badan ideal
g. Pengobatan Nonfarmakologi
Pemanfaatan herbal untuk mengatasi suatu penyakit semakin disukai
masyarakat karena terbukti mampu memberikan hasil yang memuaskan.
WHO merekomendasikan penggunaan obat herbal dalam pemeliharaan
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk
penyakit kronis, degenerative dan kanker.WHO juga mendukung upaya
upaya dalam peningkatan keamanan dan khasia dari obat
tradisional.Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman
daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan obat tradisional
memiliki efek samping relative lebih sedikit daripada obat modern (Usia,
2010). Survey Kesehatan Nasional 2010 menunjukkan bahwa 59,12%
penduduk Indonesia merupakan konsumen herbal dan 95% memanfaatkan
herbal. Obat herbal menjadi alternative guna meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, terutama untuk penyakit
degenerative dan gangguan metabolisme, serta untuk tujuan rehabilitasi.
Bawang putih (Allium sativum L.) mempunyai sejumlah khasiat yang
sangat bermanfaat bagi tubuh.Salah satu khasiat bawang putih adalah dapat
menurunkan tekanan darah tinggi. Bawang putih merupakan obat alami
penurun tekanan darah karena bawang putih memiliki senyawa aktif yang
diketahui berpengaruh terhadap ketersediaan ion untuk kontraksi otot polos
pembuluh darah yang berasal dari kelompok ajoene (Junaedi, dkk, 2013).
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap ekstrak umbi bawang putih
dengan dosis 2,4 g/individu/hari mampu menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Penurunan tekanan darah terjadi 5-14 jam setelah
perlakuan. Ekstrak tersebut mengandung allisin 1,3%. Efek samping yang
terjadi pada sukarelawan setelah perlakuan tidak ditemukan (McMahon, F.G.
& R. Vargas, 2004). Sebagai pendamping obat medis, konsumsi bawang
putih bahkan telah disarankan oleh para dokter di Australia untuk para pasien
hipertensi. Catherine Hood juga menemukan bukti bahwa bawang putih dapat
mengurangi aktivitas angiotensin coverting enzyme (ACE). Ini merupakan
mekanisme di mana obat inhibitor ACE berperan dalam menurunkan tekanan
darah dengan meminum satu gelas air seduhan bawang putih rutin setiap pagi
selama 7 hari. Hasilnya menunjukkan pengurangan signifikan pada tekanan
darah sistolik dan diastolik sebesar 6-10 mmHg dan tekanan diastol 6-9
mmHg (Catherine, et al., 2004).
Bahan makanan tradisional yang dapat menurunkan tekanan darah
antara lain: Bawang putih, buah mentimun, buah mengkudu, daun alpukat,
daun sledri, belimbing manis dan daun pepaya. Cara pembuatan air seduhan
bawang putih adalah sebagai berikut :
1. Siap kan alat-alat yang diperlukan : 1 sdt bawang putih halus, 250 ml air
hangat, 1 sdt madu.
2. Cara pengolahannya : Campurkan bawang putih dengan secangkir air
hangat. Tambahkan madu untuk menambah rasa dan mengurangi aroma
pekat bawang putih. Minum minuman ini dua atau tiga kali dalam
seminggu untuk hasil yang maksimal.
VI. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Metode Kegiatan
Metode yang diterapkan pada kegiatan ini mencakup pengetahuan
lansia mengenai hipertensi, tanda dan gejala hipertensi serta cara herbal
pengontrolan hipertensi dengan air seduhan bawang putih. Pengukuran
pengetahuan lansia mengenai hipertensi dilakukan dengan menanyakan
kembali pengertian hipertensi, tandan dan gejala hipertensi serta pembuatan
air seduhan bawang putih.
a. Target
Target pada pengabdian ini adalah lansia yang menderita hipertensi di RT 005
dan RT 009 RW 003 Dusun Teluk Permai Desa Teluk Kapuas.
b. Luaran
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang penanganan
hipertensi pada lansia yang berada di RT 005 dan RT 009 RW 003 Dusun
Teluk Permai Desa Teluk Kapuas dengan indikator keberhasilan yaitu
peningkatan pengetahuan mengenai hipertensi dan penanganan hipertensi.
X. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan penyuluhan tentang penanganan hipertensi harus dilakukan secara rutin
dan berkesinambungan pada lansia di RT 005 dan RT 009 RW 003 Dusun
Teluk Permai Desa Teluk Kapuas sehingga punyai perspektif yang baik dalam
menyelesaikan setiap masalah yang mereka hadapi, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan pada lansia.
B. Saran
Kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES YARSI
PONTIANAK diharapkan dapat menfasilitasi dan mendukung kegiatan-keigatan
penyuluhan mahasiswa seperti ini karena dapat berkontribusi pada upaya
pemerintah untuk meingkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya
preventiv dan promotiv.
Daftar Pustaka
Alexander et al, 2014 Patient Knowledge and Awareness of Hypertension
IsSuboptimal: Results From a Large Health Maintenance Organization.
The Journal of Clinical Hypertension. 5. 254-260.
Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas). (2013). Laporan hasil riset kesehatan dasar
2013. Jakarta
American Heart Asosiasion (AHA). (2014). An Effective Approach to High Blood
Pressure Control
Anggara, Febby Haendra D., & Prayitno, Nanang. 2013. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan tekanan darah di Puskesmas Cikarang Barat tahun
2012. Di akses pada 20 November 2018 (www.lp3m.thamrin.ac.id).
Apriany. 2012. Asupan protein, lemak jenuh, natrium, serat dan IMT terkait
dengan tekanan darah pasien hipertensi di RSUD Tugurejo Semarang.
Diunduh pada 21 November 2018 (www.eprints.undip.ac.id).
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta; EGC.
Dalimartha Setiawan, Dkk. 2008. Care Yourself, Hipertensi. Jakarta; Penebar
Plus+.
Davey, Patrick. 2005. At A Glance Medicine. Jakarta; Erlangga. 2005.
Depkes RI, 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit
Hipertensi. Diakses pada 21 Agustus 2017 (www.depkes.go.id).
Elvivin., Dkk. 2015. Analisis faktor risiko kebiasaan mengkonsumsi garam,
alkohol, kebiasaan merokok dan minum kopi terhadap kejadian hipertensi
pada nelayan suko bajo di pulau tasipi kabupaten muna barat tahun 2015.
Di akses pada 21 november 2018 (www.ojs.uho.ac.id).
Kaplan, Norman M., Weber, Michael A. 2010. Hypertension Essentials.USA:
PHYSICIANS’ PRESS.
Lingga L. 2012. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Mukhtarom, 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan
Kepatuhan Diet Hipertensi Di Posyandu Lansia Di Desa Patukrejomulyo
Kecamatan Merit Kabupaten Kebumen. http
://elib.stikesmuhgombong.ac.id. Di Unduh Pada Tanggal 21 November
2018.
Palmer Anna. 2007. Simple Guide Tekanan Darah Tinggi. Jakarta; Erlangga.
Seke, Prisilia A., Bidjuni, Hendro J., Lolong, Jill. 2016. Hubungan kejadian stress
dengan penyakit hipertensi pada lansia di balai penyantunan lanjut usoa
senjah cerah kecamatan mapanget kota manado. Di unduh pada 20
November 2018 (www. ejournal.unsrat.ac.id).
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta; EGC.
Soenarta, Arieska A., Erwinanto., Mumpuni, A Sari S., Dkk. 2015. Pedoman
Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta; PERKI.
Udjianti Wajan Juni. 2011. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta; Salemba
Medika.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta.